You are on page 1of 15

JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA

UPAYA PENINGKATAN PERSEPSI PERAWATAN KAKI PASIEN


DIABETES MELITUS TIPE 2: ACTION RESEARCH DI KLINIK
PRATAMA 24 JAM FIRDAUS UMY
Suib
Program Studi Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Diabetic Mellitus (DM) patient rarely to obtain health education related foot care from
the health services, therefore patients perceived that DM foot care is unnecessary. This study was
aimed to enhance the patient’s perception on Diabetic foot care in DM type 2 in the Firdaus Primary
Clinic Muhammadiyah University of Yogyakarta (UMY).

Methods: Qualitative study with action research design which composed three cycles was applied
to frame this study. Six of DM type 2 clients in the Firdaus Primary Clinic Muhammadiyah University
of Yogyakarta (UMY) were selected to participate as respondents in this research.

Results: Before received intervention, DM patients were assumed that foot care was not being
required and has not performed special foot care yet. This might happen because insufficient
information related the diabetic foot care.DM type 2 client have perceived that diabetic foot care was
the same treatment like healthy people have. After received intervention and perform the foot care
at the first cycle, the DM patients were perceived that foot care is important. They felt some foot
disorder such as numb, aches and pain were decreased after performing the foot care at the second
stage. Moreover, at the third cycle evaluation’s patients still conducting the foot care. Furthermore,
diabetic foot care has become daily activity because they felt the advantages.

Conclusion: Based on the Focus Group Discussion (FGD) analysis and interview with the DM type
2 patients found that the diabetic foot care training could improve perception related the importance
and beneficence of foot care so that patients keep performing the foot care.

Key Words:Health education, Diabetic Mellitus, Foot care

PENDAHULUAN akibat adanya infeksi. Kadar gula dalam


Diabetes Melitus (DM) merupakan darah yang tinggi merupakan makanan
salah satu penyakit kronik yang terjadi bagi kuman untuk berkembang biak dan
diseluruh negara di dunia, dan terus mengakibatkan infeksi bertambah buruk.
menerus mengalami peningkatan jumlah Infeksi yang semakin memburuk dan tidak
yangsignifikan dari tahun ke tahun. segera ditangani dapat menimbulkan
Diabetes melitus dapat menyebabkan gangren. Amputasi diperlukan untuk
komplikasi yang bersifat jangkapendek mencegah gangren tidak meluas
dan jangka panjang. Komplikasi jangka (Smeltzer dan Bare, 2001)
pendek pada diabetes yaituhipoglikemia, Salah satu upaya preventif pada
ketoasidosis diabetik dan koma pasien diabetes melitus yang sudah
hiperglikemik hiperosmolernonketonik mengidap penyulit menahun adalah
(HHNK). Komplikasi jangka panjang yang keterampilan perawatan kaki
sering ditemukan yaitu penyakit untukmengurangi terjadinya komplikasi
makrovaskuler, penyakit mikrovaskuler, ulkus kaki diabetik. Penderita diabetes
neuropati dan ulkus pada kaki (Smeltzer melitus tipe 2 mempunyai resiko 15%
dan Bare, 2001) terjadinya ulkus kaki diabetik pada
Ulkus kaki pada diabetes dapat masahidupnya dan resiko terjadinya
melebar dan cenderung lama sembuh

35
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


kekambuhan dalam 5 tahun sebesar terhadap perawatan kaki: Memeriksa
70%. kaki, kebersihan kaki, perawatan kuku,
Sebagian besar kejadian ulkus pemilihan alas kaki, pencegahan
diabetik akan berakhir dengan amputasi cedera pada kaki, pengelolaan awal
dan akanmengakibatkan dampak negatif cedera pada kaki.
terhadap kelangsungan hidup individu. Assessment dilakukan untuk
Sebanyak 50% dari kasus-kasus menggali pengetahuan dan persepsi
amputasi diperkirakan dapat dicegah bila penderita diabetes melitus mengenai
pasien diajarkantindakan preventif untuk perawatan kaki. Informasi yang digali
merawat kaki dan mempraktikannya berkaitan dengan informasi mengenai
setiap hari (Vatankhah, Khamseh & cara memeriksa kaki, kebersihan kaki,
Nouden, 2009). Perawatan kaki yang perawatan kuku, pemilihan alas kaki,
terus-menerus dapat mencegah pencegahan cedera pada kaki,
terjadinya ulkus dan amputasi jari, namun pengelolaan awal cedera pada kaki.
penelitian menunjukkan bahwa pasien a. Informasi Perawatan Kaki
tidak mempelajari perawatan kaki dengan Selama ini, penderita diabetes
tepat (Potter.& Perry, 2005). melitus tidak pernah mendapatkan
Berdasarkan uraian latar belakang informasi tentang perawatan kaki,
diatas, permasalahan yang dibahas walaupun telah lama menderita
dalam penelitian ini adalah Bagaimana diabetes melitus. Informasi yang
upaya peningkatan persepsi perawatan paling sering didapatkan pasien
kaki pasien diabetes melitus tipe 2: Action diabetes melitus hanya informasi
Research di Klinik Pratama 24 jam berkaitan dengan asupan gizi untuk
Firdaus UMY. Adapun tujuan penelitian ini penderita diabetes melitus serta
adalah untuk mengetahui persepsi waktu pemeriksaan ulang/kontrol.
perawatan kaki pasien diabetes melitus di Hal tersebut menyebabkan mereka
Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY hanya memahami mengenai
sebelum dan sesudah dilakukan masalah gizi, sedangkan masalah
intervensi tentang perawatan kaki. perawatan kaki bahkan tentang
penyakit diabetes melitus pun
METODE belum mereka pahami. Percakapan
Jenis penelitian ini adalah kualitatif pasien dibawah ini
dengan desain action research (penelitian mengilustrasikan penderita
tindakan). Data dikumpulkan dengan diabetes melitus tidak pernah
metode Focus Group Discussion (FGD) mendapatkan informasi tentang
dan wawancara mendalam serta perawatan kaki.
observasi. Jumlah partisipan sebanyak 6 “Kalau perawatan kaki dan
orang mereka adalah pasien DM tipe 2 di sebagainya belum pernah, kalau
Klinik Pratama 24 jam Firdaus UMY faktor makan atau gizi dan kapan
dengan jumlah patisipan sebanyak 6 harus periksa itu sering...” (P1, F1,
pasien. 3)
b. Perilaku Perawatan Kaki
HASIL Penderita diabetes melitus
1. Pre Siklus mempunyai persepsi yang keliru
Hasil analisis Focus Group mengenai perawatan kaki.
Discussion (FGD) dengan partisipan Sebagian dari mereka telah
secara semi struktur, memfokuskan melakukan perawatan kaki, seperti
pada topik yaitu persepsi pasien menggunakan pelembab,

36
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


menggunakan skinboot untuk melitus menggunakan handbody
menghindari luka dan lotion.
menggunakan antiseptik sebagai “Kadang kita tidak butuh
upaya penyembuhan luka di kaki, membersihkan kaki, hati kita kan
namun mereka tidak memahami memikirkan sakit DM, biasa juga
konsep perawatan kaki. Persepsi pola makan” (P1, F1, 33)
yang keliru tersebut dikarenakan e. Memotong Kuku
selama ini mereka merasa tidak Penderita diabetes melitus juga
mempunyai masalah dengan kaki tidak mempunyai cara khusus untuk
dan tidak ada informasi mengenai memotong kuku kaki. Cara
perawatan kaki. Bila ada luka cukup memotong kuku yang dilakukannya
diobati dengan antiseptik dan seperti biasa, kecuali penderita
sembuh. Mereka berpandangan diabetes melitus yang kebetulan
bahwa luka di kaki cepat kering. berperut gendut sehingga tidak
c. Memeriksa Kondisi Kaki mampu memotong kuku kakinya
Penderita diabetes melitus sendiri. Penderita diabetes melitus
tidak pernah memeriksa kondisi yang berperut gendut biasanya
kaki secara teratur. Pemeriksaan meminta tolong orang lain untuk
kaki hanya dilakukan pada saat ada memotong kuku kakinya.
luka di kaki. Percakapan pasien Percakapan penderita diabetes
dibawah ini mengilustrasikan melitus yang mengilustrasikan
penderita diabetes melitus tidak mengenai kebiasaan memotong
pernah memeriksa kondisi kaki. kuku partisipan selama ini.
“Kalau saya Kalau tidak ada luka ya “Saya dari kecil sampai tua itu
tidak saya periksa...” (P2, F1, 13) potong kuku biasa-biasa aja” (P1,
d. Menjaga Kebersihan Kaki F1, 42)
Penderita diabetes melitus f. Pemilihan Alas Kaki
tidak mempunyai kebiasaan untuk Kenyamanan adalah faktor
menjaga kebersihan kaki secara utama penderita diabetes melitus
khusus karena persepsi yang keliru memilih alas kaki. Kenyamanan
mengenai perawatan kaki dengan yang dimaksud mereka adalah
menjaga kebersihan kaki. ukuran alas kaki pas. Alas kaki
Kebersihan kaki yang dilakukan dengan ukuran yang tepat
penderita diabetes melitus sama menyebabkan kenyaman ketika
seperti sebelum menderita diabetes digunakan. Kulit sepatu yang tebal
melitus. Penderita diabetes melitus juga menjadi alasan memilih alas
membersihkan kaki dengan mandi kaki. Alas kaki dengan kulit yang
seperti biasa dan wudhu. Selama ini tebal berfungsi sebagai pelindung
meraka tidak merasa mempunyai kaki agar tidak mudah terluka.
masalah dengan perawatan kaki, Partisipan juga menggunakan
sehingga menjaga kebersihan alat terapi berupa sandal
seperti itu dianggap cukup. Bahkan kesehatan. Alas kaki tersebut
mereka beranggapan bahwa digunakan sebagai alat pemijatan
menjaga kebersihan kaki tidak refleksi, yang diharapkan dapat
dibutuhkan, cukup dengan mengurangi dampak penyakit
berpasrah diri dan menjaga pola diabetes melitus.
makan. Untuk mengatasi kulit kaki “Kalau saya ya biasa aja yang
yang kering penderita diabetes penting nyaman dipakai,

37
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


menyesuaikan ukuran kaki aja ... “ bahwa perawatan kaki bagi penderita
(P4, F1, 52) DM sangat penting.
g. Pencegahan cedera pada kaki Hasil temuan identifikasi masalah
Penderita diabetes melitus tersebut ditindaklanjuti dengan
menganganggap kalau kaki tidak melakukan pendidikan kesehatan
ada masalah tidak perlu yang berkaitan dengan perawatan
memeriksakan kaki pada saat kaki. Adapun materi yang disampaikan
kontrol, apabila kulit gatal biasanya dalam siklus I pelatihan perawatan kaki
digaruk. berkaitan dengan: Memeriksa kaki,
“Kaki saya pernah gatal saya garuk kebersihan kaki, perawatan kuku,
seperti biasa...” (P2, F1, 56) pemilihan alas kaki, penyebab cedera
h. Pengelolaan awal cedera pada kaki pada kaki, pengelolaan awal cedera
Penderita diabetes melitus, bila pada kaki.
terluka hanya melakukan
perawatan dengan antiseptik. 2. Evaluasi Siklus I
Mereka menganggap lukanya cepat Evaluasi siklus I dilakukan pada
kering, sehingga perawatan minggu kedua satu minggu setelah
tersebut dinilai sudah cukup. Bila dilakukan pendidikan kesehatan
luka yang diderita cukup parah, perawatan kaki bagi penderita
partisipan memilih mencari diabetes melitus. Evaluasi siklus I
pertolongan ke dokter. Selain itu, dilakukan dengan cara FGD.
penderita diabetes melitus telah a. Penyebab Gangguan di Kaki
mempunyai cara perawatan luka Partisipan telah mengetahui
pada kaki yaitu dengan penyebab dan tanda-tanda
menghindarkan luka dari air. gangguan di kaki. Penyebab
Keluhan pasien diabetes melitus gangguan di kaki yang dapat
hanyalah bekas luka yang sulit menyebabkan luka adalah gesekan
hilang, bahkan kadang menjadi plek kaki dengan benda keras, kaki
hitam. Kulit kering menjadi terkena benda agak tajam. Hal
problema bagi penderita DM. tersebut dikarenakan berjalan di
“Selama saya kena ini 12 tahun luar rumah tanpa alas kaki. Menurut
kalau ada luka dikasih betadine, partisipan, tanda gangguan di kaki
setalah itu saya tutup pakai yang perlu diwaspadai adalah
hansaflas” (P1, F1, 61) kesemutan, mati rasa, kulit kaki
kering dan pecah-pecah.
Dari hasil Assessment dapat Peningkatan penge tahuan
disimpulkan bahwa selama ini mengenai tanda dan penyebab
penderita diabetes melitus belum cidera pada kaki diharapkan
pernah mendapatkan informasi partisipan dapat berhati -hati dan
tentang perawatan kaki. Informasi berupaya mencegah terjadi resiko
yang didapatkannya hanya mengenai cidera pada kaki. Partisipan masih
pola minum obat dan asupan makanan berpersepsi bahwa ciri penderita
dan waktu kunjungan ulang ke layanan DM adalah mempunyai kaki yang
kesehatan. Penderita diabetes melitus menghitam atau bila terluka akan
juga tidak berupaya untuk mencari meninggalkan bekas luka yang
informasi mengenai perawatan kaki, menghitam dan tidak dapat pulih
karena mereka tidak mengetahui seperti sedia kala.
b. Pemeriksaan Kaki

38
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


Partisipan telah mengetahui upaya untuk mencegah tergores
cara memeriksa kondisi kaki. Kaki benda tajam atau gesekan dengan
harus diperiksa secara teratur benda keras. Kulit sepatu yang
walaupun tidak ada luka dan kaki tebal dan lembut juga menjadi
harus diperiksa setiap hari. alasan memilih alas kaki untuk
Pemeriksaan kaki dilakukan mengurangi gesekan dengan kaki
partisipan sambil membersihkan yang berakibat cidera pada kaki.
semua bagian kaki. Partisipan Untuk menghindari Alas kaki
beranggapan bahwa pemeriksaan dengan kulit yang tebal berfungsi
kaki tidak sulit. Informasi sebagai pelindung kaki agar tidak
pemeriksaan kaki merupakan mudah terluka. Kaos kaki harus
pengetahuan baru bagi partisipan. diganti setiap hari.
c. Menjaga kebersihan kaki f. Perawatan Sementara Cidera pada
Partisipan telah mengetahui Kaki
bahwa kebersihan kaki merupakan Penanganan sementara kaki
pencegahan dan penanganan luka yang terluka menggunakan anti
yang utama. Setiap hari pada saat septik, bila luka tak kunjung sembuh
mandi, partisipan membersihkan harus dibawa ke dokter. Cidera
kaki dan memeriksa kakinya. pada kaki bisa juga berupa rasa
Kebersihan kaki hingga di sela-sela nyeri. Salah satu alternatif yang
jari, kaki direndam menggunakan diberikan dalam pendidikan
air hangat. Cara mengetahui kesehatan perawatan kaki adalah
kehangatan air dengan terapi air hangat. Partisipan juga
menggunakan siku. telah mengetahui bila kaki terasa
d. Memotong kuku gatal tidak boleh digaruk. Partisipan
Partisipan telah mengetahui telah mengetahui penanganan
bahwa kuku yang panjang berisiko sementara gangguan di kaki
menimbulkan luka, sehingga harus tersebut, namun partisipan
rajin potong kuku. Partisipan tidak mengeluhkan rasa pegal dan nyeri
menyadari sebelumnya bahwa kuku di kaki pada saat bangun tidur.
yang panjang berisiko menimbulkan
luka. Kuku terlihat panjang harus Dari hasil FGD pada siklus
segera dipotong. Waktu yang baik pertama didapatkan bahwa partisipan
untuk memotong kuku yaitu setelah telah mengetahui perawatan kaki
mandi karena kuku lunak, sehingga berkaitan dengan pemeriksaan kondisi
mudah untuk dipotong. Alat yang kaki, menjaga kebersihan kaki,
digunakan untuk memotong kuku memotong kuku, memilih alas kaki,
bukan gunting namun pemotong pencegahan cedera pada kaki,
kuku. Cara memotong kuku sejajar pengelolaan cedera awal pada kaki.
dengan kuku dan tidak terlalu Mereka telah mempraktekkan
dalam. pengetahuan baru yang diterimanya.
Partisipan masih mengeluhkan
e. Memilih alas kaki gangguan kaki seperti kaki terasa
Partisipan telah mengetahui pegal dan terasa tepal untuk berjalan
bahwa tidak hanya sekedar pada saat bangun tidur. Keluhan yang
kenyamanan yang menjadi faktor lain adalah kaki kesemutan ketika
utama dalam memilih alas kaki, duduk terlalu lama.
Penggunaan alas kaki sebagai

39
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


3. Evaluasi Siklus II Kunjungan rumah dilakukan setelah 2
Hasil evaluasi pada siklus II, minggu kegiatan siklus II. Hasil
partisipan semakin memahami observasi pada saat kunjungan rumah,
manfaat perawatan kaki setelah penderita diabetes melitus masih
merasakan perawatan kaki termasuk melakukan kegiatan perawatan kaki.
mengerjakan senam kaki. Evaluasi Selain melakukan observasi, kegiatan
pada siklus II dilakukan dengan FGD evaluasi siklus III juga melakukan
untuk mengetahui kemampuan wawancara mendalam terhadap
partisipan melakukan senam kaki dan partisipan dengan tujuan untuk
manfaat yang dirasakan setelah mengevaluasi program pelatihan
melakukan senam kaki. perawatan kaki bagi penderita DM.
Hasil FGD pada siklus II, a. Persepsi Perawatan Kaki
menunjukkan bahwa partisipan telah Partisipan mempunyai persepsi
menerapkan perawatan kaki sesuai yang positif mengenai program
dengan pendidikan kesehatan yang pelatihan perawatan kaki, karena
telah diterimanya termasuk melakukan telah merasakan manfaatnya.
senam kaki. Mereka juga telah Selama ini partisipan belum pernah
mempunyai persepsi yang positif mendapatkan pelatihan mengenai
mengenai manfaat perawatan kaki perawatan kaki walaupun telah
bagi penderita diabetes melitus, menderita DM cukup lama.
termasuk senam. b. Kepatuhan melakukan Perawatan
Kaki
a. Gerakan Senam Perawatan kaki menjadi
Pengetahuan partisipan rutinitas Partisipan, karena telah
mengenai gerakan senam kaki merasakan manfaat dari program
meningkat. Partisipan menilai perawatan kaki tersebut. Perawatan
gerakan senam kaki yang kaki masih tetap dijalankan
disarankan mudah dikerjakan dan walaupun waktu mandi lebih lama
dapat dilakukan setiap saat. Hasil karena harus memeriksa kaki
observasi senam kaki, partisipan dengan baik. Hingga evaluasi siklus
mampu melakukan gerakan senam III, partisipan masih menjalani
dengan baik dan benar. perawatan kaki dan dapat
b. Manfaat Senam melakukan senam kaki dengan
Persepsi partisipan mengenai benar.
perawatan dan senam kaki semakin
baik. Hal tersebut dikarenakan PEMBAHASAN
Partisipan telah merasakan Dalam fase pengkajian, didapatkan
manfaat dari senam kaki. Partisipan hasil penderita diabetes melitus tidak
berpandangan bahwa senam kaki pernah mendapatkan informasi mengenai
dapat mengurangi rasa pegal atau perawatan kaki. Informasi yang
kesemutan di kaki. diterimanya hanyalah informasi mengenai
4. Evaluasi Siklus III asupan gizi bagi penderita diabetes
Siklus III dilakukan untuk melitus dan waktu pemeriksaan ulang.
melakukan monitoring rutinitas Hasil penelitian sebelumnya menyetakan
penderita diabetes melitus melakukan pasien diabetes melitus tidak menerima
perawatan kaki. Pemantauan perilaku informasi yang memadai, konseling atau
perawatan kaki dilakukan dengan dukungan otonomi dari penyedia layanan
melakukan kunjungan rumah.

40
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


kesehatan mereka (Guell dan Unwin, menimbulkan permasalahan kesehatan
2015) yang lebih parah seperti amputasi hingga
Temuan penelitian ini sejalan dengan kematian. Mereka tidak melakukan
hasil penelitian sebelumnya yang pemeriksaan kaki setiap hari.
mengungkapkan bahwa layanan Pemeriksaan kaki hanya dilakukan pada
kesehatan tidak melakukan pemeriksaan saat ada luka di kaki. Hal tersebut
kaki sebagai bagian dari perawatan menunjukkan bahwa pemeriksaan kaki
diabetes, sehingga pasien percaya secara rutin tidak dilakukan oleh
bahwa kehadiran diabetes tidak partisipan.
membutuhkan pemeriksaan kaki secara Pemeriksaan kaki secara rutin sangat
teratur ketika tidak ada luka di kakinya penting dilakukan oleh pasien diabetes
(Qamar, 2011) melitus. Pemeriksaan kaki secara rutin
Kebiasaan merupakan salah satu merupakan praktek mandiri yang efektif
yang mempengaruhi seseorang dan murah untuk mencegah komplikasi di
membangun persepsinya terhadap suatu kaki seperti Ulkus Diabetes (Hoster &
obyek (Pieter dan Lubis, 2010). Objek Melnik, 2005).
atau peristiwa yang semakin sering Hasil penelitian lain menemukan
dirasakan seseorang, maka semakin 66,7% pasien dengan ulkus kaki diabetes
terbentuk persepsi orang tersebut memiliki kebiasaan buruk dalam
mengenai objek atau peristiwa tersebut. melakukan pemeriksaan visual kaki rutin
Partisipan sebagain besar telah (Dewi, 2007). Sedangkan pasien tanpa
menderita DM lebih dari 5 tahun, ulkus kaki diabetes dalam penelitian ini
sehingga perawatan selama ini yang yaitu sebesar 19% saja yang termasuk
dirasakan telah dipersepsikan sebagai kedalam kategori buruk pada aspek
perawatan yang benar. Keterbatasan pemeriksaan visual kaki rutin. Hal ini
informasi tersebut juga menyebabkan berarti, pasien diabetes melitus yang
penderita diabetes melitus mempunyai memiliki kebiasaan buruk dalam
persepsi perawatan kaki diabetik sama pemeriksaan visual kakinya maka resiko
seperti perawatan kaki orang biasa. kejadian Ulkus Kaki Diabetesnya semakin
Selama ini, penderita diabetes besar.
melitus mempunyai persepsi yang keliru Kebersihan kaki yang dilakukan
mengenai perawatan kaki. Perawatan penderita diabetes melitus sama seperti
kaki yang selama ini dikerjakan sama sebelum menderita diabetes melitus.
seperti sebelum menderita diabetes Penderita diabetes melitus
melitus tipe 2. Hasil penelitian membersihkan kaki dengan mandi seperti
menunjukkan gejala yang sama yaitu biasa dan wudhu. Selama ini mereka
perilaku penderita diabetes melitus di RS tidak merasa mempunyai masalah
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan perawatan kaki, sehingga
mengenai perawatan kaki kurang bagus menjaga kebersihan seperti itu dianggap
(Dewi, 2007). Penelitian lain cukup. Bahkan mereka beranggapan
menyebutkan pasien percaya bahwa bahwa menjaga kebersihan kaki tidak
diabetes tidak memerlukan pemeriksaan dibutuhkan, cukup dengan berpasrah diri
kaki secara teratur ketika tidak ada luka di dan menjaga pola makan. Kebiasaan
kaki mereka (Qamar, 2011). yang buruk dalam membersihkan kaki
Persepsi yang kurang bagus berisiko terjadinya ulkus. Hasil penelitian
mengenai perawatan kaki beresiko di Yogyakarta menemukan 95,2% pasien
mengalami kejadian ulkus kaki diabetes. diabetes melitus dengan Ulkus Kaki
Kejadian ulkus kaki diabetes dapat Diabetes memiliki kebiasaan membasuh,

41
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


membersihkan kaki dengan buruk (Dewi, pelembab, menggunakan skinboot.
2007). Perilaku tersebut untuk menghindari luka
Partisipan tidak mempunyai cara namun mereka tidak memahami bahwa
khusus untuk memotong kuku kaki. Cara hal tersebut merupakan bagian dari
memotong kuku yang dilakukannya perawatan kaki untuk mencegah luka di
seperti biasa. Cara memotong kuku kaki.
masih sama seperti sebelum sakit Penderita diabetes melitus perlu
diabetik serta memberi antiseptik jika mencegah luka terutama di kaki karena
luka. kaki merupakan organ tubuh yang rentan
Memotong kuku merupakan upaya terluka pada penderita diabetes melitus.
pencegahan ulkus kaki diabetes karena Penderita diabetes melitus bila
kuku merupakan sumber kuman, mengalami luka biasanya sulit untuk
sehingga bila ada luka akan mudah sembuh (Waspadji, 2009). Hal tersebut
terinfeksi, yang ditandai dengan sakit karena sistem kekebalan tubuh penderita
pada jaringan disekitar kuku, merah, diabetes melitus mengalami penurunan,
bengkak dan keluar cairan nanah sehingga bila terluka mudah mengalami
(Tambunan, 2004). Pemotongan kuku infeksi.
yang terlalu pendek akan melukai kulit Luka pada penderita diabetes melitus
disekelilingnya, pertumbuhan kuku perlu dirawat dengan baik agar tidak
kedalam jaringan mengakibatkan luka terjadi infeksi dan menimbulkan
infeksi pada jaringan di sekitar kuku. komplikasi yang lebih parah. Hasil
Keadaan ini disebabkan oleh perawatan pengkajian menemukan bahwa sebagian
kuku yang tidak tepat termasuk kebiasaan partisipan telah berupaya untuk
mencungkil kuku yang kotor. Hasil melakukan perawatan luka di kaki dengan
penelitian di Yogyakarta menemukan menggunakan antiseptik sebagai upaya
bahwa 71,43% pasien diabetes melitus penyembuhan luka di kaki. Antiseptik
dengan ulkus kaki diabetes mempunyai dalam perawatan luka digunakan untuk
kebiasaan buruk dalam memotong kuku mengurangi resiko infeksi (Sutandi,
(Dewi, 2007). 2012).
Salah satu penyebab Ulkus adalah Temuan pada fase pengkajian
penggunaan alas kaki yang kurang tepat. menunjukkan bahwa perilaku penderita
Tekanan dan gesekan pada kaki yang diabetes melitus kurang bagus dalam
berlangsung terus menerus akan melakukan perawatan kaki. Kurangnya
menyebabkan kerusakan jaringan yang pengetahuan pasien tentang perawatan
pada awalnya berupa pre ulkus berupa kaki menjadi salah satu hambatan bagi
perdarahan didalam kalus, kulit yang pasien dalam melaksanakan perawatan
melepuh, lecet dan akan menjadi Ulkus kaki (Vatankhah, Khamseh & Nouden,
yang semakin meluas (Dewi, 2007). 2009).
Hasil FGD pengkajian didapatkan 1. SiklusI
bahwa sebagian partisipan telah Hasil pengkajian ditemukan
menggunakan alas kaki yang nyaman bahwa partisipan belum memahami
dan tebal sebagai upaya pencegahan konsep perawatan kaki diabetik
luka di kaki. Hal tersebut berarti sebagian walaupun dalam perilaku kebiasaan
partisipan telah melakukan pencegahan sebagian dari partisipan telah
terjadinya Ulkus. menjalankan perawatan kaki. Oleh
Hasil pengkajian menunjukkan karenanya pada dalam
sebagian dari mereka telah melakukan pengembangan siklus I ditekankan
perawatan kaki, seperti menggunakan untuk membangun persepsi melalui

42
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


pendidikan kesehatan perawatan kaki diberikan yaitu pengetahuan dan
diabetik. Tujuan siklus I adalah keterampilan dasar terkait perawatan
meningkatkan pengetahuan penderita kaki seperti foot hygiene, perawatan
diabetes melitus sehingga mereka kalus, pencegahan luka, serta
akan mempunyai persepsi yang baik identifikasi dan penanganan infeksi
terhadap perawatan kaki dan mampu jamur (Frykberg, 2000).
melakukan perawatan kaki secara Edukasi yang dilakukan pada
mandiri. Hal tersebut dikarenakan siklus I dengan metode ceramah dan
pengetahuan merupakan faktor pembagian leaflet. Metode ceramah
internal yang mampu mempengaruhi dipilih karena keterbatasan waktu
persepsi seseorang (Robbin, 2006). untuk menyampaikan promosi
Pendidikan kesehatan adalah kesehatan pada penderita diabetes
penambahan pengetahuan dan melitus pasien Klinik Pratama 24 jam
kemampuan seseorang melalui teknik Firdaus UMY. Klinik Pratama 24 jam
praktik belajar atau instruksi dengan Firdaus UMY mempunyai agenda rutin
tujuan mengubah atau mempengaruhi berupa senam bagi penderita diabetes
perilaku manusia baik secara individu, melitus setiap hari Rabu. Agar tidak
kelompok maupun masyarakat untuk mengganggu aktivitas lain penderita
meningkatkan kesadaran akan nilai diabetes melitus pasien Klinik Pratama
kesehatan sehingga dengan sadar 24 jam Firdaus UMY maka waktu
mau mengubah perilakunya menjadi penyuluhan dilakukan setelah kegiatan
perilaku sehat (Muninjaya, 2004). senam.
Pendidikan kesehatan adalah Ceramah adalah pidato yang
pendidikan dan pelatihan mengenai disampaikan oleh seorang pembicara
pengatahuan dan keterampilan bagi di depan sekelompok pendengar.
pasien diabetes melitus yang Metode ini dipergunakan jika berada
bertujuan menunjang perubahan dalam kondisi waktu untuk
perilaku sehingga tercapai kualitas penyampaian informasi terbatas,
hidup yang lebih baik. Pendidikan orang yang mendengar sudah
kesehatan yang diberikan secara termotivasi; pembicara menggunakan
terus-menerus dapat berkontribusi gambar dalam kata-kata; kelompok
terhadap keberhasilan pasien dalam terlalu besar untuk menggunakan
melakukan perawatan kaki (Hokkam metode lain; ingin menambah atau
2009). menekankan apa yang sudah
Materi pendidikan kesehatan dipelajari; mengulangi, memperkenal-
perawatan kaki untuk membangun kan atau mengantarkan suatu
persepsi penderita diabetes melitus pelajaran atau aktivitas dan sasaran
mengacu pada NDEP dan Indian dapat memahami kata-kata yang
Health Diabetes Best Practice digunakan (Ewles dan Simnett, 1994).
diantaranya: memeriksa kondisi kaki Pengetahuan yang disampaikan
setiap hari, menjaga kebersihan kaki melalui ceramah pada penderita
setiap hari, memotong kuku yang baik diabetes melitus pasien Klinik Pratama
dan benar, memilih alas kaki yang 24 jam Firdaus UMY dan
baik, pencegahan cedera pada kaki menggunakan media cetak leaflet.
dan pengelolaan cedera awal pada Media cetak mempunyai kelebihan
kaki (Indian Health Diabetes Best antara lain memudahkan pengulangan
Practice, 2011). Paket edukasi materi, pemahaman informasi dengan
penderita diabetis mellitus perlu adanya perpaduan tulisan dan

43
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


gambar, serta dapat menyesuaikan kaki perlu diperhatikan. Kaki yang
dengan kecepatan kemampuan terluka pada penderita diabetes
pemahaman pembaca (Desalu, 2011). melitus harus segera ditangani agar
Persepsi sebagai proses di mana tidak semakin parah. Penanganan
seseorang mengorganisasikan dan sementara kaki yang terluka dengan
menginterpretasikan sensasi yang antiseptik. Untuk menanggulangi kaki
dirasakan dengan tujuan untuk pecah-pecah dengan hand body lotion.
memberi makna terhadap Pelembab berfungsi untuk mengurangi
lingkungannya (Robbin, 2006). Cara kaki pecah-pecah.
membangun persepsi yang dilakukan Gangguan di kaki yang dialami
adalah dengan melakukan edukasi penderita diabetes melitus selain luka
tentang pentingnya perawatan kaki dapat berupa rasa nyeri. Salah satu
pada siklus I pendidikan kesehatan alternatif yang diberikan dalam
perawatan kaki sangat penting pendidikan kesehatan perawatan kaki
dilakukan untuk memperbaiki adalah terapi air hangat.
pengetahuan dan kemampuan Hasil evaluasi siklus I didapatkan
perawatan kaki pasien diabetes bahwa partisipan telah mengetahui
melitus secara mandiri khususnya penyebab gangguan kaki,
diabetes melitus tipe 2 yang lebih penanganan dan pencegahan luka di
beresiko untuk terjadinya ulkus kaki kaki, termasuk cara memotong kuku
diabetik (Vatankhah, Khamseh & menjaga kebersihan kaki. Penderita
Nouden, 2009). diabetes melitus mulai menganggap
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa perawatan kaki menjadi
bahwa setelah mendapatkan penting. Penderita diabetes melitus
pendidikan kesehatan berkaitan juga mulai melakukan perawatan kaki
dengan perawatan kaki persepsi sesuai dengan penyuluhan dan leaflet
partisipan meningkat. Partisipan yang diterimanya. Pengetahuan yang
memahami bahwa luka pada kaki baik memiliki praktik perawatan kaki
biasanya disebabkan karena yang baik (Desalu, 2011). Klien
pemakaian alas kaki yang kurang diabetes melitus tipe 2 yang
tepat, sehingga kaki sering terluka berpengetahuan baik memiliki peluang
akibat gesekan dengan alas kaki. praktik perawatan kaki yang baik
Partisipan telah mengetahui tentang dibandingkan dengan klien diabetes
penyebab luka serta pentingnya melitus tipe 2 yang kurang
menggunakan alas kaki. Penderita berpengetahuan. Seseorang yang
diabetes melitus menyebut kan bahwa berpengetahuan yang baik memiliki
kaki kering merupakan tanda-tanda perawatan yang baik pula dimana
kaki akan terluka sehingga kaki pecah- kebiasaan terbentuk oleh
pecah harus diwaspadai karena dapat pengetahuan yang dimiliki terutama
menimbulkan luka. Hal tersebut terlihat kebiasaan baik tentang cara
dalam kutipan FGD berikut : perawatan kaki.
“Mungkin kaki kering, pecah-pecah Mengubah persepsi mengenai
kulitnya, itu tanda mau ada luka harus perawatan luka penting dilakukan
diwaspadai” (P2, F2, 6) karena luka kecil pada penderita
Pada dasarnya luka di kaki dapat diabetes melitus dapat berakibat fatal.
dicegah. Partisipan telah mengetahui Luka pada penderita diabetes melitus
salah satu penyebab luka adalah penyembuhannya lambat (Waspadji,
gesekan, sehingga penggunaan alas 2009).

44
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


sebagai upaya memperbaiki sirkulasi
2. Siklus II darah.
Partisipan mengeluhkan Pasien diabetes melitus yang
gangguan kaki seperti kaki terasa melakukan senam kaki akan terjadi
pegal dan terasa tebal untuk berjalan pergerakan tungkai yang
pada saat bangun tidur. Keluhan yang mengakibatkan menegangnya otot-
lain adalah kaki kesemutan ketika otot tungkai dan menekan vena di
duduk terlalu lama. Hal tersebut sekitar otot tersebut (Guyton & Hall,
dikarenakan sirkulasi darah di kaki 2007). Hal ini akan mendorong darah
kurang lancar. Keluhan tersebut ke arah jantung dan tekanan vena
disebabkan oleh kenaikan kadar akan menurun, mekanisme ini yang
glukosa dalam darah atau dikenal dengan pompa vena.
hiperglikemia (Smeltzer, 2001). Kadar Mekanisme ini akan membantu
glukosa dalam darah dapat melancarkan peredaran darah bagian
diminimalkan dengan melakukan kaki dan memperbaiki sirkulasi darah.
aktifitas yang terkendali, seperti senam Hasil penelitian sebelumnya
kaki diabetik. Kaki yang rentan membuktikan bahwa senam kaki dapat
terhadap luka yang ditandai meningkatkan Ankle brachial index
penurunan nilai ABI dapat dilakukan (ABI) (Wahyuni, 2013).
terapi mulai dari terapi suportif sebagai Hasil evaluasi siklus II didapatkan
tindakan primer salah satunya adalah partisipan telah mampu mengerjakan
dengan melakukan senam kaki senam kaki dengan benar. Hal
(Sudoyo, 2007). Senam kaki tersebut dikarenakan gerakan senam
merupakan olahraga yang murah dan kaki tidak sulit atau mudah. Partisipan
mudah dilakukan karena dapat juga telah merasakan manfaat dari
dilakukan kapanpun misalnya saat senam kaki. Senam kaki dapat
menonton TV (Soegondo, 2009). Oleh mengurangi rasa pegal atau
karenanya, pada Siklus II, peneliti kesemutan di kaki.
menambahkan treatment perawatan Senam kaki diabetes masih belum
kaki berupa senam kaki. Senam kaki popular di masyarakat, Persepsi yang
dapat membantu memperbaiki baik dari proses pembelajaran senam
sirkulasi darah dan memperkuat otot diabetik ini dapat bermanfaat ganda
kecil kaki dan mencegah terjadinya karena partisipan dapat promosi
kelainan bentuk kaki sehingga resiko senam kaki diabetes kepada penderita
terjadi Ulkus Diabetes dapat dicegah lain untuk mempraktekan dalam
(Tambunan, 2004). kegiatan sehari-hari (Wahyuni, 2013).
Strategi pembelajaran senam Salah satu faktor yang mempengaruhi
diabetes yang digunakan dalam persepsi adalah kepentingan (Pieter &
penelitian ini adalah mendemonstra- Lubis, 2010). Manfaat senam kaki
sikan senam kaki dan diskusi diabetik merupakan kepentingan
kelompok untuk memecahkan penderita diabetes melitus.
masalah mengenai perawatan kaki
secara bersama-sama. Demonstrasi 3. Siklus III
dipilih sebagai strategi pembelajaran Hasil observasi menunjukan
senam. Hasil evaluasi siklus II bahwa semua partisipan masih
menunjukkan bahwa partisipan telah mengerjakan perawatan kaki. Kondisi
mampu melakukan senam kaki kaki juga lebih baik, seperti selalu kuku
tidak panjang dan bersih, memeriksa

45
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


kaki pada saat mandi. Hasil masalah kaki yang membutuhkan
Wawancara mendalam pada siklus III pengobatan (Hokkam 2009).
didapatkan partisipan mempunyai Penelitian sebelumnya menjelaskan
persepsi bahwa perawatan kaki tidak edukasi yang tepat dalam perawatan
sulit. kaki dan penanganan awal diharapkan
Hasil penelitian juga ini mampu mencegah infeksi kaki (Black
menunjukkan bahwa partisipan dan Hawks, 2009). Dengan adanya
merasakan keluhan yang selama ini perubahan perilaku yang dilakukan
dirasakan berkurang setelah menjalani pasien secara terus menerus dapat
perawatan kaki. Hal tersebut yeng mempengaruhi kemampuan individu
memotivasi partisipan untuk tetap dalam merawat kesehatannya
menjalankan perawatan kaki diabetik (Waspadji, 2009).
setiap hari. Perawatan kaki yang efektif
Persepsi memiliki indikator- mampu memutus resiko ulkus menjadi
indikator penyerapan terhadap amputasi. Hasil penelitian lain juga
rangsang atau objek dari luar individu mengungkapkan bahwa kurangnya
(Walgito, 2001). Rangsangan tersebut pengetahuan pada pasien tentang
menuntun individu pada pemahaman perawatan kaki menjadi salahsatu
terhadap suatu obyek melalui kesan hambatan bagi pasien dalam
dalam otak dan melakukan evaluasi. melaksanakan perawatan kaki
Dalam melakukan evaluasi terjadi (Khamseh, 2007), Pendidikan
proses membandingkan pemahaman kesehatan perawatan kaki sangat
yang baru diperoleh tersebut dengan penting dilakukan untuk memperbaiki
kriteria atau norma yang dimiliki pengetahuan dan perilaku perawatan
individu secara subjektif. Salah satu kaki pasien diabetes melitus tipe 2
kriteria atau norma yang menjadi yang sangat beresiko untuk terjadinya
pembanding pemahaman baru adalah komplikasi kaki diabetik (Khamseh,
manfaat yang dirasakan. Peristiwa 2007).
atau obyek akan dianggap positif bila Penelitian lain menyatakan bahwa
individu telah merasakan manfaat dari peran pendidikan menunjukkan
obyek tersebut. hubungan yang signifikan dengan
Dampak dari persepsi yang baik pengetahuan dan praktik tentang
terhadap program pendidikan perawatan kaki (Hasnain dan Sheikh,
kesehatan perawatan kaki adalah 2009). Pengetahuan tentang
kepatuhan (Tovar, 2007). Hal tersebut perawatan kaki yang tepat secara
dikarenakan kepatuhan perawatan positif sangat dipengaruhi oleh
kaki pasien diabetes melitus pendidikan pasien. Dengan
merupakan perilaku menyakini dan pengetahuan dan pendidikan yang
menjalankan rekomendasi perawatan baik diharapkan pasien mampu
kaki diabetes melitus yang diberikan merawat kaki sehingga dapat
oleh petugas kesehatan. Pasien yang mengurangi resiko terjadinya
diberikan pendidikan kesehatan komplikasi pada kaki. Pendidikan juga
menunjukkan peningkatan yang lebih merupakan aspek status sosial yang
besar dalam pengetahuan perawatan sangat berhubungan dengan status
kaki, kepatuhan yang lebih baik kesehatan karena pendidikan penting
dengan perawatan kaki rutin, dalam membentuk pengetahuan dan
peningkatan kepuasan dengan pola perilaku seseorang. Perilaku
perawatan kaki, dan penurunan jumlah perawatan kaki, kepercayaan diri dan

46
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


pengetahuan pasien serta keluarga 1. Sebelum mendapat intervensi, pasien
dengan penyakit diabetes melitus tipe diabetes melitus mempunyai persepsi
2 dapat meningkat setelah diberikan bahwa perawatan kaki penderita
edukasi perawatan kaki dan juga dapat diabetes melitus sama dengan orang
mencegah terjadinya ulkus kaki nomal sehingga belum melakukan
diabetik (Windani M.S, 2012). perawatan kaki secara khusus, Hal
Kepatuhan merupakan suatu tersebut akibat dari keterbatasan
perubahan perilaku dari perilaku yang informasi yang didapat mengenai
tidak mentaati peraturan ke perilaku perawatan kaki kepada penderita
yang mentaati peraturan. Proses diabetes melitus. Informasi yang
perubahan perilaku juga didasarkan diperolehnya selama ini hanya
oleh pengetahuan. Perilaku yang berkaitan dengan gizi.
didasarkan oleh pengetahuan akan 2. Pendidikan kesehatan perawatan kaki
lebih langgeng dibanding perilaku pada penderita diabetes melitus terdiri
yang tidak didasarkan oleh dari 3 siklus dengan hasil :
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). a. Setelah mendapatkan edukasi dan
Pengetahuan merupakan titik tolak menjalankan perawatan kaki pada
terjadinya perubahan perilaku siklus I, partisipan berpersepsi baik
seseorang yang akan mempengaruhi terhadap perawatan kaki karena
tingkat kepatuhan seseorang dalam mengetahui cara perawatan kaki.
pengobatan (Basuki, 2009), Tingkat b. Pasien diabetes melitus merasakan
pengetahuan yang kurang merupakan gangguan di kaki seperti
salah satu faktor yang menjadi kesemutan, pegal dan nyeri di kaki
penghambat dalam perilaku berkurang setelah menjalani senam
kepatuhan dalam kesehatan karena kaki pada siklus II.
mereka yang mempunyai c. Pada Siklus III, partisipan patuh
pengetahuan yang rendah cenderung menjadikan perawatan kaki sebagai
sulit untuk mengikuti anjuran dari rutinitas setiap hari karena
petugas kesehatan. Pasien yang berpersepsi bahwa perawatan kaki
memiliki pengetahuan yang baik yang sangat bermanfaat.
didapat melalui edukasi dan sugesti
yang baik dari diri pasien untuk
menerima kondisinya lebih mampu DAFTAR PUSTAKA
mengontrol kadar glukosa darah Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran.
sehingga tingkat penerimaan pasien Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
terhadap penyakit menjadi lebih baik Basuki, E (2009). Teknik Penyuluhan
yang berakibat pada tingginya Diabetes Mellitus dalam
kepatuhan terhadap program PenatalaksanaanDiabetes Mellitus
manajemen diabetes melitus Terpadu. Jakarta : BalaiPenerbit
(Callaghan, 2007). FKUI
Pasien yang patuh melakukan Black, J.M & Hawks, J.H (2009). Medical
perawatan kaki, resiko pasien Surgical Nursing Clinical
mengalami ulkus kaki diabetik sangat Managemen for Positive Outcome
kecil. Hasil pemantauan pada siklus III, (8 ed). Singapore : Elsevier Pte Ltd
pasien patuh melakukan perawatan Callaghan, G.M. (2007). Improving
kaki, termasuk melakukan senam kaki. Diabetes Self-Management
Through Acceptance, Mindfulness,
KESIMPULAN and Values: A Randomized

47
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


Controlled Trial. Journal of Hokkam, EN. (2009). Assesment of Risk
Consulting and Clinical Psychology, Factors in Diabetic Foot Ulceration
75(2), 336-343, Copyright 2007 by and Their Impact on the Outcome of
the American Psychological the Disease. PrimaryCare Diabetes
Association. 3 (2009) 219-224.
Desalu, O.O, Salawu, F.K, Jimoh, A.K., Hosler,A.S.& Melnik,T.A. (2005).
Adekoya, A.O., Busari, A.O., & Language And Others Factors
Olokaba, A.B (2011). Diabetic Foot Assosiated With Foot Self
Care : Self Reported Knowledge Management Among Puerto Ricans
and Practice among Patient Att With Diabetes In New York City.
ending There Tertiary Hospital in The Diabetes Educator, 31 (3): 418-
Nigeria. Ghana medical Journal, 45 426.
(2), 60- 65. Indian Health Diabetes Best Practices.
Dewi A (2007). Hubungan Aspek-aspek (2011). Foot Care. Indian Health
Perawatan Kaki Diabetes dengan Service Division Of Diabetes
Kejadian Ulkus Kaki Diabetes pada Treatment and Prevention.
Pasien Diabetes Mellitus. Bagian Available
Ilmu Kesehatan Masyarakat/ http://www.ihs.gov/MedicalProgram
Kedokteran Keluarga, Fakultas s/Diabetes/HomeDocs/Tools/BestP
Kedokteran Universitas ractices/2011_BP_FootCare_508c.
Muhammadiyah Yogyakarta. pdf
Journal Mutiara Medika. Khamseh, M.E., Vatankah, N.,
Ewles, L and Simnett, I., 1994; Promosi Baradaran, H.R. (2007). Knowledge
Kesehatan, Petunjuk Praktis. Edisi and practice of foot care in Iranian
Kedua. Yogyakarta: UGM Press. people with type 2 diabetes.
Frykberg, R. G. (2000). Diabetic Foot International Wound Journal, 4(4),
Disorders A Clinical Practice 298-302.
Guideline. American College of Muninjaya, A.A.G. (2004) Manajemen
Foot and Ankle Surgery. The Kesehatan. Edisi II. Jakarta :
Journal Of Foot & Ankle Surgery, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5(5), 1-68. National Diabetes Education Program
Guell and unwin (2015) “ Barriers to (NDEP).(2009). Feet Can Last a
diabetic foot care in a developing Lifetime..www.ndep.nih.gov/media/
country with a high incidence of feet_HCGuide.pdf
diabetes related amputations: Notoatmodjo, S., 2003; Pendidikan dan
anexploratory qualitative interview Perilaku Kesehatan. Jakarta:
study” Journal BMC Health Rineka Cipta.
Services Research (2015).15(1), 1. Pieter, H., Z., Lubis., N., L. (2010).
Guyton & Hall. (2007). Fisiologi Pengantar Psikologi dalam
Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Keperawatan.Jakarta: Prenada
EGC. Media Group.
Hasnain, S. & Sheikh, H.S (2009) Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin.
Knowledge and Practice Regarding (2005). Fundamentals of Nursing
Foot Care In Diabetic Patiens (4th Ed.). Philadelphia: Mosby
Visiting Diabetic Clinic In Jinnah Elsevier.
Hospital Lahore. Journal Pakistan Qamar, M. Z A. (2011) tentang “Foot care
Medical Assosiation, 59(10), 659- within the jordanian healtcare
687. system: a qualitative inquiry of

48
JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Volume 12. No. 1 Januari 2017 SURYA MEDIKA


patien’s prespectives” Australian with type 2 diabetes in Tehran, Iran.
Journal Of Advanced Nursing, Primary Care Diabetes 3(2), 73-77.
29(1), 28-36. Wahyuni, T.D. (2013). Ankle Brachial
Robbins, Stephen P.(2006). Perilaku Index (ABI) Sesudah Senam Kaki
Organisasi.Edisi kesepuluh. Diabetes Pada Penderita Diabetes
Jakarta: PTIndeks Kelompok Melitus tipe 2, Journal
Gramedia KeperawatanUMM. 4(2), 143-151
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda Walgito, B. (2001). Pengantar Psikologi
G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Medikal Bedah Brunner & suddat Waspadji, S (2009). Diabetes Mellitus :
Vol.3. jakarta: EGC Mekanisme Dasar Dan
Soegondo, S. (2009). Penatalaksanaan Pengelolaannya yang Rasional
diabetes melitus terpadu. Jakarta: Dalam : Penatalaksanaan Diabetes
Pusat diabetes dan lipid RSUPN Dr Mellitus Terpadu Edisi 2. Jakarta :
Cipto Mangunkusumo dan FKUI, Balai Penerbit FKUI.
bekerjasama dengan WHO dan Windani, M.S (2012). Pengaruh
Kementrian kesehatan RI. perawatan Kaki Berbasis Keluarga
Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang., Terhadap Perilaku Perawatan Kaki
Alwi, Idrus., Marcellus., Pasien Diabetes Mellitus Pada
Simadibrata., Setiati, Siti., (2007). pasien Diabetes Mellitus Type 2 di
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid Kota Bandung. Tesis, Universitas
1 Edisi IV. Jakarta: Pusat Padjajaran Bandung
Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Sutandi, Aan. (2012). Self Management
Education (DSME) Sebagai Metode
Alternatif Dalam Perawatan Mandiri
Pasien Diabetes Melitus Di Dalam
Keluarga. Jurnal Manajemen.
Vol.29 nomor 321.
Tambunan, M. (2004). Perawatan Kaki
Diabetes. Dalam: Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI
Tovar, E G (2007) . Relationship Between
Psychosocial Factor and
Adherence to Diet and Exercise in
Adult With Type 2 Diabetes: A Test
Of a Theoretical Model. The
University of Texas Medical Branch
Vatankhah, Nasibeh., Khamseh,
Mohammad Ebrahim., Noudeh,
Younes Jahangiri., Aghili,
Rokhsareh.,, Baradaran, Hamid
Reza., Haeri, Nami Safai. (2009).
The EffectivenesThe effectiveness
of foot care education on people

49

You might also like