Professional Documents
Culture Documents
35968
EFFICIENT
Indonesian Journal of Development Economics
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/efficient
Permalink/DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v3i1.35968
Abstract
Leisure consumption groups grew by 7.88% higher than the non-leisure group which grew by 6.27% in the year 2016. Data shows indications of a shift in
consumption patterns. The purpose of this study was to analyze the shift in consumption patterns of Leisure and Non Leisure households in the city of
Semarang, factors that influence the shift in consumption patterns. The research data was obtained from the BPS, and the questionnaire. The method used in
this study is descriptive statistical analysis, Binary Logit Regression analysis using SPSS 25, and MPC analysis. The results of this study indicate that Leisure
consumption growth in 2010-2017 is higher than the growth of non-leisure consumption which shows that there has been a shift in household consumption
patterns in the city of Semarang. Shifting consumption patterns are influenced significantly by income and education level. Suggestions can be given to the
government and society in general to be able to optimize the shift in consumption patterns, pay more attention to socio-economic factors of household income
and education level, as well as focus on developing the economy in the field of leisure consumption in order to optimize consumption growth and total regional
product.
Keywords: Household consumption expenditure, Consumption Pattern, Non Leisure, Leisure, Binary
Logit, MPC
Abstrak
Kelompok konsumsi leisure tumbuh sebesar 7,88% lebih tinggi dari kelompok non leisure yang tumbuh sebesar 6,27% pada tahun 2016. Data menunjukkan
indikasi terjadinya pergeseran pola konsumsi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pergeseran pola konsumsi Leisure dan Non Leisure rumah tangga
kota Semarang, faktor yang mempengaruhi pergeseran pola konsumsi. Data penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dan kuesioner. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis Regresi Logit Biner menggunakan SPSS 25, dan analisis MPC. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi Leisure pada tahun 2010-2017 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi non leisure yang
menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran pola konsumsi rumah tangga di kota Semarang. Pergeseran pola konsumsi dipengaruhi secara signifikan oleh
pendapatan dan tingkat pendidikan. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk dapat mengoptimalkan
pergeseran pola konsumsi, lebih memperhatikan faktor sosial ekonomi pendapatan rumah tangga dan tingkat pendidikan, serta fokus dalam pengembangan
perekonomian dibidang konsumsi leisure agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan konsumsi dan PDRB.
Kata Kunci: Pengeluaran konsumsi rumah tangga, Pola Konsumsi, Non-Leisure, Leisure, Binary Logit,
MPC
How to Cite: Dewi, O., & Suseno, D. (2020). Pergeseran Pola Konsumsi Leisure dan Non Leisure di Kota
Semarang. Efficient: Indonesian Journal of Development Economics, 3(1), 670-679.
https://doi.org/10.15294/efficient.v3i1.35968
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah menunjukkan bahwa secara umum persepsi
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji responden terhadap peningkatan pendapatan
realiabilitas adalah tingkat kestabilan suatu maka akan mendorong pergeseran pola
alat pengukur dalam mengukur suatu konsumsi dari non leisure menjadi leisure pada
gejala/kejadian. Berdasarkan pada nilai intensitas sedang.
cronbach alpha, keputusan yang diambil Rata-rata indeks skor respon variabel
adalah semua variabel reliabel sehingga pendapatan rumah tangga diperoleh 74,33.
kuesioner layak untuk digunakan. Berdasarkan kategori indeks skor three box
Fungsi distribusi logistik dapat metodh maka rata-rata tersebut berada pada
dinyatakan sebagai berikut (Widarjono, 2016) : tingkatan skor tinggi. Kondisi ini
Perumusan model binari logit menunjukkan bahwa secara umum persepsi
responden terhadap semakin banyak nya
Pi = F(Zi) = (β0 + β1 Xi) = 1 / 1 + e –Zi = 1 / 1 + e – jumlah anggota keluarga maka akan
(β0+β1X1)
................................................................(1) mendorong pergeseran pola konsumsi dari non
leisure menjadi leisure pada intensitas sedang.
Model regresi logistik biner dalam Rata-rata indeks skor respon variabel
penelitian ini adalah sebagai berikut : pendapatan rumah tangga diperoleh 74,1.
Berdasarkan kategori indeks skor three box
Ln = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β2 X3 + β2 X4 + e metodh maka rata-rata tersebut berada pada
...........................................................................(2) tingkatan skor tinggi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa secara umum persepsi
Keterangan: responden terhadap usia anggota rumah
Ln = Terjadi/tidak terjadi pergeseran pola tangga maka akan mendorong pergeseran pola
konsumsi konsumsi dari non leisure menjadi leisure pada
X1 = Tingkat Pendapatan intensitas tinggi. Rata-rata indeks skor respon
X2 = Jumlah Anggota Rumah Tangga variabel pendapatan rumah tangga diperoleh
X3 = Usia Anggota Rumah Tangga 70,1. Berdasarkan kategori indeks skor three
X4 = Tingkat Pendidikan box metodh maka rata-rata tersebut berada
β0 = Konstanta pada tingkatan skor sedang. Kondisi ini
β1- β4 = Keofisien Regresi menunjukkan bahwa secara umum persepsi
e = error term responden terhadap tingkat pendidikan
anggota rumah tangga maka akan mendorong
HASIL DAN PEMBAHASAN
pergeseran pola konsumsi dari non leisure
Analisis Indeks Jawaban menjadi leisure pada intensitas sedang
Rata-rata indeks skor respon variabel
Analisis Regresi Logistik Biner
pendapatan rumah tangga diperoleh 73,3.
Uji simultan dilakukan untuk
Berdasarkan kategori indeks skor three box
mengetahui signifikansi parameter terhadap
metodh maka rata-rata tersebut berada pada
model serentak (overall). Nilai -2 Log
tingkatan skor sedang. Kondisi ini
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 3 (1) (2020) : 670-679 675
penyediaan barang/jasa leisure untuk tentunya adalah pendapatan rumah tangga dan tingkat
ditunjukan untuk masyarakat kota Semarang pendidikan. Artinya bahwa para konsumsi
pada umumnya, terlebih lagi untuk Leisure memiliki potensi yang besar untuk
masyarakat yang telah memiliki pendapatan di dikembangkan sehingga dapat
atas pendapatan perkapita kota Semarang mengoptimalkan pertumbuhan konsumsi dan
sebesar 69,4 juta tiap tahun, atau sekitar 5 juta pertumbuhan perekonomian di Kota
tiap bulan nya. Masyarakat yang memiliki Semarang. Selain itu, pergeseran pola
pendapatan pada tingkatan seperti ini konsumsi rumah tangga menunjukkan bahwa
tentunya telah memiliki kesejahteraan yang terjadi peningkatan kesejahteraan rumah
baik, dan dapat memenuhi kebutuhan tangga Kota Semarang.
pokoknya, sehingga dapat memenuhi Fenomena pergeseran pola konsumsi
kebutuhan leisure (waktu luang) nya. yang terjadi di Kota Semarang yang
Variabel sosial ekonomi yang merupakan kejadian yang belum pernah
berpengaruh secara nyata adalah pendapatan terjadi sebelumnya, sehingga pemerintah dan
rumah tangga dan tingkat pendidikan. masyarakat pada umumnya perlu menyikapi
Keadaan ini sesuai dengan hukum engel dan mengoptimalkan pergeseran pola
mengatakan bahwa rumah tangga yang konsumsi non leisure dan leisure di Kota
memiliki pendapatan yang tinggi akan Semarang. Faktor sosial ekonomi seperti
membelanjakan sebagaian kecil dari total pendapatan dan tingkat pendidikan yang
pendapatan untuk pengeluaran kebutuhan berpengaruh secara signifikan perlu lebih
pokok, sedangkan sebagian besar lebih diperhatikan. Khusus nya tingkat pendidikan,
digunakan untuk kebutuhan sekunder atau pemerintah diharapkan dapat meningkatkan
tersier. Pengeluaran untuk leisure ekonomi tingkat pendidikan masyarakat, sehingga dapat
tidak termasuk dalam pengeluaran kebutuhan mendukung pergeseran pola konsumsi di Kota
pokok. Melainkan untuk menikmati waktu Semarang. Arah pengembangan perekonomian
luang dengan berwisata, jalan-jalan, makan diharapkan berfokus pada sektor konsumsi
direstoran dan lain sebagainya. Kemudia leisure yang memiliki potensi besar untuk
rumah tangga yang dengan tingkat pendidikan dikembangkan seperti tempat wisata, mall,
yang tinggi akan lebih banyak memiliki variasi kafe, restoran, hotel, akomodasi, atraksi wisata
dalam konsumsi nya, selain itu lebih memiliki dan lain. Konsumsi Leisure mendapatkan
perencanaan yang baik dalam konsumsi perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan
sehingga memilii anggaran untuk lebih banyak konsumsi leisure masyarakat. Sehingga dapat
menikmati waktu luang. mengoptimalkan pertumbuhan konsumsi dan
PDRB kota Semarang.
SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Pola konsumsi rumah tangga Kota Adiana, P. P. E. & Karmini, N. L., 2016. Pengaruh
Semarang mulai menunjukkan pergeseran dari Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan
konsumsi Non leisure menjadi konsumsi Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah
Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar. Jurnal
Leisure. Variabel sosial ekonomi yang
Ekonomi Pembangunan, Volume 5, pp. 39-48.
mempengaruhi pergeseran pola konsumsi
678 Ola Ranti D, & Deky A S, Pergeseran Pola Konsumsi Leisure dan Non Leisure di Kota Semarang
Ahmed, J. & Mughal, M., 2018. They earn Desa Sidorejo Kecamatan Pojong
and send; we spend: consumption Kabupaten Gunung Kidul. UNY.
pattern of Pakistiani migrant household. Kamakura, W. & Du, R. Y., 2012. How
International Journal of Sosial Economic Contraction and Expansion
Economics, Volume 11. Affect Expenditure Pattern. Journal of
Ananda, C. F., 2018. Bersiap Leisure Consumer Research, Volume 39, pp.
Economy. [Online] 229-247.
Available at: http://feb.ub.ac.id/bersiap- Kuntadi, Y. A., 2018. Leisure Economy:
leisure-economy.html Menikmati hidup sembari beraktivitas
[Diakses 02 Juni 2018]. ekonomi produktif. [Online]
Anwar, K., 2010. Analisis Determinan Available at:
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga https://www.watyutink.com/opini/Leisur
Masyarakat Miskin di Kabupaten Aceh e-Economy-Menikmati-hidup-sembari-
Utara. Jurnal Aplikasi Manajemen, beraktivitas-ekonomi-produktif
Volume 8, pp. 1168-1177. [Diakses 02 Juni 2018].
Astuti, E. W., 2018. Analisis Faktor-faktor Mustofa, L. J. & Haryati, T., 2018. Analisis
yang mempengaruhi Kemiskinan Tipologi Potensi Pariwisata di Provinsi
Rumah Tangga (Kasus di kabupaten Jawa Tengah. JEJAK, Volume 7, pp.
Semarang). JEJAK, pp. 162-185. 187-193.
Basri, F., 2017. Pergeseran Pola Konsumsi. Nashr, J. A., 2017. Dari kota industri,
[Online] Semarang bergeser menjadi kota wisata,
Available at: Semarang: s.n.
https://faisalbasri.com/2017/08/14/perge Neraca.co.id, 2017. Ada Pergeseran Pola
seran-pola-konsumsi/ Konsumsi Masyrakat. [Online]
[Diakses 2018]. Available at:
BPS, 2017. Produk Regional Domestik Bruto http://www.neraca.co.id/article/92594/ad
Kota Semarang menurut Pengeluaran a-pergeseran-pola-konsumsi-
2010-2016. Semaarang(Jawa Tengah): masyarakat-bps-pertumbuhan-kuartal-
BPS Kota Semarang. iii-2017-hanya-506
Dewhusrt, 2006. An Analysis of Consumer Sukirno, S., 2011. Makroekonomi Teori
Expenditure in Queesland. Economics Pengantar. Jakarta: Kharisma Putra
analysis and policy, Volume 20, pp. Utama Offset.
169-188. Suseno, D. A., 2017. Multiplier Effect Sektor
Esmawati, F., 2005. Analisis Konsumsi rumah Basis Terhadap Perekonomian Daerah
tangga. Universitas Sebelas Maret, pp. Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Riset
113-128. Ekonomi Pembangunan, pp. 113-126.
Hidayah, M., 2015. Pola Konsumsi Rumah Widarjono, A., 2016. Ekonometrika
Tangga Pekerja Tambang Batu Kapur di Pengantar dan Aplikasinya Disertasi
EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 3 (1) (2020) : 670-679 679
Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM Bintan kepulauan riau tahun 2009,
YKPN. Yogyakarta: UGM.
Yanrui Wu, 2007. Wealth and spending Yuswohady, 2017. Leisure Economy : Kekuatan Baru
Konsumsi Generasi Milenial. [Online]
pattern in China. Internaional Journal of
Available at:
Social Economics, Volume 24, pp. https://kawanpendi.com/2017/11/30/leisure-
1007-1022. economy-kekuatan-baru-konsumsi-generasi-
Yulia, F., 2010. Pola konsumsi dan gaya milenial/
[Diakses 02 Juni 2018].
hidup sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi pada nelayan di kabupaten