Rainbow

Rainbow is a display of the colors of the spectrum produced by dispersion of light in the sky.
Rainbows are formed when light from the sun is scattered by water droplets through a process called
refraction. Refraction occurs when the light from the sun changes direction when passing through a
medium denser than air, such as a raindrop. Once the refracted light enters the raindrop, it is reflected
off the back and then refracted again as it exits and travels to our eyes.

Step by Step Process of Formation of a Rainbow

The formation of a rainbow is described step by step below:
1. Sun Rays Strikes Raindrop
White light from the sun should hit the water droplets at a certain angle. The angle formed is
very crucial since it determines whether the rainbow will be formed or not. Rainbows form mostly at
dawn or late afternoon since it is best if the sun is fairly low in the sky and provides the ideal angle to
form the rainbow. When the angle is not appropriate, we are not able to see the rainbow.
2. Some of the sunlight is reflected
When the rays from the sun strike or come into contact with droplets of water, the light from
the sun is reflected. In the process, the light obeys the law of reflection. It can be better understood
when we see through a glass window, but, at the same time, our own reflection can be seen. This is
because the window both transmits and reflects light. Water can do this too.
3. Rest of Light Gets Refracted
The light that is not refracted crosses the boundary layer of air and water and slows down
since water is denser than air. The reduction of speed makes the path of the light to bend, which is
called refraction. This is the reason why the rainbow is always curved or bent towards the normal line.
4. White Light Splits into Different Colors
White light is made up of a spectrum of colors, each having its own wavelength. Different
wavelengths travel at different speeds while they encounter a change in the medium that is denser or
less dense; the speeds are affected by the difference in amounts. Hence, the colors separate. This
phenomenon is known as Dispersion. This is why the rainbow has got different colors.
5. Lights Get Reflected Behind the Rain Drop
When light hits water-to-air interface at the rear of the raindrop, it forms an angle. If the angle
of incidence is greater compared to the critical angle, Total Internal Reflection occurs, and the rainbow
can be seen. Whereas, if the angle is lesser than the critical angle, the rainbow formed will not be
visible.
6. More Refraction Takes Place
As the light exits the raindrop, its speed changes. Since at this point, movement of the light is
away from a denser (water) to less dense (air) medium, the speed is thus enhanced. The rise in the
speed causes the light waves or path of the light to bend away from the normal line. This is another
example of refraction. This refraction contributes to the shaping of the rainbow.
7. Color Forms With More Dispersion
 As the rays get refracted once more, the various wavelengths are affected to different extents
and enhance the clear formation of the rainbow colors. With the further separation of the component
colors of white light and refraction, the definite colors and shape of the rainbow are visible with
dispersion.
Why Rainbow Appears After the Rain?
Three conditions must be fulfilled to see a rainbow. First, it must be raining because a
rainbow requires water droplets to be floating in the air. That’s why it is visible right after it rains.
Second, the sun must be shining. Third, the observer’s location must be between the sun and the
rain. The Sun must be at your back, and the clouds cleared away from the Sun for the rainbow to
appear. In the sky, the lower the sun is, the higher is the arc of the rainbow.

However, for the observer to see a rainbow, they must be in a specific position relative to the
sun and water droplets -
 The observer must be positioned so the sun is behind them.
 The lower the sun in the sky, the more of an arc of a rainbow the observer will see – it must
be less than 42° in the sky.
 Water droplets such as rain or fog must be in front of the observer.
 Pelangi
Pelangi adalah tampilan warna spektrum yang dihasilkan oleh dispersi cahaya di langit.
Pelangi terbentuk ketika cahaya dari matahari dihamburkan oleh tetesan air melalui proses yang
disebut pembiasan. Pembiasan terjadi ketika cahaya dari matahari berubah arah ketika melewati
media yang lebih padat dari udara, seperti tetesan air hujan. Begitu cahaya yang dibiaskan memasuki
tetesan hujan, ia dipantulkan dari belakang dan kemudian dibiaskan lagi saat keluar dan berjalan ke
mata kita.

Langkah demi Langkah Proses Pembentukan Pelangi

Pembentukan pelangi dijelaskan langkah demi langkah di bawah ini:
1. Sinar Matahari Menerjang Rintik Hujan
Cahaya putih dari matahari harus mengenai tetesan air pada sudut tertentu. Sudut yang
terbentuk sangat menentukan karena menentukan akan terbentuk atau tidaknya pelangi. Pelangi
sebagian besar terbentuk saat fajar atau sore hari karena yang terbaik adalah jika matahari cukup
rendah di langit dan memberikan sudut yang ideal untuk membentuk pelangi. Ketika sudutnya tidak
sesuai, kita tidak bisa melihat pelangi.
2. Sebagian sinar matahari dipantulkan
Ketika sinar matahari mengenai atau bersentuhan dengan tetesan air, cahaya dari matahari
dipantulkan. Dalam prosesnya, cahaya mematuhi hukum pemantulan. Ini dapat dipahami dengan
lebih baik ketika kita melihat melalui jendela kaca, tetapi, pada saat yang sama, bayangan kita sendiri
dapat dilihat. Ini karena jendela memancarkan dan memantulkan cahaya. Air juga bisa
melakukannya.
3. Sisa Cahaya Dibiaskan
Cahaya yang tidak dibiaskan melintasi lapisan batas udara dan air dan melambat karena air
lebih padat daripada udara. Pengurangan kecepatan membuat jalur cahaya membelok, yang disebut
pembiasan. Inilah alasan mengapa pelangi selalu melengkung atau membungkuk ke arah garis
normal.
4. Cahaya Putih Terbelah Menjadi Warna Berbeda
Cahaya putih terdiri dari spektrum warna, masing-masing memiliki panjang gelombang
sendiri. Panjang gelombang yang berbeda berjalan pada kecepatan yang berbeda saat mereka
menghadapi perubahan dalam medium yang lebih padat atau kurang padat; kecepatan dipengaruhi
oleh perbedaan jumlah. Oleh karena itu, warna terpisah. Fenomena ini dikenal sebagai Dispersi.
Inilah sebabnya mengapa pelangi memiliki warna yang berbeda.
5. Cahaya Terpantul Dibalik Tetesan Hujan
Ketika cahaya mengenai antarmuka air-ke-udara di bagian belakang tetesan hujan, itu
membentuk sudut. Jika sudut datang lebih besar dari sudut kritis, maka terjadi pemantulan total
internal dan pelangi dapat terlihat. Sedangkan jika sudutnya lebih kecil dari sudut kritis, maka pelangi
yang terbentuk tidak akan terlihat.
6. Lebih Banyak Pembiasan Terjadi
 Saat cahaya keluar dari rintik hujan, kecepatannya berubah. Karena pada titik ini, pergerakan
cahaya menjauhi medium yang lebih rapat (air) ke yang kurang rapat (udara), maka kecepatannya
ditingkatkan. Kenaikan kecepatan menyebabkan gelombang cahaya atau jalur cahaya dibelokkan
menjauhi garis normal. Ini adalah contoh lain dari refraksi. Pembiasan ini berkontribusi pada
pembentukan pelangi.
7. Bentuk Warna Dengan Lebih Banyak Dispersi
Saat sinar dibiaskan sekali lagi, berbagai panjang gelombang dipengaruhi ke tingkat yang
berbeda dan meningkatkan pembentukan warna pelangi yang jelas. Dengan pemisahan lebih lanjut
dari komponen warna cahaya putih dan pembiasan, warna dan bentuk tertentu pelangi terlihat
dengan dispersi.

Mengapa Pelangi Muncul Setelah Hujan?

Tiga syarat harus dipenuhi untuk melihat pelangi. Pertama, pasti hujan karena pelangi
membutuhkan tetesan air untuk mengambang di udara. Itu sebabnya itu terlihat tepat setelah hujan.
Kedua, matahari harus bersinar. Ketiga, lokasi pengamat harus berada di antara matahari dan hujan.
Matahari harus berada di belakang Anda, dan awan menjauh dari Matahari agar pelangi muncul. Di
langit, semakin rendah matahari, semakin tinggi busur pelangi.

Namun, bagi pengamat untuk melihat pelangi, mereka harus berada dalam posisi tertentu relatif
terhadap matahari dan tetesan air -
 Pengamat harus diposisikan sehingga matahari berada di belakang mereka.
 Semakin rendah matahari di langit, semakin banyak busur pelangi yang akan dilihat
pengamat – harus kurang dari 42° di langit.
 Tetesan air seperti hujan atau kabut harus berada di depan pengamat.