You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335754599

KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH PESISIR


KECAMATAN TANJUNG PALAS TIMUR Asfihannur Arifin 1,2) , dan Muhamad
Roem 3)

Article · September 2019

CITATIONS READS

0 246

2 authors:

Muhammad Asfihan Nur Arifin Muhamad Roem


Bandung Institute of Technology University of Borneo Tarakan
1 PUBLICATION   0 CITATIONS    9 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Derawan Seagrass Dynamics View project

Penelitian Dosen Pemula Simlitabmas Dikti View project

All content following this page was uploaded by Muhamad Roem on 12 September 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH


PESISIR KECAMATAN TANJUNG PALAS TIMUR

Asfihannur Arifin1,2), dan Muhamad Roem3)


1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan,
2)
Kepala Pusat Studi Pengembangan Wilayah dan Kajian Perbatasan, Universitas Borneo Tarakan,
3)
Staf pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan,
Jl. Amal Lama No.1, Tarakan. Kalimantan Utara. 77123.
1)
E-mail: ppnitb@gmail.com

ABSTRACT

The perception of the coastal regions that identic with poor fishermens, low level of the
economy, uneducated and unhealthy environment was as a raw portrait. It also found on
coastal area of Tanjung Palas Timur District of Bulungan. There are factors causing low
accessibility of people to markets and capital as well as the informal system formed
trading marine fishermen bargaining position unfavorable. This study is intended to find
a formulation of draft strategies, programs and action plans in order to facilitate the
potential and prospects in the region of the study. The results of this study include
potential into capital as a force to be developed as well as the prospects of the existing
opportunities to be handled appropriately, provide alternative overcome weaknesses in
order to cope with market competition outside of the study area.

Key words : coastal area, economic district, strategic of study

ABSTRAK

Perspesi wilayah pesisir identik dengan masyarakat nelayan, tingkat perekonomian,


pendidikan rendah dan lingkungan yang kurang sehat seakan menjadi potret baku. Hal ini
juga terjadi pada Wilayah Pesisir Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan. Terdapat
faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap pasar dan modal serta sistem informal
perdagangan hasil laut yang terbentuk membuat posisi tawar nelayan yang tidak
menguntungkan. Kajian ini dimaksudkan untuk menemukan rumusan konsep strategi,
program dan rencana tindak dalam rangka memfasilitasi potensi dan prospek yang ada di
wilayah kajian. Hasil kajian ini diantaranya potensi menjadi modal sebagai kekuatan
untuk dapat dikembangkan serta prospek dari peluang yang ada untuk ditangani secara
tepat, memberikan alternatif mengatasi kelemahan yang dimiliki agar dapat mengatasi
kompetisi pasar diluar wilayah kajian.

Kata kunci : pesisir, ekonomi wilayah, kajian strategis.

PENDAHULUAN prasarana menjadi sesuatu yang mutlak


untuk dipersiapkan dalam rangka
Latar Belakang mendukung pembangunan dan terlebih lagi
Perkembangan suatu wilayah pada aspek sumber daya manusia serta
menuntut ketersediaan sumber daya alam dukungan kebijakan yang mengaturnya.
yang layak untuk dijadikan modal dalam Dengan wilayah perairan seluas
pembangunan, keberadaan sarana dan ±1.982.075 Ha dan garis pantai sepanjang

20 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

390,8 km Kabupaten Bulungan memiliki pada tataran kebijakan hingga kondisi fakta
potensi sumber daya pesisir dan laut yang di wilayah kajian meliputi potensi, dan isu
cukup prospektif untuk dikembangkan dan permasalahan yang menjadi kendala (bottle
bukan tidak mungkin untuk menjadi salah neck) dalam pembangunan di wilayah
satu sektor andalan (leading sectors) Tanah Kuning umumnya wilayah pesisir
kedepannya. Namun demikian sektor-sektor khususnya. Diharapkan dari perencanaan
minyak, gas (migas) dan perkebunan pembangunan ekonomi wilayah pesisir ini
memang menjadi primadona saat ini karena dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi
dipandang memiliki kontribusi (share) yang dimasa mendatang.
cukup signifikan pada roda pembangunan
daerah. Sedangkan sektor kelautan dan Tujuan
pesisir sendiri masih menjadi sektor yang Kajian ini bertujuan untuk
tidak banyak memberi kontribusi bagi merumuskan suatu konsep perencanaan
pembangunan daerah. Kebijakan-kebijakan pembangunan pesisir Desa Tanah Kuning
pembangunan sektoral saat ini pun berbasis sumberdaya lokal yang terintegrasi
cenderung fokus pada usaha ekstraksi hasil dengan perencanaan pembangunan
bumi/sumber daya alam. Hal ini dipandang Kabupaten Bulungan. Diharapkan hasil
cukup wajar mengingat kondisi seperti ini kajian ini mampu menghasilkan sebuah
juga banyak terjadi pada daerah lainnya, rumusan pengelolaan sumber daya
usaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli perikanan dan kelautan yang dapat menjadi
Daerah pada era otonomi daerah menjadi sumber ekonomi baru yang kompetitif dan
hal yang penting sebagai upaya bermuara pada pengurangan kemiskinan
mempercepat pendapatan yang diharapkan masyarakat sekitar wilayah tersebut
akan berimplikasi pada pembangunan umumnya dan masyarakat pesisir
daerah itu sendiri, sehingga dengan khususnya. 

demikian nuansa keberpihakan pada sektor
tertentu sangat mendominasi dalam BAHAN DAN METODE
kebijakan yang dihasilkan.
Marjinalisasi secara tidak langsung Pendekatan Kajian
diakibatkan dari kondisi diatas terjadi pada Pendekatan yang digunakan dalam
sektor kelautan perikanan. Wilayah Pesisir kajian meliputi beberapa aspek antara lain;
Dasa Tanah Kuning memiliki potensi dan (1) Pendekatan Kebijakan Penataan Ruang,
keunggulan yang khas. Daerah ini (2) Pendekatan Ekonomi Wilayah, dan (3)
merupakan penghasil beberapa komoditas Pendekatan Sumberdaya Perikanan. Kajian
perikanan yang memiliki nilai ekonomis ini merupakan model kajian terintegrasi
penting seperti lobster, ikan teri, dan udang antara pendekatan kebijakan/regulasi
rebon. Sementara itu lambannya proses pemerintah dan arahan pembangunan
pembangunan di wilayah tersebut dan terhadap pola dan trend perkembangan
kurangnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi kewilayahan berbasis komoditas
baik informasi maupun aspek permodalan perikanan potensial dan prospektif untuk
bagi nelayan berdampak pada tingkat dikembangkan.
kesejahteraan masyarakat. Implikasinya Bahan kajian berasal dari dokumen
terlihat secara keruangan (spatial) pada kabupaten Bulungan antara lain; Rencana
pembangunan eksisiting di Tanah Kuning. Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Perencanaan pengembangan ekonomi Bulungan, Rencana Pembangunan Jangka
wilayah pesisir merupakan suatu konsepsi Menengah (RPJM) Kabupaten Bulungan,
langkah awal untuk menemukan alternatif- serta publikasi resmi Pemerintah Kabupaten
alternatif dalam rangka pembangunan Bulungan lainnya. Adapun inventarisasi isu
ekonomi wilayah pesisir. Dalam prosesnya dan permasalahan pesisir kontemporer di
dibutuhkan kajian yang komprehensif baik wilayah kajian dilakukan dengan teknik

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 21


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

observasi lapangan dan wawancara  Model kecenderungan (trend) ; pola


terhadap key person yang dipilih orientasi kecenderungan pada
berdasarkan signifikansi perannya baik di sektoral tertentu
masyarakat maupun dalam aktifitas  Model target ; pola orentasi
perikanan. pembangunan yang ditetapkan akan
dibangun pada sektoral tertentu.
Metode Analisa Kajian
Lebih rinci mengenai perangkat Potensi pada kedua model tersebut
analisis yang akan digunakan pada setiap diasumsikan pada kencederungan
pasek kajian dalam penyusunan kegiatan ini pembangunan/ pengembangan pada
dapat dijelaskan sebagai berikut ; sektoral yang mempunyai nilai potensial
dari perspektif ekonomi kewilayahan.
A. Analisis Arah Orientasi
Pembangunan Lokal B. Analisis Demografi
Variabel orientasi pembangunan dapat Dalam konteks kajian ini penduduk
dibagi menjadi dua dalam aspek keruangan dikaji berdasarkan beberapa sub aspek
dikenal orientasi pembangunan dengan meliputi pertumbuhan, rasio
orientasi target (target oriented planning) ketergantungan dan tingkat produkstifitas.
dan orientasi kecenderungan (trend oriented Keberadaan kependudukan memiliki
planning) hubungan sebab-akibat (causality factor)
 Target Oriented Planning; dimana kependudukan dilihat sebagai
Substansi dan muatan perencanaan variabel amatan dari sisi perpindahan orang
dengan orientasi target dimana dari suatu tempat ke tempat lain yang
sasaran capaian yang ingin dicapai disebabkan oleh faktor ketersediaan lahan
ditetapkan secara tegas (rigid) dan lapangan pekerjaan. Pada kajian
dengan kata lain perencanaan untuk variabel kependudukan potensi dan non-
tipe ini adalah cenderung di arahkan potensi dilihat dari hubungan yang terjadi
untuk mencapai target tertentu. sebagai akibat adanya daya tarik secara
 Trend Oriented Planning; ekonomi kerwilayahan.
Perencanaan yang mengikuti arah
kecenderungan, pola ini biasanya C. Analisis Ekonomi Wilayah
menggunakan model proyeksi Arsyad (2010) menyatakan bahwa
kedepan sehingga capaian yang pembangunan ekonomi daerah adalah suatu
diinginkan ditetapkan berdasarkan proses mencakup pembentukan institusi-
trend perkembangan/pertumbuhan institusi baru, pembangunan industri-
industri alternatif, dimana pemerintah
Kajian terhadap variabel daerah dan masyarakat mengelola sumber
pembangunan hanya dilakukan pada skala daya yang ada dan membentuk suatu pola
lokal dikarenakan perspektif potensi dalam kemitraan antara daerah dengan sektor
konteks kajian ini hanya relevan dilihat dari swasta.
sudut pandang lokal, interpretasi potensi Alat analisa yang digunakan pada
pada variabel ini bisa terdapat pada kedua Aspek Ekonomi Wilayah dapat dibagi
model orientasi pembangunan, namun akan menjadi 2 kategori yaitu alat analisa untuk
dilihat muatan baik dari orientasi tujuan identifikasi konteks ekonomi secara
pembangunan yang bersifat target maupun makro dan ekonomi secara mikro, berikut
kecenderungan, adapun muatan orientasi ini beberapa alat analisis ekonomi
pembangunan yang akan dilihat sebagai kewilayahan yang relevan dengan substansi
berikut ; dan muatan kajian.

22 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

 Analisis Shift-Share  Analisis Location Quotient (LQ)


Analisis ini pada dasarnya membahas Untuk mengetahui mengetahui sektor
hubungan antara pertumbuhan wilayah dan basis dan non basis di dengan pendekatan
struktur ekonomi wilayah. Dengan LQ (Location Quotient), menggunakan data
pendekatan analisis ini dapat ditentukan PDRB menurut lapangan usaha. Kriteria
kinerja atau produktifitas kerja penentuan nilai LQ suatu sektor adalah
perekonomian serta untuk sebagai berikut:
mengidentifikasikan sektor unggul daerah  Jika LQ>1, disebut sektor basis, sektor
dengan membandingkannya dengan daerah yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi
yang lebih besar (Regional atau Nasional), daripada tingkat wilayah acuan dalam
menurut Prasetyo soepono (1993) analisis hal ini adalah Propinsi Kalimantan
ini dapat juga digunakan untuk menunjukan Timur.
sektor yang berkembang disuatu wilayah  Jika LQ<1, disebut sektor non basis,
jika dibanding dengan perekonomian yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya
nasional. lebih rendah daripada tingkat wilayah
Analisa shift-share bertujuan untuk acuan.
mengetahui perkembangan atau  Jika LQ=1, tingkat spesialisasi derah
pertumbuhan sektor kegiatan yang ada di sama dengan tingkat wilayah acuan.
Kabupaten Bulungan. Selain ini juga dapat
untuk menunjukkan tingkat perkembangan Analisa LQ dituliskan dengan
dan kedudukan Bulungan dalam sistem persamaan seoerti dibawah ini
wilayah Kalimantan Timur. Dalam kajian xi
ini wilayah referensi adalah Kalimantan
Timur yang merupakan Provinsi Induk dari LQ  PDRB
Xi
Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini dipilih
PNB
untuk melihat kondisi awal perekonomian
wilayah kajian terhadap suatu wilayah yang xi = Nilai Tambah PDRB sektor i di Kabupaten/Kota
dalam Wilayah Provinsi
memiliki struktur ekonomi lebih stabil. PDRB = Nilai Tambah PDRB di Kabupaten/Kota
Kriteria penentuan shift-share suatu Xi = Nilai Tambah PDRB sektor i di Kabupaten/Kota
PNB = Total Nilai Tambah PDRB di Kabupaten/Kota
sektor ditentukan berdasarkan pergeseran
proporsional (PS) dan pergesaran
 Analisis Indek Spesialisasi
differensial (DS), antara lain ;
Penggunaan alat analisis indeks
 Jika PS>1 dan DS>1, disebut sektor
spesialisasi regional adalah untuk
tipe unggulan.
mengetahui tingkat spesialisasi antar daerah
 Jika PS>1 dan DS<1, disebut sektor di suatu sistem perekonomian. Analisis
tipe berkembang. indeks spesialisasi regional dilakukan
 Jika PS<1 dan DS>1, disebut sektor dengan menggunakan Indeks Krugman
tipe potensial. sebagaimana yang ditetapkan oleh Kim
 Jika PS<1 dan DS<1, disebut sektor (1995: 881-908), untuk menganalisis
tipe tertinggal spesialisasi regional, adapun persamaan
Indeks Krugman dapat ditulis sebagai
berikut ;

Keterangan
Sijk : Indeks Spesialisasi Daerah j dan k
Ejk : PDRB Sektor i pada Daerah j
Ej : Total PDRB Daerah j
Eik : PDRB Sektor i pada Daerah k
Ek : Total PDRB Daerah k

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 23


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

Kriteria pengukurannya menurut Kim


(1995: 883) adalah bahwa bila indeks
spesialisasi regional mendekati nilai nol,
maka kedua daerah j dan k tidak memiliki
spesialisasi, dan bila indeks spesialisasi
regional mendekati nilai dua maka kedua
daerah j dan k memiliki spesialisasi. Batas
tengah antara angka nol dan dua tersebut
adalah satu, dan oleh karena itu bila suatu
sektor memiliki nilai indeks spesialisasi Gambar 2. Pertumbuhan Penduduk
regional yang lebih besar dari satu maka Kecamatan Tanjung Palas
sektor tersebut dapat dianggap sebagai Timur 2008-2011
sektor yang memiliki spesialisasi.
Pertumbuhan penduduk pesisir Desa
HASIL DAN PEMBAHASAN Tanah Kuning, Mangkupadi, dan Kampung
Baru rata-rata sebesar 8,1% per tahun.
A. Aspek Sosial Demografis Pesisir Pertumbuhan penduduk ini tergolong
Tanjung Palas Timur tinggi, dibutuhkan skenario kependudukan
Jumlah penduduk pesisir Desa Tanah agar pertumbuhan penduduk dapat diatur
Kuning, Mangkupadi dan Kampung Baru sesuai daya dukung wilayah pesisir.
pada tahun 2012 sebesar 5.220 jiwa. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan
Penduduk terbanyak tersebar di Desa Tanah perkembangan wilayah pesisir dimana
Kuning sebesar 2.369 jiwa, sedangkan kegiatan penduduk dapat bersinergi dengan
jumlah penduduk terendah sebesar 1.073 fungsi pesisir sebagai kawasan lindung
jiwa tersebar di Kampung Baru. Persebaran sekaligus kawasan penyangga daratan.
penduduk pesisir pada tiap desa di Komposisi penduduk menurut
Kecamatan Tanjung Palas Timur selama 5 kelompok umur berfungsi untuk
tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 1. mengetahui struktur piramida penduduk
dan produktivitas penduduk berupa usia
produktif dan non-produktif.

Gambar 1. Jumlah Penduduk Kecamatan


Tanjung Palas Timur 2008-
2011
Gambar 3. Kelompok Umur Penduduk
Berdasarkan grafik diatas terlihat Tanjung Palas Timur 2008-
bahwa jumlah penduduk pesisir Tanjung 2011
Palas Timur dari tahun 2008 hingga 2012
cenderung meningkat tiap tahunnya. Trend Komposisi penduduk menurut umur
pertumbuhan penduduk disajikan pada wilayah pesisir Tanjung Palas Timur
gambar 2. dibedakan menjadi tiga kelompok umur,
terdiri dari: kelompok anak-anak (0-14
tahun), dewasa (15-64 tahun), dan lansia (≥
65 tahun). Wilayah pesisir Tanjung Palas

24 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

Timur didominasi oleh penduduk usia nelayan, petani/pekebun, dan karyawan.


dewasa atau kelompok umur 15-64 tahun Sedangkan bukan angkatan kerja meliputi
sebanyak 2.884 jiwa atau 55% dari total sekolah dan mengurus rumah tangga.
penduduk. Ini menunjukkan bahwa Berdasarkan gambar diagram diatas,
penduduk pesisir sebagian besar merupakan dapat dilihat penduduk menurut mata
usia produktif sehingga cenderung memiliki pencaharian didominasi oleh penduduk
energi dan kreativitas yang tinggi bukan angkatan kerja yaitu sebagai IRT
dibandingkan dengan usia lainnya. Dengan sebesar 30%. Sedangkan penduduk
demikian, wilayah pesisir Tanjung Palas angkatan kerja di wilayah pesisir Tanjung
Timur memiliki potensi SDM yang tinggi Palas Timur sebagai karyawan sebesar 26%
untuk mendukung pembangunan wilayah disusul nelayan sebesar 25% dan
pesisir dan peningkatan ekonomi pesisir. petani/pekebun sebesar 18%.
Rasio ketergantungan (dependency Dari komposisi penduduk menurut
ratio) wilayah pesisir Tanjung Palas Timur angkatan kerja dapat ditentukan angka
sebesar 123 jiwa. Angka ini menunjukkan partisipasi tenaga kerja (APTK) dan tingkat
setiap 100 orang usia produktif harus partisipasi angkatan kerja (TPAK) di
menanggung 123 orang usia non-produktif. wilayah pesisir Tanjung Palas Timur.
Angka ini menggambarkan bahwa tingkat  APTK merupakan penduduk usia
ketergantungan penduduk pesisir Tanjung kerja dibandingkan dengan jumlah
Palas Timur tergolong tinggi (DR > 100). penduduk. Penduduk usia kerja
Jadi dapat disimpulkan, karakteristik pesisir Tanjung Palas Timur sebesar
penduduk pesisir Tanjung Palas Timur 2.884 jiwa sedangkan jumlah
termasuk dalam penduduk produktif namun penduduk sebesar 5.220 jiwa. Maka
memiliki rasio ketergantungan yang tinggi. APTK wilayah pesisir Tanjung Palas
Timur sebesar 55%, menunjukkan
bahwa sebagian penduduk pesisir
merupakan penduduk usia kerja
artinya tingkat penawaran tenaga
kerja di wilayah pesisir tergolong
tinggi (> 50%).
 TPAK merupakan jumlah penduduk
angkatan kerja dibandingkan dengan
jumlah usia kerja. Jumlah penduduk
Gambar 4. Komposisi Mata Pencaharian angkatan kerja wilayah pesisir
Penduduk Tanjung Palas Timur Tanjung Palas Timur adalah total
2008-2011 nelayan, petani/pekebun, dan
karyawan yakni sebesar 1.742 jiwa.
Komposisi penduduk menurut mata Maka nilai TPAK sebesar 60%
pencaharian menggambarkan kegiatan menunjukkan hanya sebagian
penduduk dalam pengembangan ekonomi penduduk usia kerja yang terserap
wilayah. Dari data penduduk ini dapat dalam lapangan kerja yang tersedia.
dilihat juga angka partisipasi tenaga kerja TPAK wilayah pesisir Tanjung Palas
(daya serap tenaga kerja) atau tingkat Timur tergolong sedang, karena dari
pengangguran suatu wilayah. Dilihat dari 100 orang penduduk usia kerja,
kegiatan/aktifitas yang dilakukannya, secara sekitar 60 orang yang termasuk dalam
umum penduduk menurut mata pencaharian angkatan kerja.
dapat dikelompokkan menjadi dua Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa
kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan penduduk pesisir Tanjung Palas Timur
angkatan kerja. Untuk angkatan kerja termasuk dalam penduduk usia kerja
meliputi penduduk yang bekerja seperti sebesar 55%, terdiri dari 60% terserap

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 25


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

dalam lapangan kerja dan 40% sisanya komunikasi, serta jasa-jasa. Sektor
merupakan pengangguran. Hal ini berarti pertanian dengan subsektor perikanan yang
hanya sebagian penduduk usia kerja yang memiliki nilai LQ > 1 yakni nilai LQ
terserap dalam lapangan kerja yang tersedia sebesar 4,85 menunjukkan subsektor
dengan tingkat produktivitas tergolong perikanan memiliki keunggulan komparatif
sedang sementara masih ada sebagian dan menjadi kekuatan Kabupaten
penduduk lagi yang belum bekerja. Bulungan. Hasil perikanan tersebut selain
memenuhi kebutuhan Kabupaten Bulungan,
B. Aspek Ekonomi Wilayah Pesisir juga mampu mengekspor hasilnya keluar
Tanjung Palas Timur Kabupaten Bulungan.
Analisa ekonomi keruangan wilayah
pesisir bertujuan untuk mengetahui potensi Analisa indeks spesialisasi
ekonomi yang terdapat pada wilayah kajian Analisa indeks spesialisasi
pesisir Tanjung Palas Timur meliputi Desa merupakan salah satu cara mengukur
Tanah Kuning, Mangkupadi, dan Kampung potensi kegiatan ekonomi pesisir
Baru. Potensi ekonomi keruangan ini dikaji Kabupaten Bulungan. Input analisa IS ini
dari data PDRB. Analisa ekonomi ini sama halnya dengan analisa LQ yaitu
nantinya akan menjadi salah satu input PDRB menurut lapangan usaha. Hasil yang
dalam menentukan prospek pengembangan didapatkan dari nilai IS ini adalah makin
pesisir Tanjung Palas Timur. Analisa tinggi nilai IS maka semakin tinggi tingkat
ekonomi keruangan menggunakan metode spesialisasi sektoral perikanan di pesisir
LQ (Location Quotient), IS (Indeks Kabupaten Bulungan yang terkonsentrasi
Spesialisasi), dan Shift-Share. pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai
nilai selisih persentase positif.
Analisa LQ (Location Quotient)
Analisa yang digunakan untuk Tabel 2. Analisa indeks spesialisasi
mengetahui mengetahui sektor basis dan
non basis di wilayah pesisir Tanjung Palas
Timur adalah dengan pendekatan LQ
(Location Quotient), menggunakan data
PDRB menurut lapangan usaha.

Tabel 1. Analisa LQ ekonomi wilayah


Kecamatan Tanjung Palas Timur

Nilai IS menurut PDRB per sektor di


Kabupaten Bulungan sebesar 0,33
menandakan tingkat spesialisasi sektoral
Kabupaten Bulungan tergolong rendah. Ini
berarti konsentrasi sektor ekonomi tidak
tersebar merata dalam perekonomian
Kabupaten Bulungan, namun terdapat 5
sektor lapangan usaha bernilai positif yang
menjadi konsentrasi pertumbuhan ekonomi
Dari tabel diatas, dapat diketahui
Kabupaten Bulungan meliputi pertanian
bahwa sektor basis Kabupaten Bulungan
tanaman bahan makanan, peternakan,
sebanyak 5 sektor yaitu sektor pertanian,
kehutanan, perikanan, listrik gas dan air
listrik gas dan air bersih, perdagangan hotel
bersih, perdagangan hotel dan restoran,
dan restoran, pengangkutan dan

26 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

pengangkutan dan komunikasi, serta jasa- Analisa Shift Share


jasa lainnya. Maka dari nilai IS yang Analisa shift-share bertujuan untuk
terlihat bahwa subsektor perikanan mengetahui perkembangan atau
merupakan potensi dan memiliki prospek pertumbuhan dari sektor-sektor kegiatan
pengembangan karena menjadi salah satu yang ada di Kabupaten Bulungan. Adapun
pilar pertumbuhan ekonomi Kabupaten perhitungan shift-share Kabupaten
Bulungan. Bulungan menurut lapangan usaha tahun
2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Perhitungan nilai shift-share Kabupaten Bulungan


Kab. Bulungan Prop. Kalimantan Timur
rin rij rn N M C D
LAPANGAN USAHA 2007 2011 2007 2011
Ein Ein* Eij Eij* (Ein*-Ein)/Ein (Eij*-Eij)/Eij (En*-En)/En Eij*rn Eij*(rin-rn) Eij*(rij-rin) Total
1. Pertanian
* Tanaman Bahan
Makanan 48,931.35 59,308.84 1,407,216 1,394,020 0.21 -0.01 0.17 243,547.38 54,898.70 -311,642.09 -13,196.00
* Tanaman
Perkebunan 8,015.06 14,747.03 1,028,131 1,468,681 0.84 0.43 0.17 177,939.01 685,603.76 -422,992.76 440,550.00
* Peternakan 37,090.52 45,815.06 786,528 892,965 0.24 0.14 0.17 136,124.69 48,884.72 -78,572.40 106,437.00
* Kehutanan 106,089.22 119,872.47 2,072,356 1,813,227 0.13 -0.13 0.17 358,663.41 -89,420.21 -528,372.20 -259,129.00
* Perikanan 79,372.07 99,317.68 1,550,583 2,222,116 0.25 0.43 0.17 268,359.96 121,290.00 281,883.04 671,533.00
2. Pertambangan dan -
Penggalian 315,219.09 479,361.19 40,527,149 48,952,935 0.52 0.21 0.17 7,014,048.40 14,089,404.90 12,677,667.30 8,425,786.00
3. Industri Pengolahan 121,774.09 1,733.25 32,975,825 29,020,968 -0.99 -0.12 0.17 5,707,138.01 -38,213,607.43 28,551,612.42 -3,954,857.00
4. Listrik, Gas, & Air
Bersih 8,730.66 11,056.83 319,610 404,892 0.27 0.27 0.17 55,315.02 29,840.88 126.10 85,282.00
5. Bangunan 3,213.93 5,135.06 3,617,582 4,811,824 0.60 0.33 0.17 626,096.23 1,536,317.17 -968,171.40 1,194,242.00
6. Perdagangan,
Hotel, & Restoran 123,435.18 160,412.69 8,419,720 10,863,952 0.30 0.29 0.17 1,457,204.00 1,065,093.78 -78,065.78 2,444,232.00
7. Pengangkutan &
Komunikasi 76,782.15 92,304.56 5,450,459 7,055,234 0.20 0.29 0.17 943,312.92 158,561.14 502,900.94 1,604,775.00
8. Keuangan,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan 3,852.93 4,957.43 3,008,421 4,023,775 0.29 0.34 0.17 520,668.52 341,740.35 152,945.13 1,015,354.00
9. Jasa-Jasa 60,163.36 70,449.21 2,043,292 2,551,093 0.17 0.25 0.17 353,633.29 -4,301.15 158,468.86 507,801.00
PDRB 992,669.61 1,164,471.30 103,206,872 115,475,682 0.17 0.12 0.17 17,862,050.83 - -5,593,240.83 12,268,810.00

Selanjutnya dari hasil perhitungan di Kabupaten Bulungan, dengan hasil yang


shift-share dilakukan penentuan tipe sektor ditunjukkan pada tabel 4 berikut:
menurut lapangan usaha yang berkembang

Tabel 4. Analisa Shift Share Kabupaten Bulungan Tahun 2011


Sektor Pergeseran Proporsional Pergeseran Diferensial Tipe Sektor
1. Pertanian
* Tanaman Bahan Makanan 54,898.70 -311,642.09 Berkembang
* Tanaman Perkebunan 685,603.76 -422,992.76 Berkembang
* Peternakan 48,884.72 -78,572.40 Berkembang
* Kehutanan -89,420.21 -528,372.20 Tertinggal
* Perikanan 121,290.00 281,883.04 Unggulan
2. Pertambangan dan Penggalian 14,089,404.90 -12,677,667.30 Berkembang
3. Industri Pengolahan -38,213,607.43 28,551,612.42 Potensial
4. Listrik, Gas, & Air Bersih 29,840.88 126.10 Unggulan
5. Bangunan 1,536,317.17 -968,171.40 Berkembang
6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 1,065,093.78 -78,065.78 Berkembang
7. Pengangkutan & Komunikasi 158,561.14 502,900.94 Unggulan
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 341,740.35 152,945.13 Unggulan
9. Jasa-Jasa -4,301.15 158,468.86 Potensial

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 27


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

Berdasarkan tabel dan matriks diatas, positif menggambarkan perikanan


sektor perekonomian yang merupakan menjadi konsentrasi pertumbuhan
sektor unggulan terdiri dari 4 sektor ekonomi Kabupaten Bulungan dan
meliputi subsektor perikanan, sektor listrik, memiliki prospek pengembangan
gas &air bersih, sektor pengangkutan karena menjadi salah satu pilar
&komunikasi, dan sektor keuangan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten
persewaan & jasa perusahaan. Subsektor Bulungan.
perikanan menjadi sektor unggulan yang  Berdasarkan shift-share, perikanan
memberikan nilai pergeseran proporsional menjadi sektor unggulan yang
dan differensial positif, artinya perikanan memberikan nilai pergeseran
memiliki keunggulan kompetitif dalam proporsional dan differensial positif,
perekonomian Kabupaten Bulungan. artinya perikanan memiliki
Dari analisa ekonomi spasial pesisir keunggulan kompetitif dalam
diatas yaitu analisa LQ, analisa IS, dan perekonomian Kabupaten Bulungan.
analisa shift-share ditemukan bahwa
perikanan merupakan subsektor unggulan C. Rumusan Strategi Pengembangan
dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ekonomi Pesisir Tanjung Palas Timur
Bulungan. Perikanan menjadi basis Strategi Pengembangan ekonomi
ekonomi yang memiliki keunggulan wilayah pesisir Tanjung Palas Timur
kompetitif. Perikanan memiliki prospek dirumuskan dengan analisa kekuatan
potensial yang memerlukan strategi (strenght), kelemahan (weakness), peluang
pengembangan dalam rangka mencapai (opportunity) dan ancaman (threat) yang
optimalisasi perekonomian bidang pesisir di lebih dikenal dengan istilah analisa SWOT.
Kabupaten Bulungan. Dalam lingkup kajian ini, analisa SWOT
Dalam aspek ekonomi hanya dibatasi sampai pada penentuan
keruangan/spasial hasil analisa sebagai arahan strategi bagi pengembangan
sektor basis, spesialisasi, dan kuadran ekonomi wilayah pesisir Tanjung Palas
unggulan akan dilihat sebagai potensi Timur. SWOT kajian sektoral keseluruhan
sebaliknya bukan sektor basis, tidak terjadi dalam pekerjaan ini melingkupi sektor
spesialisasi, dan kuadran tertinggal tidak sosial demografis masyarakat, ekonomi
dilihat sebagai nilai potensial. Berdasarkan wilayah dalam hal ini sumber daya alam
ketiga metode analisa ekonomi keruangan perikanan dan kelautan, serta aspek
pesisir yang telah dianalisis pada subbab kebijakan.
sebelumnya yaitu analisa LQ, analisa IS, Strategi hasil analisa SWOT secara
dan analisa Shift-Share diperoleh hasil keseluruhan terbagi menjadi 2 (dua), yang
sebagai berikut pertama adalah Strategi Internal (inward
 Nilai LQ > 1 yaitu LQ perikanan looking) dan Strategi Eksternal (outward
sebesar 4,85 menunjukkan subsektor looking). Dalam konteks kajian ini kedua
perikanan memiliki keunggulan strategi ini akan dijabarkan lagi menjadi
komparatif dan menjadi kekuatan Strategi internal (inward looking) dan
yang tidak saja memenuhi kebutuhan strategi eksternal (outward looking) ini juga
Kabupaten Bulungan saja namun disebut sebagai strategi Konsekwensi
mampu mengekspor hasilnya keluar (Consequence Strategy) yang berfungsi
Kabupaten Bulungan. sebagai pengungkit (leverage), strategi ini
 Nilai IS menurut PDRB per sektor di dikelompokan menjadi strategi inti (core
Kabupaten Bulungan sebesar 0,33 strategy) yaitu strategi yang utama
menandakan tingkat spesialisasi dipandang memiliki dampak ikutan yang
sektoral Kabupaten Bulungan signifikan jika dintervensi. Kemudian
tergolong rendah. Namun sektor strategi pendukung (requirement strategy)
perikanan dengan selisih 6,60 bernilai yaitu strategi yang merupakan prasyarat

28 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

untuk/agar strategi inti dapat terlaksana Strategi Eksternal (outward looking)


sesuai harapan. Strategi eksternal pertama adalah
dengan mengoptimalkan faktor kekuatan
Strategi Internal (inward looking) internal yang dimiliki dalam wilayah kajian
Strategi internal pertama adalah untuk menghindari ancaman yang ada.
dengan mengurangi faktor internal Strategi ini terdiri atas ;
kelemahan yang ada untuk menghidari (1) Meningkatkan jaringan bisnis antar
ancanaman yang berasal dari wilayah usaha kecil
eksternal atau disebut dengan strategi W-T (2) Meningkatkan potensi SDM
(weaknesses – threat) hasil analisa (3) Membangun sistem informasi pasar
mendapatkan 7 strategi antara lain; (4) Mengembangkan keterkaitan usaha di
(1) Membuka peluang penciptaan pasar kawasan pesisir
baru (5) Meningkatkan produksi hasil perikanan
(2) Alternatif peningkatan potensi SDM laut
lokal Sedangkan strategi eksternal kedua
(3) Meningkatkan fungsi institusi/lembaga adalah dengan mengoptimalkan kekuatan
masyarakat pesisir yang dimiliki secara internal dengan
(4) Manajemen Usaha maksud untuk meraih peluang-peluang
(5) Meningkatkan kualitas prasarana yang ada. Strategi tersebut antara lain:
pendukung (1)Meningkatkan Peran Lembaga
(6) Penataan Kawasan Pesisir Tanah Formal/Informal dalam rangka
Kuning dan Zonasi kawasan perairan membangun tingkat partisipasi dan
menjadi kawasan untuk pemberdayaan masyarakat pesisir
aktifitas/pemanfaatan tertentu (2)Pelatihan SDM terampil yang sesuai
(7) Peningkatan pengawasan dan dengan kebutuhan lokal
pemanfaatan aktifitas perikanan (3)Meningkatkan kualitas hasil perikanan
Sedangkan strategi internal kedua dengan orientasi berdasarkan standard
adalah dengan mengurangi faktor internal pasar regional/internasional
kelemahan yang ada. Strategi ini terdiri dari (4)Penataan Kawasan Pesisir Tanah
7 strategi antara lain; Kuning dan Zonasi kawasan perairan
(1) Meningkatkan posisi tawar usaha menjadi kawasan untuk
dengan membangun kekuatan kolektif aktifitas/pemanfaatan tertentu
(2) Memperbaiki manajemen usaha (5)Peningkatan Keamanan Laut dan
(3) Diversifikasi dan produk hasil Pesisir
perikanan laut (6)Peningkatan Kesadaran masyarakat
(4) Pembangunan Infrastruktur Dasar akan pentingnya peningkatan gizi dan
Pendukung Kegiatan Pesisir protein melalui konsumsi hasil
(5) Kebijakan yang mendukung perikanan
Pengembangan Ekonomi Lokal (7)Peningkatan peran pemerintah dalam
Konteks Pesisir melakukan intervensi positif sektor
(6) Meningkatkan potensi SDM dan perikanan
alternative aktifitas perekonomian
usaha kecil Strategi Inti (core strategy)
(7) Pengembangan strategi perlindungan Strategi inti dalam kajian dipilih
kawasan-kawasan konservasi (fisik berdasarkan hasil analisa merupakan
maupun budaya) dengan strategi yang dipandang dapat
mengintegrasikan pendekatan menyelesaikan isu utama pada wilayah
teknokratik dan kearifan lokal dan kajian pesisir. Rendahnya pendapatan
budaya setempat masyarakat nelayan yang tidak seimbang
dengan nilai permintaan yang tinggi

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 29


Kajian Strategis Pengembangan Ekonomi … (Asfihannur Arifin dan Muhamad Roem)

(demand) teridentifikasi bahwa sistem (7) Peningkatan Keamanan Laut dan


informal perdagangan yang terbentuk di Pesisir
wilayah kajian tidak banyak (8) Peningkatan Kesadaran masyarakat
menguntungkan masyarakat nelayan. akan pentingnya peningkatan gizi dan
Pengumpul dalam hal ini pemilik modal protein melalui konsumsi hasil
yang mengumpulkan hasil nelayan dan perikanan
memiliki jaringan untuk menjualkan hasil (9) Peningkatan peran pemerintah dalam
nelayan keluar dalam sistem informal melakukan intervensi positif sektor
tersebut sangat berperan. Dengan kata lain perikanan
posisi tawar masyarakat nelayan yang (10) Alternatif Pembangunan
rendah dalam konteks jual-beli hasil Infrastruktur Dasar Pendukung
nelayan adalah isu utamanya. Apabila Kegiatan Pesisir
posisi tawar masyarakat nelayan seimbang (11) Kebijakan yang mendukung
maka bukan tidak mungkin maka nilai jual Pengembangan Ekonomi Lokal
hasil nelayan lebih layak dan ini besar Konteks Pesisir
berpengaruh terhadap kesejahteraan (12) Pengembangan strategi
masyarakat nelayan yang kemudian juga perlindungan kawasan-kawasan
mempunyai implikasi terhadap perbaikan konservasi (fisik maupun budaya)
lingkungan nelayan. Strategi inti dalam dengan mengintegrasikan pendekatan
kajian ini hanya 1 karena dilihat sangat teknokratik dan kearifan lokal dan
siginifikan dampaknya terhadap strategi budaya setempat
yang lain dengan demikian strategi inti dari (13) Meningkatkan kualitas prasarana
hasil kajian SWOT pada kajian ini adalah pendukung
“meningkatkan posisi tawar usaha dengan
membangun usaha secara kolektif”. Strategi Konsekwensi (consequence
strategy)
Strategi Pendukung (requirement Strategi konsekwensi adalah strategi
strategy) yang dinilai mempunyai daya ungkit dan
Strategi ini dinilai memiliki peran mempunyai dampak untuk mempercepat
dalam mendukung pencapain sasaran proses pencapaian tujuan dari strategi inti,
strategi inti, pada kajian ini dari analisa dari hasil kajian muatan dan substansi
muatan dan substansi setiap strategi maka dihasilkan 7 strategi pendukung sebagai
ditemukan ada 13 strategi pendukung berikut;
sebagai berikut ; (1) Meningkatkan jaringan bisnis antar
(1) Membangun sistem informasi pasar usaha kecil
(2) Mengembangkan keterkaitan usaha di (2) Meningkatkan potensi SDM
kawasan pesisir (3) Meningkatkan produksi hasil perikanan
(3) Peningkatan kualitas SDA ekologi laut
pantai dan laut (4) Pelatihan SDM terampil yang sesuai
(4) Meningkatkan Peran Lembaga dengan kebutuhan lokal
Formal/Informal dalam rangka (5) Memperbaiki manajemen usaha
membangun tingkat partisipasi dan (6) Diversifikasi dan produk hasil
pemberdayaan masyarakat pesisir perikanan laut
(5) Meningkatkan kualitas hasil perikanan (7) Membuka peluang penciptaan pasar
dengan orientasi berdasarkan standard baru
pasar regional/internasional Strategi-strategi baik secara internal
(6) Penataan Kawasan Pesisir Tanah maupun eksternal yang kemudian
Kuning dan Zonasi kawasan perairan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
menjadi kawasan untuk strategi inti (core strategy), strategi
aktifitas/pemanfaatan tertentu konsekwensi (consequence strategy) dan

30 © Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016


Jurnal Harpodon Borneo Vol.9. No.1. April. 2016 ISSN : 2087-121X

strategi pendukung (requirement strategy), memiliki fungsi sebagai prasarat yang


ketiga strategi ini masih perlu diturunkan harus dipenuhi terlebih dahulu
lebih lanjut menjadi beberapa program yang sehingga strategi yang lainnya dapat
memiliki periodisasi jangka waktu panjang dijalankan. Strategi pendukung
sebagai perwujudan dari strategi inti, diturunkan menjadi program-program
program jangka menengah sebagai wujud jangka pendek. Strategi konsekuensi
dari strategi konsekwensi dan jangka memiliki fungsi sebagai pengungkit
pendek sebagai perwujudan dari strategi agar strategi inti dapat
pendukung, program-program ini kemudian diimplementasikan. Strategi ini
dirinci lagi dalam bentuk kegiatan berupa diturunkan menjadi program-program
rencana tindak. jangka menengah. Strategi inti
memiliki fungsi mengarahkan
KESIMPULAN (steering) fokus pengembangan sesuai
dengan tujuan studi.
Berdasarkan hasil kajian
pengembangan ekonomi wilayah pesisir DAFTAR PUSTAKA
Tanjung Palas Timur dapat disimpulkan
beberapa hal diantaranya; Arsyad, Lincolin. 2010. Pembangunan
1. Kurangnya akses terhadap modal, ekonomi. Edisi Kelima.UPP STIM
keterbatasan sarana prasarana serta YKPN. Yogyakarta.
tingkat pendidikan yang rendah
menjadi suatu proses yang sistematis BPS Kabupaten Bulungan, 2013. Bulungan
untuk memperlambat pembangunan di Dalam Angka 2012.
pesisir Kecamatan Tanjung Palas
Timur menjadi isu strategis wilayah BPS Kabupaten Provinsi Kalimantan Utara,
yang akan menghasilkan perosalan- 2013. Kalimantan Timur Dalam
persoalan turunan kedalam siklus Angka 2012.
pembangunan ekonomi wilayah pesisir.
2. Rendahnya posisi tawar masyarakat Kim, Sukkoo. Expansion of Markets and
nelayan untuk melakukan pemasaran the Geographic Distribution of
yang hanya tergantung pada pemodal Economic Activities: The Trends in
(pengumpul) sistem informal ini U. S. Regional Manufacturing
menjadi sistem yang baku pada Structure, 1860-1987. The Quarterly
wilayah kajian yang mana cenderung Journal of Economics, Vol. 110, No.
tidak berpihak pada masyarakat 4. (Nov., 1995), pp. 881-908. Pada
nelayan, harga jual yang semestinya http://www.jstor.org.
mengikuti harga pasar namun tidak
bagi masyarakat nelayan di wilayah Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan No.
kajian, keterbatasan modal dan sarana 4 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
tadi membuat masyarakat nelayan tidak Ruang Kabupaten Bulungan 2013-
memiliki pilihan selain untuk segera 2032
dapat menjual hasilnya walaupun
dengan harga jual yang relatif rendah. Soepono, P., 1993. Analisis Shift-
3. Strategi pengembangan ekonomi Share:Perkembangan Dan Penerapan.
wilayah pesisir dibagi menjadi 3 yaitu ; Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
strategi inti, strategi konsekuensi dan VIII (1).
strategi pendukung. Strategi pendukung

© Hak Cipta Oleh Jurnal Harpodon Borneo Tahun 2016 31

View publication stats

You might also like