You are on page 1of 51

Tatalaksana Kasus KIPI

Komnas PP-KIPI

Selasa, 28 Desember 2021


CURRICULUM VITAE Education

Dr. Julitasari Sundoro, dr., MSc-PH

Organization
• Member of Scientific Advisory Committee – Programme Appropriate Technology in Health (SAC – PATH –
Whole Cell Pneumococcal Vaccine), 2013-2018
• Consultant of New Vaccine Support (NVS) – GAVI Indonesia (DC – EH, MoH) – 2006 until to date
• Member of Council Code of Medical Ethics - Indonesian Medical Association – 2005 until to date
• Executive Secretary - Indonesian Technical Advisory Group on Immunization – 2007 until to date
• Executive Secretary - National Committee Adverse Event Following Immunization – 1998 – until to date

Experience
2006 : Organizing Workshop for JE (MOH, PATH and IVI)
2007 : Organizing Workshop on Technical Advisory Group (MoH, WHO)
2008 : Organizing Training AEFI Regional 1 (MoH, WHO)
2009 : Organizing TOT and Training AEFI Regional 2 and 3 (MoH, WHO)
2015 : Organizing Mid Level Managers (MLM) - (MoH, WHO)
2016 : Organizing training Vaccine safety at several Provinces (WHO) , until to date
2018 : DSMB CT Typhoid, Rotavirus and Bridging Study Hepatitis vaccine, until to date
2020 : DSMB CT SARS-CoV-2 Vaccine
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Vaksin COVID-19 di Indonesia
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
The Global Vaccine Safety
Initiative (GVSI)

• 2011
• WHO and a group of partners
developed a strategic document
on vaccine safety called the Global
Vaccine Safety Blueprint.
• This document sets out indicators
that aim to ensure that all countries
have at least a minimal capacity to
ensure vaccine safety.
Global Advisory Committee on Vaccine Safety

Komnas KIPI menghadiri Global Vaccine Safety Summit, di Geneva, 2-3 Dec 2019
KEAMANAN VAKSIN (vaccine safety)

Sistem Respon Investigasi Deteksi dan pelaporan KIPI


merupakan langkah awal
Cepat KIPI untuk memperkuat
monitoring keamanan vaksin
Keamanan (vaccine safety).
Vaksin
Dengan meningkatnya
National Vaccine Injury Sistem keamanan vaksin, keamanan
pasien (patient safety)
Compensation Program Surveilans KIPI tentu akan meningkat.
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Vaksin COVID-19 di Indonesia
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
DEFINISI KIPI
Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) adalah
semua kejadian medik yang
terjadi setelah imunisasi,
menjadi perhatian dan
diduga berhubungan
dengan imunisasi

Dapat berupa gejala, tanda, hasil


Pemeriksaan laboratorium atau
penyakit
PENYEBAB KIPI
Cara pemberian vaksin

Kandungan vaksin:
• Antigen
• Adjuvan
• Antibiotik
• Pengawet
KLASIFIKASI KIPI
3 4
1 2
Reaksi yang Reaksi yang
Reaksi yang Reaksi yang 5
berkaitan dengan berkaitan dengan
berkaitan dengan berkaitan dengan Kejadian Koinsiden
kekeliruan kecemasan yang
produk defek kualitas
prosedur berlebihan yang
(KEBETULAN)
/kandungan vaksin vaksin/cacat produk
pemberian imunisasi berhubungan
dengan imunisasi/
reaksi suntikan

CONTOH CONTOH
CONTOH
Vasovagal Demam setelah
CONTOH CONTOH imunisasi dan
Transmisi infeksi syncope pada
Vaksin Rotavirus melalui vial ternyata
seorang dewasa ditemukan parasit
Demam pada DPT generasi pertama multidosis yang
muda setelah malaria dalam
terkontaminasi
imunisasi. darah.

Tidak semua KIPI berkaitan dengan vaksin


DIPERLUKAN KAJIAN INDEPENDEN

Untuk mengkaji efek simpang, diperlukan kajian independen, yang terpisah dari
program imunisasi.

Penilaian sebab akibat (atau hubungan penyebab) memerlukan suatu tim


investigator, termasuk seorang ahli imunologi atau pakar lain, tergantung
pada sifat kejadian ikutan tersebut.

Tim ini adalah tim independen terdiri dari para pakar terkait.
KOMITE PENGKAJIAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

Komite Nasional PP-KIPI Komite Daerah PP-KIPI


• Komnas PP-KIPI: • Komda PP-KIPI
àKomite independen yang àKomite independen yang
melakukan pengkajian untuk
melakukan pengkajian penanggulangan laporan
untuk penanggulangan KIPI di tingkat daerah provinsi
laporan KIPI di tingkat
nasional • SK dari Gubernur/Pimpinan
Provinsi
• SK dari MenKes RI
SK Komnas PP-KIPI

Secretariat
Balitbangkes, Ditjen P2P, Gedung C Lt.3
Jl. Percetakan Negara No. 29,
Jakarta Pusat 10560
E-mail: komnasppkipi@gmail.com
Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
TUGAS KOMNAS PP-KIPI: Mengkaji KETERKAITAN Kausalitas

Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk menentukan
hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data dasar tingkat nasional.
Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan adanya aspek baru yang
berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai hubungan kausal imunisasi.

Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan


Konsisten Indeterminate pada beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang
dibutuhkan agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus
mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional,
maupun internasional.

Klasifikasi Inkonsisten: suatu kondisi utama atau kondisi yang


disebabkan paparan terhadap sesuatu selain vaksin
Inkonsisten Unclassifiable
Klasifikasi Unclassifiable: kejadian klinis dengan informasi yang tidak
cukup untuk memungkinkan dilakukan penilaian dan identifikasi
penyebab.
KOMDA PP-KIPI
FOCAL POINT KIPI di DINKES PROVINSI
TUJUAN SURVEILANS KIPI

• Untuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan KIPI diperlukan


pencatatan dan pelaporan semua reaksi yang timbul setelah pemberian
imunisasi.
• Surveilans KIPI tersebut sangat membantu imunisasi, untuk mengetahui apakah
kejadian tersebut berhubungan dengan vaksin yang diberikan ataukah terjadi
secara kebetulan.
• Tujuan utama adalah untuk mendeteksi dini, merespon KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan individu dan
terhadap imunisasi.
• Hal terpenting dalam pemantauan KIPI adalah menyediakan informasi KIPI
secara lengkap agar dapat dengan cepat dinilai dan dianalisis untuk
mengidentifikasi dan merespon suatu masalah.
• Respon merupakan suatu aspek tindak lanjut yang penting dalam pemantauan
KIPI.
JENIS KIPI

Serius
01 KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di
masyarakat.

Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan tidak
menimbulkan risiko potensial pada kesehatan pada penerima imunisasi.
Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi

www.keamananvaksin.ke
mkes.go.id Form KIPI Form KIPI Form
Non Serius Serius
http://bit.ly/LampiranJukni Investigasi

sVC19
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat
dilakukan melalui:

Tatacara pelaporan melalui E-mail: komnasppkipi@gmail.com Website: keamananvaksin.kemkes.go.id


web keamanan vaksin dapat
dilihat pada Buku Pedoman:
https://bit.ly/jukniswebkipi
Formulir Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Serius COVID-19 dapat diunduh di:
https://docs.google.com/document/d/1_ICTGsldat8DLLaBBR5vSsyfDJzfwCO4/edit#
ALUR PELAPORAN KIPI NON-SERIUS
PEMANTAUAN & PENANGGULANGAN KIPI SERIUS

KIPI yang meresahkan dan


menimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harus
segera direspons, diinvestigasi
dan laporannya segera dikirim
langsung kepada Kementerian
Kesehatan cq. Sub Direktorat
Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau
melalui WA grup Komda KIPI –
Focal Point,
email: komnasppkipi@gmail.com
dan data_imunisasi@yahoo.com ;
website:
www.keamananvaksin.kemkes.go.i
d
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja 24 jam dari saat penemuan kasus
KIPI
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan
kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
Tindakan apa yang harus dilakukan jika ditemukan laporan KIPI Serius?

Petugas Dinkes Kab/Kota 3


bersama dengan Dinkes
Prov dan Puskesmas
melakukan investigasi ke
lapangan.
Audit oleh Komda KIPI
1 Dinkes Prov melaporkan hasil
Investigasi investigasi dan laporan lengkap ke
Pelaporan Komda KIPI Prov, Pokja KIPI
Kab/Kota dan ke Komnas PP-KIPI.
Untuk selanjutnya Komda KIPI
Petugas Imunisasi yang bersama Pokja KIPI melakukan
menerima laporan kasus KIPI Audit Klasifikasi. Hasil Audit
dari masyarakat harus diteruskan ke Komnas KIPI.
langsung melaporkan ke Selanjutnya Komnas KIPI akan
Dinkes Kab/Kota. Dinkes 2 melakukan Audit Kausalitas. Hasil
Kab/Kota melaporkan ke Pokja audit dilaporkan ke Dirjen P2P cc
KIPI Kab/Kota dan ke Dinkes Menkes RI.
Prov.
IMMUNIZATION STRESS RELATED RESPONSE (ISRR)

TAKUUUUUUTTTTT DIVAKSIN
IMMUNIZATION STRESS RELATED RESPONSE (ISRR)

The image part with relationship ID rId2 was not found in the
file. • The term “immunization
anxiety-related reaction” is
used to describe a range of
symptoms and signs that
may arise around
immunization that are
related to “anxiety” and not
to the vaccine product, a
defect in the quality of the
vaccine or an error of the
immunization programme.
20 December 2019
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Vaksin COVID-19 di Indonesia
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA

Sinovac AstraZeneca Sinopharm Moderna

Pfizer Janssen Cansino Sputnik V

Zifivax Covavax
KIPI SINOVAC (pada Usia >18 tahun)

Lain-lain:

• Drowsiness(Mengantuk)
Local reactions are Systemic events are • Dizziness (Pusing)
• Headache (sakit Kepala)
within 28 days following within 28 days following • Itchiness (Gatal)
last vaccination last vaccination • Tingling (kesemutan)
• Neck pain (nyeri leher)
• Neck lump (mati rasa di leher)
• Local pain (nyeri local) • Fever (demam) • Joint pain (nyeri sendi)
• Lower back pain (nyeri punggung)
• Redness (kemerahan) • Fatigue (lemas)
• Induration (pengerasan) • Muscle pain (nyeri otot) • Nasal congestion (hidung tersumbat)
• Sore throat (nyeri menelan)
• Swelling (bengkak) • Other systemic events (lainlain)
• Cough (batuk)
• Other local reactions (lain lain) • Common cold (selesma)
• Nausea (mual)
• Vomiting (muntah)
• Increased appetite (selera makan meningkat)
• Abdominal pain (nyeri perut)
KIPI SINOVAC (Uji Klinis Fase 1 dan 2 pada Anak dan Remaja Usia 3 – 17 tahun)

Lokal Sistemik

• Nyeri lokal (13%) • Demam (5%)


• Bengkak (2%) • Batuk (3%)
• Indurasi (<1%) • Sakit Kepala (2%)
• Erythema (<1%) • Anorexia (2%)
• Pruritis (1%) • Diare (1%) Catatan
• Muntah (1%) • Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
• Muntah (1%) kelompok intervensi dan placebo, selain dari reaksi
nyeri lokal.
• Mukokutan erupsi (1%) • Pada analisis berdasarkan kelompok umur,
prevalens kejadian KIPI tertinggi pada kelompok
• Sakit otot (1%) umur 12– 17 tahun, diikuti pada kelompok 3 – 5 tahun,
dan 6 – 11 tahun.
• Kelelahan (1%) • Tidak terdapat laporan KIPI Serius pada kelompok
• Hipersensivitas (<1%) intervensi.
KIPI ASTRAZENECA

Sebagian besar reaksi simpang bersifat ringan sampai sedang dan muncul dalam kurun
waktu < 7 hari setelah disuntik, baik dosis pertama maupun kedua

Tabel 1. Reaksi lokal dan umum

System yang terkena Reaksi simpang


Susunan saraf pusat Sakit kepalaa (>50%)
aSangat sering:>1 dari 10
Saluran cerna Muala (>20%) orang
; bDemam termasuk rasa
Gangguan otot serta panas (sangat sering) dan
Nyeri otota (>40%); Nyeri sendi a (>20%)
tulang dan jaringan ikat demam ≥380C (sering).
Lelaha (50%); Tidak enak badan (>40%); Demamb,
Gejala umum
Menggigila (>30%)
Tempat suntikan Bengkak a (>60%); Nyeria (>50%)

1. Voysey M, Costa Clemens SA, Madhi SA et al. Safety and efficacy of the ChAdOx1 nCOV-19 vaccine (AZD1222) against SARS-CoV-2: an interim analysis of four randomized controlled trials in Brazil, South Africa and the UK. Lancet. 2021;397:9-15.
2. Voysey M, Costa Clemens SA, Madhi SA et al. Safety and efficacy of the ChAdOx1 nCOV-19 vaccine (AZD1222) against SARS-CoV-2: an interim analysis of four randomized controlled trials in Brazil, South Africa and the UK. [supplementary appendix]. Lancet.
2021; 397:9-15. https://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S0140673620326611-mmc2.pdf
KIPI ASTRAZENECA (Berdasarkan Umur)
Reaksi lokal dan umum biasanya ringan dan lebih jarang setelah dosis kedua
dan lansia (≥65 tahun).1,2

Tabel 2: Dampak umur pada gejala lokal dan umum

MenACWY MenACWY
Kelompok umur Suntikan pertama Suntikan kedua Prime Boost

Gejala lokal (%)


18-55 tahun 88% 76% 57% 86%
56-69 tahun 73% 72% 25% 37%
≥70 tahun 61% 55% 30% 20%
Gejala umum (%)
18-55 tahun 86% 65% 60% 67%
56-69 tahun 77% 72% 45% 32%
≥70 tahun 65% 43% 30% 25%

1.Ramasamy MN, Minassian AM, Ewer KJ et al. Safety and immunogenicity of ChAdOx1 nCoV-10 vaccine administered in a prime-boost regimen in young and old adults (COV002): a single-blind, randomised, controlled, phase 2/3 trial. Lancet. 2021;396:1979-
1993.
2.Ramasamy MN, Minassian AM, Ewer KJ et al. Safety and immunogenicity of ChAdOx1 nCoV-10 vaccine administered in a prime-boost regimen in young and old adults (COV002): a single-blind, randomised, controlled, phase 2/3 trial. [supplementary appendix]
Lancet. 2021. https://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S0140673620324661-mmc1.pdf.
KIPI SINOPHARM

Reaksi Sistemik

Reaksi Lokal

KIPI Sistemik Persentase • Gejala yang dilaporkan


seluruhnya dapat sembuh
Kelemahan 3% dengan sendirinya tanpa
pengobatan
KIPI Lokal Persentase
Demam 2% • Efek samping yang dilaporkan
Nyeri 16% termasuk derajat 1 dan 2,
Sakit kepala 1% tanpa adanya efek samping
Pembengkakan 2% derajat 3

Gatal 1% Mual 1% • Tidak dilaporkan adanya KIPI


serius
Kemerahan 1% Diare 1% • Pemberian vaksin dosis 2, 4,
atau 8 μg dengan regimen 0-21
Ruam <1% Batuk <1% hari pada dewasa usia 18-59
tahun dan lansia >60 tahun
dinyatakan aman
Mengantuk <1%
Pusing <1%
Nyeri otot <1%
Anafilaksis <1%
KIPI MODERNA (Reaksi Lokal)

Usia 18-64 tahun Usia >64 tahun

Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2


Nyeri (86,9%) Nyeri (89,9%) Nyeri (74,0%) Nyeri (83,2%)
Axillary Axillary Axillary Bengkak (10,8%)
swelling/tenderness swelling/tenderness swelling/tenderness
(11,6%) (16,2%) (6,1%)

Bengkak (6,7%) Bengkak (12,6%) Bengkak (4,4%) Axillary


swelling/tenderness
Kemerahan (3,0%) Kemerahan (8,9%) (8,5%)

Kemerahan (2,3%) Kemerahan (7,5%)


KIPI MODERNA (Reaksi Umum)

Usia 18-64 tahun Usia >64 tahun

Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2


Fatigue (38,4%) Fatigue (89,9%) Fatigue (33,3%) Fatigue (58,3%)
Sakit kepala (35,3%) Sakit Kepala (62,8%) Sakit kepala (24,5%) Myalgia (47,1%)
Myalgia (23,7%) Myalgia (61,6%) Myalgia (19,7%) Sakit Kepala (46,2%)
Arthralgia (16,6%) Menggigil (48,6%) Arthralgia (16,4%) Arthralgia (35,0%)
Mual/muntah (9,4%) Arthralgia (45,5%) Menggigil (5,4%) Menggigil (30,9%)
Menggigil (9,2%) Mual/muntah (21,4%) Mual/muntah (5,2%) Mual/muntah (11,8%)
Demam (0,9%) Demam (17,4%) Demam (0,3%) Demam (10,0%)

Terdapat peningkatan kasus miokarditis dan perikarditis yang dilaporkan di United State setelah dilakukannya vaksinasi Moderna dan Pfizer, khususnya terjadi 7 hari
setelah penyuntikan dosis kedua.

Khususnya terjadi pada usia remaja dan dewasa muda (risiko paling tinggi pada laki-laki usia 18 – 24 tahun). Pertimbangkan miokarditis dan perikarditis pada
remaja atau dewasa muda dengan gejala nyeri dada akut, sesak napas, atau palpitasi.
KIPI PFIZER (Reaksi Lokal)

Usia 12-15 tahun Usia 18– 55 tahun Usia >55 tahun


Reaksi Lokal
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2
Sakit
ditempat 5,8% 5,0% 83,1% 77,8% 71,1% 66,1%
suntikan
Bengkak 6,9% 4,9% 5,8% 6,3% 6,5% 7,5%
Kemerahan 86,2% 78,9% 4,5% 5,9% 4,7% 7,2%
KIPI PFIZER (Reaksi Sistemik)

Usia 12-15 tahun Usia 18– 55 tahun Usia >55 tahun


Reaksi Lokal
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2
Fatigue/lelah
60,1% 66,2% 47,4% 59,4% 34,1% 50,5%

Sakit Kepala 55,3% 64,5% 41,9% 51,7% 25,2% 29,0%


Nyeri otot 24,1% 32,4% 21,3% 37,3% 13,9% 28,7%
Menggigil 27,6% 41,5% 14,0% 35,1% 6,3% 22,7%
Diare 8,0% 5,9% 11,1% 10,4% 8,2% 8,3%
Nyeri sendi 9,7% 15,8% 11.0% 21,9% 8,6% 18,9%
Demam 10,1% 19,6% 3,7% 15,8% 1,4% 10,9%
Muntah 2,8% 2,6% 1,2% 1,9% 0,5% 0,7%
KIPI JANSSEN
Reaksi Lokal
Usia 18– 59 tahun Usia ≥60 tahun
Nyeri lokal 58,6% 33,3%
Eritema 9,0% 4,6%
Bengkak 7,0% 2,7% Catatan:
Ø Tidak ada reaksi
lokal maupun
sistemik tingkat 4
Reaksi Sistemik yang dilaporkan
Usia 18– 59 tahun Usia ≥60 tahun
Fatigue/lelah 43,8% 29,7%
Sakit Kepala 44,4% 30,4%
Myalgia 39,1% 24,0%
Mual 15,5% 12,3%
Demam 12,8% 3,1%
KIPI CANSINO (Reaksi Lokal)

Reaksi Lokal Persentase


Nyeri lokal 54%
Indurasi 4%
Kemerahan 4%
Pembengkakan 7%
Gatal di tempat suntikan 5%
Kelemahan Otot 1%
Reaksi yang terjadi pada 0 – 7 hari setelah penyuntikan
KIPI CANSINO (Reaksi Sistemik)

Reaksi Lokal Persentase Reaksi Lokal Persentase


Demam 46% Functional GI Disorder 1%
Sakit Kepala 39% Dyspnoea 2%
Fatigue 44% Gangguan Nafsu
16%
Muntah 2% Makan
Diare 11% Pusing 2%

Nyeri Otot 17% Kelainan mukosa 1%

Nyeri Sendi 8% Pruritis 3%


Reaksi yang terjadi pada 0 – 7 hari setelah penyuntikan
Sakit Tenggorokan 7%
Batuk 6%
Mual 6%
KIPI SPUTNIK V (Uji Klinis Fase III di Russia)

Umum Terjadi
• Flu-like syndrome (menggigil, demam, arthralgia, myalgia, asthenia,
ketidaknyamanan, sakit kepala).
• Reaksi Lokal (nyeri lokal, hyperemia dan pembengkakan).

Kurang Umum Terjadi


• Dispepsia, kehilangan nafsu makan, pembesaran kelenjar getah bening (jarang
terjadi)
• Reaksi alergi, peningkatan kadar transaminase hati jangka pendek,
peningkatan kadar serum kreatinin dan kreatinin fosfokinase

Catatan: Sebagian besar efek samping berakhir dan tidak menimbulkan konsekuensi apapun.
KIPI SPUTNIK V (Studi Keamanan, Tolerabilitas dan Imunogenisitas)

Gangguan dan Reaksi Umum Di Tempat Suntikan


• Hyperthermia, nyeri lokal, edema dan pruritis, asthenia, nyeri, malaise, pyrexia, peningkatan suhu kulit di tempat vaksinasi,
nafsu makan menurun
• Tingkat kejadian: sangat umum dan umum

Gangguan Pernapasan, Dada dan Medistinal


• Nyeri orofaring, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, rhonnorrhea
• Tingkat kejadian: umum
Gangguan Sistem Saraf
• Sakit kepala (Tingkat kejadian: umum)
• Pusing, syncope (Tingkat kejadian: jarang)
Gangguan Saluran Pencernaan
• Mual, muntah dan dispepsia (tingkat kejadian: umum)

Catatan: Sebagian besar efek samping berakhir dan tidak menimbulkan konsekuensi apapun.
KIPI ZIFIVAX (Fase III Interim Report)

KIPI terkait vaksin berdasarkan gejala yang


muncul saat vaksinasi:
Berdasarkan Analisis Keamanan
Demam 7.67% Vaksin:
Nyeri 15.58%
• Tingkat keparahan yang terjadi
Pruritus 3.1% Myalgia 5.62% sebagian besar masih pada
Batuk 4.43% Tingkat 1 dan 2
Sakit Kepala 12.12% • Tidak ada laporan kematian
Mual 3.47% akibat vaksinasi selama studi
Kelelahan 7.84%
Diare 2.41%
KIPI COVAVAX

Efek simpang berupa gejala dengan derajat ringan


dan sedang berupa:

Gejala Persentase (%)


Nyeri lokal 23,9 – 32
Tenderness 9,9 – 11,4
Nyeri kepala 15,5 – 19,9
Kelelahan/fatigue 8,7 – 17,9
Nyeri otot/myalgia 8,5 – 15,5
Demam 3,5 – 14,4
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Vaksin COVID-19 di Indonesia
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
Vaccine Safety
Communication – GVSB 2,0
• Komunikasi risiko tentang keamanan
vaksin merupakan komponen esensial
dalam rangkaian interaksi antara
petugas kesehatan, orang tua,
influencer publik, media dan masyarakat

• Isu keamanan vaksin biasanya


berhubungan dengan keraguan,
tingkat penerimaan dan minat
masyarakat akan imunisasi
• Tujuan komunikasi keamanan
vaksin adalah untuk
membangun kepercayaan dan
melindungi program imunisasi
Komunikasi risiko tentang
keamanan vaksin meliputi kegiatan
untuk mendiseminasikan informasi
tentang KIPI dan mengatasi isu2
tentang:
Vaccine Safety • bahan2 kandungan vaksin dan
Communication – kemurniannya
GVSB 2,0 • proses pembuatan vaksin
• hasil studi keamanan vaksin
Isu halal dan
haram terkait di • regulasi dan kebijakan keamanan
dalamnya vaksin

Hal2 ini akan mempengaruhi tingkat


penerimaan masyarakat terhadap imunisasi
JENIS-JENIS KEKELIRUAN INFORMASI

Beberapa tipe informasi yang salah:


• Disinformasi à Sengaja berdusta untuk menyesatkan
• Misinformasi à Informasi yang salah tanpa disadari oleh
yang memberikan informasi tersebut bahwa informasi
tersebut salah
• Hoax à Sengaja merancang dusta sehingga samar
dan menjadi kebenaran
Cara Menangkal
Disinformasi
Immunizing the public against
misinformation

ü Siapa yang membuat ?


ü Sumber berita?
ü Dari mana?
ü Apa perlu dishare?
ü Kapan mulai dipublikasi?
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Vaksin COVID-19 di Indonesia
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
KESIMPULAN

• KIPI adalah suatu keadaan alamiah yang dapat terjadi pada semua vaksin,
sebagian besar bersifat ringan dan dapat hilang tanpa/dengan pengobatan
• Komnas/Komda adalah komite independen yang bertugas untuk melakukan
kajian kausal
• Laporan yang akurat, lengkap serta cepat dapat membantu menegakkan
diagnosis
• Tatalaksana segera dapat mencegah terjadinya kejadian fatal
• Respons yang cepat dan tepat dapat menentramkan masyarakat dan
memastikann program berjalan berkesinambungan
TERIMA
KASIH

You might also like