You are on page 1of 22

“Teori Manajemen Islam Yang Melandasi Lembaga Ekonomi

(Baitul Maal Wa Tamwil)”

Jurnal Ilmiah

Di Ajukan Untuk Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Teori Manajemen
Dosen Pengampu : Dr. H. Arif Rahman, S.Ag, M. Pd

Oleh :

Hilmi Fathul Fauzi 1214030049


M Ridho Hidayatulloh 1214030079
Nabil Gustian 1214030082
Nurul Hidayatullah S 1214030089

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
Abstract

The Islamic economy in Indonesia has developed quite rapidly. This is marked by the
establishment of many financial institutions that conceptually or operationally use sharia
principles. The main basis of the sharia economic system lies in the aspect of its basic
framework which is based on sharia, but also on the aspect of its goal, namely realizing an
economic order for a prosperous society based on justice, equity and balance. On this basis,
Islamic economic empowerment in Indonesia should be carried out with strategies aimed at
improving people's lives and economy. The demands of today's society, especially in the
lower layers of society, are how to fulfill their most basic needs in life. This book discusses
the Islamic Financial Institution, namely Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). BMT is a non-bank
financial institution as an integrated independent business center which is a bayt al-mal wa at-
tamwil, which is an institution that develops productive and investment businesses to
improve the quality of small entrepreneurs' businesses and encourage other forms of
investment with the aim of business empowerment. worldly and hereafter through infaq,
zakat and alms. As an informal non-banking financial institution, BMT strives to create a
management system that is fully colored by basic Islamic values and is based on the
principles of justice, humanity, help, kinship and cooperation. This book provides a complete
discussion of BMT. which starts from the Islamic economic paradigm; Definition and scope
of BMT; Its position, function and purpose in economic development; The existence of BMT
in Indonesia: opportunities and challenges; BMT empowerment strategy; BMT profile;
Definition of Zakat management and management functions; Profile of amil zakat
institutions; The discussion ended with an attachment regarding the BMT's AD/ART
regulations and the RI Law Number 21 of 2008 concerning Sharia Banking.

Keywords : Islamic Economics, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Islamic Society.

Abstrak

Ekonomi syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
ditandai dengan banyak berdirinya lembaga keuangan yang secara konsep ataupun
operasional menggunakan prinsip-prinsip syariah. Basis utama sistem ekonomi syariah
terletak pada aspek kerangka dasarnya yang berlandaskan syariat, tetapi juga pada aspek
tujuannya, yaitu mewujudkan suatu tatanan ekonomi masyarakat yang sejahtera berdasarkan
keadilan, pemerataan, dan keseimbangan. Atas dasar itulah, pemberdayaan ekonomi syariah
di Indonesia hendaknya dilakukan dengan strategi yang ditujukan bagi perbaikan kehidupan
dan ekonomi masyarakat. Tuntutan masyarakat dewasa ini, terutama di lapisan masyarakat
bawah adalah bagaimana memenuhi kebutuhan hidup mereka yang paling dasar. Dalam buku
ini dibahas tentang Lembaga Keuangan Syariah yaitu Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). BMT
adalah lembaga keuangan nonbank sebagai balai usaha mandiri terpadu yang merupakan bayt
al-mal wa at-tamwil, yang merupakan lembaga yang mengembangkan usaha-usaha produktif
dan investasi untuk meningkatkan kualitas usaha para pengusaha kecil dan mendorong
bentuk-bentuk investasi dengan tujuan pemberdayaan usaha duniawi dan ukhrawi melalui
infak, zakat dan sedekah. Sebagai lembaga keuangan nonperbankan yang bersifat informal,
BMT berusaha menciptakan sistem manajemen yang diwarnai sepenuhnya oleh nilai-nilai
dasar yang islami dan bertitik tolak dari prinsip-prinsip keadilan, kemanusiaan, tolong
menolong, kekeluargaan dan kerjasama. Buku ini menyajikan pembahasan yang lengkap
tentang BMT. yang dimulai dari Paradigma ekonomi islam; Pengertian dan ruang lingkup
BMT; Kedudukan, fungsi dan tujuannya dalam pembangunan ekonomi; Eksistensi BMT di
Indonesia : peluang dan tantangan; Strategi pemberdayaan BMT; Profil BMT; Pengertian
manajemen Zakat dan fungsi manajemen; Profil lembaga amil zakat; pembahasan diakhiri
dengan lampiran tentang peraturan AD/ART BMT dan UU RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah.

Kata Kunci : Ekonomi Islam, Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), Masyarakat Islam.

Bab 1 : Pendahuluan

Aktivitas ekonomi tujuan masyarakat masing-masing negara meningkatkan


kesejahteraan masyarakat tentu ada juga efeknya kesejahteraan nasional. Ketika berbicara
tentang suatu masalah apakah ekonomi menyukainya kefasihan adalah lembaga keuangan
sebagai lembaga yang berpartisipasi mempromosikan kegiatan ekonomi. salah lembaga
keuangan baru-baru ini kemajuan menunjukkan kemajuan rapid adalah lembaga keuangan
Islam dalam bentuk Biturmal saat ini sepenuhnya disebut Baitu Maal Wat Tamwil.

Aktivitas ekonomi yang terbukti dalam banyak kasus, lembaga keuangan sebagai
darah (uang) mempromosikan kegiatan ekonomi tersebut. Baitul Maal Wat Tamwil
sebagai Lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan mediasi dengan koleksi
penyaluran dana dari dan untuk masyarakat (Tho'in, 2011). Baitul Maal ini sudah ada
sejak zaman Nabi Muhammad SAW peran yang paling terlihat sudah ada sejak lama
Khulafaur Rashidin berasal dari zaman Abu Bakar As-Shiddiq sampai Khalifah Ali bin
Abi Talib (Herlina, 2013). Dimana perannya ciri-ciri Baitul Maal di Zaman Khulafaur
Rasyidin lebih dari sekedar institusi Keuangan untuk mengelola perekonomian sederhana,
tapi mengurus semua masalah keuangan pemerintah bukan hanya lembaga keuangan itu
kelola semua kekayaan negara. Setelah itu perkembangan lembaga ini sekarang Baitul
Maal Wat Tamwil ruang lingkupnya adalah sebagai lembaga keuangan dalam rangka
menjadi bagian dalam kegiatan ekonomi rakyat terutama lebih ke arah mikro.

Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti tentang ruang lingkup, tujuan, dan
fungsi baitul mall sebagai lembaga keuangan Islam dalam memperlancar aktivitas
perekonomian yang ada pada masyarakat.

A. Problematika Lembaga

Lemahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Baitu Maal Wat
Tamwil (BMT) yang ada saat ini, menjadi permasalahan yang sangat krusial yang harus
segera diatasi oleh para praktisi BMT. Karena SDM merupakan elemen penting dalam
aktivias bisnis suatu institusi. Sedangkan dari sisi ekternal BMT, tidak adanya peraturan
yang spesifik yang mengatur tentang BMT juga menjadi permasalahan yang serius yang
harus segera diatasi. Karena permasalahan ini masih menjadi perdebatan yang hangat dari
berbagai pihak, baik dari praktisi, akademisi maupun pemerintah sebagai pembuat
kebijakan dan peraturan.

Solusi yang menjadi rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah perlunya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh BMT di pekanbaru
dengan mengadakan penelitian dan pelatihan. Dan hasil penelitian ini juga
merekomendasikan kepada pemerintah untuk dibentuknya peraturan baru yang mengatur
secara spesifik tentang BMT.

Untuk penelitian selanjutnya, baiknya dibuat strategi bisnis berskala jangka pendek,
menengah, jangka panjang, dengan bersinerginya regulator, praktisi, dan akademisi untuk
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan BMT kedepannya dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat yang berpendapatan rendah.
B. Landasan Hukum

Dasar hukum keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) di Indonesia


adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro.
Undang-undang tersebut mengkategorikan BMT sebagai Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) dan mengatur bahwa LKM haruslah berbentuk badan hukum koperasi atau
perseroan terbatas.

C. Manfaat dan Kegunaan

Sebagai lembaga keuangan syariah, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) memiliki
beberapa tujuan antara lain :

1. Penghimpun dan penyalur dana dengan penyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat
ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana
berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).
2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah mampu
memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.
3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan
kepada para pegawainya.
4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan
dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.
5. Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi
usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta
jaminan yang memberatkan bagi UMKM tesebut.

Dari tujuan yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan didirikan BMT
adalah dapat menciptakan lapangan kerja, untuk membantu pelaku usaha mikro dan
masyarakat yang membutuhkan modal untuk meningkatkan usaha dan mengembangkan
usaha mereka.

Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah :

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus dan pengelola menjadi lebih


professional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera) dan amanah sehingga semakin
utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan
global.
2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat
dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan
rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja.

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.


Memperkuatkan dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial
masyarakat banyak. (Huda dan Heykal, 2010:363-364)

Bab II : Struktur Keilmuan

A. Grand Teori

Berdasarkan Pedoman Cara Pembentukan BMT (PINBUK) dinyatakan bahwa BMT


berazaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berlandaskan syari’ah Islam, keimanan dan
ketaqwaan. (PINBUK, dalam Sugeng, 2007: 27)

Adapun status dan legalitas hukum, BMT dapat memperoleh status kelembagaan
sebagai berikut:

1. Kelompok swadaya masyarakat yang berada di bawah pengawasan PINBUK


berdasarkan Naskah Kerjasama YINBUK dengan PHBK – Bank Indonesia.
2. Berdasarkan Hukum Koperasi :

 Koperasi simpan pinjam syariah (KSP Syariah)

 Koperasi serba usaha syariah (KSU Syariah) atau Koperasi Unit Desa Syariah (KUD
Syariah)

 Unit Usaha Otonom dari Koperasi seperti KUD, Kopontren atau lainnya.

Dengan demikian keberadaan BMT menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagai
lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah, di
dalamnya mengandung keterpaduan sisi sosial dan bisnis, dilakukan secara kekeluargaan
dan kebersamaan untuk mencapai sukses kehidupan di dunia dan di akhirat.
B. Teori Manajemen Dakwah
1. Kajian Manajemen Umum
Manajemen mempunyai minat yang sangat besar akan kenaikan efektifitas
organisasi dalam lingkungan yang berubah yang menyebabkannya dapat mencapai hasil
terbaik yang diperoleh dari sumber-sumber daya yang dimiliki dan dapat memuaskan
kebutuhan yang menjadi tujuan terciptanya organisasi. Manajemen berdasarkan sasaran
sebagai suatu pendekatan yang semakin populer mempunyai kemampuan untuk
menyajikan rangka dasar agar dapat menangani banyak masalah yang berkaitan dengan
efektifitas organisasi atau lembaga.
Urgensi atau manfaat yang dapat ditarik dari kajian manajemen adalah untuk
mengetahui proses manajemen yang perlu ditempuh agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Proses manajemen, sebagai kesatuan rangkaian kegiatan fungsifungsi manajemen, tercipta
oleh sejumlah kegiatan yang bekerja saling berhubungan dan saling mempengaruhi
dengan cara bekerja sama.
1. Dengan mempelajari manajemen, harus mengetahui unsur-unsur manajemen untuk
diperlukan mencapai tujuan organisasi. Unsur manajemen,yaitu, manusia (man), uang
(money), bahan Baitul al-Maal ialah lembaga yang mengarahkan kepada usaha-usaha
penyimpanan dan penyaluran dana yang non profit seperti halnya zakat, infaq, dan
sadaqah.
2. Bait at-Tamwil ialah lembaga yang mengarahkan kepada usaha pengumpulan dana dan
penyaluran dana.
Baku (materials), peralatan (mechines), metode (methods), pasar (market), sebagai
bagian-bagian dari suatu keseluruhan yang menjadi penentu pencapaian usaha (kualitas,
kuantitas dan kemampuan kerja samanya) setelah sasaran selesai dirumuskan.
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah dari kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Baitul Mal wat Tamwil yaitu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syari‟ah. Menurut Sudarsono, BMT adalah suatu lembaga
keuangan yang memiliki dua fungsi yaitu:
Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi
utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infaq,
sadaqah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang
investasi yang bersipat produktif sebagaimana layaknya bank syari‟ah. Pada fungsi kedua
ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga
berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas untuk
menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) yang mempercayakan dananya
disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang
diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak untuk
melakukan kegitan ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri dan
pertanian.
Untuk mengelola suatu BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dibutuhkan beberapa
pengelola yang bertugas sebagai berikut :
1. Manajer umum, bertugas mengkoordinir manajer keuangan, manajer pembiayaan,
manajer administrasi dan kasir.
2. Manajer keuangan bertugas untuk mengatur, mengeluarkan, menyiapkan laporan,
menerima setoran keuangan BMT.
3. Manejer pembiayaan bertugas menilai kelayakan usaha anggota pembiayaan,
merekomendasikan persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan anggota
BMT. Manajer ini bisa merangkap sebagai marketing pemasaran.
4. Manajer administrasi bertugas untuk menyiapkan semua urusan administrasi di BMT.
5. Kasir bertugas untuk menerima setoran anggota serta mengeluarkan uang yang telah
diotorisasi oleh manajer.
Dalam mengelola dana ZIS, BMT tidak mendapatkan keuntungan finansial, karena
hasil zakat tidak boleh dibisniskan. BMT juga sebagai Baitul Tamwil (pengumpulan dana)
adalah lembaga keuangan ummat Islam yang uasha pokoknya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpan atau tabungan dan menyalurkannya lewat pembiayaan
usaha-usaha masyarakat yang produktif dan menguntungkan sesuai dengan sistem
ekonomi syari‟ah. Selain unit simpan pinjam, BMT juga bisa secara langsung bergerak
dibidang usaha sektor riel, seperti toko serba ada, peternakan, perikanan dan lain-lain
sebagainya.
Peranan BMT atau sasarannya terdiri dari berbagai aspek kehidupan yaitu: bidang
sosial, dan ekonomi. BMT sebagai Baitul Tamwil adalah lembaga dakwah yang bertujuan
unutk mendukung kegiatan usaha ekonomi mikro rakyat bawah dan kecil, yang dijalankan
berdasarkan syari’at Islam. Teori Mikroekonomi dapat diartikan sebagai satu bidang studi
dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian. Berarti untuk meningkatkan ekonomi dengan melakukan kegiatan
usaha-usaha kecil-kecilan.

2. Kajian Al-Qur’an dan Hadist


Kajian dalam Al-Qur’an dan Hadist yang menjelaskan tentang lembaga ekonomi
Islam, diantaranya ialah sebaga berikut :
 Surat Al-Ahzab ayat 72,

ََّّٗ‫سا ُۗ ٌُ ِا‬ ِ ْ ‫ض َٔ ْان ِجبَا ِل فَاَبٍٍََْ ا َ ٌْ ٌَّحْ ًِ ْهَُ َٓا َٔا َ ْشفَ ْقٍَ ِي ُْ َٓا َٔ َح ًَهَ َٓا‬
َ َْ ‫ال‬ َ ْ َٔ ‫ت‬
ِ ‫ال ْر‬ َ َ‫ضَُا ْالَ َياََة‬
ِ ٰٕ ًَّٰ‫عهَى انس‬ ْ ‫ع َر‬ َ ‫اََِّا‬
٢٧ ‫ظهُ ْٕ ًيا َج ُٓ ْٕ ً ۙل‬
َ ٌَ‫َكا‬

Artinya :

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-
gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak
akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia
(manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh.”

 Surat Al-Jasiyah ayat 13,

ٍ ٌٰ ‫ض َج ًٍِْعًا ِ ّي ُُّْ ُۗا ٌَِّ فِ ًْ ٰر ِن َك َ ٰل‬


٣١ ٌَْٔ ‫ث ِنّقَ ْٕ ٍو ٌَّحَفَ َّك ُر‬ ِ ‫ت َٔ َيا فِى ْالَ ْر‬
ِ ٰٕ ًَّٰ‫س َّخ َر نَ ُك ْى َّيا فِى انس‬
َ َٔ
Artinya :

“Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

 Hadist Riwayat Bukhari

‫ٔكاٌ دأد‬: ‫ قال َبً هللا‬،ٌّ‫يا أكم أحذ يٍ بًُ آدو طعايا ْٕ خٍر نّ يٍ أٌ ٌأكم يٍ عًم ٌذ‬
ٌّ‫عهٍّ انسالو ٌأكم يٍ عًم ٌذ‬
Artinya :
“Tiada seorangpun yang makan-makanan yang lebih baik dari pada makan yang
diperoleh dari hasil dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Daud AS itupun
makan dari karyanya sendiri.” (HR. Bukhori)
Bekerja merupakan suatu usaha atau kegiatan manusia yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang, pangan dan
papan.Dan Islammenganjurkan kepada manusia untuk bekerja dan berusaha semaksimal
mungkin. Bahkan didalamhaditstersebutdisebutkanbahwakita lebihbaikmemakan ataupun
member makan keluarga dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Bukandari yang
lain yang tidak jelas perolehannya.
 Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim
‫ فًٍ اجقى انشبٓات فقذ اسحبرأ‬،‫اٌ انحالل بٍٍ ٔإٌ انحراو بٍٍ ٔبًٍُٓا أيٕر يشحبٓات ل ٌعهًٍٓ كثٍر يٍ انُاس‬
‫ أل ٔإٌ نكم‬،ٍّ‫ كانراعً ٌرعى حٕل انحًى ٌٕشك أٌ ٌرجع ف‬،‫ ٔيٍ ٔقع فً انشبٓات ٔقع فً انحراو‬،ّ‫نذٌُّ ٔعرض‬
ّ‫يهك حًى أل ٔإٌ حًى هللا يحاريّ أل ٔإٌ فً انجسذ يضغة إرا صهحث صهح انجسذ كهّ ٔإرا فسذت فسذ انجسذ كه‬
) ‫أل ًْٔ انقهب (رٔاِ انبخاري ٔيسهى‬

Artinya :
“Halal itu jelas, haram juga jelas, diantara keduanya adalah subhat, tidak banyak manusia
yang mengetahui. Barang siapa yang menjaga diri darisubhat, maka ia telah bebas untuk
agama dan harga dirinya, barang siapa yang terjerumus kedalam subhat, maka ia
diibaratkan pengembala sekitar tanah yang dilarang yang dikhawatirkan terjerumus.
Ingatlah sesungguhnya setiap pemimpin punya bumi larangan. Larangan Allah adalah hal
yang diharamkan oleh Allah SWT, ingatlah bahwa didalam jasad terdapat segumpal
daging, jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya,
ingatlah daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Mencari makan atau memeberi makan itu mudah. Namun yang dianjurkan oleh
Islam adalah bagaimana memakan atau memberi makan barang yang sudah jelas
kehalalannya. Jangan memakan sesuatu yang tidak jelas kehalalannya.

BAB III : Temuan Lapangan

A. Profil (BMT Al-Falah Berkah Sejahtera Cirebon)

BMT Al-Falah merupakan Lembaga Jasa Keuangan Mikro Syariah yang berbadan
hukum koperasi, didirikan dan dilatarbelakangi dengan adanya program Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Kabupaten Cirebon dalam rangka
pengentasan kemiskinan melalui pendirian BMT di Kecamatan se-Wilayah Kabupaten
Cirebon, dan dicanangkannya BMT sebagai Gerakan Nasional oleh Presiden RI pada
Desember 1995. Sebagai implementasinya, didirikanlah BMT AL-FALAH di Kelurahan
Sumber, Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Diresmikan oleh Bapak Ir. H. Tb. Hisni
pada tanggal 10 November 1995 dan mulai beroperasi pada tanggal 14 Desember 1995
dengan legalitas sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat yang berada di bawah
pengawasan PINBUK berdasarkan naskah kerjasama YINBUK dengan PHBK Bank
Indonesia.
Selanjutnya dalam rangka memperoleh Badan Hukum, maka pada tahun 1998 secara
resmi BMT Al-Falah menggunakan legalitas Badan Hukum Koperasi dengan Nomor
09/BH/KDK-10.17/IX/1998 pada tanggal 23 September 1998.

Selanjutnya perubahan ANGGARAN DASAR KJKS BMT AL-FALAH telah secara


resmi disahkan oleh Bupati Cirebon Ub. Kepala Dinas Koperasi, UMKM atas nama
Menteri Negara Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
berdasarkan SK No. 05/PAD/KUMKM/XI/2010 tertanggal 29 Nopember 2010.

Saat ini BMT AL FALAH berkantor pusat di Jl. Sultan Agung No. 09 Sumber
Kabupaten Cirebon 45611 Telpon 0231-8330138, 3384227 memiliki kantor cabang yang
tersebar di kota dan kabupaten Cirebon serta Majalengka.

B. Brand Branding
Baitul Maal yang telah ada sejak pemerintahan Islam tersebut merupakan cikal bakal
lahirnya Baitul Mal wa Tamwil (BMT) di Indonesia. Baitul Maal wat Tamwil merupakan
lembaga keuangan dengan konsep syariah yang lahir sebagai pilihan yang
menggabungkan konsep maal dan tamwil dalam satu kegiatan lembaga. Konsep maal lahir
dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim dalam hal menghimpun dan
menyalurkan dana untuk zakat, infak, shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF) secara produktif.
Sedangkan konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk
mendapatkan keuntungan pada sektor ekonomi masyarakat menengah ke bawah (mikro).

Peraturan yang terkait dengan keberadaan BMT diantaranya adalah Undang-Undang


Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-Undang Nomor 25 tahun
1992 tentang Perkoperasian. Mayoritas BMT saat ini dikelola dengan konsep Koperasi
Syariah yang memiliki fungsi untuk mengelola dana milik anggota dalam bentuk
simpanan maupun pembiayaan.

Baitul Maal BMT Al Falah Berkah Sejahtera Cirebon yang merupakan satu kesatuan
dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT Al Falah Berkah
Sejahtera yang lahir sejak tahun 1995 memiliki beberapa program utama yang rutin dan
berkelanjutan dalam pelaksanaannya, yakni :

1. Ekonomi dan Pemberdayaan,


2. Pendidikan,
3. Kesehatan,
4. Kemanusiaan dan Kebencanaan,
5. Syiar dan Dakwah,
6. Program Ramadhan.
Program-program ini diselenggarakan secara kontinyu dengan dukungan penuh
anggota, donatur, dan para aghniya yang senantiasa menyisihkan sebagian rezekinya
melalui infak, sedekah, zakat dan wakaf pada Baitul Maal BMT Al-Falah Berkah
Sejahtera. Selama ini Baitul Maal BMT Al Falah Berkah Sejahtera Cirebon telah menjadi
Mitra Pengelola Zakat (MPZ) dari Dompet Dhuafa Jawa Barat.

C. Program Kerja
1. Program Pemberdayaan Ekonomi
a. Pembiayaan Qordul Hasan
Rekapitulasi Penerima Manfaat dari tahun 2014 s/d 2016 adalah sebagai berikut :
Tahun Total Pembiayaan Jumlah Transaksi, 2014 Rp 84.200.000 90 Transaksi, 2015
Rp 152.100.000 142 Transaksi, 2016 Rp 121.200.000 108 Transaksi. Total Rp
315.100.000 340 Transaksi
b. Pelatihan Kewirausahaan
Rekapitulasi Penerima Manfaat Pelatihan Kursus Menjahit dari tahun 2015 s/d 2016
adalah sebagai berikut :
Tahun Jumlah Peserta, 2015 16 Orang, 2016 15 Orang. Total 31 Orang
2. Program Beasiswa Pendidikan
Rekapitulasi Penerima Manfaat Beasiswa Pendidikan dari tahun 2014 s/d 2016 sebagai
berikut :
Tahun SD SLTP SMU Total
2014 s/d 2015 43 Siswa 20 Siswa 5 Siswa 68 Siswa
2016 – 26 Siswa 32 Siswa 58 Siswa

Besaran Beasiswa Untuk Siswa SD @Rp 100.000,-/Bulan, SLTP @Rp 125.000,-


/Bulan, SMU @Rp 150.000,-/Bulan

3. Program Desa Binaan Kampung Berkah


a. Kampung Berkah Desa Sarwadadi Kec. Talun Kab. Cirebon
a.1. Pemberdayaan Ekonomi
 Pembentukan kelompok usaha baru sapu lantai berbahan dasar rumput glagah
 Pemberian bantuan dana bergulir di kelompok untuk pengembangan usaha sapu
lantai
 Memfasilitasi pengadaan bahan baku sapu glagah

a.2. Pemberdayaan Dalam Bidang Keagamaan, Pendidikan dan Sosial

 Pelaksanaan Majelis Dhuha yang diinisiasi oleh kelompok


 Pelaksanaan pelatihan Mengurus Jenazah
 Pelaksanaan PHBI
 Pemberian Perlengkapan Alat Tulis bagi siswa yang kurang mampu
 Pemberian buku Iqro’ untuk Santri TPA
 Pemberian Tong Sampah
b. Kampung Berkah Desa Lebak Mekar Kec. Greged Kab. Cirebon
b.1. Pemberdayaan Ekonomi
 Penguatan Kelompok Usaha jamur tiram dan makanan ringan
 Pemberian bantuan dana bergulir di kelompok usaha jamur tiram dan makanan
ringan
 Pelatihan Pengolahan Makanan Jamur Tiram

b.2. Pemberdayaan Dalam Bidang Keagamaan, Pendidikan dan Sosial

 Pelaksanaan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)


4. Program Charity
a. Kebencanaan
Tahun 2014
1) Pemberian santunan kepada beberapa korban kebakaran di Pasar Rajagaluh Kab.
Majalengka,
2) Penyaluran pakaian layak pakai dan bantuan dana kepada korban longsor di Kab.
Banjarnegara – JATENG,
3) Pemberian bantuan dana kepada korban banjir di Kab. Garut – JABAR.

Tahun 2015

1) Penyaluran pakaian layak pakai, makanan dan minuman untuk korban banjir di
Kab. Indramayu – JABAR,
2) Pemberian santunan kepada korban kebakaran di Pabuaran Kab. Cirebon,
3) Penyediaan Air Bersih sebanyak 180.000 Liter untuk korban kekeringan di
wilayah Kabupaten & Kota Cirebon,
4) Pengerukan kembali sumur warga yang kekeringan di desa Sampiran Kab.
Cirebon,
5) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban longsor di Sukabumi.

Tahun 2016

1) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban banjir di Bandung,
2) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban banjir di Indramayu,
3) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JATENG untuk
korban banjir di JATENG,
4) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban banjir di Subang,
5) Pemberian bantuan dana & Relawan bekerjasama dengan Forum Baitul Maal
JABAR untuk korban banjir di Garut,
6) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal Sumedang
untuk korban longsor di Sumedang,
7) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban banjir di Pangandaran,
8) Pemberian bantuan dana bekerjasama dengan Forum Baitul Maal JABAR untuk
korban gempa bumi di Aceh.

b. Kemanusiaan

1) Penyaluran Bantuan Untuk Warga Palestina Melalui KNRP


 Tahun 2014 Sebesar Rp 5.000.000,-
 Tahun 2015 Sebesar Rp 20.670.000,-
 Tahun 2016 Sebesar Rp 28.170.000,-
2) Penyaluran Bantuan Untuk Warga Muslim Rohingnya bekerjasama dengan
Forum Baitul Maal JABAR Rp 3.000.000,-

c. Kesehatan
1) Penerima Manfaat Sebanyak 8 Orang (Tahun 2014)
2) Penerima Manfaat Sebanyak 178 Orang (Tahun 2015)
3) Penerima Manfaat Sebanyak 1 Orang (Tahun 2016)

d. Pemberdayaan dan Pemakmuran Masjid/Mushola

1) Penerima Manfaat Sebanyak 8 Masjid/Mushola (Tahun 2014)


2) Penerima Manfaat Sebanyak 9 Masjid/Mushola (Tahun 2015)
3) Penerima Manfaat Sebanyak 12 Masjid/Mushola (Tahun 2016)

e. Bantuan Untuk Muallaf

1) Penerima Manfaat Sebanyak 0 Orang Muallaf (Tahun 2014)


2) Penerima Manfaat Sebanyak 1 Orang Muallaf (Tahun 2015)
3) Penerima Manfaat Sebanyak 2 Orang Muallaf (Tahun 2016)

f. Bantuan Untuk Musafir

1) Penerima Manfaat Sebanyak 1 Orang Musafir (Tahun 2014)


2) Penerima Manfaat Sebanyak 3 Orang Musafir (Tahun 2015)
3) Penerima Manfaat Sebanyak 2 Orang Musafir (Tahun 2016)

g. Pembagian Sembako (diluar Bulan Ramadhan)

1) Pembagian Sembako sebanyak 325 Paket (Tahun 2015)


2) Pembagian Sembako sebanyak 67 Paket (Tahun 2016)

h. Bantuan Kemasyarakatan, Kemahasiswaan, dan Sosial

1) Pemberian bantuan dalam berbagai bentuk sebanyak 13 bantuan (Tahun 2014)


2) Pemberian bantuan dalam berbagai bentuk sebanyak 49 bantuan (Tahun 2015)
3) Pemberian bantuan dalam berbagai bentuk sebanyak 52 bantuan (Tahun 2016)

i. Semarak Ramadhan

Tahun 2014

1) Pemberian Paket Perlengkapan Sekolah untuk SANG JUARA sebanyak 500 paket,
2) Paket Buka Puasa Bersama untuk SANG JUARA sebanyak 500 paket,
3) Paket Sembako sebanyak 1.000 paket,
4) Penyediaan Ta’jil On The Road untuk para pengguna jalan sebanyak 3.200 paket.
Tahun 2015

1) Kegiatan BBM (Beubeunah Bebersih Masjid) sebanyak 10 Masjid,


2) Pemberian Paket Perlengkapan Sekolah untuk SANG JUARA sebanyak 500 paket,
3) Paket Buka Puasa Bersama untuk SANG JUARA sebanyak 500 paket,
4) Paket Sembako sebanyak 500 paket,
5) Penyediaan Ta’jil On The Road untuk para pengguna jalan sebanyak 3.000 paket,
6) Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Marbot Masjid sebanyak 10 Orang.

Tahun 2016

1) Kegiatan BBM (Beubeunah Bebersih Masjid) sebanyak 3 Mushola,


2) Pemberian Paket Perlengkapan Sekolah untuk SANG JUARA sebanyak 300 paket,
3) Paket Buka Puasa Bersama untuk SANG JUARA sebanyak 300 paket,
4) Paket Sembako sebanyak 320 paket,
5) Penyediaan Ta’jil On The Road untuk para pengguna jalan sebanyak 4.000 paket,
6) Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Marbot Masjid sebanyak 11 Orang,
7) Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Guru Ngaji sebanyak 3 Orang,
8) Pelaksanaan Ifthor Jama’i sebanyak 1.000 paket,
9) Belanja Bareng Kebutuhan Hari Raya bareng anak dhuafa sebanyak 30 orang,
10) Kegiatan Pesantren Ramadhan yang diikuti oleh 31 orang anak,
11) Pendirian Posko untuk memberikan tempat istirahat dan layanan lainnya terhadap
pemudik sebanyak 267 pemudik.

BAB IV : Analisis Stategis

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena data
yang akan dianalisis adalah data-data yang tidak dapat diukur secara numerik namun lebih
pada pembahasan isu-isu sosial yang berkembang yang memiliki kaitan dengan
perekonomian. Menurut Kuncoro (2010), bahwa data penelitian kualitatif adalah data
yang tidak dapat diukur dalam bentuk numerik atau angka-angka namun lebih pada
penjelasan yang mendalam.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif Yaitu pendekatan
penelitian yang digunakan untuk meneliti fenomena yang tidak dapat diteliti melalui
penelitian kuantitatif. Selain itu, model pendekatan deskriptif juga sering digunakan untuk
meneliti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian.
Pendekatan deskriptif juga berfungsi untuk meniliti tentang fenomena atau faktor tertentu
secara mendalam dan terukur. (Moeleong. 2009)

A. INTERNAL
Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis data dari BMT Al Falah Sejahtera
dengan menggunakan analisis SWOT. Hasilnya di lingkungan internal BMT Al Falah
Sejahtera diperoleh 5 faktor kekuatan (strength) dan 5 faktor kelemahan (weakness).
Perhitungan berdasarkan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks IFE
diperoleh dari penilaian bobot dan peringkat faktor internal BMT Amal Mulia Suruh.
Matriks IFE BMT Al Falah Sejahtera dapat dilihat pada tabel. 1 Tabel. 1 menunjukan
bahwa faktor internal untuk kekuatan yang paling penting adalah sumber daya manusia
yaitu tingkat familiaritas karyawan yang tinggi terhadap nasabah dan masyarakat sekitar,
yang diberi bobot 0,25, artinya bahwa BMT menilai faktor tersebut sebagai faktor yang
sangat penting. Sedangkan pemberian nilai rating sebesar 4 dapat diartikan bahwa BMT
Al Falah Sejahtera menilai faktor ini sebagai kekuatan utama. Nilai skor tertinggi terdapat
pada faktor tingkat familiaritas karyawan terhadap nasabah atau masyarakat sekitar dan
efektifitas penggunaan modal. Kedua faktor tersebut dinilai oleh BMT Al Falah Sejahtera
sebagai faktor kekuatan paling penting, hal ini terlihat pada nilai skor yang paling tinggi
pada kedua faktor tersebut yaitu sebesar 1,00.
Tabel 1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) untuk kekuatan (Strength) BMT
Al Falah Sejahtera

Komponen Kekuatan Bobot Rating Skor Rank

Tingkat familiaritas karyawan yang


tinggi terhadap nasabah dan 0,25 2 0,50 2
SDM 25%
masyarakat sekitar.

Lokasi BMT strategis 0,15 3 0,45 3


Sarana 15%

Brand Image yang baik di


Manajemen 0,15 3 0,45 4
20% masayarakat
Efektifitas penggunaan modal 0,30 2 0,60 1
Modal 25%

Produk Produk – produk yang ditawarkan


0,15 1 0,15 5
Layanan sesuai kebutuhan konsumen
15%

Keterangan pemberian rating,


4 = kekuatan yang di miliki BMT sangat kuat
3 = kekuatan yang dimiliki BMT kuat
2 = kekuatan yang dimiliki rendah
1 = kekuatan yang dimiliki BMT sangat rendah
Berdasarkan tabel. 2, faktor internal untuk kelemahan yang paling tinggi
terdapat pada faktor Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu karyawan yang kurang memiliki
ketegasan dalam menghadapi konsumen bermasalah, yang diberi bobot 0,25, artinya
bahwa BMT Al Falah Sejahtera menilai bahwa faktor tersebut merupakan faktor
kelemahan yang paling harus diperhatikan. Sedangkan pemberian nilai rating sebesar 2,
artinya bahwa BMT menilai faktor tersebut merupakan faktor kelemahan yang sulit
dipecahkan.
Tabel 2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) untuk kelemahan (Weakness)
BMT Amal Mulia Suruh

Komponen Kelemahan Bobot Rating Skor Rank

Anggota (karyawan) yang kurang


memiliki ketegasan dalam 0,25 2 0,50 1
SDM 25%
menghadapi konsumen bermasalah

Ruangan gedung sempit 0,15 3 0,45 4


Sarana 15%

Terjadi overlapping dalam


Manajemen 0,20 2 0,40 3
pembagian tugas kerja
20%
Modal yang dimiliki oleh BMT
0,25 2 0,50 2
Modal 25% tidak cukup besar

Tidak semua anggota dapat


Produk 0,15 3 0,45 5
Layanan 15% menikmati produk yang ada
Keterangan pemberian rating,
4 = kelemahan yang dimiliki BMT sangat mudah dipecahkan
3 = kelemahan yang dimiliki BMT mudah dipecahkan
2 = kelemahan yang dimiliki oleh BMT sulit dipecahkan
1 = kelemahan yang dimiliki oleh BMT sangat sulit dipecahkan
Besarnya nilai pembobotan dan pemberian nilai pada tiap - tiap faktor diperoleh
dari data dan program kerja yang telah dilakukan pada tahun 2014, 2015, dan 2016. Hasil
tersebut kemudian diolah oleh penulis sebagai dasar perhitungan untuk memberikan
pembobotan pada faktor – faktor kekuatan tersebut.
Jumlah nilai skor untuk kekuatan BMT Al Falah Sejahtera sebesar 3,65
sedangkan jumlah nilai skor untuk kelemahan BMT Amal Mulia sebesar 2,30. Dari
matriks IFE BMT Amal Mulia diketahui total nilai IFE sebesar 1,35. Hal ini menunjukan
bahwa kondisi internal BMT Amal Mulia berada pada kondisi yang baik.

B. EKSTERNAL
Perhitungan pada kali ini menggunakan Matriks EFE (Eksternal Factor
Evaluation), Matriks EFE diperoleh dari penilaian bobot dan peringkat faktor eksternal
BMT Amal Mulia Suruh. Matriks EFE dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Pada tabel 3, dapat
dilihat bahwa faktor peluang yang penting terdapat pada faktor demografi yaitu sebagian
besar masyarakat sekitar berprofesi sebagai pedagang hal ini sangat menguntungkan BMT
karena BMT dapat memberikan fasilitas kepada pedagang berupa pinjaman modal
maupun tabungan, faktor ini diberi bobot 0,30, yang artinya bahwa BMT Al Falah
Sejahtera menilai faktor ini sebagai faktor yang sangat berpeluang bagi pengembangan
BMT. Sedangkat pemberian nilai 2 artinya bahwa peluang ini sulit diraih oleh BMT. Nilai
skor paling tinggi untuk peluang terdapat pada faktor masyarakat sekitar yang mayoritas
berprofesi sebagai pedagang, hal ini sangat menguntungkan bagi BMT Al Falah Sejahtera
terbukti dengan respon BMT yang sangat baik dengan memberikan skor paling tinggi
0,60.

Tabel 3. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) untuk peluang (Opportunity)


BMT Amal Mulia Suruh

Komponen Peluang Bobot Rating Skor Rank


Adanya pinjaman dari pemerintah
Pesaing/Mitra 0,25 2 0,50 2
maupun dari perusahaan lain
25%
BMT menganut sistem bagi hasil
sehingga tahan terhadap krisis 0,15 3 0,45 3
Ekonomi 15%
global

Peraturan pemerintah yang


Pemerintah 0,15 3 0,45 4
mendukung BMT
15%

Sebagian besar masyarakat sekitar


Demografi 0,30 2 0,60 1
berprofesi sebagai pedagang
30%
Tekhnologi informasi yang
Tekhnologi digunakan untuk mendukung 0,15 1 0,15 5
15% program pelayanan online

Keterangan pemberian rating,


4 = peluang yang dimiliki oleh BMT sangat mudah diraih
3 = peluang yang dimiliki oleh BMT mudah diraih
2 = peluang yang dimiliki oleh BMT sulit diraih
1 = peluang yang dimiliki oleh BMT sangat sulit diraih
Berdasarkan tabel 4, faktor eksternal untuk ancaman yang paling penting
terdapat pada ancaman demografi yaitu masih adanya persepsi masyarakat yang
menganggap koperasi syariah sama dengan koperasi konvensional, faktor ini oleh BMT
diberi bobot 0,30 yang artinya bahwa BMT Al Falah Sejahtera menilai faktor ini sebagai
faktor ancaman yang harus diperhatikan dengan serius. Sedangkan pemberian nilai rating
3 dapat diartikan bahwa BMT menilai faktor ini termasuk faktor yang mudah diatasi.
Sedangkan faktor ancaman yang tidak penting terdapat pada faktor pengadaan dan
pengembangan sistem online, faktor ini diberi bobot 0,15 dengan nilai 5.

Tabel 4. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) untuk ancaman (Threat) BMT
Amal Mulia Suruh

Komponen Peluang Bobot Rating Skor Rank


Pesaing/Mitra Isu – isu negatif 0,25 3 0,75 2
25%
Kenaikan harga BBM yang
mempengaruhi biaya operasional 0,15 3 0,45 3
Ekonomi 15%
BMT

Peraturan pemerintah yang


Pemerintah 0,15 2 0,30 4
seringkali berubah
15%
Persepsi dan pengetahuan
Demografi masyarakat tentang koperasi 0,30 3 0,90 1
30% syari’ah yang masih rendah
Biaya pengadaan dan
Tekhnologi pengembangan sistem online yang 0,15 1 0,15 5
15% tinggi

Keterangan pemberian nilai rating,


4 = Ancaman yang dimiliki oleg BMT sangat mudah diatasi
3 = Ancaman yang dimiliki oleh BMT mudah diatasi
2 = Ancaman yang dimiliki oleh BMT sulit diatasi
1 = Ancaman yang dimiliki oleh BMT sangat sulit diatasi
Jumlah nilai skor untuk peluang BMT Al Falah Sejahtera berjumlah 2,15, dan
jumlah nilai skor untuk ancaman berjumlah 2,55. Dari matriks EFE diketahui total nilai
EFE dari jumlah faktor peluang dan ancaman dihasilkan adalah -0,4 yang artinya bahwa
BMT Al Falah Sejahtera dalam merespon faktor eksternal masih rendah.

Kesimpulan
Berdasarkan riset data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
sepuluh faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan BMT Al Falah Sejahtera Cirebon,
yang terdiri dari lima faktor kekuatan dan lima faktor kelemahan. Selain itu, terdapat pula
sepuluh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan BMT Al Falah Sejahtera
yang terdiri dari lima faktor peluang dan lima faktor ancaman.
Dari analisis strategi prioritas, didapatkan tiga strategi prioritas tertinggi yaitu :
1. Melakukan kerjasama dengan mitra perusahaan baik swasta maupun pemerintah untuk
mendapatkan dukungan pendanaan.
2. Melakukan penetrasi pasar untuk meningkatkan jumlah konsumen atau nasabah sebanyak-
banyaknya.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui program peningkatan kualitas internal
perusahaan yang mencakup aspek SDM, produk layanan, pengembangan tekhnologi dan
penambahan fasilitas pendukung operasional seperti sarana dan prasarana perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam.FKEBI bekerja sama dengan Citapustaka
Media, Bandung. 2002.
Basyir Ahmad Azhar, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, dalam beberapa Aspek Ekonomi Islam,
P3EI FE-UI bekerjasama dengan penebit Tiara Wacana Yogyakarta, 1992
Dahlan, Abdul Aziz. et.al. (1999). Ensiklopedi Hukum Islam. Cetakan II. Jakarta: PT Ichtiar
Baru van Hoeve.
Wardani, H. K., & Tho'in, M. (2013). Pengelolaan Baitul Maal Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Negara. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 14(01).
Acur, Nuran & Englyst, Linda. 2006. “Assessment of Strategy Formulation: How to Ensure
Quality in Process and outcome”. International Journal of Operation & Production
Management
Asyhuri, muhammad. 2013. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk
Pembiayaan di BMT Al Falah Sejahtera Cirebon
Irawan, Dedik. Affandi, Irvan Muhammad. Kalsum, Umi. 2013. “Analisis Strategi
Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS)
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta. Erlangga
Moeleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Prawitasari,Yati Sri. 2010. Analisis SWOT Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran
Berdaya Saing. Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro

You might also like