You are on page 1of 10
Rase Emas Daftar isi : RASE EMAS DAFTAR ISI BAGIAN 01 BAGIAN 02 BAGIAN 03 BAGIAN 04 BAGIAN 05 BAGIAN 06 BAGIAN 07 BAGIAN 08 BAGIAN 09 BAGIAN 10 BAGIAN 11 BAGIAN 12 BAGIAN 13, BAGIAN 14 BAGIAN 15 BAGIAN 16 BAGIAN 17 BAGIAN 18 BAGIAN 19 BAGIAN 20 PENUTUP, BAGIAN 01 Malam telah brut benar, cahaya rembukn menyinari daerah sekitar perkampungan Wu-Sie-Cung dibilangan San-see. Kesunyian tampak mencekam perkampungan Wu-Sie-Cung, dan juga toko2 memang sudah tutup karena semua penduduk perkampungan Wu- Sie-Cung itu telah terketap didatam tidur mereka, Didekat ujung jalan yang menuju kearah pasar tulah letaknya perkampungan Wu-sie-cung itu, dan dijalan itu pula terdapat sebuah bangunan rumah yang tidak begku besar. Didekat langkan dari muka rumah itu tergantung sebiah papan merek, yang bunyinya memperlihatkan bahwa rumah tu sebagai rumah obat. Toko Obat Thing Sun Lie. Tetapi pada mam selarut ini angtung (papan penutup toko) itu telah tutup seluruhnya dan juga cahaya lampu penerangan dbagian ruang muka telah padam. Hanya dari bebkarg bangunan tu tampak cahaya api penerangan masin menyak. Diruangan tulah tabib Thing Sun Lie masin duduk disebuah meja kecil yang terbuat dari kaju asem, duduk menghtung uang yang dinasikannya hari inj, hasil penjualan obatnya Thing Sun Lie seorang Iak2 yang telah cukup Enjut usianya mungkin sudah mencapai empat puluh tahun. Namun karena dia mengerti imu pengobatan, dengan sendrinya dia memiliki kesehatan Yang baik sekali dan juga wajahnya tampak Ke-merah2-an, memperthatikan bahwa tabb ini memang memilki kesehatan rubuh yang terjaga benar-benar. Dikurs! yang satunya lagi, tampak Thang Hujin (nyonya Thang), tengah duduk menyulam sebuah baju. Kesunyian mencekam diruangan tersebut, hanya Empu api pelta yang ber-goyang2 jika ada angin yang bertiup dengan silirannya dari lubang2 kisi jendela atas pintu mempermainkan mata apiitu. Juga dalam kesunyian tersebut sering terdengar suara benturan2 uang logam itu. Selang sesaat, kesunyian tu tekh dipecahkan okh suara menghela napas dari Thang Hujin, dantampak perempuan setengah baya yang mungkn berusia diantara tiga puluh delapan tahun tu telah mengangkat kepalanya, memandang ke arah suaminya yang tengah sibuk menghitung penghasilannya hari tu. "Thang Koko......" kata ‘Thang Hujn kemudian dengan suara yang lembut, memperlbatkan bahwa Thang Hujin adalah seorang wania yang sabar dan mbut sekali Thang Sun Lie hanya menyahuti "hemmm' saja, tetapi dia masin sibuk juga menghtung uan.g datas, meja itu. ‘Thang, Hujin telah mengbela napas lagi, dia memandang kearah suaminya dengan sorot mata yang masgu|, lalu katanya per-ahan2 : "Thang Koko kau terfalu letin, pergiteh beristirat dahulu.” kata nyonya Thang itu lagi “aku belum lagi selesai menghitung uang ini isteriku." menyahuti Thang Sun Lie masih terus juga menghitung uang yang ada diatas meja tanpa menokh kepada isterinya. "Jka memang engkau telah mengantuk, pergiah kau tidur bin duiu dariku !" Thang Hujin, menghela napas gi wajahnya tampak jadi semakin muram. "Thang koko hari2 belakangan ini kau terak: memperbudak dirmu dengan ang tu. Ingatah Thang koko, dengan bekerja mati2-an dan juga tanpa berstirahat akan merusak kesehatanmu soon” kata Thang Hujn fagi. "Tetapi isterku .. hari2 belakangan, ini kta memperokh rejeki yang cukup banyak" kata Thang Sun Lie, dia meketakkan sisa uang yang belum kagi dihitungnya tu diatas meja. "Maka, dari tu kapan lagi kita akan mencari rejeki seperti ini! Telah sepuluh tahun kta membuka usaha rumah obat ini, tetapi selalu sepi saja, jarang yang mengunjungi! Sekarang ? Dkala penduduk kampung ini mengetahui bahwa aku adalah seorang tabib yang pandai dan obatku sangat manjur, mereka telah ber-bondong2 meminta agar aku mengobati penyakt yang mengidap pada dri mereka masing2! Mengapa kita harus menobkk rejeki yang datang ?” Waktu berkata begtu, wajah Thang Sun Lie ber-seri2, tampak dia sangat bangga sekali. Thang Hujin menghela napas. "Benar Thang Koko... tetapi kau, harus ingat waktu! Bekerja ‘sampai larut malam dengan membuka rumah obat sampai jam dua bebs tengah makm lalu sekarang mash sibuk menghitung uang yang kau peroleh tu, bukankeh nanti penduduk kampung ini yang sehat wakafiat dan sebaliknya tubuhmu yang rusak Karena engkau tidak memikirkan kesehatanmu sendiri 2" Thang Sun Lie tersenyum mendengar perkataan isterinya "Moy-moyku (adkku)," kata Thang Sun Lie dengan suara yang lembut, percayalh kepadaku, walupun aku, bekerja keras dan mebyani sisakt sampai farut _malam, namun aku juga béa mengimbangi kekuatan tubuhku. Jika memang aku merasa kttin dan sudah tidak kuat lagi, tentu aku akan pegi tidur untuk beristirahat! Tidak mungkin aku tidak mengenal kesehatan dan kemampuan tubuhku sendiri !" "Benar Tbang Koko..... tetapi akhi2 ini aku melihat kesehatanmu agak mundur sekali Sekalt-kali kau bercermintah, liatiah tubuhmu yang telah semakin kurus saja. dan juga.... hai, hai...akhir2 ini kau seperti Kurang memperhatikan. Kie Bouw, anak kita tu... Kashan anak kita iu, karena biar bagamana Kie Bouw memang membutuhkan kasin sayang dan perhatianmu !" Dan setelh berkata begtu, berulang kali Thang Hujin menghela napas panjang. Wajahnya juga bertambah muram, dan matanya digenangi air mata. Melhat ini, Thang Sun Lie memparhatkan wajah isterinya yang tengah menunduk dan meneruskan sulamnya. "Moy-moy..... kau jangan teraki bersedin begtu. Bukankah didalam kesempatan yang ada seperti ini kita memang harus dapat mengejar dan memanfaatkan segalanya ? Karena jka dalam keaddan laris seperti sekarang ini, kta membatasi orang2 yang ingin berobat kepada kta. nantinya kita juga yang rugi ? Tentang Kie Bouw, anak kta iu, kta bisa mencurahkan selurub kasi sayang kita jika memang kta sudah dapat memperkokoh penghidupan dan kehidupan kita, dimana dam suasana tenteram, tentu kta dapat mencurahkan seluruh perhatian kita buat Kie Bouw, Apabgi memang anak kta tu sekarang ini baru berusia tiga tahun, maka dia belum mengerti sesuatu apapun juga ! Kalau memang aku bsa memperokh kemajuan dan untung besar, tentu waktu i berusia lima tahun atau enam tahun, kta sudah dapat hidup dengan tenang Tetapi Thang Hujin tidak menyahutnya, da hanya menghela napas berukng kali. Melnat isterinya tetap berwajah murung seperti itu, tentu saja telah membuat Thang Sun Lie jadi kut2-an mengheb napas. Biar bagaimana memang dinati kecinya Thang Sun Lie mengakui dirinya kurang memperhatikan putera tunggal mereka diakhir2 ini, Dengan sendirinya, mau tidak mau memang. didalam hal ini telah membuat ia juga jadi merasa kashan pada Kie Bouw. Per-bhan2 Thang Sn Lie telah berdiri dari duduknya, da teh metangkah menghampiri kesebuah kamar, dibukanya pintu kamar tu. ‘Tampak seorang bocah cilk berusia diantara tiga tahun tengah tertidur nyenyak dsebuah pembaringan kecil, Wajah anak lelaki kecil itu bulat dan kemerah2an memperlihatkan bahwa ia sangat sehat sekali. Melhat in, Thang Sun Lie jadi tersenyum senang, karena bir bagaimana putera tunggal mereka itu memiliki kesehatan yang sangat bak sekal, disamping itu tubuhnya sangat montok sekai Bocah keci, Kie Bouw, juga tertidur dengan bbir yang tersungging senyuman. “Linat moy-moy....betapa_nyenyaknya anak kta tu tertidur. jefas ia tengah bermimpi indah sekali!" kata Thang Sun Lie dengan ‘suara yang perbhan dan lembut, Dengan bibir tersungging senyuman berduka nyonya Thang tu juga telah bangkit dari duduknya dia meletakkan sulamannya diatas meja dan dia melangkah untuk menghampri suaminya. Dilihatnya kearah putera tunggal mereka yang tengah tertidur nyenyak. "Sudah sejak belsan tahun yang blu kita menkah dan, menginginkan anak, namun tidak pernah memperokhnya dan sekarang, tiga tahun yang lalu, Thin (Tuhan) telah memberkahi kita dengan sebuah jmat untuk keturunan Kta.....! Namun disaat seperti ini, ternyata Kie Bouw dalam usia yang demikian kecil tidak memperokh kasih sayang darimu, Thang Koko betapa kurangnya perhatianmu padanya .....!" ‘Thang Sun Lie hanya menghela napas. Orang she Thang ini mengerti, jka dia menjawabnya, tentu akan memperpanjang persoalan tersebut dan kemunknan pula akan menimbukan suatu cekcok dengan isterinya tersebut. ‘Tanpa mengucapkan sepatah perkataanpun juga, tampak Thang Sun Lie telah melangkah menghampiri kursinya dan duduk distu untuk melanjutkan menghiung uang penghasilan hari ini Sedangkan Thang Hujin juga telah kembali duduk dikursinya untuk menyulam kembali Keheningan telah melputi mereka berdua. Tetapi_dsaat malam semakn frut, tiba2 terdengar suara ketukan pintu. "Siapa?" tegur Thang Sun Lie dengan perasaan tidak senang, karena ia menganggap orang yang mengetuk pintu iu terlalu mengganggu dilarut malam seperti ini. "Sinshe (tabib) tolonglah kami puteri kami tengah sakt keras dan dalam keadaan pngsan.....!" terdengar suara orang menghba diluar pintu itu. Thang Hujin jadi mengerutkan sepasang alisnya, karena a merasa begitu terganggu. Hari sudah larut malm demikian, ia bermaksud agar suaminya menokk kedatangan orang tu. Namun Thang Sun Le hanya berdam dri saja, dia telah membereskan uang2 datas meja kemudian melangkah kearah pintu. Diukanya pintu tersebut, dan seketka tu juga dikiar dugaan, telah menerobos masuk belasan sosok tubuh dengan cepat dan juga telah berkelebat sesosok bayangan yang mendorong tubuh dari Thang Sun Lie, sehingga tubuh orang she Thang tu telah terjungkel bergulingan diatas lantai. Thang Hujn kaget bukan main, dan seperti orang kesima. Dan ketika ia tersadar, f@ mengekiarkan Suara jeritan. Thang Hujin seorang wana yang lemah lembut dan juga merupkan seorang wania yang halis, sekali, melhat suaminya. telah diperiakukan demikian, tentu saja da jadi mengeiarkan Suara jeritan yang begtu menyajatkan dan cepat2 ingin memburu kearah suaminya: Tapi salah seorang diantara belasan orang yang menerobos masuk kedalm rumah Thang Hujin ini, teh melompat seorang laki2 yang berewok dan wajahnya menyeramkan sekai, dan mata gobk telah ditempelkan pada batang leher dari Thang Hujin "Berdamlh bak2 dtempatmu” kata orang tu dengan suara yang mengancam. Thang Hujin tidak berdaya, hanya ar matanya yang telah mengucur turun. Ta tidak mengetahui apa yang dinginkan orang-orang yang telah menyerbu masuk ini, Thang Sun Lie telah merangkak berdiri dengan wajah yang berobah pucat. "Apa....... apa maksud kalian datang dengan cara demikian?" tegur Thang Sun Lie dengan perasaan takut bercampur dengan perasaan amarah yang bukan main. “"Hemmm...... cepat kumpukan harta benda kalian. Dan serahkan pada kami secara bak2 jika memang kalian tidak mau mampus ! " bentak salah seorang lelaki yang bertubuh gemuk dan tinggi besar. "Mie Minne dari mana kami memilki harta 2" tanya Thang Sun Lie terkejut dan bercampur perasaan takut, karena segera juga da menyadarinya bahwa mereka telah kedatangan orang2 ini untuk merampok dirinya. "Hemmm....... jangan banyak bicara !" bentak iebki gemuk tu. "sreeeettt......!" golok dtangannya telah berkelebat dan seketika itu juga terdengar suara jertan dari Thang Sun Le, karena mukanya telah tergores oleh tebasan gobk tu, sehingga sejalir luka melintang dari muka, dibagian kiri kekanan, melintangi hidungnya. Darah merah juga teah mengucur keliar dengan deras dan terihatiah betapa orang2 tu tanpa mengenal rasa kashan dan buas sekali, teh mendorong tubuh Thang Sun Lie untuk mefangkah kekemarnya Thang Hujin yang melhat suaminya diperlakukan demikian rupa telah mecgeluarkan suara jertan yang nyaring, seketka lamanya da telah melupakan ancaman gobk pada lehemya. Dan seketika itu juga dia mengeluarkan suara jertan, seketika itu pula gobk yang mengancam lehemya telah bergerak, dan menabas batang leher dari Thang Hujin. Tentu saja, tubuh Thang Hojn telsh ambruk dibntai dengan darah mengucur dari lhemya, l masih sempat mengeharkan suara jertan pula, dan kemudian tidak bergerak lagi. Thang Sun Lie melihat nasi isterinya, tentu saja jadi kaget dan kabp. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras, dia berusaha untuk menerjang kearah isterinya untut melihat keadaannya. Tetapi belum bgi ia sempat memburu kearah tubuh isterinya, yang tengah mengggektak diatas lantai, maka sebatang gobk telah berkelebat lagi dan tubuh Thang Sun Li telah rubuh tergektak diatas tanah dengan bermuran darah, sebab tubuhnya telah terbabat gobk tu Seketika itu juga jiwanya telah melayang ke-akherat. Dengan buas, belasan orang2 itu telah menyerbu kearah uang yang bertumpuk diatas meja dan juga membongkar lemari, seluruh obat2an yang berharga maha itu juga telah dimasukan kedalam karung yang memang mereka bawa. Dua orang diantara beksan orang itu telah mendorong pintu kamar dan melangkah masuk. Mereka melhat Kie Bouw, bocah cilk putera tunggal dari pasangan suami isteri she Thang tu, salah seorang telah melangkah maju. Dia telah menggerakkan golok ditangannya. 1 "Dimampusi saja bocah ini!" kata orang itu. Dan gobk itu telah menyambar datang akan menebas tubuh Kie Bouw yang tengah tertidur nyenyak tu, maksudnya orang tu ingin membebh tubuh Kie Bouw, untuk membinasakan bocoh yang tidak berdosa tersebut. Tetapi, ketka mata gobk hampir tba disaat tuah terlihat berkelebat setitk sinar terang, dan terdengar suara "Trnggg!" yang nyaring, disusul dengan suara seruan tertahan orang tu, karena

You might also like