You are on page 1of 19

Jurnal Akuntansi Manajemen Madani ISSN 2580-2631

Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN ON


EQUITY PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hendra Lie
STIE Madani Balikpapan

ABSTRACT
This research aims to analyze one of the financial ratios that measure the
company financial performance, including Real Estate and Property Company, is
Return On Equity (ROE), which is presented how far the company abilities to
manage the growth effectively and to measure the profitability of the investment
of the owner or the shareholders.
The formulation of this research is: Do the independent variables consist of
Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt Ratio and Earnings per Share
significantly influence to the Return on Equity (ROE) of the Companies of Real
Estate and Property listed in Indonesia Stock Exchange. The Hypothesis of this
research is the assumption that Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt
Ratio and Earnings Per Share simultaneously and partially influence to the Return
on Equity.
In this research the writer took twenty companies as a sample and we took
the data from the year of 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 simultaneously for 5
years. To measure the influence of Total Assets Turnover, Net Profit Margin,
Debt Ratio and Earnings per Share to Return on Equity (ROE), we do Analysis of
Multiple Regression using SPSS version 22.
To test the hypothesis we used F test and t test with significance at 95%.
From F test we know that counted F is 65.710 higher than F table 2.47 and t test
showed us that all independent variables are higher than t table 1.66
For overall, the correlation coefficient is 0.857 and determination coefficient
is 73.5%, it means that the independent variables (Total Assets Turnover, Net
Profit Margin Debt Ratio and Earnings per Share) has significant influence to the
dependent variable Return on Equity.
And the most important thing is from this research the writer also found that
Net Profit Margin (NPM) variable influence dominantly to the Return on Equity
(ROE) of the company. It showed from beta standard coeffisien of Net Profit
Margin and it is represented by the highest counted t among the others variables.
Keywords : Real Estate, Property, Return On Equity, Total Assets Turnover, Net
Profit Margin, Debt Ratio, Earnings Per Share.

64
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

PENDAHULUAN
Salah satu bisnis yang mempunyai prospek bagus pada zaman modern ini
adalah perusahaan real estate dan property. Investasi di properti walaupun
mengalami pasang surut tetapi masih menjadi pilihan utama kebanyakan orang
sebab para investor beranggapan bahwa investasi properti merupakan salah satu
cara terbaik untuk mengembangkan uang. Secara umum investasi properti
dianggap lebih aman daripada jenis investasi lainnya karena investor sendiri yang
menguasai atau mengelola investasinya.
Banyak produk investasi yang dipengaruhi oleh faktor luar. Misalnya
harga-harga di bursa saham bisa naik turun dengan cepat bahkan signifikan karena
isu atau gosip seputar politik, kebijakan pemerintah, keamanan Negara dan
kondisi ekonomi. Demikian juga halnya seperti obligasi yang harganya turun saat
angka suku bunga naik.
Perusahaan yang bergerak pada bidang real estate dan property dalam
beberapa tahun terakhir ini mengalami perubahan dan perkembangan cepat seiring
dengan kebutuhan masyarakat yang semakin banyak dan juga gaya hidup
masyarakat yang serba modern yang diikuti perkembangan dunia usaha yang
semakin kompetitif.
Perusahaan dalam kegiatan operasionalnya memerlukan evaluasi secara
periodik terhadap fungsi-fungsi operasionalnya terutama fungsi keuangan dengan
maksud agar misi atau tujuannya dapat tercapai secara optimal. Selain misi yang
telah diutarakan maka memberikan kepuasan bagi investor yang telah
menanamkan modalnya dalam jumlah yang relatif besar menjadi sangat perlu
diperhatikan dan dipertahankan. Hal ini dapat terjadi apabila perusahaan mampu
meningkatkan nilai ekonomis perusahaan sehingga investor tetap yakin dengan
perusahaan dan selain itu dapat menarik perhatian investor lainnya.
Evaluasi terhadap kinerja keuangan perusahaan yang dilakukan secara
periodik akan memberikan informasi tentang adanya keberhasilan perusahaan atau
sebaliknya. Evaluasi seperti ini dapat memberikan umpan balik bagi manajemen
guna membenahi apabila ada kegagalan dan bila berhasil dapat lebih ditingkatkan.
Berdasarkan evaluasi kinerja keuangan, perusahaan dapat dinilai memiliki nilai
ekonomis yang tinggi atau sebaliknya.
Dalam mengevaluasi kinerja keuangan dapat menggunakan berbagai
peralatan analisis untuk menganalisis berbagai laporan keuangan yang disajikan
dimana hasilnya dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai perusahaan. Hasil
analisis dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan misalnya kemampuan
membayar hutang, kemampuan membayar bunga pinjaman, kemampuan
menjamin hutang, kemampuan untuk memperoleh keuntungan dan lain-lain.
Salah satu Rasio keuangan yang dapat mengukur kinerja keuangan dari
suatu perusahaan termasuk perusahaan real estate dan property adalah Return
On Equity (ROE). Populernya ROE dijadikan indikator utama rasio profitabilitas
karena apabila ROE baik maka rasio profitabilitas yang lain juga akan baik.

65
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

Pengukuran ROE dapat menunjukkan efektifitas pemakaian sumber daya oleh


perusahaan dalam menghasilkan laba dan memberikan return kepada pemilik
modal.
Return On Equity (ROE) menggambarkan kombinasi antara leverage
(solvabilitas), aktivitas (turnover) dan profitabilitas perusahaan (Syamsuddin,
2009:64). Leverage (solvabilitas) menggambarkan komposisi permodalan
perusahaan, dimana selain modal pemilik atau pemegang saham, perusahaan juga
dibiayai oleh hutangnya. Yang termasuk kedalam rasio solvabilitas ini diantaranya
adalah Debt Ratio. Aktivitas (turnover) menggambarkan kegiatan manajemen
dalam mengelola sumber dayanya secara maksimal diantaranya Total Asset
Turnover. Sedangkan profitabilitas menunjukkan hasil yang dicapai oleh
perusahaan dari aktivitas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Dengan
kata lain ROE merupakan salah satu ukuran yang cukup lengkap untuk menilai
kinerja keuangan dari suatu perusahaan.
Dalam mengukur kinerja perusahaan, investor biasanya melihat kinerja
keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity (ROE)
adalah merupakan salah satu indikator penting yang paling sering digunakan
dalam bisnis real estate dan property untuk menilai tingkat profitabilitas
perusahaan sebelum melakukan investasi.
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang merefleksikan seberapa banyak
perusahaan telah memperoleh hasil atas dana yang telah dinvestasikan oleh
pemegang saham baik secara langsung maupun dengan laba yang ditahan. Rasio
ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun para investor dalam real
estate dan property karena jenis usaha ini memiliki operational margin yang
sangat tinggi.
Perhitungan ROE secara umum dihasilkan dari pembagian laba dengan
ekuitas selama setahun terakhir untuk mengetahui tiga hal pokok yakni:
Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability), Efisiensi perusahaan
dalam mengelola aset (assets management) dan Hutang yang dipakai dalam
melakukan usaha (financial leverage). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
hubungan tiga faktor tersebut di atas dikombinasikan dengan Earnings Per Share
melalui data sekunder yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia.

KERANGKA TEORI
Perusahaan Real Estate dan Property
Real estate dan property memiliki berbagai aktivitas dalam
operasionalnya. Secara umum, kegiatan usaha pada real estate dan property
adalah sebagai berikut:
1. Bertindak atas nama pemilik dalam segala hal mengenai pemeliharaan dan
pengelolaan baik rumah tinggal, kondominium apartment, dan bangunan
lainnya.
2. Real estate dan property bertindak untuk mengelola proyek-proyek

66
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

pembangunan dan pengembangan, melakukan perbaikan dan pemeliharaan


gedung.
3. Bergerak dalam bidang usaha pengembang dan pembangunan (real estate)
dengan melakukan investasi melalui anak perusahaan.
4. Persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen dan hotel,
5. Pembangunan perumahan, hotel, dan apartemen beserta segala fasilitasnya.
6. Menjalankan usaha di bidang kawasan industri berikut sarana penunjangnya,
seperti pembangunan perumahan atau apartemen, perkantoran/pertokoan,
pembangunan dan pengelolaan instalasi air bersih, limbah, telepon, listrik,
penyediaan fasilitas olahraga dan rekreasi di kawasan industry serta ekspor
dan impor barang.
7. Pengembangan kota (urban development), yang meliputi pengembangan
kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas
umum, penyediaan jasa-jasa pendukung.
8. Pengembangan real estate, golf dan country club, serta kantor dan
perdagangan.
9. Pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran.
Adapun secara umum, real estate dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Sektor perumahan (rumah tinggal, perumahan multifungsi, komplek real
estate, dan lain-lain).
2. Sektor komersial (pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, apartment, hotel,
trade center, dan lain-lain).
3. Sektor industri (komplek perindustrian, baik industri berat, menengah, dan
ringan, dan lain-lain).
Sedangkan property, terdiri dari properti komersial dan properti non
komersial. Di dalam perusahaan, properti terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu
properti berwujud, properti tidak berwujud, dan surat berharga. Properti berwujud
dibagi menjadi dua bagian, yaitu real property yang merupakan perusahaan
pengembang tanah, bangunan, dan lain-lain, dan personal property yang
meliputi mesin, peralatan, perlengkapan dan furniture, barang bergerak, peralatan
operasional, dan perhiasan. Properti tidak berwujud meliputi goodwill, hak paten,
franchises, merek dagang, hak cipta, dan proses kepemilikan.
Produk yang dihasilkan dari real estate dan property sangatlah
beragam. Produk tersebut dapat berupa perumahan, apartment, rumah toko
(ruko), rumah kantor (rukan), gedung perkantoran (office building), pusat
perbelanjaan berupa mall, plaza, atau trade center. Perumahan, apartment,
rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), dan gedung perkantoran (office
building) termasuk dalam landed property. Sedangkan mall, plaza, atau

67
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

trade center termasuk dalam commercial building.


Perusahaan real estate dan property merupakan salah satu sektor yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan real estate dan
property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan
datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah
penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Di awal tahun 1968, real estate
dan property mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, real estate dan
property sudah mulai terdaftar di BEI. Adapun jumlah perusahaan real estate
dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 berjumlah 30
perusahaan. Mengingat perusahaan yang bergerak pada sektor real estate
dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut
perekonomian maka seiring perkembangannya sektor real estate dan property
dianggap menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dari kondisi
ekonomi secara makro di Indonesia. Terbukti dengan semakin banyaknya
perusahaan sektor real estate dan property yang memperluas landbank yakni aset
berupa persediaan tanah dan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai wilayah
yang dianggap mempunyai potensi pasar sehingga p ada tahun 2016 j um l ah
perusaha an sektor real estate dan property yang terdaftar di BEI bertambah
menjadi 46 perusahaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian meliputi seluruh perusahaan di sektor real estate dan property
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan Laporan Keuangan secara
konstan dan berkelanjutan dari tahun 2012 sampai dengan 2016. Peneliti tidak
mendatangi atau mengamati langsung ke perusahaan-perusahaan bersangkutan
tetapi peneliti menganalisa Laporan Keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia dengan data sekunder yaitu Laporan Keuangan perusahaan di
sektor real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2012 sampai dengan 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan
keuangan perusahaan real estate dan property yang telah mencatatkan
sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data Indonesian Capital Market
Directory, sekor real estate dan property pada tahun 2016 adalah berjumlah 46
perusahaan. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah 20
perusahaan.dengan mengunduh secara langsung di website www.idx.co.id.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression


analysis). Persamaan regresi berganda yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah:
ROE (Y) = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Dimana :
ROE (Y) = Kinerja keuangan perusahaan
α = Koefisien konstanta
β 1-4 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel
X1 = Total Assets Turnover
X2 = Net Profit Margin

68
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

X3 = Debt Ratio
X4 = Earnings Per Share
e = Koefisien error
Mengingat data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk menentukan
ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik. Asumsi
klasik yang akan diperiksa yaitu uji normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Ghozali (2009 :13) menyebutkan bahwa model regresi yang baik harus tidak
terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error dari model regresi
berdistribusi normal atau tidak. Error dari model regresi yang terbentuk harus
memenuhi asumsi normalitas ini. Jika error model regresi tidak berdistribusi
secara normal, maka statistik uji, apakah itu uji-t maupun uji-F tidak bisa
diterapkan. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah error model regresi
berdistribusi atau tidak adalah dengan memperhatikan probability plot
residual. Jika probability plot residual berada di sekitar garis horizontal,
maka error dari model tersebut dikatakan berdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2009:25), uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi diantara variabel-variabel independen dalam model regresi
tersebut. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat
dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Sebagai
dasar acuan dapat disimpulkan:
1) Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
persamaan regresi.
2) Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam persamaan
regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2009 :35).

69
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

Pengujian diterima atau ditolak apabila:


t hitung > t kritis berarti ada heteroskedastisitas
t hitung < t kritis berarti tidak ada heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di
antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu
(time series) atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa
suatu tahun tertentu dipengaruhi oleh tahun berikutnya.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Watson Statistik yaitu dengan melihat koefisien korelasi
Durbin Watson. Algifari (2000:37), mengemukakan bahwa terjadi atau tidak
terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin Watson (DW) memiliki nilai < dari
1,08 menunjukkan ada autokorelasi, jika antara 1,08 dan 1,66 berarti tanpa
ada kesimpulan, apabila antara 1,66 dan 2,34 berarti tidak ada
autokorelasi,sedangkan nilai antara 2,34 dan 2,92 berarti tanpa kesimpulan,
namun nilai > dari 2,92, berarti terdapat autokorelasi.
Adapun perusahaan - perusahaan yang diteliti adalah perusahaan real estate dan
property yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan
data Indonesian Capital Market Directory, sektor real estate dan property pada
tahun 2016 adalah berjumlah 46 perusahaan. Sedangkan yang menjadi sampel
penelitian adalah 20 perusahaan sebagai berikut sesuai urutan abjad:

1. Alam Sutera Realty Tbk ASRI


2. Bakrieland Development Tbk ELTY
3. Ciputra Development Tbk CTRA
4. Ciputra Property Tbk CTRP
5. Duta Anggada Realty Tbk DART
6. Duta Graha Indah Tbk DGIK
7. Duta Pertiwi Tbk DUTI
8. Intiland Development Tbk DILD
9. Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT
10. Jaya Real Property Tbk JRPT
11. Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
12. Lippo Cikarang Tbk LPCK
13. Lippo Karawaci Tbk LPKR
14. Modernland Realty Tbk MDLN
15. Pakuwon Jati Tbk PWON
16. Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA
17. Sentul City Tbk BKSL
18. Summarecon Agung Tbk SMRA
19. Surya Semesta Internusa Tbk SSIA
20. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
Penelitian ini diambil dari pengumpulan data sekunder pada beberapa perusahaan
sektor real estate dan property dalam dukumen laporan keuangan tahun 2012

70
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

sampai dengan tahun 2016. Data yang diperoleh kemudian diolah dalam bentuk
format standar untuk menghitung formulasi-formulasi rasio keuangan yang akan
diolah lebih lanjut ke dalam software SPSS versi 22. Variabel-variabel tersebut
dapat disajikan dalam bentuk deskripsi untuk masing-masing variabel penelitian
yang dapat diuraikan sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN


Return on Equity (roe)
Return On Equity (ROE) adalah merupakan indikator yang terpenting dari
kemampuan menghasilkan laba dan potensi pertumbuhan. Perusahaan yang
mendapatkan pengembalian modal yang tinggi dengan sedikit atau tanpa hutang
akan dapat tumbuh tanpa pengeluaran modal yang besar dan memberikan
kesempatan bagi pemilik untuk memperoleh dana dan menginvestasikannya di
tempat lain. Dalam menganalisa rasio ini sebaiknya diperbandingkan selama
beberapa tahun sehingga diketahui trend daripada equity. Suatu trend angka rasio
yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien
dalam mengelola modal yang tersedia dalam mendapatkan Net Income.
Berikut diuraikan Return On Equity (ROE) perusahaan sektor real estate
dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2012
sampai dengan 2016.

Return On Equity (ROE) Tahun 2012 – 2016


TAHUN RATA2
NO NAMA PERUSAHAAN
2012 2013 2014 2015 2016 ROE
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 1.66% 4.53% 6.11% 14.95% 18.34% 9.12%
2 Bakrieland Development Tbk ELTY 5.69% 7.95% 4.38% 2.81% 1.78% 4.52%
3 Ciputra Development Tbk CTRA 10.88% 12.66% 6.43% 9.83% 6.26% 9.21%
4 Ciputra Property CTRP 3.98% 7.41% 3.47% 5.80% 4.23% 4.98%
5 Duta Anggada Realty Tbk DART 24.54% 19.69% 8.57% 7.59% 10.38% 14.15%
6 Duta Graha Indah Tbk DGIK 13.16% 11.30% 11.39% 11.46% 4.81% 10.42%
7 Duta Pertiwi Tbk DUTI 7.70% 6.28% 13.11% 14.25% 8.84% 10.04%
8 Intiland Development DILD 3.77% 3.99% 5.08% 11.99% 3.92% 5.75%
9 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT 7.05% 0.76% 20.15% 20.31% 11.48% 11.95%
10 Jaya Real Property Tbk JRPT 13.23% 17.00% 17.05% 20.11% 14.38% 16.35%
11 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 1.96% -1.43% 2.94% 5.56% 8.73% 3.55%
12 Lippo Cikarang Tbk LPCK 3.04% 5.87% 8.26% 15.12% 25.09% 11.48%
13 Lippo Karawaci Tbk LPKR 11.51% 10.48% 10.78% 9.33% 7.13% 9.85%
14 Modernland Realty Tbk MDLN -0.53% 6.66% 4.25% 1.47% 0.21% 2.41%
15 Pakuwon Jati Tbk PWON 27.14% 10.96% 3.36% 17.65% 15.23% 14.87%
16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA 24.70% 21.71% 19.74% 17.87% 13.03% 19.41%
17 Sentul City Tbk BKSL 5.43% -0.57% 0.42% 2.52% 2.91% 2.14%
18 Summarecon Agung Tbk SMRA 21.96% 15.54% 10.89% 14.15% 11.59% 14.83%
19 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 6.51% 4.82% 1.82% 14.88% 13.28% 8.26%
20 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 25.94% -47.16% -0.39% 0.71% 0.85% -4.01%
RATA - RATA 10.97% 5.92% 7.89% 10.92% 9.12% 8.96%

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tabel di atas menyatakan bahwa rata-rata Return On Equity (ROE) untuk


20 perusahaan sektor real estate dan property adalah sebesar 8,96% yang
menunjukkan pertumbuhan bisnis dan kecukupan modal yang kurang baik.
Ukuran untuk ROE menurut rata-rata secara normal adalah sebesar 15%, seperti
yang dinyatakan oleh Agnes Sawir (2005:55) yang dengan demikian secara
keseluruhan rata-rata Return On Equity (ROE) tersebut masih berada di bawah
normal. Rata-rata Return On Equity (ROE) tertinggi untuk periode selama lima

71
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

tahun dicapai oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yaitu sebesar 19,41%,
sedangkan rata-rata Return On Equity (ROE) terendah terjadi pada PT Suryamas
Dutamakmur Tbk yaitu sebesar minus 4,01%. Secara umum ROE untuk
keseluruhan perusahaan yang diteliti berada pada angka 8,96% yang berada di
bawah standar rata-rata sebesar 15%.

Total Assets Turnover


Total Assets Turnover atau disebut juga rasio atas perputaran total aktiva kerap
diformulasikan sebagai perbandingan antara total penjualan dibandingkan dengan
total aktiva. Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa
rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputarannya lambat maka
hal ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan
dengan kemampuan untuk menjual.
Total Assets Turnover ini sangat penting bagi para kreditur dan pemilik
perusahaan, juga tak kalah pentingnya bagi manajemen perusahaan karena hal ini
akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total Assets Turnover ini juga merupakan salah satu elemen atau
kelompok dari rasio aktivitas. Menurut Agnes Sawir (2005:14), rasio aktivitas
mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang
ada dalam kontrol pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat kesimbangan yang
layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yakni persediaan, piutang, aktiva
tetap, dan aktiva lain-lain. Menurut standar, rasio perputaran total aktiva (Total
Assets Turnover) yang sehat adalah berkisar 2 kali.
Berikut ini diuraikan Total Assets Turnover perusahaan sektor real estate
dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai
dengan 2016:

Total Assets Turnover Tahun 2012 – 2016


TAHUN RATA2
NO NAMA PERUSAHAAN
2012 2013 2014 2015 2016 TAT
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 0.10 0.14 0.11 0.17 0.19 0.14
2 Bakrieland Development Tbk ELTY 0.14 0.13 0.09 0.08 0.08 0.10
3 Ciputra Development Tbk CTRA 0.18 0.16 0.16 0.18 0.15 0.16
4 Ciputra Property CTRP 0.08 0.09 0.09 0.09 0.08 0.09
5 Duta Anggada Realty Tbk DART 0.19 0.13 0.10 0.14 0.13 0.14
6 Duta Graha Indah Tbk DGIK 0.83 0.98 0.86 0.69 0.56 0.78
7 Duta Pertiwi Tbk DUTI 0.28 0.24 0.23 0.21 0.15 0.22
8 Intiland Development DILD 0.13 0.14 0.18 0.18 0.12 0.15
9 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT 0.30 0.34 0.37 0.42 0.29 0.34
10 Jaya Real Property Tbk JRPT 0.28 0.29 0.26 0.23 0.16 0.24
11 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 0.15 0.16 0.12 0.18 0.16 0.15
12 Lippo Cikarang Tbk LPCK 0.12 0.20 0.21 0.24 0.35 0.22
13 Lippo Karawaci Tbk LPKR 0.20 0.22 0.21 0.19 0.16 0.20
14 Modernland Realty Tbk MDLN 0.05 0.16 0.13 0.17 0.05 0.11
15 Pakuwon Jati Tbk PWON 0.14 0.14 0.13 0.20 0.16 0.15
16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA 0.60 0.64 0.59 0.59 0.42 0.57
17 Sentul City Tbk BKSL 0.18 0.03 0.06 0.09 0.05 0.08
72
18 Summarecon Agung Tbk SMRA 0.44 0.34 0.35 0.27 0.19 0.32
19 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 0.81 0.79 0.78 0.66 0.51 0.71
20 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 0.07 0.08 0.06 0.06 0.04 0.06
RATA - RATA 0.26 0.27 0.25 0.25 0.20 0.25
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata total assets turnover secara
keseluruhan adalah tidak begitu baik yakni 0,25 artinya perputaran total assets
sebanyak 0,25 kali dalam menghasilkan penjualan Ini menunjukkan pihak
manajemen belum efisien didalam penggunaan keseluruhan aktiva didalam
menghasilkan penjualan. Diantara keduapuluh perusahaan diatas yang mempunyai
nilai rata-rata total assets turnover yang sangat bagus adalah PT Duta Graha Indah
Tbk yakni 0,78 kali dan posisi terendah terjadi pada PT Suryamas Dutamakmur
Tbk yaitu sebesar 0,06 kali.

Net Profit Margin


Net Profit Margin (NPM) atau dikenal dalam pegertian Margin Laba Bersih
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini umumnya dapat dihitung
dengan formulasi laba setelah pajak berbanding dengan penjualan bersih. Menurut
Sawir (2005:55) ukuran untuk Net Profit Margin menurut rata-rata secara normal
adalah 5%.

Net Profit Margin Tahun 2012 – 2016


TAHUN RATA2
NO NAMA PERUSAHAAN
2012 2013 2014 2015 2016 NPM
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 6.59% 13.51% 23.29% 37.96% 40.60% 24.39%
2 Bakrieland Development Tbk ELTY 17.16% 25.82% 12.49% 13.07% 13.35% 16.38%
3 Ciputra Development Tbk CTRA 12.46% 15.52% 10.23% 15.24% 24.64% 15.62%
4 Ciputra Property CTRP 27.23% 57.78% 21.99% 43.68% 39.43% 38.02%
5 Duta Anggada Realty Tbk DART 20.78% 27.13% 9.60% 7.71% 13.06% 15.66%
6 Duta Graha Indah Tbk DGIK 7.61% 4.50% 5.18% 5.21% 2.83% 5.06%
7 Duta Pertiwi Tbk DUTI 4.62% 3.77% 21.14% 26.51% 33.33% 17.88%
8 Intiland Development DILD 9.74% 4.74% 6.62% 41.59% 17.82% 16.10%
9 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT 3.28% -5.98% 8.28% 10.33% 20.72% 7.33%
10 Jaya Real Property Tbk JRPT 20.88% 22.79% 28.96% 34.25% 36.07% 28.59%
11 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 8.22% -13.55% 4.17% 10.40% 20.60% 5.97%
12 Lippo Cikarang Tbk LPCK 6.97% 5.12% 7.95% 16.14% 24.22% 12.08%
13 Lippo Karawaci Tbk LPKR 16.88% 14.53% 15.13% 16.81% 24.95% 17.66%
14 Modernland Realty Tbk MDLN -3.29% 10.51% 1.00% 0.80% 1.91% 2.19%
15 Pakuwon Jati Tbk PWON 55.78% 18.83% -2.09% 21.02% 24.42% 23.59%
16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA 18.46% 15.48% 15.29% 15.38% 15.67% 16.06%
17 Sentul City Tbk BKSL 19.14% -19.62% 1.51% 14.76% 41.53% 11.47%
18 Summarecon Agung Tbk SMRA 17.42% 15.56% 7.43% 13.97% 15.41% 13.96%
19 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 1.96% 0.96% -0.67% 1.19% 7.37% 2.16%
20 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 32.66% -75.84% -14.10% 1.99% 9.58% -9.14%
RATA - RATA 15.23% 7.08% 9.17% 17.40% 21.38% 14.05%

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan perusahaan sektor
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki rasio net
profit margin yang sangat baik sampai mencapai rata-rata 14,05%, hal ini
menunjukkan efesiensi operasi perusahaan dan penjualan yang baik sehingga
dapat menghasilkan laba yang sangat tinggi. Rata-rata Net Profit Margin (NPM)

73
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

untuk perusahaan sample yang tertinggi adalah dicapai oleh PT Ciputra Property
Tbk dengan rata-rata sebesar 38,02% dan yang terendah adalah sebesar minus
9,14% yang diperoleh oleh PT Suryamas Dutamakmur Tbk.

Debt To Total Assets


Debt to Total Asset Ratio adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa jauh
perusahaan bisa dan mampu untuk membayar atau memenuhi semua
kewajibannya kepada pihak ketiga. Semakin rendah rasio ini maka perusahaan
semakin solvabel atau memiliki kemampuan di dalam membayar seluruh
kewajiban jangka panjangnya.

Debt to Total Assets Tahun 2012 – 2016


TAHUN RATA2
NO NAMA PERUSAHAAN
2012 2013 2014 2015 2016 DAR
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 42.57% 42.34% 45.64% 51.69% 53.05% 47.06%
2 Bakrieland Development Tbk ELTY 26.42% 37.60% 49.98% 38.58% 37.49% 38.01%
3 Ciputra Development Tbk CTRA 17.06% 18.59% 18.62% 22.67% 28.21% 21.03%
4 Ciputra Property CTRP 10.64% 7.24% 5.94% 6.80% 8.79% 7.88%
5 Duta Anggada Realty Tbk DART 80.15% 76.99% 79.29% 71.15% 69.22% 75.36%
6 Duta Graha Indah Tbk DGIK 31.92% 37.22% 38.60% 50.43% 32.22% 38.08%
7 Duta Pertiwi Tbk DUTI 51.89% 40.72% 34.47% 32.11% 33.42% 38.52%
8 Intiland Development DILD 44.16% 45.82% 44.53% 21.20% 29.49% 37.04%
9 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT 52.14% 53.18% 46.70% 41.44% 37.51% 46.19%
10 Jaya Real Property Tbk JRPT 37.62% 41.73% 45.31% 50.69% 54.90% 46.05%
11 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 33.80% 46.10% 49.70% 49.98% 53.46% 46.61%
12 Lippo Cikarang Tbk LPCK 64.29% 66.26% 67.86% 66.24% 59.73% 64.88%
13 Lippo Karawaci Tbk LPKR 56.95% 58.77% 56.39% 49.37% 47.11% 53.72%
14 Modernland Realty Tbk MDLN 57.62% 57.55% 43.60% 41.06% 40.31% 48.02%
15 Pakuwon Jati Tbk PWON 65.84% 64.81% 69.40% 64.17% 62.42% 65.33%
16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA 36.22% 33.58% 36.70% 31.30% 28.03% 33.17%
17 Sentul City Tbk BKSL 10.76% 13.54% 17.97% 14.34% 13.62% 14.05%
18 Summarecon Agung Tbk SMRA 55.44% 50.12% 56.59% 61.33% 64.00% 57.50%
19 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 54.81% 59.62% 66.22% 63.40% 61.72% 61.15%
20 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 79.47% 65.19% 25.33% 25.95% 25.38% 44.26%
RATA - RATA 45.49% 45.85% 44.94% 42.69% 42.00% 44.20%

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan


seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil prosentasenya, cenderung
semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Untuk
standar normal di dalam pengukuran debt ratio adalah pada angka 30% yang
dianggap angka paling aman dan layak.
Perusahaan yang memiliki debt to total assets ratio tertinggi adalah PT
Duta Anggada Realty Tbk dengan debt to total assets ratio rata-rata sebesar
75,36% dan debt to total assets ratio terkecil adalah pada PT Ciputra Property
Tbk, dengan rata-rata debt ratio sebesar 7,88%. Dengan demikian PT Ciputra
Property Tbk adalah perusahaan dengan risiko yang sangat kecil terhadap
kemampuan pembayaran kewajibannya kepada kreditor dibandingkan dengan
perusahaan lainnya yang sejenis.

74
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

Earnings Per Share


Earnings Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat
keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada
saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba
yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata–rata saham
biasa yang beredar. EPS ini juga merupakan alat untuk menganalisa tingkat
profitibilitas perusahaan.
Menurut Dictionary of Accounting (Abdultah, 1994:77), EPS atau laba
bersih per saham adalah pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi
dengan jumlah rata-rata lembar saham yang beredar dengan pendapatan bersih
tersebut dikurangi dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun
bersangkutan.
Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam
per lembar saham merupakan indikator fundamental keuangan perusahaan yang
nantinya menjadi acuan para investor dalam memilih saham mana saja yang akan
dijadikan tempat melakukan investasi. Oleh karena penilaian yang akurat dan
cermat bisa meminimalkan risikio sekaligus membantu investor dalam meraih
keuntungan.

Earnings Per Share Tahun 2012 – 2016


TAHUN RATA2
NO NAMA PERUSAHAAN
2012 2013 2014 2015 2016 EPS
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 14.51 3.43 5.26 16.26 23.27 12.55
2 Bakrieland Development Tbk ELTY 6.84 13.66 6.64 4.48 4.85 7.29
3 Ciputra Development Tbk CTRA 25.68 30.84 17.98 17.01 24.81 23.26
4 Ciputra Property CTRP 13.03 30.49 12.07 25.26 20.81 20.33
5 Duta Anggada Realty Tbk DART 34.98 35.25 10.55 9.40 14.56 20.95
6 Duta Graha Indah Tbk DGIK 13.77 10.98 12.05 12.73 4.11 10.73
7 Duta Pertiwi Tbk DUTI 42.48 21.67 114.59 144.35 138.39 92.30
8 Intiland Development DILD 8.28 4.56 8.24 33.81 10.87 13.15
9 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk JSPT 11.50 (23.84) 34.20 46.20 66.05 26.82
10 Jaya Real Property Tbk JRPT 40.05 53.75 69.71 96.34 80.36 68.04
11 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 2.24 (4.53) 1.19 4.51 9.02 2.49
12 Lippo Cikarang Tbk LPCK 15.89 20.36 36.90 93.83 212.69 75.93
13 Lippo Karawaci Tbk LPKR 59.56 21.44 22.43 24.29 31.43 31.83
14 Modernland Realty Tbk MDLN (1.15) 12.31 0.78 0.77 0.57 2.66
15 Pakuwon Jati Tbk PWON 141.71 10.84 (0.94) 14.61 14.42 36.13
16 Pembangunan Jaya Ancol Tbk PJAA 88.04 82.65 85.87 88.60 63.67 81.77
17 Sentul City Tbk BKSL 8.99 (1.65) 0.25 2.29 3.83 2.74
18 Summarecon Agung Tbk SMRA 61.04 49.75 14.63 26.00 25.20 35.32
19 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 22.71 12.36 (9.95) 14.96 73.81 22.78
20 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 41.61 (51.71) (4.24) 0.59 1.96 (2.36)
RATA - RATA 32.59 16.63 21.91 33.81 41.23 29.24

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan perusahaan sektor
real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki
Earnings Per Share yang semakin baik, ini terlihat dari perkembangan 2 tahun
terakhir yakni tahun 2015 ke 2016 terjadi peningkatan dari rata-rata 33.81 menjadi
41.23. Dari sekelompok data sampel yang diteliti rata-rata Earnings Per Share

75
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

dari keduapuluh perusahaan sample adalah 29,24 dan EPS tertinggi dicapai oleh
PT Duta Pertiwi Tbk dengan rata-rata sebesar 92,30 dan yang terendah adalah
sebesar minus 2,36 yang diperoleh oleh PT Suryamas Dutamakmur Tbk.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Roe Perusahaan Real Estate dan
Property
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan maka
model analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dapat
dilihat dari hasil analisis regresi berganda menggunakan SPSS versi 22 yang
hasilnya disajikan pada tabel model summary seperti berikut:
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .857a .735 .723 .0468655 1.816

a. Predictors: (Constant),
X1 = Total Asset Turnover,
X2 = Net Profit Margin
X3 = Debt Asset Ratio,
X4 = Earnings Per Share,
b. Dependent Variable:
Y = Return On Equity

Table model summary di atas memperlihatkan bahwa pengaruh yang


dijelaskan oleh variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt Ratio
dan Earnings Per Share terhadap ROE terlihat dari nilai Koefisien Determinasi R
square sebesar 73,5 % sedangkan sisanya 26,5 % dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Korelasi antara variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt
Ratio dan Earnings Per Share terhadap ROE diperlihatkan oleh nilai R sebesar
0.857 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat
Secara parsial pengaruh variabel Total Assets Turnover, Net Profit
Margin, Debt Ratio dan Earnings Per Share terhadap ROE dapat dilihat dari hasil
analisis model regresi berganda dari tabel Koefisien berikut:

Coefficientsa

Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta

(Constant) -.064 .015 -4.305 .000


1 X1 = Total Asset Turnover .135 .024 .319 5.713 .000
X2 = Net Profit Margin .338 .035 .617 9.610 .000
X3 = Debt Asset Ratio .122 .027 .250 4.581 .000

76
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

X4 = Earnings Per Share .001 .000 .278 4.369 .000

Dependent Variable: Y = Return On Equity

Berdasarkan tabel Koefisien tersebut dapat diperhatikan bahwa secara


parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
yang diteliti dijelaskan seperti berikut:
1. Pengaruh Total Assets Turnover (X1) terdapap Return on Equity.

Hasil analisis regresi liner memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar


0,135 positif dan standart koefisien beta 0,319 positif. Artinya setiap
peningkatan Total Assets Turnover telah mampu memberikan kontribusi
yang berdampak dan pengaruh positif terhadap peningkatan Return on Equity
2. Pengaruh Net Profit Margin (X2) terhadap Return on Equity.

Hasil analisis regresi linier memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar


0,338 positif dan standart koefisien beta 0,617 positif. Artinya setiap
peningkatan Net Profit Margin telah mampu memberikan kontribusi yang
berdampak dan pengaruh positif terhadap peningkatan Return on Equity
3. Pengaruh Debt to Total Asset (X3 ) terhadap Return on Equity

Hasil analisis regresi liner memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar


0,122 positif dan standart koefisien beta 0,250 positif. Artinya setiap
peningkatan Debt to Total Asset telah mampu memberikan kontribusi yang
berdampak dan pengaruh positif terhadap peningkatan Return on Equity
4. Pengaruh Earnings Per Share (X4) terhadap Return on Equity.

Hasil analisis regresi liner memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar


0,001 positif dan standart koefisien beta 0,278 positif. Artinya setiap
peningkatan Earnings Per Share telah mampu memberikan kontribusi yang
berdampak dan pengaruh positif terhadap peningkatan Return on Equity
Berdasarkan koefisien regresi tersebut maka untuk mengestimasi ROE dapat
diformulasikan dalam model persamaan regresi berganda seperti berikut:

Ŷ = - 0,064 + 0,135X1 + 0,338X2 + 0,122X3 + 0,001X4 + e

Persamaan tersebut dapat menjelaskan bahwa setiap peningkatan X1, X2,


X3 dan X4 akan meningkatkan ROE perusahaan, tetapi jika tidak ada
penambahan X1, X2, X3 dan X4 maka nilai ROE akan menurun sebesar 0.064.
Model estimasi di atas memperlihatkan bahwa variabel Total Asset
Turnover, Net Profit Margin, Debt Asset Ratio dan Earnings Per Share
digunakan untuk memprediksi variabel ROE.
Hasil analisis regresi berganda memperlihatkan bahwa pengaruh variabel
Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt to Total Assets dan Earnings Per
Share terhadap Return On Equity (ROE) sebesar 0,857 atau 85,7 % dan sisanya

77
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

14,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model. Terbukti dengan uji F dengan
signifikansi lebih kecil dari alpha 0.05, yang menyatakan bahwa secara simultan
variabel Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt to Total Assets, dan Earnings
Per Share berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE). Keadaan ini
mengindikasikan bahwa asset, hutang, laba yang dikelola perusahaan serta
Earnings Per Share yang dihasilkan telah mampu menciptakan peningkatan
ROE perusahaan. Artinya perputaran asset, laba, hutang serta Earnings Per Share
yang dikelola perusahaan mempunyai hubungan yang berdampak positif dan
signifikan pengaruhnya terhadap ROE. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Syamsuddin (2009:65) bahwa Return On Equity (ROE) dipengaruhi oleh Total
Assets Turnover, Debt To Total Assets dan Net Profit Margin. Sama halnya
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mujiono (2009)
menyimpulkan bahwa secara simultan ada hubungan yang signifikan antara
variabel bebas Total Asset Turn Over, Net Profit Margin, dan Leverage.
Pembahasan secara parsial dapat dijelas seperti berikut:
1. Total Assets Turnover (X1) berpengaruh signifikan terhadap Return on
Equity. Hasil analisis regresi liner memperlihatkan bahwa β sebesar 0,135
positif dan standart koefisien beta 0,319 positif serta nilai signifikansi t
sebesar 0.000 < dari 0.05 (Alpha). Keadaan ini membuktikan bahwa variabel
Total Assets Turnover yang digunakan dalam operasional perusahaan mampu
menghasilkan volume penjualan tertentu yang diharapkan perusahaan.
Dengan demikian aktiva yang digunakan sebagai modal usaha perusahaan
telah mampu memberikan kontribusi yang berdampak positif terhadap
peningkatan Return on Equity. Walaupun total asset turn over rata-rata yang
dicapai perusahaan secara keseluruhan masih 0,25 kali atau lebih kecil dari
rata-rata 2 kali, bukti empirik menunjukkan ada hubungan yang berdampak
positif atas asset turn over terhadap ROE yang dicapai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa asset yang dikelola dikatakan belum efisien dalam
menghasilkan penjualan. Oleh karena itu manajemen perusahaan perlu
memperhatikan strategi pengelolaan aset yang mampu meningkatkan
perputaran aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan volume
tertentu. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Syamsuddin (2009:65)
bahwa Total Assets Turnover yaitu rasio yang menunjukkan tingkat efisien
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu.
2. Net Profit Margin (X2) berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity.
Hasil analisis regresi linier memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar
0,338 positif dan standart koefisien beta 0,617 positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa Net Profit Margin yang dihasilkan perusahaan
telah mampu memberikan kontribusi yang berdampak positif terhadap
peningkatan Return on Equity. Keadaan tersebut dapat terjadi karena nilai
NPM yang dicapai digunakan untuk menambah modal perusahaan akibatnya
modal semakin meningkat, sehingga tambahan modal telah menghasilkan
earning yang berdampak pada ROE yang dicapai perusahaan. Artinya
perusahaan dapat meningkatkan ROE dengan meningkatkan pendapatan

78
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

bersih yang dapat dilihat dalam rasio net profit margin yang dicapai
perusahaan. Dari hasil analisis net profit margin untuk keduapuluh sampel
penelitian maka diperoleh rata-rata selama periode 2012 sampai dengan 2016
sebesar 14,50% lebih tinggi dari rata-rata secara normal. Ini menunjukkan
efisien dari manajemen dalam mengendalikan biaya-biaya dan peningkatan
penjualan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutojo (1997:57), ROE
memberikan gambaran tentang seberapa besar perusahaan telah mampu
menghasilkan keuntungan dari jumlah dana yang telah mereka investasikan
dalam perusahaan tersebut bahkan Net Profit Margin berpengaruh dominan
terhadap ROE.
3. Debt to Total Asset (X3 ) berpengaruh signifikan terhadap terhadap Return on
Equity Hasil analisis regresi linier memperlihatkan bahwa nilai koefisien β
sebesar 0,122 positif dan standart koefisien beta 0,250 positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa Debt to Total Asset yang digunakan perusahaan
telah mampu memberikan kontribusi yang berdampak dan pengaruh positif
terhadap peningkatan Return on Equity. Keadaan ini terjadi karena hutang
pinjaman modal digunakan untuk penambahan aktiva usaha perusahaan
tersebut telah mampu menghasilkan peningkatan pendapatan dan
keuntungan perusahaan. Dengan demikian pinjaman yang digunakan untuk
penambahan aktiva tersebut telah memberikan pengaruh yang berdampak
positif dan signifikan terhadap peningkatan ROE.
4. Earnings Per Share (X4) berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity
Hasil analisis regresi liner memperlihatkan bahwa nilai koefisien β sebesar
0,001 positif dan standart koefisien beta 0,278 positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa Earnings Per Share telah mampu memberikan
kontribusi yang berdampak dan pengaruh signifikan terhadap Return on
Equity. Keadaan ini terjadi karena Earnings Per Share mempunyai persepsi
nilai yang positif di masyarakat sehingga cenderung menginvestasikan
modalnya ke perusahaan karena dapat menghasilkan earning yang mampu
menciptakan ROE perusahaan. Hal ini terlihat dari hasil analisis bahwa
secara keseluruhan perusahaan sektor real estate dan property yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia memiliki Earnings Per Share yang semakin baik, ini
terlihat dari tahun 2015 ke 2016 terjadi peningkatan dari rata-rata 33.81
menjadi 41.23. Dari sekelompok data sampel yang diteliti rata-rata Earnings
Per Share dari keduapuluh perusahaan sample adalah 29,24. Artinya
manajemen telah mampu menciptakan nilai perusahaan dengan baik. Hasil
penelitian ini sejalan dengan pendapat Untung Haryono (2015:199) bahwa
Earnings Per Share mengukur seberapa jauh perusahaan melalui para
eksekutifnya mampu menciptakan nilai pasar (market value) yang lebih besar
atas investasi yang ditanamkannya.

PENUTUP
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diuraikan sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:

79
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

1. Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt Ratio dan Earnings Per
Share terhadap ROE, terbukti dengan uji F dengan tingkat signifikansi 0,000
(p<0,05), maka Hipotesis pertama yang menyatakan Total Assets Turnover,
Net Profit Margin dan Leverage atau secara bersama-sama terbukti benar atau
hipotesis pertama diterima.
2. Secara parsial Total Assets Turnover (X1), Net Profit Margin (X2), Debt
Asset Ratio (X3) dan Earnings Per Share (X4) menunjukkan adanya
hubungan yang berdampak positif dan signifikan terhadap Return On Equity
(ROE), terbukti dengan hasil uji t atas keempat variabel tersebut yang
memperlihatkan signifikansi < dari alpha 0.05, sehingga disimpulkan bahwa
Total Assets Turnover (X1), Net Profit Margin (X2), Debt Asset Ratio (X3) dan
Earnings Per Share (X4) mempunyai pengaruh terhadap ROE.
3. Variabel Net Profit Margin (X2) berpengaruh dominan terhadap ROE
perusahaan, terlihat dari nilai 0,617 koefisien standart beta terbesar pada
NPM yang dibuktikan dengan nilai t hitung terbesar dari variabel-variabel
lainnya jika dibandingkan dengan variabel Total Assets Turnover (X1), Debt
Asset Ratio (X3) dan Earnings Per Share (X4) .
4. Variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Debt Ratio dan Earnings
Per Share dapat digunakan estimasi untuk terhadap ROE terbukti dengan
hasil evaluasi asumsi klasik tidak adanya multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
5. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Syamsuddin
(2009;65) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Return
On Equity yaitu efisiensi penggunaan aktiva atau Total Assets Turnover, Net
Profit Margin serta penggunaan leverage atau Debt Ratio.

80
Jurnal Akuntansi Manajemen Madani Vol. 1, No. 3, Oktober 2017

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Edisi 2. Yogyakarta:
BPFE.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Delapan, Yogyakarta:
BPFE.
Bodie, ZVL, Kane, Alex. and Marcus, Alan J. 2005. Investment. 6th Edition,
New York: The McGraw-Hill Companies Inc.
Brealey, Richard A., Myers, Steward C. 1996. Principle of Corporate Finance.
International Edition. New York: The McGraw-Hill Companies Inc.
Brealey, Richard A., Myers, Steward C. and Marcus, Alan J. 1995. Fundamental
Of Corporate Finance. New York: The McGraw-Hill Companies Inc.
Brigham, Eugene F and Gapensky, Louis C. 1996. Intermediate Financial
Management. 5th Edition, Florida: The Dryden Press.
Brigham & Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10, Jakarta:
Salemba Empat.
Damodara,Aswath. Primer On Financial Statements. Damodaran online.
http//pages.stern.nyu.edu/adamodar.
Diyah Sekar M, Annisa. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham
Perusahaan Sebelum dan Setelah Penurunan Tarif PPh. Tesis. Samarinda:
Program Pascasarjana Universitas Mulawarman.
Eiteman David. 2004. Manajemen Keuangan Multinasional, Jakarta: PT. Indeks.
Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. New Jersey: Prentice Hall
Englewood.
Ghozali, I, 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D, 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hanafi, Mamduh M & Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Haryono, Untung, 2015.Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba
Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Tesis. Samarinda: Program Pascasarjana Universitas
Mulawarman.
Hasibuan, N, 1997. Ekonomi Industri, Persaingan, Monopoli dan Regulasi.
Jakarta: LP3ES.

81
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return On Equity Perusahaan Real Estate Dan Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Hendra Lie)

Husnan, Suad. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: AMP


YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: IAI.
Lisandri, 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Pada
Industri Makanan dan Minuman Yang Go Public di BEJ. Tesis. Samarinda:
Program Pascasarjana Universitas Mulawarman.
Mujiono, 2009. Pengaruh Total Asset Turnover dan Net Profit Margin serta
Leverage Terhadap ROE pada Perusahaan Distributor Alat Kesehatan di
Kalimantan Timur. Tesis. Samarinda: Program Pascasarjana Universitas
Mulawarman.
Paminto, Ardi, 2005. Pengaruh Faktor-Faktor Manajerial Terhadap Kinerja Bisnis
dan Hasil Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta. Disertasi. Makasar: Universitas Hasanuddin.
Sri Rahayu, Diah, 2009. Analisis Pengaruh Profit, Growth, Leverage, Size,
Intangible Terhadap Nilai Perusahaan. Tesis. Jakarta: Universitas Trisakti.
Syafariansyah, Rudi D, 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kinerja Keuangan PT. Sarana Kaltim Ventura Samarinda. Tesis.
Samarinda: Program Pascasarjana Universitas Mulawarman.
Syamsuddin, Lukman, 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Edisi 10,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

82

You might also like