Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The high incidence of dysmenorrhea in adolescents has not received attention from
adolescents themselves and society in general. Dysmenorrhea makes teenagers unable
to carry out normal activities and concentrate on learning. One of the risk factors that
cause dysmenorrhea is poor emotional regulation. This study aims to determine the
relationship between emotion regulation and dysmenorrhea in adolescents. The design
of this research is cross-sectional, sampling with a total sampling technique. The
sample size is 128 young women in class XI at MAN 3 Bantul. The study was conducted
from September 28 to October 16, 2020. This study used two research instruments,
namely the emotional regulation scale questionnaire to measure emotion regulation and
the Numeric Rating Scale (NRS) to measure dysmenorrhea. The statistical test used the
Chi-Square test. The result of this research is emotion regulation in adolescent girls
mostly in the good category as many as 68 respondents (53.1%). Dysmenorrhea in
adolescent girls is mostly in the category of moderate dysmenorrhea among as many as
64 respondents (50.0%). Based on the chi-square test, a p-value of 0.016 was obtained,
which means that there is a relationship between emotional regulation and
dysmenorrhea in adolescents. Suggestions to adolescents for the need to improve
emotional regulation and pay attention to other factors that cause dysmenorrhea.
ABSTRAK
Kejadian dismenore yang tinggi pada remaja belum mendapat perhatian dari remaja
itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Dismenore membuat remaja tidak dapat
beraktivitas normal dan berkonsentrasi dalam belajar. Faktor resiko yang
menyebabkan dismenore salah satunya adalah regulasi emosi yang buruk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi emosi dengan dismenore pada remaja.
Desain penelitian ini adalah cross sectional, pengambilan sampel dengan teknik total
sampling. Besar sampel sebanyak 128 remaja putri kelas XI di MAN 3 Bantul. Penelitian
dilaksanakan pada 28 September – 16 Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan dua
instrumen penelitian yaitu kuesioner skala regulasi emosi untuk mengukur regulasi emosi
dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur dismenore. Uji statistic
mempergunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini adalah regulasi emosi pada
remaja putri sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 68 responden (53,1%).
Dismenore pada remaja putri sebagian besar dalam kategori dismenore sedang yaitu
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 30
sebanyak 64 responden (50,0%). Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai p value
0,016 yang artinya terdapat hubungan regulasi emosi dengan dismenore pada remaja.
Saran kepada remaja agar perlunya meningkatkan regulasi emosi serta memperhatikan
faktor-faktor penyebab dismenore lainnya.
Siswi mengatakan tidak fokus pada digunakan adalah total sampling. Data
pelajaran ketika desminore. Rata-rata dalam penelitian ini didapatkan
siswi merasakan kondisi emosi langsung dari responden dengan alat
yang negatif yaitu mudah marah, ukur yang diadaptasi oleh peneliti dari
mudah tersinggung, merasa sedih dan (Khoerunisya, 2015) untuk
kecemasan. mendapatkan data skala regulasi emosi
Berdasarkan uraian permasalahan remaja dan Numeric Rating Scale (NRS)
tersebut, ditemukan bahwa regulasi untuk mengukur dismenore pada
emosi dapat mempengarui dismenore. remaja. Analisa data dalam penelitian
Mengacu pada teori tersebut dapat ini mempergunakan uji statistik Chi
ditunjang dengan studi pendahuluan Square dengan program komputer
yang dilakukan peneliti, dan guna SPSS.
membuktikan kebenaran penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang perna dilakukan, maka peneliti
Hasil penelitian didapatkan sebagai
tertarik untuk melakukan penelitian
berikut:
tentang hubungan regulasi emosi
Tabel 1. Karakteristik Responden
dengan kejadian dismenore pada remaja
Karakteristik f %
putri kelas XI di MAN 3 Bantul,
Yogyakarta. Usia
15 Tahun 33 25,8
METODE
16 Tahun 69 53,9
Merupakan penelitian dengan desain
17 Tahun 24 18,8
cross-setional dan protokol penelitian
sudah lulus uji etik di KEPK STIKes 18 Tahun 2 1,6
f % f % f %
remaja yang mampu meregulasi emosi emosional remaja masih tinggi akibat
dengan baik yaitu : toleransi yang dari peralihan masa anak-anak ke masa
lebih tinggi terhadap frustasi dan dewasa sebagaimana yang sudah
pengolalaan amarah; berkurangnya dijelaskan oleh penelitian (Silvanus,
ejekan verbal, perkelahian, dan Mudayatiningsih and Wahidyanti,
gangguan di ruang kelas; lebih mampu 2017).
mengungkapkan marah dengan tepat, Regulasi emosi yang buruk dalam
tanpa berkelahi; berkurangnya perilaku penelitian ini juga dapat dipengaruhi
agresif atau merusak diri; perasaan oleh situasi saat ini yaitu terjadi
yang lebih positif tentang diri sendiri, pandemi Covid-19 yang dimana dapat
sekolah dan keluarga; lebih baik dalam mempengaruhi gangguan mental
menangani ketegangan jiwa; emosional pada remaja. Akibat Covid-
berkurangnya kesepian dan kecemasan 19 menurut data Organisasi Pendidikan,
dalam pergaulan. (Khoerunisya, 2015) Keilmuan dan Kebudayaan PBB
Berdasarkan tabel 2 tersebut (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta
juga terlihat bahwa hampir sebagian siswa dan mahasiswa di seluruh
responden dalam kategori regulasi dunia yang aktivitas belajarnya
emosi buruk yaitu sebanyak 60 orang menjadi terganggu akibat sekolah yang
(46,9%), dari jumlah responden ditutup. Sehingga mengharuskan remaja
sebanyak 128 orang di MAN 3 Bantul. untuk melakukan pembatasan sosial
Hasil penelitian mengatakan masih atau social distancing yang dapat
kurangnya regulasi emosi pada mempengaruhi dalam perkembangan
remaja yang terjadi hampir sebagian remaja dalam pergaulan teman
responden dalam kategori regulasi sebayanya untuk mencapai proses
emosi buruk. Regulasi emosi buruk pendewasaan psikologis dalam
seperti sering merasa kesepian, merasa emosional (Leuwol and Gaspersz,
kesedihan, sering merasakan 2020).
kecemasan, mudah marah, agresif dan Dismenore pada Remaja
merusak diri dan sering berfikir negatif. Berdasarkan tabel 3 dapat
Regulasi emosi pada remaja yang diketahui bahwa sebagian responden
dikategorikan buruk dapat mengalami dismenore sedang yaitu
dikarenakan oleh faktor usia. Tingkat sebanyak 64 orang (50,0%). Dalam
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 36
tekanan jiwa sehingga mudah saat ini yang memberi dampak fisik
menyimpang dari norma sosial maupun psikologis bagi setiap individu,
dimasyarakat. Dalam hal ini emosi khususnya masyarakat yang harus
negatif, umumnya remaja belum dapat mengalami isolasi/karantina karena
mengontrolnya dengan baik, sehingga Covid-19. Kondisi yang datang tiba-tiba
renaja dalam bertingkah laku sangat ini membuat masyarakat tidak siap
dikuasai oleh emosi (Febriana, 2018). menghadapinya baik secara fisik
Keadaan emosi remaja yang ataupun psikis. Diantara kondisis
masih labil karena erat hubungannya psikologis yang dialami oleh
dengan keadaan hormon. Emosi remaja masyarakat adalah rasa kecemasan
lebih kuat dan lebih menguasai dirinya seandainya tertular Covid-19 (Leuwol
dari fikiran yang realistis. Pada masa and Gaspersz, 2020).
ini meningginya emosi, yang Kecemasan ini juga dialami oleh
intensitasnya bergantung pada tingkat para remaja, karena usia remaja dapat
perubahan fisik dan psikologis yang dikatakan usia yang masih labil dalam
terjadi (Febriana, 2018). menghadapi kondisi-kondisi yang tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan terduga. Kondisi emosi remaja akan
penelitian lain yang dimana dalam mudah terguncang seperti, cemas yang
penelitiannnya didapatkan 34 berlebihan, ketakutan akan tertular
responden (97,1%) memiliki regulasi virus ini dan sebagainya (Fitria and
emosi cukup, terdapat 14 responden Ifdil, 2020).
(40,0%) mengalami intensitas nyeri
dismenore kategori sedang. Penelitian SIMPULAN
tersebut juga menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan yang signifikan
dismenore cenderung lebih sering antara regulasi emosi dengan dismenore
dan lebih hebat pada remaja putri yang pada remaja di era pandemik covid 19.
mengalami kegelisahan, ketegangan, Peneliti menyarankan kepada remaja
dan kecemasan (Silvanus, untuk dapat mengurangi beratnya nyeri
Mudayatiningsih and Wahidyanti, dismenore dengan meningkatkan
2017). regulasi emosi serta memperhatikan
Regulasi emosi yang buruk faktor-faktor penyebab dismenore
juga dapat dipengaruhi oleh kondisi lainnya.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 38