You are on page 1of 10

Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 29

HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN DISMENORE


PADA REMAJA DI ERA PANDEMIK COVID 19

THE RELATION OF EMOTIONAL REGULATORY WITH


DISMENORE ON ADOLESCENT IN COVID 19 PANDEMIC ERA
Mirza, Viantika Kusumasari, Muskhab Eko Riyadi
STIKes Surya Global
Korespondensi: muskhabekoriyadi@gmail.com

ABSTRACT
The high incidence of dysmenorrhea in adolescents has not received attention from
adolescents themselves and society in general. Dysmenorrhea makes teenagers unable
to carry out normal activities and concentrate on learning. One of the risk factors that
cause dysmenorrhea is poor emotional regulation. This study aims to determine the
relationship between emotion regulation and dysmenorrhea in adolescents. The design
of this research is cross-sectional, sampling with a total sampling technique. The
sample size is 128 young women in class XI at MAN 3 Bantul. The study was conducted
from September 28 to October 16, 2020. This study used two research instruments,
namely the emotional regulation scale questionnaire to measure emotion regulation and
the Numeric Rating Scale (NRS) to measure dysmenorrhea. The statistical test used the
Chi-Square test. The result of this research is emotion regulation in adolescent girls
mostly in the good category as many as 68 respondents (53.1%). Dysmenorrhea in
adolescent girls is mostly in the category of moderate dysmenorrhea among as many as
64 respondents (50.0%). Based on the chi-square test, a p-value of 0.016 was obtained,
which means that there is a relationship between emotional regulation and
dysmenorrhea in adolescents. Suggestions to adolescents for the need to improve
emotional regulation and pay attention to other factors that cause dysmenorrhea.

Keywords: Dysmenorrhea, Emotional Regulation, Adolescence

ABSTRAK
Kejadian dismenore yang tinggi pada remaja belum mendapat perhatian dari remaja
itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Dismenore membuat remaja tidak dapat
beraktivitas normal dan berkonsentrasi dalam belajar. Faktor resiko yang
menyebabkan dismenore salah satunya adalah regulasi emosi yang buruk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi emosi dengan dismenore pada remaja.
Desain penelitian ini adalah cross sectional, pengambilan sampel dengan teknik total
sampling. Besar sampel sebanyak 128 remaja putri kelas XI di MAN 3 Bantul. Penelitian
dilaksanakan pada 28 September – 16 Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan dua
instrumen penelitian yaitu kuesioner skala regulasi emosi untuk mengukur regulasi emosi
dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur dismenore. Uji statistic
mempergunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini adalah regulasi emosi pada
remaja putri sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 68 responden (53,1%).
Dismenore pada remaja putri sebagian besar dalam kategori dismenore sedang yaitu
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 30

sebanyak 64 responden (50,0%). Berdasarkan uji chi square didapatkan nilai p value
0,016 yang artinya terdapat hubungan regulasi emosi dengan dismenore pada remaja.
Saran kepada remaja agar perlunya meningkatkan regulasi emosi serta memperhatikan
faktor-faktor penyebab dismenore lainnya.

Kata Kunci : Dismenore, Regulasi Emosi, Remaja

PENDAHULUAN didapatkan 64,4% mengalami


Masa remaja merupakan suatu fase dismenore. Dismenore dapat merugikan
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan personal dari remaja putri
kehidupan seseorang. Masa ini ditandai dan membatasi sosial interaksi serta
dengan percepatan perkembangan fisik, aktivitas belajar mereka. Sebuah studi
kognitif, sosial, dan emosional. penelitian yang telah dilakukan di
Perubahan paling awal yaitu Meksiko ditemukan dismenore berefek
perkembangan secara fisik/biologis, 65% pada aktivitas sehari-hari pelajar
salah satunya adalah remaja mulai (Sanday, Kusumasari and Sari, 2019).
menstruasi/haid (Kristianingsih, 2016). Dismenore menjadi suatu kondisi
Sebanyak 90% dari remaja wanita yang merugikan bagi banyak wanita dan
seluruh dunia mengalami masalah saat memiliki dampak besar pada
haid dan lebih dari 50% dari wanita kualitas hidup terkait kesehatan.
haid mengalami dismenore primer Akibatnya, dismenore juga memegang
dengan 10-20% dari mereka mengalami tanggung jawab atas kerugian ekonomi
gejala yang cukup parah (Sanday, yang cukup besar karena biaya obat,
Kusumasari and Sari, 2019). perawatan medis dan penurun
Berdasarkan penelitian yang produktivitas. Pada beberapa literatur
dilakukan di Surakarta, dilaporkan dilaporkan terdapat variasi prevalensi
bahwa prevalensi dismenore pada secara substansial. Dismenore membuat
remaja SMP di sana cukup tinggi yaitu wanita tidak dapat beraktivitas secara
87,7%. Di Yogyakarta belum ada data normal, sebagai contoh siswi yang
pasti tentang prevalensi dismenore yang mengalami dismenore tidak dapat
tertulis di Dinas Kesehatan Yogyakarta, berkonsentrasi dalam belajar dan
namun sebuah penelitian yang motivasi belajar menurun karena nyeri
dilakukan di Kabupaten Bantul yang dirasakan (Khoirunnisa, Widyasih
terhadap pelajar salah satu SMP, and Surjani, 2018)
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 31

Terdapat beberapa gangguan Kondisi emosi remaja akan


psikologi pada saat menstruasi yakni mudah terguncang seperti, ansietas
dilaporkan 73% merasa ingin marah- yang berlebihan, ketakutan akan tertular
marah, 65% depresi, 52% merasa sangat ini dan sebagainya (Fitria and Ifdil,
sedih, 32% merasa kewalahan dan 25% 2020).
merasa ingin bersembunyi (Larasati and Gangguan mental dapat terjadi
Alatas, 2016). Hasil penelitian lain karena Pandemi Covid-19. Kondisi ini
menunjukkan tidak ada perbedaan memberi dampak fisik maupun
dalam dimensi cognitive reappaissal psikologis bagi setiap individu,
antara perempuan dan laki-laki, khususnya masyarakat yang harus
sedangkan dalam dimensi expressive mengalami isolasi/karantina karena
suppression ada perbedaan antara Covid-19. Hal ini bisa menyebabkan
perempuan dan laki-laki sehingga dalam gangguan mental emosional. Pada
regulasi emosi secara umum ada sebuah penelitian menyebutkan terdapat
perbedaan antara perempuan dan laki- gangguan mental emosional. Keluhan
laki. Pada saat ini dunia dilanda terbanyak adalah keluhan somatis
pandemi yang cukup seperti merasa cemas dan tegang
menghawatirkan, yaitu Covid-19 (Nurjanah, 2020)
(Ratnasari and Suleeman, 2017). Berdasarkan studi pendahuluan
Kondisi yang tiba-tiba berubah yang dilakukan pada tanggal 26
karena pandemi ini membuat Februari 2020 di MAN 3 Bantul,
masyarakat tidak siap mengadapinya didapatkan hasil dari wawancara 11
baik secara fisik maupun psikis. siswi kelas XI yang mengalami nyeri
Diantara psikologi yang dialami dismenore dari skala nyeri sedang
masyarakat adalah rasa cemas apabila sampai ke nyeri berat terkontrol.
tertular Covid 19. Ansietas merupakan Mereka mengalami nyeri dismenore
perasaan takut yang tidak jelas objeknya skala sedang sampai nyeri berat
dan tidak jelas pula alasannya. Ansietas terkontrol disertai kram perut bawah,
ini juga dialami oleh para remaja, sakit kepala, lemas, nyeri punggung,
karena usia remaja dapat dikatakan usia nyeri pinggang, dan nyeri panggul.
yang masih labil dalam menghadapi Siswi mengatakan rata-rata mengalami
kondisi-kondisi yang tidak terduga. dismenore 1-3 hari sebelum menstruasi.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 32

Siswi mengatakan tidak fokus pada digunakan adalah total sampling. Data
pelajaran ketika desminore. Rata-rata dalam penelitian ini didapatkan
siswi merasakan kondisi emosi langsung dari responden dengan alat
yang negatif yaitu mudah marah, ukur yang diadaptasi oleh peneliti dari
mudah tersinggung, merasa sedih dan (Khoerunisya, 2015) untuk
kecemasan. mendapatkan data skala regulasi emosi
Berdasarkan uraian permasalahan remaja dan Numeric Rating Scale (NRS)
tersebut, ditemukan bahwa regulasi untuk mengukur dismenore pada
emosi dapat mempengarui dismenore. remaja. Analisa data dalam penelitian
Mengacu pada teori tersebut dapat ini mempergunakan uji statistik Chi
ditunjang dengan studi pendahuluan Square dengan program komputer
yang dilakukan peneliti, dan guna SPSS.
membuktikan kebenaran penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang perna dilakukan, maka peneliti
Hasil penelitian didapatkan sebagai
tertarik untuk melakukan penelitian
berikut:
tentang hubungan regulasi emosi
Tabel 1. Karakteristik Responden
dengan kejadian dismenore pada remaja
Karakteristik f %
putri kelas XI di MAN 3 Bantul,
Yogyakarta. Usia
15 Tahun 33 25,8
METODE
16 Tahun 69 53,9
Merupakan penelitian dengan desain
17 Tahun 24 18,8
cross-setional dan protokol penelitian
sudah lulus uji etik di KEPK STIKes 18 Tahun 2 1,6

Surya Global dengan nomor surat IMT


6.10/KEPK/SG/X/2020. Penelitian ini Kurus 38 29,7
dilakukan pada tanggal 28 September – Normal 81 63,3
16 Oktober 2020
Gemuk 9 7,0
Populasi dalam penelitian ini
Menarche
adalah remaja putri kelas XI di MAN 3
< 14 Tahun 110 85,9
Bantul dengan besar sampel sebanyak
128 responden yang sudah mengalami ≥ 14 Tahun 18 14,1
menstruasi. Teknik sampling yang
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 33

Lama Menstruasi Tabel 2. Regulasi Emosi Remaja

< 4 Hari 1 0,8 Kategori f %

4-8 Hari 105 82,0 Baik 68 53,1

> 8 Hari 22 17,2 Buruk 60 46,9


Rutinitas Olahraga
Tidak 110 85,9 Berdasarkan tabel 2 dapat
Ringan 13 10,2 diketahui bahwa sebagian responden

Berat 5 3,9 dalam kategori regulasi emosi yang


buruk sebanyak 60 responden (46,9%),
Riwayat Dismenore
sedangkan responden dengan regulasi
Ya 56 43,8
emosi yang baik sebanyak 68 responden
Tidak 72 56,2
(53,1%).
Tabel 3. Dismenore Pada Remaja
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari Kategori f %
karakteristik usia sebagian besar yang
Tidak dismenore 18 14,1
menjadi responden dalam penelitian ini
Dismenore ringan 13 10,2
adalah siswi dengan usia 16 tahun yaitu
sebanyak 69 orang (53,9%), IMT Dismenore sedang 64 50,0
sebagian besar dalam kategori normal Dismenore berat 30 23,4
sebanyak 81 responden (63,3%),
Dismenore berat 3 2,3
karakteristik menarche sebagian besar sekali
kurang dari 14 tahun sebanyak 110
responden (85,9%), lama menstruasi
Berdasarkan tabel 3 dapat
sebagian besar selama 4-8 hari
diketahui bahwa sebagian besar remaja
sebanyak 105 responden (82%),
mengalami dismenore sedang sebanyak
rutinitas olahraga sebagian besar tidak
64 responden (50,0%), sedangkan
rutin sebanyak 110 responden (85,9),
dismenore berat sebanyak 30 responden
sedangkan berdasarkan riwayat
(23,4%), dismenore ringan sebanyak 13
dismenore sebagian besar tidak
responden (10,2%), dismenore berat
mempunyai riwayat sebanyak 72
sekali sebanyak 3 responden (2,3%) dan
responden (56,2).
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 34

tidak mengalami dismenore sebanyak Selain itu berdasarkan tabel 4 juga


18 responden (14,1%). diketahui bahwa nilai p sebesar 0,016

Tabel 4. Hubungan Regulasi Emosi dengan Dismenore pada Remaja

Regulasi Emosi Total Nilai

Dismenore Baik Buruk p

f % f % f %

Tidak 15 11,7 3 2,4 18 14,1 0,016


dismenore

Ringan 8 6,3 5 3,9 13 10,2

Sedang 34 26,6 30 23,4 64 50,0

Berat 10 7,8 20 15,6 30 23,4

Berat sekali 1 0,8 2 1,5 3 2,3

Total 68 53,1 60 46,9 128 100

Berdasarkan tabel 4 dapat (p<0,05) yang bermakna terdapat


diketahui bahwa responden dengan hubungan yang signifikan antara
regulasi emosi yang baik dengan regulasi emosi dengan dismenore pada
dismenore sedang adalah sebanyak 34 remaja.
responden (26,6%), regulasi emosi Regulasi Emosi
buruk dengan dismenore sedang Berdasarkan tabel 2 dapat
sebanyak 30 responden (23,4%), diketahui bahwa sebagian besar
sedangkan responden dengan regulasi responden dalam kategori regulasi
emosi baik dan dismenore berat emosi baik yaitu sebanyak 68 orang
sebanyak 10 responden (7,8%) , (53,1%), dari jumlah responden
responden dengan regulasi emosi baik sebanyak 128 orang di MAN 3 Bantul.
dan dismenore berat sekali sebanyak 1 Remaja dikatakan mampu melakukan
responden (0,8%), responden dengan regulasi emosi jika remaja tersebut
regulasi emosi buruk dengan dismenore memiliki kendali yang cukup baik
ringan sebanyak 5 responden (3,9%). terhadap emosi yang muncul. Ciri
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 35

remaja yang mampu meregulasi emosi emosional remaja masih tinggi akibat
dengan baik yaitu : toleransi yang dari peralihan masa anak-anak ke masa
lebih tinggi terhadap frustasi dan dewasa sebagaimana yang sudah
pengolalaan amarah; berkurangnya dijelaskan oleh penelitian (Silvanus,
ejekan verbal, perkelahian, dan Mudayatiningsih and Wahidyanti,
gangguan di ruang kelas; lebih mampu 2017).
mengungkapkan marah dengan tepat, Regulasi emosi yang buruk dalam
tanpa berkelahi; berkurangnya perilaku penelitian ini juga dapat dipengaruhi
agresif atau merusak diri; perasaan oleh situasi saat ini yaitu terjadi
yang lebih positif tentang diri sendiri, pandemi Covid-19 yang dimana dapat
sekolah dan keluarga; lebih baik dalam mempengaruhi gangguan mental
menangani ketegangan jiwa; emosional pada remaja. Akibat Covid-
berkurangnya kesepian dan kecemasan 19 menurut data Organisasi Pendidikan,
dalam pergaulan. (Khoerunisya, 2015) Keilmuan dan Kebudayaan PBB
Berdasarkan tabel 2 tersebut (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta
juga terlihat bahwa hampir sebagian siswa dan mahasiswa di seluruh
responden dalam kategori regulasi dunia yang aktivitas belajarnya
emosi buruk yaitu sebanyak 60 orang menjadi terganggu akibat sekolah yang
(46,9%), dari jumlah responden ditutup. Sehingga mengharuskan remaja
sebanyak 128 orang di MAN 3 Bantul. untuk melakukan pembatasan sosial
Hasil penelitian mengatakan masih atau social distancing yang dapat
kurangnya regulasi emosi pada mempengaruhi dalam perkembangan
remaja yang terjadi hampir sebagian remaja dalam pergaulan teman
responden dalam kategori regulasi sebayanya untuk mencapai proses
emosi buruk. Regulasi emosi buruk pendewasaan psikologis dalam
seperti sering merasa kesepian, merasa emosional (Leuwol and Gaspersz,
kesedihan, sering merasakan 2020).
kecemasan, mudah marah, agresif dan Dismenore pada Remaja
merusak diri dan sering berfikir negatif. Berdasarkan tabel 3 dapat
Regulasi emosi pada remaja yang diketahui bahwa sebagian responden
dikategorikan buruk dapat mengalami dismenore sedang yaitu
dikarenakan oleh faktor usia. Tingkat sebanyak 64 orang (50,0%). Dalam
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 36

penelitian lain dikemukakan bahwa Selain itu dari tabel 1 ditemukan


dismenore banyak dialami oleh para bahwa responden penelitian mengalami
remaja yang secara emosional tidak menarche dini atau menarche dengan
stabil, apalagi jika tidak mendapat usia dibawah 14 tahun yaitu sebanyak
penerangan yang baik tentang proses 110 orang (85,9%). Seperti yang
menstruasi maka akan timbul dikemukakan penelitian lain bahwa
dismenore. Kondisi emosi yang negatif menarche pada usia lebih awal dapat
seperti cemas, stres, marah, dan depresi menjadi faktor resiko dismenore
dapat membuka gerbang disepanjang primer karena belum siapnya organ
tulang belakang, sehingga individu akan reproduksi untuk mengalami perubahan
merasakan nyeri (Febriana, 2018). dan masih terjadi penyempitan serviks
Berdasarkan tabel 1 juga uteri (Tristiana, 2017). Menstruasi pada
diketahui bahwa karakteristik usia umumnya pertama kali dialami oleh
sebagian besar dengan usia 16 tahun seorang remaja wanita pada usia 14
yaitu sebanyak 69 orang (53,9%). Hal tahun (Larasati and Alatas, 2016).
ini bisa terjadi sebagaimana yang telah Hubungan Regulasi Emosi dengan
disebutkan oleh peneliti sebelumnya, Dismenore pada Remaja
bahwa remaja putri yang paling sering Berdasarkan tabel 4 diketahui
mengalami dismenore adalah remaja bahwa nilai p value adalah 0,016
putri dengan rentang usia 14-19 tahun. (p<0,05), yang bermakna terdapat
Karena dalam prosesnya, organ tubuh hubungan antara regulasi emosi dengan
selama masa remaja masih terus dismenore pada remaja. Regulasi emosi
mengalami perkembangan, terutama yang buruk dapat terjadi karena
organ reproduksi. Itulah kenapa diakibatkan oleh perubahan pada psikis
dismenore lebih rentan menyerang dan fisik pada masa remaja.
remaja, sebab dikarenakan belum Sebagaimana yang dikatakan dalam
matangnya organ reproduksi pada usia penelitian lain bahwa terjadinya
remaja. Selain itu remaja memiliki perubahan kejiwaan yang menimbulkan
masalah hormonal, dimana sistem kebingungan dikalangan remaja
hormonal remaja belum sepenuhnya sehingga masa ini disebut sebagai
stabil (Sanday, Kusumasari and Sari, periode strum and drug. Karena remaja
2019). mengalami penuh gejolak emosi dan
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 37

tekanan jiwa sehingga mudah saat ini yang memberi dampak fisik
menyimpang dari norma sosial maupun psikologis bagi setiap individu,
dimasyarakat. Dalam hal ini emosi khususnya masyarakat yang harus
negatif, umumnya remaja belum dapat mengalami isolasi/karantina karena
mengontrolnya dengan baik, sehingga Covid-19. Kondisi yang datang tiba-tiba
renaja dalam bertingkah laku sangat ini membuat masyarakat tidak siap
dikuasai oleh emosi (Febriana, 2018). menghadapinya baik secara fisik
Keadaan emosi remaja yang ataupun psikis. Diantara kondisis
masih labil karena erat hubungannya psikologis yang dialami oleh
dengan keadaan hormon. Emosi remaja masyarakat adalah rasa kecemasan
lebih kuat dan lebih menguasai dirinya seandainya tertular Covid-19 (Leuwol
dari fikiran yang realistis. Pada masa and Gaspersz, 2020).
ini meningginya emosi, yang Kecemasan ini juga dialami oleh
intensitasnya bergantung pada tingkat para remaja, karena usia remaja dapat
perubahan fisik dan psikologis yang dikatakan usia yang masih labil dalam
terjadi (Febriana, 2018). menghadapi kondisi-kondisi yang tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan terduga. Kondisi emosi remaja akan
penelitian lain yang dimana dalam mudah terguncang seperti, cemas yang
penelitiannnya didapatkan 34 berlebihan, ketakutan akan tertular
responden (97,1%) memiliki regulasi virus ini dan sebagainya (Fitria and
emosi cukup, terdapat 14 responden Ifdil, 2020).
(40,0%) mengalami intensitas nyeri
dismenore kategori sedang. Penelitian SIMPULAN
tersebut juga menyimpulkan bahwa Terdapat hubungan yang signifikan
dismenore cenderung lebih sering antara regulasi emosi dengan dismenore
dan lebih hebat pada remaja putri yang pada remaja di era pandemik covid 19.
mengalami kegelisahan, ketegangan, Peneliti menyarankan kepada remaja
dan kecemasan (Silvanus, untuk dapat mengurangi beratnya nyeri
Mudayatiningsih and Wahidyanti, dismenore dengan meningkatkan
2017). regulasi emosi serta memperhatikan
Regulasi emosi yang buruk faktor-faktor penyebab dismenore
juga dapat dipengaruhi oleh kondisi lainnya.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 9, Nomor 1, Mei 2022 38

UCAPAN TERIMA KASIH Risiko Dismenore Primer pada


Remaja’, MEDICAL JOURNAL
Penulis menyampaikan penghargaan
OF LAMPUNG UNIVERSITY,
dan terima kasih kepada Kepala 5(3), pp. 79–84. Available at:
Leuwol, N. V. and Gaspersz, S. (2020)
Sekolah MAN 3 Bantul yang sudah
‘Perubahan Karakter Belajar
memberikan ijin untuk dilaksanakannya Mahasiswa Di Tengah Pandemik
Covid-19’, Civic-Culture: Jurnal
penelitian ini.
Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial
Budaya, 4(1), pp. 32–44.
DAFTAR PUSTAKA Nurjanah, S. (2020) ‘Gangguan Mental
Emosional pada Klien Pandemi
Febriana, Y. E. (2018) Hubungan
Covid-19 di Rumah Karantina’,
Regulasi Emosi dengan Nyeri
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa,
Saat Haid (Dismenore) pada
3(3), pp. 329–334.
Remaja. Universitas Islam Negeri
Ratnasari, S. and Suleeman, J. (2017)
Sultan Syarif Kasim Riau.
‘Perbedaan regulasi emosi
Available at: http://repository.uin-
perempuan dan laki-laki di
suska.ac.id/13713/.
perguruan tinggi’, Jurnal
Fitria, L. and Ifdil, I. (2020)
Psikologi Sosial, 15(1). Available
‘Kecemasan remaja pada masa
at:
pandemi Covid-19’, Jurnal
http://jps.ui.ac.id/index.php/jps/art
EDUCATIO (Jurnal Pendidikan
icle/download/jps.2017.4/5.
Indonesia), 6(1), pp. 1–4.
Sanday, S. Della, Kusumasari, V. and
Khoerunisya, D. A. (2015) Hubungan
Sari, D. N. A. (2019) ‘Hubungan
Regulasi Emosi dengan Rasa
Intensitas Nyeri Dismenore
Nyeri Haid (Dismenore) pada
dengan Aktivitas Belajar pada
Remaja. Universitas Negeri
Remaja Putri Usia 15-18 Tahun
Semarang. Available at:
Di SMAN 1 Banguntapan
http://lib.unnes.ac.id/21911/1/151
Yogyakarta’, Jurnal Cakrawala
1411005-s.pdf.
Promkes, 1(2), pp. 48–56.
Khoirunnisa, Widyasih, H. and Surjani
Silvanus, Mudayatiningsih, S. and
(2018) Pengaruh Booklet dalam
Wahidyanti, R. H. (2017)
Meningkatkan Pengetahuan
‘Hubungan Regulasi Emosi
Tentang Dismenore pada Siswi
dengan Intensitas Nyeri
Kelas XI MAN I Yogyakarta.
Dismenore Primer pada Remaja
Universitas Gadjah Mada.
Putri di SMAN 7 Malang’,
Available at:
Nursing News, 2(3), pp. 588–600.
http://etd.repository.ugm.ac.id/pen
Tristiana, A. (2017) Hubungan Aktivitas
elitian/detail/154150#filepdf.
Fisik dengan Kejadian Dismenore
Kristianingsih, A. (2016) ‘Faktor Risiko
Primer pada Santri di Pondok
Dismenore Primer Pada Siswi
Pesantren X di Kabupaten Bogor.
Sekolah Menengah Pertama (SMP
Universitas Islam Negeri Syarif
X) Kecamatan Natar Kabupaten
Hidayatullah Jakarta. Available at:
Lampung Selatan’, Aisyah :
https://repository.uinjkt.ac.id/dspac
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), pp.
e/handle/123456789/37180.
19–27.
Larasati, T. and Alatas, F. (2016)
‘Dismenore Primer dan Faktor

You might also like