You are on page 1of 11

eISSN 2337-5949 e-CliniC.

2021;9(2):429-436
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34433
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic

Hubungan Faktor-faktor yang Berperan untuk Terjadinya Dismenore


pada Remaja Putri di Era Normal Baru

Nancy H. Kojo, Theresia M. D. Kaunang, Angelheart J. M. Rattu

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Manado,
Indonesia
E-mail: kojonancyy@gmail.com

Abstract: Since Covid-19 is still a pandemic worldwide, people are required to familiarize
themselves with new normal lifes or new normal conditions that have been implemented in
Indonesia. Observation at Tincep Village of Minahasa during April to October 2020 revealed
that the village government was very strict in implementing social restrictions; therefore,
teenagers or young people were rarely doing physical activity outdoors. Moreover, teenagers
with low physical activity tended to prefer indoor activities. This study was aimed to analyze
the relationship between influencing factors of dysmenorrhea in female teenagers in the new
normal era. This was a quantitative analytical and descriptive study with a cross sectional
design. This study was conducted from November to December 2020 at Tincep Village.
Subjects were 40 female teenagers aged 12-18 years. Independent variables were physical
activity, nutritional status, age of menarche, length of menstruation, and depression meanwhile
dependent variables was dysmenorrhea. Data were statistical analyzed univariately and
bivariately. The results showed that significant relationships were only obtained between
physical activity and depression and dysmenorrhea among female teenagers at Tincep Village,
Minahasa in the new normal era. In conclusion, factors associated with dysmenorrhea were
physical activity (most dominant) and depression meanwhile factors that were not associated
with dysmenorrhea included nutritional status, age of menarche, and duration of menstruation.
Keywords: new normal; dysmenorrhea; Covid-19

Abstrak: Covid-19 masih menjadi wabah yang belum dapat diatasi di seluruh dunia. Oleh
karena itu masyarakat dituntut untuk membiasakan diri dengan hidup new normal atau
keadaan normal baru yang sudah diterapkan di Indonesia. Dari hasil pengamatan di desa
Tincep Kabupaten Minahasa selama bulan April sampai Oktober 2020, ternyata pemerintah
desa sangat ketat menjalankan kebijakan yaitu pembatasan sosial sehingga jarang remaja atau
pemuda melakukan aktivitas fisik di luar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan faktor-faktor yang berperan untuk terjadinya dismenore pada remaja desa di era
normal baru. Jenis penelitian ialah kuantitatif deskriptif analitik dengan desain potong lintang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tincep Kabupaten Minahasa pada November - Desember
2020. Subyek penelitian ini yaitu 40 remaja putri yang berusia 12-18 tahun. Variabel bebas
penelitian ini yaitu aktivitas fisik, status gizi, usia menarche, lama menstruasi, dan depresi dan
variabel terikat ialah dismenore. Data hasil penelitian dianalisis secara univariat, bivariat, dan
multivariat. Penyajian data dibuat dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hubungan bermakna hanya didapatkan antara aktivitas fisik dan depresi
dengan dismenore pada remaja putri di Desa Tincep Kabupaten Minahasa di era normal baru.
Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor yang berhubungan dengan dismenore ialah aktivitas
fisik (yang terutama) dan depresi. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan dismenore
meliputi status gizi, usia menarche, serta lama menstruasi.
Kata kunci: new normal; dismenore; Covid-19
430 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-

PENDAHULUAN muda, dengan perkiraan mulai dari 67%


Masa remaja merupakan masa perkem- hingga 90% untuk mereka yang berusia 17-
bangan diri yang sangat penting, diawali 24 tahun. Penelitian di Australia terhadap
dengan matangnya organ-organ fisik (organ anak perempuan Sekolah Menengah Atas
kelamin) sehingga nantinya mampu bere- mendapatkan bahwa 93% dari remaja mela-
produksi. Pada masa remaja terdapat porkan mengalami rasa sakit disaat
banyak perubahan yang terjadi seperti menstru- asi.5 Penelitian tentang pola
perubahan hormonal, fisik, psikologis, dismenore primer pada remaja di Madrasah
maupun sosial; kondisi tersebut dinamakan Aliyah Negeri 1 Semarang menyatakan
masa pubertas. Salah satu tanda pubertas bahwa sebagian besar responden
pada remaja putri yaitu terjadinya mengalami dis- menore (65,2%) setiap kali
menstruasi.1 menstruasi. Gejala dismenore yang
Menstruasi terjadi saat lapisan dalam dirasakan sebagian besar responden ialah
dinding rahim luruh dan keluar dalam nyeri pada perut bagian bawah menjalar
bentuk yang dikenal dengan istilah darah sampai punggung dan tungkai (91,3%),
menstruasi. Dalam keadaan normal, setiap rasa pegal pada kaki (73,9%), dan rasa
bulan seorang wanita yang telah memasuki pegal pada pinggang (76,1%). Interval
usia subur melepaskan satu sel telur dismenore yang terjadi lebih dari tiga tahun
(ovum), dan ovum yang dihasilkan akan setelah menarche (47,8%), lebih banyak
dilepaskan oleh indung telur (ovarium).2 daripada 2-3 tahun
Menstruasi yang pertama kali didapatkan (47,8%) dan kurang dari 2 tahun (13%).6
oleh seorang wanita disebut dengan istilah Hong et al7 meneliti prevalensi dan
menarche. Pada saat menstruasi, masalah faktor risiko dismenore dengan menelusuri
yang dialami oleh hampir sebagian besar 15 penelitian utama terbitan antara 2002
wanita ialah rasa tidak nyaman sampai dan 2011. Hasil penelitiannya mendapatkan
dengan rasa nyeri yang hebat; hal ini bahwa prevalensi dismenore bervariasi
disebut sebagai nyeri haid (dismenore). antara 16% dan 91% pada wanita usia
Menurut data World Health Organitation repro- duktif, dengan rasa sakit tergolong
(WHO), angka kejadi- an dismenore di parah pada 2-29% dari wanita yang diteliti.
Indonesia sebanyak 55% di kalangan usia Stres yang tinggi meningkatkan risiko
produktif, dengan 15% di antaranya dismenore. Adanya riwayat keluarga
mengeluhkan aktivitas menjadi terbatas dismenore sangat meningkatkan risikonya,
akibat dismenore.3 dengan rasio odds antara 3,8 dan 20,7.
Dismenore didefinisikan sebagai sen- Hong et al menyimpul- kan bahwa
sasi sakit, kram di perut bagian bawah yang dismenore merupakan gejala yang
sering disertai dengan gejala lain seperti bermakna untuk wanita usia repro- duktif
berkeringat, sakit kepala, mual, muntah, namun rasa sakit parah yang mem- batasi
diare, dan gemetaran, kesemuanya terjadi kegiatan sehari-hari kurang umum. Selain
tepat sebelum atau selama menstruasi. itu, Hong et al menegaskan bahwa
Terdapat dua jenis dismenore yaitu disme- dismenore meningkat dengan
nore primer dan sekunder. Dismenore bertambahnya usia, paritas, serta terkait
primer mengacu pada rasa sakit tanpa dengan stres dan riwayat keluarga
penyakit panggul patologik yang jelas dan dismenore.
hampir selalu terjadi pertama kali pada Habibi et al8 melakukan penelitian
wanita 20 tahun atau lebih muda setelah dengan desain potong lintang terhadap 311
siklus ovulasi mereka menjadi tetap. mahasiswa wanita berusia 18 hingga 27
Disme- nore sekunder disebabkan oleh tahun di Isfahan University of Medical
kondisi panggul patologik yang Sciences, Iran. Karakteristik
mendasarinya dan lebih sering terjadi pada sosiodemografi dan faktor menstruasi
wanita yang berusia lebih dari 20 tahun.4 diperoleh melalui wawancara dengan
Prevalensi dismenorea yang dilaporkan bantuan kuesioner. Prevalensi dismenore
dalam literatur bervariasi. Prevalensi yang primer diperoleh sebesar 89,1%. Faktor
lebih besar umumnya diamati pada wanita yang secara bermak- na terkait dengan
430 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-
intensitas dismenore primer ialah usia
yang lebih muda, pendi-
Kojo, Kaunang, Rattu: Hubungan factor-faktor yang …

dikan formal yang rendah, riwayat keluarga aktivitas fisik rendah cenderung menyukai
dismenore, perdarahan lebih banyak, dan kegiatan di dalam ruangan misalnya
periode interval menstruasi yang lebih menonton TV berjam-jam, main komputer,
pendek. tidur dalam waktu lama, dan menghabiskan
Coronavirus adalah zoonosis atau virus waktu untuk bermain gadget. Hal ini yang
yang ditularkan antara hewan dan manusia. mendorong penulis untuk mengetahui lebih
Virus dan penyakit ini diketahui berawal di lanjut dan menganalisis hubungan faktor-
kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019. faktor yang berperan dalam terjadinya
Corona virus 2019 (Covid-19) telah dinya- dismenore pada remaja di desa di samping
takan sebagai pandemi dunia oleh WHO.9 faktor internal dan eksternal lainnya.11
Per tanggal 24 April 2021, yang terdeteksi
positif sebanyak 1,63 juta orang, yang METODE PENELITIAN
meninggal sebanyak 44.172 orang dan yang Penelitian ini dilakukan di Desa Tincep
sembuh sebanyak 1,48 juta orang. Di Kabupaten Minahasa Tenggara pada bulan
Sulawesi Utara, data per tanggal 24 April November-Desember 2020. Jenis penelitian
2021, positif sebanyak 15,560 orang, me- ini ialah kuantitatif deskriptif analitik
ninggal sebanyak 521 orang dan sembuh dengan desain potong lintang. Populasi
sebanyak 13,075 orang.10 penelitian ini yaitu seluruh remaja putri
Skenario new normal Indonesia mulai berusia 12-18 tahun di Desa Tincep Kabup-
disosialisasikan oleh pemerintah melalui aten Minahasa yang berjumlah 40 orang
Kementerian Kesehatan RI pada bulan Mei dengan teknik pengambilan sampel secara
2020. Covid-19 masih menjadi wabah yang total sampling. Alasan mengambil total
belum bisa diatasi bukan saja di Indonesia sampling yaitu pada populasi yang kurang
tetapi diseluruh dunia. Berbagai negara di dari 100 maka seluruh populasi dijadikan
dunia telah mengakui kalau dunia tidak sampel penelitian.12 Turun lapangan dilaku-
akan kembali seperti semula dan banyak kan selama dua minggu. Variabel bebas
yang memulai untuk berusaha beradaptasi penelitian ini yaitu aktivitas fisik, status
dengan ovid-19. Oleh karena itu gizi (dinilai dari indeks massa tubuh/IMT),
masyarakat dituntut untuk membiasakan usia menarche, lama menstruasi, dan
diri dengan hidup new normal atau keadaan depresi sedangkan variabel terikat ialah
normal baru yang telah diterapkan di dismenore. Instrumen penelitian
Indonesia. Protokol kesehatan yang menggunakan kuesio- ner dan Depression
diterapkan di era new normal ini ialah rajin Hamilton Scale. Perta- nyaan yang
mencuci tangan, menghindari keramaian, ditanyakan yaitu tentang iden- titas dan
menjaga jarak, dan memakai masker ketika karakteristik subjek. Data hasil penelitian
keluar rumah.10 dianalisis secara univariat, bivariat, dan
Pada pengamatan di desa Tincep multivariat. Penyajian data dibuat dalam
Kabupaten Minahasa selama bulan April bentuk tabel dan narasi.
sampai Oktober 2020 ternyata pemerintah
desa sangat ketat menjalankan kebijakan HASIL PENELITIAN
yaitu pembatasan sosial sehingga jarang Responden dalam penelitian ini ialah
kelihatan remaja atau pemuda/i melakukan remaja putri di Desa Tincep Kabupaten
aktivitas fisik di luar rumah misalnya Minahasa. Tabel 1 memperlihatkan bahwa
bermain voli, berjalan, dan berkebun. responden terbanyak berusia 16-18 tahun
Secara teoritis, dengan melakukan aktivitas sebanyak 23 (57,5%) remaja dan 13-15
fisik yang teratur atau melakukan olahraga, tahun sebanyak 17 (42,5%) remaja.
tubuh akan menghasilkan endorfin. Respon- den dengan status gizi normal
Hormon ini dapat berfungsi sebagai agen sebanyak 33 remaja (82,5%) , responden
penenang alami yang diproduksi oleh otak dengan status gizi kurang 3 remaja (7,5%),
sehingga menimbulkan rasa nyaman dan responden dengan status gizi lebih 4
termasuk mengurangi dismenore. Remaja remaja (10,0%).
dengan
432 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-

Tabel 1. Karakteristik responden di Desa Tincep Kabupaten Minahasa


Karakteristik Frekuensi Persentase
responden (n) (%)
Usia (tahun)
13-15 17 42,5
16-18 23 57,5
Status gizi
Underweight 3 7,5
Normal 33 82,5
Overweight 4 10,0
Total 40 100,0

Berdasarkan aktivitas fisik diperoleh normal dan tidak mengalami dismenore


sebanyak 29 responden (72,5%) dengan yaitu sebanyak 26 orang (65,0%). Hasil
aktivitas fisik ≥30 menit dan sebanyak 11 perhitungan Chi-Square memperoleh nilai
responden (27,5%) dengan aktivitas fisik p=0,506 >α=0,05.
<30 menit. Berdasarkan usia menarche Tabel 5 memperlihatkan bahwa
didapatkan sebagian besar responden yaitu respon- den terbanyak dengan usia
sebanyak 29 orang (72,5%) dengan usia menarche ≥11 tahun dan tidak mengalami
menarche ≥11 tahun dan responden dengan dismenore sebanyak 23 orang (57,5%)
usia menarche <11 tahun sebanyak 11 orang. Hasil perhitungan Chi-Square
orang (27,5%). Berdasarkan lama memperoleh nilai p=0,619 >α=0,05.
menstruasi dida- patkan sebagian besar Tabel 6 memperlihatkan bahwa seba-
responden dengan lama menstruasi <7 hari, gian besar responden dengan lama menstru-
yaitu sebanyak 35 orang (87,5%) dan asi <7 hari dan tidak mengalami dismenore
responden dengan lama menstruasi ≥7 yaitu sebanyak 28 orang (70,0%) orang.
hari sebanyak 5 orang Hasil perhitungan Chi-Square memperoleh
(12,5%). Berdasarkan adanya dismenore nilai p=0,694 >α=0,05.
diketahui sebagian besar responden tidak Tabel 7 memperlihatkan bahwa
mengalami dismenore yaitu sebanyak 32 respon- den dengan depresi ringan dan
orang (80,0%), dan responden yang meng- mengalami dismenore yaitu 4 orang (10%)
alami dismenore sebanyak 8 orang dan yang dengan depresi sedang dan
(20,0%). Tabel 2 memperlihatkan bahwa mengalami dis- menore yaitu tiga orang
seba- gian besar responden tidak (7,5%). Hasil perhitungan Chi-Square
mengalami depresi, yaitu 26 orang memperoleh nilai p=0,000 <α=0,05.
(65,0%) diikuti
depresi ringan sebanyak 11 orang (27,5%),
depresi sedang sebanyak 3 (7,5%). Tidak Tabel 2. Depresi pada responden penelitian
didapatkan responden dengan depresi berat
dan depresi sangat berat (0%).
Tabel 3 memperlihatkan bahwa
respon- den yang melakukan aktivitas fisik
<30 menit dan mengalami dismenore
sebanyak 7 orang (17,5%), sedangkan yang
melakukan aktivitas fisik ≥30 menit dan
mengalami dismenore hanya satu orang
(2,5%). Hasil perhitungan Chi-Square
memperoleh nilai p=0,000 <α=0,05.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa bahwa
sebagian besar responden dengan status
gizi
432 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-
Depresi Frekuensi Persentase
(n) (%)
Tanpa depresi
26 65
(normal)
Ringan 11 27,5
Sedang 3 7,5
Berat 0 0
Sangat berat 0 0
Jumlah 40 100,0
433 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-

Tabel 3. Hubungan antara aktivitas fisik dengan dismenore pada responden penelitian
Aktivitas fisik Dismenore
Ya Tidak Total χ2
n (%) n (%) n (%) (p-value)
<30 menit 7 4 11
≥30 menit 1 28 39 0,000
Total 8 32 40

Tabel 4. Hubungan antara status gizi dengan dismenore pada responden penelitian
Status Gizi Dismenore
Ya Tidak Total χ2
n (%) n (%) n (%) (p-value)
Underweight 1 2 3
Normal 7 26 33
0,506
Overweight 0 4 4
Total 8 32 40

Tabel 5. Hubungan antara usia menarche dengan dismenore pada responden penelitian
Usia Menarche Dismenore
Ya Tidak Total χ2
n (%) n (%) n (%) (p-value)
<11 tahun 2 9 11
≥11 tahun 6 23 29 0,619
Total 8 32 40

Tabel 6. Hubungan antara lama menstruasi dengan dismenore pada responden penelitian
Lama menstruasi Dismenore
Ya Tidak Total χ2
n (%) n (%) n (%) (p-value)
<7 hari 7 28 35
≥7 hari 1 4 5 0,694
Total 8 32 40

Tabel 7. Hubungan antara depresi dengan dismenore pada responden penelitian


Depresi Dismenore
Ya Tidak Total χ2
n (%) n (%) n (%) (p-value)
Tanpa depresi (normal) 1 25 26
Ringan 4 7 11
Sedang 3 0 3
0,000
Berat 0 0 0
Sangat berat 0 0 0
Total 8 32 40
434 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-

Tabel 8 memperlihatkan hasil uji berat badan dapat mengakibatkan disme-


regresi logistik. Responden dengan nore, karena di dalam tubuh individu
aktivitas fisik memiliki kecenderungan dengan kelebihan berat badan terdapat
terjadinya dismenore sebanyak 31,996 kali jaringan lemak berlebihan yang dapat
diban- dingkan dengan depresi. meningkatkan hiperplasi pembuluh darah
(terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan
Tabel 8. Hasil uji regresi logistik lemak) pada organ reproduksi wanita
Variabel Nilai Exp (B) sehingga darah yang seharusnya mengalir
Signifikansi pada saat proses menstruasi terganggu dan
Aktivitas fisik 0,015 31,996 timbul disme- nore.18 Faktor yang dapat
Depresi 0,037 0,057 menjadi penyebab ketidakbermaknaan
antara lain sebanyak 26 responden remaja
putri di Desa Tincep Kabupaten Minahasa
BAHASAN ini memiliki IMT normal dan tidak
Hasil penelitian ini menunjukkan ada- mengalami dismenore.
nya hubungan bermakna antara aktivitas Hasil penelitian ini menunjukkan tidak
fisik dan dismenore. Hal ini sejalan dengan terdapatnya hubungan bermakna antara usia
penelitian Handayani dan Rahayu13 yang menarche dengan dismenore. Ketidak-
melaporkan adanya hubungan bermakna bermaknaan hubungan ini dapat disebabkan
antara aktivitas fisik dengan dismenore. oleh faktor yang paling memengaruhi
Sumosardjuno14 menyatakan dismenore dalam dismenore, yaitu faktor hormonal
lebih kurang terjadi pada olahragawati yang berbeda-beda pada masing-masing
dibandingkan dengan wanita yang tidak individu sehingga efek yang ditimbulkan
pernah berolahraga. Salah satu cara yang juga berbeda. Hasil penelitian ini selaras
sangat efektif untuk mencegah dismenore dengan penelitian yang dilakukan oleh
ialah dengan melakukan aktivitas fisik. Suwarnisih19 yang menyatakan bahwa tidak
Aktivitas fisik secara teratur seperti terdapat hubungan usia menarche dengan
berjalan kaki, jogging, berlari, bersepeda, kejadian dismenore. Demikian pula pada
renang, atau senam aerobik dapat penelitian yang dilakukan oleh Silvana17
memperbaiki kesehatan secara umum dan ditemukan tidak adanya hubungan usia
membantu menjaga siklus menstruasi agar menarche dengan kejadian dismenore. Bila
teratur. Seorang remaja wanita yang menarche terjadi pada usia yang lebih awal
melakukan aktivitas fisik secara rutin dan dari normal dimana alat reproduksi belum
teratur sebanyak dua atau lebih setiap siap untuk mengalami perubahan dan masih
minggu memiliki kecenderungan yang terjadi penyempitan pada leher rahim maka
lebih kecil untuk menderita dismenore akan timbul rasa sakit saat menstruasi.20
dibandingkan dengan remaja wanita yang Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
melakukan aktivitas fisik tidak teratur atau wa tidak terdapat hubungan bermakna
kurang dari dua kali dalam satu minggu.15 antara lama menstruasi dengan dismenore.
Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna penelitian yang dilakukan oleh Gustina21
antara status gizi dengan dismenore. Ber- yang menyatakan tidak terdapat hubungan
dasarkan studi sebelumnya individu dengan antara lama menstruasi dengan dismenore.
IMT kurang dan IMT lebih cenderung Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
berisiko mengalami dismenore daripada yang dilakukan oleh Silvana17 yang menya-
yang dengan IMT normal.16,17 Semakin takan tidak terdapat hubungan antara lama
banyak deposit jaringan lemak maka sema- menstruasi dengan dismenore. Faktor yang
kin banyak pula prostaglandin yang diben- menjadi penyebab ketidakbermaknaan anta-
tuk, sedangkan peningkatan kadar prosta- ra lama menstruasi dengan dismenore ini
glandin dalam sirkulasi darah diduga antara lain sebanyak 28 responden memiliki
sebagai penyebab dismenorea.16 Kelebihan lama menstruasi <7 hari dan tidak meng-
alami dismenore. Nyeri yang terjadi pada
Kojo, Kaunang, Rattu: Hubungan factor-faktor yang …

dimenore muncul sesaat sebelum DAFTAR PUSTAKA


menstruasi dan menghilang beberapa jam 1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke
kemudian hingga satu sampai tiga hari. Sistem (6th ed). Jakarta: EGC, 2012.
Nyeri ini terjadi akibat adanya pengeluaran 2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi
prosta- glandin yang berlebih sehingga Kedokteran (24th ed). Jakarta: EGC,
menyebab- kan vasokontriksi dan kontraksi 2012.
pada uterus yang menimbulkan rasa nyeri. 3. Fahmi. Hubungan antara dismenore dengan
Prosta- glandin dilepaskan akibat adanya usia menarche dan indeks massa
respon dari penurunan progesteron yang tubuh. (Online). 2014. [cited 2020 Jan
terjadi saat memasuki fase menstruasi. 11]. Available from:
http://repository.usu. ac.id/
Oleh karena itu saat progesteron mulai
4. Larasati TA, Alatas F. Dismenore primer dan
kembali diproduksi, maka secara perlahan faktor risiko dismenore primer pada
prostaglandin akan berkurang dan nyeri remaja. Majority. 2016;5(3);80.
tidak terjadi lagi. Tingginya kadar 5. Parker MA, Sneddon AE, Arbon P. The men-
prostaglandin berhubungan dengan strual disorder of teenagers (MDOT)
17
kontraksi uterus dan nyeri. study: determining typical menstrual
Hasil penelitian ini menunjukkan patterns and menstrual disturbance in
bahwa terdapat hubungan bermakna antara a large populationbased study of
depresi dengan dismenore. Hasil penelitian Austra- lian teenagers. BJOG.
ini didukung oleh Hong et al7 dan Habibi et 2010;117(2):185- 92.
al8 yang menyatakan bahwa terdapat hu- 6. Mardhiyah U, Rosidi A, Purwanti IA. Pola
dysmenorrhea primer pada remaja di
bungan antara faktor depresi dengan dis-
MAN 1 Semarang. Semarang: The
menore. Depresi pada remaja biasanya 2nd University Research Coloquium,
tidak terdiagnosis sejak awal dan baru 2015; p. 260-4. ISSN 2407-9189.
terdiag- nosis setelah mereka mengalami 7. Hong Ju, Jones M, Mishra GD. The
kesulitan serius di sekolah maupun pada prevalence and risk factors of
saat menye- suaikan diri dengan teman dysmenorrhea. Epidemiol Rev.
sebayanya.22 Hal ini diperkirakan 2014;36(104):104-13.
disebabkan oleh beberapa respon gangguan 8. Habibi N, Huang MSL, Gan WY, Zulida R,
depresi yang tidak terlalu berbeda dengan Safavi SM. 2015. Prevalence of
karakteristik kondisi emosi remaja. Remaja primary dysmenorrhea and factors
digambarkan sebagai masa mengalami associated with its intensity among
undergraduate students: a cross-
kekacauan emosi.23 Women’s health
sectional study. Pain Manag Nurs.
melaporkan sebanyak 48% remaja yang 2015;16(6):855-61.
menderita depresi dan mengalami nyeri 9. WHO. 2020. WHO Timeline-COVID-19.
saat menstruasi. Depresi dapat meng- [cited 2020 Jan 11]. Available from:
ganggu kerja sistem endokrin, sehingga https://www.who.int/news-room/detail/
dapat menyebabkan menstruasi yang tidak 27-04-2020-who-timeline---covid-19
teratur dan rasa sakit saat menstruasi atau 10. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
dismenorea.24 19. Pedoman Penanganan Cepat
Medis dan Kesehatan Masyarakat
SIMPULAN COVID-19 di Indonesia. Jakarta,
Faktor-faktor yang berhubungan 2020. Available from:
https://infeksiemerging.kemkes. go.id
dengan kejadian dismenore ialah aktivitas
11. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical
fisik dan depresi sedangkan faktor-faktor Physiology (12th ed). Singapore:
yang tidak berhubungan ialah status gizi, Elsevier, 2014.
usia menarche, serta lama menstruasi. 12. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Faktor yang paling dominan berhubungan Kualitatif, dan R&D. Bandung:
dengan kejadian dismenore ialah aktivitas Alfabeta, 2017.
fisik. 13. Handayani E, Rahayu LS. Faktor-faktor
yang berhubungan dengan nyeri
Konflik Kepentingan menstruasi (dismenore) pada remaja
Penulis menyatakan tidak terdapat putri di beberapa SMA di Kabupaten
konflik kepentingan dalam studi ini. Rokan Hulu. Jurnal Maternity and
Kojo, Kaunang, Rattu: Hubungan factor-faktor yang …
Neonatal.
436 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 429-

2014;1(4):161-71. Raya; 2013.


14. Sadoso S. Pengetahuan Praktis Kesehatan 19. Suwarnisih, Austin K, Cahyaningtyas AY.
dalam Olahraga. Jakarta: Gramedia, Hubungan usia menarche dengan
2006. kejadian dismeore pada remaja putri
15. Bahri A, Afriwardi, Yusrawati. Hubungan di SMPN 17 Surakarta. Maternal.
antara kebiasaan olahraga dengan dis- 2017; 2(1):46-54.
menore pada mahasiswi pre-klinik 20. Widjanarko B. Dismenore tinjauan terapi
Program Studi Pendidikan Dokter pada dismenore primer. Majalah
Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Damianus. 2006;5(1).
Anda- las tahun ajaran 2012-2013. 21. Gustina T. Hubungan antara usia menarche
Jurnal Kesehatan Andalas. dan lama menstruasi dengan kejadian
2015;4(3):815-20. dismenore primer pada remaja putri di
16. Suliawati G. Hubungan umur, paritas dan SMK Negeri 4 Surakarta [Skripsi].
status gizi dengan kejadian dismenore Surakarta: Universitas Muhammadiyah
pada wanita usia subur di Gampong Surakarta; 2015.
Klieng Cot Aron Kecamatan 22. Lubis NL. Depresi: Tinjauan Psikologis.
Baitussa- lam Aceh Besar [Skripsi]. Jakarta: Kencana, 2009.
Banda Aceh: STIKES U’Budiyah; 23. Santrock JW. Adolescence (11th ed).
2013. Boston: McGraw Hill International
17. Silvana PD. Hubungan antara karakteristik Edition, 2003.
individu, aktivitas fisik, dan konsumsi 24. Hailemeskel S, Demissie A, Assefa N.
produk susu dengan dysmenorrhea Prima- ry dysmenorrhea magnitude,
primer pada mahasiswi FIK dan FKM associated risk factors, and its effect
UI Depok tahun 2012. [Thesis]. on academic performance: evidence
Jakarta: Universitas Indonesia; 2012. from female university students in
18. Aprillita T. Gambaran dismenorea Ethiopia. Inter- national Journal of
mahasiswi Jurusan Kebidanan di Women’s Health. 2016;8:489-96.
Politeknik Kese- hatan Kementerian
Kesehatan Palangka Raya [Karya
Tulis Ilmiah]. Palangka Raya:
Poltekkes Kemenkes Palangka

You might also like