You are on page 1of 7

64 Aryadi, Arfi dan Harahap

LITERATURE REVIEW : PERBANDINGAN KADAR KAFEIN DALAM


KOPI ROBUSTA (Coffea canephora), KOPI ARABIKA (Coffea
arabica) DAN KOPI LIBERIKA (Coffea liberica) DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Muhammad Irvan Aryadi1*, Febrina Arfi1, Muhammad Ridwan Harahap1


1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
*
E-mail: Irvanaryadi4@gmail.com

Abstract: Coffee is one of the major plantation commodities and has an


important role in economic growth in Indonesia. It makes many people
consume coffee without knowing the caffeine content that has been
consumed. The research question in this thesis is what is the ratio of the
caffeine content in Arabica, Robusta and Liberika coffee. This thesis uses a
journal review method based on data collection carried out inclusion and
exclusion obtained from the Google scholarship data search engine, both
national and international journals, textbooks and scientific articles published
above in 2015. The method used to determine the content of caffeine by using
the UV-Vis spectrophotometric method at λ = 250 - 300 nm. The review
results obtained were the highest caffeine content in Arabica coffee is 1.77%
and the lowest is 0.97%. The highest Robusta coffee is 2.15% and the lowest
is 0.69%. Liberika coffee the highest is 1.32% and the lowest is 1.15%. All
these results were obtained from 1 gram of sample. The conclusion is the
highest caffeine content comes from Robusta coffee at 2.15%, the second
from Arabica at 1.77% and the third from Liberika at 1.32%.

Keywords: Caffeine, Arabica, Robusta, Liberica, UV-Vis Spectrophotometry.

Abstrak: Kopi merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang besar
dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Banyak dari masyarakat Indonesia yang mengkonmsumsi kopi tanpa
mengetahui kadar kandungan kafein yang telah dikonsumsi. Pertanyaan
dalam penelitian di skripsi ini adalah berapakah perbandingan kadar
kandungan kafein yang ada didalam kopi Arabika, Robusta dan Liberika.
Artikel ini menggunakan metode review jurnal berdasarkan pengumpulan data
yang dilakukan secara inklusi dan ekslusi yang didapatkan dari mesin
pencarian data google scholarship baik itu jurnal nasional ataupun
internasional, textbook serta artikel ilmiah yang dipublikasikan diatas tahun
2015. Metode yang dilakukan dalam menentukan kandungan kadar kafein
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada λ = 250 – 300 nm. Hasil
review yang didapat adalah kandungan kadar kafein tertinggi pada kopi
Arabika adalah 1,77 % dan terendah adalah 0,97 %. Kopi Robusta tertinggi
adalah 2,15 % dan terendah 0,69 %. Kopi Liberika tertinggi 1,32 % dan
terendah adalah 1,15 %. Semua hasil tersebut didapat dari 1 gram sampel.
Kesimpulan yang didapat adalah kadar kafein tertinggi berasal dari kopi

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
65 Aryadi, Arfi dan Harahap

Robusta sebesar 2,15 %, kedua dari Arabika sebesar 1,77 % dan ketiga dari
Liberika sebesar 1,32 %.

Kata Kunci : Kafein, Arabika, Robusta, Liberika, Spektrofotometri UV-Vis

PENDAHULUAN yang sama. Hal tersebut dilakukan oleh


Suryani (2016) dan mendapatkan hasil
Kopi memiliki peran penting dalam kafein sebesar 4,63 %, 1,39%, 1,59%,
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal 9,67%, dan 2,27 % yang menggunakan 1
tersebut dikarenakan kopi termasuk salah gram sampel.
satu komoditi hasil perkebunan yang Penentuan kadar kafein dapat
besar. Selain itu, kopi juga termasuk dilakukan dengan berbagai metode.
dalam komoditas unggulan ekspor Antara lain metode spektroskopi UV-Vis,
Indonesia yang memberikan sumbangsih high performance Liquid
penting bagi devisa negara. Selain Chromathography (HPLC) atau biasa
menjadi ekspor, kopi juga banyak diminati disebut kromatografi cair kinerja tinggi
oleh masyarakat. Keadaan tersebut (KCKT), dan Infrared. Namun banyak
membuat para petani banyak yang peneliti lebih memilih menggunakan
memilih untuk menanam kopi. Hal itu metode spektroskopi. Hal tersebut
terbukti dengan luasnya lahan dikarenakan beberapa keunggulan yang
perkebunan kopi di Indonesia. Banyaknya dimiliki oleh metode tersebut. Salah
upaya peningkatan kualitas kopi akan satunya adalah biaya yang lebih murah
memberikan dampak positif bagi (Dewa, 2016).
kesejahteraan petani kopi dan juga Berdasarkan tinjauan Pustaka
negara (Martauli, 2018). diatas, maka penulis ingin melakukan
perbandingan 3 jenis kopi (Arabika,
Ada 3 jenis kopi yang paling
Robusta dan Liberika) menggunakan
banyak beredar dan dikonsumsi oleh
metode UV-Vis sebagai review literatur.
masyarakat pada umumnya. Jenis-jenis
kopi tersebut adalah kopi Arabika, kopi
Robusta dan kopi Liberika. Ketiga jenis METODE
kopi ini memiliki karakter berbeda-beda.
Mulai dari rasa, aroma hingga nilai harga Metode penelitian ini merupakan
jual. Hal tersebut tidak lepas dari metode review literasi yang terkait dengan
perbedaan kandungan zat yang ada judul. Pencarian data dilakukan dengan
didalam ketiga jenis kopi tersebut. Salah menggunakan search engine google,
satunya adalah kandugan kafein google scholar maupun google books
didalamnya (Nafisa, 2020) dengan kata kunci kafein, kopi arabika,
Kandungan kafein pada kopi kopi robusta, kopi liberika, dan
Arabika dan Robusta telah diteliti oleh Spektroskopi UV-VIS. Sumber atau
(Aprilia, 2018). Hasil yang ia dapatkan referensi yang diperoleh kemudian
adalah 0,97% (Arabika) dan 1,42% ditetapkan dengan kriteria inklusi dan
(Robusta) dari total berat sampel ekslusi.
sebanyak 1 gram. Sedangkan Penetapan kriteria inklusi yaitu data
(Caracostea, 2020) mendapatkan hasil berupa jurnal baik nasional maupun
kadar kafein 1,54% (Arabika) dan 1,82% internasiaonal, textbook, artikel ilmiah
(Robusta) dari total berat sampel yang yang berisi kandungan kimia dengan
sama. Fajrina (2018) mendapatkan hasil kelima kata kunci yang dipublikasikan
untuk kadar kafein Arabika 1,33%, 1,23%, setelah tahun 2015. Sedangkan kriteria
dan 0,98% dalam perlakuan yang ekslusi yaitu data yang diperoleh dari
menggunakan variasi perbedaan sangrai. sumber yang tidak valid misalnya website
Ada juga yang meneliti menggunakan tanpa penulis atau skripsi, jurnal nasional
variasi perbedaan kopi dengan jenis kopi maupun internasional, textbook, artikel

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
66 Aryadi, Arfi dan Harahap

ilmiah yang dipublikasikan sebelum tahun pada suhu 80°C dimana kelarutan kafein
2015. jauh lebih tinggi dengan adanya
Sumber studi yang digunakan pemanasan. Walaupun kelarutan kafein
berupa data inklusi yang berasal dari 30 lebih tinggi pada suhu 100°C, tetapi pada
referensi. suhu di atas 80°C kelarutan senyawa
yang menghasilkan aroma akan
meningkat secara signifikan. Selain itu,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada suhu di atas 95°C aroma dan rasa
Kopi merupakan salah satu kopi akan terdegradasi . Dengan metode
minuman yang paling banyak dikonsumsi spektrofotometri UV-Vis, kafein yang
oleh masyarakat, tanpa disadari kopi yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi
diminum mengandung senyawa kafein akan menyerap absorbansi pada panjang
yang tentunya memiliki efek tertentu jika gelombang UV (Rahmana 2012).
mengkonsumsinya. Kafein adalah Jenis kopi pertama adalah kopi
senyawa alkaloid metilxantine (basa purin) Robusta. Pada perbandingan kopi robusta
yang memiliki bentuk kristal berwarna didapatkan 20 data yang dikumpulkan.
putih. Diantara 20 data tersebut didapatkan
Hal tersebut memunculkan banyak berbagai kandungan kadar kafein
penelitian baik kandungan kafein pada berdasarkan beberapa variasi seperti
kopi. Peneliti akan membandingkan 3 suhu sangrai, waktu sangrai, warna
jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi sangrai, massa sampel, campuran kopi
oleh masyarakat. Ketiga jenis kopi serta merek. Untuk variasi suhu sangrai
tersebut adalah kopi Arabika, Robusta berkisar pada 0,01 gram hingga 50 gram.
dan Liberika. Untuk menentukan kadar Waktu sangrai berkisar pada 5 hingga 15
kafein pada kopi, dilakukanlah uji kadar menit. Waktu penyeduhan pada 5 hingga
kafein menggunakan instrument 10 menit. Warna sangrai pada original,
spektroskopi UV-Vis. Kadar kafein yang light, medium, coarse, dark. Massa
dihasilkan akan berbeda-beda hasilnya sampel berkisar dari 0,01 gram hingga 50
yang disebabkan beberapa faktor. Faktor- gram. Campuran kopi seperti beras,
faktor tersebut adalah kualitas biji kopi, jagung, mengkudu hingga fermentasi.
suhu pada saat kopi disangrai serta jenis Pada variasi terakhir yaitu penggunaan
kopi (Dewa, 2016). sampel berdasarkan berbagai merek.
Langkah penentuan kadar kafein Dari data diatas, maka dapat
menggunakan alat Spektrofotometri UV- disimpulkan bahwa perbedaan kadar
VIS adalah dengan cara pembuatan kurva kafein disetiap hasil dapat disebabkan
kalibrasi, dilakukan dengan membuat karena beberapa vaktor yaitu massa
larutan kafein pada rentang konsentrasi 4- sampel, suhu, campuran kopi dan waktu
9 ppm menggunakan pelarut kloroform sangrai. Panjang gelombang yang
dan diukur pada absorbansi maksimum digunakan untuk memperoleh data diatas
pada λ 275 nm. Serbuk kopi dibasakan berkisar pada λ = 270 nm – 300 nm.
Jenis kopi kedua adalah kopi
dengan NH" OH, dipanaskan pada suhu
arabika. Berbeda dengan kopi robusta,
100°C selama 2 menit, didinginkan,
penulis mendapatkan data refensi yang
dilarutkan dalam kloroform, dan disaring.
lebih sedikit dibandingkan kopi Arabika
Filtrat diukur absorbansinya
yaitu 11 data. Hal tersebut disebabkan
menggunakan spektofotometri UV-Vis
karena di Indonesia lebih banyak tumbuh
pada λ 275 nm. Pelarut yang digunakan
kopi robusta dibandingkan dengan
untuk mengekstraksi biji kopi secara
arabika. Faktor lingkungan yang kurang
langsung adalah air, bukan pelarut
mendukung untuk pertumbuhan kopi
organik. Hal ini dikarenakan jika
arabika yang menjadi salah satu
menggunakan pelarut organik, maka
penyebab terjadinya hal tersebut. Pada
residu pelarut organik dalam biji kopi akan
perbandingan kadar kafein kopi arabika
tinggi dan akan menghasilkan bau pelarut
didapatkan variasi berupa suhu sangrai,
organik dalam kopi. Ekstraksi dilakukan
warna sangrai, massa sampel dan merek.

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
67 Aryadi, Arfi dan Harahap

Untuk variasi suhu sangrai yaitu penyangraian, waktu penyangraian dan


190°C hingga 210°C. sedangkan variasi waktu fermentasi menggunakan etil asetat
massa sampel yaitu dari 0,5 gram hingga yang berfungsi sebagai penurun kadar
50 gram dan untuk variasi merek kafein. Untuk variasi suhu berkisar 50°C
digunakan hingga variasi 5 merek. hingga 210°C. sengakan unutk waktu
Hasil kandungan kadar kafein pada berkisar pada 70 menit hingga 130 menit.
kopi arabika berdasarkan : Hasil kandungan kadar kafein pada
• Variasi massa 1 gram sampel tertinggi kopi liberika berdasarkan :
adalah 1,77 % yang diteliti oleh Dewi • Variasi suhu dan warna sangrai dengan
(2017) dan terendah adalah 0,97 % yang massa sampel 1 gram tertinggi adalah
diteliti Aprilia (2018). 1,32 % pada suhu 195°C berwarna light
• Variasi merek dengan massa 5 gram dan terendah adalah 1,15 % pada suhu
sampel tertinggi adalah 0,137 % dan 165°C berwarna dark yang diteliti oleh
terendah adalah 0,119 % yang diteliti Ruwanto (2016).
oleh Dado (2020). • Variasi suhu dan waktu penyangraian
• Variasi suhu sangrai dengan massa dengan massa sampel 1 gram tetinggi
adalah 0,70 % pada suhu 70°C dalam
sampel 1 gram tertinggi adalah 1,33 %
pada suhu 194°C dan terendah adalah waktu 110 menit dan terendah adalah
0,98 % pada suhu 214°C yang diteliti 0,53 % pada suhu 60°C dalam waktu 70
oleh Fajriana (2018). menit yang diteliti oleh Nuraeni (2015).
• Variasi waktu perendaman
• Variasi suhu sangrai dan waktu sangrai
dengan massa sampel 50 gram tertinggi menggunakan etil asetat dengan massa
1,19 % pada suhu 210°C dalam waktu sampel 1 gram tertinggi adalah 0,76 %
dalam waktu 76 menit dan terendah
15 menit dan terendah adalah 0,80 %
pada suhu 190°C dalam waktu 5 menit adalah 0,65 % dalam waktu 120 menit
yang diteliti oleh Raida (2019). yang diteliti oleh Mursalin (2016).
Hasil kandungan kada kafein pada jenis
• Variasi warna sangrai dengan massa 1
kopi liberika juga mengalami perbedaan
gram tertinggi adalah 3,5 % pada warna
kadar kafein. Hal tersebut juga sama
original/sebelum disangrai dan terendah
seperti hasil pada kedua kopi sebelumnya
adalah 0,06 % yang diteliti oleh Fadri
yang disebabkan beberapa faktor. Namun
(2020).
pada variasi perendaman didapatkan
Dari data diatas dapat disimpulkan
sedikit penuruan kadar kafein. Hanya saja
bahwa perbedaan kadar kafein
itu berpengaruh terhadap citra rasa kopi.
disebabkan karena beberapa vaktor yaitu
Panjang gelombang yang digunakan
massa sampel, suhu, campuran kopi dan
untuk memperoleh data diatas berkisar
waktu sangrai. Adapun faktor lain
pada λ = 273 nm – 273,5 nm.
dikarenakan perbedaan akurasi dari alat
Setelah mendapatkan kesimpulan
spektrofotometer UV-Vis yang digunakan
dari perbandingan masing-masing variasi
berbeda-beda. Namun dalam hasil yang
pada jenis kopi, maka ditentukan
didapat sudah sesuai dengan ketetapan
perbandingan kandungan kadar kafein
yang dikeluarkan oleh SNI.
pada kopi arabika, robusta dan liberika.
Panjang gelombang yang digunakan
Perbandingan tersebut meliputi kadar
untuk memperoleh data diatas berkisar
kafein tertinggi dan terendah berdasarkan
pada λ = 273 nm – 276 nm.
massa sampel yang sama yaitu 1 gram.
Jenis kopi ketiga adalah kopi
Hasil perbandingan tertulis pada Tabel 1
liberika. Penulis hanya mendapatkan 3
di bawah ini.
data referensi pada jenis kopi ini. Hal
tersebut dikarenakan kopi jenis ini
tergolong jenis kopi baru di Indonesia.
Sehingga penelitian kopi jenis ini tidak
sebanyak penelitian kopi tentang arabika
maupun robusta. Pada jenis kopi ini
terdapat variasi berupa suhu

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
68 Aryadi, Arfi dan Harahap

Tabel 1. Perbandingan Kadar Kafein dari 1 Spektrofotometri UV-Vis. JURNAL


gram sampel KIMIA. 10 (1). 2016.
NO Jenis Kafein Kafein Caracostea, L, M. et all. Determination of
kopi Tertinggi Terendah Caffeine Content in Arabica and
1. Arabika 1,77 % 0,97 % Robusta Green Coffee of Indian
2. Robusta 2,15 % 0,69 %. Origin. European Journal of
3. Liberika
Medicine and Natural Sciences.
1,32 % 1,15 %
2020.
Charlina, W. Pengaruh Penambahan
KESIMPULAN
Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia
Kesimpulan yang dapat diambil dari L.) Terhadap Aktivitas Antioksidan
review jurnal ini adalah kadar kafein Dan Kadar Kafein Biji Kopi
tertinggi berasal dari kopi Robusta Robusta (Coffea canephora).
sebesar 2,15 %, yang kedua berasal dari Skripsi. Universitas Bengkulu.
Arabika sebesar 1,77 % dan yang ketiga 2016.
berasal dari kopi liberika sebesar 1,32 %.
Semua hasil tersebut didapat dari 1 gram Dado, A, T. et all. Comparative study of
sampel dan menggunakan metode caffeine content in beans and
spektrofotometri UV-Vis pada panjang leaves of Coffea arabica using
gelombang 270-275 nm. UV/Vis spectrophotometer.
International Journal of Physical
Sciences. 2020.
UCAPAN TERIMAKASIH
Demissie, E, G. et all. Uv/Vis
Terimakasih saya ucapkan kepada Spectrometer Determination Of
Allah SWT. Kedua orang tua saya, dosen Caffeine In Green Coffee Beans
pembimbing 1, dosen pembimbing 2,
From Hararghe, Ethiopia, Using
teman-teman seperjuangan saya serta
kepada sumber kutipan yang saya pakai Beer-Lambert’s Law And
sebagai sumber data dari artikel ini. Integrated Absorption Coefficient
Techniques. St. Cerc. St. CICBIA.
2016.
DAFTAR RUJUKAN
Dewa, A. Djarot, R. Pebandingan Metode
Aprilia, F, R. dkk. Analisis Kandungan Analisa Kadar Besi antara
Kafein Dalam Kopi Tradisional Serimetri dan Spektrofotometer
Gayo Dan Kopi Lombok UV-Vis dengan Pengompleks 1,10-
Menggunakan HPLC Dan Fenantrolin. Urusan Kimia,
Spektrofotometri UV/Vis. Biotika, Fakultas Matematika dan Ilmu
16 (2). 2018. Pengetahuan Alam, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
Aptika, N, M, D. dkk. Analisis Kadar
(ITS). Akta Kimindo Vol. 1 (1)
Kafein Pada Kopi Hitam Di Lebah
2016.
Bukian Gianyar Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Dewi, N, V. dkk. Perbedaan Kadar Kafein
Chemistry Laboratory. Juli Vol. 2 Pada Ekstrak Biji, Kulit Buah Dan
No. 1 2015 Daun Kopi (Coffea arabica L.)
Dengan Metode Spektrofotometri
Arwangga, A, F. dkk. Analisis Kandungan
UV-Vis. Jurnal Farmasetis. 6 (2).
Kafein Pada Kopi Di Desa Sesaot
2017.
Narmada Menggunakan

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
69 Aryadi, Arfi dan Harahap

Elfariyanti, dkk. Analisis Kandungan Pemanfaatannya Sebagai Buku


Kafein Pada Kopi Seduhan Panduan Lapang. Tesis.
Warung Kopi Di Kota Banda Aceh. Universitas Muhammadiya,
Lantanida Journal, Vol. 8 No. 1 Jember. 2020
(2020) 1-95. Nuraeni, S. dkk. Pengaruh Suhu dan
Fadri, R, A. et all. Analysis of Caffeine Lama Pemanasan terhadap
Levels in the Beverages of Tingkat Dekafeinasi Kopi Liberika
Roasted Arabica Coffee Balango in Tungkal Komposit (Libtukom).
Bukik Apik with the Method of Prosiding Seminar Nasional
Spectroscopic. IOP Conference Teknologi Pertanian, FATETA-
Series: Earth and Environmental UNJA 2015
Science. 2020. Raida, A. dkk. Pengaruh Suhu Dan Lama
Fajriana, N, H. dkk. Analisis Kadar Kafein Penyangraian Terhadap Sifat
Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Fisik-Kimia Kopi Arabika Dan Kopi
Pada Variasi Temperatur Sangrai Robusta. Prosiding Seminar
Secara Spektrofotometri Ultra Nasional. Inovasi Teknologi Untuk
Violet. Analit: Analytical and Masyarakat, Banda Aceh. 2019.
Environmental Chemistry. Volume Ruwanto, dkk. Pengaruh Tingkat
3, No. 02, Oktober 2018. kematangan Sangrai terhadap
Ishnidar. dkk. Analisis Kandungan Kafein Mutu Kopi Libtukom yang
Pada Ekstrak Buah Kopi Mentah Dihasilkan. FATETA. Jambi. 2016.
Dari Perkebunan Merapi Daerah Saputra, R, A. Analisis Kualitas Berbagai
Istimewa Yogyakarta Jenis Kopi Robusta Di Banyuwangi
Menggunakan Spektrofotometri Sebagai Sumber Belajar Biologi.
UV-Vis. PHARMACON Jurnal Skripsi. Universitas
Ilmiah Farmasi – UNSRAT. 2016. Muhammadiyah Malang. 2020.
Martauli, E, D. Analisis Produksi Kopi Sholehah, C, W, M. Analisa Kadar Kafein
Indonesia. Journal of Agribisnis Pada Kopi Jenis Robusta Dengan
science (JASc). 2018. Menggunakan Spektofotometri
Maylani, A, I. dkk. Isolasi Dan Identifikasi Ultraviolet. Skripsi. Institut
Kafein Dari Kopi Dengan Kesehatan Helvetia Medan. 2019.
Instrumen Spektrofotometer UV- Suryani, N. Erwin, S. Kadar Kafein Pada
Vis Dan FTIR. Penelitian. Prodi Kopi Kemasan Dan Uji
Farmasi Stikes Bhamada Slawi. Organoleptis Terhadap Aroma
2019. Serta Rasa. Jurnal Sci. Phar. 2(2).
Mursalin, dkk. Teknik Dekafeinasi Kopi 2016.
Liberika Tungkal Jambi Dan Suwiyarsa, I, N. dkk. Analisis Kadar
Teknologi Pengolahannya Menjadi Kafein Dalam Kopi Bubuk Lokal
Kopi Bubuk Rendah Kafein. Jurnal Yang Beredar Di Kota Palu. J.
MTHP. 2016. Akademika Kim. 7(4). 2018.
Nafisa. Silvia. Eksplorasi Klon Kopi Tika, I, N. dkk. Kandungan Kafein Pada
Robusta (Coffea canephora), Kopi Dengan Fermentasi
Varietas Arabica (Coffea arabica), Menggunakan Mikroba Yang
Dan Liberica (Coffea liberica) Di Diisolasi Dari Kopi Kotoran Luwak
Kabupaten Situbondo Serta

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
70 Aryadi, Arfi dan Harahap

Kebun Kopi Di Kabupaten Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Buleleng. Senari. 2017 Dan Spektrofotometri UV-Vis.
Widiastuti, K. dkk. Isolasi Dan Identifikasi Penelitian. STIK Bhakti Mandala
Kafein Dari Kopi Arabika Husada. 2018.
Menggunakan Metode

AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis

You might also like