Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Kopi merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang besar
dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Banyak dari masyarakat Indonesia yang mengkonmsumsi kopi tanpa
mengetahui kadar kandungan kafein yang telah dikonsumsi. Pertanyaan
dalam penelitian di skripsi ini adalah berapakah perbandingan kadar
kandungan kafein yang ada didalam kopi Arabika, Robusta dan Liberika.
Artikel ini menggunakan metode review jurnal berdasarkan pengumpulan data
yang dilakukan secara inklusi dan ekslusi yang didapatkan dari mesin
pencarian data google scholarship baik itu jurnal nasional ataupun
internasional, textbook serta artikel ilmiah yang dipublikasikan diatas tahun
2015. Metode yang dilakukan dalam menentukan kandungan kadar kafein
menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada λ = 250 – 300 nm. Hasil
review yang didapat adalah kandungan kadar kafein tertinggi pada kopi
Arabika adalah 1,77 % dan terendah adalah 0,97 %. Kopi Robusta tertinggi
adalah 2,15 % dan terendah 0,69 %. Kopi Liberika tertinggi 1,32 % dan
terendah adalah 1,15 %. Semua hasil tersebut didapat dari 1 gram sampel.
Kesimpulan yang didapat adalah kadar kafein tertinggi berasal dari kopi
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
65 Aryadi, Arfi dan Harahap
Robusta sebesar 2,15 %, kedua dari Arabika sebesar 1,77 % dan ketiga dari
Liberika sebesar 1,32 %.
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
66 Aryadi, Arfi dan Harahap
ilmiah yang dipublikasikan sebelum tahun pada suhu 80°C dimana kelarutan kafein
2015. jauh lebih tinggi dengan adanya
Sumber studi yang digunakan pemanasan. Walaupun kelarutan kafein
berupa data inklusi yang berasal dari 30 lebih tinggi pada suhu 100°C, tetapi pada
referensi. suhu di atas 80°C kelarutan senyawa
yang menghasilkan aroma akan
meningkat secara signifikan. Selain itu,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada suhu di atas 95°C aroma dan rasa
Kopi merupakan salah satu kopi akan terdegradasi . Dengan metode
minuman yang paling banyak dikonsumsi spektrofotometri UV-Vis, kafein yang
oleh masyarakat, tanpa disadari kopi yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi
diminum mengandung senyawa kafein akan menyerap absorbansi pada panjang
yang tentunya memiliki efek tertentu jika gelombang UV (Rahmana 2012).
mengkonsumsinya. Kafein adalah Jenis kopi pertama adalah kopi
senyawa alkaloid metilxantine (basa purin) Robusta. Pada perbandingan kopi robusta
yang memiliki bentuk kristal berwarna didapatkan 20 data yang dikumpulkan.
putih. Diantara 20 data tersebut didapatkan
Hal tersebut memunculkan banyak berbagai kandungan kadar kafein
penelitian baik kandungan kafein pada berdasarkan beberapa variasi seperti
kopi. Peneliti akan membandingkan 3 suhu sangrai, waktu sangrai, warna
jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi sangrai, massa sampel, campuran kopi
oleh masyarakat. Ketiga jenis kopi serta merek. Untuk variasi suhu sangrai
tersebut adalah kopi Arabika, Robusta berkisar pada 0,01 gram hingga 50 gram.
dan Liberika. Untuk menentukan kadar Waktu sangrai berkisar pada 5 hingga 15
kafein pada kopi, dilakukanlah uji kadar menit. Waktu penyeduhan pada 5 hingga
kafein menggunakan instrument 10 menit. Warna sangrai pada original,
spektroskopi UV-Vis. Kadar kafein yang light, medium, coarse, dark. Massa
dihasilkan akan berbeda-beda hasilnya sampel berkisar dari 0,01 gram hingga 50
yang disebabkan beberapa faktor. Faktor- gram. Campuran kopi seperti beras,
faktor tersebut adalah kualitas biji kopi, jagung, mengkudu hingga fermentasi.
suhu pada saat kopi disangrai serta jenis Pada variasi terakhir yaitu penggunaan
kopi (Dewa, 2016). sampel berdasarkan berbagai merek.
Langkah penentuan kadar kafein Dari data diatas, maka dapat
menggunakan alat Spektrofotometri UV- disimpulkan bahwa perbedaan kadar
VIS adalah dengan cara pembuatan kurva kafein disetiap hasil dapat disebabkan
kalibrasi, dilakukan dengan membuat karena beberapa vaktor yaitu massa
larutan kafein pada rentang konsentrasi 4- sampel, suhu, campuran kopi dan waktu
9 ppm menggunakan pelarut kloroform sangrai. Panjang gelombang yang
dan diukur pada absorbansi maksimum digunakan untuk memperoleh data diatas
pada λ 275 nm. Serbuk kopi dibasakan berkisar pada λ = 270 nm – 300 nm.
Jenis kopi kedua adalah kopi
dengan NH" OH, dipanaskan pada suhu
arabika. Berbeda dengan kopi robusta,
100°C selama 2 menit, didinginkan,
penulis mendapatkan data refensi yang
dilarutkan dalam kloroform, dan disaring.
lebih sedikit dibandingkan kopi Arabika
Filtrat diukur absorbansinya
yaitu 11 data. Hal tersebut disebabkan
menggunakan spektofotometri UV-Vis
karena di Indonesia lebih banyak tumbuh
pada λ 275 nm. Pelarut yang digunakan
kopi robusta dibandingkan dengan
untuk mengekstraksi biji kopi secara
arabika. Faktor lingkungan yang kurang
langsung adalah air, bukan pelarut
mendukung untuk pertumbuhan kopi
organik. Hal ini dikarenakan jika
arabika yang menjadi salah satu
menggunakan pelarut organik, maka
penyebab terjadinya hal tersebut. Pada
residu pelarut organik dalam biji kopi akan
perbandingan kadar kafein kopi arabika
tinggi dan akan menghasilkan bau pelarut
didapatkan variasi berupa suhu sangrai,
organik dalam kopi. Ekstraksi dilakukan
warna sangrai, massa sampel dan merek.
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
67 Aryadi, Arfi dan Harahap
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
68 Aryadi, Arfi dan Harahap
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
69 Aryadi, Arfi dan Harahap
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis
70 Aryadi, Arfi dan Harahap
AMINA 2(2) 2020 | Literature review :perbandingan kadar kafein dalam kopi robusta (Coffea canephora), kopi
arabika (Coffea Arabica), dan kopi liberika (Coffea liberica) dengan metode spektrofotometri UV-Vis