Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Yetti Yuniati, S.T., M.T.
Email: yundaimut@gmail.com or yetti@unila.ac.id
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
B. Tinjauan Pustaka
Dalam arti yang sederhana TCP/IP C. Dasar Teori
(Transmission Control Protocol/Internet 1. Kontrol Kongesti (Congestion Control)
[14]
Protocol) adalah nama keluarga protokol
jaringan. Protokol adalah sekelompok aturan Algoritma kontrol kongesti TCP
yang harus diikuti oleh perusahaan- menentukan bagaimana TCP mencegah dan
perusahaan dan produk-produk software bereaksi terhadap terjadinya kongesti.
agar dapat saling berkomunikasi antara satu Algoritma ini juga mencatat performansi
dengan yang lainnya. TCP bila terjadi kesalahan. Dua variabel
utama yang terlibat dalam kontrol kongesti
Istilah TCP/IP mengacu kepada seluruh TCP adalah congestion window (cwnd) dan
keluarga protokol yang dirancang untuk slow start threshold (sstresh). Saat
mentransfer informasi sepanjang jaringan. membangun koneksi baru, cwnd
TCP/IP merupakan dua protokol yang diinisialisasikan dengan 64KB (maksimum
berbeda, di mana TCP bertanggung jawab window size). Variabel ini digunakan untuk
memecah informasi ke dalam beberapa mengontrol sejumlah data yang dikirim
paket, sedangkan IP bertanggung jawab dengan algoritma kendali kongesti, slow
untuk mentransfer paket-paket tersebut start, congestion avoidance dan fast
sesuai tujuannya. Kemudian TCP yang ada recovery. Slow start menaikkan cwnd, fast
pada tujuan akan menyatukan kembali recovery menyesuaikan cwnd saat loss, dan
paket-paket tersebut sesuai aslinya. congestion avoidance menaikkan dengan
pelahan cwnd.
Kesederhanaan dan efisiensi yang dimiliki
oleh TCP/IP memiliki kelemahan yang tak
terpikirkan oleh penciptanya, bahwa
protokol tersebut juga harus melaksanakan
pekerjaan yang super kompleks. Untuk
mengatasi kompleksitas dari protokol
TCP/IP ini maka dilakukan pengembangan
pada protokol TCP/IP tersebut. TCP Reno
dan TCP Sack merupakan contoh
dari fast retransmit adalah bahwa Pada WCDMA FDD, digunakan sepasang
kebanyakan segmen out-of-order akan frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan
muncul setelah satu atau dua segmen. downlink, dengan alokasi frekuensi uplink
1945 MHz – 1950 MHz dan downlink 2135
Setelah tiga ACK duplikat, telah aman jika MHz – 2140 MHz.
diasumsikan segmen telah hilang. Jika Arsitektur jaringan sistem UMTS dapat
pengirim sedang menerima ACK duplikat, dilihat pada Gambar 2.6.
maka data yang sedang melalui jaringan dan
kembali ke slow start tidak dibutuhkan, Teknologi akses WCDMA mempunyai
sehingga fast recovery dapat dilakukan. beberapa parameter utama jika dibandingkan
Setelah tiga ACK duplikat, pengirim akan dengan sistem seluler generasi kedua, yaitu:
men-set ssthresh menjadi 1 1 2 cwnd yang a. Chip rate sebesar 3,84 Mcps yang
meruntut turun ke banyak MSS yang digunakan untuk membawa
terdekat. Cwnd diset sama dengan sthresh bandwidth selebar 5 MHz yang
ditambah tiga MSS ( 1 1 2 cwnd ditambah tiga mampu mendukung servis data
segmen yang diterima yang telah berkecepatan tinggi serta
meninggalkan jaringan). Proses fast meningkatkan kapasitas sistem.
retransmit ini dapat dilihat pada Gambar Pengaturan carrier spacing dapat
2.3. dipilih pada selang 200 KHz sebesar
frekuensi 4,4 – 5 MHz. Tergantung
pada interferensi antar carrier
tersebut.
b. WCDMA mendukung layanan data
dengan laju yang berubah-ubah,
sehingga mendukung layanan
Bandwidth on Demand (BoD).
UE
622 Mbit 15 ms
Node B
E. Hasil Analisis
Simulasi Selesai
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
mengkaji kinerja protocol TCP yang
Gambar 2.8 Diagram Alir Simulasi pada diimplementasikan pada jaringan UMTS
NS-2 yang dipengaruhi oleh adanya wideband
effect loss. Parameter yang akan diamati
Parameter Sistem[5] adalah kinerja sistem yaitu throughput dan
Model sistem yang digunakan dalam end-to-end delay yang diterima oleh user
simulasi berdasarkan pada standard UMTS yang menggunakan jaringan UMTS dengan
dengan parameter sebagai berikut: kanal HSDSCH yang akan direpresentasikan
dalam bentuk grafik throughput vs time,
Tabel 2.2 : Parameter UMTS packet vs queue packet. Simulasi yang
dilakukan menitikberatkan pada performansi
dari tiga jenis TCP yaitu Tahoe, Reno dan
Sack yang disebabkan adanya pengaruh
wideband effect loss. Langkah awal yang
akan dilakukan adalah mencari nilai CQI
Penentuan Jumlah User[24]
Jumlah dari user ini dihitung berdasarkan optimal dalam bentuk file trace untuk
kapasitas dari cell. Untuk menghitung parameter-parameter dari jaringan radio,
kapasitas dari WCDMA Transceiver (TRX) selanjutnya nilai CQI optimal yang
secara teoritis maka perlu dibuat asumsi- didapatkan akan digunakan dalam simulasi
asumsi. Asumsi yang digunakan pada NS-2 untuk membandingkan kinerja TCP
penelitian ini adalah: Tahoe, Reno dan Sack. Nilai CQI ini juga
a. Seluruh users yang berada pada TRX menunjukkan besarnya nilai SNR dan
covarage mempunyai distribusi yang prosentase BLER yang terjadi. SNR vs
sama sehingga mereka mempunyai BLER ini digunakan dengan cara look-up
jarak yang sama ke TRX antena. table. Hal-hal yang akan dianalisis adalah
kinerja dari ketiga jenis TCP, pengaruh
kecepatan user, pengaruh jumlah user yang
dilayani oleh node B pada satu cell, jaringan, membuat end-to-end delay
pengaruh dari jarak user dengan node B makin besar.
terhadap throughput dan end-to-end delay 2. Jarak user dari node B akan
serta pengaruh dari jenis aplikasi service mempengaruhi interferensi, shadowing,
FTP yang digunakan. Untuk hasil uji kinerja multipath. Semakin dekat jarak user
performansi TCP Tahoe, Reno dan SACK dengan node B maka akan semakin
dengan jumlah user=5 dapat dilihat pada tinggi level daya yang bisa diterima
Tabel 2.3. Sedangkan hasil uji kinerja oleh user tersebut, bila semakin jauh
performansi TCP Tahoe, Reno dan SACK dari node B maka level daya yang
dengan jumlah user=10 dapat dilihat pada diterima akan semakin berkurang. Dari
Tabel 2.4. hasil simulasi di dapat untuk jarak
user=300m memiliki nilai throughput
Tabel 2.3 Uji Kinerja 5UE paling tinggi, end-to-end delay yang
paling rendah, jumlah paket yang
menunggu di buffer makin sedikit.
Sedangkan untuk jarak user paling
jauh=700m didapat nilai throughput
makin menurun, nilai end-to-end delay
makin besar, dan jumlah paket yang
menunggu di dalam sistem makin besar
jumlahnya.
3. Jenis apikasi trafik FTP yang digunakan
berukuran 1000 bytes digunakan untuk
membuat simulasi dalam kondisi load
trafik yang besar. Load aplikasi trafik ini
juga dipengaruhi oleh jumlah user.
Semakin banyak jumlah user yang berada
Tabel 2.4 Uji Kinerja 10UE dalam satu cell maka beban trafik
jaringan akan semakin berat.
Saran
1. Melakukan penelitian yang
membandingkan kinerja protocol agent
TCP Tahoe, Reno dan Sack pada jaringan
UMTS yang menggunakan kanal
HSDSCH bila aplikasi trafik yang
digunakan beragam (Mix-traffic).
2. Melakukan kajian performansi bila
pengaruh wideband effect loss tidak
hanya pada Rayleigh fading, tetapi juga
pada kondisi vehicular dengan kecepatan
tinggi, misalnya 120 kmh/hr.
F. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian
yang dilakukan adalah sebagai berikut : G. Daftar Pustaka
1. Semakin banyak jumlah user dalam satu [1] Assaad, Mohamad, Djamal Zeghlache,
cell yang menggunakan kanal HSDSCH “UMTS HSDPA Systems”, Aurbach
maka akan meningkatkan pengaruh Publications, New York 2006.
interferensi, shadowing, multipath, [2] A. Klemm, C. Lindemann and M.
meningkatkan load trafik sistem, Lohmann,“Traffic Modelling and
menurunkan nilai throughput, Characterization for UMTS Network“,
menambah besar jumlah queue paket di GlobeCom2001, November 2001.
[3] A. Bakre and B.R. Badrinath, Handoff [12] HSDPA System Performance. TGN-
and system support for indirect TCP/IP, RAN Working Group 1 meeting #18.
in: Proceedings of 2nd Usenix TSGR1#18(01)0036, Jan 2001[1].
Symposium on Mobile and Location- [13] H. Balakrishnan et al., “Improving
Independent Computing (April 1995) TCP/IP performance over wireless
pp. 11–24. networks”, in: Proceedings of ACM
[4] A. Canton and T. Chahed, End-to-end Mobicom (November 1995) pp. 2–11.
reliability in UMTS: TCP over ARQ, in: [14] H. Balakrishnan, V.N. Padmanabhan
[5] Bernhard H. Walke, “Mobile Radio and R.H. Katz, “The effects of
Networks – Networking and Protocols”, asymmetry on TCP performance”, in:
John Willey, 1999. Proceedings ACM/IEEE Mobicom
[6] E. Altman, K. Avrachenkov and C. (September 1997) pp. 77–89.
Barakat, “A stochastic model of TCP/IP [15] H. Kaaranen, A. Ahtianen, L. Laitenen,
with stationary random loss”, in: S. Naghian, V. Niemu, ”UMTS
Proceedings of IGCOMM 2000 (2000) Networks Featuring the Internet”,
pp. 231–242[2]. Addison Wesley, 2001.
[7] F. Khafizov and M. Yavuz, “TCP over [16] J. Lahteenmaki, “Radio Network
CDMA2000 Networks”, Internet Draft, Planning – Methods for Next
draft-khafizov-pilc-cdma2000-00.txt Generation Systems”, Optimizing Next
[8] F. Baccelli and D. Hong, “TCP is max- Generation Mobile Ntworks – ICM
plus linear”, in: Proceedings of Conference, March 2000.
SIGCOMM 2000 (2000) pp. 219–230. [17] K. Brown and S. Singh, “M-TCP: TCP
[9] G. Holland and N.H. Vaidya, “Analysis for mobile cellular networks”, ACM
of TCP performance over mobile ad Computer Communications Review
hoc networks”, in: Proceedings of 27(5) (1997) 19–43.
ACMMobicom’99 (1999) pp. 219–230. [18] K. Fall and S. Floyd, “Simulation-
[10] H. Inamura et al., “TCP over 2.5G and based comparisons of Tahoe, Reno and
3G wireless networks”, draft-ietfpilc- SACK TCP”, ACM Computer
2.5g3g-07 (August 2002). Communication Review 26(3) (1996)
[11] H. Singh and S. Singh, “Energy 5–21.
Consumption of TCP Reno, Newreno,
and SACK in Multi-Hop Networks”,
ACM SIGMETRICS 2002, June 2002.