You are on page 1of 6

Volume 6 No.

1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/moneter

Pengaruh Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor


Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan

Dinar Riftiasari

Universitas Bina Sarana Informatika


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Email: dinar.drf@bsi.ac.id

(Riftia, 2019) Riftia, D. (2019). Pengaruh Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan. Moneter, 6(1), 63–68.

Abstract - Tax is the main source of state revenue used to finance state expenditures, tax classification based on
collection, tax consists of central tax and local tax. Central tax is a tax managed by the central government to
finance expenses state budget and local tax is a tax managed by the regional government to finance expenses
local government budget. The Value Added Tax is central tax, tax payment amount payable by the amount of the
tax credit shows the amount of excess have been made that should tax refunds. The purpose of this study was to
determine the effect of value added tax restitution of value added tax revenue and procedure for implementing
value added tax restitution in the Tax Office Pratama Jakarta Penjaringan. Method used in the study is a
quantitative method. This research is value added tax restituition that occurred output tax is greater than input
tax in the Tax Office Pratama Jakarta Penjaringan the implementation of restitution does not has any effect toward
value added tax revenue. The Standar Operating Procedures of value added tax restitution in the Tax Office
Pratama Jakarta Penjaringan is Standar Operating Procedures No KPP50-0004.

Keywords: Value Added Tax , Restitution, Tax Revenues

PENDAHULUAN kelebihan bayar PPN dapat dikompensasikan atau


direstitusi.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara
yang digunakan untuk membiayai pengeluaran PKP yang memiliki jumlah kredit pajak lebih besar
negara, penggolongan pajak berdasarkan lembaga dari pajak terutang berhak mengajuan pengembalian
pemungutannya pajak terdiri atas pajak pusat dan kelebihan pembayaran PPN atau restitusi. Restitusi
pajak daerah. Pajak pusat atau pajak negara dapat dilakukan jika PKP tidak memiliki hutang
merupakan pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat pajak lainnya, selain itu ada prosedur lainnya yang
seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan harus dipenuhi apabila PKP ingin mengajukan
Nilai (PPN), dan Bea Materai dimana penerimaan restitusi kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pajak pusat hasilnya dipergunakan untuk membiayai (KPP) Jakarta Penjaringan. Berdasarkan latar
pengeluaran rutin negara dan pembangunan belakang masalah diatas maka permasalahan dalam
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh
pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh Restitusi PPN terhadap Penerimaan PPN pada KPP
pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun Jakarta Penjaringan? dan Bagaimana Prosedur
kabupaten atau kota yang mana dipergunakan untuk pelaksanaan Restitusi PPN pada KPP Jakarta
membiayai pengeluran sebagai sumber penerimaan Penjaringan?
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
1. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai
Sumber penerimaan pajak pusat salah satunya berasal Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang
dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dikenakan dikenakan atas konsumsi, baik konsumsi Barang
terhadap Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang Kena Pajak maupun Jasa Kena Pajak di dalam
melakukan penyerahan atas barang kena pajak (BKP) Daerah Pabean oleh orang pribadi ataupun badan,
maupun penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang yang dikenakan secara bertingkat pada setiap
diatur dalam Undang-undang PPN Nomor 42 Tahun produksi dan distribusi barang atau jasa. (Undang-
2009, PKP memiliki kewajiban menyetorkan PPN Undang Nomor 42 Tahun 2009)
yang telah dipungut ke kas negara, dalam hal
penyetoran atau pembayaran PPN ternyata pajak 2. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai
keluaran lebih besar daripada pajak masukan maka Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai Indonesia
PPN mengalami kurang bayar sebaliknya jika pajak dalam (Sukardji, 2014) dapat dirinci sebagai berikut:
masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka

Diterima: 10-03-2019, Direvisi: 12-03-2019, Disetujui: 25-03-2019 63


Pengaruh Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Penjaringan

a. Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud
langsung dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
b. Pajak objektif e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah
c. Multi stage tax Pabean di dalam Daerah Pabean
d. PPN terutang untuk dibayar ke kas negara dihitung f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh
menggunakan indirect subraction method/credit Pengusaha kena Pajak
method/invoice method g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh
e. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas Pengusaha kena Pajak
konsumsi umum dalam negeri h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha kena
f. Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral Pajak
g. Tidak menimbulkan dampak pengenaan pajak
berganda 5. Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
Dalam (Mardiasmo, 2018) Dasar Pengenaan Pajak
3. Subjek Pajak Pertambahan Nilai (DPP) adalah:
Menurut (Priantara, 2015) subjek PPN yang a. Harga jual adalah nilai berupa uang, termasuk
bertanggung jawab terhadap pemungutan, penyetoran semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
dan pelaporan PPN oleh penjualkarena penyerahan BKP, tidak
a. Pengusaha termasukPajak Pertambahan Nilaiyang dipungut
Adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk menurut UU PPN 1984 dan potongan harga yang
apapun yang dalam kegiatan usaha atau dicantumkan dalam faktur pajak.
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor b. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk
barang, mengekspor barang atau jasa, melakukan semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak oleh pengusaha karena penyerahan JKP, ekspor
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan JKP, atau ekspor BKP tidak berwujud, tetapi tidak
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar termasuk Pajak Pertambahan NIlai yang dipungut
daerah pabean menurut Undang-Undang PPN 1984 dan potongan
b. PKP harga yang dicantumkan dalam faktur pajak atau
Adalah pengusaha yang melakukan penyerahan nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya
BKP dan atau penyerahan JKP yang dikenakan dibayar oleh penerima jasa karena pemanfaatan
pajak berdasarkan UU PPN, tidak termasuk BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dalam Daerah Pabean.
dengan keputusan Menteri Keuangan c. Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi
c. Bukan PKP dasar penghitunganbea masuk di tambah pungutan
Dijelaskan dalam UU PPN bahwa PKP adalah berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-
pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan
JKP yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN. cukai untuk impor BKP, tidak termsuk PPN dan
Ini berarti tidak semua pengusaha adalah PKP. PPnBM yang dipungut menurut Undang-Undang
Contohnya pengusaha restoran, hotel, perusahaan PPN 1984.
daerah air minum, rumah sakit, dokter praktek. d. Nilai ekspor adalah niali berupa uang, termasuk
Pada contoh tersebut barang atau jasa yang biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh
diserahkan bukan BKP atau JKP. Pengusaha yang pengekspor
tidak menghasilkan BKP dan/atau JKP meskipun e. Nilai lain yang diatur dengan Peraturan menteri
tidak termasuk pengusaha kecil adalah bukan PKP. Keuangan
Dengan demikian, yang termasuk bukan PKP
adalah Pengusaha kecil, kecuali pengusaha kecil 6. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
yang bersangkutan sukarela memilih untuk Tarif PPN berdasarkan (Undang-Undang Nomor 42
dikukuhkan sebagai PKP dan Pengusaha yang Tahun 2009)
menghasilkan dan/atau menyerahkan bukan BKP a. Tarif PPN adalah 10%
dan/atau bukan JKP b. Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas Ekspor
Barang Kena Pajak Berwujud, Ekspor Barang
4. Objek Pajak Pertambahan Nilai Kena Pajak Tidak Berwujud, Ekspor Jasa Kena
Menurut (Waluyo, 2010) Pajak Pertambahan Nilai Pajak
dikenakan atas: c. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah dapat berubah menjadi paling rendah 5% dan
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha paling tinggi sebesar 15% sebagaimana diatur
b. Impor Barang Kena Pajak oleh Peraturan Pemerintah
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan di
dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh d. Pengenaan tarif 0% tidak berarti pembebasan dari
Pengusaha pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan
demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar

64 Dinar Riftiasari
eJournal, Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139

untuk perolehan BKP/JKP yang berkaitan dengan keputusan, maka permohonan dianggap
kegiatan tersebut dapat dikreditkan (Mardiasmo, dikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam jangka
2018) waktu paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu
berakhir.
7. Batas Waktu Penyetoran Dan Pelaporan SPT
Dalam sistem PPN, terdapat tiga metode yang dapat
Masa PPN digunakan untuk mengembalikan kelebihan
Batas waktu penyetoran PPN dan pelaporan SPT Masa pembayaran pajak masukan menurut Alan Schenk
PPN sesuai PER Dirjen Pajak No.14/PJ/2010 dalam dan Oliver Oldman dalam (Darussalam, Septriadi, &
(Pohan, 2016) sebagai berikut: Dhora, 2018) sebagaimana dapat dilihat pada gambar
a. PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu masa 1 berikut
pajak, harus disetor paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan
sebelum SPT Masa PPN disampaikan. Dalam hal
tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan
hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur
Nasional, penyetoran dapat dilakukan pada hari
kerja berikutnya
b. SPT Masa PPN harus disampaikan paling lambat
akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa
Pajak. Dalam hal akhir bulan adalah hari libur
termasuk hari Sabtu atau hari libur Nasional, maka
SPT Masa PPN dapat disampaikan pada hari kerja
berikutnya
Keterlambatan pelaporan SPT masa PPN dikenai
denda Rp 500.000, sedangkan keterlambatan
penyetoran PPN dikenai denda bunga 2% per bulan
dari PPN yang terutang.
Gambar 1 Metode Pengembalian Kelebihan Pajak
8. Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Masukan dalam Sistem PPN
Dalam (Sukardji, 2014) Apabila jumlah Pajak
Masukan yang dibayar lebih besar daripada jumlah Menurut (Pohan, 2016) Wajib pajak tertentu yang
Pajak Keluaran yang dipungut, maka kelebihan memiliki risiko rendah dapat diberikan restitusi
pembayaran Pajak Masukan tersebut harus dengan pengembalian pendahuluan tanpa melalui
dikembalikan untuk dimasukkan kembali ke kas pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan dapat
perusahaan. Kelebihan pembayaran Pajak Masukan dilakukan kemudian bila diperlukan. Sanksi yang
pada suatu masa pajak, dapat disebabkan oleh: dikenakan lebih rendah dari Undang-Undang KUP
a. Jumlah Pajak Masukan lebih besar daripada yaitu 2% per bulan, kecuali terdapat indikasi tindak
jumlah Pajak Keluaran pidana perpajakan, maka sanksi yang berlaku sesuai
ketentuan sebagaimana diatur dalam UU KUP.
b. PKP melakukan kegiatan ekspor BKP yang
Kriteria umum bagi manajemen dalam memutuskan
tergolong mewah
perlu tidaknya mengajukan permohonan restitusi
c. Kesalahan Pemungutan PPN adalah:
a. Bila besarnya PPN yang lebih bayar tersebut
Berdasarkan (Wisanggeni, 2018) pengembalian cukup signifikan/material jumlahnya
kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila
b. Bila kondisi keuangan perusahaan
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar
mengalami gangguan cash flow
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau
telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak c. Bila sudah diyakini kesiapan perusahaan
seharusnya terutang, dengan catatan WP tidak punya untuk diperiksa oleh fiskus
hutang pajak lain. Tata cara pengembalian kelebihan d. Bila prediksi masa depan pembayaran PPN
pembayaran pajak: menunjukkan lebih bayar PPN
a. Wajib Pajak (WP) dapat mengajukan permohonan Mekanisme restitusi dibagi menjadi dua, yaitu
restitusi ke Direktur Jenderal Pajak (DJP) melalui mekanisme umum dan mekanisme khusus.
KPP setempat Mekanisme khusus merupakan mekanisme restitusi
b. DJP setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan yang berlaku bagi PKP berisiko rendah, wajib pajak
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dengan kriteria tertentu, dan wajib pajak yang
c. SKPLB diterbitkan oleh DJP paling lambat 12 memenuhi persyaratan tertentu menurut
bulan sejak surat permohonan diterima secara (Darussalam, Septriadi, & Dhora, 2018)
lengkap, kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan
lain dengan keputusan DJP
d. Apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak
permohonan restitusi, DJP tidak memberikan

65
Pengaruh Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Penjaringan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data Restitusi PPN Dan Penerimaan PPN


Nilai restitusi PPN pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Penjaringan tahun pajak 2013-2017
dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:

Gambar 2 Mekanisme Restitusi PPN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode deskriptif kuantitatif mengenai pengaruh 2. Pengaruh Restitusi PPN Terhadap
restitusi PPN terhadap penerimaan PPN. Penerimaan PPN
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Dalam penelitian ini data Restitusi PPN dan
data sekunder mengenai rekapitulasi Restitusi PPN Penerimaan PPN di uji menggunakan bantuan
dan Penerimaan PPN tahun 2013-2017 yang program SPSS Statistics 21 yang diolah dengan
diperoleh peneliti dari Kantor Pelayanan Pajak menggunakan uji analisis regresi linier sederhana.
Pratama Jakarta Penjaringan. Dalam penelitian ini Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:
yang menjadi populasi adalah Restitusi dan
penerimaan PPN pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Penjaringan. Sampel penelitian ini
adalah hasil Penerimaan Restitusi dan PPN pada
tahun 2013-2017.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen (X) Restitusi PPN dan variabel dependen
(Y) Penerimaan PPN. Kerangka pemikiran penelitian
ini adalah:

Restitusi Penerimaan
PPN (X) PPN (Y)
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan nilai korelasi R
adalah 0,694 atau 69,4% dapat diinterprestasikan
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Penelitian bahwa Restitusi PPN (X) memiliki hubungan yang
kuat dengan Penerimaan PPN (Y) di KPP Pratama
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi Jakarta Penjaringan karena berada diatas 0,50. Nilai
sederhana, cara mengetahui pengaruh antara variabel R Square atau R2 sama dengan 0,482 atau 48,2%
bebas yaitu Restitusi PPN dan variabel terikat yaitu artinya bahwa variabel bebas yaitu Restitusi PPN (X)
Penerimaan PPN. Menurut Priyatno dalam (Jusmani memiliki pengaruh kontribusi sebesar 48,2%
& Qurniawan, 2016) Analisis Regresi Linier terhadap variabel terikat yaitu Penerimaan PPN (Y)
Sederhana adalah untuk mengetahui pengaruh atau dan 51,8% lainnya dipengaruhi oleh Faktor-faktor
hubungan secara linier antara satu variabel lain diluar variabel Restitusi PPN (X).
independen dengan satu variabel dependen. dengan
bentuk persamaan:
Y = a + bX
Y= variabel dependent (PPN)
X = variabel independent (Restitusi PPN)
A = nilai konstanta
B = koefisien regresi

66 Dinar Riftiasari
eJournal, Vol 6 No.1 April 2019
P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139

Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi).


PKP yang memiliki Kelebihan Pembayaran
dapat menentukan sendiri untuk melakukan
kompensasi atau restitusi.
2) Kompensasi dipilih untuk menutupi ulang
pajak tahun-tahun berikutnya seandainya
terjadi kekurangan pembayaran pajak,
sedangkan untuk restitusi salah satu alasan
PKP melakukannya adalah karena situasi
dari perusahaan tersebut yang
kemungkinan membutuhkan dana.
3) Penulis berfokus pada Pengembalian
Berdasarkan tabel 3, diperoleh nilai Signifikansi Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi).
sebesar 0,193 yang berarti lebih besar dari 0,05 4) Wajib Pajak mengajukan permohonan
dengan demikian model persamaan regresi Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN
berdasarkan data penelitian adalah tidak signifikan beserta lampirannya atau Surat
dimana model regresi linier tidak mempengaruhi Permohonan Pengembalian Kelebihan
variabel dependent. Dengan demikian Restitusi PPN Pembayaran Pajak.
tidak berpengaruh terhadap Penerimaan PPN di KPP 5) Kelengkapan dari permohonan restitusi
Pratama Jakarta Penjaringan. dapat diserah setelah diserahkannya
permohonan dan paling lambat 1 bulan
sejak permohonan diterima.
6) Jika pemohon tidak melengkapi atau
kurang melengkapi kelengkapan
permohonan, maka pemeriksaan akan
dilakukan berdasarkan dokumen yang telah
diterima.
7) Jika kelengkapan permohonan
disampaikan dalam jangka waktu lebih satu
bulan sejak diterimanya permohonan, maka
bukti-bukti atau dokumen-dokumen
tersebut tidak diperhitungkan dalam
pemeriksaan, keberatan, dan banding.
b. Tahap Pemeriksaan
Berdasarkan tabel 4 maka dapat diperoleh persamaan 1) Setelah SPT Masa diterima dan direkam,
regresi linear antara variabel independent dan SPT Masa lebih bayar selanjutnya
variabel dependent adalah Y = 13,262 + 0,337 X diserahkan ke seksi pemeriksaan untuk
dapat diketahui bahwa hubungan antara hasil diproses dengan SOP Tata Cara
Restitusi PPN bernilai positif. Artinya, setiap Pemeriksaan.
peningkatan hasil Restitusi PPN akan meningkatkan 2) Seksi Pemeriksaan selanjutnya
Penerimaan PPN sebesar 0,337%. Dari hasil output menyerahkan Nota Penghitungan dan LPH
didapat signifikasi untuk restitusi PPN yaitu sebesar sebagai produk dari SOP Tata Cara
0,193 > 0,05 yang berarti Restitusi PPN tidak Pemeriksaan kepada seksi pelayanan.
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaaan PPN 3) Seksi pemeriksaan hanya diberikan waktu 4
pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan. bulan untuk mengurus hal tersebut, dan
dapat diperpanjang menjadi 8 bulan jika hal
3. Prosedur Pelaksanaan Restitusi PPN tersebut tidak dikeluarkan keputusan
Prosedur dalam pelaksanaan Restitusi PPN di KPP tersebut maka permohonan WP dianggap
Pratama Jakarta Penjaringan berdasarkan diterima.
pedoman SOP (Standar Operating Procedures) c. Tahap Penetapan
Nomor KPP50-0004 tentang Tata Cara 1) Seksi pelayanan kemudian memproses nota
Penyelesaian Permohonan Pengembalian penghitungan dan LHP sesuai dengan
Kelebihan PPN untuk selain Wajib Pajak yang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.
memenuhi kriteria tertentu dan Wajib Pajak yang 2) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak bisa
memenuhi persyaratan tertentu di KPP Pratama berupa SKPKB, SKPLB, dan SKPN sesuai
Jakarta Penjaringan terdapat 4 tahapan yaitu: dengan Nota Penghitungan dan LHP. Dalam
a. Tahap Permohonan hal produk hukum berupa SKPLB,
1) Pemohon yang memiliki Kelebihan selanjutnya diproses dengan Tata Cara
Pembayaran PPN dapat mengajukan 2 hal, Penerbitan Surat Perintah Membayar
yaitu kompensasi dan juga Pengembalian

67
Pengaruh Restitusi Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Penjaringan

Kelebihan Pajak (SPMKP) di Seksi REFERENSI


Pengawasan dan Konsultasi.
3) Jangka waktu SPMKP yaitu 1 bulan setelah Darussalam, Septriadi, D., & Dhora, K. A. (2018).
diterbitkan SKPLB. SKPKB, SKPLB, dan Konsep Dan Studi Komparasi Pajak
SKPN yang sudah dicetak kemudian Pertambahan Nilai. Jakarta: PT Dimensi
diproses sesuai dengan Tata Cara Internasional Tax.
Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan Jusmani, & Qurniawan, R. (2016). Pengaruh Restitusi
Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan
4) Proses selesai. Keseluruh proses di atas Pajak Pertambahan Nilai Pada Kantor
harus selesai dalam waktu 12 bulan sejak
Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat.
saat diterimanya permohonan secara
Media Wahana EKonomika, 13(3), 130–142.
lengkap sesuai dengan yang telah
ditentukan. Mardiasmo. (2018). Perpajakan. Yogyakarta: CV
d. Tahap Pencairan Andi Offset.
a) SPMKP (Surat Perintah Membayar Pohan, C. A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi
Kelebihan Pembayaran Pajak dikirimkan Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: PT
kepada kantor KPPN (Kantor Pelayanan Gramedia.
Pembendaharaan Negara) untuk kemudian Priantara, D. (2015). Perpajakan Indonesia. Jakarta:
dicairkan. Mitra wacana Media.
b) KPPN mengirimkan Kelebihan Pajak Riftia, D. (2019). Pengaruh Restitusi Kelebihan
kepada Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pada
Pajak dan dana dikirimkan ke rekening Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Wajib Pajak. Penjaringan. Moneter, 6(1), 63–68.
Sukardji, U. (2014). Pajak Pertambahan Nilai.
KESIMPULAN
Jakarta: PT RajaGravindo Persada.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Restitusi PPN Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang
terhadap Penerimaaan PPN pada KPP Pratama Perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor
Jakarta Penjaringan, maka dapat ditarik beberapa 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
kesimpulan sebagai berikut: Nilai Barang Dan jasa Dan Pajak Penjualan
1. Restitusi PPN tidak mempengaruhi Penerimaan Atas Barang Mewah (Vol. 1994). (2009).
PPN pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan Waluyo. (2010). Akuntansi Pajak (3rd ed.; Ema Sri
dengan Nilai signifikansi sebesar 0,193 dan nilai Suharsi, Ed.). Jakarta.
korelasi adalah 0,694 dimana kedua variabel Wisanggeni, I. (2018). PPN Pada Sektor Industri
memiliki hubungan yang kuat karena berada diatas Khusus. Jakarta: Mitra wacana Media.
0,50 dengan Nilai R Square 48,2% artinya bahwa
Restitusi PPN memiliki pengaruh kontribusi PROFIL PENULIS
sebesar 48,2% terhadap Penerimaan PPN dan
51,8% lainnya dipengaruhi oleh Faktor-faktor lain Dinar Riftiasari, Lulus S1 Akuntansi Univ Trisakti
diluar variabel Restitusi PPN. thn 2008, Lulus S2 Manajemen Univ Trisakti thn
2. Prosedur pelaksanaan Restitusi PPN pada KPP 2012, Sebagai Dosen Universitas Bina Sarana
Pratama Jakarta Penjaringan berdasarkan SOP No Informatika Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, jabatan
KPP50-0004 tentang Tata Cara Penyelesaian fungsional Asisten Ahli.
Permohonan Pengembalian Kelebihan PPN.

68 Dinar Riftiasari

You might also like