You are on page 1of 16

Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 42

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben


Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA DESA


DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI DESA TULAMBEN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

I Made Adi Santika Prayoga


Email: madeadi.sprayoga@gmail.com

Deti Mulyati
Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Hyronimus Rowa
Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Abstract
Tulamben Village is one of the villages that receives village funds every year,
but the use of village funds in Tulamben Village is still focused on physical
development, this is due to a lack of understanding of the community and village
officials regarding the rules for using village funds so that the use of village funds is
not yet fully appropriate in meeting needs Public. This research method uses
qualitative methods with a descriptive approach. To obtain data, researchers used data
sources in the form of people, places, and papers. The data collection techniques that
the writer uses are observation, interviews, and documentation. To answer and reveal
the problem of phenomena that occur, researchers use data analysis in the form of data
reduction, data presentation, and data verification. The results showed that the
effectiveness of the use of Village Funds in increasing community empowerment in
Tulamben Village has not been effective. This can be seen from the successful use of
village funds, which focuses more on physical development. This needs extra attention
from the central government and local governments, especially in the area of using
village funds, so that the focus of development and community empowerment can run
effectively.

Keywords: Village Fund; Policy Effectiveness; Community Empowerment..

PENDAHULUAN
Desa merupakan representasi dari Kesatuan masyarakat hukum terkecil yang
telah ada dan tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat
Indonesia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa.
Kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa diwujudkan dengan lahirnya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Guna mendukung pelaksanaan
tugas dan fungsi desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa
dalam segala aspeknya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, Undang-Undang

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 43
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan mandat kepada pemerintah untuk
mengalokasikan dana desa. Dana desa tersebut dianggarkan setiap tahun dalam APBN
yang diberikan kepada setiap desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, tujuan dari dana
desa antara lain meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan masyarakat
dari kemiskinan, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan
pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek
pembangunan. Maka dari itu penyaluran dana menjadi hal terpenting untuk
pembangunan desa yang lebih maju.
Seiring diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
maka yang menjadi perhatian kita bersama adalah bagaimana selanjutnya
pemerintahan desa mengelola keuangan dan mempertanggungjawabkannya dan diikuti
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pasal 2 menyatakan bahwa Dana Desa dikelola secara
tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan tersebut keefektifan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan dana desa untuk program atau kegiatan yang sesuai dengan tujuan dana
desa.
Bicara tentang efektivitas menjadi suatu hal yang penting dalam melihat berhasil
atau tidaknya suatu program dari kebijakan yang telah disepakati bersama. Seperti yang
dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987) dalam bukunya yang berjudul Teori
Organisasi, efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasarannya. Dalam permasalahan
ini efektivitas dapat dihubungkan terhadap pencapaian tujuan, sebab masalah dana desa
bukan tentang meminimalkan biaya tetapi tentang bagaimana program dari dana desa
dapat maksimal diberikan kepada masyarakat desa. Efektivitas juga dapat menjadi
sebuah pengukur suatu kebijakan benar-benar bermanfaat dalam mengatasi
permasalahan yang ada. Khususnya di Indonesia salah satu permasalahan yang sedang
dihadapi adalah rendahnya kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Tabel 1. Jumlah dan Tingkat Kemiskinan Kab/Kota Tahun 2018

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 44
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Sumber: BPS Provinsi Bali, 2018.

Dalam rapat kerja evaluasi program pembangunan Provinsi Bali semester II


tahun 2017, disampaikan bahwa persentase kemiskinan di Bali menurut data Bappeda
Litbang Provinsi Bali dan Badan Pusat Statisktik (BPS) Provinsi Bali hingga bulan
september 2017 sebesar 4,14 persen. dari total 176.480 orang miskin di Bali. Dari data
tersebut, Kabupaten Karangasem menempati posisi puncak dengan persentase
kemiskinan 6,55 persen. Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Karangasem
merupakan kabupaten yang paling banyak jumlah kemiskinanannya diantara
kabupaten atau kota yang ada di Bali salah satunyanya Desa Tulamben yang terletak
di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem (Tribunbali.com).

Tabel 1. Kemiskinan Kab/Kota di Bali, 2018


Penduduk Miskin
NO Kabupaten/Kota (%)
2017 2018
1 2 3 4
1 Kab. Jembrana 5,38 5,20
2 Kab. Tabanan 4,92 4,46
3 Kab. Badung 2,06 1,98
4 Kab. Gianyar 4,46 4,19
5 Kab. Klungkung 6,29 5,86
6 Kab. Bangli 5,23 4,89
7 Kab. Karangasem 6,55 6,28

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 45
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Penduduk Miskin
NO Kabupaten/Kota (%)
2017 2018
1 2 3 4
8 Kab. Buleleng 5,74 5,36
9 Kota Denpasar 2,27 2,24
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2018.

Desa Tulamben merupakan salah satu desa di Kecamatan Kubu Kabupaten


Karangasem yang mendapatkan dana desa setiap tahunnya. peratama kali Desa
Tulamben menerima dana desa pada tahun 2015, jumlah dana desa yang diterima
sebesar 253.747.144 Setiap tahunnya penerimaan dana desa di Desa Tulamben terus
meningkat, pada tahun 2018 jumlah dana desa yang di terima Desa Tulamben
Kecamatan Kubu sebesar 1.115.544.000, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Penerimaan Dana Desa Tulamben tahun 2015-2018


No Tahun Pagu (rupiah) Persentase (%)
1 2015 253.747.144 9
2 2016 733.615.400 24
3 2017 956.072.000 31
4 2018 1.115.554.000 36
Total 3.058.988.544 100
Sumber: Pemdes Tulamben, 2018.

Efektivitas Dana Desa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor
yang dapat menghambat keberhasilan program tersebut adalah terjadinya
penyimpangan dalam pengelolaannya. Menurut pimpinan komisi pemberantasan
korupsi (KPK) Laode Syarif, ada enam modus penyimpangan dana desa, yaitu
pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai alias fiktif, mark-up anggaran yang tidak
melibatkan masyarakat dalam musyawarah desa, penyelewengan dana desa untuk
kepentingan pribadi, dan lemahnya pengawasan serta penggelapan honor aparat desa.
Selain akibat penyalahgunaan anggaran, hal lain yang dapat mengurangi
efektivitas dana desa adalah kurangnya kompetensi aparat desa sebagai pengelola.
Pemerintah pusat mengalokasikan dana desa salah satu tujuannya adalah untuk
mempercepat proses pembangunan yang ada di desa dengan memberdayakan
masyarakat yang ada di desa tersebut. Selain itu pemerintah pusat juga mempunyai
tujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada di desa sehingga
dimasukkan dalam skala prioritas penggunaan dana desa. Namun dalam
pelaksanaannya di lapangan pemerintah desa masih sulit untuk melaksanakan aturan
tersebut, mengingat antara satu dengan desa yang lain memiliki kultur, letak geografis
dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat
dari data realisasi penggunaan dana desa, dimana masih banyaknya penggunaan dana

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 46
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

desa yang tidak sesuai dengan sklala prioritas yang telah ditentukan dalam aturan.
Selain itu, masih banyak ditemui permasalahan dana desa mulai dari pencairan,
perencanaan, penggunaan dan pelaporan dana desa.
Salah satu permasalahan yang sering ditemui adalah kesulitan perangkat desa
dalam menyusun perencanaan penggunaan dana desa yang seharusnya tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan pencairan dana desa karena penyaluran
dana desa dilakukan setelah Kepala Desa menyampaikan peraturan Desa mengenai
APBDes kepada bupati/walikota dan laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya yang tercantum pada Pasal 17 Ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas Belanja Dana Desa Tahun 2015 dan 2016
pada Kabupaten Karangasem, menyatakan bahwa Pemerintah Desa masih kesulitan
dalam menetapkan RPJM Desa, RKP Desa dan APB Desa yang salah satunya disebkan
kepala desa memang belum mengikuti bimbingan teknis terkait penyusunan RPJM
Desa dan RKP Desa. Permasalahan pada penyusunan RPJMDes, RKPDes dan
APBDes ini dapat mengakibatkan penggunaan dana desa yang tidak efektif atau
bahkan tidak sesuai dengan ketentuan karena perencanaan yang tidak matang. Pada
Kabupaten Karangasem diketahui bahwa terdapat Dana Desa yang digunakan tidak
sesuai peruntukan dan kegiatan prioritas desa diantaranya digunakan untuk
pembayaran honorarium, untuk perjalanan dinas Sekretaris Desa, pembangunan gapura
kantor desa, dan digunakan untuk bedah rumah dan pembangunan jamban perorangan.
Hal ini menyebabkan banyak kegiatan-kegiatan yang yang tidak sesuai dengan skala
prioritas dapat masuk dalam APBDes, hal ini terlihat jelas kurangnya partisipasi
masyarakat dalam ikut serta dalam penyusunan RPJMDes, RKPDes dan APBDes.
Sebagaimana dikutip dari pernyataan Sri Mulyani Indrawati dalam kata pengantar buku
pintar dana desa, 2017, Desa diberikan kewenangan dan sumber dana yang memadai
agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Komunikasi antar lembaga dalam penanganan dana desa
menjadi kendala dalam penyaluran dan penggunaan dana desa yang memang
mengalami perubahan dalam perincian dana desa.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian merupakan perspektif, cara atau sudut pandang riset yang
digunakan peneliti untuk melihat realita yang ada untuk kemudian dipelajari dan
diinterpretasikan sehingga menjadi sesuatu yang bermakna (Effendy, 2010:3). Sejalan
dengan tujuan penelitian yang berusaha untuk mengetahui dan menganalisa efektivitas
penggunaan dana desa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di Desa

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 47
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Tulamben Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem maka desain penelitian


menggunakan metode kualitatif. Desain penelitian kualitatif dipilih karena
keunggulannya yang mampu membantu peneliti untuk melakukan eksplorasi secara
mendalam tentang makna dan berbagai fenomena yang muncul sepanjang proses
penggunaan dana desa Tulamben kecamatan Kubu kabupaten Karangasem. Hal ini
sejalan dengan ungkapan cresswel (2013:4) yang mengatakan bahwa “penelitian
kualitatif lazim digunakan untuk melakukan ekplorasi dan memberikan pemaknaan
pada masalah sosial dalam kehidupan manusia, sehingga ia berusaha menggali dan
mengungkapkan secara mendalam apa yang ada dibalik suatu kejadian”

HASIL PENELITIAN
Efektivitas Penggunaan Dana Desa dalam Meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat di Desa Tulamben Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
Menurut Campbell J.P efektivitas adalah tingkat kemampuan suatu lembaga atau
organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk
mencapai sasaran yang telah di tentukan”. Sehingga untuk menetukan efektif atau
tidaknya suatu program menurut Campbell ada 5 (lima) variabel yang diperlukan untuk
mengukur efektifitas yang meliputi : (1) keberhasilan program; (2) keberhailan sasaran;
(3) kepuasan terhadap program; (4) Tingkat Input dan Output (5) pencapaian Tujuan
menyeluruh.

1. Keberhasilan Program
Keberhasilan program dari dana desa pada Desa Tulamben Kecamatan Kubu
Kabupaten Karangasem dapat dilihat dari semangat kerja yang ditunjukkan perangkat
desa, partisipasi masyakarat meningkat, kelembagaan yang ada di Desa aktif
menyuaran aspirasi masyarakat dan pembangunan secara continue berjalan baik.
Program dikatakan berhasil apabila membawa perubahan yang secara nyata dapat
dirasakan oleh masyarakat, perubahan yang terjadi baik dari pembangunan fisik
maupun pembagunan non fisik. Program dana desa merupakan program yang memiliki
tujuan untuk memberdayakan masyakat Desa baik dari segi pembangunan Desa
maupun pembangunan pemberdayaan potensi yang ada di Desa dengan memberikan
dana khusus oleh Desa. Peran aktif masyakat dalam membangun desanya secara tidak
langsung meringankan beban sekaligus membantu Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan visi dan misi daerah. Adanya program dana desa tersebut menumbuhkan
semangat tersendiri baik dari Pemerintah Daerah, Kecamatan, Desa, dan masyakat
untuk mensukseskan visi dan misi Kabupaten Karangasem. Hal inilah yang selama ini
diharapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerirntah pusat. Selama ini yang
dirasakan oleh masyakat desa khususnya masyarakat di Desa Tulamben tidak ada
perubahan yang signifikan. Perubahan yang nyata terjadi ketika adanya Alokasi dana
desa.

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 48
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Paradigma pembangunan yang baru melalui program dana desa ternyata


mendapatkan respon yang sangat positif bagi masyarakat. Menurut masyarakat itu
sendiri keberhasilan dari program tersebut tidak hanya terletak pada besarnya anggaran
yang diberikan, namun keterlibatan masyakarat menjadi kunci utama suksesnya
program tersebut. Tidak hanya itu semangat perangkat desa dalam bekerja semakin
meningkat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
Keberhasilan program ini tidak hanya berdampak kepada masyakarat untuk
memenuhi kebutuhan mereka dalam konteks pembangunan baik fisik dan non fisik,
namun kepercayaan masyarakat terhadap perangkat desa semakin meningkat.
Keberhasilan program merupakan efektifitas program yang dapat dijalankan dengan
kemampuan operasioal dalam melasanakan program-program kerja yang sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembahasan mengenai keberhasilan
program dapat di uraikan dalam proses dan mekanisme suatu kegiatan dilapangan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta proses evalusi dari dana desa. Suatu
program dikatakan baik apabila seluruh mekanisme yang ada berjalan baik dan benar.
Oleh karena itu peneliti mengulas mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan proses
evaluasi dari dana desa.

2. Perencanaan Dana Desa


Perencanaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan
dana desa. Perencanaan pengelolaan dana Desa, meliputi penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP Desa). RPJM Desa maupun RKP Desa, keduanya ditetapkan
dengan Peraturan Desa, yang merupakan satu-satunya dokumen perencanaan dan
menjadi dasar pedoman dalam penyusunan APB Desa.
Perencanaan pembangunan desa sebenarnya sudah menjadi agenda rutin yang
harus dilaksanakan oleh Pemerintah Desa setiap tahunnya yang disusun secara
berjangka. Perencanaan pembangunan desa merupakan proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa
yang berkelanjutan.
Proses perencanaan dana desa yang dilaksanakan di desa Tulamben dilaksanakan
secara partisipatif melalui musyawarah desa dengan melihat keterlibatan dan aspirasi
dari masyarakat serta pihak terkait. Keterlibatan masyarakat merupakan suatu
keharusan, dikarenakan masyarakat lah yang lebih mengetahui kebutuhannya, yang
nantinya akan di tuangkan dalam RPJMDes dan RKPDes yang mengacu pada
perencanaan pembangunan kabupaten.
Berdasarkan observasi peneliti dilapangan memang masyarakat sangat
mementingkan pembangunan fisik terutama sarana dan prasarana, mengingat sebagian
besar masyarakat desa tulamben bermata pencaharian sebagai petani jadi pembangunan

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 49
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

sarana dan prasarana terutama jalan menajadi perhatian bagi masyarakat desa terutama
bagi akomodasi hasil produksi petani.

3. Pelaksanaan Dana Desa


Pelaksanaan merupakan tindakan atas hal yang telah direncanakan dengan
matang dan terperinci berdasarkan APBDesa. Pelaksanaan pengelolaan dana desa di
desa Tulamben mengacu pada Peraturan Bupati Karangasem Nomor 32 Tahun 2015
tentang pengelolaan keuangan desa, dimana dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
desa, terdapat beberapa prinsip umum yang harus di taati yang mencangkup
penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itu di antaranya bahwa seluruh penerimaan dan
pengeluaran desa dilaksanakan melalui rekening kas desa, serta keseluruhan kegiatan
yang dibiayai oleh dana desa harus dapat di pertanggungjawabkan secara administratif
dan teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan dana desa di Desa Tulamben dilaksanakan sepenuhnya oleh tim
pelaksana kegiatan yang sudah ditentukan dalam keputusan kepala desa. Pelaksanaan
kegiatan dimulai saat tim pelaksana kegiatan menyusun rancangan anggaran biaya
(RAB) berdasarkan APBDes. RAB selanjutnya diserahkan kepada sekretaris desa
untuk diverifikasi dan diserahkan kepada kepala desa untuk disetujui. Apabila sudah
ditandatangani oleh kepala desa, tim pelaksana kegiatan dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan APBDesa.
Setelah kegiatan telah terlaksana dan bukti transaksi telah terkumpul, tim
pelaksanakan kegiatan dapat menyusun surat pernyataan pembayaran (SPP), dengan
melampirkan dokumen sebagai berikut :
1. Perubahan Rencana Anggaran Biaya yang merupakan dokumen
pelengkap yang berisi perubahan RAB;
2. Surat Pengantar SPP yang merupakan dokumen yang ditunjukan kepada
kepala desa untuk memohon permintaan pembayaran atas kegiatan yang
sudah terlaksana;
3. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja serta jumlah dana yang perlu
dibayar;
4. Lampiran bukti transaksi seperti Daftar Pesanan, Berita Acara Serah
Terima Barang/Jasa, serta Nota Asli.

Surat permintaan pembayaran (SPP) dan dokumen-dokumen pendukung


diserahkan kepada sekretaris desa untuk dicek, diverifikasi, dan ditandatangani.
Setelah disetujui oleh kepala desa barulah mencairkan surat permintaan pembayaran
(SPP) ke Bank yang ditunjuk oleh pemerintah kabupaten Karangasem untuk
dibayarkan.
Ketika dilapangan tahap pelaksanaan dari proses pencairan dana hingga realisasi
program pembangunan tidak hanya melibatkan pemerintah daerah dan pemerintah desa
saja, melainkan komponen yang ada di Desa Tulamben turut serta ambil andil pada

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 50
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

proses ini. Keterlibatan masyarakat Desa Tulamben dalam proses pelaksanaan program
pembangunan ditunjukkan pada hasil observasi peneliti.
Tabel 3. Peran Serta Masyarakat Desa pada Pelaksanaan dana Desa
Jumlah masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan fisik di desa sesuai
hasil Musrenbang 100 %
Jumlah penduduk yang dilibatkan dalam pelaksanaan proyek padat karya oleh pengelola
proyek yang ditunjuk pemerintah desa atau kabupaten 100 %
Penyelenggaraan musyawarah desa untuk menerima, memelihara dan melestarikan
hasil pembangunan yang sudah ada Ada
Jumlah kasus penyimpangan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaporkan
masyarakat atau lembaga kemasyarakatan desa kepada kepala Desa Tidak Ada
Jumlah kasus penyimpangan pelaksanaan kegiatan pembangunan desa yang
diselesaikan secara hokum Tidak Ada
Jenis kegiatan masyarakat untuk melestarikan hasil pembangunan yang dikoordinasikan
pemerintah desa Ada
Sumber: peneliti, 2020.

Berdasarkan tabel diatas menerangkan bahwa keterlibatan masyarakat Desa


Tulamben dalam proses pelaksanaan pembangunan fisik adalah 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan fisik yang ada di Desa Tulamben merupakan hasil
dari gotong-royong masyarakat Desa Tulamben dengan mengedepankan swakelola dan
padat karya dari masyarakat.

4. Proses Evaluasi
Evaluasi diperlukan untuk memastikan bahwa di setiap tahapan pengelolaan dana
desa tidak terjadi pengimpangan. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan baik oleh
masyarakat desa, BPD dan camat. Secara umum proses evaluasi dilakukan sejak dari
tahap perencanaan sampai dengan laporan pertanggungjawaban. Proses pelaksanaan
evaluasi dilakakan secara sinergi dan terpadu, hal tersebut sangat di perlukan untuk
memastikan bahwa ketercapaian output penggunaan dana desa dapat lebih maksimal.
Pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana desa di Desa Tulamben tidak
lepas dari Peraturan Bupati Karangasem Nomor 32 Tahun 2015 tentang pengelolaan
keuangan desa dimana pada pasal 27 menyatakan bahwa kepala desa wajib
menyampaikan laporan pertangungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes kepada
bupati setiap akhir tahun anggaran melalui camat, laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDes terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Laporan pertangungjawaban realisasi pelaksanaan APBdesa ditetapan dengan
peraturan desa. Laporan pertanggungjawaban realisasi APBdesa disampaikan paling
lambat 1 bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan. Laporan pertanggungjawaban
realisasi APBdesa nantinya akan di evaluasi oleh Bupati lewat Camat supaya tidak ada
masalah-masalah kedepannya dalam penggunaan dana desa.
Tentunya Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan wajib membina dan mengawasi
pelaksanaan pengelolaan dana desa, pembinaan dan pengawasan yang dimaksud sesuai

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 51
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

dengan Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2015 tentang pengelolaan kuangan desa
salah satunya memberikan bimbingan dan pelatihan dalam penyelenggaraan keuangan
desa yang mencangkup perencanan dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan dan
pertanggungjwaban APBDesa.
Camat kubu selaku pembina langsung pengelolaan dana desa pada tingkat
kecamatan berperan aktif dalam melaksanakan pengawasan dan pembinaan dalam
rangka mengevaluasi penggunaan dana desa di wilayah kecamatan kubu. Selain Camat
Kubu pengawasan pelaksanaan penggunaan dana desa juga dilakukan oleh Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Tulamben. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
sebagai lembaga desa yang mewakili unsur masyarakat desa berkewajiban melakukan
kontrol terhadap pelayanan yang diberikan aparat desa kepada masyarakat apakah
sudah sesuai prosedur dan sudah benar. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai
lembaga pengawasan pemerintahan desa harus mencermati setiap aliran-aliran dana
yang ditetapkan dan disalurkan kemasing-masing pos pekerjaan yang telah ditetapkan
untuk dikerjakan tepat guna dan tepat pengalokasiannya.

5. Keberhasilan Program
Keberhasilan sasaran merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
kebijakan. Setiap program memiliki target dan sasaran yang ingin dicapai. Demikian
dengan program pengalokasian dana desa ini yang memiliki tujuan yang hendak
dicapai yaitu pemerataan pembangunan dan pemeberdayaan masyarakat, peningkatan
kesejahteraan melalui pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa,
mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa, serta memperkuat masyarakat desa
sebagai subjek pembangunan.
Dapat dikatakan bahwa konsentrasi alokasi dana desa di desa Tulamben dari
tahun 2015 sampai dengan 2018 adalah pembangunan fisik dan pemberdayaan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan peraturan Bupati Karangasem Nomor 47 Tahun
2017 Tentang Tata Cara Pembagian Dan Penetapan Rincian Dana Setiap Desa yang
menyatakan bahwa :
(1) Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
pembinaan kemasyarakatan Desa.
(2) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk
membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Realisasi dana Desa Tulamben dalam penggunaan dana desa lebih


memprioritaskan pada pembangunan fisik daripada pemberdayaan masyaraka. Sasaran
dalam penggunaan dana desa belum sepenuhnya berhasil, terlihat dalam penggunaan
dana desa Tulamben dari Tahun 2015 sampai dengan 2018 dari total jumlah anggaran
dana desa pembangunan fisik lebih diprioritaskan dan menjadi program utama dari
dana desa dibandingkan pemberdayaan masyarakat, dimana hanya pada tahun 2015,

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 52
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

90% dana desa dialokasikan pada pemberdayaan masyarakat dan tidak ada alokasi
untuk pembangunan fisik. Tapi sebaliknya pada tahun 2016, 100% penggunaan dana
desa dialokasikan pada bidang pembangunan fisik. Pada tahun 2017, fokus penggunaan
dana desa sebesar 97% pada bidang pembangunan fisik dan hanya 2% pada bidang
pemberdayaan masyarakat. Begitu juga pada tahun 2018 sebesar 94% alokasi
penggunaan pada bidang pembangunan fisik dan hanya 5% pada bidang pemberdayaan
masyarakat. Pembangunan fisik lebih dominan dan lebih banyak dilakukan di Desa
Tulamben,
Pembangunan fisik memang yang paling banyak diselenggarakan oleh Desa
Tulamben. Pemberdayaan masyarakat belum sepenuhnya dijalankan, keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan fisik memang menunjukkan perubahan yang nyata.
Sebaliknya pada bidang pemberdayaan masyarakat masih belum menunjukan hasil
yang di inginkan. hal ini menunjukan bahwa penggunaan dana desa belum tepat sasaran
padahal selain dari segi pembangunan fisik masih ada program bidang pemberdayaan
yang perlu di perhatikan.
Masyarakat belum menunjukkan hasil yang memiliki perubahan berarti pada
bidang pemberdayaan masyarakat. Adanya dana desa seharusnya mampu
memberdayakan masyarakat sehingga hal ini berdampak pada perekonomian
masyarakat. Adapun program pemberdayaan masyakarat yang dibantu dari Dana Desa
yaitu berupa UP2K (upaya peningkatan pendapatan keluarga) yang dilaksanakan PKK
desa tulamben. UP2K merupakan program pembinaan kepada masyarakat untuk dapat
menggali potensi yang ada pada masyarakat. Akan tetapi program ini masih belum
jelas, dimana masyarakat masih binggung akan hasil yang mereka peroleh dari timbal
balik jerih payah mereka belum difasilitasi dengan baik.
Pemberian bantuan berupa dana maupun pelatihan yang diberikan melalui dana
desa pada bidang pemberdayaan masyakarat sudah dapat dikatakan cukup baik, namun
seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kelanjutan dari program pemberdayaan
masyarakat tersebut khususnya masyarakat Desa Tulamben. Sehingga sasaran yang
ingin dicapai oleh dana desa tersebut mampu berjalan secara efektif berdasarkan
keinginan yang diharapkan bersama. Hal ini berkaitan dengan pendapatan masyarakat
dan pendapatan desa, oleh karena itu perlu menjadi perhatian.

6. Kepuasan Terhadap Program


Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan
program dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Kepuasan dirasakan oleh para
pengguna terhadap kuliatas produk atau jasa yang dihasilkan. Kepuasan terhadap
program disini yaitu kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan dari penggunaan
dana desa yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maupun oraganisasi pelaksana.
Kepuasan terhadap program yang di hasilkan dari penggunaan dana desa di desa
Tulamben Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem sangat di rasakan manfaatnya dan
memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat terlihat dari output yang dihasilkan

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 53
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

dari dana desa telah memberikan maanfaat bagi masyarakat. Output dana desa di desa
Tulamben dari tahun 2015 sampai dengan 2018 telah telah mengahasilkan sarana dan
prasarana yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu : pembangunan jalan desa sepanjang
8.230 meter, pembangunan sarana air bersih 4 unit, pembangunan TPA 1 unit, serta
dalam Kegiatan Pemberdayaan Posyandu,UP2K,BKP dan bantuan bibit babi kepada 6
banjar dinas di kedesaan Tulamben. Hasil dari penggunaan dana desa ini tentu sangat
bermanfaat bagi masyarakat di desa tulamben
Kepuasan terhadap program dana desa menjadi tolak ukur efektifitas
pelaksanaanya dalam membangun desa di Desa Tulamben. Kepuasan ini dirasakan
oleh para pembuat program dan yang merasakan langsung hasil nyata dari program
tersebut dalam hal ini adalah masyarakat di desa Tulamben. Kepuasan tersendiri juga
dirasakan oleh aparat desa Tulamben. Dengan adanya bantuan operasional dan bantuan
insentif menjadi nilai tambah semangat aparat desa dalam bekerja. Semangat kerja
yang ditunjukkan oleh aparat Desa Tulamben menunjukkan bahwa dana desa ini
membawa respon yang sangat positif. selain itu keberhasilan dalam program
penggunaan dana desa yang akuntabel, transfaransi dan partisipatif dapat memberikan
dampak kepercayaan masyarakat terhadap aparat desa.

7. Tingkat Output dan Input


Input dalam penggunaan dana desa dapat bersumber dari anggaran serta sumber
daya yang dimiliki. Anggaran dalam hal ini adalah tersedian anggaran dana desa yang
di dapat oleh desa setiap tahunnya melalui program dana desa oleh pemerintah pusat
sedangkan dari sumber daya dapat dilihat dari potensi desa yang dimiliki baik dari
masyarakat dan aparatur pemerintahan desa yang nantinya mengelola dana desa.
Dalam pengelolaan dana desa akan menghasilkan output dari dana desa tersebut, output
dana desa merupakan hasil penggunaan dana desa yang di harapkan memberikan
manfaat bagi masyarakat.

Tabel 4. Perbandingan Input dan Output


NO Rincian Kegiatan Input Capaian Output
Dana Desa Anggaran Sumber Daya (%)
1 2 3 4 5
Pembangunan Saranan dan
I
Prasarana
Pembangunan Jalan Desa 2.493.388533 Masyarakat dan 100
1
pemerintah desa
Kegiatan Pembangunan Sarana Air 167.942.276 Masyarakat dan 100
2
Bersih pemerintah desa
Kegiatan Pembangunan Fisik Sosial 78.682.369 Masyarakat dan 100
3
pemerintah desa
II Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan Pemberdayaan Posyandu, 45.100.000 Masyarakat dan 100
1
UP2K dan BKP pemerintah desa
Biaya PMT untuk Balita di 13 20.118.220 Masyarakat dan 100
2
Posyandu pemerintah desa

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 54
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

NO Rincian Kegiatan Input Capaian Output


Dana Desa Anggaran Sumber Daya (%)
1 2 3 4 5
Pembelian bibit babi untuk bantuan 253.747.144 Masyarakat dan 100
3 kepada masyarakat miskin di kedesaan pemerintah desa
tulamben di 6 Br. Dinas
Jumlah 3.058.988.544
Sumber: APBDes Tulamben, 2018.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat input dan output
penggunaan dana desa di desa Tulamben sudah dilaksanakan secara maksimal terlihat
dari persentase capaian output yang sudah mencapai 100%, itu artinya setiap program
kegiatan telah dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal.
Penggunaan dana desa di desa Tulamben dari tahun 2015 sampai dengan 2018 telah
mengahasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu : pembangunan jalan
desa sepanjang 8.230 meter, 4 unit pembangunan sarana air bersih, pembangunan TPA
1 unit, serta dalam Kegiatan Pemberdayaan Posyandu, pengembangan prestasi
olahraga, dan bantuan bibit babi kepada 6 banjar dinas di kedesaan Tulamben. Hal ini
tentu sudah sebanding dengan input dari dana desa.
Input penggunaan dana desa sudah sesuai dengan output yang di hasilkan dalam
penggunaan dana desa. Partisipasi masyarakat dalam Keberhasilan pencapaian output
penggunaan dana desa juga turut andil didalamnnya, dimana masyarakat secara gotong
royong membantu pemerintah desa dalam mencapai output dana desa. Berdasarkan
data-data tersebut jelas bahwa efektifitas input dan output secara keseluruhan dapat
dikatakan efektif terlihat dari persentase pencapaian output dalam penggunaan dana
desa.

Strategi Penggunaan Dana Desa


Dalam menentukan strategi perlu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
ekternal yang menjadi penghambat dan pendukung dalam penggunaan dana desa.

Identifikasi Lingkungan Internal


Kekuatan (Stregths)
1. Jumlah peduduk cukup banyak serta banyaknya potensi yang dimiliki
masyarakat
2. Adanya dukungan dari masyarakat dalam ikut serta berpartisipasi dalam
pembangunan desa
3. Hubungan yang sinergi antara pemerintah desa deangan masyarakat dalam
mewujudkan pembangunan di desa
4. Sarana dan prasarana cukup memadai terkait dengan sistem pengelolaan
keuangan desa
5. Wilayah yang dimiliki cukup luas dan mempunyai potensi wisata
Kelemahan (Weaknesses)

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 55
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

1. Kopetensi SDM perangkat desa masih lemah di bidang pengelolan dana desa
2. Isi kebijakan dalam penggunaan dana desa belum sepenuhnya dijalankan
3. Masih lemahnya pemahaman masyarakat terhadap penggunaan dana desa
4. Kualitas sarana dan prsarana umum di desa masih rendah

Identifikasi Lingkungan eksternal


Peluang (Oportunities)
1. Adanya dasar hukum yang jelas dalam pengggunaan dana desa serta
merencanakan pembangunan di desa
2. Adaya dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah dalam rangka
pembangunan desa
3. Perkembangan teknologi yang tinggi membantu dalam proses perencanaan
pembangunan desa
4. Adanya tawaran dari pihak ketiga dalam rangka investasi pariwisata.

Ancaman (Treats)
1. Keterlambatan pencairan dana desa dari Pemerintah Kabupaten.
2. Jarak desa yang cukup jauh dengan pemerintah daerah menyulitkan dalam
rangka koordiasi secara langsung.

PENUTUP
Penggunaan dana desa yang efektif salah satunya terlihat dari keberhasilan
sasaran dari dana desa itu sendiri. Sasaran yang menjadi fokus dari dana desa adalah
pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Sasaran program penggunaan dana
desa di tulamben belum berjalan dengan efektif. Pembangunan fisik lebih
diprioritaskan dan menjadi lebih dominan, masih belum menjadi perhatian pada
program pemberdayaan masyarakat sehingga sasaran dalam penggunaan dana desa
masih belum sepenuhnya dapat terwujud. Keberhasilan sasaran penggunaan dana desa
perlu di perhatikan, jangan hanya menitik beratkan pada pembangunan fisik melainkan
juga dari sisi pemberdayaan masyarakat dengan menyediakan sarana pelatihan
terhadap masyarakat untuk mengolah sumber kekayaan yang ada di desa untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat, selain itu juga memfasilitasi kelanjutan hasil
dari pemberdayaan masayarakat. Serta juga dapat memberikan pemahaman bagi
masyarakat dalam proses perencanaan suatu program bahwa pemberdayaan
masyarakat juga sangat penting bagi kelangsungan kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, Dwi Astuti. 2015. Evaluasi Alokasi Dana Desa (ADD) Pada Pemerintah
Kota Banjar Provinsi Jawa Barat; Studi Komparasi Pada Desa Mekarharja
Kecamatan Purwaharja dan Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman.

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 56
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Arifin P. Atmadja. 1986. Mekanisme pertanggungjawaban keuangan negara.


PT.Gramedia: Jakarta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta.
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Cetakan ke 3. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Bryson, Jhon. M. 2016. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Pustaka Pelajar
Yogyakarta.
Bungkaes H.R, J. H. Posumah, Burhanuddin Kiyai. 2013. Hubungan Efektifitas
Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan Talaud. Acta
Diurna, vol. - (-) : 1-23 .
Campbell. 1989. Riset Dalam Efektivitas Organisasi, Terjemahan Sahat Simamora.
Jakarta: Erlangga.
Creswell, J.W. 2013. Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed)
Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendy, Khasan. 2010. Memadukan Metode Kuntitatif dan Kualitatif. Bandung: CV
Indra Prahasta.
Fahrudin, Adi. 2014. Pengantar Kesejateraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gibson JL JM Invancevich, JH Donnelly. 2001. Organisasi Prilaku Struktur dan Proses.


terjemahan Agus Dharma. Jakarta : Erlangga.
Lumkandono. 2015. Analisis SWOT Untuk Menentukan Keunggulan Strategi Bersaing
di Sektor Industri Kreatif. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III.
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Makmur. 2010. Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung : Refika
Aditama.
Mamesah, D, J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: Pustaka Utama
Manurung, Mandal.1996. Teori Ekonomi Makro. Jakarta : FEUI.
Moleong, L. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayamita, Susi Eka. 2017. Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Pelaksanaan
Program Pembangunan Desa di Desa Sampulungan Kecamtan Galesong
Utara Kabupaten Takalar.
Purwanto, Djoko. 2013. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga.
Rangkuti, Freddy, 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020
Efektivitas Penggunaan Dana Deesa dalam Meningkatkan 57
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tulamben
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem
I Made Adi Santika Prayoga, Deti Mulyati dan Hyronimus Rowa

Richard L. Daft. 2002. Management Copyright by Harcourt, Inc. 1988, diterjemahkan


dan Dipublikasikan Menjadi Manajemen (edisi kelima), Erlangga.
Robiins, Stephen P. dan coulter, Mary. 2010. Manajemen Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga
Rorong, Marliyanti. 2016. Efektivitas Penggunaan Dana Desa Dalam Pembangunan
di Desa Bango Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara tahun 2015
Siagian, S.P. 2005. Administrasi Pembangunan Konsep Dimensi dan Strateginya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Sondang P. Siagian. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi Aksara.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Afabeta
.2012. Metode Penelitian Kuantilatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Alfabeta
.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Rafika Aditama. Bandung.
Suharto, E. 2009. Kemiskinan & Perlindungan Sosial di indonesia. Bandung: Alfabeta.
Supriatna, Tjahya.2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryono, A. 2001. Teori dan Isu Pembangunan. Jakarta:UM-Press.
Suseno, Budi. Sumodiningrat, Gunawan, dan Muhamad Maiwan. 1999. Kemiskinan,
Teori, Fakta, dan Kebijakan, Jakarta : Impac.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi (edisi
kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga.
Zuriah Nuzul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Jurnal Ilmiah Administrasi Pemerintahan Daerah


Volume XII, Edisi Spesial (1) Desember 2020

You might also like