You are on page 1of 9

JOSET Vol. 2 No.

2 (2021) Page 182-190

Received September 2021 Accepted October 2021 Published December 2021

Sport Education and Health Journal


Universitas Pasir Pengaraian

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEMAMPUAN


MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN PERSATUAN SEPAK BOLA
MUARA MUSU

Farozy, M, A1,a), Janiarli, M2, Sinurat, R3


1,2,3Departemen of Sport Education and Health, Universitas Pasir Pengaraian

a)E-mail : muhammadalfarozy@gmail.com

ABSTRACT
The problem in this study is the lack of speed in the ability to dribble in the muara musu soccer
union players, this is due to a lack of dribbling practice and also the lack of awareness of players
to maintain ideal body weight and inadequate facilities and infrastructure and coaches also often
not present at practice.
This research is a correlational study that aims to determine the relationship between Body Mass
Index and Dribbling Ability. This study uses two variables. The independent variable is Body
Mass Index while the dependent variable is Dribbling Ability. The population in this study was
the Players of the Musu Football Association around Muara Musu Village, which amounted to
15 people. The sample in this study consisted of 15 people and the data taken in this study was
the Total Sampling technique. This research was conducted on Tuesday, June 22, 2021 in the
Ismail field, Muara Musu Village. The data analysis technique used is normality test analysis and
hypothesis testing.
From the results of this study it can be understood that Body Mass Index has a relationship with
Dribbling Ability, this occurs because the higher the Body Mass Index of a player, the slower the
dribbling ability and vice versa, the lower the Body Mass Index of a player, the faster the
dribbling ability. . There is a relationship between Body Mass Index and the ability to dribble in
Muara Musu Football Association Players, as evidenced by the value of rcount = 0.950 > rtable
= 0.514.
In conclusion, there is a significant relationship between Body Mass Index and Dribbling Ability
in estuary soccer union players (has a significant relationship).

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Kemampuan Menggiring Bola


© Department of Sport Education and Health, Universitas Pasir Pengaraian

182
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

PENDAHULUAN yang mudah, tentunya harus dilakukan


Olahraga merupakan bagian yang secara terus-menerus, terprogram serta
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan terarah agar tujuan dari usaha-usaha ini
manusia. Olahraga merupakan unsur dapat dicapai dengan maksimal. Untuk
penting dalam pemeliharaan kesehatan mencapai suatu prestasi tidak semudah
manusia. Selain itu, olahraga membalikkan telapak tangan. Ada banyak
merupakan aktivitas fisik yang faktor yang mempengaruhi, baik itu
dilakukan untuk mendapatkan tubuh
faktor yang berasal dari dalam maupun
yang sehat dan kuat. Jadi, olahraga
dari luar individu yang bersangkutan.
berarti menyempurnakan jasmani atau
fisik. Olahraga juga dapat membantu Olahraga di masyarakat tidak hanya untuk
kita untuk mengendalikan berat badan, kepentingan pendidikan, rekreasi dan
karena mampu mengurangi lemak kesegaran jasmani, tetapi juga sebagai
dalam tubuh. Melihat dari tujuannya, ajang prestasi.
olahraga dibagi menjadi empat yaitu Sehat menurut WHO (World Health
olahraga pendidikan, olahraga prestasi, Organization) adalah suatu keadaan
olahraga rekreasi, dan olahraga sejahtera yang meliputi fisik, mental dan
kesehatan. Olahraga pendidikan sosial yang tidak hanya bebas dari
dilakukan di sekolah, olahraga prestasi penyakit atau kecacatan. Sedangkan
dilakukan club-club olahraga melalui menurut batasan ilmiah, sehat atau
induk cabang olahraga, olahraga kesehatan sebagaimana telah dirumuskan
rekreasi dilakukan hanya untuk mengisi
dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36
waktu luang, dan olahraga kesehatan
dilakukan untuk memperbaiki keadaan Tahun 2009 diartikan sebagai keadaan
tubuh seseorang. sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
Berdasarkan Undang - Undang maupun sosial yang memungkinkan
tentang Sistem Keolahragaan Nasional, setiap orang untuk hidup produktif secara
olahraga di Indonesia terbagi atas: sosial dan ekonomis.
olahraga prestasi, olahraga rekreasi, Indeks Massa Tubuh (IMT)
olahraga pendidikan, dan olahraga merupakan alternatif untuk tindakan
kesehatan. Olahraga prestasi dijelaskan pengukuran lemak tubuh karena murah
dalam Undang-Undang Republik serta metode skrining kategori berat
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 badan yang mudah dilakukan. Untuk
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional mengukur IMT perlu mengukur berat
Pasal 1 Ayat 13 yang berbunyi: badan dan tinggi badan menggunakan
“Olahraga prestasi adalah olahraga yang timbangan dan meteran, berat badan
membina dan mengembangkan dalam satuan kilo gram dan tinggi badan
olahragawan secara terencana, dalam satuan meter kemudian
berjenjang, dan berkelanjutan melalui dikuadratkan Setyawati dan Hartini (2018
kompetisi untuk mencapai prestasi : 77)2. Rendahnya tingkat aktivitas fisik
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu faktor peningkatan
juga teknologi keolahragaan”. indeks massa tubuh (IMT).
Berdasarkan Undang - Undang Menurut Kementerian Kesehatan
yang telah disebutkan sebelumnya, Republik Indonesia tahun 2020 di
maka sudah sepantasnya bidang Indonesia 13,5% orang dewasa usia 18
olahraga mendapatkan perhatian khusus tahun ke atas kelebihan berat badan,
dari pemerintah agar prestasi dari sementara itu 28,7% mengalami obesitas
olahragawan bisa ditingkatkan. (IMT >25) dan berdasarkan indikator
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Peningkatan prestasi ini bukanlah hal
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
183
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

sebanyak 15,4% mengalami obesitas club ini dari tahun ke tahun mengalami
(IMT >27). Sementara pada anak usia naik turun dan saat ini prestasi Club
5-12 tahun sebanyak 18,8% kelebihan sangat menurun. Menurunnya prestasi
berat badan dan 10,8% mengalami club PSMS dikarenakan adanya faktor
obesitas. Hasil Riset Kesehatan Dasar permasalahan diantaranya faktor internal
(Riskesda) 2018, prevalensi gemuk yaitu kurangnya latihan rutin pada saat
pada anak laki-laki sebesar 10,4% dan latihan pemain hanya melakukan lari
perempuan 11,2%. Anak laki-laki yang keliling lapangan untuk pemanasan tanpa
obesitas, prevalensinya lebih tinggi melakukan latihan fisik terlebih dahulu,
daripada anak laki-laki yang gemuk, dan juga pemain sudah banyak memasuki
yaitu mencapai 10,7%, sedangkan pada usia lanjut serta berat badannya sudah
anak perempuan hanya sebesar 7,7%, tidak ideal sehingga kemampuan
dimana prevalensinya lebih rendah dari menggiring bola sudah berkurang.
prevalensi anak perempuan gemuk. Selanjutnya faktor eksternal yaitu
Persatuan Sepak Bola Muara sarana dan prasarananya kurang memadai
Musu (PSMS) merupakan suatu club seperti cones tidak ada sehingga untuk
yang berada di Desa Muara Musu latihan menggiring bola tidak dilakukan
Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten dan pemain langsung bermain sepak bola.
Rokan Hulu, Propinsi Riau yang berdiri Faktor eksternal kedua yaitu pada saat
pada tahun 1995 dan juga sejarah asal latihan pelatih sering tidak hadir sehingga
club tersebut adalah sebuah nama Desa untuk latihan teknik menggiring bola
Muara Musu. Club PSMS awal karirnya jarang dilakukan.
pernah menjuarai open turnamen sepak Oleh karena itu sesuai dengan
bola Muara Musu CUP se- Kabupaten pengamatan peneliti agar dapat
Rokan Hulu pada tahun 2005, dan pada menunjang berbagai macam kebutuhan
tahun 2017 juga menjuarai open kondisi fisik dalam bermain sepakbola
turnamen mini soccer di Desa Suka agar dapat menghasilkan kualitas bermain
Maju Kecamatan Tambusai. yang baik dan hasil pertandingan yang
Seorang pemain sepak bola harus optimal maka pemain sepak bola harus
mempunyai Indeks Massa Tubuh yang memiliki indeks massa tubuh yang ideal,
ideal karena Indeks Massa Tubuh untuk mendapatkan hasil tersebut karena
merupakan bagian yang tidak dapat indeks massa tubuh merupakan
dipisahkan dari kemampuan seorang komponen penting yang harus
pemain sepak bola, semakin tinggi diperhatikan setiap atlet guna menjaga
indeks massa tubuh seseorang maka kondisi fisiknya agar tidak berada pada
kemampuan bermain semakin rendah, angka indeks massa tubuh yang kurus
begitupun sebaliknya semakin rendah atau gemuk karena itu dapat mengurangi
indeks massa tubuh seseorang maka performa atlet di dalam lapangan saat
kemampuan bermain akan semakin berlatih maupun saat bertanding serta agar
bagus. Kemampuan menggiring bola atlet dapat menerima dan melaksanakan
sangat penting pada saat bermain sepak program–program latihan yang diberikan
bola untuk meraih kemenangan di suatu pelatih serta menyelesaikan pertandingan
pertandingan, karena semakin bagus dengan sebaik mungkin dan mendapatkan
kemampuan menggiring bola maka hasil yang optimal.
lawan akan susah untuk merebut bola
dari kita. METODOLOGI
Berdasarkan hasil studi yang Penelitian ini merupakan penelitian
peneliti lakukan pada tanggal 14 korelasional yang bertujuan untuk
Februari 2021 pada pemain Persatuan mengetahui hubungan antara Indeks
Sepakbola Muara Musu. Masa kejayaan Massa Tubuh dan Kemampuan
184
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

Menggiring Bola. Penelitian ini Widiastuti (2011:2)4.


menggunakan dua variabel. Variabel Tes dan pengukuran ini dilakukan
bebas adalah Indeks Massa Tubuh untuk memperoleh data-data yang sesuai,
sedangkan variabel terikat Kemampuan penelitian ini menggunakan metode
Menggiring Bola. Populasi adalah survei dengan teknik tes dan pengukuran.
wilayah generalisasi yang terdiri atas: Data yang diperoleh dalam penelitian ini
obyek atau subyek yang mempunyai adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh
kualitas dan karakteristik tertentu yang dengan Kemampuan Menggiring Bola
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari pada Pemain Persatuan Sepakbola Musu
dan kemudian ditarik kesimpulannya Sekitar Desa Muara Musu.
Sugiyono (2015: 167)3. Setelah data terkumpul, langkah
Selanjutnya, populasi dalam selanjutnya adalah menganalisis data.
penelitian ini adalah Pemain Persatuan Dalam penelitian ini analisis data yang
Sepakbola Musu Sekitar Desa Muara digunakan yaitu analisis uji normalitas
Musu yang berjumlah 15 orang. Sampel dan uji hipotesis. Uji ini digunakan untuk
adalah bagian dari jumlah dan mengetahui apakah sampel penelitian dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi populasi distribusi normal atau tidak,
tersebut (Sugiyono, 2015: 168)3. Bila untuk menguji normalitas ini digunakan
populasi besar dan peneliti tidak uji liliefors. Teknik analisis data yang
mungkin mempelajari semua yang ada digunakan pada penelitian ini adalah
pada populasi, misalnya karena menggunakan analisis korelasi product
keterbasan dana, tenaga dan waktu, moment.
maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Adapun rumus dalam metode
Sampel dalam penelitian ini adalah penelitian ini yang diterapkan oleh
Pemain Persatuan Sepak Bola Muara Sarwono (2006:153)1 sebagai berikut :
Musu yang terdiri dari 15 orang dan
data yang diambil dalam penelitian ini ∑𝑥𝑦
adalah teknik Total Sampling. rxy =
√(∑𝑥 2 )(∑𝑦 2 )
Instrumen penelitian yang Keterangan :
digunakan untuk pengumpulan data rxy : koefesien korelasi antara variabel X
dalam penelitian ini adalah dengan dan Y
menggunakan pengukuran terhadap ∑𝑥𝑦 : jumlah hasil penelitian tiap-tiap
variabel-variabel yang terdapat dalam skor asli dari x dan y
penelitian ini. Adapun instrumen yang
∑𝑥 : jumlah skor variabel x
digunakan untuk mengukur Indeks
∑𝑦 : jumlah skor variabel y
Massa Tubuh adalah dengan
menimbang berat badan dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
timbangan satuan kilogram dan
Penelitian ini dimaksudkan
mengukur tinggi badan dengan meteran
untuk mengetahui hubungan antara
kemudian di kuadratkan. Dan untuk
indeks massa tubuh terhadap
mengetahui kemampuan menggiring
kemampuan menggiring bola pada
bola dengan melakukan tes menggiring
pemain persatuan sepak bola muara
bola. Teknik pengumpulan data dalam
musu. Penelitian ini di laksanakan di
penelitian ini adalah dalam bentuk tes
lapangan ismail muara musu.
dan pengukuran. Tes adalah alat yang
1. Hasil Tes Pengukuran Indeks
digunakan untuk mengukur beberapa
Massa Tubuh
performa dan untuk mengumpulkan
Penelitian ini membahas tentang
data. Sedangkan pengukuran skor
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
kuantitatif yang berasal dari tes
dengan Kemampuan Menggiring Bola
185
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

pada Pemain Persatuan Sepak Bola 4 21,2-22,5 1 7


5 22,6-23,9 4 27
Muara Musu. Untuk mengukur Indeks Jumlah 15 100
Massa Tubuh (IMT) perlu mengukur
Dari data yang terdapat pada tabel
berat badan dan tinggi badan
tersebut dapat digambarkan melalui
menggunakan timbangan dan meteran,
diagram berikut ini:
berat badan dalam satuan kilo gram
dan tinggi badan dalam satuan meter
kemudian di kuadratkan dari 15
sampel yaitu Pemain Persatuan Sepak
Bola Muara Musu. Dari hasil
pengambilan data Indeks Massa
Tubuh (IMT) tersebut didapatkan nilai
tertinggi 23.7, nilai terendah 17.0,
rata-rata (Mean) 19.81, median atau Gambar 1. Histogram Data Tes Indeks
nilai tengah 18.7 dan standar deviasi Massa Tubuh
2.43.
Kemudian data Indeks Massa 2. Hasil Tes Menggiring Bola
Tubuh (IMT) dapat dilihat sebaran Berdasarkan tes pengukuran di
datanya yang telah di T-Skorekan, lapangan dengan mengunakan tes
maka di distribusikan pada 5 kelas pengukuran tes menggiring bola dengan
interval dengan panjang interval kelas kaki cepat disertai perubahan arah yang
sebanyak 1.3. Pada kelas pertama bertujuan untuk mengukur Kemampuan
dengan rentang kelas interval 17.0- Menggiring Bola yang tepat dari 15
18.3 terdapat frekuensi absolut sampel pada Pemain Persatuan Sepak
sebanyak 5 orang dengan frekuensi Bola Muara Musu. Kemudian didapatkan
relatif sebanyak 33%, pada kelas hasil pengambilan data Kemampuan
kedua dengan rentang kelas interval Menggiring Bola dimana nilai tertinggi
18.4-19.7 terdapat frekuensi absolut 23.7, nilai terendah 17.0, rata-rata (mean)
sebanyak 5 orang dengan frekuensi 19.43, median atau nilai tengah 19.49,
relatif sebanyak 33%, pada kelas standard deviasi sebesar 1.54. Kemudian
ketiga dengan rentang kelas interval data Kemampuan Menggiring Bola dapat
19.8-21.1 terdapat frekuensi absolut dilihat sebaran data T-Skorenya pada 6
sebanyak 0 orang dengan frekuensi kelas interval dengan panjang interval
relatif sebanyak 0%, pada kelas kelas sebanyak 0.84. Pada kelas pertama
keempat dengan rentang kelas interval dengan rentang kelas interval 17.30-18.14
21.2-22.5 terdapat frekuensi absolut terdapat frekuensi absolut sebanyak 3
sebanyak 1 orang dengan frekuensi orang dengan frekuensi relatif sebanyak
relatif sebanyak 7%, pada kelas 20%, pada kelas kedua dengan rentang
kelima dengan rentang kelas interval kelas interval 18.15-18.99 terdapat
22.6-23.9 terdapat frekuensi absolut frekuensi absolut sebanyak 3 orang
sebanyak 4 orang dengan frekuensi dengan frekuensi relatif sebanyak 20%,
relatif sebanyak 27%. Untuk lebih pada kelas ketiga dengan rentang kelas
jelasnya dapat dilihat pada tabel interval 19.00-19.84 terdapat frekuensi
dibawah ini: absolut sebanyak 3 orang dengan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data frekuensi relatif sebanyak 20%, pada
Hasil Tes Indeks Massa kelas keempat dengan rentang kelas
Tubuh interval 19.85-20.69 terdapat frekuensi
N Kelas Frekuensi Frekuensi absolut sebanyak 2 orang dengan
o Interval Absolut Relatif %
1 17,0-18,3 5 33
frekuensi relatif sebanyak 13 %, pada
2 18,4-19,7 5 33 kelas kelima dengan rentang kelas
3 19,8-21,1 0 0
186
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

interval 20.70-21.54 terdapat frekuensi disimpulkan kerja yang diajukan Ho


absolut sebanyak 3 orang dengan ditolak dan Ha diterima, yang berarti
frekuensi relatif sebanyak 20%, pada Hipotesis diterima, yaitu terdapat
kelas keenam dengan rentang kelas Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan
interval 21.55-22.39 terdapat frekuensi Kemampuan Menggiring Bola pada
absolut sebanyak 1 orang dengan Pemain Persatuan Sepak Bola Muara
frekuensi relatif sebanyak 7%. Untuk Musu.
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji
dibawah ini: Keberartian Koefisien Korelasi
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Indeks Massa Tubuh dengan
Hasil Tes Menggiring Bola Kemampuan Menggiring Bola
N Kelas Frekuensi Frekuensi Koefisien thitung ttabel Kesimpulan
o Interval Absolut Relatif % Korelasi rxy
1 17,30-18,14 3 20 0,950 11.022 1,771 Signifikan
2 18,15-18,99 3 20
3 19,00-19,84 3 20
4 19,85-20.69 2 13 Pembahasan
5 20,70-21,54 3 20 Melihat masalah 36 pada club
6 21,55-22,39 1 7
Jumlah 15 100 persatuan sepak bola muara musu yaitu
masih rendahnya kecepatan
Kemudian data dari tabel di atas kemampuan menggiring bola, maka
juga dapat digambarkan melalui perlu diketahui kondisi fisik apa yang
mempengaruhinya. Dari sekian banyak
diagram berikut ini:
kondisi fisik yang mempengaruhinya,
indeks massa tubuh adalah salah satu
kondisi fisik yang mempengaruhinya.
Sampel dalam penelitian ini merupakan
15 orang pemain persatuan sepak bola
muara musu. 36
Dari hasil pengambilan data Indeks
Massa Tubuh (IMT) tersebut didapatkan
Gambar 2. Histogram Data Tes nilai tertinggi 23.7, nilai terendah 17.0,
Kemampuan Menggiring Bola Data Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat
3. Penyajian Persyaratan Analisis dilihat sebaran datanya yang telah di T-
Berdasarkan data yang diperoleh Skorekan, maka di distribusikan pada 5
kemudian di analisis, maka dapat kelas interval dengan panjang interval
disimpulkan bahwa untuk hubungan kelas sebanyak 1.3. Pada kelas pertama
variabel X terhadap Y diperoleh rhitung= dengan rentang kelas interval 17.0-18.3
0.950 dengan besar rtabel adalah 0.514, terdapat frekuensi absolut sebanyak 5
maka dengan demikian maka hubungan orang, pada kelas kedua dengan rentang
variabel X terhadap variabel Y dapat kelas interval 18.4-19.7 terdapat frekuensi
diterima. Untuk lebih jelasnya dapat absolut sebanyak 5 orang, pada kelas
dilihat pada tabel rekap data dibawah ketiga dengan rentang kelas interval 19.8-
ini: 21.1 terdapat frekuensi absolut sebanyak
Tabel 3. Rekap Hasil Perhitungan Data 0 orang, pada kelas keempat dengan
N rhitung rtabel Keterangan rentang kelas interval 21.2-22.5 terdapat
15 0,950 0,514 Signifikan (Mempunyai
Hubungan yang Berarti) frekuensi absolut sebanyak 1 orang, pada
4. Pengujian Hipotesis kelas kelima dengan rentang kelas
Hasil analisis Korelasi Product interval 22.6-23.9 terdapat frekuensi
Moment menunjukkan rhitung (0.950) > absolut sebanyak 4 orang. Kemudian
rtabel (0.514), sedangkan thitung (11.022) > didapatkan hasil pengambilan data
ttabel (1.771). Dengan demikian, dapat Kemampuan Menggiring Bola dimana
187
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

nilai tertinggi 23.7, nilai terendah 17.0, berulang-ulang sambil berlari yang
rata-rata (mean) 19.43, median atau dinamakan dengan teknik menggiring bola
nilai tengah 19.49, standard deviasi sehingga tak heran jika teknik dasar dalam
sebesar 1.54. permainan sepak bola yang sangat
Data Kemampuan Menggiring menguras tenaga adalah menggiring bola
Bola dapat dilihat sebaran data T- dan apabila Indeks Massa Tubuh pemain
Skorenya pada 6 kelas interval dengan
ideal dan tidak terlalu berat maka
panjang interval kelas sebanyak 0.84.
menggiring bola akan semakin mudah.
Pada kelas pertama dengan rentang
kelas interval 17.30-18.14 terdapat Manfaat seorang pemain melakukan
frekuensi absolut sebanyak 3 orang, menggiring bola adalah memudahkan
pada kelas kedua dengan rentang kelas proses mencetak gol serta mengganggu
interval 18.15-18.99 terdapat frekuensi strategi pertahanan lawan. Indeks Massa
absolut sebanyak 3 orang, pada kelas Tubuh sangat berpengaruh bagi
ketiga dengan rentang kelas interval kemampuan menggiring bola, selain
19.00-19.84 terdapat frekuensi absolut memiliki teknik sepak bola yang baik,
sebanyak 3 orang, pada kelas keempat memiliki kecepatan adalah hal yang
dengan rentang kelas interval 19.85- penting untuk bisa menjadi pemain yang
20.69 terdapat frekuensi absolut handal dalam tim
sebanyak 2 orang, pada kelas kelima
dengan rentang kelas interval 20.70-
KESIMPULAN
21.54 terdapat frekuensi absolut
sebanyak 3 orang, pada kelas keenam Kesimpulan
dengan rentang kelas interval 21.55- Berdasarkan hasil analisis data dan
22.39 terdapat frekuensi absolut pengujian hipotesis yang diperoleh dapat
sebanyak 1 orang. disimpulkan bahwa terdapat Hubungan
Adanya kaitan dari Indeks Massa Indeks Massa Tubuh dengan Kemampuan
Tubuh terhadap kemampuan Menggiring Bola pada Pemain Persatuan
Menggiring Bola pada Pemain Sepak Bola Muara Musu dengan rhitung =
Persatuan Sepakbola Muara Musu, 0.950 > rtabel = 0.514 dimana
dibuktikan dengan besarnya nilai rhitung keberartiannya ini menunjukkan terdapat
= 0,950 > rtabel = 0,514 dimana hubungan yang signifikan (mempunyai
keberartiannya ini menunjukkan hubungan yang berarti).
terdapat hubungan yang signifikan Saran
(mempunyai hubungan yang berarti). Berdasarkan pada kesimpulan di
Dari hasil analisa di atas, dapat atas, maka peneliti dapat memberikan
dipahami bahwa Indeks Massa Tubuh saran-saran sebagai berikut:
mempunyai kaitan dengan Kemampuan 1. Untuk Club Persatuan Sepakbola
Menggiring Bola, ini terjadi karena Muara Musu agar lebih menjaga
semakin tinggi Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh nya dan juga
seorang pemain maka kemampuan meningkatkan latihan menggiring bola.
menggiring bola semakin lambat dan 2. Kepada peneliti yang lain sebaiknya
begitupun sebaliknya semakin rendah dapat meneliti faktor-faktor yang lain
Indeks Massa Tubuh seorang pemain yang mempengaruhi Indeks Massa
maka kemampuan menggiring bola Tubuh dengan kemampuan menggiring
akan semakin cepat. bola.
Pada permainan sepak bola, terdiri dari
beberapa teknik dasar. Salah satu teknik DAFTAR PUSTAKA
1Sarwono
dasar yang sering dilakukan adalah kaki (2006). Metode Penelitian
mendorong bola yang dilakukan Kuantitatif dan Kualitatif.

188
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

Yogyakarta:Graha Ilmu. ISBN:


979-756-146-1.
2Setyawati & Hartini (2018). Dasar Ilmu

Gizi Kesehatan Masyarakat.


Yogyakarta: Deepublish. ISBN:
978-602-475-742-7.
3Sugiyono (2015). Metode Penelitian

Tindakan Komprehensif.
Bandung: Alfabeta. ISBN: 978-
602-289-189-5.
4Widiastuti (2011). Tes dan Pengukuran

Olahraga.: PT Bumi Timur Jaya

189
Journal of Sport Education and Training
Vol.2 No.2 Page 182-190

190

You might also like