You are on page 1of 13

4.

000

4.000
4.000

4.000
5.500 4.000

4.000
6.500

3.500
0
5.00

0
4.000

4.00
4.000 4.000

4.000
4.000

1D - 4.2 HA
4.00
0
4.000

4.000

4.000
4.000
4.000

4.000

4.000
4.50
0

4.500
5.500
6.500

4.000
5.500
6.500

4.500
3.500

4.000
5.000

4.
50
0 4.50
0

4.5
00
4.00
0

4.5

4.500
00

4.000

0
4.00
4.000

4.000
4.000

4.0
A

00
4.000
4.000
1C - 3.9 HA
4.000

4.500

4.500

Ph. 1 20 HA 4.500
4.500
0
3.50
4.000

00
4.5

1B - 3.9 HA
4.50
0

00
4.5
4.50
0
3.500

0
4.50

4. 00
50 4.5
0

3.
00 4.500
0
00
3.5

3.000
3.
00
0
3.500

4.
50
0 4.

1A - 3.3 HA
50
0

3.00
0

00
3.0

4.00
0

3.00
0

4.
50
0
3.000 4.
50
0
0
00
3.
0
3.00

5.500
3.
00
0

3.500
5.500

5.500
4.00000

4.000
3.5

4.500
00
3.5
00

5.500
3.5

3.500
3.
00
4.000 0
4.500

4.00
0
3.5
00

0
50
3.
3.
50
0

A
3.
50
5.50

0
0
0

5.50
3.50
0
4.00

4.000
0

0
50

3.50

3.50
3.

00
0

4.0
4.00

3.50

4.5
0

00

3.500
0
3.50

3.
50
0
00
POTONGAN A-A ELEVASI TIAP 25 m

6,00

5,00
E
L 4,00 Area Tambak
E
V 3,00
A
S 2,00
I
(m) 1,00

0,00
100,00 200,00 300,00 400,00 500,00
Jarak Horizontal (m)
l. t

84 83 87
N-SPT, blows/30an N-SPT, blows/30cm N-SPT, blows/30an
0 15 30 45 60 75 15 30 45 60 75 15 30 45 60 75
I I

very soft Clay

10 10

15 15
E
v. stiff sandy SILT --> cemented
"'"
E 20 20
i
-e
25
"'"'
25

30 30

firm to very stiff


35 35 Clay

40 40

45 45
jarak 84- 83"' 515 meter jarak 83 - 87"' 340 meter

Gambar 2b lrisan melalui 84 - 83 - 87

86 85
N-SPT, blows/30cm N-SPT, blows/3Dan
0 1530456075 0 15 30 45 60 75
0

5 5

10 very soft Clay 10

E 15 v. soft 15
c-
sandyClay E
"'E 20 20
-e
""' "
"'
E
� 25
very stiff sandy Clay
.,,"'
ni 25
v. stiff Clay
30 "'"' 30
firm silty Clay
35 very stiff Clay 35
v. stiff Clay
40 40
jarak BS- 86 "'645 meter
45 45

Gambar 2c lrisan melalui 86 - BS

2.3. Sondir (CPT)

Pekerjaan sondir dilakukan sesuai dengan ASTM D-3441. Sondir-ringan dioperasikan secara manual
dengan memakai penetrometer type Gouda yang berkapasitas tekan 2Y, ton.

Sondir ini dilengkapi dengan bikonus Begemann yang mempunyai luas penampang konus 10cm2
dan selubung gesek 110cm2 untuk mengukur tahanan konus q, dan hambatan lekat f5• Kecepatan
penetrasi sondir diatur ±2cm/detik, dan pembacaan qc dan f5 setiap interval 20cm.

·�DATA PERSADA
GEOTECHNICAL CONSULTANCY & FOUNDATION ENGINEERING
SARA NA
Hasil sondir berupa tahanan konus qc, hambatan gesek/lekat fs, jumlah hambatan lekat, dan rasio
gesekan terhadap tahanan konus, digambarkan dalam grafik masing-masing untuk setiap titik
sondir di Lampiran 2b.

Dari hasil sondir didapat dua pola qc vs. kedalaman, yang penetrasinya terhenti oleh tahanan konus
qc tinggi (,2: 250kg/cm2), -dinamai pola (a)- dan yang terhenti oleh jumlah hambatan lekat yang
tinggi, -pola (b)-.

Tabet 2.1 di halaman berikut menunjukkan pola serta kedalaman yang diperoleh dari sondir yang
telah dilaksanakan.

Kedalaman yang mampu dicapai penetrasi sondir dinotasikan dengan D, dan kedalaman dimana
hambatan lekat tanah mulai melebihi 1kg/cm2 diberi notasi d.

Tabel 2.1: Pemilahan hasil sondir berdasarkan pola qc dan fs

TitikS# pola D,m d,m TitikS# pol a D,m d,m


1 a 6,8 26
2 b 10 5 27 a 16,2
3 b 10 5 28 a 19 pola(a)
4 a 7,2 29 b 18,2 12 D
5 30 a 17,4
6 31 a 17,4
7 32 b 18 12
8 b 19 14 33 b 18 12 qc > 250/kg/cm2
9 b 19 14 34 b 18,4 11
10 35 b 18,2 11
11 36 b 18,4 13
12 b 18 14 37 b 18 13
13 b 13 9 38, a 16
14 b 13 9 39 a 15,6 d
15 b 17,2 13 40 a 9,4
16 41 a 10,2
-,!s > lkg/cm2
17 42 a 7
18 43 a 6,8
'
I
b 22,2 19 ' ')

19 a 15!6 44 pola (b)


20 b 22,8 20 45
21 b 22 17 46
22 a 15,4 47
23 b 22 17 48
24 a 16,2 49
25 50

2.4. CPTu-test
Pengujian piezocone atau CPTu berdasarkan standard ASTM D-5778. Pekerjaan CPTu ini
dilaksanakan berdekatan dengan titik boring yang ada yang menurut koordinat GPS sebagai
berikut:

.,DATA PERSADA
GEOTECHNICAL CONSULTANCY & FOUNDATION ENGINEERING
SARA NA
L

Tabel 2.2 Koordinat CPTu dan titik bor berdekatan


CPTu x y Boring x y
1 -7,19941 112,6269 82 -7,19926 112,627
2 -7,22310 112,6365 83 -7,22220 112,6356
3 -7,24694 112,6482 811 -7,24715 112,6483

Pengujian CPTu ini menghasilkan data tahanan konus q0 hambatan gesek/lekat fs, dan tegangan air
pori dinamis u2 akibat tekanan penetrasinya, serta perkiraan jenis tanahnya. Hasil secara factual
disertakan di Lampiran 2c.

Ill. Hasil Penyelidikan Laboratorium

3.1 Engineering properties dari tanah dasar

3.1.1. Index properties

Atas contoh-contoh tanah undisturbed dilakukan pengujian yang meliputi :

• Batas-batas Attenberg (plastic limit & liquid limit), sesuai ASTM 04318-83
• Kadar air (moisture content), sesuai ASTM D-2216
• Berat isi (unit weight), sesuai ASTM D-2937
• Berat jenis (specific gravity), sesuai ASTM D-854
• Analisa ayakan dan hydrometer (grainsize distribution & hydrometer), sesuai ASTM D-421
dan D-422

Tanah adalah endapan lempung muda dengan kadar-air mendekati batas cairnya (LL = liquid limit)
yang mengindikasikan tanah yang lunak.

Kompilasi nilai-nilai batas cair LL, batas plastis PL, serta kadar-air lapangan dari sample tanah dari
ke-tiga irisan diperlihatkan oleh Gambar 3.

Kadar-air, % Kadar-air, % Kadar-air,%


so 100 150 50 100 150 50 100 150

0.0 0 6 ec.> A A 0 A
•• O A Cl>

• 0 ••
...,.
0 A <2>

..
E

10
--

Q>

0
A A
E
c· 10
E
0
• eo

..
0

0
0
cee
A

..
0
A


c 10
O N>

O
A

� i�
-;;;

15
0 "
15 "" ""
AA
� 15
O A

" • • e

"' A

20 ' 20 • A 20

" LL • Pl o we,, • A

25 25 25

84- 87-83 BDl- 82- Bl 86-85


Notasi:
LL:: liquid limit batas cair Hanya di irisan ini we cenderung mendekat ke PL tanah dengan we mendekat ke LL
PL= plastic 5mit batas plastis di bawah kedalaman !Sm we< Pl mengindikasikan tanah yang lunak
we: water content kadar-air
Gambar3 Kondisi konsistensi tanah di ke-tiga irisan
5

·�DATA PERSADA
SARANA id4o04Yiiiii4·ii4·iihliihii4H··Mii·hii•ii01Miii#iii�
l

Dari konsistensi tanah seperti digambarkan oleh Gambar 3 kadar-air tanah mendekati batas
cairnya, sehingga tanah lempung termasuk sangat lunak.

Yang berbeda adalah kondisi di irisan 82-81, dimana terlihat kecenderungan kadar-air tanah lebih
mendekat ke batas plastisnya. Dan ini lebih nyata di kedalaman setelah 10m, dimana dijumpai
pula tanah dengan kadar-air di bawah batas plastisnya.

Kondisi di irisan 82-81, yang berada di area paling Utara ini menyerupai kondisi tanah Surabaya
Barat pada umumnya. Namun ternyata pola kekuatan tanah di posisi 811, yang berada paling
Selatan, juga memperlihatkan pola yang sama.

3.1.2. Kokoh geser tanah

Kokoh geser tanah yang sangat lunak diuji dengan vane atau uji baling-baling, baik di lapangan
maupun di lab. Pengujian ini berdasarkan standard ASTM D-2845. Hasil pengujian ini, -berupa su-
vane-, langsung tertulis di profil boring (Lampiran 2a). Uji kokoh geser tanah secara laboratoris
dilakukan dengan triaxial UU {undrained unconsolidated test). Dan untuk beberapa sample terpilih
dilakukan triaxial CU (consolidated undrained).

Uji triaxial-UU dikerjakan mengikuti standard ASTM 02850-82, dan triaxial-CU mengacu pada
standard ASTM 4767-88.

Pengujian dengan CU-test ini untuk mengetahui kokoh geser tanah setelah terjadi pemampatan
oleh suatu pembebanan urugan (embankment test) yang mungkin bisa dilakukan untuk
meningkatkan kokoh geser tanah yang aslinya sangat lunak.

Pengujian CU-test juga mengukur tegangan air pori, sehingga memungkinkan penentuan
parameter kekuatan tanah efektif c' dan <p'.

Hasil CU-test ini ditabelkan di Tabet 3.1 sebagai berikut:

Tabet 3.1: Hasil CU-test beserta properties-nya


Hasil UU-test Hasil CU-test
Boring# Kedalaman Jenis tanah LL PL Pl e po, t/m2 pmax, t/m2
su, kg/cm2 c, kg/cm2 ql° c', kg/cm2 qi••

Bl 3,5-4m Lempung 102 41 61 2.55 5.5 6.5 0.08 0.08 10 0.00 20


15,5-16m Lernpung 101 43 58 15 19 0.95 0.40 2
tak terukur *)
17,5-18m Lempung 96 42 54 16 21 1.14 0.22 11
82 5,5-6m Lempung 109 49 60 2.20 7 8 0.17 0.12 8 0.08 11
7,5-8m Lempung 94 47 47 8 8 0.09 0.12 9 0.09 12
83 3,5-4m Lempung 124 42 82 6 0.09 0 9 0 12
7,5-Sm Lempung 134 38 76 3.43 0.11
84 5,5-6m Lempung 104 42 62 3.03 0.06
85 15,5-6m Lempung 113 47 66 3.46 0.12
86 l,5-2m Lempung 101 42 60 3.17 O.D7
87 7,5-8m Lempung 121 42 79 4 5 0.10 0 9 0 13
9,5-lOm Lempung 128 45 83 3.01 6 9 0.13 0 11 0 15
Bll 7,5-Sm Lempung 107 47 60 1.15 0.89

NOTE: su = kokoh geser nir-alir (dengan cp = 0°) c = kohesi (total stress analysis}
e = void ratio tertinggi di setiap titik bor cp = sudut geser dalam

.,DATA PERSADA
SARANA IH•·ii44iiiii4\IR·ii.Jlildil4H··Mii·BiMii•iMiii••;•i�
L

po = effective oveburden pressure c' = kohesi (effective stress analysis)


pmax = maximum past pressure cp' = sudut geser dalam, effektif
LL, PL, dan Pl = batas-batas konsistensi
*) pore water pressure tak terukur (pmax melebihi tegangan sel)

Hasil uji kokoh geser selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 4.

Daya dukung tanah terhadap fondasi dangkal sementara ini ditentukan secara total stress analysis
dengan kokoh geser undrained Su :::: 8kPa yang merupakan kokoh geser undrained terrendah yang
didapat.

Khusus untuk daerah paling Utara yang terwakili 81, ternyata ada ketidak-sesuaian antara hasil uji
lapangan dengan uji laboratoris. Dari hasil uji baling-baling di lapangan (field vane test) didapat
adanya bagian tanah yang sensitive (peka) terhadap gangguan. Tanah asli di bawah kedalaman Sm
dapat dikatakan tidak sensitive. Kepekaan ini didapat dari rasio kokoh geser tanah asli terhadap
kokoh geser yang remolded (terganggu).

3.1.3. Kompresibilitas tanah

Hasil uji konsolidasi yang dilakukan secara standard ASTM 02435-96, disajikan berupa hubungan
void ratio dengan pemberian beban serta besarnya koefisien konsolidasi dengan beban tersebut.
Grafik-grafik hubungan e - Jog p serta log c; - log p terfampir di lampiran 5.

Kompresibilitas tanah dapat dipelajari dari rangkuman e - Jog p sebagaimana digambarkan oleh
Gambar 4. Gambar tersebut memperlihatkan keragaman kompresibilitas tanah yang diuji. Dari
tiap titik bor dipilih sample dengan void-ratio tertinggi dan yang menghasilkan index kompresi Cc
yang tertinggi pula.

3,60

- I Gambar 4 menunjukkan bahwa tan ah


�,
3,20

3,00 -- =£: ----·


,..... I'-..
- i- r---.
"'[\\ \
= -- ��,, ,c" \
f:::;
\
Cc= 1,66
yang asli sangat longgar dengan void
ratio tertinggi

1,66. Menurut
sekitar

teori
€max

dengan index kompresi tertinggi Cc ::::


::::

Terzaghi,
3,4

-- -
2,80
i\ \ koefisien pemampatannya Cc/(1 + e)
2,60

2,40
- .... ,_ - ........ r-,
"\ \ :::: 0,38 di
menyimpulkan kemampuan mampat
atas 0,30 yang

\ ,'
2,20
--811: 8m -� �"" I\\_ yang tinggi (highly compressible).

�\
2,00 - --.-.-. 81: 4m

1,80

1,60
I-

I-
--82:Gm
-83:Sm
-..--84: 6m
.- --....,__,-..,_ t, \'i \ I'\, '
Tanah dari 811 lebih rapat dengan
void ratio (tertinggi) di bawah e =
1,20.
1,40 1-
--85: 16m
--86:2m
-� - '= : .... ,_ �� t\
\\

.., �' �'


--87: 10m r-,- �I . .., �
.
1,20
- --. ..__ Gambar 4 Rangkuman e-Jogp tertinggi
1,00 ,.._ di setiap titik bor
----.. ._
0,80
0,1 10 100

Consolidation pressure. tonf/m2

IPDATA PERSADA
�NA

[,,,44,,,jj..ji4,j,..jijidii4H4·Mii•hiMll•Miii••;li;
1.

Waktu untuk menyelesaikan pemampatan didapat dari koefisien konsolidasi cv, sebagai hasil dari
uji konsolidasi. Dari koefisien ini bisa dihitung berapa waktu yang diperlukan suatu lapisan tanah
untuk mencapai sesuatu derajat pemampatan tertentu. Pemampatan dalam hal ini terjadi karena
lolosnya tekanan air ke a rah vertical. T. William Lambe menyebutkan bahwa untuk koefisien

I as:. d apat dihi


k onso lid 1 itung d engan persamaan: cv = 0.197 H2
eso

Dari hasil uji konsolidasi dapat ditentukan nilai koefisien konsolidasi untuk tanah di lokasi ini secara
keseluruhan besarnya sekitar 3x104cm2/det. atau sekitar lm2 per tahun.

IV. Rekayasa Tanah

4.1. Analisis penurunan


• Lahan yang luas memerlukan banyak penimbunan untuk meratakan elevasi, dan terutama
untuk menaikkan daya dukung tanahnya. Hal ini akan menimbulkan penurunan
permukaan akibat mampatnya tanah dasar.

• Dari kokoh geser undrained yang terrendah, ditaksir timbunan tanah yang diurug-padatkan
di atas tanah asli tak bisa melebihi 2m tanpa mengakibatkan kerusakan atau keruntuhan.
Tebal lapisan tanah yang akan mengalami pemampatan dapat ditaksir menurut Tobe/ 2.1
dari hasil sondir.
Rata-rata tebal tanah yang akan mengalami pemampatan sekitar 10 - 12m, tergantung
luas dan besarnya beban merata timbunan. Tebal tanah yang akan mampat ditunjukkan
dari hasil sondir dimana tahanan konus qc yang sangat rendah mengindikasikan lapisan
tanah yang lunak I kompresibel.
Tebal tanah yang mengalami pemampatan juga tergantung dari luas yang dibebani selain
dari besarnya intensitas beban.

• Lamanya proses pemampatan (konsolidasi) tergantung sekali dari koefisien konsolidasi c,


serta tebal tanah yang akan mampat. Kian tebal lapisan tanah yang akan mampat, kian
lama proses konsolidasi tercapai.

4.2. Daya dukung tanah


• Berdasarkan kokoh gesernya, maka pengurugan harus dibangun secara bertahap sambil
menanti peningkatan kokoh gesernya untuk tebal penimbunan berikutnya.
Untuk mencapai pemampatan tersebut secara penuh dibutuhkan waktu yang sangat lama.
Berdasarkan Cv:: lm2/tahun, waktu yang dibutuhkan sekitar 80tahun. Hal ini sesuai dengan
teori konsolidasi yang dinyatakan oleh Terzaghi. Untuk mempercepat pemampatan maka
perlu diupayakan pemasangan vertical drains (VD) agar lintas pematusan air pori
diperpendek.

·�DATA PERSADA
GEOTECHNICAL CONSULTANCY & FOUNDATION ENGINEERING
SARAN A
Besarnya koefisien konsolidasi untuk pematusan ke arah horizontal untuk tanah di
kawasan untuk sementara ini bisa ditaksir sebesar ch:::: 1 - 2x c, atau antara 1-2m2/tahun.
Besaran ini berdasarkan pengalaman dalam penyelidikan beberapa proyek VD.
Kecepatan waktu pemampatan ini ditentukan oleh besarnya ch dan spasi dari VD yang
dipasang.

4.3. Fondasi dalam


• Tergantung dari posrst zona bangunan-bangunan rencana, serta beban structural yang
harus didukung, fondasi dalam bisa berupa:
1) tiang pracetak yang tertahan di lapisan pendukung dengan tahanan ujung tinggi,
2) atau tiang pracetak yang mengandalkan hambatan lekat tanah
Kedalaman yang harus dicapai bisa ditentukan dari Tabel 2.1 dan dari Gambar 2a,b,c.
• Karena lapisan atas tanah dasar berupa lempung yang lunak dan kompresibel, maka
penentuan daya dukung fondasi tiang harus memperhitungkan kemungkinan beban
tambahan akibat negative skin friction.

j
V. Resume dan Saran

5.1. Kondisi tanah


• Menjelang DED (DETAILED ENGINEERING DESIGN) posisi titik-tltik penyelidikan perlu dikonversi-
kan ke pengukuran geodetic. Beberapa titik tetap perlu ditentukan sebagai bench mark.
• Setelah zonasi ditetapkan, perlu penyelidikan tanah lanjutan yang lebih intensif. lni sangat
diperlukan untuk analisis penurunan di residential areas dimana tak diperlukan fondasi
dalam, dan juga di Commercial CBD dan Business Park yang mungkin membutuhkan
rekayasa fondasi dalam.

• Pada lahan yang sangat luas ini banyak ketidak-seragaman stratigrafi dan engineering
properties tanahnya.
• Kondisi tanah dasar di lahan proyek ini umumnya sangat lunak di lapisan atas dan kokoh di
lapisan bawah. Batas lapisan bawah dan atas berada sekitar kedalaman 15-20m dari
permukaan setempat.
• Namun kondisi di area 82-81 (North Anchor) dan di area 811 (South Gateway) lebih kokoh
dibandingkan kondisi tanah di zone bangunan lainnya.

5.2. Index properties


• Tanah dasar di lokasi proyek ini umumnya mempunyai kadar-air mendekati batas cair
(liquid limit) sehingga kokoh gesernya rendah dan kompresibitasnya tinggi.
• Di kedua area 82-81 dan 811 tanahnya lebih padat dan lebih rendah kompresibilitasnya,
dibandingkan yang area terselidiki yang lain.

·�DATA PERSADA
SARANA IH4oii44iiih4·ii4,iltJl!OiitHUi:W·i-OinlUMiil#ii�
1

5.3. Kokoh geser tanah


• Kokoh geser tanah asli yang dominan di lapisan atas didapat sekitar s, =8- lOkPa sebelum
mengalami perbaikan tanah.
• Perbaikan tanah yang mungkin dilakukan dalam skala besar bisa berupa pre-loading atau
pembebanan dini untuk memampatkan tanah lebih dulu.

• Peningkatan kokoh geser nir-alir (undrained) setelah pemampatan tanah oleh pembebanan
dini dapat ditentukan berdasarkan hasil CU-test, yang sementara ini bisa dirumuskan
dengan gradien <J) = 10° dan c = lOkPa.

5.4. Konsolidasi tanah

• Pengurugan lahan sementara ini, guna persiapan konstruksi dan menaikkan elevasi, bisa
berupa timbunan tanah padat yang tebalnya tak lebih dari 2m. Pengurugan ini bisa
dianggap sebagai pembebanan dini, sehingga perlu diadakan monitoring penurunan
permukaan tanahnya untuk dipelajari sifat konsolidasi tanahnya.

• Pemberian beban selanjutnya, untuk mencapai elevasi rencana, harus menunggu agar
pemampatan telah berjalan 70-80% dan meningkatkan kokoh geser tanahnya.
• Agar proses pemampatan cepat terjadi diperlukan pemasangan drainase vertical (vertical
drains, VD) yang harus direncanakan kedalaman dan spasi antaranya.

• Perbaikan tanah bisa juga dilakukan secara vacuum preloading yang memanfaatkan
tekanan atmosfir sebagai pengganti beban timbunan. Hanya dalam hal ini bebannya
terbatas sekitar 80% tekanan atmosfir.

5.5. Fondasi dalam

• Fondasi dalam diperlukan untuk bangunan-bangunan berat dan menara. Fondasi dalam
bisa berupa tiang-tiang beton pracetak yang ditekan atau dipancang masuk ke kedalaman
yang direncanakan.
• Kedalaman yang harus dicapai fondasi tiang bisa ditentukan dari Gambar 2a,b,c. Ada area
dimana tiang didukung oleh tahanan ujung tanah yang tinggi (end bearing piles), namun di
sebagian besar area tiang harus mengandalkan hambatan lekat tanah yang tinggi.

Dalam penentuan daya dukung fondasi dalam perlu diperhitungkan I diantisipasi


tambahan beban akibat recovery lapisan tanah lunak setelah proses pemancangan dan
oleh konsolidasi berlanjut akibat beban urugan yang ditambahkan.

Penafian:
Laporan penyelidikan tanah ini merupakan laporon pendahuluan guna menggambarkan kondisi tanah secara garis besar.
Data penyelidikan tanah ini hanya bisa dipakai untuk pra-desain dan kelayakan, dan harus dilengkap-sempurnakan bi/a
akan dipokai dalam OED.

10

.,DATA PERSADA
SARANA IH•·MYiiiii4iiY·iitiliUiii41UMli·hiMiUIMiii#Oi�
DATA B3 MUKA AIR 0,3 m
DATA B4 MUKA AIR 0,7 m
DATA B7 MUKA AIR 0,6 m

You might also like