You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/292149017

KAJIAN PELUANG PENERAPAN JALUR SEPEDA DI KOTA SEMARANG

Article · November 2011

CITATIONS READS
0 360

4 authors, including:

Artiningsih Artiningsih
Universitas Diponegoro
12 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Adaptasi Transformatif Penghidupan Masyarakat Akibat Rob Di Pesisir Kota Pekalongan. Unpublished Fundamental Research Report. Hibah Bersaing Dana DIPA
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang View project

Pola Kerentanan Wilayah Akibat Rob dan Banjir: Studi Kasus Kognisi Spatial Masyarakat di Kecamatan Pekalongan Utara’ View project

All content following this page was uploaded by Artiningsih Artiningsih on 29 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Riptek Vol. 5, No.II, Tahun 2011, Hal.: 1 - 7

KAJIAN PELUANG PENERAPAN JALUR SEPEDA


DI KOTA SEMARANG
Artiningsih*), Mohammad Muktiali*), Rizki Kirana Y., Ratna Kusumaningrum

Abstract
Embodiment of city which has environmental insight becomes the concept to balance the rapid development
activities. One of them is by selecting the means of transpor which is more environmentally friendly, such as by
accommodating non-motorized transport. The concrete step for the society to realize the city which has
environmental insight is to change the lifestyle, so that the public are increasingly concerned about the
environment. Current trend which is environmentally friendly lifestyle in various cities in Indonesia is carried out by
the use of bicycles as an alternative to facilitate the movement of people. Consciousness of people to use bicycles
has been creating bike lanes in the city, such as community bicycle and Car Free Day. In addition, the city of
Semarang has unique characteristics, climate and topography, which become a challenge in the implementation
of bicycles. How is the application of the bike lane based on the needs of the community against the use of
bicycles, bicycle user's character, and suitability of the implementation of bike lanes?

Key words : possibility, needs of the implementation of bike lanes, bicycle user’s character

Latar Belakang sepeda menjadi bukti keberpihakan terhadap


Perwujudan kota yang berwawasan sustainable transportation development sebagai
lingkungan menjadi konsep untuk masyarakat yang berbudaya dan kota
menyeimbangkan aktivitas pembangunan yang berwawasan lingkungan.
kian pesat. Salah satu caranya adalah dengan Pertanyaan penelitian yang mendasari
pemilihan sarana transportasi yang lebih ramah dilakukannya penelitian ini adalah
lingkungan, yaitu mengakomodasi kendaraan “Bagaimanakah peluang penerapan jalur sepeda
tidak bermotor. Trend saat ini gaya hidup yang berdasarkan kebutuhan dan kriteria yang sesuai
ramah lingkungan di berbagai kota di Indonesia untuk Kota Semarang?”
dilakukan dengan pemanfaatan sepeda sebagai
alternatif untuk mendukung pergerakan Tujuan dan Sasaran
masyarakat. Preferensi sarana transportasi Secara umum penelitian ini bertujuan
sepeda tidak serta merta dapat diterapkan di untuk mengetahui peluang penerapan jalur
Kota Semarang. Penggunaan sepeda sebagai sepeda di Kota Semarang berdasarkan
alternatif transportasi yang ramah lingkungan kebutuhan dan kriteria untuk mendukung
berhubungan dengan penyediaan angkutan perwujudan Kota Semarang sebagai kota yang
umum perkotaan. Volume kendaraan bermotor berbudaya dan berwawasan lingkungan. Adapun
di Semarang saat ini cukup tinggi dan didominasi sasaran dalam mencapai tujuan yaitu
oleh kendaraan pribadi. Penerapan jalur sepeda teridentifikasinya kebutuhan masyarakat
tidak akan berhasil tanpa upaya pengurangan terhadap penggunaan sepeda, kriteria
volume kendaraan pribadi. penerapan jalur sepeda, karakter penggunaan
Telah banyak masyarakat Kota Semarang sepeda, indikator yang mempengaruhi
yang telah tergabung dalam komunitas penerapan jalur sepeda, dan persiapan terhadap
bersepeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa peluang jalur sepeda di Kota Semarang.
masyarakat sangat antusias terhadap program
tersebut. Adanya komunitas sepeda merupakan Metode Penelitian
embrio adanya perubahan gaya hidup Penelitian ini dilatarbelakangi harapan
masyarakat menuju kota yang berwawasan mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan
lingkungan. Dukungan lainnya adalah dari pihak kota yang berwawasan lingkungan. Penggunaan
pemerintah yang telah menggalakkan kegiatan sepeda untuk mengurangi penggunaan
pro lingkungan di Kota Semarang, seperti kendaraan motoris perlu disikapi dengan
penyediaan jalur sepeda pada hari libur yang penerapan jalur sepeda berdasarkan kebutuhan
telah ditetapkan sebagai „satu paket‟ dengan dan kriteria yang sesuai untuk Kota Semarang.
kegiatan pro lingkungan seperti Car Free Day di Kriteria penerapan jalur sepeda yang dibangun
Jalan Pemuda. dari kajian literatur. Berdasarkan kajian
Penerapan jalur sepeda di Kota Semarang literatur, dapat diketahui best practise dalam
dapat memanfaatkan cikal bakal pertumbuhan penerapan jalur sepeda. Berdasar literatur
program kota berwawasan lingkungan, yaitu tersebut dapat diketahui tipe jalur sepeda,
Jalan Pemuda. Sesuai Visi Semarang Setara, jalur

*) Peneliti Pusat Layanan Teknologi & Riset (PLTR) dan Staf Pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota Universitas Diponegoro Semarang
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)

infrastruktur, dan integrasi moda transportasi 2. Sistem transportasi yang mengedepankan


umum. aksesibilitas bagi semua lapisan
Kriteria yang dibangun dari kajian literatur masyarakakat.
tidak terlepas dari kondisi eksisting Kota Aksesibilitas menjadi centre point dalam
Semarang. Oleh karena itu, observasi dan mewujudkan sustainable transportation. Hal
penyebaran kuesioner dilakukan untuk tersebut bertujuan untuk mewujudkan
mengidentifikasi kriteria, kebutuhan, dan sistem transportasi yang dapat diakses
karakter penggunaan sepeda. Sampel yang seluruh lapisan masyarakat termasuk kaum
diperlukan dalam penelitian ini 118, yang terdiri difable, terutama untuk mendukung
atas 10 responden berasal dari komunitas pergerakan kaum difable dengan destinasi
sepeda dan 108 berasal dari masyarakat. Proses kawasan pendidikan, sosial, perdagangan dan
wawancara dilakukan pada beberapa instansi jasa.
pemerintah di Kota Semarang, seperti Dinas 3. Non Motorized Transport
Perhubungan, Dinas Bina Marga, Badan Sustainable transportation akan menjadi lebih
Lingkungan Hidup, dan Bappeda untuk sempurna penerapannya jika
mengetahui kebijakan terkait jalur sepeda. mengkombinasikan non motorized transport
Metode yang digunakan dalam penelitian dengan integritas transportasi multi moda.
ini adalah metode kuantitatif dengan alat analisis Non motorized transport yang dipilih oleh
cross tab. Pemilihan metode dan alat analisis masyarakat adalah sepeda. Penggunaan
tersebut dengan alasan menampilkan hubungan sepeda saat ini telah berkembang sebagai
beberapa variabel yang mempengaruhi peluang penunjang aktivitas sehari-hari. Peran sepeda
penerapan jalur sepeda. Variabel-variabel sebagai non motorized transport tidak menjadi
tersebut menjadi indikator dalam penelitian ini. pilihan satu-satunya masyarakat dalam
Hubungan antar variabel ini akan menggunakan melakukan pergerakan, tetapi sepeda dapat
data berskala ordinal. Berdasarkan output cross difungsikan sebagai feeder menuju moda
tab akan diketahui korelasi antarvariabel, transportasi umum.
terutama korelasi antara karakter pengguna
sepeda dengan kriteria penerapan jalur sepeda Konsep Pengembangan Jalur Sepeda
dan kebutuhan masyarakat dalam bersepeda. Penerapan jalur sepeda di Kota Semarang
Hasil dari analisis cross tab akan memerlukan kajian lebih dalam tentang konsep
dikombinasikan dengan hasil analisis kebutuhan penerapannya. Kajian tersebut dapat
masyarakat dalam penggunaan sepeda dan berdasarkan penerapan jalur sepeda baik di
kriteria penerapan jalur sepeda. Hasil kombinasi Indonesia maupun di luar negeri. Dengan begitu,
tersebut digunakan untuk menyikapi peluang konsep dari kota lainnya dapat diadopsi yang
penerapan jalur sepeda di Kota Semarang. tentu saja disesuaikan dengan karakteristik Kota
Selain itu, pengambilan keputusan tidak lepas Semarang.
dari best practice konsep penerapan jalur 1. Konsep Penerapan Jalur Sepeda di
sepeda. Beradarkan hasil keseluruhan analisis Kota Jakarta
akan diidentifikasi peluang penerapan jalur Penerapan jalur sepeda di Kota Jakarta
sepeda yang akan dibagi dalam tiga periode, tidak hanya melihat dari sudut pandang konsep
yaitu periode I (Tahun 2012-2020), periode II jalur sepeda, tetapi juga keintegrasian dengan
(2021-2025), periode III (2026-2030). kendaraan motoris dan pedestrian. Fungsi
sepeda juga dapat sebagai feeders karena
Sepeda sebagai Bentuk Inisiatif masyarakat dapat menggunakan sepeda dari
Terbentuknya Sustainable Transportation tempat tinggalnya menuju shelter busway
Penerapan sustainable transportation untuk kemudian masyarakat dapat melakukan
Kota Semarang dikondisikan sesuai dengan pergerakan dengan sarana transportasi umum.
prinsip-prinsip sustainable transportation yang Konsep rinci penerapan jalur sepeda di Kota
diadopsi dari berbagai case study. Prinsip-prinsip Jakarta dibedakan menjadi tiga, yaitu bike path
sustainable transportation antara lain: yakni pemisahan jalur sepeda dari kendaraan
1. Kebijakan yang menjadi pedoman dalam bermotor, bike line yaitu jalur sepeda disatukan
penerapan sustainable transportation. dengan kendaraan bermotor, dan bike road yaitu
Penerapan sustainable transportation tidak jalur sepeda yang dibatasi dan dilengkapi marka.
terlepas dari komitmen stakeholder untuk 2. Konsep Penerapan Jalur Sepeda di
menyelesaikan permasalahan bidang Kota Yogyakarta
transportasi. Ketegasan pemerintah Kesadaran masyarakat Kota Yogyakarta
diwujudkan dalam bentuk kebijakan sosial untuk mengurangi penggunaan kendaraan
dan kebijakan teknis yang mengatur sistem bermotor mulai nampak ketika mereka
transportasi dari level nasional hingga menggalang penggunaan sepeda. Embrio
daerah. penerapan jalur sepeda terlihat dengan adanya
2
Riptek Vol. 5, No.II, Tahun 2011, Hal.: 1 - 7

komunitas sepeda di Jogjakarta yang bernama Taman ini mewadahi berbagai aktifitas
Sego Segawe. Sego segawe sendiri memilki arti masyarakat Kota Semarang terutama aktifitas
yang juga merupakan tujuan dari kegiatan ini, olahraga dan rekreasi menjadi tempat singgah
yaitu sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe dalam rute jalur sepeda.
yang dalam bahasa Indonesia berarti sepeda 3. Kawasan Perdagangan dan Jasa
untuk sekolah dan bekerja. Komunitas inilah Tujuan masyarakat ke fasilitas perdagangan
yang menghidupkan kembali pentingnya sepeda. dan jasa ini juga diperlukan penerapan jalur
Menanggapi kegiatan tersebut pemerintah sepeda. Hal ini disebabkan tujuan ke fasilitas
Kota Yogyakarta menggulirkan program dengan perdagangan dan jasa terutama pasar tradisional
sasaran pengadaan 34 jalur sepeda. Program ini juga termasuk dalam kebutuhan masyarakat
dilaksanakan pada 34 penggal jalan dan 138 jalan akan jalur sepeda. Pada fasilitas ini jalur antara
kampung. Marka jalan penanda jalur sepeda di kendaraan non motoris dan motoris yang
Kota Yogyakarta menggunakan cat serta menjadi satu mengakibatkan mobilitas
beberapa rambu seperti tiang yang kendaraan non motoris terhambat. Terlebih
menunjukkan arah jalur alternatif untuk sepeda lagi, belum tersedianya infrastruktur penunjang
yang biasanya melewati jalan-jalan kampung jalur sepeda, seperti tempat parkir.
selebar 1-3 meter. Selain itu pemerintah kota 4. Kawasan Car Free Day
juga berusaha merindangkan jalur sepeda yang Harapannya,dengan kegiatan ini masyarakat
ada sehingga dapat menarik minat masyarakat. dapat lebih familiar menggunakan sepeda, serta
3. Konsep Penerapan Jalur Sepeda di untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat
Negara Cina terhadap keseimbangan lingkungan. Menurut
China menyediakan jalur sepeda yang penelitian yang dilakukan oleh Badan
cukup lebar bahkan pada jalan utama kota. Lingkungan Hidup (BLH), tingkat polusi udara
Kasus di Kota Senzhen, ada 2 jalur sepeda berkurang cukup signifikan ketika diadakan
dengan lebar tiap jalur sekitar 4 meter dalam kegiatan Car Free Day dibandingkan dengan
satu ruas jalan yang memiliki Right Of Way polusi udara di hari–hari kerja.
(ROW) 25 meter . Jalur sepeda dikoneksikan 5. Kawasan Kesehatan
dalam jaringan rute yang mampu menjangkau Pelayanan fasilitas kesehatan di Kota
seluruh bagian kota, dan dibuat terpisah dengan Semarang dapat disempurnakan dengan
pedestrian. Bahkan ada jalur sepeda dalam pemberian jalur sepeda dan pedestrian ways yang
service road di beberapa ruas tol yang memudahkan pencapaian lokasi tujuan.
mengakomodasi akses pekerja industri di Penggunaan sepeda dengan destinasi fasilitas
beberapa manufaktur sepanjang jalan tol. Iklim kesehatan hanya mampu mewadahi rute fasilitas
yang sejuk cenderung dingin, sangat mendukung kesehatan skala lokal atau wilayah yang terdiri
kenyamanan pengguna sepeda. Hal ini masih atas puskesmas dan apotek. Jarak terjauh
ditambah dengan jalur hijau jalan yang cukup fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau dengan
teduh, dan antisipasi jalur sepeda di jembatan sepeda ± 2 km.
penyeberangan. 6. Kawasan Industri
Penerapan jalur sepeda di kawasan industri
Spot-Spot Perkembangan Jalur Sepeda bertujuan untuk memberi jaminan keselamatan
Kota Semarang pada pengguna sepeda yang bekerja di kawasan
1. Kawasan Pusat Kota industri. Pengembangan jalur industri saat ini
Activity support yang terdapat di pusat kota berkembang di sisi barat dan timur Kota
beraneka ragam. Terlebih lagi jika ditinjau Semarang. Jalur sepeda tersebut juga akan
berdasarkan waktu pemanfaatannya. Pada saat digunakan para commuter yang berasal dari Kota
hari kerja, pusat kota menjadi jantung aktivitas Kendal dan Demak.
Kota Semarang. Dari aktivitas perkantoran 7. Kawasan Pendidikan
(Jalan Pemuda), aktivitas perdagangan dan jasa Penyediaan jalur sepeda di kawasan
(Kawasan Simpang Lima dan Pandanaran), pendidikan hanya sebatas pada lintasan terdekat
aktivitas pendidikan (Jalan Pemuda dan Kawasan di kawasan pendidikan tersebut. Kawasan
Simpang Lima). Pada saat akhir pekan, terjadi pendidikan SD-SMA yang akan diterapkan jalur
perubahan aktivitas yang signifikan di kawasan sepeda tidak berada di jalan protokol/arteri.
pusat kota. Kawasan pusat kota menjadi Sedangkan jalur sepeda di kawasan pendidikan
destinasi masyarakat yang ingin berekreasi dan tingkat perguruan tinggi hanya berada di
olah raga di ruang publik Kota Semarang. lingkungan kawasan pendidikan tersebut, seperti
2. Kawasan Taman Kota yang diterapkan di Universitas Diponegoro dan
Taman kota merupakan paru-paru setiap Universitas Negeri Semarang.
kota. Di Kota Semarang, Taman KB dan
Simpang Lima merupakan dua paru-paru kota.

3
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)

8. Kawasan Pemukiman sesuai. Lebar jalan yang dapat dimanfaatkan


Kebanyakan masyarakat memang untuk jalur sepeda antara 0-14,4 meter dan
menggunakan sepeda untuk tujuan yang dekat, 14,4-20,5 meter. Lebar jalan yang melebihi
dan untuk sarana olahraga dan rekreasi kriteria tersebut tidak diusulkan untuk jalur
walaupun hanya di lingkungan tempat tinggal. sepeda karena digunakan untuk pelayanan
Taman-taman serta jalur sepeda ini dapat jalan arteri primer. Dapat dilihat pada
menumbuhkan keinginan bersepeda di Gambar 1.
masyarakat sehingga penambahan taman sangat 5. Kebijakan pemerintah yang saling
dibutuhkan. mendukung dalam penerapan jalur sepeda.
Pengembangan jalur lambat yang telah
Kriteria Penerapan Jalur Sepeda Kota dirumuskan oleh Dinas Perhubungan
Semarang menunjukkan peluang yang besar dalam
1. Ruang Terbuka Hijau (RTH), jalur hijau, dan penerapan jalur sepeda. Pembuatan jalur
taman kota di Kota Semarang kondisinya lambat dikembangkan untuk wilayah Kota
masih kurang optimal. Diperlukan adanya Semarang Bagian Timur, dan perlu
penambahan taman baik taman lingkungan di pengkajian kemungkinannya untuk area
kawasan pemukiman ataupun di kawasan tertentu masuk ke wilayah kota pada hari-
pusat kota yang berguna untuk mengurangi hari tertentu untuk membudayakan bike of
iklim panas Kota Semarang. Keberadaan work. Kebijakan tersebut diikuti dengan
taman dan jalur hijau dapat menjadi tempat langkah kongkrit pembatasan on street
singgah yang nyaman bagi para pengguna parking melalui penerapan kantong parkir
jalur sepeda. terutama di kawasan yang rawan kemacetan.
2. Penambahan infrastruktur adalah salah satu Perencanaan jalur sepeda Kota Semarang
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai juga telah ada dalam Perda No 14 tahun
keberlanjutan penerapan jalur sepeda. 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Penerapan infrastruktur termasuk tipe jalur (RTRW) 2011-2030. Kawasan yang
pun harus disesuaikan dengan karakteristik termasuk dalam jalur sepeda telah
yang ada seperti lebar jalan, aktifitas direkomendasikan, hanya saja perlu
kawasan, dan juga volume lalu lintas. Dengan penjabaran tentang rencana tindak lanjut,
penerapan yang sesuai kenyamanan dan salah satunya dikaitkan dengan penyediaan
keamanan pengguna akan terjamin. Standar infrastruktur.
penerapan jalur sepeda adalah 1-3 meter.
Rambu-rambu serta jalur sepeda merupakan
dua infrastruktur yang seharusnya sudah ada
dalam tahap awal penerapan. Jalan Perumahan

3. Kota Semarang memiliki karakteristik yang Tlogosari, Lebar


Jalan 5 meter
Jalan Pemuda,
Lebar Jalan 10

unik berupa topografi (dataran dan


meter

berbukit) dan iklim panas. Karakteristik


tersebut dapat menjadi daya tarik dalam
pariwisata. Wisatawan akan menikmati
medan berat saat bersepeda (Kawasan Gombel, Lebar Jalan 8
meter

Gombel dan Sigar Bencah). Atraksi wisata


berupa sepeda dan pemandangan alam dapat Sumber : Analisis Peneliti, 2011
diwujudkan dalam jangka panjang. Dalam Gambar 1
jangka pendek, hanya penggunaan sepeda Peta Lebar Jalan Kota Semarang
pada spot-spot tertentu. Dalam jangka
pendek, jangkauan pengguna sepeda tidak Kebutuhan Masyarakat terhadap
melintasi dataran tinggi menuju dataran Penggunaan Sepeda
rendah ataupun sebaliknya. Topografi yang
Daerah asal pergerakan pengguna sepeda
bervariasi dianggap sebagai suatu tantangan tidak dapat ditentukan pada satu titik saja
bagi beberapa orang terutama mereka yang
karena bersifat sporadis. Pengguna sepeda dapat
tergabung dalam suatu komunitas sepeda.
berasal dari masyarakat yang tinggal di kawasan
Keunikan ini tentunya menjadi suatu potensi pinggiran maupun pusat kota. Masyarakat
wisata bagi masyarakat Semarang dan juga
menggunakan sepeda untuk tujuan bekerja dan
masyarakat luar Kota Semarang. sekolah pada hari kerja, sedangkan olahraga dan
4. Kendala penerapan jalur sepeda di Kota rekreasi pada hari libur.
Semarang adalah lebar jalan yang telah habis
Pada hari libur, aktivitas bersepeda
digunakan untuk kendaraan bermotor. Oleh masyarakat berpusat di ruas Jalan Pemuda. Hal
karena itu, kendala tersebut dapat diatasi tersebut disebabkan oleh kegiatan Car Free Day.
dengan pemilihan tipe jalur sepeda yang
4
Riptek Vol. 5, No.II, Tahun 2011, Hal.: 1 - 7

Akan tetapi, berdasarkan hasil survey ternyata Gambar 4


banyak masyarakat yang melakukan aktivitas Jumlah Pengguna Sepeda Kota Semarang
bersepeda di lingkungan tempat tinggal. Berdasarkan Pendapatan
Penggunaan sepeda dengan tujuan olahraga dan
rekreasi juga banyak ditemukan di kawasan- Penerapan jalur sepeda memerlukan
kawasan pemukiman dengan jangkauan 1–3 km. kelengkapan infrastruktur. Penyediaan
infrastruktur secara prioritas dapat dilakukan
pada kawasan pemukiman. Dalam jangka
panjang, persediaan infrastruktur mengikuti
persebaran jalur sepeda di Kota Semarang dan
berdasarkan aktivitas pendukung.

Sumber : Analisis Peneliti, 2011


Gambar 2
Peta Asal-Tujuan Pengguna Sepeda

Sumber : Analisis Peneliti, 2011

Gambar 5
Kebutuhan Infrastruktur bagi Jalur
Sepeda Kota Semarang

Aktivitas
Kesesuaian Penerapan Jalur Sepeda di
Sepeda di Kota Semarang
Kawasan
Pemukim Penerapan jalur sepeda tidak hanya
an
bertumpu pada penilaian masyarakat terhadap
jalur sepeda dan tipe jalur sepeda yang
diinginkan masyarakat. Masyarakat setuju
terhadap penerapan jalur sepeda. Akan tetapi,
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
bentuk persetujuan masyarakat harus
Gambar 3 berdasarkan alasan yang menguatkan.
Peta Aktifitas Penggunaan Sepeda pada Masyarakat memang lebih memilih bike
Kawasan Pemukiman di Kota Semarang road sebagai tipe jalur sepeda di Kota Semarang.
Akan tetapi, pembahasan tidak berhenti sampai
Penggunaan sepeda ternyata lebih condong pada tahapan tersebut. Perlu diketahui
bagi masyarakat dengan berpenghasilan < Rp. kebutuhan jalur sepeda untuk masing-masing
1.000.000,00. Penggunaan sepeda fungsi kawasan. Bike road dapat diterapkan di
mempengaruhi minimal cost transportasi. kawasan yang memerlukan tingkat keamanan
tinggi bagi pengguna sepeda, seperti di daerah
Kecamatan Tugu. Sedangkan bike path cocok
diterapkan di kawasan yang penggunaan
kendaraan motorisnya rendah, dan bike line
dapat diterapkan di kawasan yang memang
dikhususkan sebagai kawasan dengan tingkat
pergerakan motoris yang rendah. Pemilihan tipe
jalur sepeda ini pun harus tetap memperhatikan
faktor teknis kawasan sepeti kondisi jalan
seperti lebar dan kualitas jalan. Penerapan tipe
bike line di suatu kawasan dapat berfungsi
sebagai stimulus pengurangan kendaraan non
motoris di kawasan-kawasan tertentu (taman
kota, rekreasi, dan Car Free Day) di Kota
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 Semarang.

5
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)

Tren bersepeda msyarakat Kota Semarang sepeda sebagai alat transporatsi aktifitas
saat ini masih pada penggunaan untuk rekreasi sehari-hari dengan jangkauan mencapai >5
dan olahraga terutama pada hari libur sabtu dan km.
minggu pada saat pelaksanaan kegiatan Car Free Pelaksanaan tiga tahapan di atas dapat
Day. terlaksana dengan adanya kerja sama antar
Pada jangka panjang, program Car Free Day stakeholder sehingga dapat tercapai kondisi
tidak hanya hari minggu tapi juga dilakukan pada yang diharapkan dan rencana serta
hari libur. Kawasan penggunaan sepda berlanjut implementasi tidak berhenti di tengah jalan.
pada kawasan lainnya. Oleh karena itu
penerapan jalur sepeda memerlukan road map
jangka panjang Penambahan infrastruktur
pendukung mutlak dilakukan. Infrastruktur ini
diharapkan mampu mempertahankan
keberlanjutan jalur sepeda serta penggunaannya
sebagai alternatif transportasi perkotaan yang
ramah lingkungan. Penerapan transportasi
berkelanjutan diterapkan dengan mengkaitkan
jalur sepeda dan transportasi umum.

Taman Kota
Bike
Line
Car Free Day

Rekreasi

Pendidikan
Tipe Jalur Sumber : Analisis Peneliti, 2011
Sepeda di
Bike Kesehatan
Kota
SEMARANG
Path Gambar 7
Berdasarkan Pemukiman Peta Kesesuaian Tipe Jalur Sepeda di
Fungsi Kota Semarang
Kawasan Perdagangan
dan Jasa Kesimpulan
1. Saat ini, berdasarkan karakteristik kondisi
transportasi di Kota Semarang maka peluang
Pusat Kota
yang paling realistis untuk penerapan jalur
Bike
Road sepeda adalah di jalan lingkungan pada
Industri
kawasan pemukiman.
2. Saat ini di Kota Semarang, jalur sepeda
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 tidak mungkin diterapkan pada jaringan jalan
arteri primer.
Gambar 6 3. Berdasarkan tingkat volume lalu lintas yang
Kesesuaian Tipe Jalur Sepeda tinggi maka jalur sepeda di kawasan pusat
kota hanya berpeluang diterapkan pada area
Peluang Penerapan Jalur Sepeda di Kota dan waktu yang terbatas, yaitu pada area di
Semarang jalan arteri sekunder, seperti di Jalan
Peluang Penerapan Jalur Sepeda untuk Pemuda, Pahlawan, dan Simpanglima
tahap inisiasi, pengembangan, dan penguatan dilakukan pada hari libur terutama dalam
 Tahap I (Inisiasi) berdasarkan trend eksisting kegiatan Car Free Day.
dengan tujuan pengguna masih kepada 4. Berdasarkan maksud kebutuhan pengguna
olahraga dan rekreasi saja. sepeda dan kondisi iklim maupun topografi,
 Tahap II (pengembangan) berdasarkan maka yang paling besar peluangnya adalah
kesiapan peningkatan intensitas infrastruktur untuk kegiatan olahraga dan rekreasi/wisata.
pendukung, dengan harapan tujuan 5. Adapun penggunaan sepeda untuk maksud
penggunaan sepeda sebagai transportasi bekerja dan sekolah peluangnya terbatas
menuju kantor ataupun sekolah. Dengan pada area topografi datar terutama pada
jarak jangkauan 1-5 km. kawasan permukiman dengan jarak tempuh
 Tahap III (penguatan) berdasarkan kesiapan sekitar 1-3 Km.
layanan koneksi intermoda. Penggunaan
6
Riptek Vol. 5, No.II, Tahun 2011, Hal.: 1 - 7

6. Khusus untuk kebutuhan bekerja, jalur DAFTAR PUSTAKA


sepeda berpeluang diterapkan di dalam
kawasan industri guna meminimalkan biaya Artiningsih. 2009. “Peluang Pengembangan Jalur
transportasi. Sepeda pada Kota yang Berwawasan
7. Penerapan jalur sepeda juga berpeluang Lingkungan”. Disampaikan dalam
dilakukan di kawasan pendidikan, yaitu Seminar Nasional Perencanaan Wilayah
dalam lingkup kawasan kampus perguruan dan Kota di ITS Surabaya tanggal 29
tinggi, sebagai contoh di Universitas Oktober 2009.
Diponegoro di Tembalang dan Universitas Baskoro, Sinta. 2010. The Centre of Sustainable
Negeri Semarang di Sekaran. Transportation Canada.

Rekomendasi Demaio. 2009. Panduan Kriteria Sustainable


1. Terkait dengan penggunaan sepeda untuk Transportation.
kepentingan olahraga dan rekreasi/wisata
maka penerapan jalur sepeda pada kawasan Pemkot Bangun Jalur Sepeda. Available at:
permukiman perlu memprioritaskan http://suaramerdeka.com/v1/index.php/r
permukiman dengan karakteristik unik, baik ead/cetak/2010/12/29/133540/Pemkot-
dari sisi arsitektur maupun hal lain seperti Bangun-Jalur-Sepeda. Diakses tanggal 20
adanya aktivitas industri rumah tangga Januari 2011.
(kuliner, kerajinan, batik, dan lain lain).
2. Dalam jangka panjang penerapan jalur Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang,
sepeda pada area yang lebih luas, seperti di 2010-2030.
kawasan pusat kota akan memerlukan upaya
pemerintah Kota Semarang untuk Sitorus, Herman. 2008. “Potensi Permintaan
memenuhi tambahan persyaratan, yaitu Pergerakan untuk Mendukung Sistem
keberhasilan implementasi kebijakan Angkutan Umum Massal Berbasis Bus di
pengurangan kendaraan pribadi, pembatasan Kota Semarang”. Tugas Akhir.
on street parking dengan pembuatan
kantong-kantong parkir, dan peningkatan Susanta, dkk. 2007. Akankah Indonesia
kualitas pelayanan angkutan umum. Tenggelam Akibat Perubahan Iklim?.
3. Sebagai upaya perwujudan transportasi Jakarta: Penebar Plus.
berkelanjutan, maka penerapan jalur sepeda
pada berbagai tipe jaringan jalan di Kota Wiantono, Doni J. “Green Transport = Upaya
Semarang akan tergantung dari keberhasilan Mewujudkan Transportasi Yang Ramah
kebijakan intermoda transportasi. Lingkungan”.
4. Kegiatan Car Free Day yang selama ini sudah
berjalan pada pukul 6.00-10.00 WIB dapat Widayani dkk. 2008. Kajian Korelasi Tingkat
diperluas tidak hanya pada hari Minggu, Kepadatan Lalu Lintas di Kota Semarang
tetapi juga hari libur lainnya. Sebagai simbol dengan Konsentrasi CO dan Pb.
keberpihakan pada transportasi yang Available at:
berwawasan lingkungan, pemerintah dapat http://eprints.undip.ac.id/1078/1/Widaya
melakukan uji coba penerapan jalur sepeda nil.pdf. (Dunduh tanggal 20 Januari
tipe bike line/bike path khusus hari libur pada 2011).
area Car Free Day setelah pukul 10.00 WIB
Uji coba penerapan ini disertai dengan http://allabout10.co.cc
signage. http://www.asiaone.com/
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=34336
Ucapan Terima Kasih 57
Ucapan terima kasih disampaikan kepada http://www.streetsblog.org
WaliKota Semarang dan Kepala Bappeda Kota http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/re
Semarang yang telah memberikan dana kegiatan ad/cetak/2011/06/0/148591/19-Ruas-
penelitian melalui Bidang Penelitian dan Jalan-untuk-Jalur-Sepeda
Pengembangan Bappeda Kota Semarang tahun http://thecityfix.com
2011. warungbiru-semarang.blogspot.com
www.kompas.com
www.inovasimakmur.co.cc
www.suaramerdeka.com
www.wiibooks.com

7
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)

View publication stats

You might also like