Professional Documents
Culture Documents
net/publication/292149017
CITATIONS READS
0 360
4 authors, including:
Artiningsih Artiningsih
Universitas Diponegoro
12 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Adaptasi Transformatif Penghidupan Masyarakat Akibat Rob Di Pesisir Kota Pekalongan. Unpublished Fundamental Research Report. Hibah Bersaing Dana DIPA
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang View project
Pola Kerentanan Wilayah Akibat Rob dan Banjir: Studi Kasus Kognisi Spatial Masyarakat di Kecamatan Pekalongan Utara’ View project
All content following this page was uploaded by Artiningsih Artiningsih on 29 January 2016.
Abstract
Embodiment of city which has environmental insight becomes the concept to balance the rapid development
activities. One of them is by selecting the means of transpor which is more environmentally friendly, such as by
accommodating non-motorized transport. The concrete step for the society to realize the city which has
environmental insight is to change the lifestyle, so that the public are increasingly concerned about the
environment. Current trend which is environmentally friendly lifestyle in various cities in Indonesia is carried out by
the use of bicycles as an alternative to facilitate the movement of people. Consciousness of people to use bicycles
has been creating bike lanes in the city, such as community bicycle and Car Free Day. In addition, the city of
Semarang has unique characteristics, climate and topography, which become a challenge in the implementation
of bicycles. How is the application of the bike lane based on the needs of the community against the use of
bicycles, bicycle user's character, and suitability of the implementation of bike lanes?
Key words : possibility, needs of the implementation of bike lanes, bicycle user’s character
*) Peneliti Pusat Layanan Teknologi & Riset (PLTR) dan Staf Pengajar Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota Universitas Diponegoro Semarang
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)
komunitas sepeda di Jogjakarta yang bernama Taman ini mewadahi berbagai aktifitas
Sego Segawe. Sego segawe sendiri memilki arti masyarakat Kota Semarang terutama aktifitas
yang juga merupakan tujuan dari kegiatan ini, olahraga dan rekreasi menjadi tempat singgah
yaitu sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe dalam rute jalur sepeda.
yang dalam bahasa Indonesia berarti sepeda 3. Kawasan Perdagangan dan Jasa
untuk sekolah dan bekerja. Komunitas inilah Tujuan masyarakat ke fasilitas perdagangan
yang menghidupkan kembali pentingnya sepeda. dan jasa ini juga diperlukan penerapan jalur
Menanggapi kegiatan tersebut pemerintah sepeda. Hal ini disebabkan tujuan ke fasilitas
Kota Yogyakarta menggulirkan program dengan perdagangan dan jasa terutama pasar tradisional
sasaran pengadaan 34 jalur sepeda. Program ini juga termasuk dalam kebutuhan masyarakat
dilaksanakan pada 34 penggal jalan dan 138 jalan akan jalur sepeda. Pada fasilitas ini jalur antara
kampung. Marka jalan penanda jalur sepeda di kendaraan non motoris dan motoris yang
Kota Yogyakarta menggunakan cat serta menjadi satu mengakibatkan mobilitas
beberapa rambu seperti tiang yang kendaraan non motoris terhambat. Terlebih
menunjukkan arah jalur alternatif untuk sepeda lagi, belum tersedianya infrastruktur penunjang
yang biasanya melewati jalan-jalan kampung jalur sepeda, seperti tempat parkir.
selebar 1-3 meter. Selain itu pemerintah kota 4. Kawasan Car Free Day
juga berusaha merindangkan jalur sepeda yang Harapannya,dengan kegiatan ini masyarakat
ada sehingga dapat menarik minat masyarakat. dapat lebih familiar menggunakan sepeda, serta
3. Konsep Penerapan Jalur Sepeda di untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat
Negara Cina terhadap keseimbangan lingkungan. Menurut
China menyediakan jalur sepeda yang penelitian yang dilakukan oleh Badan
cukup lebar bahkan pada jalan utama kota. Lingkungan Hidup (BLH), tingkat polusi udara
Kasus di Kota Senzhen, ada 2 jalur sepeda berkurang cukup signifikan ketika diadakan
dengan lebar tiap jalur sekitar 4 meter dalam kegiatan Car Free Day dibandingkan dengan
satu ruas jalan yang memiliki Right Of Way polusi udara di hari–hari kerja.
(ROW) 25 meter . Jalur sepeda dikoneksikan 5. Kawasan Kesehatan
dalam jaringan rute yang mampu menjangkau Pelayanan fasilitas kesehatan di Kota
seluruh bagian kota, dan dibuat terpisah dengan Semarang dapat disempurnakan dengan
pedestrian. Bahkan ada jalur sepeda dalam pemberian jalur sepeda dan pedestrian ways yang
service road di beberapa ruas tol yang memudahkan pencapaian lokasi tujuan.
mengakomodasi akses pekerja industri di Penggunaan sepeda dengan destinasi fasilitas
beberapa manufaktur sepanjang jalan tol. Iklim kesehatan hanya mampu mewadahi rute fasilitas
yang sejuk cenderung dingin, sangat mendukung kesehatan skala lokal atau wilayah yang terdiri
kenyamanan pengguna sepeda. Hal ini masih atas puskesmas dan apotek. Jarak terjauh
ditambah dengan jalur hijau jalan yang cukup fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau dengan
teduh, dan antisipasi jalur sepeda di jembatan sepeda ± 2 km.
penyeberangan. 6. Kawasan Industri
Penerapan jalur sepeda di kawasan industri
Spot-Spot Perkembangan Jalur Sepeda bertujuan untuk memberi jaminan keselamatan
Kota Semarang pada pengguna sepeda yang bekerja di kawasan
1. Kawasan Pusat Kota industri. Pengembangan jalur industri saat ini
Activity support yang terdapat di pusat kota berkembang di sisi barat dan timur Kota
beraneka ragam. Terlebih lagi jika ditinjau Semarang. Jalur sepeda tersebut juga akan
berdasarkan waktu pemanfaatannya. Pada saat digunakan para commuter yang berasal dari Kota
hari kerja, pusat kota menjadi jantung aktivitas Kendal dan Demak.
Kota Semarang. Dari aktivitas perkantoran 7. Kawasan Pendidikan
(Jalan Pemuda), aktivitas perdagangan dan jasa Penyediaan jalur sepeda di kawasan
(Kawasan Simpang Lima dan Pandanaran), pendidikan hanya sebatas pada lintasan terdekat
aktivitas pendidikan (Jalan Pemuda dan Kawasan di kawasan pendidikan tersebut. Kawasan
Simpang Lima). Pada saat akhir pekan, terjadi pendidikan SD-SMA yang akan diterapkan jalur
perubahan aktivitas yang signifikan di kawasan sepeda tidak berada di jalan protokol/arteri.
pusat kota. Kawasan pusat kota menjadi Sedangkan jalur sepeda di kawasan pendidikan
destinasi masyarakat yang ingin berekreasi dan tingkat perguruan tinggi hanya berada di
olah raga di ruang publik Kota Semarang. lingkungan kawasan pendidikan tersebut, seperti
2. Kawasan Taman Kota yang diterapkan di Universitas Diponegoro dan
Taman kota merupakan paru-paru setiap Universitas Negeri Semarang.
kota. Di Kota Semarang, Taman KB dan
Simpang Lima merupakan dua paru-paru kota.
3
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)
Gambar 5
Kebutuhan Infrastruktur bagi Jalur
Sepeda Kota Semarang
Aktivitas
Kesesuaian Penerapan Jalur Sepeda di
Sepeda di Kota Semarang
Kawasan
Pemukim Penerapan jalur sepeda tidak hanya
an
bertumpu pada penilaian masyarakat terhadap
jalur sepeda dan tipe jalur sepeda yang
diinginkan masyarakat. Masyarakat setuju
terhadap penerapan jalur sepeda. Akan tetapi,
Sumber : Analisis Peneliti, 2011
bentuk persetujuan masyarakat harus
Gambar 3 berdasarkan alasan yang menguatkan.
Peta Aktifitas Penggunaan Sepeda pada Masyarakat memang lebih memilih bike
Kawasan Pemukiman di Kota Semarang road sebagai tipe jalur sepeda di Kota Semarang.
Akan tetapi, pembahasan tidak berhenti sampai
Penggunaan sepeda ternyata lebih condong pada tahapan tersebut. Perlu diketahui
bagi masyarakat dengan berpenghasilan < Rp. kebutuhan jalur sepeda untuk masing-masing
1.000.000,00. Penggunaan sepeda fungsi kawasan. Bike road dapat diterapkan di
mempengaruhi minimal cost transportasi. kawasan yang memerlukan tingkat keamanan
tinggi bagi pengguna sepeda, seperti di daerah
Kecamatan Tugu. Sedangkan bike path cocok
diterapkan di kawasan yang penggunaan
kendaraan motorisnya rendah, dan bike line
dapat diterapkan di kawasan yang memang
dikhususkan sebagai kawasan dengan tingkat
pergerakan motoris yang rendah. Pemilihan tipe
jalur sepeda ini pun harus tetap memperhatikan
faktor teknis kawasan sepeti kondisi jalan
seperti lebar dan kualitas jalan. Penerapan tipe
bike line di suatu kawasan dapat berfungsi
sebagai stimulus pengurangan kendaraan non
motoris di kawasan-kawasan tertentu (taman
kota, rekreasi, dan Car Free Day) di Kota
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 Semarang.
5
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)
Tren bersepeda msyarakat Kota Semarang sepeda sebagai alat transporatsi aktifitas
saat ini masih pada penggunaan untuk rekreasi sehari-hari dengan jangkauan mencapai >5
dan olahraga terutama pada hari libur sabtu dan km.
minggu pada saat pelaksanaan kegiatan Car Free Pelaksanaan tiga tahapan di atas dapat
Day. terlaksana dengan adanya kerja sama antar
Pada jangka panjang, program Car Free Day stakeholder sehingga dapat tercapai kondisi
tidak hanya hari minggu tapi juga dilakukan pada yang diharapkan dan rencana serta
hari libur. Kawasan penggunaan sepda berlanjut implementasi tidak berhenti di tengah jalan.
pada kawasan lainnya. Oleh karena itu
penerapan jalur sepeda memerlukan road map
jangka panjang Penambahan infrastruktur
pendukung mutlak dilakukan. Infrastruktur ini
diharapkan mampu mempertahankan
keberlanjutan jalur sepeda serta penggunaannya
sebagai alternatif transportasi perkotaan yang
ramah lingkungan. Penerapan transportasi
berkelanjutan diterapkan dengan mengkaitkan
jalur sepeda dan transportasi umum.
Taman Kota
Bike
Line
Car Free Day
Rekreasi
Pendidikan
Tipe Jalur Sumber : Analisis Peneliti, 2011
Sepeda di
Bike Kesehatan
Kota
SEMARANG
Path Gambar 7
Berdasarkan Pemukiman Peta Kesesuaian Tipe Jalur Sepeda di
Fungsi Kota Semarang
Kawasan Perdagangan
dan Jasa Kesimpulan
1. Saat ini, berdasarkan karakteristik kondisi
transportasi di Kota Semarang maka peluang
Pusat Kota
yang paling realistis untuk penerapan jalur
Bike
Road sepeda adalah di jalan lingkungan pada
Industri
kawasan pemukiman.
2. Saat ini di Kota Semarang, jalur sepeda
Sumber : Analisis Peneliti, 2011 tidak mungkin diterapkan pada jaringan jalan
arteri primer.
Gambar 6 3. Berdasarkan tingkat volume lalu lintas yang
Kesesuaian Tipe Jalur Sepeda tinggi maka jalur sepeda di kawasan pusat
kota hanya berpeluang diterapkan pada area
Peluang Penerapan Jalur Sepeda di Kota dan waktu yang terbatas, yaitu pada area di
Semarang jalan arteri sekunder, seperti di Jalan
Peluang Penerapan Jalur Sepeda untuk Pemuda, Pahlawan, dan Simpanglima
tahap inisiasi, pengembangan, dan penguatan dilakukan pada hari libur terutama dalam
Tahap I (Inisiasi) berdasarkan trend eksisting kegiatan Car Free Day.
dengan tujuan pengguna masih kepada 4. Berdasarkan maksud kebutuhan pengguna
olahraga dan rekreasi saja. sepeda dan kondisi iklim maupun topografi,
Tahap II (pengembangan) berdasarkan maka yang paling besar peluangnya adalah
kesiapan peningkatan intensitas infrastruktur untuk kegiatan olahraga dan rekreasi/wisata.
pendukung, dengan harapan tujuan 5. Adapun penggunaan sepeda untuk maksud
penggunaan sepeda sebagai transportasi bekerja dan sekolah peluangnya terbatas
menuju kantor ataupun sekolah. Dengan pada area topografi datar terutama pada
jarak jangkauan 1-5 km. kawasan permukiman dengan jarak tempuh
Tahap III (penguatan) berdasarkan kesiapan sekitar 1-3 Km.
layanan koneksi intermoda. Penggunaan
6
Riptek Vol. 5, No.II, Tahun 2011, Hal.: 1 - 7
7
Kajian Peluang Penerapan Jalur Sepeda Di Kota Semarang (Artiningsih, dkk)