You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330577082

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP


PROFITABILITAS PERUSAHAAN

Conference Paper · July 2015

CITATIONS READS

0 2,737

2 authors, including:

Aan Soelehan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Indonesia, Bogor
43 PUBLICATIONS   51 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Management Research View project

All content following this page was uploaded by Aan Soelehan on 24 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
PUSPASARI
AAN SOELEHAN
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

ABSTRACT
Profit in the company's operations is an important element to ensure the survival of the company
in the future. The company's success can be seen from the ability of the company creating profits derived
from committed financing, the ability of the company to be competitive in the market, and the ability of
the company to be able to expand the business. The company's ability to create profits from business
activities that do are also called profitability. There are two factors that may affect the profitability,
namely internal factors and external factors. Internal factors can be influenced by the performance
manajamen, while external factors can be influenced by macroeconomic conditions among which the rate
of inflation and the exchange rate. The level of inflation and the exchange rate may affect the revenues
and costs to be incurred by the company so that it can affect the profitability of the company.
The purpose of this research is to determine the effect of inflation and the exchange rate on the
profitability of the company, represented by ROA (return on assets). The study was conducted at PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk, and PT. Sekar Laut,
Tbk for ten years from 2005 to 2014. In this study the inflation data used are annual consumer price
index, the exchange rate against the dollar per year (middle rate) and the financial statements (balance
sheet and income statement) PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk, and PT. Sekar Laut, Tbk period 2005 to 2014. Analysis of the data used is the linear
regression analysis and determination coefficient, T test and F test.
The study concluded that the rate of inflation is partially no significant effect on the profitability of
PT. Sekar Laut, Tbk since sig. 0.088 greater than the standard error or alpha (α) of 5%, the exchange
rate is partially significant effect on profitability PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, because sig. 0,030 less
than the standard error or alpha (α) of 5% and the rate of inflation and the exchange rate simultaneously
no significant effect on the PT. Sekar Laut, Tbk since sig. 0.087 greater than the standard error or alpha
(α) of 5%.

Keyword: Inflation, Exchange Rate, Profitability

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang membangun sistem perekonomian negara
agar stabil sehingga mampu mencapai tingkat kemakmuran untuk rakyatnya. Untuk mencapai
perekonomian yang stabil, maka diperlukan suatu keadaan moneter yang baik. Pada awal pemerintahan
orde baru, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Tetapi dengan
terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, perekonomian Indonesia mengalami penurunan
yang sangat drastis yang ditandai dengan jatuhnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, hal ini
dapat dilihat dari besarnya depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Terjadinya krisis
tersebut ternyata masih berlanjut hingga sekarang, dimana nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika
terus mengalami depresiasi (melemah).
Kemerosotan Rupiah terhadap Dollar Amerika dapat memicu laju inflasi yang tinggi. Hal ini akan
berdampak buruk pada iklim investasi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dunia usaha,
perbankan dan pasar modal. Dalam mengatasi krisis ekonomi tersebut, pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan. Beberapa kebijakan yang diambil pemerintah untuk mencapai kondisi ekonomi yang
stabil di antaranya adalah kebijakan ekonomi makro yang meliputi kebijakan moneter dan fiskal.
Kondisi ekonomi makro merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional
perusahaan. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa
yang akan datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan.
Untuk itu, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa
membantu investor dalam membuat keputusan investasinya.
Kondisi ekonomi makro yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan diantaranya adalah
inflasi dan kurs mata uang. Inflasi merupakan suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga yang
berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-
harga tersebut, nilai uang akan turun. Inflasi berpengaruh terhadap biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan. Inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya profitabilitas perusahaan karena peningkatan
harga yang terus menerus tersebut akan berimbas pada daya beli masyarakat yang nantinya
memengaruhi permintaan. Profitabilitas perusahaan yang terus menurun yang disebabkan karena

1
permintaan yang terus berkurang akan berdampak pada perusahaan yang mengalami gulung tikar
karena krisis ekonomi tersebut.
Kondisi ekonomi makro selanjutnya yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan yaitu nilai
tukar rupiah. Nilai tukar adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang satu Negara dengan Negara
lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai
mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini
juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada supply nya maka kurs
rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi rupiah akan berdampak positif pada
perusahaan berbasis pasar domestik yang bahan bakunya dari luar negeri (impor) karena akan
mengurangi biaya input produksi perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba. Apresiasi rupiah akan berdampak negative pada perusahaan berbasis ekspor yang
bahan bakunya dari dalam negeri karena perusahaan akan kesulitan (tidak menjadi kompetitif) dalam hal
persaingan harga yang berdampak pada pemasaran produknya di luar negeri (penerimaan devisa ekspor
akan menurun) sehingga menurunkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Secara eksternal kondisi ekonomi makro oleh investor digunakan untuk menganalisis stabilitas
perusahaan, untuk mencapai kondisi ekonomi yang stabil perlu didukung kebijakan struktural yang kokoh
seperti perbaikan iklim investasi (termasuk di dalamnya pembangunan infrastruktur), upaya peningkatan
daya saing dan produktivitas serta perbaikan kualitas sumber daya manusia. Kondisi-kondisi tersebut
merupakan kunci mengatasi keterbatasan sisi penawaran dan meningkatkan aliran masuk investasi
global dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Seiring meningkatnya
investasi tersebut, ekonomi diharapkan akan tumbuh lebih tinggi dan berkualitas, sedangkan inflasi akan
menurun. Daya beli riil masyarakat juga akan meningkat, sehingga konsumsi diperkirakan tetap tumbuh
tinggi dan perusahaan akan memperoleh keuntungan yang maksimal.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan yang ingin
dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan stake holder. Adapun tujuan perusahaan antara lain
untuk memperoleh keuntungan (profit), meningkatkan nilai perusahaan dan untuk memuaskan
kebutuhan masyarakat. Tercapainya tujuan tersebut ditentukan oleh kinerja yang nantinya dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik internal maupun eksternal.
Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin
kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat
dari kemampuan perusahaan menciptakan laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan,
kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar (survive), dan kemampuan perusahaan untuk
dapat melakukan ekspansi usaha (developt).
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang berasal dari kegiatan bisnis yang
dilakukannya disebut juga dengan profitabilitas. Menurut Sartono (2010, 122) menyatakan sebagai
berikut : “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”. Pendapat tersebut disimpulkan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup
tersedia. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas
perusahaan yang dikelolanya tinggi atau maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur
dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak
ukur keberhasilan perusahaan. Adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua
sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber
daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan
hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban.
Profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
tersebut adalah kinerja perusahaan. Faktor fundamental yang dianalisis dari kinerja perusahaan yaitu
bagaimana perusahaan menghasilkan laba atau profit serta pendanaan terhadap aset tersebut.
Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan yaitu tingkat inflasi dan
nilai tukar. Profitabilitas perusahaan tersebut dapat diukur menggunakan rasio profitabilitas untuk
mengetahui seberapa jauh efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Sejalan dengan itu,
rasio-rasio profitabilitas itu akan menunjukkan hasil akhir dan sejumlah kebijaksanaan dan keputusan
manajemen.
Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba,
baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun terhadap modal sendiri. Indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas salah satunya adalah Return on Assets (ROA). ROA
penting bagi perusahaan karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, kerena tingkat pengembalian (return) semakin besar.
Maka berdasarkan uraian diatas, penulis akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Tingkat
Inflasi Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Profitabilitas Perusahaan”.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
identifikasi masalahnya adalah :
2
1. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan ?
2. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan ?
3. Bagaimana pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan?

Maksud dan Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah
:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas
perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Inflasi
Menurut Rahardja dan Manurung (2008, 165). “Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang
yang bersifat umum dan terus-menerus”
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negative tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hyper inflation), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Nilai Tukar Rupiah
Menurut Sukirno (2006, 397) “Kurs (Nilai Tukar) adalah satu nilai yang menunjukkan jumlah
mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing”.
Eksposur mata uang asing atau valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai rill asset,
kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan
kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta asing juga bisa diartikan sebagai suatu resiko yang akan
dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau flukstuasi kurs valas. Menurut Yuliati
(2002,153) “Eksposur Valuta Asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran maupun
menerima pendapatan dalam valuta asing”. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing selalu
berubah.
Untuk dapat mengurangi risiko valuta asing, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan
adalah dengan cara mengatasi eksposure yang disebabkan oleh mata uang asing, yaitu dengan
melakukan hedging. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi
pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi
kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan.
Profitabilitas
Menurut Harahap (2008, 304) “profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.
Kemampulabaan perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain kegiatan penjualan, kas, harta atau aset, dan modal. Menurut Sartono (2010,122) kemampulabaan
suatu perusahaan dapat dilihat dari hasil pengukuran, antara lain gross profit margin, operating profit
margin, net profit margin, return on asset, dan return on equity.

Kerangka Konseptual

Perusahaan
Kondisi Makro
Ekonomi

Laporan Keuangan

Inflasi Nilai Tukar Rupiah

Laporan Laba/Rugi

Analisis Hasil
3
Profitabilitas
Perusahaan

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina dan Mulyani (2007, 41) adalah “menyatakan hubungan yang diduga secara logis
antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proporsi yang dapat dapat diuji secara empiris”. Adapun
macam-macam hipotesis yaitu :
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut :
H1 : Pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan
H2 : Pengaruh Nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan
H3 : Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Secara statistik, hipotesis yang bersifat
kualitatif tidak dapat diuji, sedangkan yang dapat diuji adalah hipotesis yang bersifat kuantitatif.
Hipotesis yang demikian tersebut hipotesis statistic (Statistical Hypotesis) karena selain harus disajikan
dalam bentuk angka, hipotesis statistik juga merupakan pernyataan tentang bentuk fungsi yang
menggambarkan hubungan antar variabel yang diteliti.
Secara statistika terdapat dua macam hipotesis, yaitu Hipotesis s Nol (Null Hypotesis) yang diberi
symbol dengan Ho, dan hipotesis alternative (Alternative Hypotesis) yang diberi symbol Ha. Hipotesis Nol
menyatakan tidak ada perbedaan antara statistik sampel dengan parameter populasi atau tidak ada
hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis alternative menyatakan terdapat perbedaan antara
ststistik sampel dengan parameter populasi atau terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Berdasarkan latar belakang dan operasional variabel maka peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi (X1) terhadap profitabilitas
perusahaan (Y)
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi (X1) terhadap profitabilitas
perusahaan (Y)
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah (X2) terhadap profitabilitas
perusahaan (Y)
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah (X2) terhadap profitabilitas
perusahaan (Y)
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi (X1) dan nilai tukar rupiah
(X2) terhadap profitabilitas perusahaan (Y)
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi (X1) dan Nilai Tukar Rupiah (X2)
terhadap profitabilitas perusahaan (Y)

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan teori dan
pemecahan masalah melalui analisa yang sistematis.
Metode penelitian ini adalah salah satu metode yang dilakukan dengan cara mencari data yang
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai profitabilitas perusahaan kemudian penulis
membandingkan perkembangan profitabilitas perusahaan tiap tahunnya dengan mengambil data selama
lima tahun terakhir. Metode ini tersusun sebagai berikut :
1. Analisa deskriptif
Yaitu studi yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menjelaskan variabel penelitian yang
dilakukan penulis.
2. Analisa Komparatif
Yaitu studi yang dilakukan untuk membandingkan antara hasil penelitian dari satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya.
3. Analisa Statistika
Analisis statistika digunakan penulis untuk menganalisis pengaruh dari variabel independent
terhadap variabel dependent. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan
variabel independent yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent.

4
Operasional Variabel

Untuk lebih mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka penulis melakukan
operasionalilasi dari variabel-variabel yang saling berkaitan. Dengan kata lain, penelitian dijabarkan lebih
lanjut ke dalam indikator dan pengukuran sebagai berikut:

variabel Indikator Skala / Ukuran

Inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Nominal

Nilai Tukar Rupiah Kurs Tengah Nominal

Profitabilitas Return On Assets Rasio


Tabel 1
Operasionalisasi Variabel

Cara pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan
adalah melalui studi kepustakaan (library research) dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan
literature yang berhubungan dengan topik penelitian yang dibahas.
Metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisis data-data tersebut menggunakan
analisis rasio, analisis trend, analisis determinasi, analisis regresi linear sederhana dan analisis regresi
linear berganda, dan uji signifikan melalui uji t dan uji F.

Metode Analisis

1. Analisis Tingkat Inflasi


Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah IHK (Indeks Harga
Konsemen). Indeks ini merupakan suatu indikator harga yang digunakan selama ini untuk
melihat keberhasilan kebijakan moneter dalam mengendalikan laju inflasi, karena indikator ini
dapat tersedia lebih cepat dibandingkan dengan indikator harga lainnya. Data inflasi yang
digunakan adalah perubahan IHK (Indeks Harga Konsumen) pertahun.
2. Analisis Nilai Tukar
Indikator yang digunakan dalam nilai tukar rupiah adalah kurs tengah rupiah terhadap dollar.
Kurs Tengah adalah kurs antara kurs jual dan kurs beli. Dapat diartikan sebagai hasil
penjumlahan kurs jual dan kurs beli dibagi dua. Data Nilai Tukar yang digunakan adalah
perubahan Kurs tengah pertahun.
3. Analisis Profitabilitas
Dalam variabel ini penulis melakukan perhitungan pada perubahan profitabilitas perusahaan
pertahun. Profitabilitas yang digunakan penulis dalam analisis ini adalah Return On Asset (ROA).
4. Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variable terikat (Y) yang dapat
diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variable bebas (X1, X2).
5. Analisis koefisien regresi
Secara umum analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variable
terikat dengan satu atau lebih variable bebas, dengan tujuan untuk mengestimasi dan
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variable terikat berdasarkan nilai variable
bebas yang diketahui. Regresi linear digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh satu
variable bebas terhadap variable terikat, sedangkan untuk mengetahui pengaruh dua variable
atau lebih variable bebas terhadap variable terikat secara simultan atau bersama-sama
digunakan metode analisis regresi berganda.

6. Uji T
Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas yaitu tingkat
inflasi dan nilai tukar rupiah secara parsial (individual) terhadap variabel terikatnya yaitu
profitabilitas perusahaan
7. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji model penelitian apakah perubahan tingkat inflasi dan nilai tukar
rupiah secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

5
Kondisi tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan profitabilitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading company Tbk dan PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2005 – 2014 adalah
sebagai berikut :
a. Tingkat inflasi pada tahun 2005 merupakan tingkat inflasi tertinggi yaitu sebesar 17,11% dan pada
tahun 2009 merupakan tingkat inflasi terendah yaitu sebesar 2,78% dengan nilai rata-rata 7,59%
dengan standar deviasi sebesar 4,14%.
b. Nilai tukar rupiah pada tahun 2014 merupakan nilai tukar rupiah tertinggi yaitu sebesar 11878,30
dan pada tahun 2011 merupakan nilai tukar rupiah terendah yaitu sebesar 8779,49 dengan nilai
rata-rata 9766,55 dengan standar deviasi sebesar 924,005.
c. Profitabilitas (ROA) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2010 merupakan profitabilitas
(ROA) tertinggi yaitu sebesar 14,23% dan pada tahun 2013 merupakan profitabilitas terendah
sebesar 7,80% dengan nilai rata-rata sebesar 11,06% dan standar deviasi sebesar 2,03%.
d. Profitabilitas (ROA) PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading company Tbk pada tahun 2012
merupakan profitabilitas (ROA) tertinggi yaitu sebesar 18,70% dan pada tahun 2008 merupakan
profitabilitas terendah sebesar -3,90% dengan nilai rata-rata sebesar 8,30% dan standar deviasi
sebesar 6,35%.
e. Profitabilitas (ROA) PT. Sekar Laut Tbk pada tahun 2014 merupakan profitabilitas (ROA) tertinggi
yaitu sebesar 8,01% dan pada tahun 2005 merupakan profitabilitas terendah sebesar -8,26%
dengan nilai rata-rata sebesar 2,49% dan standar deviasi sebesar 4,55%.

1. Pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan


a. Pengaruh tingkat inflasi secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk dapat dilihat dari output SPSS di bawah ini :

Tabel 4.10
Hasil Pengujian Parsial antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .120 .014 8.332 .000

inflasi -.120 .168 -.245 -.716 .495


a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan
dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = 0,120 – 0,120X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Tingkat Inflasi
Persamaan diatas menunjukkan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap
profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar
satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,120 sedangkan setiap penurunan
tingkat inflasi masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami kenaikan sebesar
0,120. Intercept sebesar 0,120 menunjukkan bahwa apabila nilai tukar rupiah tidak mengalami
perubahan maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil sebesar 0,120.
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat dilihat
Thitung statistik yang diperoleh sebesar 0,716 (tanda negative diabaikan) sedangkan Ttabel yang
diperoleh sebesar 1,860. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih kecil dibandingkan Ttabel (0,716
< 1,860), maka hal ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,495
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar dibandingkan alpha (0.495 > 0,05).

b. Pengaruh tingkat inflasi secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading company Tbk dapat dilihat dari output SPSS di bawah ini :

6
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Parsial antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .127 .043 2.978 .018

inflasi -.586 .500 -.382 -1.170 .276


a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan
dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = 0,127 – 0,586X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Tingkat Inflasi
Persamaan diatas menunjukkan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap
profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar
satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,586 sedangkan setiap penurunan
tingkat inflasi masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami kenaikan sebesar
0,586. Intercept sebesar 0,127 menunjukkan bahwa apabila tingkat inflasi tidak mengalami perubahan
maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil sebesar 0,127.
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat dilihat
Thitung statistic yang diperoleh sebesar 1,170 (tanda negative diabaikan) sedangkan Ttabel yang
diperoleh sebesar 1,860. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih kecil dibandingkan Ttabel
(1,170<1,860), maka hal ini mengindikasikan bahwa tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,276
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar dibandingkan alpha (0.276 > 0,05).

c. Pengaruh tingkat inflasi secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT. Sekar Laut Tbk dapat
dilihat dari output SPSS di bawah ini :

Tabel 4.14
Hasil Pengujian Parsial antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .072 .027 2.636 .030
inflasi -.621 .320 -.566 -1.944 .088
a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan
dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = 0,072 – 0,621X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Tingkat Inflasi
Persamaan diatas menunjukkan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap
profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan tingkat inflasi sebesar
satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,621 sedangkan setiap penurunan
tingkat inflasi masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami kenaikan sebesar
0,621. Intercept sebesar 0,072 menunjukkan bahwa apabila tingkat inflasi tidak mengalami perubahan
maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil sebesar 0,072.

7
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat dilihat
Thitung statistic yang diperoleh sebesar -1,944 sedangkan Ttabel yang diperoleh sebesar 1,860. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih kecil dibandingkan Ttabel (-1,944 < 1,860), maka hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,088
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat inflasi terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar dibandingkan alpha (0.088 > 0,05).

2. Pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial terhadap profitabilitas (ROA)


a. Pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT.Indofood Sukses
Makmur Tbk dapat dilihat dari output SPSS berikut ini :

Tabel 4.16
Hasil Pengujian Parsial antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) .257 .056 4.610 .002
nilai tukar -1.500E-5 .000 -.682 -2.637 .030
rupiah
a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas
perusahaan dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = 0,257 – 0,00001500X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Nilai Tukar Rupiah
Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang negatif
terhadap profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai tukar
rupiah sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,00001500
sedangkan setiap penurunan nilai tukar rupiah masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas
akan mengalami kenaikan sebesar 0,000015. Intercept sebesar 0,257 menunjukkan bahwa apabila nilai
tukar rupiah tidak mengalami perubahan maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil sebesar
0,257.
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat
dilihat Thitung statistic yang diperoleh sebesar 2,637 (tanda negative diabaikan) sedangkan Ttabel yang
diperoleh sebesar 1,860. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih besar dibandingkan Ttabel
(2,637 > 1,860), maka hal ini mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,030
sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih kecil dibandingkan alpha (0.030 < 0,05).

b. Pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT. Ultrajaya Milk Industry
& Trading company Tbk dapat dilihat dari output SPSS di bawah ini :

8
Tabel 4.18
Hasil Pengujian Parsial antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) -.061 .233 -.261 .801
nilai tukar rupiah 1.472E-5 .000 .214 .620 .552
a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara tnilai tukar rupiah terhadap profitabilitas
perusahaan dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = -0,061 + 0,00001472X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Nilai Tukar Rupiah
Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang negatif
terhadap profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai tukar
rupiah sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,00001472
sedangkan setiap penurunan nilai tukar rupiah masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas
akan mengalami kenaikan sebesar 0,00001472. Intercept sebesar -0,061 menunjukkan bahwa apabila
nilai tukar rupiah tidak mengalami perubahan maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil
sebesar -0,061.
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat
dilihat Thitung statistik yang diperoleh sebesar 0,620 sedangkan Ttabel yang diperoleh sebesar 1,860.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih kecil dibandingkan Ttabel (0,620<1,860), maka hal ini
mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,552
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih kecil dibandingkan alpha (0.552 > 0,05).

c. Pengaruh nilai tukar rupiah secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) PT. Sekar Laut Tbk dapat
dilihat dari output SPSS di bawah ini :

Tabel 4.18
Hasil Pengujian Parsial antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.138 .161 -.860 .415
nilai tukar rupiah 1.668E-5 .000 .339 1.019 .338
a. Dependent Variable: profitabilitas

Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas
perusahaan dapat diketahui dari persamaan regresi yang diperoleh dari tabel diatas :
Y = -0,138 + 0,00001668X
Dimana : Y = Profitabilitas
X = Nilai Tukar Rupiah
Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang negatif
terhadap profitabilitas perusahaan. Persamaan diatas dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai tukar
rupiah sebesar satu satuan maka profitabilitas akan mengalami penurunan sebesar 0,00001668
sedangkan setiap penurunan nilai tukar rupiah masing-masing sebesar satu satuan maka profitabilitas
akan mengalami kenaikan sebesar 0,00001668. Intercept sebesar -0,138 menunjukkan bahwa apabila
nilai tukar rupiah tidak mengalami perubahan maka profitabilitas akan berada pada posisi yang stabil
sebesar -0,138.

9
Dari tabel diatas maka dapat dilakukan uji T dengan ketentuan terdapat pengaruh yang signifikan
apabila Thitung lebih besar dari Ttabel (Thitung > Ttabel). Uji T menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena dari tabel diatas dapat
dilihat Thitung statistic yang diperoleh sebesar 1,019 sedangkan Ttabel yang diperoleh sebesar 1,860.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Thitung lebih kecil dibandingkan Ttabel (1,019<1,860), maka hal ini
mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Selain dengan membandingkan antara Thitung dengan Ttabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,338
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap
profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih kecil dibandingkan alpha (0.338 > 0,05).

3. Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap profitabilitas (ROA)
a. Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap profitabilitas (ROA)
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat dilihat dari output SPSS di bawah ini :
Tabel 4.22
Hasil Pengujian Simultan antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .002 2 .001 3.323 .097a

Residual .002 7 .000


Total .004 9
a. Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, inflasi
b. Dependent Variable: profitabilitas

Dari table ANOVA diatas dapat dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara
variable bebas terhadap variable terikat. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variable
bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika Fhitung > Ftabel. Dari
table diatas dapat dilihat pengaruh antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara simultan terhadap
profitabilitas perusahaan dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan karena Fhitung
statistic yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan Ftabel (3.323 < 4.74)
Selain dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05 dan Nilai Sig. Pada tabel diatas adalah 0,097
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara tingkat
inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar
dibandingkan alpha (0.097 > 0,05).

b. Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap profitabilitas (ROA)
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading company Tbk dapat dilihat dari output SPSS berikut ini :

Tabel 4.25
Hasil Pengujian Simultan antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .008 2 .004 .989 .419a
Residual .028 7 .004

10
Total .036 9
a. Predictors: (Constant), nilaitukarrupiah, inflasi
b. Dependent Variable: profitabilitas
Dari table ANOVA diatas dapat dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara
variable bebas terhadap variable terikat. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variable
bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika Fhitung > Ftabel. Dari
table diatas dapat dilihat pengaruh antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara simultan terhadap
profitabilitas perusahaan dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena Fhitung
statistic yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan Ftabel (0.989 < 4.74)
Selain dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05. Nilai Sig. pada tabel diatas adalah 0,419
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara tingkat
inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar
dibandingkan alpha (0.419 > 0,05).

c. Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap profitabilitas (ROA)
PT. Sekar Laut Tbk dapat dilihat dari output SPSS di bawah ini :
Tabel 4.28
Hasil Pengujian Simultan antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas

ANOVAb
Model
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .009 2 .005 3.521 .087a

Residual .009 7 .001

Total .019 9

a. Predictors: (Constant), nilaitukarrupiah, inflasi


b. Dependent Variable: profitabilitas
Dari table ANOVA tersebut dapat dilakukan uji F untuk mengetahui tingkat signifikansi antara
variable bebas terhadap variable terikat. Tingkat signifikansi pada uji F menjelaskan apakah variable
bebas berpengaruh nyata atau bermakna. Uji F dapat dikatakan signifikan jika Fhitung > Ftabel. Dari
table diatas dapat dilihat pengaruh antara tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah secara simultan terhadap
profitabilitas perusahaan dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan karena Fhitung
statistic yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan Ftabel (3.521 < 4.74)
Selain dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel, tingkat signifikansi juga dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Sig. pada table diatas dengan standar kesalahan atau alpha (α).
Apabila nilai Sig. lebih kecil dari alpha (nilai Sig. < alpha) maka dapat dikatakan signifikan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan alpha sebesar 0,05. Nilai Sig. pada tabel diatas adalah 0,087
sehingga dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara tingkat
inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan karena nilai Sig. lebih besar
dibandingkan alpha (0.087 > 0,05).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan
Berdasarkan hasil uji t (parsial) statistik terhadap ketiga perusahaan yang diteliti penulis
menunjukkan bahwa pengaruh tingkat inflasi terhadap profitabilitas yang diwakili oleh ROA (Return On
Asset) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, dan PT.
Sekar Laut Tbk tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Dari ketiga perusahaan tersebut, PT. Sekar Laut
Tbk memiliki nilai sig. terkecil, yaitu 0,088 dengan standar kesalahan atau alpha (α) sebesar 5%. Dan
diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0,321, yang berarti 32,1% profitabilitas PT. Sekar
Laut Tbk dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Sedangkan sisanya 67,9% dipengaruhi oleh variable lain selain
inflasi. Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat inflasi terhadap profitabilitas perusahaan ini
dikarenakan ketika terjadi inflasi perusahaan tersebut dapat mengikuti laju inflasi atau dengan kata lain
ketika beban pokok produksi dan biaya operasional naik karena inflasi, perusahaan tersebut juga dapat
menyesuaikan harga jual produknya sesuai dengan tingkat inflasi, atau perusahaan dapat melakukan
11
efisiensi biaya produksi sehingga inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
2. Pengaruh nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan
Berdasarkan hasil uji t (parsial) statistik terhadap ketiga perusahaan yang diteliti penulis
menunjukkan bahwa pengaruh nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas yang diwakili oleh ROA (Return
On Asset) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki pengaruh yang signifikan, sedangkan untuk PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dan PT. Sekar Laut Tbk tidak memiliki pengaruh yang
signifikan. Dari ketiga perusahaan tersebut, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki nilai sig. terkecil,
yaitu 0,030 dengan standar kesalahan atau alpha (α) sebesar 5%. Dan diperoleh koefisien determinasi
(R square) sebesar 0,465. Yang berarti 46,5% profitabilitas PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah. Sedangkan sisanya 53,5% dipengaruhi oleh variable lain selain nilai
tukar rupiah. Adanya pengaruh yang signifikan dari nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas ini karena
sebagian besar bahan baku, yaitu gandum yang diperoleh perusahaan adalah hasil dari impor, dan
kontribusi pasar ekspor hanya dalam skala rendah terhadap total penjualan perusahaan. Karena hal
tersebut dalam hal ekspor dan impor perusahaan tidak berimbang sehingga nilai tukar rupiah
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
3. Pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas perusahaan
Berdasarkan hasil uji f (simultan) statistik terhadap ketiga perusahaan yang diteliti penulis
menunjukkan bahwa pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap profitabilitas yang diwakili
oleh ROA (Return On Asset) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk, dan PT. Sekar Laut Tbk tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Dari ketiga perusahaan
tersebut, PT. Sekar Laut Tbk memiliki nilai sig. terkecil yaitu sebesar 0,087 dengan standar kesalahan
atau alpha (α) sebesar 5%. Dan diperoleh koefisien determinasi (R square) sebesar 0,502. Angka
tersebut memberikan penjelasan bahwa 50,2% profitabilitas dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan nilai
tukar rupiah. Sedangkan sisanya 49,8% dipengaruhi oleh variable lain selain tingkat inflasi dan nilai
tukar rupiah. Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap
profitabilitas perusahaan ini dikarenakan ketika terjadi inflasi, perusahaan tersebut dapat mengikuti laju
inflasi dan dalam operasionalnya perusahaan tidak banyak menggunakan mata uang asing dalam
transaksi atau dengan kata lain, kontribusi ekspor produk dan impor bahan baku hanya dalam skala
kecil sehingga tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.

SARAN
Berdasarkan kesimpulan pada poin 5.1 maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Kondisi rata-rata inflasi dalam penelitian ini masih dalam tingkat inflasi ringan sehingga belum
mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA perusahaan. Diharapkan pada penelitian
selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian agar lebih menjelaskan dampak inflasi
terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk nilai tukar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan, sebaiknya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk mengelola risiko mata uang
dengan melakukan pengawasan terhadap nilai tukar mata uang secara terus menerus sehingga
dapat melakukan tindakan yang tepat seperti penggunaan transaksi lindung nilai apabila
diperlukan untuk mengurangi risiko mata uang asing.
3. Hasil penelitian ini faktor makro ekonomi yaitu Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap ROA. Maka dari itu, sebaiknya perusahaan memperhatikan faktor
makro ekonomi lainnya seperti tingkat suku bunga dan faktor lain yang dapat mempengaruhi ROA.
4. Pengukuran profitabilitas menggunakan indikator ROA (Return On Asset) dalam penelitian ini
belum merefleksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu,
sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dapat memperhatikan pengukuran profitabilitas lainnya
seperti Net Profit Margin, Gross Profit Margin, dan Return on Equity.

DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, Data Tingkat Inflasi Indeks Harga Konsumen pertahun periode 2005-2014. [Internet].
[diakses pada tanggal 16 April 2015].
Tersedia pada:
http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx
Bank Indonesia, Data Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar pertahun periode 2005-2014. [Internet].
[diakses pada tanggal 16 April 2015]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-
kurs/Default.aspx
Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Edisi Kesepuluh. Salemba Empat,
Jakarta
Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk dan PT. Sekar Laut Tbk pertahun periode 2005-2014. [Internet]. [diakses

12
pada tanggal 16 April 2015]. Tersedia pada: http://www.idx.co.id/id-
id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
Eugene F, Brigham,. dan Joel F, Houston. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali
Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku kedua. Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT raja Grafindo, Jakarta.
Madura, Jeff. 2009. Manajemen Keuangan Internasional. Buku 1 Edisi Delapan
Erlangga,Jakarta.
Mankiw, N, Gregory. 2008. Principles of Macroeconomics sixth edition, South-Western Cengage Learning.
Prasetyo, P.Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Beta Offset, Yogyakarta.
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi Makro, Edisi Keempat. Lembaga
Penerbit FE UI, Jakarta.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi 3. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia. Yogyakarta.
Yuliati, Sri Handaru dan Handoyo Prasetyo. 2002. Dasar Dasar Manajemen
Keuangan Internasional. Yogyakarta.
Pramiudi, U., 2013. Analisis Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik, Jumlah Anggota Komite
Audit, dan Jumlah rapat Komite Audit Terhadap Kecepatan Pelaporan Keuangan Audited. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(1).
Setiawan, H. and Effendy, M., 2009. Pengaruh Likuiditas Dan Hutang Jangka Panjang Terhadap
Kemampulabaan Studi Kasus Pada PT Matahari Putra Prima Tbk dan PT Ramayana Lestari Sentosa
Tbk. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 11(1).
Manurung, T.M.S. and Harni, B., 2008. Kajian Motivasi Kerja dan Produktivitas Karyawan. Jurnal Ilmiah
Ranggagading (JIR), 8(2), pp.103-114.
Effendy, M., Purba, J.H.V. and Kirana, R., 2014. ANALISIS EBIT-EPS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
KEPUTUSAN PENDANAAN PERUSAHAAN. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(3).
de Poere, D.B. and Rosita, S.I., 2013. Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap
Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(1).
Purba, J.H.V., 2008. Dampak Liberalisasi Finansial terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Komparasi
Indonesia dan Korea Selatan. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 8(2), pp.144-154.
Purba, J.H.V. and Munawar, A., 2005. Analisis Pelayanan Bagian Teller Studi Kasus Pada BRI Unit Kota
Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 7(2), pp.11-18.
Munawar, A. and Marpaung, B.S., 2013. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Peningkatan
Kemampulabaan dan Pertumbuhan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(3).
Surya, T.M. and Nugraha, A.F., 2012. Analisis Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas
Perusahaan Studi Kasus Pada PT. GOODYEAR Indonesia Tbk. dan PT. Gajah Tunggal Tbk. Jurnal
Ilmiah Ranggagading (JIR), 12(1), pp.39-46.
Budianto, E.T. and Surya, T.M., 2008. Evaluasi Atas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dengan
Program Ias (Integrated Accounting System) Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Persediaan
Suku Cadang. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 10(2), pp.123-129.
Novianti, F., Sutarti, S. and Efrianti, D., 2013. Perlakuan Akuntansi Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pada Job Pertamina Petrochina East Java. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(3).
Pramiudi, U., 2013. Peranan InternalAudit Dalam Menuju Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(2).

13

View publication stats

You might also like