You are on page 1of 8

109

Jurnal Pharmascience, Vol 05, No. 02, Oktober 2018, hal: 109-116
ISSN-Print. 2355-5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Penggunaan Obat Rasional (POR) dalam


Swamedikasi pada Tenaga Kesehatan di STIKES
Sari Mulia Banjarmasin
*Dewi Susanti Atmaja1, Aprillia Rahmadina1
1
Program Studi Farmasi, STIKES Sari Mulia, Banjarmasin
*Email : dewi.s.atmaja@gmail.com

ABSTRAK
Swamedikasi merupakan kegiatan umum yang dilakukan oleh seseorang ketika
sedang sakit. Swamedikasi yang tepat dengan pemberian informasi yang diberikan oleh
tenaga kesehatan akan membantu proses penyembuhan pasien dengan mengoptimalkan
terapi. Tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan tentang penggunaan obat rasional
seharusnya memiliki perilaku positif dalam swamedikasi untuk dirinya sendiri dan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran swamedikasi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di STIKES Sari Mulia terkait Penggunaan Obat Rasional (POR). Desain penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode explanatory survey. Responden
adalah tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat dan bidan) yang bekerja sebagai
pengelola di STIKES Sari Mulia berjumlah 75 orang. Responden diminta untuk mengisi
kuesioner suervei penggunaan obat rasional. Gambaran dari pengisian kuesioner tersebut
terdapat 62,7% responden yang melakukan swamedikasi ketika sedang sakit dan responden
yang mengetahui tentang penggunaan obat rasional hanya 80,0% dari total keseluruhan
responden.
Kata kunci: Penggunaan Obat Rasional (POR), swamedikasi, tenaga kesehatan

ABSTRACT
Self-medication is common thing to do by someone if he or she gets sick. Right self
medication with proper information given by health-workers can help patient’s healing
process with optimizing therapy. Health-workers who have knowledge about rational use of
medicine should have positive behavior in self-medication for themselves and patient’s. This
research aimed to see how self-medication is done by health-workers at STIKES Sari Mulia
with rational use of medicine. The design of this research is descriptive using explanatory
survey method. Respondents are health-workers (doctor, pharmacist, nurse and midwife) who
work at STIKES Sari Mulia with total of 75 persons. Respondents will be asked to fill a
questionnaire about rational use of medicine. Questionnaire result shows about 62,7% of
respondents do self-medication when they get sick and total respondents who know about
rational use of medicine is only 80,0% of all respondents.
Keywords: Rational use of medicine, self-medication, health-workers

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


110

I. PENDAHULUAN tahun 2013 di bahasan farmasi dan


Langkah awal yang merupakan ciri pelayanan kesehatan tradisional
khas dari seorang pasien ketika menderita memberikan data sebanyak 35,2% dari
suatu penyakit adalah berusaha untuk 294.959 Rukun Tetangga (RT) di
mengobati sendiri penyakit yang Indonesia menyimpan obat untuk
dialaminya. Hal yang paling umum untuk swamedikasi dengan rata – rata sediaan
dilakukan adalah dengan swamedikasi obat yang disimpan hampir 3 macam.
menggunakan obat – obatan yang dijual Proporsi RT yang menyimpan obat keras
bebas di pasaran. Tetapi ketika seseorang sebanyak 35,7% dan antibiotika 27,8%.
mengalami penyakit yang parah, maka Dari data tersebut didapatkan 81,9% RT
swamedikasi tidak dapat dilakukan atau menyimpan obat keras dan 86,1% RT
dengan kata lain mereka memerlukan menyimpan antibiotik yang diperoleh
tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan tanpa resep. Kejadian ini memberikan
terapi. gambaran bahwa swamedikasi yang
Swamedikasi bila dilakukan dilakukan di masyarakat masih
dengan benar maka akan memberikan menunjukkan adanya ketidak rasionalan
perbaikan kesehatan masyarakat secara dalam pemberian obat oleh tenaga
nasional di suatu negara. Peran tenaga kesehatan.
kesehatan dalam memilihkan terapi tidak Tenaga kesehatan memiliki peran
lepas dari suatu kerasionalan pemberian yang besar di masyarakat terutama dalam
terapi dan tidak jarang pula kerasionalan pemilihan dan penggunaan terapi oleh
itu tidak terlihat di masyarakat. Ketika pasien. Keberhasilan terapi yang dijalani
pasien menerima obat yang tepat untuk pasien tidak lepas dari pemberian
kebutuhan klinis dan dalam dosis yang informasi oleh tenaga kesehatan dan dalam
dapat memenuhi persyaratan untuk hal ini pengetahuan serta pengalaman
individu mereka sendiri serta dalam jangka tenaga kesehatan memegang peranan yang
waktu yang cukup dengan memperhatikan sangat penting dalam penggunaan obat
biaya terendah untuk penggunaan obat yang rasional. Informasi yang diberikan
tersebut, maka menurut World Health secara tidak tepat oleh tenaga kesehatan
Organization dapat dikatakan pasien telah dapat menimbulkan suatu masalah baru
menggunakan obat secara rasional (WHO, dalam swamedikasi yang dilakukan oleh
1985). masyarakat. Rasionalitas penggunaan obat
Data yang didapatkan dari hasil terdiri dari beberapa aspek yaitu ketepatan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada indikasi, kesesuaian dosis, tidak terdapat

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


111

kontraindikasi, tidak terdapat efek II. METODE PENELITIAN


samping, tidak terdapatnya interaksi A. Jenis Penelitian
dengan obat lain maupun makanan dan Desain penelitian ini adalah
tidak terdapat polifarmasi yang merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
kondisi penggunaan obat lebih dari dua metode explanatory survey dimana
macam obat untuk indikasi yang sama kuesioner dipakai sebagai alat
(Cipolle, et. al., 1998). pemngumpul data. Penelitian dilakukan
Pengetahuan dan sikap tenaga secara deskriptif untuk melihat gambaran
kesehatan dalam penyampaian informasi Penggunaan Obat Rasional (POR) dalam
kepada pasien dapat membantu swamedikasi pada tenaga kesehatan di
keberhasilan dari penggunaan obat yang STIKES Sari Mulia Banjarmasin. Populasi
rasional. Kegiatan ini dapat memberikan yang dipilih adalah pengelola STIKES Sari
nilai yang positif untuk menekan angka Mulia yang berprofesi sebagai tenaga
penyakit secara global. Peran tenaga kesehatan, karena populasi ini terdiri dari
kesehatan dalam memberikan informasi berbagai macam profesi kesehatan
secara maksimal dapat membantu sehingga diharapkan dapat memberikan
swamedikasi yang dilakukan oleh gambaran tenaga kesehatan yang tersebar
masyarakat secara benar, sehingga dapat di masyarakat. Sampel adalah jumlah
merubah perilaku masyarakat dalam keseluruhan populasi yang diteliti. Teknik
melakukan swamedikasi. Swamedikasi pengambilan sampel dengan menggunakan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan purposive sampling, hal ini berdasarkan
terhadap dirinya sendiri dapat pada pertimbangan yang telah ditetapkan
menggambarkan ketepatan dari informasi terkait dengan populasi yang digunakan
yang akan diberikan kepada masyarakat. dalam penelitian ini.
Pengelola STIKES Sari Mulia terdiri dari B. Tempat dan Waktu Penelitian
beberapa profesi kesehatan yaitu bidan, Penelitian ini dilakukan di Sekolah
perawat, apoteker dan dokter sehingga Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Sari
lokasi ini dapat dijadikan tempat penelitian Mulia Banjarmasin selama periode waktu
karena empat profesi tersebut seringkali April sampai dengan Juni 2018.
bersinggungan dengan masyarakat. C. Teknik Analisa
Data yang didapatkan dalam
penelitian ini akan dianalisis menggunakan
statistik deskriptif menggunakan
komputerisasi. Analisis tersebut bertujuan

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


112

untuk menyajikan data gambaran Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 2 di


penggunaan obat rasional (POR) dalam bawah ini:
swamedikasi yang dilakukan oleh tenaga Tabel 2. Gambaran Deskriptif
kesehatan di STIKES Sari Mulia. Kuesioner Survei Penggunaan Obat
Rasional Oleh Tenaga Kesehatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Responden yang terlibat dalam Pertanyaan n %
penelitian ini berjumlah 75 orang. Data 1. Apakah Anda menderita penyakit
kronis?
karakteristik responden penelitian dapat a. Iya 5 6,7
dilihat pada tabel 1 di bawah ini: b. Tidak 70 93,3
2. (Jika Ya) Apakah ada obat yang Anda
Tabel 1. Karakteristik Sampel gunakan secara teratur?
Penelitian a. Iya 4 5,3
b. Tidak 71 94,7
Karakteristik Responden 3. Seberapa sering Anda menggunakan
penelitian obat?
(n=75) a. Setiap hari - -
Usia (mean ± SD) 29,53 ± 4,40 b. ≥ 1 kali dalam 7 9,3
tahun semingu
Jenis Kelamin c. ≥ 1 kali dalam 32 42,7
a. Laki – laki 21 (28,0%) sebulan
b. Perempuan 54 (72,0%) d. ≥ 1 kali dalam 36 48,0
Profesi setahun
a. Apoteker 11 (14,7%) 4. Apa yang Anda lakukan ketika Anda
b. Bidan 34 (45,3%) merasa sakit?
c. Perawat 27 (36,0%) a. Pergi ke dokter 13 17,3
d. Dokter 3 (4,0%) b. Mengkonsumsi obat 8 10,7
Tingkat Pendidikan – obatan yang ada di
Terakhir rumah atau
a. Diploma III 4 (5,3%) memintanya dari
b. Sarjana/Diploma IV 7 (9,3%) tetangga
c. Profesi 14 (18,7%) c. Membeli obat di 39 52,0
d. Magister 50 (66,7%) apotek
d. Saya tidak 15 20,0
mengkonsumsi obat
Hasil uji validitas dan reliabilitas apapun, menunggu
kuesioner survei penggunaan obat rasional kondisi baik dengan
sendirinya
oleh tenaga kesehatan memiliki nilai α > 5. Apakah Anda membeli obat – obatan
0,6 dan nilai r > 0,3.(Dahlan, 2010) di apotek dengan menggunakan resep
dari dokter?
Hasil analisis data penelitian dari a. Tidak pernah 3 4,0
kuesioner survei penggunaan obat rasional b. Kadang – kadang 55 73,3
c. Sering 11 14,7
oleh tenaga kesehatan STIKES Sari Mulia d. Selalu 6 8,0
6. Apakah Anda menyimpan obat –

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


113

obatan yang diresepkan di rumah dari kemasan


Anda untuk sewaktu – waktu d. Memberikannya 1 1,3
digunakan bila perlu? kepada saudara atau
a. Iya 66 88,0 kerabat yang
b. Tidak 9 12,0 membutuhkan
7. Apakah Anda pernah mengkonsumsi 12. Berapa banyak obat yang ada di
antibiotik? rumah Anda pada saat ini yang
a. Iya 71 94,7 belum pernah sama sekali digunakan
b. Tidak 4 5,3 (kemasan masih tersegel) sejak Anda
8. (Jika Ya) Apakah Anda membeli mendapatkannya?
antibiotik di apotek? a. Tidak ada 39 52,0
a. Iya 68 90,7 b. 1 – 5 jenis obat 32 42,7
b. Tidak 7 9,3 c. 6 – 10 jenis obat 2 2,7
9. Apakah Anda menggunakan antibiotik d. > 10 jenis obat 2 2,7
berdasarkan resep? 13. Berapa banyak obat yang ada di
a. Tidak pernah 2 2,7 rumah Anda pada saat ini, yang
b. Kadang – kadang 33 44,0 kemasannya sudah tidak utuh tetapi
c. Selalu 40 53,3 masih dapat digunakan?
10. Berapa kama Anda menggunakan a. Tidak ada 33 44,0
antibiotik yang diresepkan untuk b. 1 – 5 jenis obat 39 52,0
Anda? c. 6 – 10 jenis obat 2 2,7
a. Saya berhenti 5 6,7 d. > 10 jenis obat 1 1,3
meminum antibiotik 14. Selama 1 tahun ini, berapa banyak
ketika saya merasa obat yang masih baru dan belum
sudah sehat pernah sama sekali digunakan tetapi
b. Saya tidak 2 2,7 harus Anda buang karena sudah
menggunakan kadaluwarsa?
antibiotik lagi jika a. 1 – 3 buah 21 28,0
rasanya tidak b. 4 – 7 buah 4 5,3
nyaman c. 8 – 10 buah - -
c. 2 – 3 hari 6 8,0 d. > 10 buah - -
d. Saya menggunakan 62 82,7 e. Tidak ada 50 66,7
antibiotik hingga 15. Apakah Anda membaca brosur
habis informasi obat yang ingin Anda
11. Apa yang Anda lakukan dengan gunakan?
sisa obat yang masih ada setelah a. Selalu 60 80,0
menjalankan terapi pengobatan? b. Kadang – kadang 15 20,0
a. Saya menyimpan 62 82,7 c. Tidak pernah - -
sisa obat yang 16. Apakah Anda paham tentang
masih ada untuk informasi yang disampaikan pada
berjaga – jaga bila brosur obat yang Anda gunakan?
dibutuhkan a. Sangat paham 61 81,3
b. Membuangnya di 2 2,7 b. Hanya sebagian saja 14 18,7
tempat sampah paham
dengan keadaan c. Saya tidak paham - -
utuh sama sekali
c. Membuangnya di 10 13,3 17. Apa yang Anda lakukan jika
tempat sampah mengalami efek samping dari obat
dengan yang Anda minum?
mengeluarkan obat a. Saya berhenti 20 26,7

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


114

minum obat tersebut obat yang rasional dengan menggunakan


b. Saya berhenti 50 66,7 kuesioner survei penggunaan obat rasional
minum obat tersebut
dan (POR). Pada penelitian sebelumnya yang
mengkonsultasikan
melaporkan tentang kegiatan swamedikasi
hal tersebut dengan
dokter atau apoteker sangat bervariasi baik dan populasi yang
c. Saya tetap - - digunakan belum berfokus. Beberapa
mengkonsumsi obat
tersebut karena penelitian dilakukan menggunakan
sudah rutin
masyarakat awam yang bukan merupakan
menggunakan obat
tersebut tenaga kesehatan, dilaporkan hanya sekitar
d. Saya mengganti 5 6,7 50 – 60% dari total sampel yang
obat tersebut dengan
obat baru yang melakukan swamedikasi. (Foroutan &
memiliki efek yang
Foroutan, 2014; Papakosta, Zavras &
sama dengan obat
yang sebelumnya Niakas, 2014; Azami – Aghdash et al.,
saya minum 2015; Nayir et al. 2016)
18. Apakah Anda pernah mendengar
tentang penggunaan obat yang Kondisi tersebut tergambar pula
rasional?
pada penelitian ini yang melibatkan tenaga
a. Iya 60 80,0
b. Tidak 15 20,0 kesehatan sebagai responden dan hasilnya
menunjukkan hanya 62,7% dari
Pengumpulan data yang dilakukan keseluruhan sampel yang melakukan
dengan memberikan kuesioner survei swamedikasi bila dalam kondisi sakit.
penggunaan obat rasional kepada tenaga Angka ini sedikit lebih tinggi daripada
kesehatan yang ada di STIKES Sari Mulia kegiatan swamedikasi yang dilakukan oleh
memberikan gambaran data yang beragam. masyarakat umum dengan pengambilan
6,7% (n=5) responden memiliki penyakit data di negara Iran berdasarkan penelitian
kronis yaitu asma dan vertigo. Tenaga sytematic review dan meta analysis yang
kesehatan yang memiliki penyakit kronis dilakukan pada tahun 2015 yaitu hanya
sebagian besar rutin menggunakan obat – 53% masyarakat yang melakukan
obatan yang dapat memperbaiki kualitas swamedikasi. (Azami – Aghdasah S, et al.
hidup mereka. 2015)
Penelitian ini bertujuan untuk Pembelian obat di apotek yang
mengkaji swamedikasi yang dilakukan dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak
oleh tenaga kesehatan di STIKES Sari selalu menggunakan resep dokter. Hal ini
Mulia dan menganalisis pengetahuan dan tergambar sebanyak 73% responden
sikap tenaga kesehatan dalam penggunaan memberikan jawaban kadang – kadang

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


115

saja menggunakan resep untuk membeli di ini dapat memberikan dampak buruk bagi
apotek. Kondisi ini dikatakan salah satu masyarakat bila tidak dibekali dengan
bentuk penggunaan rasional bila obat – informasi yang tepat pula. Hasil yang
obatan yang dibeli merupakan golongan didapatkan dari tenaga kesehatan yang
obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib menjadi responden dalam penelitian ini,
apotek (OWA) dan multivitamin. Tetapi walaupun 80% dari responden memiliki
dikatakan tidak rasional bila obat yang pengetahuan tentang penggunaan obat
dibeli merupakan golongan obat keras rasional tetapi hanya 53,3% saja yang
yang baru bisa dibeli ketika ada resep melakukan pembelian antibiotik dengan
dokter. resep dokter dan sisanya sebanyak 44,0%
94,7% responden mengatakan melakukan pembelian antibiotik kadang –
pernah menggunakan antibiotik tetapi kadang saja dengan resep dokter bahkan
tidak semua responden yang menggunakan 2,7% membeli antibiotik tanpa resep
antibiotik tersebut mendapatkannya dari dokter.
apotek dengan menggunakan resep dokter. Tenaga kesehatan merupakan profesi
Walaupun telah ada Peraturan Menteri yang berperan penting dalam proses terapi
Kesehatan Republik Indonesia Nomer yang dijalani oleh pasien. Sudah
2406/Menkes/Per/XII/ 2011 tentang sewajarnya bila tenaga kesehatan tersbeut
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik memiliki pengetahuan yang baik tentang
yang mengatakan bahwa penggunaan penggunaan obat rasional tetapi hal ini
antibiotik hanya dengan resep tetapi pada belum tentu mencermikan seorang tenaga
kenyataannya penggunaan antibiotik kesehatan mampu mewujudkannya dalam
masih dengan mudah bisa didapatkan perilaku ketika dia memiliki kondisi
tanpa resep dokter. Bila hal ini terus sedang sakit (menjadi pasien). Karena
menerus berlajut dan tanpa adanya berdasarkan teori Health Belief Model
pembekalan informasi kepada penggunan seseorang yang memiliki pengetahuan
khususnya masyarakat umum, maka yang baik akan terpengaruh dengan
penggunaan antibiotik tanpa resep tersebut kondisi yang dialaminnya (treat).
akan menyebabkan kejadian resistensi dan (Rosenstock IM, et. al., 1988)
penggunana obat yang tidak rasional. Hanya 82,7% tenaga kesehatan yang
Gambaran ini mencerminkan masih menjadi responden menggunakan
banyak pelayanan kefarmasian terutama antibiotik secara rasional yaitu
apotek yang melakukan penjualan menggunakannya hingga habis agar tidak
antibiotik tanpa resep dokter, sehingga hal terjadi resistensi, sedangkan sisanya dapat

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience


116

dikatakan menggunakan antibiotik secara Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. 1998.
Pharmaceutical Care Practice,
tidak rasional yang dapat memicu
McGraw – Hill, New York.
terjadinya resistensi. Pengetahuan yang Dahlan SM. 2010. Besar sampel dan cara
pengambilan sampel. Penerbit
baik tentang penggunana obat rasional
Salemba Medika. Jakarta. 2010.
yang dimiliki oleh tenaga kesehatan belum Foroutan B, Foroutan R. 2014. Household
sepenuhnya dapat memberikan perilaku storage of medicines and self –
medication practices in south –
penggunaan obat rasional. east Islamic Republic of Iran.
Terkait swamedikasi yang Eastern Mediterranean Health
Journal 20(9):547 – 553.
dilakukan oleh tenaga kesehatan sebanyak Kementrian Kesehatan RI. 2011. Peraturan
82,7% melakukan penyimpanan sisa obat Menteri Kesehatan Nomor
2406/Menkes/Per/XII/2011 tentang
untuk berjaga – jaga dan hal ini sangat Pedoman Umum Penggunaan
umum dilakukan oleh sebagian besar Antibiotik. Kementerian Kesehatan
RI, Jakarta.
masyarakat. Penyimpanan ini harus pula Nayir T, et. al. 2016. Assessment of
dilakukan pemeriksaan secara berkala atau rational use of drugs and self –
medication in Turkey: a pilot study
sebelum obat tersebut digunakan kembali from Elazig and its suburbs.
untuk mencegah penggunaan obat yang Pakistan Journal of Pharmaceutical
Sciences 29(4 Suppl):1429 – 1435.
kadaluwarsa. Papakosta M, Zavras D, Niakas D. 2014.
Investigating factors of self – care
orientation and selfmedication use
IV. KESIMPULAN in a Greek rural area. Rural
Remote Health 14: Article 2349.
Pada penelitian ini dapat
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013).
disimpulkan bahwa 62,7% dari Badan Penelitian dan
Pengembangan. Kesehatan
keseluruhan tenaga kesehatan di STIKES
Kementerian RI tahun 2013.
Sari Mulia melakukan swamedikasi. Diakses: 19 Maret 2017
Rosenstock IM, Strecher VJ, Becker MH.
Tetapi tidak semua tenaga kesehatan 1988. Social Learning Theory and
menggunakan obat secara rasional untuk the Health Belief Model. Sage
Journals: 15:175 – 183
dirinya sendiri. WHO. 1985. The Rational Use of Drugs.
Report of the Conference of
Expertsxi. Geneva Swiss: World
DAFTAR PUSTAKA Health Organization
Azami – Aghdash S, et. al. 2015.
Prevalance and cause of self –
medication in Iran: a systemactic
review and meta – analysis article.
Iranian Journal of Public Health
44(12):1580 – 1593.

Volume 05, Nomor 02 (2018) Jurnal Pharmascience

You might also like