Professional Documents
Culture Documents
“Multimedia Pembelajaran”
DOSEN PEMBIMBING:
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pengertian Multimedia Pembelajaran..........................................3
B. Sejarah Multimedia Pembelajaran...............................................4
C. Prinsip-prinsip Multimedia Pembelajaran...................................5
D. Elemen-elemen Multimedia dalam Multimedia Pembelajaran. . .7
E. Pembuatan Multimedia Pembelajaran.......................................11
F. Kekurangan dan Kelebihan Multimedia Pembelajaran.................
BAB III PENUTUP......................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................14
B. Saran..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi komputer, teknologi informasi dan teknologi
komunikasi berkembang sangat pesat. Kemajuan tersebut membawa
pengaruh yang luar biasa pada berbagai bidang kehidupan manusia. Tanpa
disadari, komputer ternyata telah berperan di masyarakat membantu
kelancaran kegiatan manusia di berbagai bidang. Sebagai salah satu
penemuan teknologi, komputer sebenarnya tidak berbeda dengan produk
teknologi lainnya yang sudah mapan lebih dulu seperti mobil, televisi, radio,
kalkulator, dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yang penulis
bahasa antara lain adalah:
1. Apa Pengertian Multimedia Pembelajaran?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Multimedia Pembelajaran?
3. Jelaskan Prinsip-prinsip Multimedia Pembelajaran?
4. Apa Elemen-elemen Multimedia dalam Multimedia Pembelajaran?
5. Jelaskan mengenai Pembuatan Multimedia Pembelajaran?
6. Apa saja Kekurangan dan Kelebihan Multimedia Pembelajaran?
iv
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini antara lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian Multimedia Pembelajaran.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Sejarah Perkembangan Multimedia
Pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan Prinsip-prinsip Multimedia Pembelajaran.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Elemen-elemen Multimedia dalam
Multimedia Pembelajaran.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Pembuatan Multimedia Pembelajaran.
6. Mahasiswa dapat mengetahui Kekurangan dan Kelebihan Multimedia
Pembelajaran.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Multimedia Pembelajaran
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for
Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media
sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.
National Education Association(NEA) mendefinisikan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan
Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to
anything that carries information between a source and a receiver”.[1]
Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses transfer ilmu/ pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik. Dengan melihat pengertian dari media dan
multiedia tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana/ wahana untuk menyalurkan informasi/ ilmu dari pendidik kepada
peserta didik.
Multimedia dalam proses pembelajaran bukan satu-satunya penentu
keberhasilan belajar. Faktor lain yang menentukan keberhasilan proses belajar
diantaranya motivasi peserta didik, keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan
keluarga, situasi pada saat proses belajar, kurikulum dan pendidik. DeVoogd &
Kritt (1997) mengatakan multimedia tidak mengajar secara langsung, namun
hanya sebagai alat bantu atau alat peraga, sebab yang mengajar tetap saja
pendidik. Dalam penggunaan media apabila seorang peserta didik faham dan
terampil maka aktivitas akan berjalan dengan baik dan berhasil menguasai
materi pembelajaran. Sebaliknya, jika peserta didik tidak memahami dan tidak
terampil, maka media tersebut bukannya untuk mempermudah bahkan
mungkin akan menghambat keberhasilan. “Educational effectiveness does not
depend on the medium but on how it is used” (Stratfold 1994). Salomon (1979)
menyatakan bahwa perbedaan media akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
vi
seseorang. Perbedaan media akan diikuti dengan perbedaan sistem simbol dan
kode sehingga dapat mempengaruhi perbedaaan pesan yang disampaikan.
Kelengkapan media yang dimiliki teknologi multimedia meliputi seluruh
indra, yang memang sangat diperlukan untuk media proses pembelajaran.
Sebagai media yang lengkap, teknologi multimedia berkemampuan untuk
mengembangkan daya imajinasi, kreativitas, fantasi, dan emosi peserta didik ke
arah yang lebih baik. Berbagai kajian telah menunjukkan bahwa media
pembelajaran yang melibatkan lebih dari panca satu indra lebih menarik untuk
proses belajar daripada media proses belajar yang melibatkan hanya satu indra
saja. Kajian-kajian lain juga menunjukkan bahwa materi pelajaran akan
diingat lebih lama apabila lebih dari satu indra dilibatkan selama pembelajaran
berlaku. Ini bermakna, multimedia yang mengintegrasikan berbagai media
dalam satu lingkungan digital adalah media proses belajar yang sangat sesuai
untuk proses belajar secara umum dan proses belajar pada salah satu materi
pelajaran secara khusus
Pada pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya pendidik menggunakan
media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan melibatkan media yang
menggunakan berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka
penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk
pembelajaran dan proses belajar yang menarik. Fleming dan Levie (Wilkinson
1980) memberikan petunjuk bahwa jika proses belajar dilaksanakan dengan
hanya menggunakan satu media, maka rangsangan yang diperlukan untuk
belajar sangat terbatas. Suatu proses belajar seharusnya menggunakan
multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap
sebab meliputi rangsangan dari penggabungan audio dan visual. Hal ini
memperlihatkan bahwa penggunaan multimedia akan memberikan kelebihan
dalam pencapaian proses belajar peserta didik. Penggabungan antara audio,
visual, gambar, teks, angka dan animasi yang saling berinteraksi memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar di sekolah atau perguruan tinggi
maupun di rumah.
vii
B. Sejarah Perkembangan Multimedia Pembelajaran
Pada proses belajar mengajar sering kali dihadapkan pada materi yang abstrak
dan diluar pengalaman peserta didik sehari-hari, sehingga materi tersebut
menjadi sulit bagi guru untuk menjelaskan dan secara otomatis akan juga sulit
untuk dipahami oleh siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menjelaskan sesuatu yang abstrak.
Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering
dilakukan dalam hal Kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar). Pada era
informatika, visualisasi berkembang dalam bentuk gambar bergerak (animasi)
yang dapat ditambahkan suara ( audio). Sajian audio visual atau lebih dikenal
dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih menarik. Dalam hal
ini komputer dengan dukungan multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan
berupa teks yang tidak monoton dan lebih menarik yang lebih interaktif.
Tampilan tersebut akan membuat pengguna lebih leluasa memilih, menyaring
dan memahami pengetahuan yang ingin diketahuinya. Hasilnya, komputer
dapat mengatasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer
tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, sebagaimana
perintah user/ pengguna.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenai hadirnya
multimedia pembelajaran ialah merupakan perkembangan atau inovasi dari
media-media sebelumnya dan merupakan gabungan dari media-media yang ada
sebelumnya.
C. Prinsip- Prinsip Multimedia Pembelajaran
viii
tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar pembelajarannya. Berikut
akan dibahas pendekatan dan prinsip-prinsip dalam multimedia pembelajaran.
1. Prinsip Multimedia
Prinsip multimedia berbunyi murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata
dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja (Mayer, 2009:93). Clark &
Mayer (2011:70) menggunakan istilah penyajian multimedia untuk
menyebut segala penyajian yang berisi kata-kata dan gambar.Mayer
(2009:93) beralasan bahwa saat kata-kata dan gambar-gambar disajikan
secara bersamaan, siswa punya kesempatan untuk mengkonstruksi model-
model mental verbal dan piktorial dan membangun hubungan di antara
keduanya. Sedangkan jika hanya kata-kata yang disajikan, maka siswa
hanya mempunyai kesempatan kecil untuk membangun model mental
piktorial dan kecil pulalah kemungkinannya untuk membangun hubungan di
antara model mental verbal dan piktorial.
2. Prinsip Keterdekatan
Prinsip keterdekatan terbagi dua, yaitu keterdekatan ruang atau
keterdekatan kata tercetak dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:119;
Clark & Mayer, 2011:92) dan keterdekatan waktu atau keterdekatan kata-
kata ternarasi dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:141; Clark &
Mayer, 2011:102). Prinsip keterdekatan ruang menyatakan bahwa siswa
bisa belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar yang
terkait disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan
(Mayer, 2009:119). Sedangkan prinsip keterdekatan waktu menyatakan
bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan gambar-
gambar yang terkait (animasi atau video) disajikan pada waktu yang sama
(simultan) (Mayer, 2009:141).
3. Prinsip Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari
animasi dan narasi (kata yang terucapkan) daripada dari animasi dan kata
tercetak di layar (Mayer, 2009:197). Berdasarkan teori kognitif dan bukti
riset, Clark & Mayer (2011:117) menyarankan untuk menarasikan teks
ix
daripada menyajikan teks tercetak di layar saat gambar (statis maupun
bergerak) menjadi fokus kata-kata dan saat keduanya disajikan pada waktu
yang bersamaan.
4. Prinsip Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika hal-
hal ekstra disisihkan dari sajian multimedia (Mayer, 2009:167). Prinsip
koherensi terbagi atas tiga versi, yaitu pembelajaran siswa terganggu jika
gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer,
2009:170; Clark & Mayer, 2011:159), pembelajaran siswa terganggu jika
suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer,
2009:181; Clark & Mayer, 2011:153), dan pembelajaran siswa akan
meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi
multimedia (Mayer 2009:188; Clark & Mayer, 2011:166).
5. Prinsip Redundansi
Prinsip redundansi menyatakan bahwa siswa belajar lebih baik dari
gambar dan narasi daripada dari gambar, narasi, dan teks tercetak di layar
(Mayer, 2009:215). Implikasi dari hal ini adalah saran dari Clark & Mayer
(2011:125) untuk tidak menambahkan teks tercetak di layar ke gambar yang
sedang dinarasikan. Clark & Mayer (2011:135) mengemukakan alasan
bahwa siswa akan lebih memperhatikan teks tercetak di layar daripada ke
gambar yang berkaitan. Saat mata mereka fokus di kata-kata tercetak, siswa
tidak bisa melihat ke gambar yang sedang dinarasikan. Juga, siswa berusaha
membandingkan teks tercetak dengan narasi yang diucapkan sehingga
membebani proses kognitif. Karena itulah, untuk gambar yang sedang
dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak di layar
6. Prinsip Personalisasi
Clark & Mayer (2011:184) menyatakan bahwa riset dalam proses
diskursus menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih keras untuk
memahami materi saat mereka merasa berada dalam percakapan dengan
seorang teman, daripada sekadar menerima informasi. Mengekspresikan
informasi dalam gaya percakapan dapat merupakan cara untuk
x
mempersiapkan proses kognitif siswa. Clark & Mayer (2011:184)
menambahkan pula bahwa instruksi yang mengandung petunjuk sosial
seperti gaya percakapan mengaktifkan perasaan kehadiran sosial, yaitu
perasaan sedang dalam percakapan dengan pengarang. Perasaan kehadiran
sosial ini mengakibatkan pembelajar terlibat dalam proses kognitif yang
lebih dalam selama belajar dengan berusaha lebih keras memahami apa
yang pengarang ucapkan, yang hasilnya adalah hasil belajar yang lebih baik.
7. Prinsip Segmentasi dan Pra Latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran yang
besar menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark & Mayer, 2011:207). Saat
sebuah materi pembelajaran kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi
sederhana dengan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang dapat diatur
kemunculannya. Prinsip pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa
mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting (Clark & Mayer,
2011:212). Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada
suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep
penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan
dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara
membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan
primary key.
8. Prinsip perbedaan individual
Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengetahuan rendah
daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa berkemampuan spasial
tinggi daripada berspasial rendah.Siswa yang berpengetahuan lebih tinggi
bisa menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk
mengkompensasi atas kurangnya petunjuk dalam presentasi. Siswa yang
berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan kognitif yang
berguna saat presentasinya kurang petunjuk.
Siswa yang memiliki kemampuan spasial yang tinggi memiliki
kapasitas kognitif untuk secara mental memadukan reprentasi verbal dan
visual dari presentasi multimedia yang ada. Siswa yang berspasial rendah
xi
harus mengerahkan kapasitas kognitif yang begitu banyak untuk memahami
apa yang disajikan
Multimedia Elemen multimedia terdiri atas teks, gambar, suara, animasi dan
video.
1. Teks
Teks merupakan bentuk media yang paling umum digunakan dalam
menyajikaninformasi, baik yang menggunakan model baris perintah ataupun
GUI. Teks dapat disajikan dengan berbagai bentuk font maupun ukuran.
2. Gambar
Secara umum, gambar atau grafik berarti still image seperti foto dan
gambar. Manusia sangat berorientasi pada penglihatan ( visual-oriented ),
dan gambar merupakan sarana yang sangat baik untuk menyajikan
informasi. Semua objek yang disajikan dalam bentuk gambar tidak
mempunyai hubungan langsung dengan waktu. Atribut dari gambar
sendiri tergantung terhadap resolusi gambar dan kedalaman bit gambar,
dicontohkan dalam perbandingan perbedaan output antara web, loser printer
dan high end image tester. Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh warna
seperti B/W, RGB dan CMYK.
3. Suara
Fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda, getaran suatu benda
yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinu
terhadap waktu. Penyajian suara merupakan cara lain untuk memperjelas
pengertian suatu informasi. Contohnya, narasi merupakan kelengkapan dari
penjelasan yang dilihat melalui video. Suara dapat lebih menjelaskan
karakteristik suatu gambar, misalnya music dan suara efek ( sound effect ) ,
maupun suara asli ( real sound ). Authoring software yang digunakan harus
mempunyai kemampuan untuk mengontrol recording dan playback.
xii
4. Animasi
Animasi dapat diartikan sebagai sebuah objek yang bergerak dinamis dan
tidak statis. Objek dapat berupa teks maupun bentukbentuk yang lainnya.
Bentuk-bentuk gerak animasi sangat banyak jenisnya, dan tentu saja tidak
dapat dihitung.Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek
perubahan bentuk yang terjadi. Selama beberapa waktu. Animasi bisa
berupa gerak sebuah objek dari tempat yang satu ke tempat yang lain,
perubahaan warna, atau perubahan bentuk. Penggunaan motion, shape
ataupun action button sebagai konsep animasi tersebut.
5. Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya
menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video
sendiri sangat erat kaitannya dengan motion & sound, seperti pada video
analog dan video digital.
xiii
dipertimbankang agar seimbang antara pembuatan dan pemakaian.
Pendesainan software ini harus melihat perkembangan zaman dan
subyeknya atau pemakainya, sehingga desain akan semakin menarik minat
pengguna serta memotivasi pengguna untuk mempelajarinya. Dengan
mempertimbangkan hal demikian, maka didalam buku Srategi
Pembelajaran Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan
Nasional yang mengutip pendapat dari Simon dan Thompson yakni ada
tiga jenis tipe software multimedia, yakni Functional Design, Physical
Design dan Logical Design. Ketiga tipe ini memiliki kekhususan sendiri-
sendiri.
3. Menyusun Materi Software Multimedia
Materi adalah hal pokok dan mendasar yang menjadi inti dari
multimedia ini. materi yang akan dibuat harus disusun sedemikian
menarik, komunikatif dan serta praktis agar dapat menarik minat peserta
didik. Sebelum materi disusun terlebih dahulu dipersiapkan sebagaimana
persyaratan diatas. Jika dirasa sudah cukup, maka proses penyusunan bisa
dilakukan. Yang pertama ialah materi disusun pada setiap frame, teknik ini
lebih dikenal dengan istilah Screen Mapping.[6] Screen Map
dipersiapkan dengan menuliskan, mengetik dan mempersiapkan gambar
atau film untuk setiap screen dari awal sampai akhir program. Materi
Screen Map akan tampak sama dengan yang ada dilayar monitor. Dalam
Screen Map pengembang software multimedia pembelajaran menyusun
Lay Out Frame yang tampak sama seperti dilayar monitor.
Pengolahan tampilan memerlukan kreativitas dalam memadukan
garis, warna, bidang, gambar, suara, film, dan kartun menjadi harmonis.
Setelah naskah materi pembelajaran dan tampilan disiapkan, langkah
berikutnya memasukkan materi kedalam komputer dengan menggunakan
bahasa komputer. Dengan menggunakan seperangkat perintah yang
terdapat dalam acromedia Flash 8 atau autoware, maka hasil produk
multimedia sudah dapat dilihat untuk disempurnakan.
xiv
F. Kelebihan dan Kekurangan multimedia Pembelajaran
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pembelajaran yang berbasis multimedia
pembelajaran sangat membantu peserta didik dalam memahami materi
pelajaran yang di sajikan guru. Media dalam pembelajaran memiliki fungsi
sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media
juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media
sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa
bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran.
B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kesalahan, jadi apabila terdapat kesalahan
kami meminta saran dari pembaca. Terima kasih atas partisispasi pembaca dan
mohon maaf atas kesalahan kami dalam membuat makalah ini dan media
pembelajaran ini.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii