You are on page 1of 12

Kata “Inkar al-sunnah” terdiri dari dua kata yaitu “inkar”

dan “Sunnah”. Kata “inkar” secara etimologis diartikan


Menurut bahasa
menolak, tidak mengetahui, dan tidak menerima
sesuatu, baik lahir dan batin yang dilatar belakangi oleh
faktor ketidaktahuannya atau fakor lain. Dan “Sunnah”
adalah hadits-hadits Rasulullah SAW.

(1) (2) (3)


Paham yang timbul Suatu paham yang timbul pada Paham Inkar Al-Sunnah
Menurut istilah dalam masyarakat sebagian minoritas umat Islam bisa jadi menolak
Islam yang menolak yang menolak dasar hukum Islam keseluruhan sunnah baik
hadis atau sunnah dari sunnah shohih baik sunnah sunnah muttawatir dan
sebagai sumber ajaran praktis atau yang secara formal ahad atau menolak yang
Islam kedua setelah dikodifikasikan para ulama, baik ahad saja dan atau
Al-qur’an. secara totalitas mutawatir maupun sebagian saja.
ahad atau sebagian saja, tanpa
ada alasan yang dapat diterima.
Inkar Al-Sunnah adalah sebuah sikap
penolakan terhadap sunnah Rasul, baik Demikian juga penolakan sunnah tidak

! sebagian maupun keseluruhannya.


Mereka membuat metodologi tertentu
dalam menyikapi sunnah. Hal ini
mengakibatkan tertolaknya sunnah, baik
sebagian maupun keseluruhannya.
didasari alasan yang kuat, jika dengan
alasan yang dapat diterima oleh akal
yang sehat, seperti seorang muktahid
yang menemukan dalil yang lebih kuat
dari pada hadis yang ia dapatkan, atau
hadis itu tidak sampai kepadanya, atau
karena kedhaifannya, atau karena ada
tujuan syar’i yang lain, maka tidak
digolongkan Inkar Al-Sunnah.
Sejarah perkembangan Inkar Al-Sunnah terjadi pada dua
masa, yaitu : Inkar Sunnah Klasik dan Inkar Sunnah Modern
1. Inkar Sunnah Klasik Inkar Sunnah Klasik lahir di Irak (kurang lebih abad 2 H/7 M),
kemudian menetas kembali pada abad modern di India (kurang
lebih abad 19 M/ 13 H), setelah hilang dari peredarannya kurang
lebih 11 abad. Dan terjadi pada masa Imam Asy-Syafi’i yang
menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai
sumber hukum Islam baik muttawatir maupun ahad. Imam Asy-
Syafi’i yang dikenal sebagai Nashir Al-Sunnah (pembela Sunah)
pernah didatangi oleh seseorang yang disebut sebagai ahli
tentang mazhab teman-temannya yang menolak seluruh sunnah,
baik muttawatir maupun ahad.
Secara garis besar, Muhammad Abu Zahrah menyimpulkan bahwa
ada tiga kelompok penginkar sunah yang berhadapan dengan Asy-
Syafi’i, yaitu sebagai berikut:
1. Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya
mengakui Al-quran saja yang dapat dijadikan hujjah.
2. Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.
3. Hanya menerima sunnah muttawatir saja dan menolak selain
muttawatir yakni sunnah ahad.
2. Inkar Sunnah Modern
Sebab utama timbulnya Inkar Sunnah modern ini ialah akibat pengaruh
kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di dunia Islam,
terutama di India setelah terjadinya pemberontakan melawan kolonial Inggris
1857 M. Kemudian baru muncul inkar sunnah di Mesir (pada abad 20 M).

Berbagai usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk


perdangkalan ilmu agama dan umum, penyimpangan aqidah
melalui pimpinan-pimpinan umat Islam dan tergiurnya mereka
terhadap teori-teori Barat untuk memberikan interpretasi hakekat
Islam. Seperti yang dilakukan oleh Ciragih Ali, Mirza Ghulam
Ahmad Al-Qadliyani dan tokoh-tokoh lain yang menghindari
hadis-hadis jihad dengan pedang, dengan cara mencela-cela
hadis tersebut. Di samping ada usaha dari pihak umat Islam
menyatukan berbagai Mazhab hukum Islam, Syafi’i, Hanbali,
Hanafi, dan Maliki ke dalam satu bendera yaitu Islam, akan tetapi
pengetahuan keislaman mereka kurang mendalam.
1. Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah. Menurut mereka hadis itu karangan Yahudi untuk
menghancurkan Islam dari dalam.
2. Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.
3.Syahadat mereka; Isyhadu bi anna muslimin.
4. Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua rakaat–dua rakaat dan ada hanya
felling saja (ingat).
5. Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja yang melihat
bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
6. Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram yaitu Muharram, Rajab, Zulqai’dah, dan
Zulhijjah.
. adalah pakaian Arab dan membuat repot. Oleh karena itu, waktu
7. Pakaian ihram
mengerjakan haji boleh memakai celana panjang dan baju biasa serta memakai jas/dasi.
8. Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.
9. Nabi Muhammad tidal berhak menjelaskan tentang ajaran Alquran (kandungan isi
Alquran).
10. Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah Alquran.
Argumentasi Inkar Al- Sunnah
Argumen-argumen naqli

Agama Bersifat Konkret dan Al-Quran Sudah Lengkap Al-Quran Tidak Memerlukan
Pasti Penjelas

Mereka berpendapat Jika kita berpendapat Al-


bahwa agama harus Quran masih memerlukan
dilandaskan pada penjelasan berarti kita secara Al-Quran tidak
suatu hal yang pasti. tegas mendustakan Al-Quran memerlukan penjelasan,
dan kedudukan Al-Quran justru sebaliknya Al-Quran
Apabila kita
yang membahas segala hal merupakan penjelasan
mengambil dan secara tuntas. Oleh karena
memakai Sunnah, terhadap segala hal.
itu, dalam syari’at Allah tidak
berarti landasan mungkin diambil pegangan
agama itu tidak pasti. lain, kecuali Al-Quran.
Argumen-argumen non naqli

Argumen yang tidak berupa ayat Al-Qur’an dan atau hadis-hadis diantaranya :
1. Al-Qur’an diwahyukan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad (melalui malaikat Jibril) dalam bahasa
Arab.
2. Dalam sejarah, umat Islam mengalami
kemunduran. Umat Islam mundur karena umat
Islam terpecah-pecah. Perpecahan itu terjadi
karena umat Islam berpegang kepada hadis Nabi.
3. Asal mula hadis Nabi yang dihimpun dalam kitab-
kitab hadis adalah dongeng-dongeng semata.
4. Menurut dokter Tauqif Sidqi, tiada satupun hadis
nabi yang dicatat pada zaman Nabi. Pencatatan
hadis terjadi setelah Nabi wafat. Dalam masa tidak
tertulisnya hadis itu, manusia berpeluang untuk
mempermainkan dan merusak hadis sebagaimana
yang telah terjadi.
Bantahan Ulama

Abd Allah bin Mas’ud berpendapat bahwa orang


yang menghindari sunnah tidak termasuk orang
beriman bahkan dia orang kafir. Hal ini sesuai
dengan hadits Rasulullah SAW. Yang
diriwayatkan oleh Abu Dawud, sebagai berikut:
“Jika kamu bersembahyang di rumah-rumah
kamu dan kamu tinggalkan masjid-masjid kamu,
berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu, dan
berarti kamu kufur.” (H.R. Abu Dawud :91).
(1) (2) (3) (4) (5)
Mendahulukan Menolak hadis Menyalahi Hanya Berbeda dalam
ketetapan hukum Nabi, baik faham mengambil cara
berdasar nash seluruhnya mayoritas dasar hukum pelaksanaan
yang zhahir, maupun ulama dan dari Al- ibadah tertentu.
disertai keyakinan sebagian. umat. Quran saja.
bahwa Sunnah
tidak memiliki
kekuatan hukum
sedikit pun.
21,8%
1. Lebih mendalami ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh aliran sesat.
35,5%
2. Memahami isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits.

3. Waspada terhadap pendapat-pendapat yang muncul, yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits.

4. Meyakini bahwa sunnah dan hadits adalah sumber kedua hukum Islam.

5. Menjauhi aliran-aliran yang menganggap bahwa sunnah dan hadits tidak benar.

6. Pihak berwajib melarang penyebaran paham inkar al-sunnah di wilayahnya.


KELOMPOK 12

You might also like