You are on page 1of 15

RESUME KELOMPOK 1

BAB 4
“Kerangka Konseptual dan
Tujuan Pelaporan Akuntansi”

Dosen Pembimbing :
Riadini Apriliasari, S.E., M.S.A

Disusun Oleh Kelompok 1, Semester 7


1. Bagas Eko S.W. ( 1912321022 )
2. Brenda Hilzavena ( 1912321026 )
3. Dwi Wahyu N. ( 1912321034 )
4. Eka Ayunigsih ( 1912321019 )
5. Joanico Da Costa ( 1912321029 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2022
A. KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu

system yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat

mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta

keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan

mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan fundamental

adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk

dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut,

meringkasdan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada

penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa

yang harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka

konseptual digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa

tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual

mengindentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan

selanjutnya, karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen

keuangan didefinisikan. Pada tingkatan operasional, kerangka operasional

berkaitan dengan prinsip- prinsip dan aturan- aturan tentang pengakuan dan

pengukuran elemen laporan keuangan. Artinya perumusan kerangka konseptual

dimulai dengan penentuan tujuan yang menjadi landasan untuk menyusun

elemen lain seperti karakteristik kualitatif dariinformasi dan pengakuan serta

pengukuran elemen laporan keuangan.


B. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL

1. Isu artikulasi

Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:

a. Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet) disebut juga

dengan pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense

merupakan hasil dari perubahan aset dan hutang. Peningkatan dan

penurunan aset bersih yang tidak dimasukkan dalam definisi

earnings antara lain, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi

earnings periode sebelumnya dan gains serta losses holding.

b. Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement)

disebut juga pandangan laporan income atau penandingan, yang

berarti revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan

penandingan. Penandingan merupakan proses pengukuran

fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas dua tahap yaitu

pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip realisasi

dan pengakuan expense dalam tiga cara, yaitu hubungan sebab

akibat, alokasi yang rasional dan sistematis, dan pengakuan segera.

Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuran earnings, dan

tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih.


2. Isu definisi

Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang

dimiliki suatu entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan

manfaat di masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas

masuk secara langsung atau tidak langsung.Aset juga dibatasi untuk

menyajikansumber daya ekonomi yg dimiliki entitas.

Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang

didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak

merepresentasikan sumber daya ekonomu suatu entitas, namun

diperlukanuntuk penandingan dan penentian income secara memadai. Jika

kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset akan mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.

b. manfaat potensial yang diperoleh entitas.

c. konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi


asset

d. cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi

sekarang atau masa lalu, transaksi pertukaran, transfer searah dari

pemilik, atau keuntungan yang tidak diduga.

e. dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.


C. HAL-HAL YANG MENDASARI KONSEP AKUNTANSI AKRUAL

1. Akrual

Adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas

pada saat mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan

dan peningkatan aktiva yang berkaitan dengan pengakuan beban dan

peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam jumlah tertentu yang

diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas

di masa depan.

2. Penangguhan

Adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai

kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan

harapan akan terjadi dampak di masa yang akan datang.

3. Alokasi

Adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut

rencana atau rumus tertentu.

4. Amortisasi

Adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah

tertentu melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.

5. Realisasi

Adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak kas menjadi

uang. Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan

keuangan untuk merujuk kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan

sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.


6. Pengakuan

Adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal

dalamrekeningg dan laporan keuangan perusahaan

D. STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual

framework. Statemen ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu

aspek yaitu tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima umum

(GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of

AICPA yang melarangpenyimpangan dari GAAP.

Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB

mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for

Financial Accounting and Reporting : Elements of Financial Statements and

Their Measurement “ pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya

pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan

diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC). Sejak berdiri,

FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan. 3 diantara nya dijelaskan

sebagai berikut:

1. Statements of Financial Accounting Concept No.1

SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan

bisnis. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk informasi yang

bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi .

Statemen ini
merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum

merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa

petimbangan nilai penting SFAC No.1 ini. Beberapa petimbangan nilai

penting tersebut adalah:

a. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan

untuk mendapatkannya.

b. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya

sumber informasi tentang perusahaan

c. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai

danmemprediksi earning power dan cash flow

perusahaan.

d. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi

setiappengguna membuat prediksi dan

penilaian masing-masing.

SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus

digunakan maupun bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya

menyebutkan pelaporan keuangan seharusnya relatif menyediakan

informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi dan ekuitas pemilik

dan bagaimana kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur earnings

dan komponennya bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan. Karenanya

SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati dari tujuan

komite Trueblood dan mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.


2. Statements of Financial Accounting Concept No.2 Karakteristik

Kualitatif dari Informasi Keuangan (Qualitative Characteristics of

Accounting Information)

Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas

yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi sehingga informasi

tersebut menjadi lebih bermanfaat.

a. Relevansi informasi

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki

manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh

pemakai laporan keuangan. Dengan kata lain, relevan

merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk

mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan

keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut

mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang

hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

b. Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur

relevan

Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan

meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk

memprediksi atau dengan membetulkan harapan awal mereka.

Informasi berpengaruh terhadap perilaku manusia dan karena

orang berbeda
dapat bereaksi secara berbeda terhadap informasi tersebut, maka

informasi keuangan tidap dapat dievaluasi dengan cara sebatas

kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut. Nilai

prediktif merupakan pertimbangan yang penting dalam

memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan.

c. Ketepatan waktu (timeliness)

Ketepatan waktu adalah aspek pendukung relevansi. Ketika

informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah

sekian waktu setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak

memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Informasi tersebut

memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.Timeliness berarti

tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum

informasi tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam

mempengaruhi keputusan.Timeliness sendiri tidak dapat

membuat informasi relevan, tetapi kurangnya timeliness dapat

membuat informasi kehilangan relevansinya.Jadi ada derajat

timeliness.

d. Keandalan informasi (reliablelity)

Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan

pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada

kebenaran informasi yang dihasilkan.Keandalan suatu informasi

sangat tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk


menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang

digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e. Representational faithfulness

Representational faithfulness berhubungan dengan tingkat

kesesuaian antara pengukuran atau deskripsi dengan fenomena

yang digambarkan.Dalam akuntansi fenomena yang

digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi

dan kejadian yang merubah sumber daya dan kewajiban

entitas.Kadang informasi tidak andal karena kesalahan

interpretasi.

3. Statements of Financial Accounting Concept No.6 Elemen-elemen

Laporan Keuangan (Elements of Financial Statements)

SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business

Enterprises “, dijelaskan bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan,

yaitu :

a. Aset (assets)

Adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa

mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas

tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.


b. Utang (liabitilies)

Adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi

dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu

entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas

lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

c. Ekuitas (equity)

Adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah

dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama

dengan hak pemilik.

d. Investasi oleh pemilik (investment by owners)

Adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari

transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang

bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan

(atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

e. Distribusi pada pemilik (distribution to owners)

Adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari

transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh

perusahaan kepada pemilik.


f. Laba komprehensif (comprehensive income)

Adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selam satu

perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi

lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.

g. Pendapatan (revenue)

Adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan

utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu

perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang,

penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang

merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

h. Biaya (expenses)

Adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau

penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya)

selamasatu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi

barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang

merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

i. Keuntungan (gains)

Adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil

suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan

kondisi
lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar

transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh

pemilik.

j. Kerugian (losses)

Adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil

suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan

kondisilainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda

diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada

pemilik.

E. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan

dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan

langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan

menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya

menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk

menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya

harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan

keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada

gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil

keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan.

Dengan
demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan sosial

negara) akan tercapai. SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan

pelaporan keuangan, yaitu :

1. Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang

bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah

ada maupun yang potensial dalam membuat keputusan mengenai

penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut

meliputi membeli, menjual, atau menahan instrument ekuitas dan

hutang serta menyediakan pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.

2. Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,

investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta

kreditur lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas,

klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif

manajemen entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah

menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber

daya entitas.

3. Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi

keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber

daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam

pelaporan entitas.

Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang

dirkomendasikan dalam SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna


informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu para investor

dan calon investor serta para kreditor dan calon kreditor. Investor dan

kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu

entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang

dibutuhkan.

You might also like