You are on page 1of 20

KERANGKA ACUAN KERJA

VALIDASI
TAHUN 2020 BUKU TANAH DAN SURAT UKUR
PAKET VI

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN


KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KERJA
VALIDASI BUKU TANAH DAN SURAT UKUR
PAKET VI

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang /


Badan Pertanahan Nasional
Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal
Satuan Kerja : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jawa Tengah
Program : Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Hasil (Outcome) : Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur
Kegiatan : Penyelenggaraan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Di Daerah
Indikator Kinerja : Terselenggaranya Validasi Buku tanah Dan Surat
Ukur
Jenis Keluaran (Output) : Buku Tanah dan Surat Ukur Valid
Lokasi : Kantor Pertanahan se Eks Karesidenan
Pekalongan
Volume : 565.000 Dokumen

1. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
Pelaksanaan kegiatan digitalisasi dokumen warkah berdasarkan
pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan;
2. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
4. Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan
Arsip;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm dan Media
Lainnya dan Legalisasi;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan;
10. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
11. Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan;
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004
tentang Pengelolaan Arsip Statis;
13. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan
Nasional di Bidang Pertanahan;
14. Peraturan Kepala BPN RI Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tata
Naskah Dinas dan Tata Kearsipan di lingkungan Badan Pertanahan
Nasional;
15. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaaan PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
16. Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
17. Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Autentikasi Arsip Digital;
18. Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik;
19. Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 tahun 2012 tantang
Pedoman Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip
(DPA);
20. Peraturan Kepala ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis;
21. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif;
22. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Standar Penyimpanan Fisik Arsip;
23. Surat Edaran Menteri ATR/BPN Nomor 5/SE-100/I/2015 tanggal 29
Januari 2015 Tentang Penggunaan Aplikasi Komputerisasi Kegiatan
Pertanahan;
24. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia Nomor SE/06/M.PAN/3/2005 tentang
Perlindungan, Pengamanan, dan Penyelamatan Dokumen Arsip Vital
Negara terhadap Musibah/Bencana;
25. ISO 15489-2001 Records Management;
26. Grand Design TIK PUSDATIN 2015 s/d 2019;
27. Kajian Teknis Digitalisasi Dokumen Pertanahan yang disusun tahun
2019.

B. Gambaran Umum
Terdapat 7 Visi Kementerian ATR/BPN 2025 yang salah satu
diantaranya adalah Terwujudnya Kantor Layanan Modern dengan
Memberikan Produk serta Layanan Pertanahan dan Tata Ruang secara
Elektronik. Melalui visi Kementerian ATR/BPN terebut terkandung misi
untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memberikan
layanan pertanahan. Tuntutan perbaikan terhadap pelayanan publik
tersebut mendorong Kementerian ATR/BPN untuk terus berbenah kearah
yang lebih baik dan bertransformasi, utamanya dalam menghadapi
Revolusi Industri 4.0 dimana pemanfaatan teknologi menjadi peran
utama dalam memberikan kemudahan. Masyarakat sudah menuju
bergerak ke era digital/elektronik hal ini dibuktikan dengan service yang
menunjang kegiatan sehari-hari sudah berbasis digital, servis untuk
berbelanja kebutuhan pokok hingga sekunder/eCommerse, servis
mendapatkan jasa transportasi, jasa pengantaran/delivery, layanan
kesehatan hingga pembayaran transaksipun menggunakan uang
digital/elektronik, dan lain sebagainya.
Kunci Indeks Kepuasan Masyarakat diantaranya adalah pada kata
mudah. Sudahkah masyarakat mendapatkan Layanan Pertanahan yang
mudah? Mudah diakses layanannya, mudah dicari informasinya, mudah
dipahami SOP nya, mudah berintegrasi dengan K/L maupun stakeholder
dalam one stop service, dan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan hal
memberikan kemudahan pada layanan pertanahan Kementerian
ATR/BPN telah diukur oleh Bank Dunia/World Bank melalui Ease of
Doing Business (EoDB) dalam indikator/hal Registering Property, tercatat
pada tahun 2019 Indonesia mendapatkan peringkat 106 se-Asia
Tenggara dengan score Registering Property 60.0. Selanjutnya Presiden
mendorong jajarannya agar lebih giat mencari dan memperbaiki
penghambat dari kemudahan berusaha di Indonesia agar bisa menembus
level 40, dan itu juga menjadi target Kementerian ATR/BPN kedepan.
Dalam rangka mencapai visi 2025 tersebut diatas maka Kementerian
ATR/BPN bersiap dengan roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan.

Roadmap Transformasi Pelayanan Pertanahan


(Sumber : Dirjen Hubungan Hukum Pertanahan)

Berdasarkan roadmap transformasi pelayanan pertanahan diatas,


digitalisasi dokumen menjadi kegiatan dasar dalam mentransformasi
layanan pertanahan dan validitas data pertanahan menjadi kunci
utama untuk memberikan kualitas layanan pertanahan yang baik.
Fungsi dan peranan dokumen/arsip sangat diperlukan oleh
Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam
menjalankan fungsi kegiatannya sebagai berikut:
1. Aset Negara
Dari semua aset negara yang ada, arsip pertanahan adalah salah satu
aset yang berharga. Data tanah yang dihasilkan dari kegiatan
administrasi Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang
perlu dipelihara dan dilestarikan. Tanah merupakan perekat Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Alat Bukti Hukum (The ability to produce evidence of action)
Arsip sebagai bukti atau legalitas. Arsip pertanahan yang dimiliki
Kantor Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
memiliki fungsi sebagai legalitas atau bukti-bukti kepemilikan tanah.
Hal tersebut sangat penting untuk kenyamanan dalam setiap
pelaksanaan kegiatan, untuk memberikan kepastian hukum baik bagi
pemerintah maupun kepada masyarakat.
3. Sumber Pengambilan Keputusan (Current and future policy formation
and manajemen decision making)
Manajemen Kantor Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota dalam kegiatan tentunya memerlukan
berbagai data atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk saat ini maupun
masa yang akan datang. Data dan informasi tersebut dapat ditemukan
dalam arsip yang disimpan dalam berbagai media baik media
elektronik maupun non elektronik.
Digitalisasi data pertanahan dalam hal pembangunan database dan
pelayanan berbasis komputer biasa disebut Komputerisasi Kantor
Pertanahan (KKP), merupakan salah satu aspek pemanfaatan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Data Digital
Pertanahan yang selanjutnya disebut Data Pertanahan secara umum bisa
dikelompokan menjadi dua kategori besar. Pertama Data Pertanahan
Tekstual Selanjutnya disebut Data Tekstual yaitu data-data pertanahan
yang mendeskripsikan dan menginformasikan tentang kondisi-kondisi
bidang tanah yang ada di Sertipikat Tanah disimpan dalam bentuk
tekstual. Kedua, Data Pertanahan Spasial selanjutnya disebut Data
Spasial merupakan data-data pertanahan yang mendeskripsikan posisi,
bentuk dan geometri bidang tanah beserta atribut yang melekat yang
tersimpan dalam database Spasial.
Buku Tanah menggambarkan subyek yang sudah ditetapkan/
diberikan melalui proses pendaftaran suatu hak atas suatu obyek
berdasarkan perolehan hak yang dimiliki. Surat Ukur (dahulu Gambar
Situasi) menerangkan letak dan lokasi suatu obyek (suatu bidang tanah)
yang sudah diberi nomor tertentu dan dihitung luasnya.
Menurut Dr. Bernard T. Loftus, Validasi diartikan sebagai suatu
tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses,
prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan. Berdasarkan uraian tersebut diartikan bahwa
Validasi Buku Tanah dan Surat Ukur adalah Proses Pencocokan,
Pembuktian serta penyesuaian data digital yang tersimpan dalam Sistem
Komputerisasi Pertanahan (KKP) sesuai dengan data fisik yang ada pada
Buku Tanah dan Surat Ukur. Hasil validasi tersebut bisa digunakan
untuk keperluan pelayanan pertanahan secara lengkap dan akuntabel.
C. Maksud dan Tujuan.
Maksud dan tujuan dari kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat
Ukur ini adalah :
a. Melakukan Validasi Seluruh Data Pertanahan antara lain Buku Tanah
Lengkap dengan catatan-catatannya dan Surat Ukur Tekstual melalui
sistemKKP.
b. Menghubungkan Masing-masing item di poin a. (link data) untuk
memastikan data tersebut valid.
c. Melengkapi data-data pertanahan yang belum terentri ke dalam sistem
informasi KKP.
d. Memastikan seluruh data di poin a yang ada di lokasi pekerjaan
(Kantor Pertanahan) sudah terentri dan tervalidasi.
e. Menjamin terpenuhinya kebuktian, akuntabilitas dan ketentuan
hukum pelaksanaan pengelolaan arsip elektronik.
f. Menciptakan budaya pengelolaan arsip elektronik yang baik sesuai
dengan undang- undang kearsipan dan peraturan serta petunjuk
teknisnya di lingkungan Kementerian ATR/BPN.
g. Meningkatkan efisiensi proses bisnis dan pemberian pelayanan
pertanahan.
h. Menjadikan inisiatif selanjutnya pada pengembangan sistem
manajemen dokumen yang akuntabel, cepat dan mudah diakses;

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur ini
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang
ditunjuk/ditetapkan.
b. Pelaksanaan validasi dengan membandingkan dan mencocokkan fisik Buku
Tanah dan Surat Ukur dengan database KKP.
c. Melakukan perekaman semua informasi yang terdapat pada Buku Tanah
dan Surat Ukur, baik data pendaftaran pertama kali maupun data pada
catatan pendaftarannya.
b. Pengelolaan hasil Validasi Buku Tanah dan Surat Ukur ke dalam sebuah
sistem manajemen dokumen elektronik.
3. PENERIMA MANFAAAT
A. Internal
Penerima manfaat dari kegiatan ini secara langsung adalah jajaran
internal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
Pusat Data dan Informasi Pertanahan dan LPPB, Kanwil Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
B. Eksternal
Penerima manfaat eksternal langsung adalah instansi lain/terkait
dengan masyarakat umum, khususnya masyarakat pemilik tanah dan yang
memperoleh kepentingan atas tanah.

4. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


A. Peralatan
Kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur ini merupakan kegiatan
kontraktual yang melibatkan pihak ke-3 dalam pengerjaannya. Ketentuan
peralatan penunjang minimal harus memenuhi aspek interkonektivitas
dan kompabilitas dengan system yang digunakan, antara lain :
1. PC/Laptop.
PC/Laptop yang digunakan dalam kegiatan ini minimal harus bisa
terkoneksi dengan internet , dengan jumlah kebutuhan peralatan sebagai
berikut :

No. Fungsi Kebutuhan Keterangan


PC/Laptop

1 Tim Leader 1 ms/ks

2 Koordinator 4 ms/ks
3 Tenaga Penataan dan Pilah 12 ms/ks
4 Tenaga Entry dan Validator 30 ms/ks
6 Tenaga Administrasi Proyek 4 Ms/ks
Catatan : ms : Milik Sendiri
Ks : Kerja sama

2. Printer
Printer yang digunakan dalam kegiatan ini minimal terdiri dari dari :
a. Printer A3 Colour minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan
bukti kepemilikan (milik sendiri/sewa/kerjasama)
b. Printer A4 Colour yang dapat difungsikan sebagai alat pencetak ,
minimal sebanyak 4 buah dan dibuktikan dengan bukti kepemilikan
(milik sendiri/sewa/kerjasama).
3. Segala peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan
pekerjaan pada prinsipnya disediakan oleh penyedia barang/jasa dan
wajib melampirkan Serial Number (foto/sreenshoot) peralatan
dimaksud yang akan dibuktikan pada saat kualifikasi kecuali
dinyatakan sebaliknya dalam dokumen pengadaan.
4. Perangkat Lunak yang dapat digunakan untuk mempermudah
dan mempercepat pelaksanaan pekerjaaan serta terjamin keamanan
dan keandalan operasi sebagaimana mestinya.

B. Sumber Daya Manusia


Tenaga yang diperlukan dalam pekerjaan Validasi Buku Tanah Dan
Surat Ukur minimal sebagai berikut :

No. Fungsi Kebutuhan Syarat


SDM

1 Tim Leader / Manajer 1 S1/S2 bidang Teknologi


Proyek Informasi / Komputer /
Informatika / Manajemen /
Geodesi atau sejenisnya,
berpengalaman terhadap
pekerjaan sejenis minimal 3
pekerjaan.

2 Koordinator 4 D3/S1 bidang Kearsipan /


Manajemen / Komputer /
Informatika / Perpustakaan
atau sejenisnya, dan
berpengalaman minimal 3
pekerjaan.

3 Tenaga Penataan dan 12 SMA/SMK/STM/Setara


Pilah atau D3, Memiliki sertipikat
computer, Mampu
melakukan pemilahan,
penataan, pengelompokan
arsip manual.
4 Tenaga Entry dan 30 SMA/SMK/STM/Setara
Validator atau D3, Memiliki sertipikat
computer, Mampu
melakukan entry data
deskripsi arsip manual dan
validasi.

5 Tenaga Administrasi 4 SMA/SMK/STM/Setara


Proyek atau D3, Mampu
menyelesaikan
administrasi terkait
pelaporan dan
pertanggungjawaban
proyek.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. VALIDASI BUKU TANAH
Proses validasi Buku Tanah dilakukan dengan membandingkan dan
mencocokkan fisik Buku Tanah atau hasil digitalisasi/scanning Buku Tanah
(jika ada) dengan database KKP. Buku Tanah yang divalidasi adalah Buku
Tanah yang masih aktif dan statusnya belum valid serta Buku Tanah yang
statusnya valid namun informasinya masih belum sesuai dengan Buku
Tanah fisik. Proses ini dilakukan untuk perekaman semua informasi yang
terdapat pada data Buku Tanah, baik data pendaftaran pertama kali
maupun data pada catatan pendaftarannya. Adapun fields/attribute dalam
database KKP yang sering kali kosong dan diperlukan validasi diantaranya
adalah:
• Nomor Hak tidak sesuai/kosong
• Nama Pemegang Hak, Nomor Seri Blanko tidak sesuai/kosong
• Luas (tertulis) yang angkanya ekstrim (tidak wajar)/ Luas tidak sesuai
• Catatan peralihan/pendaftaran yang tidak lengkap/tidak sesuai/kosong
• Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan : tidak sesuai/Kosong
• Nama Penandatangan tidak sesuai/kosong
• Narasi pada petunjuk tidak sesuai/kosong
• dan atribut lainnya
Validasi Buku Tanah dilakukan oleh profile Validator Buku Tanah
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Login ke dalam Aplikasi KKP, (jika pelaksana pihak ke-3 maka harus
dibuatkan user dengan profil Validator Buku Tanah oleh Admin Kantah
setempat)
2. Pilih menu Dokumen Hak dengan klik menu Dokumen Buku Tanah
(Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pengelolaan,
Hak Pakai);
3. Pilih PropinsiKabupatenKecamatanDesa;
4. Masukkan Nomor Hak 5 digit terakhir klik Dokumen Hak nya;
5. Cek dokumen digital dengan fisik Buku Tanah;
6. Klik pada Validasi apabila sudah sesuai dengan data yang tertera
pada fisik/scan Buku Tanah;
7. Buku Tanah sudah tervalidasi.

Tampilan Menu dari Buku Tanah di Aplikasi KKP

Tampilan Hasil Validasi Buku Tanah di Aplikasi KKP


Apabila sudah dilakukan validasi tetapi masih terdapat atribut
yang akan diperbaiki/edit maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pilih data Dokumen Hak/Buku Tanah pada daftar di bagian kiri;Klik
menu Buka Validasi;
2. Akan ada warning bahwa persetujuan buka validasi oleh Kepala
Kantor, maka akan menunggu persetujuan dari Kepala Kantor;
3. Jika Kepala Kantor sudah menyetujui maka ikon validasi akan
muncul kembali/aktif berwarna hijau dan proses validasi dapat
diulang dari step awal nomor 1 melakukan validasi.

Notifikasi Buka Validasi Buku Tanah

Kemungkinan kondisi data yang akan ditemukan dalam proses


validasi data pada Aplikasi KKP, sebagai berikut:
1. Data hasil scan tidak ditemukan dalam basis data, jika hasil scan
tidak terdapat di dalam basis data maka harus dilakukan proses entri
data baru yang sama dan sesuai dengan hasil scan;
2. Data pada basis data berbeda dengan hasil scan, maka harus dilakukan
updating data pada basis data yang disesuaikan dengan hasil scan
sehingga data pada basis data sama dengan dokumen warkah.
Dalam proses validasi aplikasi kantor pertanahan wajib membuatkan
user akun kepada pelaksana pekerjaan dan pelaksana pekerjaan wajib
menggunakan akun tersebut dalam setiap proses validasi data.

B. Entri Buku Tanah


Entri Buku Tanah dilakukan jika pada saat validasi Buku Tanah di
database KKP tidak ditemukan BT dimaksud. Kondisi ini dimungkinkan
karena Buku Tanah yang lama dan diterbitkan sebelum adanya Aplikasi
KKP. Berikut adalah langkah-langkah entri Buku Tanah :
1. Booking Counter Desa
a. Login ke Aplikasi KKP web sebagai admin;
b. Klik menu Administrasi pilih Konter Kelurahan/Desa;

Menu Konter Desa/Kelurahan

c. Cari Nama Desa yang akan ditambahkan Buku Tanahnya;


d. Klik buku Tanah sesuai Buku Tanah fisik yang belum terentri;
e. Masukan angka sejumlah Buku Tanah yang akan dientri;
f. Klik Proses;

Proses Pembukuan Buku Tanah

2. Pembuatan Dokumen Hak


a. Klik Menu Dokumenpilih Buku Tanah Hak Guna Bangunan;
b. Pilih menu ;
c. Pilih Nama KegiatanPropinsiKabupatenKecamatanDesa;
d. Input Nomor Hak 5 digit terakhirinput tanggal penerbitan;
e. Klik OK dan Buku Tanah telah terbuat.
Proses Pembuatan Buku Tanah Baru

C. Validasi Surat Ukur


Proses validasi Surat Ukur dilakukan dengan membandingkan dan
mencocokkan fisik Surat Ukur atau hasil digitalisasi/scanning Surat Ukur
(jika ada) dengan database KKP. Data yang divalidasi adalah data tekstual
Surat Ukur yang masih aktif dan statusnya belum valid serta Surat Ukur
yang statusnya valid namun informasinya masih belum sesuai dengan fisik
Surat Ukurnya. Proses ini dilakukan dengan cara pengecekan dan
perekaman semua informasi textual yang terdapat pada Surat Ukur, baik
data pendaftaran pertama kali maupun data pada catatan pendaftaran
lainnya. Proses pengecekan fisik Surat Ukur dan dokumen digital Surat
Ukur yang akan di validasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Cari Dokumen Surat Ukur dengan klik menu Dokumen Surat Ukur;
2. Pilih Propinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tipe SU;
3. Input nomor Surat Ukur 5 digit;
4. Input Tahun Surat Ukur klik Cari pilih Surat ukur;
5. Cek dokumen digital dengan fisik Surat Ukur;
6. Pilih menu Validasi apabila memang sudah sesuai dan dokumen digital
Surat Ukur sudah tervalidasi;
Menu Surat Ukur

Hasil Validasi Surat Ukur

Apabila fisik dan digital dokumen Surat Ukur terdapat perubahan


data dan akan diperbaiki, maka langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Klik menu buka Validasi;
2. Akan ada warning bahwa persetujuan buka validasi oleh Kepala
Infrastruktur Pertanahan;

Notifikasi Proses Buka Validasi Surat Ukur


D. Pemberian Stempel Validasi pada Fisik Dokumen
Setelah dokumen fisik dilakukan validasi/entri data maka
dokumen tersebut diberikan stempel sekurangnya memuat informasi
dengan ketentuan :
1. Stempel dilekatkan pada dokumen pertanahan, untuk Buku Tanah
pada halaman Catatan Pendaftaran/Catatan Peralihan terakhir, untuk
Surat Ukur di tempat kosong pada halaman depan/cover;
2. Tercantum kalimat : “Telah Divalidasi” dan/atau ”Telah Dientri”;
3. Tercantum Tanggal pelaksanaan kegiatan, yang menyatakan
waktu/kapan dokumen tersebut di validasi dan Nomor Kontrak (jika
dilakukan pihak ke-3);
4. Tercantum Nama Pelaksana, yang menyatakan siapa nama
petugas/nama Badan Hukum atau pihak ke-3 yang
melaksanakan kegiatan validasi/entri data ;

23/08/2020 PT. ANUGRAH SEJAHTERA


12/KNT-WARKAH.XI/PPK-PDIP/VII/2020

Contoh Stempel Validasi/Entri Data


E. Keluaran
Untuk mengukur keseluruhan hasil pekerjaan, indikatornya adalah
output dari setiap tahap perkerjaan yang meliputi:
1. Laporan/Rekap Validasi Data Tekstual Buku Tanah dan Surat Ukur.
2. Cetakan hasil download database system KKP

6. KUALIFIKASI PENYEDIA
Dalam rangka kegiatan Validasi Buku Tanah Dan Surat Ukur diperlukan
penyedia dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki izin usaha jasa kearsipan/komputer/teknologi informasi/alih
media/digitalisasi;
b. Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
c. Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani perjanjian
kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
d. Penyedia dan pelaksana pekerjaan bersedia (wajib) untuk tidak
menyimpan file Salinan dari hasil validasi dalam media apapun setalah
masa pekerjaan berakhir.
e. Klasifikasi penyedia wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
• Memiliki izin usaha jasa telematika/komputer/teknologi informasi/alih
media;
• Memiliki pengalaman pekerjaan sejenis selama 3 tahun terakhir;
• Penyedia dan pelaksana pekerjaan wajib menandatangani perjanjian
kerahasiaan data pada saat pelaksanaan pekerjaan;
f. Dalam masa darurat penyedia wajib melaksanakan prosedur pencegahan
Covid-19 sesuai standar Kementerian Kesehatan antara lain sebagai berikut
:
• Melampirkan Surat Keterangan Sehat (Bebas Covid-19) untuk seluruh
tenaga kerja.
• Menggunakan masker dan sarung tangan selama melaksanakan
pekerjaan dengan surat pernyataan kesanggupan.
• Menyediakan Hand Sanitizer dan wastafel portable di lokasi kerja dengan
surat pernyataan kesanggupan.
• Menarapkan pola kerja dengan system Phisycal Distancing dan Social
Distancing dengan surat pernyataan kesanggupan.
• Menyampaikan mekanisme/uraian prosedur penanganan Covid-19 apabila
terjadi hal-hal di luar kondisi normal dengan surat pernyataan
kesanggupan.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan yang direncanakan dalam rangka Validasi
Buku Tanah Dan Surat Ukur pada paket ini adalah 150 (seratus lima puluh)
hari kalender sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan, dengan matriks jadwal
pelaksanaan sebagai berikut :

No Tahapan Bulan Ke -
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan
spesifikasi
pekerjaan dan
Harga Perkiraan
Sendiri (HPS)
(survey pasar)

2 Pemilihan
Penyedia
3 Pelaksanaan
Pekerjaan

4 Serah Terima Hasil


Pekerjaan

5 Pembayaran
Kepada Penyedia
dan Pelaporan

8. BIAYA
Kegiatan ini dibiayai dari DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Povinsi Jawa Tengah dengan anggaran biaya sebesar Rp.
2.260.000.000,- (Dua milyar dua ratus enam puluh juta rupiah) .

9. Protokol Pencegahan Covid-19


Dalam masa pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan agar
berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan No.
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada
Situasi Pandemi. Proses pencegahan dimaksud antara lain agar dilakukan
Physical Distancing dengan menjaga jarak aman antar petugas dan
diharapkan setiap petugas menggunakan peralatan kerja secara mandiri.
Kegiatan Digitalisasi Dokumen Pertanahan dapat dilakukan di aula kantor
atau ruang besar lainnya agar memiliki space yang lebih luas untuk
mendukung Physical Distancing. Petugas saat melakukan kegiatan dilengkapi
dengan alat pelindung diri yang memungkinkan untuk meminimalisir
bahaya Covid-19. Protokol pelaksanaan kegiatan digitalisasi selama masa
pandemi Covid-19 terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
A. Persiapan Penyedia Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan
1. Seluruh petugas pelaksana digitalisasi dokumen pertanahan wajib
melakukan pemeriksaan kesehatan rapid test/ swab test pada rumah
sakit/klinik/laboratorium kesehatan dengan hasil pemeriksaan Non
Reaktif atau Negatif Covid-19;
2. Menyediakan sarana cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
atau pencuci tangan berbasis alkohol (sanitizer) di berbagai lokasi
strategis sesuai jumlah yang dibutuhkan;
3. Menyediakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, hand
sanitizer dan perlengkapan lain yang diperlukan) bagi petugas
pelaksana dalam jumlah yang cukup selama pekerjaan berlangsung;
4. Melakukan pengaturan shift kerja dengan memperhatikan durasi jam
kerja dan usia petugas pelaksana sebagaimana ketentuan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/328/2020;
5. Menunjuk pengawas kegiatan untuk melaksanakan protokol
kesehatan, mengawasi serta memberikan arahan kepada petugas
dalam rangka meminimalisir dampak Covid-19 antara lain :
a. Melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh
terhadap semua petugas pelaksana yang datang ke ruang kerja;
b. Menginstruksikan petugas pelaksana untuk selalu mencuci tangan
menggunakan air mengalir dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alcohol (Sanitizer), dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) lainnya
seperti: makan makanan sehat, olah raga teratur, tidak merokok
diruangan kerja, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain;
c. Menghimbau petugas pelaksana untuk tidak menggunakan
peralatan makan, minum dan ATK secara bergantian karena akan
meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit;
d. Menginstruksikan kepada petugas pelaksana untuk menghindari
kontak fisik langsung (bersalaman, cium tangan, dan sebagainya);
e. Memonitor absensi petugas pelaksana. Jika diketahui tidak hadir
karena sakit dengan gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/
sesak napas disarankan untuk segera memeriksakan ke fasilitas
kesehatan terdekat dan tidak banyak kontak dengan orang lain atau
mengisolasi diri dirumah;
f. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat jika terdapat
ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang berkaitan
dengan pernapasan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut;

A. Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
1. M e n e n t u k a n t e m p a t / r u a n g a n ( diutamakan yang memiliki satu
akses pintu masuk/keluar untuk menjaga keamanan dokumen
pertanahan) yang memadai sesuai protokol kesehatan
s e r t a m e m b e r s i h k a n ruangan pelaksanaan kegiatan secara rutin
(minimal 1 kali sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu,
saklar lampu, komputer, meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering
terpegang oleh tangan;
2. Memberikan fasilitas transportasi untuk menghindarkan petugas
pelaksana menggunakan transportasi publik menuju/pulang dari
tempat kerja;
3. Memerintahkan seluruh petugas pelaksana agar melaksanakan
Physical Distancing, Social Distancing dan PHBS selama berada di
tempat kerja maupun di luar tempat kerja;
4. Melakukan penyusunan mekanisme kerja digitalisasi dokumen
pertanahan dengan memperhatikan protokol kesehatan yang harus
dipatuhi selama pekerjaan berlangsung, antara lain perilaku hidup
bersih dan sehat serta program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk meminimalisir dampak Covid-19 seperti :
a. Melakukan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh petugas
pelaksana sebelum memasuki ruang kerja;
b. Seluruh petugas pelaksana wajib mencuci tangan menggunakan
air mengalir dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
(Sanitizer) sebelum memasuki ke ruang kerja;
c. Seluruh petugas pelaksana selalu menggunakan masker dalam
pelaksanaan kegiatan;
d. Seluruh petugas pelaksana tidak diperkenankan menyentuh
permukaan apa pun menggunakan tangan langsung, disarankan
menggunakan sarung tangan atau tisu serta langsung
membuangnya ke tempat sampah ketika selesai digunakan;
e. Seluruh petugas pelaksana wajib membersihkan peralatan yang
digunakan atau benda yang dibawa dari luar termasuk dokumen
pertanahan yang akan dan telah dilakukan digitalisasi dengan
alkohol atau disenfektan sebelum digunakan.
f. Seluruh petugas pelaksana tidak menyentuh seputar wajah
sampai tangan benar- benar bersih;

Pejabat Pembuat Komitmen

Soeryantara Adhi Sasana, SSiT., MH


NIP. 19740525 199403 1 003

You might also like