You are on page 1of 11

Tugas 4

Pengantar Manajemen
Membuat Artikel Bab 4

Dosen Pengampu:
Rita Yuanita Toendan, SE., M. Si
Dra. Talawang Mayang Murniati, MM

Disusun Oleh:
Deni Dwiyan Ryadi
213020302071

Tanggal tugas:
30 September 2021

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya
BAB 4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENEJERIAL

1. Pembuatan Keputusan
Dalam kegiatan sehari-hari manusia dan organisasi selalu
dihadapkan pada bagaimana cara mengambil sebuah keputusan.
Pengambilan keputusan (decision making) berkaitan dengan
masalah (problem) yang dihadapi sebuah organisasi. Mqnusia dan
organisasi selalu dihadapkan pada masalah apa harus yang
dilakukan, bagaimana cara melakukannya, kapan dilakukan, siapa
yang melakukannya, dan mengapa sesuatu itu perlu dilakukan.
Permasalahan ini akan menuju pada pengambilan keputusan.
Tujuan dari pengambilan keputusan di sini adalah untuk
memecahkan permasalahan sehingga akan diperoleh hasil yang
efektif. Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan
memperoleh hasil yang tidak efektif.
Suatu masalah muncul karena keadaan yang sebenarnya (real
condition) berbeda dengan keadaan yang diinginkan (expected
condition). Dalam peristiwa tertentu, masalah merupakan peluang
yang tersembunyi. Masalah merupakan jalan untuk memperoleh
kebenaran, karena suatu kebenaran bersumber dari masalah yang
dipecahkan. Masalah yang dihadapi tenaga penjual adalah tidak
tercapainya target penjualan, jumlah penjualan yang diinginkan
tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya. Beranjak dari
masalah ini, tenaga penjual akan mencari penyebab mengapa
masalah ini terjadi, sehingga akan dicari pemecahannya melalui
pemilihan dari berbagai alternatif. Hasil pemecahan masalah ini
merupakan pengetahuan baru bagi tenaga penjual tersebut. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan berawal
dari masalah, tidak ada masalah maka tidak akan ada pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan merupakan proses pemecahan
masalah melalui pemilihan dari sejumlah alternatif.
Dalam ilmu ekonomi, suatu masalah muncul karena sumber
daya – sumber daya yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
manusia. Sumber daya bersifat terbatas, sedangkan kebutuhan
manusia tidak terbatas sehingga muncullah masalah, bagaimana
1
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan sumber
daya yang terbatas. Sumber daya disini maksudnya adalah faktor
produksi, maka pelaku ekonomi akan melakukan pengambilan
keputusan untuk memilih faktor – faktor produksi tersebut secara
tepat untuk memperoleh hasil yang efisien dan efektif.
Dalam sebuah perusahaan, manajer memiliki tugas untuk
mengambil keputusan. Masalah yang sering muncul adalah
rendahnya kinerja (performace deficiency). Manajer selalu
menghadapi permasalahan tingginya perputaran tenaga kerja (turn
over) atau tingkat absensi, Sehingga hasil kerja akan menurun.
Para manajerjuga menghadapi permasalahan lain sepetti rendahnya
kepuasan kerja karyawannya, komitmen organisasi, dan tingkat
produktivitas. Semua ini terjadi karena tidak sesuainya apa yang
dicapai dengan apa yang diharapkan. Permasalahan ini dapat
dipecahkan dengan mempelajari dan memahami apa penyebab
timbulnya permasalahan tersebut.

gambar 1

Pengambilan keputusan merupakan tugas setiap manajer pada


semua tingkatan dan bidang dalam perusahaan, namun jenis
keputusan yang dilakukannya adalah berbeda – beda. Manajer
puncak mengambil keputusan berkaitan dengan tugas perusahaan
secara keseluruhan, sehingga dapat mencapai sasaran secara
efisien dan efektif.
Para manajer dalam menjalankan aktivitas fungsionalnya
seperti perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
penggerakan, dan pengawasan perlu dilakukan pengambilan
keputusan karena pada setiap aktivitas tersebut dapat
2
menimbulkan masalah. Dengan demikian pengambilan keputusan
itu sama dengan mengelola (management) sehingga dapat
merupakan salah satu tugas penting manajer.

gambar 2

2. Tipe Keputusan

Sebuah organisasi yang mengerjakan pekerjaan secara berulang-


ulang akan dapat melakukan pengambilan keputusan yang
berbeda. Dalam situasi tertentu para manajer akan dihadapkan
pada masalah dan keputusan yang berbeda, tergantung jenis
masalahnya, maka manajer tersebut dapat menggunakan berbagai
tipe keputusan. Pada umumnya, keputusan dapat dibagi menjadi
dua kategori antara lain keputusan terprogram dan tidak
terprogram.
Keputusan Terprogram

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengambilan


keputusan berhubungan dengan masalah, maka untuk menentukan
tipe keputusan harus disesuaikan dengan tipe masalahnya. Hal ini
karena pengambilan keputusan berasal dari apa permasalahan yang
sedang dihadapi. Ada dua bentuk permasalahan yang sering terjadi
dalam organisasi yaitu permasalahan yang terstruktur
(structuredprob/em) dan tidak terstruktur (unstructured problem),

3
oleh karena itu keputusan juga dibagi menjadi dua tipe antara lain
keputusan terprogram (programmeddecision) dan tidak terprogram
(unprogrammed decision). Untukjenis permasalahan
terstrukturakan digunakan tipe keputusan terprogram, sebaliknya
tidak terstruktur digunakan tipe tidak terprogram.
Permasalahan terstruktur adalah permasalahan yang sering
terjadi dihadapi oleh organisasi. Suatu kejadian yang terjadi secara
berulang-ulang, sehingga peristiwa atau permasalahan tersebut
bukan sesuatu yang baru bagiorganisasi. Misalnya, pelanggan yang
mengembalikan barang yang cacat, keterlambatan pengiriman
barang sehingga konsumen komplain, seringnya karyawan tidak
masuk kerja pada hari terjepit, dan lain sebagainya. Masalah
seperti ini tidak membutuhkan pengidentifikasian secara lebih
mendalam, sehingga manajer dapat menggunakan keputusan
terprogram. Manajer tidak terlalu rumit dalam mengatasi masalah
yang demikan, melainkan dapat dilakukan melalui prosedur,
peraturan, dan kebijakan.
Prosedur merupakan serangkaian dari tahapan-tahapan yang
saling terkaityang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
terstruktur.Tugas yang paling sulit dihadapi oleh seorang manajer
adalah mengidentifikasi masalah, karena itu merupakan kunci
untuk dapat mengetahui metode apa yang digunakan dalam
pemecahan masalahnya. Setelah masalahnya dapat diidentifikasi
maka dapat ditentukan prosedurnya. Suatu permasalahan yang
iihadapi pada bagian produksi, keluhan pelanggan tentang kualitas
barang tau jasa yang dihasilkannya. Ini terjadi karena kelalaian
karyawan dalam lelaksanakan tugasnya, sehingga dapat diatasi
melalui prosedur-prosedur proses produksi yang benar. Masalah
tentang keterlambatan barang atau jasa kepada pelanggan, tentunya
dalam pengambilan keputusan ada prosedur Yang tegas harus
dilakukan Oleh pekerjanya.
Peraturan adalah suatu pernyataan secara tertulis atau lisan
tentang apa Yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh anggota
organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya. Para manajer sering
menggunakan peraturan ketika menghadapi masalah terstruktur. Ini
sangat mudah dilakukan karena sudah diteta pkan apa yang harus
dikerjakan para anggota organisasi, sehingga dengan mudah para

4
manajer untuk menilai kinerja karyawannya. Misalnya, keputusan
untuk menentukan pedoman dalam melakukan suatu pekerjaan
tertentU, peraturan tentang jam masuk kerja, dan Iain sebagainya.
Kebijakan adalah suatu pemikiran yang dimiliki seorang manajer
dalam mengambil keputusan. Berbeda dengan prosedur dan
peraturan, suatu kebijakan mengarah pada suatu tindakan yang
dilakukan manajer yang berbeda dengan yang Iainnya dan dapat
menyenangkan orang-orang yang ada di dalam maupun luar
organisasi. Manajer melakukan penafsiran dalam mengambil
keputusan. Misalnya, karyawan yang diperhatikan akan merasa
termotivasi, pelanggan yang didahulukan dan harus dipuaskan.

Keputusan Tidak Terprogram

Secara kenyataan da pat dilihat bahwa tidak semua organisasi


menghadapi masalah terstruktur dan dipecahkan dengan keputusan
terprogram, melainkan sering muncul masalah tidak terstruktur.
Sering sekali organisasi menghadapi masalah baru yang jarang
bahkan tidak pernah dihadapi dalam menjalankan aktivitasnya.
Masalah tersebut tidak memberikan informasi secara jelas atau
tidak lengkap sehingga sulit bagi manajer untuk memecahkannya.
Masalah yang demikian disebut sebagai masalah
tidakterstruktur.Misalnya,suatu produk yang gagal diproduksi,
menghasilkan produk baru, dan perluasan usaha baru, memasuki
pasar baru, dan masalah-masalah Iain yang jarang atau tidak
pernah dihadapi organisasi. untuk mengatasi masalah yang
demikian, manajer perlu melakukan pembuatan keputusan tidak
terprogram.

Masalah tidak terstruktur tidak dapat diatasi dengan keputusan


terprogram melalui prosedur, peraturan, dan kebijakan, karena
masalah tersebut belum pernah terjadi dan informasinya tidak
lengkap. Manajer memilih salah satu alternatif yang paling tepat,
apakah produk yang gagal diproduksi dihentikan sampai di situ
saja atau dilanjutkan dengan teknologi tinggi dengan tambahan
biaya relatif besar, menunda atau melanjutkan menghasilkan
produk baru, membuka usaha baru atau tidak, apakah pasar baru
perlu dimasuki atau tidak dan apakah perlu dimasukkan internet
sebagai bagian dari strategi pemasarannya. Masalah-masalah tidak
5
terstruktur sulit untuk dipecahkan dengan tegas, sehingga
membutuhkan rancangan khusus pengambilan keputusan yang
tidak terprogram.
Dalam kenyataannya, sangat jarang organisasi sepenuhnya
menghadapi masalah terstruktur atau tidak terstruktur, sehingga
untuk mengatasinya mengambil keputusan terprogram atau tidak
terprogram sepenuhnya. Kebanyakan organisasi menghadapi
masalah gabungan dari keduanya, sehingga menggabungkan kedua
tipe pengambilan keputusan sebagai solusinya. Tetapi yang
mungkin terjadi, dominasi masalahnya apakah terstruktur atau
tidak terstruktur.
Jenis masalah yang dihadapi para manajer berbeda pada setiap
tingkatan, sehingga berbeda pula tipe pengambilan keputusan yang
dilakukan untuk mengatasinya. Manajer tingkat rendah sering
mengahadapi masalah rutin dan berulang-ulang atau terstruktur,
misalnya keterlambatan pengiriman barang, konsumen
mengembalikan barang yang rusak, kesalahan dalam penjadwalan
produksi, dan lain sebagainya. Masalah ini diatasi dengan
keputusan terprogram seperti prosedur, peraturan, dan kebijakan.
Manajer puncak cenderung mengahadapi masalah tidak terstruktur,
seperti masalah dalam penciptaan produk baru, dan memasuki
pasar di wilayah dengan geografis berbeda, sehingga
membutuhkan pemecahan masalah tidak terprogram. Dengan
demikian, semakin tinggi tingkatan manajemen masalah yang
dihadapi semakin tidak terstruktur, sehingga pengambilan
keputusan yang digunakan semakin tidak terprogram. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat manajemen masalah yang dihadapi
semakin tidak terstruktur, sehingga semakin terprogram
pengambilan keputusan yang digunakan untuk mengatasinya.

6
gambar 3
3. Kemungkinan Yang Dihasilkan dalam Pengambilan Keputusan

Dari hasil pengambilan keputusan akan dapat menghasilkan


tiga kemungkinan antara lain, kepastian, resiko, dan
ketidakpastian.

Kepastian
Kepastian (certainty) adalah suatu peristiwa Yang diharapkan
terjadi atas tindakan pengambilan keputusan yang dilakukan
manajer.Para manajeryakin bahwa pemilihan alternatif yang tepat
mereka lakukan merupakan sesuatu Yang wajar dalam
memperoleh hasil Yang diinginkan. Mereka yakin bahwa tindakan
yang dilakukan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan yang
diharapkan, ini merupakan situasi yang ideal dilakukan. Misalnya,
seorang manajer memutuskan untuk menginvestasikan sebagian
dana dalam bentuk saham dari pada membuka usaha baru.
Berbagai pertimbangan yang dilakukan baik mengenai untung-rugi
dari kedua bentuk investasi tersebut maupun pada aspek Iain,
sehingga memperoleh suatu keputusan yang dianggap lebih tepat.
Dengan demikian, para manajer mengambil suatu tindakan
pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada dengan
tujuan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan,
itu merupakan sesuatu yang ideal.

7
Risiko
Setiap orang atau organisasi dalam melakukan aktivitasnya
seialu dibarengi dengan adanya risiko. Dapat dikatakan, setiap
aktivitas mempunyai risiko, tidak ada aktivitas yang tidak
mempunyai risiko. Biasanya, semakin banyak aktivitas yang
dilakukan maka semakin besar pula risiko yang ditimbulkannya.
Para manajer harus mempertimbangkan risiko dari setiap tindakan
yang dilakukannya. Mereka harus mempunyai kemampuan untuk
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas
tindakan yang dilakukan. Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dapat diketahui berdasarkan informasi dan pengalaman yang pernah
dilalui. Dengan memperhitungkan risiko, manajer dengan mudah
dapat mengetahui hasil yang diperoleh pada beberapa periode yang
akan datang. Manajer harus dapat menghitung risiko usahanya.
Untuk menghitung besarnya risiko dihubungkan dengan
penghasilan yang diharapkan dari usahanya. Misalnya, untuk
mengivestasikan sejumlah dana ke dalam bentuk saham parusahaan
WIB. Keputusan yang dibuat tentunya dipengaruhi oleh tingkat
penghasilan (return) dan ditentukan oleh keadaan ekonomi. Suatu
keputusan bisa dibuat jika tersedia data tentang keadaan ekonomi.

Ketidakpastian
Ketidakpastian (uncertainty) sesuatu yang ingin dicapai, namun
informasi tentang alternatifdan peristiwa yang akan terjadi di masa
yang akan datang belum diketahui. Manajer tidak memiliki
informasi yang jelas tentang peristiwa yang terjadi di masa akan
datang. Ketidakpastian bisa muncul dari faktor lingkungan
eksternalyang sebagian dan seluruhnya di luar kendali dari manajer.
Faktorkeadaan ekonomi dan politik, serta strategi pesaing adalah
hal-hal yang sulit diperkirakan di masa datang. Manajer perlu
membuat suatu asumsi untuk digunakan dalam pembuatan
keputusan. Para manajer harus menggunakan beberapa pendekatan
alternatif yang kreatif dan penilaian pribadi untuk memilih alternatif
terbaik.

8
4. Model-model Pengambilan Keputusan

Para manajer dapat memlih model yang digunakan dalam


mengambil keputusan, terprogram atau tidak terprogram, dan
keadaan pengambilan keputusan, kepastian, risiko, atau
ketidakpastian. Ada tiga model yang dapat digunakan manajer
dalam mengambil keputusan antara lain, model keputusan klasik,
administratif, dan politis

5. Proses Pengambilan Keputusan

setiap individu dan kelompok dalam organisasi mengambil


suatu keputusan dalam melaksanakan aktivitasnya. Para manajer
pada semua tingkatan dan bidang membuat keputusan. Mereka
memilih satu atau lebih dari sejumlah alternatif yang ada untuk
dijadikan sebagai keputusan. Dalam mengambil keputusan, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan para manajer antara Iain: (1)
menemukan dan menentukan masalah, (2) menyusun dan
menganalisis alternatif, (3) memilih alternatif, (4) implementasi
alternatif, dan (5) mengevaluasi hasil-hasil keputusan.

Menemukan dan Menentukan Masalah


Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah
menemukan masalah. Pengambilan keputusan sangat berkaitan
dengan masalah, oleh karena itu manajer berkepentingan dengan
penemuan dan penentuan masalah. Langkah ini merupakan tahap
pengumpulan informasi pendahuluan, bagaimana keadaan
sebenarnya terjadi di lapangan. Kemudian dibandingkan dengan
apa yang diharapkan terjadi.

Menyusun dan Menganalisis Alternatif


Setelah masalah dapat ditemukan dan ditentukan, langkah
berikutnya dalam pengambilan keputusan adalah menyusun dan
menganalisis alternatif. Pada tahap ini tugas manajer adalah
mengumpulkan sejumlah alternatifyang dapat menyelesaikan
masalah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini lebih banyak
dalam mengumpulkan informasi, analisis informasi, kemudian

9
dirundingkan untuk mencari kemungkinan tindakan aternatif untuk
diidentifikasikan. Para manajer akan membuat suatu kesepakatan
tentang alternatif – alternatif yang ditentukan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan.

Memilih Alternatif
Langkah selanjutnya adalah memilih alternatif yang terbaik dari
seluruh alternatif yang telah disusun dan di analisis. Langkah ini
merupakan pembuatan keputusan terakhir dalam pemecahan
masalah.

Implementasi Alternatif
Langkah keempat adalah mengimplementasikan alternatif yang
terpilih menjadi suatu tindakan. Langkah ini merupakan langkah
akhir dalam pemecahan masalah. Implementasi merupakan
pelaksanaan keputusan kepada orang-orang yang terlibat suatu
kegiatan tertentu. Orang yang terlibat datam menyusun dan
menganalisis serta memilih alternatif - alternatif tersebut, pasti
cenderung lebih mendukung dalam implementasi bila dibandingkan
dengan orang yang hanya melakukannnya saja. Oleh karena itu
lebih menguntungkan bila banyak orang dilibatkan dalam proses
pembuatan keputusan agar setiap orang yang terlibat akan
mempunyai tanggung jawab tersendiri dan memberikan kontribusi
di dalamnya.

Evaluasi Hasil-hasil Keputusan


Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah
melakukan evaluasi atas hasil-hasil keputusan. Pada tahap ini akan
dipelajari apakah masalah sudah teratasi atau belum. Apakah
alternatif yang telah dipilih dan diimplementasikan sudah mencapai
hasil yang diinginkan? Atau apakah alternatif itu sudah mencapai
sasaranya tapi hanya sebagian saja atau tidak sama sekali. Jika
semuanya belum tercapai, maka proses perlu dilakukan kembali
untuk merencanakan dan melakukan tindakan korektif.

10

You might also like