Professional Documents
Culture Documents
Tugas - Analisis - Kebijakan - Publik - Lalu Prisma Akbar
Tugas - Analisis - Kebijakan - Publik - Lalu Prisma Akbar
KELAS : 6C
NIM : E1B019096
Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi manusia yang
dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia.
Kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum merupakan
perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Untuk membangun negara demokrasi yang menyelenggarakan keadilan sosial dan menjamin
hak asasi manusia diperlukan adanya suasana yang aman, tertib dan damai. Hak
menyampaikan pendapat di muka umum secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga perlu dibentuk Undang-undang
tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Perwujudan kehendak
warga negara secara bebas dalam menyampaikan pikiran secara lisan, tulisan dan sebagainya
harus tetap dipelihara agar seluruh tatanan sosial dan kelembagaan baik infrastruktur maupun
suprastruktur tetap terbebas dari penyimpangan atau pelanggaran hukum yang bertentangan
dengan maksud, tujuan dan arah dari proses keterbukaan dalam pembentukan dan penegakan
hukum sehingga tidak menciptakan disintegrasi sosial, tetapi justru harus dapat menjamin
rasa aman dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, maka kemerdekaan
menyampaikan pendapat dimuka umum harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,
sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip hukum
internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi
Manusia yang antara lain menetapkan sebagai berikut :
3. Hak dan kebebasan ini sama sekali tidak boleh dijalankan secara bertentangan
dengan tujuan dan asas PBB.
2. Tujuan
Kebijakan dibuat dengan tujuan untuk membuat masyarakat yang sejahtera. Hal ini
dilakukan agar membuat masyarakat mendapatkan kesejahteraan, maka banyak berbagai
peraturan pemerintah yang dibuat pemerintah agar masyarakatnya menjadi tertib sehingga
bisa menjalankan kehidupan baik dan mencapai kesejahteraan. Perwujudan kehendak warga
negara secara bebas dalam menyampaikan pikiran secara lisan dan tulisan dan sebagainaya
harus tetap dipelihara agar seluruh tatanan sosial dan kelembagaan baik infrastruktur maupun
suprastruktur tetap terbebas dari penyimpangan atau pelanggaran hukum yang bertentangan
dengan maksud, tujuan dan arah dari proses keterbukaan dalam pembentukan dan penegakan
hukum sehingga tidak menciptakan disintegrasi sosial, tetapi justru harus dapat menjamin
rasa aman dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, maka kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,
Tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah :
Bertitik tolak dari pendekatan perkembangan hukum, baik yang dilihat dari sisi
kepentingan nasional maupun dari sisi kepentingan hubungan antar bangsa maka pelaksanaan
kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum diatur dalam Undang-undang Nomor 9
Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
- Undang-Undang ini mulai berlaku sejak diundangkan pada tanggal 26 Oktober 1998.
- Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang telah ada dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak diatur khusus atau bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-
undang ini.
- Undang-undang ini terdiri dari 7 Bab dan 20 Pasal.
4. Asas proporsionalitas
5. Asas manfaat
Kelima asas tersebut merupakan landasan kebebasan yang bertanggung jawab dalam
berpikir dan bertindak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Berlandaskan atas
kelima asas kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum tersebut maka
pelaksanaannya diharapkan dapat mencapai tujuan untuk :
1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
5. Kriteria kebijakan
Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 yang mengatur mengenai masalah
kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum didasarkan atas pertimbangan
pertimbangan : xiii
1. Terjadinya gelombang unjuk rasa diberbagai tempat yang seringkali cenderung tidak
terkendali disertai dengan tindakan-tindakan yang bersifat melawan hukum berupa
pengrusakan, pembakaran dan penjarahan, yang menimbulkan kerugian baik materiil maupun
immaterial serta mengakibatkan perasaan tidak aman pada masyarakat.
2. Keadaan tersebut diatas pada butir 1 mempunyai dampak yang luas antara lain
menurunnya kepercayaan luar negeri terhadap pemerintah Indonesia di bidang ekonomi,
sehingga dapat menghambat pembangunan nasional.
3. Agenda reformasi pembangunan sangat padat dan harus dilaksanakan dalam waktu yang
relatif singkat, sehingga harus segera diciptakan suasana yang kondusif berupa ketertiban,
ketentraman dan keamanan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip umum demokrasi.
Dalam poin – poin di atas dapat di simpulkan bahwa kebijakan tersebut merupakan kriteria
kebijakan kearah kemanusian dan kemanan negara yang bertujuan dan membuat kondusi
yang kondusif. Sehingga sebagaimana mestinya kebijakan yang di buat dapat memperbaiki
situasi yang kurang baik.
Hukum memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakatnya, karena hukum itu
sendiri merupakan sarana pengatur masyarakat dan bekerja di dalam masyarakat. Itulah
sebabnya hukum tidak terlepas dari gagasan maupun pendapat masyarakat. Pada dasarnya
masyarakat / peserta aksi unjuk rasa tidaklah mengetahui dan memahami, atau lebih
mengambil sikap acuh tak acuh terhadap prosedur hukum yang berlaku. Yang penting bagi
mereka adalah bahwa mereka harus berjuang bersama-sama untuk memperbaiki nasib mereka
itu sendiri. Dalam kaitan ini timbulnya aksi unjuk rasa dengan pengerahan sejumlah massa
disebabkan antara lain adanya ikatan emosional dan dorongan solidaritas / kesetiakawanan
pada rekan / teman / kelompok sangat tinggi. Keikut sertaan sebagai peserta aksi lebih
terdorong pada adanya rasa solidaritas terhadap nasib yang sama, adanya ketergantung nasib
pada kelompok tertentu. Terkadang para peserta aksi bahkan tidak mengetahui dan
memahami misi dan materi yang tengah diperjuangkan, yang penting bagi mereka dapat
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Disisi lain pada umumnya masyarakat tidak
mengetahui prosedur yang harus ditempuh dalam menyuarakan dan memperjuangkan nasib
mereka, dan menganggap bahwa semakin terlalu panjangnya prosedur biokrasi membuat
mereka tidak dapat lebih lama menahan emosi. Disisi lain terjadinya unjuk rasa dipicu oleh
keadaan / kondisi sosial ekonomi yang terjadi ditengah masyarakat, akibat adanya kenaikan
harga BBM, bahan-bahan kebutuhan pokok, sulitnya lowongan kerja dan sebagainya,
7. Rekomendasi