You are on page 1of 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Universitas Djuanda (Unida)

Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 15

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DALAM UPAYA MENEKAN JUMLAH


KERUSAKAN PRODUK AKHIRPADA PT.BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA

QUALITY CONTROL ANALYSIS TO PRESS THE FINISHED GOODS DAMAGE


QUANTITY at PT.BOEHRINGER INGELHEIM INDONESIA

Mida Yumaidila.1) ,Endang Silaningsih.2)


Program Management Studies Faculty of Economic, University of Djuanda Bogor
1
) mida.yumaidila@yahoo.com; 2) silaningsih,toegino@gmail.com

ABSTRACT

PT. Boehringer Ingelheim, located at Jalan Lawang Gintung 89, Sub-Bogor Sukasari, was
founded in 1885, Germany. PT Boehringer Ingelheim Indonesia Groups is one of the world‘s 20
leading pharmaceutical in manufacturing and producting medicines for humans phamaceutical
and animal heatlh. The type product produced by PT. Boehringer Ingelheim Indonesia are solid
medicines (tablet, the film coating, sugar coating), semisolid medicines (suppository, emulgel &
cream), and liquid medicines (syrup and suspension). To maintain consumer belief PT.
Boehringer has controlled both raw quality and packaging materials, the production process
and the finishing product. PT. Boehringer Ingelheim Indonesia has established the standard
damage of product tolerance of 5%’s total production. However, the reality on the field shows
that the level of the most widely produced products and exceeded the control limit is Bisolvon Ex
60 ml, 60 ml and Kids Bisolvon Bisolvon Ped 60 ml. Analysis of the quality control is done by
using statistical tools those are check sheet, control chart p, pareto diagrams and fishbone. The
research result indicates that PT. Boehringer Ingelheim Indonesia needs to improve to hold
down and reduce the amount of damage that occurred during the production process.

Keywords: Quality Control, Check Sheet, Control Chart P, Pareto Diagram, dan
Fishbone Chart.
ABSTRAK

PT. Boehringer Ingelheim yang terletak di Jalan Lawang Gintung No.89, Kelurahan Sukasari-
Bogor yang didirikan pada tahun 1885 yang berpusat di Jerman ini merupakan salah satu
perusahaan global yang bergerak di bidang farmasi yang memproduksi dan menghasilkan obat-
obatan bagi manusia dan hewan. Jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Boehringer Ingelheim
Indonesia adalah berupa solid (tablet, film coating, sugar coating), semisolid (suppository,
emulgel & cream), dan liquid (sirup dan suspensi). Untuk menjaga kepercayaan konsumennya
PT. Boehringer telah melakukan pengendalian kualitas terhadap produknya, baik itu
pengendalian kualitas terhadap bahan baku dan bahan pengemas, pengendalian kualitas terhadap
proses produksi maupun pengendalian kualitas terhadap produk jadi. PT. Boehringer Ingelheim
Indonesia telah menetapkan bahwa standar toleransi kerusakan produk sebesar 5% dari jumlah
produksi. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukan bahwa tingkat produk yang paling
banyak diproduksi dan melebihi batas kendali adalah produk Bisolvon Ex 60 ml, Bisolvon Kids
60 ml dan Bisolvon Ped 60 ml. Analisis pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan
alat bantu statistik yaitu check sheet, peta kendali p, diagram pareto, dan fishbone. Hasil
penelitian menujukan bahwa PT. Boehringer Ingelheim Indonesia perlu melakukan perbaikan
untuk menekan dan mengurangi jumlah kerusakan yang terjadi pada saat proses produksi.

Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Check Sheet, Peta Kendali P, Diagram Pareto, dan
Fishbone Chart.
16 Restu Oktafiani Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian...

PENDAHULUAN Pada pembuatan obat, pengendalian


menyeluruh adalah sangat esensial untuk
Semakin ketatnya persaingan di era menjamin konsumen menerima obat yang
globalisasi menyebabkan setiap perusahaan berkualitas tinggi. Pembuatan secara
dituntut untuk berkompetensi dengan sembarangan tidak dibenarkan bagi produk
perusahaan lain di dalam industri yang yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa,
sama. Perusahaan tidak cukup memberikan atau memulihkan atau memelihara
kualitas pelayanan terbaik, akan tetapi kesehatan. Tidaklah cukup bila produk jadi
kualitas produk yang ditawarkan juga harus hanya sekedar lulus dari serangkaian
mampu memberikan jaminan kualitas agar pengujian, tetapi yang lebih penting adalah
mampu memenuhi tuntutan konsumen, bahwa kualitas harus dibentuk kedalam
karena tidak dapat dipungkiri bahwa sisi produk tersebut. Kualitas obat
lain konsumen semakin relatif dalam tergantung pada bahan awal, bahan
memilih sebuah produk yang diminati. pengemas, bangunan, peralatan yang
Kualitas suatu produk adalah dipakai dan personil yang terlibat.
keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk Berdasarkan data jumlah produk,
bersangkutan yang dapat memenuhi selera berikut total rata-rata jumlah produk yang
dan kebutuhan konsumen dengan dihasilkan oleh PT.Boehringer Ingelheim
memuaskan sesuai nilai uang yang telah Indonesia selama 2013-2014.
dikeluarkan (Prawirosentono, 2007). Tabel 1 Jumlah Produksi PT.Boehringer
Kegiatan pengendalian kualitas dapat Ingelheim Indonesia Periode 2013-2014
membantu perusahaan mempertahankan Produksi Pertahun
dan meningkatkan kualitas produknya Jenis Rata-
No.
Produk Rata
dengan melakukan pengendalian terhadap 2011 2012 2013
tingkat kerusakan produk (product defect)
1 Liquid 4,304,198 9,326,715 7,630,371 7,087,095
sampai pada tingkat kerusakan nol (zero
defect). Standar produksi merupakan 2 Semisolid 424,457 386,984 580,498 463,980
pedoman yang dapat dipergunakan untuk
3 Solid 3,414,308 3,482,402 4,169,585 3,688,765
melaksanakan proses produksi. Standar
produksi memberikan data sebagai sarana Sumber : PT.BII, 2015
untuk pengambilan keputusan-keputusan
dalam berproduksi. Selain itu, standar Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa
produksi memberikan manfaat terhadap selama periode tahun 2013-2014 produk
berbagai penghematan dalam proses yang jumlahnya paling banyak diproduksi
produksi (Yamit, 2010). adalah liquid dengan rata-rata produksi
PT. Boehringer Ingelheim yang pertahun 7,087,095 botol, kemudian solid
terletak di jalan Lawang Gintung No.89, dengan jumlah rata-rata produksinya
Kelurahan Sukasari-Bogor yang didirikan 3,688,765 tablet pertahun, lalu semisolid
pada tahun 1885 yang berpusat di Jerman sebesar 463.980 suppo pertahun. Dari data
ini merupakan salah satu perusahaan global tersebut dapat disimpulkan bahwa produk
yang bergerak di bidang farmasi yang PT. Boehringer Ingelheim yang paling
memproduksi dan menghasilkan obat- banyak diminati konsumennya adalah
obatan bagi manusia dan hewan. Jenis liquid yaitu Bisolvon Ex 60ml, Bisolvon
produk yang dihasilkan oleh PT. Ped 60 ml, Bisolvon Elx 60 ml, Bisolvon
Boehringer Ingelheim Indonesia adalah Kids 60 ml, Bisolvon Flu 60 ml, Mucopect
berupa solid (tablet, film coating, sugar Std 60 ml, Mucopect 15mg 60 ml, Bisolvon
coating), semisolid (suppository, emulgel Antitsf 60 ml, Mucosolvan 60 ml,
& cream), dan liquid (sirup dan suspensi). Mucopect Drp 20 ml, Dulcolactol 60 ml,
Bisoltussin 60 ml, Bisolvon Ex 125 ml,
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 17

Mucopect 7,5mg Syr 60 ml, Mucopect 5. Daya Tahan (durability)


Drop 60 ml, Bisolvon Ped 25*60 ml, Kiddi 6. Kemampuan Pelayanan (service
Pharmaton 60 ml, Mucopect 30 mg 60ml, ability)
Bisolvon Elx 125ml, Bisolvon Extra Syr 7. Estetika (esthetics)
125 ml, Bisolvon Sol 50 ml, Laxoberon Drp 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived
10 ml, Bisolvon Kids 125 ml, Mucosolvan quality)
25*60 ml, dan Kiddi Pharmaton 125 ml . Menurut Assauri (2006), pengendalian
Oleh karena itu dalam penelitian ini, produk kualitas adalah pengawasan mutu
yang akan diteliti adalah liquid. Jumlah merupakan usaha untuk mempertahankan
produksi dengan persentase kerusakan kualitas dari barang yang dihasilkan, agar
paling tinggi ada pada tahun 2013. sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
Perusahaan telah menetapkan standar ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan
kerusakan setiap kali produksi tidak boleh pimpinan perusahaan.
lebih dari 5% dari total produksi, dengan Tujuan dari pengendalian kualitas adalah
demikian produk yang melebihi standar untuk menspesifikasi produk yang telah
produksi pada tahun 2013 adalah Bisolvon ditetapkan sebagai standar dan dapat
Ex 60 ml sebanyak 6,57%, Bisolvon Kids terlihat pada produk akhir, yang tujuannya
60 ml sebanyak 5,5%, dan Bisolvon Ped 60 agar barang atau produk hasil produksi
ml 5,62% dengan jenis kerusakan yaitu cap sesuai dengan standar kualitas yang telah
penyok, folding carton tersodok mesin, ditetapkan.
partikel asing, diameter botol berbeda, Menurut Yamit (2010), faktor-faktor yang
warna dan bau produk tidak sesuai, folding mempengaruhi pengendalian kualitas yang
carton berbeda warna, volume tidak sesuai, dilakukan perusahaan adalah:
loose cap, dan cap mengelupas a. Kemampuan proses
b. Spesifikasi yang berlaku
MATERI DAN METODE c. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat
diterima
Pengendalian Kualitas d. Biaya kualitas
Menurut Manullang (2008) 1) Biaya pencegahan (Prevention Cost)
mengatakan bahwa pengawasan adalah 2) Biaya Deteksi/ Penilaian (Detention
suatu proses untuk menetapkan suatu Appraisal Cost)
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, 3) Biaya Kegagalan Internal (Internal
menilainya dan mengoreksi bila perlu Failure Cost)
dengan maksud supaya pelaksanaan 4) Biaya Kegagalan Eksternal (External
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Failure Cost)
Menurut Prawirosentono (2007) Untuk memperoleh hasil pengendalian
pengertian kualitas suatu produk adalah kualitas yang efektif, maka pengendalian
keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu terhadap kualitas produk dapat
produk bersangkutan yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-
memenuhi selera dan kebutuhan teknik pengendalian kualitas, karena tidak
konsumen dengan memuaskan sesuai semua hasil produki sesuai dengan yang
nilai uang yang telah dikeluarkan. ditetapkan.Standar produksi merupakan
Berdasarkan perspektif dimensi kualitas pedoman yang dapat dipergunakan untuk
menurut Garvin dalam Yamit (2010) melaksanakan proses produksi. Standar
mengidentifikasikan delapan (8) dimesi produksi memberikan data sebagai sarana
kualitas yang dapat digunakan untuk untuk pengambilan keputusan-keputusan
menganalisis karakteristik barang, yaitu : dalam berproduksi. Selain itu standar
1. Performa (performance) produksi memberikan manfaat terhadap
2. Keistimewaan (features) berbagai penghematan dalam proses
3. Keandalan (reliability) produksi (Yamit, 2010). Menurut Haizer
4. Konformasi (conformance) dan Render (2006) yang dimaksud dengan
18 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

Statistical Process Control (SPC) adalah a 2. Membuat peta kendala p


process used to monitor standars, making a. Menghitung persentase kerusakan (p)
measurements and taking corrective action p=
as a product or service is being produced.
Artinya : Sebuah proses yang digunakan
untuk mengawasi standar, membuat
pengukuran dan mengambil tindakan Keterangan :
perbaikan saat sebuah produk atau jasa Np :jumlah gagal dalam sub
sedang diproduksi.Pengendalian kualitas group
secara statistik dengan menggunakan SPC n :jumlah yang diperiksa
(Statistical Process Control), mempunyai 7 dalam sub grup
(tujuh) alat statistik utama yang dapat b. Menghitung garis pusat / Central
digunakan sebagai alat bantu untuk Line.
mengendalikan kualitas sebagaimana Garis pusat merupakan rata-rata
disebutkan juga oleh Heizer dan Render
kerusakan produk ( )
(2006), antara lain yaitu: check sheet,
CL= =
histrogram, control chart, diagram pareto,
diagram sebab akibat, scatter diagram dan Keterangan :
diagram proses. = jumlah total yang rusak
= jumlah total yang diperiksa
c. Menghitung batas kendali atas
atau Upper Control Iimit (UCL)
Untuk menghitung batas kendali
atas atau UCL dilakukan dengan
rumus :

Keterangan :
= rata-rata kerusakan produk
= jumlah produksi
d. Menghitung batas kendali
bawah atau Lower Control limit
(LCL)
Untuk menghitung batas kendali
bawah atau LCL dilakukan
dengan rumus :

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


Keterangan :
Jenis penelitian yang digunakan = rata-rata kerusakan produk
dalam penelitian ini adalah penelitian = jumlah produksi
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian Cacatan :
kualitatif dengan melakukan pengamatan Jika LCL<0 maka LCL dianggap = 0
langsung atau observasi, wawancara, dan Apabila data diperoleh tidak seluruhnya
dokumentasi, sedangkan penelitian berada dalam batas kendali yang ditetapkan,
kuantitatif yaitu data yang berupa jumlah maka hal ini berarti yang yang diambil
dan angka. belum seragam. Hal ini menyatakan bahwa
1. Mengumpulkan data menggunakan pengendalian kualitas yang dilakukan PT.
check sheet. Boehringer Ingelheim Indonesia masih
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 19

perlu adanya perbaikan. Hal tersebut dapat kerjanya. Apabila ditemukan


terlihat apabila ada titik yang berfluktuasi penyimpangan maka mereka harus
secara tidak beraturan yang menunjukkan mencatat deskripsinya (nama produknya,
bahwa proses produksi masih pengalami no batchnya, tanggal kejadiannya) sebagai
penyimpangan. dokumentasi lalu laporkan ke
3. Membuat Diagram Pareto supervisor/inspector produksi untuk
4. Membuat Diagram Fishbone dilaporkan lagi ke pihak QA (Quality
Assurance) agar segera diinvestigasi.
Pengendalian terhadap produk jadi
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk Produk Bisolvon Ex 60 ml, Bisolvon
Kids 60 ml dan Bisolvon Ped 60 ml
PT. Boehringer Ingelheim yang terletak di dilakukan sebelum tahap pengemasan
jalan Lawang Gintung No.89, Kelurahan (packaging.
Sukasari-Bogor yang didirikan pada tahun
1885 yang berpusat di Jerman ini Analisis Pengendalian Kualitas Statistik
merupakan salah satu perusahaan global Untuk menganalisis pengendalian
yang bergerak di bidang farmasi yang kualitas Produk Bisolvon Ex 60 ml,
memproduksi dan menghasilkan obat- Bisolvon Kids 60 ml dan Bisolvon Ped 60
obatan bagi manusia dan hewan. Jenis ml dengan menggunakan statistik maka
produk yang dihasilkan oleh PT. dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Boehringer Ingelheim Indonesia adalah 1. Mengumpulkan data menggunakan
berupa solid (tablet, film coating, sugar check sheet
coating), semisolid (suppository, emulgel 2. Membuat peta kendali p.
& cream), dan liquid (sirup dan suspensi). 3. Menentukan prioritas perbaikan dengan
Produk Boehringer Ingelheim yang Diagram Pareto
dipasarkan di Indonesia yaitu untuk produk 4. Mencari faktor penyebab yang dominan
obat resep adalah Buscopan 10 mg Tab, dengan sebab akibat/fishbone.
Mobic 15 mg Tab, Micardis 40 mg Tab,
Mucosolvan Tablet, Persantin 25 mg, Pengumpulan Data Menggunakan Check
Catapres 75 mcg, Movicox 15 mg Tab, Sheet pada Produk Bisolvon Ex 60 ml
Mucopect Std 60 ml, Mucopect 60 ml, Dalam melakukan pengendalian
Mucosolvan 60 ml, Mucopect Drp 20 ml, kualitas secara statistik, langkah pertama
Mucopect Syr 60 ml, Laxoberon Drp 10 ml yang akan dilakukan adalah membuat check
dan Mucosolvan 25*60 ml, sedangkan sheet. Check sheet berguna untuk
untuk produk obat bebas adalah Dulcolax mempermudah proses pengumpulan data
10 mg Sup, Dulcolax 5 mg Sup, Dulcolax 5 serta analisis. Selain itu pula berguna untuk
mg ECT, Pharmaton Vit , Bisolvon Flu 60 mengetahui area permasalahan berdasarkan
ml , Mucopect 60 ml, Bisolvon Ex 125 ml, frekuensi dari jenis atau penyebab dan
BisolvonPed 25*60 ml, Kiddi Pharmaton mengambil keputusan untuk melakukan
60 ml, Bisolvon Elx 125 ml, Bisolvon Extra perbaikan atau tidak.
Syr 125 ml, Bisolvon Sol 50 ml, Bisolvon Jenis kerusakan yang paling sering
Kids 125 ml dan Dulcolactol 60 ml. terjadi karena loose cap dengan jumlah
Distributor produk untuk dalam negeri kerusakan sebanyak 3.908 pcs, jenis
adalah PT. Anugerah Pharmindo Lestari kerusakan cap penyok dengan jumlah
(APL) dan PT. Tempo Scan Pacific. kerusakan sebanyak 1.303 pcs, jenis
PT.Boehringer Ingelheim Indonesia kerusakan folding carton berbeda warna
selalu memeriksa setiap bahan baku yang sebanyak 1.291 pcs dan jenis kerusakan
masuk terlebih dahulu sebelum digunakan folding carton yang tersodok mesin
untuk produksi. sebanyak 900 pcs.
Pada saat proses produksi
berlangsung, setiap karyawan yang terlibat
bertanggung jawab terhadap hasil
20 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

Analisis Menggunakan Peta Kendali p Folding Carton


900 12% 100%
Tersodok Mesin
Pada Produk Bisolvon Ex 60 ml
Jumlah kerusakan produk Bisolvon Ex 60 Total 7402 100%

ml yang melebihi batas toleransi yang Sumber : Diolah, 2015


ditetapkan perusahaan sebesar 5%. Berdasarkan data di atas maka dapat
Berdasarkan data yang diperoleh tidak disusun sebuah diagram pareto dengan
seluruhnya berada dalam batas kendali yang ukuran 80 : 20 seperti terlihat pada gambar
telah ditetapkan. Sebagian besar titik 2.
memang masih ada dalam batas kendali
statistik, namun ada 13 (tiga belas) titik 4500 120%
4000
yang berada diluar batas kendali. 3500
100%
3000 80
80%
2500 %
Analisis Diagram Pareto pada Produk 2000
60%

Bisolvon Ex 60 ml 1500
1000
40%

Berikut ini merupakan tabel yang dari 20%


500
0 0%
jumlah produk yang rusak selama periode Loose Cap Cap Penyok Folding Carton Folding Carton
Januari-Desember 2014. Berbeda Warna Tersodok Mesin

Tabel 2 Jumlah Jenis Kerusakan Produk


Bisolvon Ex 60 ml Periode Januari- Jumlah Presentase Kumulatif

Desember 2014
Jenis Kerusakan Jumlah Gambar 2. Diagram Pareto Frekwensi
Kerusakan Produk Bisolvon Ex 60 ml
Loose Cap 3908
Periode Januari-Desember 2014
Cap Penyok 1303 Sumber: Diolah, 2015
Folding Carton Berbeda Warna 1291 Dari hasil pengamatan gambar 2, hampir
80% kerusakan yang terjadi pada produksi
Folding Carton Tersodok Mesin 900
Bisolvon Ex 60 ml periode Januari-
Partikel Asing 0 Desember 2014 dapat diketahui bahwa
Diameter Botol Berbeda 0 sebanyak 53% produk yang rusak di
dominasi oleh Loose Cap , 18 % pada cap
Warna dan Bau Produk 0 penyok, 17% pada folding carton yang
Volume Tidak Sama 0 berbeda warna, 12 % pada folding carton
Cap Mengelupas 0 yang tersodok mesin.

Total 7402 Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)


pada Produk Bisolvon Ex 60 ml
Sumber : diolah,2015 Adapun penggunaan diagram sebab
akibat untuk menelusuri jenis masing-
Langkah selanjutnya yaitu data pada masing kerusakan yang terjadi adalah
tabel 3. harus diurutkan berdasarkan jumlah sebagai berikut:
kerusakan produk, mulai dari yang terbesar 1) Loose Cap
hingga yang terkecil dan dibuat persentase Kerusakan paling dominan terjadi pada
kumulatifnya. loose cap. Terjadinya kerusakan oleh
Tabel 3. Jumlah Kumulatif Produk loose cap disebabkan oleh beberapa
Bisolvon Ex 60 ml periode Januari- faktor:
Desember 2014 a) Faktor mesin : crimping part sudah aus
Persentase Persentase
Jenis Kerusakan Jumlah
Kerusakan Kumulatif
b) Faktor material : akurasi cap bervariasi,
akurasi mulut botol bervariasi,
Loose Cap 3908 53% 53%
ketebalan cap bervariasi
Cap Penyok 1303 18% 71% c) Faktor metode : parameter setting di
Folding Carton
1291 17% 88% sop kurang detail
Berbeda Warna
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 21

d) Faktor manusia : melakukan kesalahan d) Faktor Mesin : garpu mesin lepas/


pada saat set-up mesin, kurang bengkok
terampil, teledor
Pengumpulan Data Menggunakan Check
2) Cap Penyok Sheet pada Produk Bisolvon Kids 60 ml
Kerusakan kedua didominasi oleh cap Dalam melakukan kualitas secara
penyok. Terjadinya kerusakan produk statistik, langkah pertama yang akan
oleh cap penyok disebabkan oleh dilakukan adalah membuat check sheet.
beberapa faktor : Check sheet berguna untuk mempermudah
a) Faktor mesin : mesin rusak proses pengumpulan data serta analisis,
b) Faktor material : terjadinya selain itu pula berguna untuk mengetahui
kerusakan material dari supplier area permasalahan berdasarkan frekuensi
c) Faktor metode pengambilan : dari jenis atau penyebab dan mengambil
sample secara random : supplier keputusan untuk melakukan perbaikan atau
tidak konsisten dalam pembuatan tidak.Jenis kerusakan yang sering terjadi
material, tidak ketatnya metode adalah karena loose cap dengan jumlah
sampling kerusakan sebanyak 1.974 pcs, jenis
d) Faktor manusia : melakukan kesalah kerusakan cap penyok dengan jumlah
pada saat setting mesin, teledor, kerusakan sebanyak 1.445 pcs, jenis
kurang terampil. kerusakan folding carton yang berbeda
warna sebanyak 516 pcs, folding carton
3) Folding Carton Berbeda Warna yang tersodok mesin sebanyak 431 pcs.
Kerusakan ketiga didominasi oleh
folding carton berbeda warna.Terjadinya Analisis Menggunakan Peta Kendali p
kerusakan produk oleh folding carton pada Produk Bisolvon Kids 60 ml
yang berbeda warna disebabkan oleh Jumlah kerusakan produk Bisolvon
beberapa faktor : Kids 60 ml yang melebihi batas toleransi
a) Faktor material : terjadinya perbedaan yang ditetapkan perusahaan sebesar 5%.
warna folding carton dari supplier Berdasarkan data yang diperoleh
b) Faktor metode : pengambilan sample tidak seluruhnya berada dalam batas
secara random, supplier tidak kendali yang telah ditetapkan. Sebagian
konsisten dalam pembuatan material, besar titik memang masih ada dalam batas
tidak ketatnya metode sampling, kendali statistik, namun ada 5 (lima) titik
parameter sop pengambilan sample yang berada diluar batas kendali.
kurang detail.
c) Faktor manusia : lolos pada saat Analisis Diagram Pareto pada Produk
sampling, teledor, kurang teliti. Bisolvon Kids 60 ml
Berikut ini merupakan tabel yang
4) Folding Carton Tersodok Mesin dari jumlah produk yang rusak selama
Kerusakan keempat didominasi oleh periode Januari-Desember 2014.
folding carton yang tersodok mesin. Tabel 4. Jumlah Jenis Kerusakan
Terjadinya kerusakan produk oleh Produk Bisolvon Kids 60 ml Periode
folding carton tersodok mesin yang Januari-Desember 2014
disebabkan oleh beberapa faktor : Jenis Kerusakan Jumlah
Loose Cap 1974
a) Faktor Material : ditemukan sobek Cap Penyok 1445
dan kusut pada saat awal proses Folding Carton Berbeda Warna 516
Folding Carton Tersodok Mesin 431
mesin. Partikel Asing 0
b) Faktor Metode: parameter SOP Diameter Botol Berbeda 0
Warna dan Bau Produk 0
pengambilan sample kurang detail. Volume Tidak Sama 0
c) Faktor Manusia : lolos pada saat Cap Mengelupas 0
Total 4296
sampling, teledor ,kurang teliti.
Sumber : Diolah,2015
22 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)


Langkah selanjutnya yaitu data pada tabel pada Produk Bisolvon Kids 60 ml
4. harus diurutkan berdasarkan jumlah Setelah diketahui jenis-jenis
kerusakan produk, mulai dari yang terbesar kerusakan yang terjadi, maka PT.
hingga yang terkecil dan dibuat persentase Boehringer Indonesia perlu mengambil
kumulatifnya. langkah-langkah perbaikan untuk mencegah
Tabel 5.Jumlah Kumulatif Produk timbulnya kerusakan yang serupa. Adapun
Bisolvon Kids 60 ml Periode Januari- penggunaan diagram sebab akibat untuk
Desember 2014 menelusuri jenis masing-masing kerusakan
Jenis Kerusakan Jumlah
Persentase Persentase yang terjadi adalah sebagai berikut:
Kerusakan Kumulatif

Loose Cap 1974 46% 46% 1) Loose Cap


Cap Penyok 1445 34%
Kerusakan yang paling dominan terjadi
80% pada loose. Terjadinya kerusakan oleh
Folding Carton Berbeda
Warna
516 12%
92% loose cap disebabkan oleh beberapa
Folding Carton
431 8%
faktor:
Tersodok Mesin 100% a) Faktor mesin : crimping part sudah aus
Total 4296 100% b) Faktor material : akurasi cap bervariasi,
Sumber Diolah : 2015 akurasi mulut botol bervariasi,
ketebalan cap bervariasi
Berdasarkan data di atas maka dapat c) Faktor metode : parameter setting di
disusun sebuah diagram pareto 80:20 sop kurang detail.
seperti terlihat pada gambar 3. d) Faktor manusia : melakukan kesalahan
3500 120%
pada saat set-up mesin, teledor, kurang
3000 100%
terampil
2500
80 80% 2) Cap Penyok
2000
% 60% Kerusakan kedua didominasi oleh cap
1500

1000
40% penyok. Terjadinya kerusakan produk
500 20% oleh cap penyok disebabkan oleh
0 0%
beberapa faktor :
Loose Cap Cap Penyok Folding Carton
Tersodok Mesin
Folding Carton
Berbeda Warna
a) Faktor mesin : mesin rusak
Jumlah Presentase Kumulatif b) Faktor material : terjadinya
kerusakan material dari supplier.
c) Faktor metode : pengambilan
Sumber : Diolah,2015 sample secara random, supplier
Gambar 3. Diagram Pareto Frekuensi tidak konsisten dalam pembuatan
Kerusakan Produk Bisolvon Kids 60 ml material, tidak ketatnya metode
Periode Januari – Desember 2014 sampling
d) Faktor manusia : melakukan kesalah
Dari hasil pengamatan gambar 3 pada saat setting mesin, teledor,
bahwa hampir 80% kerusakan yang terjadi kurang terampil
pada Produksi Bisolvon Kids 60 ml periode
Januari-Desember 2014, dapat diketahui 3) Folding Carton Berbeda Warna
bahwa sebanyak 46% produk yang rusak di Kerusakan ketiga didominasi oleh folding
dominasi oleh loose cap, 34 % pada cap carton yang berbeda warna. Terjadinya
penyok
yang berbeda warna, 12 % pada kerusakan produk oleh folding carton yang
folding carton yang berbeda warna, dan 8% berbeda warna disebabkan oleh beberapa
pada folding carton yang tersodok mesin. faktor :
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 23

a) Faktor material : terjadinya Jumlah kerusakan produk Bisolvon


perbedaan warna folding carton dari Ped 60 ml yang melebihi batas toleransi
supplier yang ditetapkan perusahaan sebesar 5%.
b) Faktor metode : pengambilan Berdasarkan data yang diperoleh tidak
sample secara random, supplier seluruhnya berada dalam batas kendali yang
tidak konsisten dalam pembuatan telah ditetapkan. Sebagian besar titik
material, tidak ketatnya metode memang masih ada dalam batas kendali
sampling, parameter sop statistik, namun ada 9 (sembilan) titik yang
pengambilan sample kurang detail. berada diluar batas kendali.
c) Faktor manusia : lolos pada saat
sampling, teledor, kurang teliti. Analisis Diagram Pareto pada Produk
Bisolvon Ped 60 ml
4) Folding Carton Tersodok Mesin Diagram Pareto adalah diagram
Kerusakan keempat didominasi oleh yang digunakan untuk mengidentifikasi,
folding carton yang tersodok mesin. mengurutkan dan bekerja menyisihkan
Terjadinya kerusakan produk oleh folding produk yang rusak. Dengan diagram ini,
carton tersodok mesin yang disebabkan maka dapat diketahui jenis kerusakan
oleh beberapa faktor : produk yang paling dominan pada hasil
a) Faktor material :ditemukan sobek produksi selama periode Januari-Desember
dan kusut pada saat awal proses 2014. Berikut ini merupakan tabel dari
mesin. jumlah produk yang rusak selama periode
b) Faktor metode : parameter sop Januari-Desember 2014.
mesin kurang detail. Tabel 6. Jumlah Jenis Kerusakan
c) Faktor manusia : lolos pada saat Produk Bisolvon Ped 60 ml Periode
sampling, teledor, kurang teliti, Januari-Desember 2014
d) Faktor mesin : garpu mesin Jenis Kerusakan Jumlah
lepas/bengkok. Loose Cap 3268
Cap Penyok 2095
Pengumpulan Data Menggunakan Check Folding Carton Tersodok
1411
Mesin
Sheet pada Produk Bisolvon Ped 60 ml
Folding Carton Berbeda Warna 331
Dalam melakukan kualitas secara
Partikel Asing 0
statistik, langkah pertama yang akan Diameter Botol Berbeda 0
dilakukan adalah membuat check sheet. Warna dan Bau Produk 0
Check sheet berguna untuk mempermudah
Volume Tidak Sama 0
proses pengumpulan data serta analisis.
Selain itu pula berguna untuk mengetahui Cap Mengelupas 0
Total 7105
area permasalahan berdasarkan frekuensi
dari jenis atau penyebab dan mengambil Sumber : Diolah,2015
keputusan untuk melakukan perbaikan atau
tidak. Langkah selanjutnya yaitu data pada
Jenis kerusakan yang paling sering tabel 6. harus diurutkan berdasarkan jumlah
terjadi adalah rusak karena loose cap kerusakan produk, mulai dari yang terbesar
dengan jumlah kerusakan sebanyak 3.268 hingga yang terkecil dan dibuat persentase
pcs, jenis kerusakan cap penyok dengan kumulatifnya. Persentase kumulatif berguna
jumlah kerusakan sebanyak 2.095 pcs, jenis untuk menyatakan berapa perbedaan yang
kerusakan folding carton yang tersodok ada dalam frekuensi kejadian diantara
mesin sebanyak 1411 pcs, folding carton beberapa permasalahan yang dominan.
berbeda warna sebanyak 331 pcs. Tabel 7 Jumlah Kumulatif Produk
Bisolvon Ped 60 ml Periode Januari-
Analisis Menggunakan Peta Kendali p Desember 2014
pada Produk Bisolvon Ped 60 ml
24 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

Sumber : Diolah,2015 Jenis Persentase Persentase


Jumlah
Kerusakan Kerusakan Kumulatif
Berdasarkan data di atas maka dapat Loose Cap 3268 46% 46%
Cap Penyok 2095 29% 75%
disusun sebuah diagram pareto 80:20 Folding Carton
seperti terlihat pada gambar 4 berikut ini: Tersodok 1411 20%
Mesin 95%
Folding Carton
331 5%
4500 120% Berbeda Warna 100%
4000 Total 7105 100%
3500 80100% d) Faktor Manusia : melakukan
3000
%80% kesalahan pada saat set-up mesin,
2500
60%
2000 teledor, kurang terampil
1500 40%
1000
20%
500 3) Cap Penyok
0 0% Kerusakan kedua didominasi oleh
Loose Cap Cap Penyok Folding Carton Folding Carton
Berbeda Warna Tersodok Mesin cap penyok. Terjadinya kerusakan produk
oleh cap penyok disebabkan oleh beberapa
Jumlah Presentase Kumulatif
faktor :
Gambar 4. Diagram Pareto Frekuensi a) Faktor Mesin : mesin rusak
Kerusakan Produk Bisolvon Ped 60 ml b) Faktor Material : terjadinya
Periode Januari – Desember 2014 kerusakan material dari supplier.
c) Faktor Metode : pengambilan
Dari hasil pengamatan gambar 4. sample secara random, supplier
bahwa hampir 80% kerusakan yang terjadi tidak konsisten dalam pembuatan
pada produksi Bisolvon Ped 60 ml periode material, tidak ketatnya metode
Januari-Desember 2014 dapat diketahui sampling
bahwa sebanyak 46% produk yang rusak di d) Faktor Manusia : melakukan kesalah
dominasi oleh Loose Cap , 29 % pada cap pada saat setting mesin, teledor,
penyok, 20 % pada folding carton yang kurang terampil
tersodok mesin, 5% pada folding carton
yang berbeda warna. selama periode 3) Folding Carton Berbeda Warna
Januari – Desember Tahun 2014. Kerusakan ketiga didominasi oleh folding
carton yang berbeda warna. Terjadinya
Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart) kerusakan produk oleh folding carton yang
pada Produk Bisolvon Ped 60 ml berbeda warna disebabkan oleh beberapa
Adapun penggunaan diagram sebab faktor :
akibat untuk menelusuri jenis masing- a) Faktor Material : terjadinya perbedaan
masing kerusakan yang terjadi adalah warna folding carton dari supplier
sebagai berikut: b) Faktor Metode: pengambilan sample
secara random, supplier tidak konsisten
1) Loose Cap dalam pembuatan material, tidak
Kerusakan yang paling dominan terjadi ketatnya metode sampling, parameter
pada loose. Terjadinya kerusakan oleh loose SOP pengambilan sample kurang detail.
cap disebabkan oleh beberapa faktor : c) Faktor Manusia : lolos pada saat
a) Faktor Mesin : crimping part sudah sampling, teledor, kurang teliti.
aus
b) Faktor Material : akurasi cap 4) Folding Carton Tersodok Mesin
bervariasi, akurasi mulut botol Kerusakan keempat didominasi oleh folding
bervariasi, ketebalan cap bervariasi carton yang tersodok mesin. Terjadinya
c) Faktor Metode : parameter setting di kerusakan produk oleh folding carton
SOP kurang detail. tersodok mesin yang disebabkan oleh
beberapa faktor :
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 25

a) Faktor Material :ditemukan sobek maka secara bergantian dengan rekan


dan kusut pada saat awal proses kerjanya untuk mengontrol mesin yang
mesin. sedang beroperasi, terutama di shift 3.
b) Faktor Metode : parameter SOP Jenis kerusakan kedua terjadi pada
Mesin kurang detail. cap penyok. Faktor ini disebabkan oleh
c) Faktor Manusia : lolos pada saat mesin yang rusak. Usulan tidakan yang
sampling, teledor, kurang teliti, dilakukan adalah perbaikan tidak hanya
faktor mesin, garpu mesin dilakukan ketika mesin mengalami
lepas/bengkok. kerusakan saja, namun dilakukan perawatan
mesin secara rutin dan dilakukan second
Upaya Perbaikan Untuk Mengatasi checker pada saat mesin akan beroperasi,
Penyebab Kerusakan Pada Produk menyediakan suku cadang mesin yang
Bisolvon Ex 60 ml, Bisolvon Kids 60 ml, penggantian kompenennya cukup sering
Bisolvon Ped 60 ml. agar tidak menghambat proses produksi.
Jenis kerusakan pertama terjadi Selanjutnya faktor penyebab kerusakan
pada loose cap faktor penyebabnya adalah disebabkan oleh material dari supplier.
crimping part yang sudah aus. Usulan Usulan tindakan yang dilakukan adalah
tindakan yang dilakukan adalah apabila supplier untuk lebih memperbaiki proses
crimping part sudah terlihat aus, hendaknya pembuatan material dan berhati-hati pada
operator mesin melaporkan ke teknisi agar saat pengiriman ke konsumen agar material
langsung diganti dengan yang baru dan tidak mudah rusak. Kemudian faktor
tidak menunggu ketika mesin sudah rusak, penyebab kerusakan adalah metode
lalu perusahaan harus menyediakan spare pengambilan sampling secara random, dan
part mesin yang penggantian komponennya tidak ketatnya metode sampling. Usulan
cukup sering dan melakukan kerjasama tindakan yang dilakukan adalah
terhadap supplier sparepart supaya bisa pengambilan metode sampling secara
mengembangkan sparepart yang tahan merata dan tidak melakukan pengambilan
lama agar tidak terjadi pemborosan. hanya dari beberapa box saja tetapi harus
Selanjutnya, penyebab terjadinya kerusakan secara keseluruhan, mengubah, menambah
yaitu pada material, usulan tindakan yang standar di SOP pengambilan sampel dan
dilakukan kepada perusahaan adalah melakukan penjelasan kembali secara
memberikan informasi kepada para supplier terperinci yaitu dengan melaksanakan re-
agar selalu mempunyai standarisasi dan training. Lalu penyebab terakhir yaitu oleh
ukuran cap yang sesuai karena cap yang manusia yang kurang berhati-hari dan
bervariasi akan menyebabkan khasiat melakukan kesalahan pada saat setting
produk tersebut berkurang dan apabila para mesin. Usulan tindakan yang dilakukan
supplier masih melakukan kesalahan yang yaitu apabila operator lelah bekerja atau
sama maka perusahaan harus mencari mengantuk, maka secara bergantian dengan
supplier baru. Kemudian faktor penyebab rekan kerjanya untuk mengontrol mesin
terjadinya kerusakan yaitu pada metode yang sedang beroperasi, terutama di shift 3
karena parameter setting di SOP kurang atau pada saat lembur.
detail. Maka dari itu, SOP mesin liquid Jenis kerusakan ketiga terjadi pada
harus diubah, ditambakan standar folding carton yang berbeda warna. Usulan
parameter mesin, dan melakukan tindakan yang dilakukan kepada supplier
penjelasan kembali secara terperinci yaitu untuk lebih konsisten dalam proses
dengan melaksanakan re-training. Lalu pencetakan, mengganti supplier baru
penyebab terakhir yaitu oleh manusia yang apabila masih melakukan hal yang sama
kurang berhati-hari dan melakukan yang dapat merugikan proses produksi.
kesalahan pada saat setting mesin. Usulan Faktor penyebab selanjutnya disebabkan
tindakan yang dilakukan yaitu apabila oleh metode pengambilan sampling secara
operator lelah bekerja atau mengantuk, random, tidak ketatnya metode sampling
26 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

dan SOP pengambilan sample kurang mesin karena garpunya lepas atau rusak.
detail. Usulan tindakan yang dilakukan Usulan tindakan yang dilakukan adalah
adalah pengambilan metode sampling melakukan perawatan mesin secara rutin,
secara merata dan tidak melakukan tidak hanya dilakukan ketika mesin
pengambilan hanya dari beberapa box saja mengalami kerusakan, dilakukan second
tetapi harus secara keseluruhan, mengubah, checker pada saat mesin akan beroperasi,
menambah standar di SOP pengambilan dan menyediakan suku cadang mesin yang
sampel dan melakukan penjelasan kembali penggantian komponennya cukup sering
secara terperinci yaitu dengan agar tidak menghambat proses produksi
melaksanakan re-training. Terakhir meskipun harganya mahal.
penyebab kerusakan oleh faktor manusia
karena kurang teliti, lolos pada saat KESIMPULAN DAN IMPILIKASI
sampling, dan teledor. Usulan tindakan
yang dilakukan adalah Operator QC 1. Pelaksanaan pengendalian kualitas
hendaknya tidak terburu-buru terhadap produk yang dilakukan oleh PT.
pengambilan sample karena di targetkan Boehringer Ingelheim Indonesia adalah
oleh PPIC untuk perilisan material hari itu pengendalian kualitas terhadap bahan
juga dan material minimal datang seminggu baku dan bahan pengemas,
lebih awal sebelum material tersebut akan pengendalian proses produksi dan
di pakai. pengendalian kualitas terhadap produk
Jenis kerusakan yang keempat jadi.
terjadi pada material tersodok mesin yang 2. Penggunaan alat bantu statistik dengan
ditemukan kusut dan sobek pada saat awal peta kendali p dalam pengendalian
proses, maka harus lebih berhati-hati pada kualitas produk dapat
saat awal setting mesin dan melakukan mengidentifikasikan bahwa ternyata
pengecekan kembali oleh second checker kualitas produk berada di luar batas
pada saat mesin akan beroperasi. Faktor kendali yang seharusnya, meskipun
penyebab selanjutnya disebabkan oleh jika berdasarkan data produksi jumlah
metode pengambilan sampling secara kerusakan yang terjadi sebagian besar
random, tidak ketatnya metode sampling memenuhi target dibawah 5 %.
dan SOP pengambilan sampel kurang Berdasarkan diagram pareto, prioritas
detail. Usulan tindakan yang dilakukan perbaikan yang perlu dilakukan oleh
adalah pengambilan metode sampling PT. Boehringer Ingelheim Indonesia
secara merata dan tidak melakukan untuk menekan atau mengurangi
pengambilan hanya dari beberapa box saja jumlah kerusakan yang terjadi dalam
tetapi harus secara keseluruhan, mengubah, produksi Bisolvon Ex 60 ml oleh loose
menambah standar di SOP pengambilan cap (46%), cap penyok (34 %), folding
sampel dan melakukan penjelasan kembali carton yang berbeda warna (12 %),
secara terperinci yaitu dengan dan folding carton yang tersodok
melaksanakan re-training. Kemudian mesin (8%). Untuk produk kedua
penyebab selanjutnya disebabkan oleh adalah produksi Bisolvon Kids 60 ml
faktor manusia, yaitu karena manusia adalah di dominasi oleh loose cap
kurang teliti, lolos pada saat sampling, dan (46%), cap penyok (29 %), folding
teledor. Usulan tindakan yang dilakukan carton yang tersodok mesin (20 %),
adalah Operator QC hendaknya tidak dan folding carton yang berbeda warna
terburu-buru terhadap pengambilan sample (5%). Produk ketiga adalah Bisolvon
karena di targetkan oleh PPIC untuk Ped 60 ml disebabkan oleh produk
perilisan material hari itu juga dan material yang rusak di dominasi oleh Loose Cap
minimal datang seminggu lebih awal (53%), cap penyok (18 %), folding
sebelum material tersebut akan dipakai. carton yang berbeda warna (17%),
Terakhir faktor kerusakan disebabkan oleh
Jurnal Visionida, Volume 2 Nomor 1, Juni 2016 27

folding carton yang tersodok mesin(12 Mengendalikan Tingkat Kerusakan


%) Produk Menggunakan Alat Bantu
3. Upaya perbaikan untuk produk Statistik. Kampus Universitas
Bisolvon Ex 60 ml, Bisolvon Kids 60 Diponogoro. 10 Agustus 2014.
ml dan Bisolvon Ped 60 ml. Dari Assauri, Sofjan. 2006. Manajemen Produksi
analisis diagram sebab akibat dapat dan Operasi. Fakultas Ekonomi
diketahui faktor penyebab kerusakan Universitas Indonesia : Jakarta.
dalam produksi yaitu berasal dari Boehringer Ingelheim Indonesia
faktor manusia/pekerja, mesin Gmbh.2008.http//boehringer-
produksi, metode kerja, dan material/ ingelheim.com/Corporate/corp/org
bahan baku. anisation.asp, (20 Agustus 2014)
Daft Richard, L. 2006. Management.
Saran yang dapat penulis ajukan Salemba Empat : Jakarta
kepada PT Boehringer Ingelheim Indonesia, Evan, James R & Collier David. 2007. The
yaitu sebagai berikut : Management and Control of
1. Perusahaan perlu memperhatikan dan Quality. Thomson : South-
mengontrol secara terus menerus Western.
terutama untuk Produk Bisolvon Ex 60 Gasperz, Vincent. 2006. Total Quality
ml, Bisolvon Kids 60 ml dan Bisolvon Management. PT. Gramedia
Ped 60 ml pada saat proses produksi. Pustaka Utama: Jakarta.
Apabila ditemukan masalah pada saat Handoko T, Hani. 2006. Manajemen .
proses produksi, maka perusahaan BPFE : Yogyakarta.
dapat segera melakukan tindakan Heizer Jay, and Render Barry. 2006,
pencegahan untuk mengurangi Operation Management
terjadinya kerusakan. (Manajemen Operasi). Salemba
2. Perusahaan dapat melakukan perbaikan Empat : Jakarta.
kualitas dengan memfokuskan Insanullah, Fahrurozi. 2012. Analisis
perbaikan pada jenis kerusakan yang Pengendalian Kualitas Produk
paling dominan yang disebabkan oleh Akhir (Studi Kasus Pada Home
faktor manusia, mesin, metode, dan Industry Caringin Kabupaten
material/bahan baku. Bogor). Universitas Djuanda :
Supplier harus mempunyai standar Bogor September 2014.
terhadap material yang dipesan oleh Manullang, M. 2008. Dasar-dasar
sebuah perusahaan dan perusahaan harus Manajemen. Universitas Gajah
mempunyai kebijakan yang tegas Mada : Yogyakarta.
terhadap supplier agar material yang Nasution, M.N. 2007. Manajemen Mutu
dikirim selalu sesuai dengan standar Terpadu. Ghalia Indonesia : Bogor.
perusahaan Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi
Baru Tentang Manajemen Mutu
UCAPAN TERIMA KASIH Terpadu Abad 21 “Kiat
Membangun Bisnis Kompetitif”.
Ucapan terima kasih kepada seluruh Bumi Aksara : Jakarta
karyawan PT Boehringer Ingelheim Salindeho, John. 2005. Pengawasan
Indonesia yang sudah membantu penelitian Melekat Aspek-Aspek Terkait dan
ini. Implementasinya. Bumi Aksara :
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Schroeder, Roger. G. 2007. Manajemen
Operasi. Erlangga : Jakarta.
Fikri, Al Faiz. 2010. Analisis Pengendaian Sidik Fajar. 2008. Analisis Cacat Produk
Kualitas Produksi di PT. Botol Milkuat 100 ml. Kampus
Massacom Graphy dalam Upaya
28 Mida Yumaidila Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya...

Universitas Gunadarma.: Jakarta


10 Agustus 2014.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis.
CV Alfabeta : Bandung
Sujamto, 2005. Pengertian Tentang
Pengawasan. GhaliaIndonesia :
Jakarta.
Yamit, Zulian. 2010. Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa. Ekonesia:
Yogyakarta

You might also like