You are on page 1of 204
‘Buku Pemenang Penerima Hibah Penulisan Buku Teks Tahun 2010 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ‘SK Nomor : 754/03/LL/2010, tanggal 20 Apri 2010 IKTIOLOGY M. F. Rahardjo - Djadja S. Sjafei Ridwan Affandi BSulistiono barat, MSc. PhD. ae Penerbit LUBUK AGUNG Bandung ‘Kutipan Pasal 44 Sangst pelanggaran undang-undang hak cipta 1987 1. Darang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu efptaan atau member! jin untuk itu, dipidana dengan pidana perjara paling Tama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100:000.000,-(seratus juta rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja menylarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada, umm suatu ciptaan atau farang hasil pelanggaran hak ciptasebagaimana DISTRIBUSI 0321 A. Distribusi geografis..... B. Distribusi ekologis... KLASIFIKASI 0343 A. Kelas dan ordo..... B. Cirikelas Daftar Pustaka 0353 Glosarium 0375 Indeks 0385 ‘Tentang Penulis - 393 xil 305 310 313 316 19 32 335 344 347 Bab t PENDAHULUAN Ketika nama ikan disebut, timbul pertanyaan sejak kapan sebenarnya manusia mengenal ikan. Dengan melihat catatan sejarah yang ada, pengenalan manusia terhadap ikan sudah berlangsung seusia peradaban manusia. Orang Mesir telah mengenalnya sejak sedikitnya 2500 tahun sebelum Masehi. Sekurang-kurangnya sepuluh‘abad sebelum masehi orang-orang Cina telah menyelidiki ikan dengan hagil yang baik. .Orang-orang Mesir, Yunani, dan Romawi Kuno telah-mencatat pengamatan terhadap ragam, tingkah aku, dan kualitas berbagai jenis ikan. Ikan dikenal sebagai bahan makanan, terutama oleh orang-orang yang tinggal di dekat perairan, baik sungai, danau, rawa, maupun laut, Mereka menangkap ikan dengan berbagai macam alat tangkap yang sederhana sesuai dengan kemampuan pada jamannya. Bermacam alat tersebut sampai sekarangpun masih dapat ditemukan, misalnya tombak maupun panah dalam bentuk yang sudah lebih dikembangkan dengan baik agar lebih efektif. Seiring Menabardio| 1 Ieiolony dengan semakin berkembangnya cara berpikir manusia, manusia mulai mengembangkan alat tangkap yang lebih maju dan lebih memberikan peluang bagi mereka untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak daripada sebelumnya, seperti pukat tarik (tra!) dan pukat lingkar (purse seine). Masa kini penangkapan ikan di laut tidak hanya mengandalkan kepada tanda-tanda alam yang dapat ‘menunjukkan gerombolan ikan di laut, tetapi sudah menggunakan alat bantu yang canggih seperti echo-sounder, dan alat penginderaan jarak jauh, serta dilengkapi dengan alat komunikasi antar kapal penangkap ikan yang tergabung dalam satu armada, serta juga peramalan cuaca. Pada perkembangan lebih lanjut, manusia bukan hanya berburu ikan melainkan juga mulai membudidayakan ikan. Budi daya ikan ini dilakukan untuk lebih memastikan hasil yang akan diperoleh. Pada awalnya orang hanya memelihara untuk membesarkan ikan yang diperoleh dari alam. Selanjutnya disadari bahwa memelihara saja tidaklah cukup, Karena itu berarti orang sangat bergantung kepada benih di alam, mereka lalu mengembangbiakkan. Sekarang terlihat bahwa kegiatan budi daya menyangkut banyak hal yang perlu diperhatikan seperti masalah benih, makanan, penyakit, kkualitas air sebagai media tempat hidup ikan, dan Tain-lain. Didorong oleh kebutuhan manusia akan protein hewani yang kian ‘meningkat, dewasa ini upaya penangkapan dan pembudidayaan ikan semakin cepat berkembang. Perkembangan yang demikian ppesat itu membawa konsekuensi banyak permasalahan yang saling terkait di dalamnya, seperti lingkungan perairan yang menurun, penangkapan yang berlebih, pencarian jenis ikan yang unggul, dan sebagainya. Kemajuan dalam bidang perikanan, baik dalam bidang penangkapan maupun pembudidayaan, tidak terlepas dari emajuan ilmu-ilmu yang mendasarinya. Salah satu dari sekian 2 | enaharajo banyak ilmu tersebut adalah iktologi. Iktiologi menjadi sat pilar tama dalam bidang perikanan, karena langsung terkait dengan obyek dari perikanan itu sendiri. Iktiologi ditinjau dari akar katanya berasal dari Kata Yunani yaitu ikktyos yang artinya ikan, dan logos yang berartt ilmu. Dengan ijemikian, iktiologi adalah suata ilmu yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan ikan. Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang pergerakan dan keseimbangan Jabuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkungan ait. Dalam Klasifikasi taksonomik, ikan disatukan dalam Kelas Pisces; bahkan beberapa ahli memasukkan dalam superkelas. Pengetahuan ikan teras berkembang seiring berjalannya waktu, Dilihat dari perkembangannya, pengetahuan tentang ikan meruipakan hasil dari keingintahuan yang selalu ada pada diti manusia tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan keterangan yang berkaitan dengan jenis ikan yang ingin dimanfaatkan. Bila dari catatan-catatan yang dituliskan atau dipahatkan orang pada dinding goa atau batu, orang mengenal ikan hanya beberapa veya tahun sebelum masehi, maka dari fosil yang ditemukan dapat tHiketabui bahwa keberadaan ikan yang tertua di bumi terjadi pada 470 juta tahun yang lalu. Periode itu berdasarkan sejarah geologi disebut periode Ordovician. Fosil tersebut berupa potongan ikan Cstracoderm (Kelis Petraspidomorphi) yang ditemukan pada deposit bahari, Ikan ini diberi nama Saodbambaspis janvier’ dati Bolivia (Gagnier, 1989 dalam Helfman ¢t al,, 1997). Ukan tertua yan yang sekarang masih hidup adalah kelompok Dipnoi (ikan paru- paru) yang muncal pada periode awal Devonian. Di perairan menanardio| 3 Teiloey Manado tua ditemukan ikan raja laut (Latimeria menadoensis) yang disangka telah punah sehingga ikan ini disebut sebagai fosil hidup. Para ahli memperkirakan jumlah ikan di dunia sampai 40.000 spesies. Suatu jamlah yang luar biasa, yang sekitar 28.400 spesies telah dideskripsikan secara ilmiah (Nelson, 2006). Dengan jumlah sebesar itu, ikan menduduki persentase terbesar (48,1%) di antara hewan vertebrata. Secara berurutan persentase hewan vertebrata lainnya ialah Aves 20,7%; Reptilia 144%; Mammalia 108%; dan Amphibia 60% (Lagler et al,, 1977). Mengenai informasi yang lengkap tentang jenis ikan dapat dilihat pada buku Catalog of Fishes sebanyak tiga volume yang disunting oleh Eschemeyer (1998). Dari beberapa catatan ternyata di Indonesia spesies ikan air tawar yang telah teridentifikasi sekitar 1000 spesies, sedangkan ikan laut sekitar 2700 spesies, dan diperkirakan masih ada spesies yang belum teridentifikasi. Saat ini telah banyak ditemukan spesies baru, dan temuan spesies baru ini akan terus berlangsung. Dengan jumlah spesies yang sekian besar itu, ikan bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dan juga menghuni berbagai jenis perairan. Ikan terkecil di dunia adalah. ikan Paedocypris progenetica yang pada panjang 7,9 mm tela matang gonad (Kottelat et al, 2006). Ikan yang dewasa pada ukuran di bawah 20 mm dikelompokkan dalam ikan mini (Weitzman dan Vari, 1988). Ikan ini ditemukan di rawa-rawa Provinsi Jambi. Sebaliknya, ikan yang terbesar di dunia adalah ikan cucut raksasa (whale shark) atau Rhincodon typus yang hidup di perairan laut. Ikan ini dapat mencapai panjang 20 meter dengan berat maksimum 34 ton. Di perairan tawar ikan terbesar adalah ikan lele raksasa (mekong giant caffish) atau Pangasianodon gigas yang, dapat mencapai panjang 3 meter dan berat 350 kg. Ikan ini terdapat di Sungai Mekong, Vietnam. 4 | mrnanarate Uaioe ‘Meskipun terdapat variasi’ dalam bentuk dan ukuran, narun ada satu pola dasar yang sama yaitu "kepala-badan-ekor’ dan secara ‘umum bentuk tubuhnya simetris bilateral, artinya bila ikan dibelah dari punggung ke arah perut sepanjang dari kepala ke arah ekor maka belahan bagian kiri dan belahan bagian kanan merupakan bagian yang sama atau merupakan bayangan cermin satu terhadap yang lain, Tentu saja ada kekecualian, ada ikan yang bentuk tubuhnya tidak simetris bilateral, misalnya ikan ilat-ilat (Cynoglosus bilineatus). Bentuk tubuh ikan jauh lebih beragam dibandingkan dengan hewan vertebrata lain seperti mamalia, burung, amfibi, maupun reptil. Bentuk tubuh ikan dan organ lainnya dapat diguinakan sebagai pembeda antar spesies dalam identifikasi, determinasi, dan klasifikasi (Bab 15). Tkan menghuni semua bentuk ekosistem apakah laut, perairan payau ataupun perairan tawar. Tempat hidup ikan berkisar dari 11 km di bawah permukaan laut sampai 5 km di atas permukaan laut. Pada perairan laut yang berkedalaman sangat dalam (daerah abisal), di mana keadaannya selalu gelap gulita dengan tekanan hidrostatik yang, amat besar, ikan masih dapat hidup; sementara itu, vertebrata ‘yang lain tidak dapat tinggal di situ. Tidaklah mengherankan bila ikan yang hidup di dasar laut mempunyai bentuk yang aneh-aneh atau tidak lazim seperti ikan yang biasa terlihat sehari-hari. Garhbar 1-1 memperlihatkan contoh ragam ikan laut-dalam yaitu Antennarius sanguineus, Kondisi lingkungan yang begitu berat menjadikan jumlah spesies dan individunya pun sedikit, tidak sebanyak ikan yang tinggal jauh lebih dekat ke permukaan. Hal yang sama juga ditemukan di danau atau sungai di gunung yang tinggi. sananarajo| 5: Titolony CGamibar 1-1. Ikan penghuni laut dalam (Antennarius sanguineus) (Gumber: Helfman et al, 1997) Variasi habitat yang luas menjadi faktor yang memaksa ikan harus mampu beradaptasi_ terhadap kondisi_ lingkimgan setempat. Keberadaan ikan di suatu perairan bergantung kepada kemampuan fisiologis dan struktur organ untuk beradaptasi_terhadap lingkungan, terutama dalam memanfaatkan sumber pakan yang tersedia dan mendapatkan tempat yang cocok untuk melakukan reproduksi meskipun berjarak sangat jauh dari tempat mencari makan. Sebagai contoh bentuk adaptasi organ terhadap lingkungan yang kekurangan oksigen terlarut di rawa, tercermin oleh adanya organ labirin yang merupakan alat pernapasan tambahan untuk mendapatkan oksigen bebas dari udara. Ikan betok, Anabas teshidineus yang hidup di rawa-rawa merupakan salah satu ikan yang mempunyai alat labirin. Bab 2 RANGKA DAN BENTUK TUBUH Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang ata menyokong orgar-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan sistem otot Serta mengalami evolusi seiring dengan adaptasi kedua sistem tersebut _terhadap lingkungannya secara terus menerus. , Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan ada yang ter tulang rawan saja, dan ada yang terdiri atas tulang sejati dan tulang rawan, Kelompok ikan yang bertulang rawan saja dinamakan Chondrichthyes. Kelompok ikan yang bertulang sejati dan bertulang rawan dikelompokkan menjadi Osteichthyes. Pada perkembangan hhidup awal (embrio dan larva) Osteichthyes sebagian besar rangka dibentuk melalui tahap tulang rawan, yang kemudian materialnya rmengalami proses osifikasi menjadi tulang sejati dalam bentuk- bentuk yang khusus. meRaharajo| 7 Hilary (96 aera wep ofpseye) odin snud> sews uy ue Zz SEHD (261 “T9281 sequMS) HoDrERO MsdeY ze SeIpPENYCREANE TE RO emerge enores 6 euesqorens gz dani emt Zz TepRagog Weer yz fumpdoxd gz ‘umuoideouryg ‘umSuadosourgz enon dinszz aad Sue 7g miBHoyAisoy oe CUDY Wes ‘qemau ump gt epney dins Zt esIop duis9t faqpyoA Gr epee FL Semone eT ‘Stop dusZL MaRabardjo 8 | mrnanrae Netology Rangka ikan dibedakan menjadi tiga macam. Rangka pertama adalah rangka aksial, yang merupakan poros yang memberikan bentuk dasar ikan. Rangka kedua adalah rangka viseral yang meliputi_ semua bagian tulang lengkung insang dan derivat- derivatnya. Rangka ketiga adalah rangka apendikular yaitu tulang yang menyokong sirip’dan pelekatnya, Gambaran umum rangka ikan disajikan pada Gambar 2-1 dan 2-2. A. Rangka Aksial Rangka aksial merupakan rangka yang memberikan bentuk dasar tubuh ikan. Rangka ini terdiri atas tulang tengkorak, tulang punggung, dan tulang rusuk. Letak dan nama tulang-tulang penyusun tulang tengkorak Osteichthyes yang diwakili oleh ikan mas (Cyprinus carpio) disajikan pada Gambar 2-3 agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas. Tulang tengkorak berfungsi untuk melindungi organ bagian dalam antara lain yang terpenting adalah ofak. Tulang punggung ikan tersusun dari sejumlah ruas tulang punggung (vertebra). Bentuk dasar vertebra lebih kurang sama, tetapi bentuk vertebra dari anterior sampai ke posterior dapat berbeda. Perbedaan bentuk ini berkaitan erat dengan bagian tubuh ikan. Pada bagian terdepan (anterior) terdapat tulang atlas yang bergabung, dengan lanjutan kranium. Tulang punggung di bagian badan berbeda dengan tulang di bagian ekor. Tiap-tiap ruas di agian badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. 10 "| nzasnerdo tislegy Gambar23.Tengkorakikan mas. 1 premsia; maka 3 toi ronal: 5 paritalésupraosipital: 7 epi Sipterotik; 9:postemporal:10suprakdeitrum; 1LKleitrum: 12 operiulums 1 ssuboperkulumy 1interoperkulum 15;preoperkuluon; 16angular 17 ankle 4B dentar;19-prefrontal:20supraorbital; 21-postorbital; 22 suborbital; 5 latina ‘umetapterigoid; 25simplektk 26 kuadrat; 27 endopteigoi Bektopterigoit: 29 hiomandibular; 30 brankiostegal (Gumber: Rahardjo dan Murniart, 1984) ‘meRahardjo| 11 \steral fF Kaudal . Gambar 2-4, Vertebra Teleost {.duri neural; Jengkung neural; 3saluran neural; 4.zigopofiss: 5 pusat; G6 basapofisis, 7 suang intermaskalar 8 tulang rusuk:9saluran hemal: 10.durihemal 12 | wenanardio Gammbar 25, lemen vertebra penyokong tulang kos 1. hipural:2.epural;3. ost 4. dui neural '5, dur hemal: 6, ararisirip kaudal Pada bagian atas vertebra terdapat duri neural (Gambar 2-4). Pada agian batang ekor tiap-tiap ruas di agian bawah terdapat satu uri haemal, sedangkan di bagian atas terdapat duri neural. Pada dduri haemal terdapat Iubang tempat pembuluh darah dan pada duri tneural terdapat saraf, Beberapa vertebra di bagian ekor berubah bentuk sesuai dengan fungsinya sebagai penyokong tulang ekor (Gambar 25) Pada famili Cyprinidae dan Siluridae tiga ruse pertama tulang punggung mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Kelompok Faas tulang punggung tersebut dinamakan tulang Weber. Tulang ini perfungsi di dalam pendengaran sebagai penyalur getaran suara yang diresonansikan di dalam gelembung gas ke telinga bagian vTalam. Bagiar-bagian tulang ini terdiri atas Klaustram dan skafium merahardjio| 13 Itiooey (yang berasal dari lengkung neural vertebra 1), interkalarium (yang berasal dari lengkung neural vertebra Il), dan tripus (yang berasal dari rusuk vertebra Ill) (Gambar 2-6). Salah satu ikan yang mempunyai tulang Weber lengkap ialah ikan mas (Cyprinus carpio). Gambar 2-6 Tulang Weber. |Ltvipus, 2interkalarium, 3skafiur, 4.klaustrum, Ssupraosipital, 6suprancural, 7engkung neural, 8 geleribung gas, 9rusuk neural V (Sumber: Helfman et al.1997) B. Rangka Viseral Rangka viseral terdiri atas struktur tulang yang menyokong insang dan mengelilingi tekak. Struktur ini terdiri atas tujuh tulang lengkung insang. Dua lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang-tulang tengkorak, sedangkan yang lima lainnya berfungsi sebagai penyokong insang (Gambar 2-7). Pada beberapa jenis ikan hiv lengkung insang pertama tidak ada; jika ada, tulang ini berubah bentuk menjadi tulang rawan labial. 14 | mrnanardjo Ieiolony ‘Tulang lengkung yang kedua menjadi tulang rahang, Tulang rawan palatokuadrat berkembang ke depan sepanjang bagian bawah neurokranium, Talang ini dilekatkan pada Kranium dengan bantuan bagian atas Iengkung hioid (rawan hiomandibular) yang bersendikan dengan bagian optik. Gambar 2.7, Diagram tengkorak Elasmobranchil -Lfaringobrankal2epibrankial 3.seratobrankial 4 hipobrankial 5 besibranklt G.seratohial; hiomandibular,8.rawan Meckel;9-palatokuadrat; 10,rawan labial; ‘Lkapeul otk; 12. orbit 13 kapoulolfaktori Mostrum (Sumber Bond, 1979) Rawan bawah atau rawan Meckel bersendi dengan bagian posterior palatokuadrat. Tipe suspensi rahang yang seperti ini di hhiostilik (Gambar 2-8). Tipe suspensi ini juga ditemukan pada semua kelompok Actinopterygii. Pada beberapa jenis ikan (umlahnya sangat sedikit), palatokuadrat dilekatkan dengan neurokraniuin seperti kepada hiomandibular (euspensi amfisilik). Suspensi amfistilik ditemukan pada kelompok cucut yang primitif, Lima lengkungan insang terakhir terdiri atas beberapa potong tulang, yakni faringobrankial, epibrankial, serato erabargio| 15 Teiloey brankial, dan hipobrankial; dengan basibrankial yang memanjang sepanjang dasar ventral. Rawan labial, jika ada, merupakan rawan insang tambahan. Gambar 28, Diagram yang menunjukkan hubungan antaralengkung mandibular dengan neurokranium pada tiga tipe suspensirahang: A. hiosilik, Bamiisiik, CChholoslik Gumber: Bond, 1979) Holostilik ditemukan hanya pada Holocephali, Palatokuadrat berfusi dengan chondrokranium dan menyokong rahang bawah pada daerah kuadrat. Nama Holocephali berarti Tseluruh kepalal ‘mengacu pada rahang atas yang menjadi bagian kranium. - Pada ikan’ golongan Teleostei sebagian besar agian lengkung, insang, terosifikasi dan pada beberapa. kelompok ikan bagian 16 | msanarajo lengkung insang bermodifikasi sesuai dengan jenis makanannya. Bagian posterior lengkung insang ikan mas bermodifikasi menjadi gigi tekak yang berfungst untuk menggerus makanan. Bagian jung rahang bawah meskipun terbungkus oleh tulang dermal masih ddinamakan rawan Meckel. Ujung proksimal rawan Meckel terosifikasi menjadi tulang artikular, yang —menyatu__ secara bebas pada tulang kuadrat dengan neurokranium. Bagian bawah Jengkung insang kedia membentuk rentetan tulang-tulang hioid, yaita basihial, hipohial, seratobial, epihial, dan interhial Interhial menyatu dengan hiomandibular, dan epihial menyate dengan operkulum. Urohial (entoglosal), yang merupakan modifikasi rankiostegal, bersatu dengan basihial. Masing-masing jeruji insang (brankial) terdiri atas beberapa _tulang, yaitu basibrankial, hipobrankial, serato brankial, epibrankial, dan faringobrankial (Gambar 2-9). Lengkung insang terakhir bermodifikast menjadi agian dari tekak. ambar29Jratinsang Telecste Galmosp)- _avingobankiaDepbrankal 3 seratobrankal hipobrankal Sbsibrankial tanta 7hipotial 8seratohial9inerial; 1Oanteria: 1.epihia12 ‘brankostegal Gumber: Bond, 1979) Teslony C. Rangka Apendikular Rangka apendikular mencakup semua tulang sirip dan pelekatnya. Ee lnekap, ikan mempunyai lima macam sirip yakni: sirip pektoral (dada), sirip ventral (perut), sirip dorsal (punggung), si anal (dubur) dan sirip kaudal as ° ie ad Sirip dorsal pada ikan hiu disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang rawan basal yang terletak di bagian bawah bertumpu pada duri neural (Gambar 2-10). Pada Teleostei tulang-tulang penyokong sirip dorsal'dan sirip anal terdiri atas tiga potong tulang. Pangkal tulang yang terletak dalam bagian tubuh terdalam (median skeletogeneous septum) diapit oleh duri hemal atau duri neural dinamakan pterigiofor proksimal (aksonos). Tulang penyokong sirip dorsal ini dinamakan inter neural karena diapit oleh duri neural, dan pada sirip anal tulang penyokong ini disebut interhemal karena diapit oleh duri hemal. Tulang bagian tengah dic : Prerigifor tengah, sedangkan yang terluar disebut igiofor distal (baseos) yang bers jarijari_siri ee sj yang bersendi dengan jari-jarisirip tioony “Gambar 2:1. Talang penyokongsirip dorsal ikan Osteichthyes, Ljar'ja sip: 2.pterigiofor proksimal;3 pterigifor tenga 4perigiofor distal Sumber Bond, 1973) sirip pektoral Elasmobranchii disokong oleh suatu tulang rave skapula dan korakoid, yang sering disatunamakan menjadi orakoskapula. Tulang supraskapula terdapat pada beberapa spesies. Sirip pektoral bersendi pada korakoid, Tulang rawan basal penyokong sirip pektoral terdiri atas tiga jenis lang) yakni propterigium, mesopterigium, dan metapterigium (Gambar 2-12). Pada gelang pektoral (pectoral girdle) ikan Telostei, skapula dan korakoid terosifikasi menjadi tulang endokodral dan bagian pinggiran Iuarnya membentuk permukaan persendian bagi radial (aktinos) sitip pektoral. Perpaduan tulang ini member! tambahan bagi gelang pektoral Kedua yang terdiri atas tulang-tulang postemporal, suprakleitrum, Kleitrum, dan poskleitrum (Gambar 2- 13). Ujung atas postemporal melekat pada tulang eplotik dan wjuns bawah melokat pada pterotik atau epistotik (interkalarium). Klcitrum sering merupakan tulang terlebar di antara tiga tulang yang lain. Menabardio| 19 Ueloogy Ueilosy Gambar 2-12, Tulang penyokong stip pektoral Elasmobranchi. 1-korakoid; 2skapula; 3 supraskapula, 4.propterigium: S.mesopterigium; ‘6.anetapterigium; 7radial (Sumber: Bond, 1979) a Gambar2-14. Tulang penyokong sirip ventral Telostel “Lkleitrum; 2.basipterigium;3.sirip perut (Lagler etal, 197) Gambar213.Tulang penyokong sri pektoal TTelecste.1.postemporal; 2upraketram3.Keltrumy ‘bpostieitra: 5 korakoid 6skapula; rip dada (Gumber: Bond, 1979) Gelang pelvik Elasmobranchi merupakan baris tulang rawan yang. dinamakan isiopubik yang padanya melekat radial penyokong jari- jari sirip ventral. Pada Osteichthyes gelang pelvik merupakan sepasang tulang rawan (basipterigia) yang terpisah atau terpadu. Yang melekat pada posterior basipterigia adalah radial yang Gambar 2-15. Tipe tulang penyokong sip ekor, menyokong jari-jari sirip pelvik pada Holostei. Pada Teleostei radial ‘A-homoserkal; Bhheteroserkal; C protoserkal (Sumber: Harder, 1975) pelvik tidak ada, dan jari-jari sirip bersendi pada basipterigia (Gambar 2-14). 20 wenanarajo “ MeRaberajo| 24 Heilory Tulang-tulang penyokong sirip kaudal merupakan sekumpulan ruas vertebra yang mengalami perubahan bentuk disertai beberapa tulang tambahan, Berdasarkan bentuk-bentuk tadi, tulang penyokong sirip ekor dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yaitu protoserkal (difiserkal), heteroserkal, dan homoserkal (Gambar 2- 15) Protoserkal: Ruas-ruas vertebra menyokong sirip ekor tanpa mengalami perubahan bentuk. Sirip ekor simetris antara bagian atas dan bawah. Tipe ekor seperti ini dimiliki oleh ikan-ikan anggota Cephalaspidomorphi, dan oleh banyak larva ikan. Heteroserkal: Bentuk ekor tidak simetris. Bagian atas ujung ekor melengkung ke atas dan disokong oleh ruas tulang punggung, Bagian bawah ujung ekor lebih pendek daripada bagian atas dan hanya disokong oleh beberapa jarijari sirip ekor. Tipe ini terdapat pada Chondricthyes dan Osteichthyes tingkat rendah (Holostei dan Chondrostei). Protoserkal dan heteroserkal_merupakan bentuk peralihan pada tahap perkembangan embrionik dari banyak ikan yang mempunyai tipe homoserkal. Homoserkal: Bentuk ekor simetris. Bagian atas sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari sirip ekor. Dua ruas terakhir tulang punggung mengalami perubahan bentuk dan terdapat beberapa potong tulang tambahan. Bentuk duri hemal dan duri neural kedua ruas tadi menjadi pipih dan hampir menempel antara satu dengan yang lainnya, Ruas tulang punggung terakhir berubah bentuknya menjadi urostil sebagai ujung korda yang terosifikasi dan padanya tertempel tujuh keping tulang yang dinamakan hipural. Di atas hipural terdapat tiga tulang tambahan yang dinamakan epural (Gambar 2-5) 22 | menatarae Aesoony farijari sirip ikan Osteichthyes terdiri atas tiga jenis yaitu jartjart oh jase Jemah mengeras, dan jari-jari keras (Gambar 2-16). ad jari lemah dicirikan oleh adanya ruas-ruas, sering bercabang ~ ‘Masih menjadi pertanyaan apakah pada kelompok ini gelembung gas masih berfungsi sebagai alat hidrostatik atau sebagai alat penapasan tambahan. Sebagian besar ikan tidak mempunyai saluran manatortio| 77 Isiony terbuka pada awal stadia larva atau pada pascalarva, dan gelembung gas ikan dewasa tertutup sama sekali atau fisoklistus. Gelembung tersebut berisi udara, baik sebelum hubungan tertutup atau dengan sekresi gas dari sel-sel Khas pada dindingnya (Gambar 4-14). Gas tidak dapat dikeluarkan dengan sangat cepat dari sistem tertutup itu. Teleostei merupakan kelompok yang sebagian besar mempunyai gelembung gas yang terbagi dalam berbagai bentuk tertentu. Ikan Elasmobranchii (cucut dan pari) tidak mempunyai gelembung gas. Kelompok ikan ini yang bersifat pelagik harus berenang secara konstan untuk mencegah agar tidak tenggelam. Sirip pektoral yang lebar berperan dalam hal ini, Sebagian Elasmobranchii dalam mengatur keberadadin dalam suatu lapisan air disokong oleh minyak skualin (squalene) yang tersimpan dalam hati. ve Soe ne tom a Gambar 4-14, Struktur gelembung renang ikan fisoklistu. ‘Lrete 2. kelenjar gas 3.area resorpst Beberapa ikan demersal yang berada di dasar perairan atau bahkan membenamkan dirinya tidak mempunyai gelembung gas atau 78 | menanarajo sology mempunyai gelembung gas namun telah sangat tereduksi Ikan sebelah termasuk kelompok ini. Ikan yang berenang dekat permukaan, di bagian tengah badan air atau dekat dasar mendapat suatu keuntungan dengan adanya gelembung gas. Dengan gelembung gas ikan mengurangi beban otot dalam mengatur kedalaman yang ia pilih. Ketiadaan gelembung gas sama dengan membebani sekitar 5 % bobot tubuh di air laut atau Sekitar 7 % di air tawar (Bond,1979). Meskipun demikian bagi ikan masalahnya tidak sederhana, karena adanya perubahan tekanan air berkaitan dengan kedalaman yang besarnya berkisar 1 atmosfer per 10 meter. Ikan harus memampatkan volume gelembung gasnya ketika menuju lapisan yang lebih dalam, dan sebaliknya. Kenaikan ikan menuju permukaan yang cepat dapat berakibat fatal. Berkurangnya tekanan air pada gelembung gas akan menjadikannya mengembang sehingga rongga perut menjadi sesak, yang akan berakibat lambung, terdorong keluar melalui mulut. Hal ini umumnya tidak terjadi secara alami, namun dapat dilihat pada ikan hasil tangkapan nelayan. Ikan tajuk (Aphareus rutilans) yang tertangkap oleh nelayan pada kedalaman sekitar 100 meter di Teluk Palabuhanratu, Jawa Barat ketika diangkat ke atas sering memperlihatkan kondisi tersebut. Umumnya gerak naik vertikal ikan tidak dapat berlangsung dengan cepat bila melebihi kisaran kemampuan perubahan volume gelembung gas sebesar 25%. Ikan yang bergerak pada kisaran kedalaman yang besar dilengkapi dengan alat atau cara mengisi dan mengosongkan gelembung gas. Jelaslah bahwa Keberadaan atau ketiadaan gelembung gas, maupun modifikasi strukturnya bertalian dengan ekologi dan tingkah laku ikan. mersabarajo| 79 Gas yang terdapat pada gelembung gas berasal dari oksigen terlarut dalam air di sekelilingnya, dan bukan merupakan hasil proses kimiawi dalam jaringan tubuh ikan. Oksigen tersebut masuk ke dalam gelembung diangkut darah. Sebuah sistem kapiler_ yang diperlukan untuk membawa darah berhubungan dengan dinding gelembung tersebut diatur supaya mengalir berdekatan, sehingga difusi_ lewat dinding kapiler yang masuk dan keluar akan memperkecil hilangnya gas dari gelembung. Gas masuk ke dalam gelembung gas melalui kumpulan kapiler arteri dan vena, yang disebut rete mirabile, Bergantung kepada jenis ikan, dalam rete mirabile dapat terkandung ratusan sampai lebih dari 200.000 kapiler (Bond, 1979). Rete mirabile membentuk suatu struktur arus berlawanan yang efisien untuk memekatkan gas yang mengalir ke kelenjar gas. Kelenjar gas merupakan pintu masuk gas yang disekresikan ke dalam gelembung gas. Gas dikeluarkan dari gelembung gas melalui suatu struktur di dinding gelembung gas yang penuh dengan kapiler yang disebut oval. Pada ikan fisostomus gas dapat keluar dari gelembung melalui duktus pneumatikus yang mempunyai sebuah katup pada sambungan dengan esofagus. F. Organ berlistrik Beberapa jenis ikan mengembangkan kemampuan dalam membangkitkan arus listrik sehubungan dengan kontraksi otot. Otot yang terlibat dalam pembangkitan tenaga listrik dimodifikasi dari otot skeletal (bergaris). Otot bergaris kaudal dan beberapa otot tubuh lateral yang dimodifikasi untuk membangkitkan_listrik terdapat pada Rajidae, Mormyridae, Gymnotoiformes, dan 80 | menaharajo ‘iolony Malapteruridae. Pada Torpedinidae dan Narcinidae _otot hipobrankial terlibat, di mana suatu otot mata ekstrinsik membangkitkan muatan listrik yang kuat. Pari berlistrik (Torpedo nobiliana) mampu mengirimkan satu sengatan listrik setara 220 volt (Bond, 1979). Sel pembangkit arus listrik pada organ berlistrik dinamakan clektrosit. Pada ‘sebagian besar ikan berlistrik, elektrosit mirip piringan yang dimodifikasi dari sel otot yang dinamakan piringan listrik (electroplague). Gambar 4-15 memperlihatkan diagram elektrosit yang terdapat pada ikan Torpedo. Bila dirangsang, flux ion melintas membran sel menimbulkan arus listrik kecil. Sel-sel pada organ berlistrik disusun dalam kolom dan dimuati serentak sehingga menghasilkan efek perjumlahan. Setumpukan sel dapat ‘menghasilkan suatu arus yang besar, seperti banyak baterai yang disusun secara seri (Feng, 1991 in Helfman et al., 1997). Gambar4-15. A-Pandangan ventral Torpedo menggambarkan posisi organ listrik. 8 ‘bentuk elektrosit dari pandangan ventral. C’iagram penataan suatu eletrolit yang terdiriatas beberapa elecktroplaque (Sumber: Bond, 1979) MsRahardio| 81 eioogy Pembangkitan dan deteksi medan magnet yang rendah terutama berkembang pada ikan air tawar tropikal yang menghuni perairan yang keruh di mana penglihatan terbatas. Beberapa contoh ikan dengan listrik leah antara lain Gymnotidae di Amerika Latin dan Mormyridae di Afrika (Helfman et al,, 1997). Synodontidae (catfish) memproduksi arus lemah untuk mendeteksi obyek dan untuk komunikasi. Organ berlistrik terletak pada bagian dorsal ikan. Ikan _membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifites kehidupannya, Nutrien yang dibutubkan dalam hal ini berupa protein, Jemak, dan karbohidrat. Selain itu ikan juga memerlukan vitamin, dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organisme heterotrot, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Mencari makanan bagi ikan merupakan kegiatan rutin keseharian, bahkan sebagian ikan menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan int Sebagian besar ikan mengembangkan organ agar dapat menemukan dan mendapatkan organisme makanan. Sebelum melangkah lebih jauh dalam —mempelajari sistem pencernaan makanan, akan disampaikan terlebih dahulu organ- organ apa saja yang terlibat dalam proses pencernaan makanan pada ikan, Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan; MaRahardjo| 83 Uilory sedangkan kelenjar pencernaan adalah organ-organ yang berperan dalam menghasilkan cairan digestif yang digunakan dalam proses pencernaan, yakni hati dan pankreas. Selain fungsi utamanya untuk memroses makanan, organ pencemaan pada ikan tertentu mempunyai peran tambahan. Organ pencernaan berperan pula dalam proses osmoregulasi, pemapasan, dan penggelembungan tubuh. A. Saluran pencernaan Bila dirunut secara berurutan dari awal makanan masuk ke mulut sampai ke proses pencernaan dan selanjutnya sisa makanan yang tidak dicema dibuang dalam bentuk feses melalui anus, maka organ yang termasuk saluran pencernaan terdiri atas mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, pilorus, usus dan anus (Gambar 5-1). Pada mulut, rongga mulut, dan tekak otot bergaris bekerja di sini. tot icin yang involuntari bekerja dari kerongkongan sampai usus. eas) ea sere CGambar 5-1. Organ pencemaan ikan.: Ltutup insang; 2. insang;3jantung: hati; Slambung: 6usus; 7anus; 8.vesica urinaria; 9,gonad; 10.gelembung gas; 1.ginjal 84 | menanartjo Ieslony 4. Mulut Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Letak mulut satu spesies ikan dapat berbeda dengan spesies ikan lainnya (Gambar 5-2), meskipun pada umumnya mulut ikan terletak di bagian jung depan kepala. Tipe letak mulut ini dinamakan tipe terminal, misalnya pada ikan gabus (Gambar 2-17). Pada ikan yang lain, mulut terletak di bagian atas (tipe superior). Ikan bermulut tipe superior mendapatkan makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya, misal ikan julung,julung (Dermogenys pussila). Ikan yang mencari makan di dasar perairan banyak yang mempunyai mulut bertipe inferior (mulut terletak di bagian bawah) seperti ikan pari gampret (Gymnura micrura), ataupun bertipe subterminal (mulut terletak di dekat ujung depan kepala) misalnya pada ikan kekemeh (Johnius belangeri). Selain letaknya yang berlainan, mulutpun mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Bentuk mulut ternyata berkaitan erat dengan kebiasaan makan. Ikan yang biasa mencari makan di dasar perairan umumnya mempunyai mulut yang dapat disembulkan, misalnya ikan petek (Gambar 5-3); sedangkan ikan pemburu mangsa mempunyai mulut yang tidak dapat disembulkan. Bentuk mulut yang melengkung seperti belalai dimiliki_ oleh ikan Campylomormyrus elephas yang hidup di perairan tawar Kongo, memanjang, bagaikan tabung dimiliki oleh ikan cendro (Strongylura strongylura) yang mendiami daerah pantai, dan tabung pendek pada Prognathodes aculeatus yang menghuni terumbu karang (Gambar 5- 4), Pada ikan julung julung (Hemiramphus marginatus), rahang bawaly memanjang seperti paruh sepanjang hampir sepertiga Panjang, tubuh, dengan mulut terbuka di atasnya. Scaridae mengembangkan mrnanarajo| 85 Iiilony suatu struktur dari gabungan gigi depan serupa paruh untuk ‘memotong bongkahan kerang. c Gamibar §-2, Tipe letak mulutikan: A. subterminal; Binferior,C:superio. ‘Sumber: fishbase ong Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk tentang makanan yang dimakan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat 86 | mrnanarajo eilogy gigi berada. Mulut ikan cucut yang lebar dengan gigi yang tajam menandakan bahwa mereka termasuk pemakan mangsa yang berukuran agak besar yang dapat ditelan seutuhnya. Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat _menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja, demikian juga halnya dengan ikan senuk (Sphyraena) dan piranha (Serrasalms). Cambar5-3. Bentuk mulut yang dapat disembulkan pada ikan petek, Secutor insidiator Mulut dibatasi oleh bibir yang merupakan tulang rawan tipis dan entur, Tkan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya ‘mempunyai bibir yang relatif Kecil tanpa modifikasi. Ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap mempunyab mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal. Bibir pengisap yang dipunyai oleh beberapa jenis ikan yang hidup di sungai yang berarus deras berfungsi sebagai organ pencengkeram atau penempel pada benda-benda lain untuk mempertahankan posisinya agar tidak terbawa arus, misalnya Glyptosternum, Gyrinocheilus dan beberapa anggota Famili Loricariidae (Lagler et al, 1977). Umumnya bibir ikan tidak bersisik, namun pada ikan hiu sisik plakoid menutupi bibir dan berlanjut berkembang menjadi gigi pada rahang, nssanace| 87 Yaioloey Bes tidak terdapat pada semua jenis kan, mult seringkal ilengkapi dengan sungut, Bentuk sungut ikan bermacam-macam; ada yang pendek dan tebal, atau panjang dan tipis. a D ; ‘Gambar 5-4, Bentuk mulut sane tabung (Strongylura strongylura); B, rahang bawah memanjang t ena marginatus); C. paruh pendek (Prognathodes aculeatus); D panjang rmelengkung (Campylomormyrus elephas). Sumber: fshbase org a mas mempunyai sungut yang pendek, sedangkan ikan ebo gerang (Hemibagrus nigriceps) mempunyai sungut yang panjang, BB | MaRaharajo Naloloey sampai di depan sirip analnya, bahkan ikan janggut (Polyremus dubius) memiliki sungut yang panjangnya dua kali’ lipat panjang tubuh, Sungut dapat terletak di ujung depan rahang bawah seperti pada ikan siluk (Scleropages formosus) atatt di sudut bibir seperti sungut yang terdapat pada ikan mas, atau di rahang bawah dan di rahang atas. Jumlah sungut pun sangat bervariasi dari satu pasang sampai empat pasang, Ikan siluk mempunyai sepasang sunguly sedangkan manyung (Aris venosus) mempunyai empat pasang sungut, Beberapa variasi bentuk, letak dan jumlah sungut pada ikan ditunjukkan pada Gambar 5-5. Ikan menggunakan sungut, Yang dilengkapi dengan saraf, sebagai alat peraba ketike mencari makanan, Tidak mengherankan bila sungut sering dimiliki oleh ikan yang mencari makan pada malam hari dan ikan yang mengals makanan di dasar perairan atau substratyang berlumpur atau berpasir. Adaptasi terhadap macam makanan juga terdapat pada gigi schingga letak maupun bentuk gigi pada ikan sangat beraneka ragam, Gigi mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir sepert pada ikan cucut (Sphyraena sp.) di mana sisik plakoid berubah menjadi gigi pada rahang. Pada ikan bertulang sejati (Osteicthyes) terdapat tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya, yakni rahang, rongga mulut, dan tekak. Namun tidak setiap spesies ikan ‘mempunyai ketiga jenis gigi ini secara lengkap. Di daeral rahang gigi tumbuh pada premaksila, maksila, dan dentari. Pada langit- langit rongga mulut gigi terdapat pada vomer, palatin, plerigoid, dan parasfenoid. Gigi juga tumbuh pada tulang glossohial (tulang tidah) dan basibrankial di antara insang. Gigi tekak terdapat pada berbagai elemen lengkung insang pada banyak spesies ikan- Gigi tekak ikan Famili Cyprinidae dan Catostomidae merupakan MeRatardio| 89 loony Hasoogy odifikasi elemen bawah lengkung insang yang terakhir. Denah mpat tumbuh gigi digambarkan pada Gambar 5-6. Gambar 5-5, Variasi sungut ikan (lanjutan) ee ae eee d) tagih, Hemibagrus nemurus; (e) siluk, Scleropages formosus; rangle, (9 janggut (Polynemus dubius) Sambar 5-5, Variasi sungutikan: (a) manyung, Arius venus; (b)ikan mas, Cyprinus pokes MeRahardjo| 91 Gambar 5-6, Diagram leak gigi pada Osteichthyes. A rahang atas; Brahang bawahy ‘Lpremaksila; 2 vomer;3.maksil; 4 palain 5.parasfenoid 6 pteribrankial; 7.basibrankial 8 dentari;9 glossohial umber: Bord, 1975) Bentuk gigi rahang dapat digolongkan menjadi bentuk cardiform, villiform, canine, incisor, dan molariform (Lagler et al., 1977). Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing; didapatkan pada Famili Serranidae. Gigi villiform mirip dengan gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-rumbai, misalnya pada Pterois. Gigi canine seringkali menyerupai bentuk taring, yang bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung, dan disesuaikan untuk mencengkeram. Bentuk gigi ini ditemukan pada ikan cucut. Gigi incisor yang mempunyai pinggiran tajam digunakan untuk memotong, misalnya pada ikan Blennius sp. Gigi yang permukaannya rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus makanan, termasuk jenis molariform; bentuk ini dipunyai oleh Raja, Holocephalii, dan Sciaenidae (Lagler et al, 197). 92 | mrRahardjo Iiiolony Selain gigi, pada rongga mulut terdapat pula lidah, sel mukus (mucocyte), dan ujung pengecap (taste bud). Rasanya janggal bahwa tidak semua jenis ikan mempunyai lidah, namun hal itu memang benar. Pada ikan yang berlidah, lidah merupakan suatu penebalan sederhana dasar mulut yang berhubungan dengan tulang hioid (basial dan glossohial) bagian depan. Lidah pada ikan sangat jarang yang dapat bergerak dengan bebas. Berbeda halnya dengan hewan vertebrata yang tingkatannya lebih tinggi (Mammalia, Reptilia, ‘Aves, dan Amphibia), lidah ikan tidak berotot kecuali pada golongan Dipneusti. Lidah ditutupi oleh epithelium yang berlapis yang kaya akan sel mukus, dan organ pengecap rasa. Pada beberapa jenis ikan lidah ditutupi oleh gigi. Lidah pada ikan kamivora jauh lebih berkembang dibandingkan dengan ikan herbivora. Organ palatin terdapat pada langit-langit rongga mulut bagian belakang, di bagian anterior tekak. Organ ini sedikit menonjol ke arah bawah sebagai akibat pénebalan pada lapisan mukosanya. Lapisannya berturutan dari arah luar ke dalam terdiri atas lapisan mukosa (epitelium berlapis), lapisan pengikat, dan lapisan otot. Pada bagian mukosa terdapat lapisan pengecap dan sel mukus. Lapisan pengikat (conjunctive) terdiri atas jaringan kolagen, sedangkan pada bagian otot terdapat sel-sel otot bergaris. Fungsi organ palatin ini selain berperan dalam proses penelanan makanan, juga berperan dalam pernapasan, yaitu menekan kolom air dari rongga mulut ke arah insang pada fase ekspirasi. Pada beberapa jenis ikan, rongga mulut selain berperan dalam .pencernaan secara mekanis juga berperan dalam perlindungan telur dan anak. Rongga mulut digunakan sebagai wadah pengeraman telur yang sudah dibuahi dan penyimpanan larva yang menetas. ‘Anak ikan akan dilepaskan dari mulut setelah kantung kuning telurnya habis (kondisi pascalarva), dan kadang-kadang untuk mesahardjo| 93 iiolony beberapa waktu lagi anak ikan masih diasuh dan. dilindungi induknya. Hal ini ditemukan pada antara lain ikan siluk dan mujair (Oreochromis mossambicus). 2. Tekak ‘Tekak terletak di antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang. Pada sisi Kiri dan kanan tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak biasanya terdapat gigi tekak. Bentuk gigi tekak bervariasi sesuai dengan jenis makanan yang dimakan (Gambar 5-7). Gigi tekak ikan famili Labridae berbentuk molar yang berfungsi untuk menggerus cangkang moluska yang dimakannya. Famili Cyprinidae tidak mempunyai gigi pada bagian rahang, namun pada bagian tekaknya terdapat gigi berbentuk molar yang berfungsi untuk menggerus makanan, Gigi tekak ikan sidat ‘meruncing dan berfungsi untuk mencabik makanan. 3. Insang Insang terletak tepat di belakang rongga mulut. Umumnya terdapat empat pasang lengkung insang pada ikan bertulang sejati, dan lima sampai tujuh pasang lengkung insang pada Chondrichthyes. Pada lengkung insang bagian depan terdapat tapis insang dan di bagian belakang terdapat filamen insang. Tapis insang melindungi filamen insang yang lembut dari kikisan material yang masuk, dan menghalangi material yang dimakan keluar melalui insang. Tkan yang memangsa makanan yang besar mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit, seperti pada ikan Epinephelus areolatus dan Lethrinus mahsena (Salman et al, 2005). 94 | Menanardyo (Gambar 57, Berbagai bentuk gigi tekak : 1. bentuk meruncing untuk mencekam (Barbus), 2, bentuk gerigi untuk mencabik (Scardinius); 3. molariform untuk menggerus (Tinea). (Sumber: Lagler etal, 1977) © @ CGambar 58. Variasi bentuk taps insang ikan (8) Aprion virescens, (0) Epineplus seats (etre (2) Restle amaguria Garber: Saat a, 2005) Tapis insang yang ramping, memanjang dan jumlahnya banyak dijumpai pada ikan pemakan plankton, antara lain ikan kembung Iclaki (Rastreliger kanagurta). Jarijari tapio insang yang pendek dan nrnatarto| 95 Hesolony besar didapatkan pada ikan omnivora, misalnya Aprion virescens. Gambar 5-8 memperlihatkan variasi bentuk tapis insang. Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tapis insang, Fenomena ini membantu para ahli ekologi untuk dapat menduga secara kasar kelompok ikan berdasarkan jenis makanan melalui pengamatan terhadap tapis insang, Fungsi utama insang sebenarnya adalah sebagai organ dalam pernapasan. Pembahasan lebih jauh tentang insang dapat dibaca pada Bab 6 tentang pernapasan. 4. Kerongkongan Dj belakang tekak terdapat kerongkongan, yang memanjang ke arah posterior berbatasan dengan lambung. Kerongkongan merupakan saluran yang pendek dengan penampang membundar. Organ ini sangat elastis, sehingga_mempunyai kemampuan untuk menggembung. Penggembungan ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relatif lebih besar ukurannya. Kerongkongan ikan pemakan jasad kecil mempunyai Kkemampuan menggembung yang kurang dibandingkan dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan menggembung inilah maka jarang sekali terjadi seekor ikan termengkelan sampai mati oleh suatu makanan yang masuk tetapi tidak dapat tertelan. Pada bagian anterior terdapat otot bergaris, dan bagian_ posterior mempunyai otot licin yang melakukan gerak peristaltik yang mendorong makanan menuju ke lambung. Dinding kerongkongan ini tebal, yang terdiri atas lapisan mukosa, submukosa, muskularis (melingkar dan membujur), dan serosa. Pada lapisan permukaan 96 | mrRahandjo Uisoony banyak terdapat sel mukus (mucocyte) yang menghasilkan lendir. Lendir ini berfungsi untuk melumasi makanan yang ditelan oleh ikan. Modifikasi kerongkongan sering ditemukan pada beberapa jenis ikan. Stromatidae mempunyai kantung otot (muscular sac) yang berhubungan dengan kerongkongan. Pada Pampus dan Nomeus terdapat gigi di tepi kantung kerongkongan, yang menempel pada tulang tipis pada dinding kantung. Kantung kerongkongan berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang .makanan, dan penggilingan makanan. Tkan belut menggunakan kerongkongan sebagai alat tambahan pernapasan, sedangkan pada ikan laut terutama ikan yang termasuk ke dalam kelompok eurihalin bagian ini berperan dalam osmoregulasi. Pada ikan yang tidak mempunyai lambung, kerongkongan ini langsung berbatasan dengan usus. Adakalanya kerongkongan terpisah dari.lambung karena adanya katup jantung (cardiac valve). Pada ikan-ikan yang termasuk golongan fisostomi terdapat saluran yang menghubungkan kerongkongan dengan gelembung gas. Saluran ini dinamakan duktus pneumatikus, 5. Lambung Lambung terletak di antara kerongkongan dan pilorik dengan bentuk yang bermacam-macam, antara lain bentuk | tabung (Symbranchus), lengkung (Limanda), kantung (Clarias), huruf U (Salmo dan Clupea), dan huruf V (Anguilla dan Alosa). Beberapa jenis ikan, seperti Clupea, bandeng, dan belanak, mempunyai lambung yang dindingnya mengalami penebalan dan berotot, _ membentk tembolok (Gambar 5-9). Meanardjo | 97.

You might also like