You are on page 1of 27

LAPORAN MAGANG PROFESI

MANAJEMEN PAKAN PETERNAKAN SAPI POTONG


DI FAKUKTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO,
KOTA KENDARI,
SULAWESI TENGGARA

Oleh :
LA ODE AJUDARSIN
L1A 119009

JURUSAAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
RIWAYAT PENULIS

Penulis Ini Bernama La ode Ajudarsin lahir di Kambara, pada tanggal 11


Desember, 2000 dan merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan bapak
La Furi dan ibu Wa Ola. Penulis berdomisili di Kecamatan Tikep tepatnya di
Kelurahan Waumere. Penulis memulai pendidikan pertama di SD Negeri 15 Tikep
pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan di bangku SMP Negeri 1 Tikep dan lulus pada tahun 2016.
Setelah tamat dari bangku SMP, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tikep pada tahun 2016 dan lulus pada tahun 2019.
Setelah lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas pada tahun 2019, penulis
kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas Halu Oleo
Kendari. Penulis diterima di Fakultas Peternakan Jurusan Peternakan UHO Kendari
melalui jalur SNMPTN. Saat ini, penulis sudah menyelesaikan 4 semester di Jurusan
Peternakan dan sedang menempuh semester 5 di Jurusan Peternakan. Selama Saya
Menempuh Kuliah Penulis Juga Menjadi Anak Buah Kandang (ABK) atas
ABSTRAK
MANAJEMEN PETERNAKAN SAPI BALI
DI FAKUKTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALU OLEO,
KOTA KENDARI,
SULAWESI TENGGARA

Magang profesi ini berlangsung selama 30 hari mulai dari tanggal 9 Juli
sampai dengan tanggal 7 Agustus 2021, bertempat di Laboratorium Unit Ternak
Potong dasn Kerja, Fakultas peternakan Unuversitas Halu Oleo, Kota Kendari ,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari magang profesi ini adalah untuk mengetahui
manajemen pemeliharaan sapi bali. Penguatan sistem pembibitan dapat dilakukan
dengan memperbaiki manajemen penggemukan sapi bakalan. Peternakan sapi potong
adalah salah usaha peternakan yang bergerak dibidang usaha penggemukan Sapi Bali.
Manajemen pemeliharaan kesehatan selalu diupayakan dengan tindakan pencegahan.
Sebaiknya lokasi usaha dibuat lebih jauh lagi dari pemukiman penduduk sehingga
tidak mencemari lingkungan. Manajemen pemberian pakan di fpt UHO di lakukan 2
kali sehari yaitu pagi dan sore. Pagi dikasih makan jam 06.00 sampai jam 07.00 dan
sore diberikan jam 16.00 sampai jam 17.00 WITA. Selama saya magang Fakultas
peternakan Universitas Halu Oleo pakan yang di berikan sapi bali yaitu dedak dan
rerumputan

Kata kunci : Sapi bali,pemberian pakan, fakultas peternakan


ABSTRACT
BALI CATTLE MANAGEMENT
AT THE FACULTY OF LIVESTOCK, HALU OLEO
UNIVERSITY, KENDARI CITY,
SOUTHEAST SULAWESI

T his professional internship is held from July to August which lasts for 30 days
starting from July 9 to August 7, 2021 at the Faculty of Animal Husbandry, Halu
Oleo University, Kendari City, Southeast Sulawesi Province. The purpose of this
professional internship is to know the management of Bali cattle rearing.
Strengthening the breeding system can be done by improving feedlot fattening
management. Beef cattle farming is one of the livestock businesses engaged in the
business of fattening Bali cattle. Health maintenance management is always pursued
with preventive measures. It is better if the location of the business is made further
away from residential areas so that it does not pollute the environment.
During my internship at the Faculty of Animal Husbandry, Halu Oleo University, the
feed given to Bali cattle was bran and grass

key words : Bali cattle, Feeding, Faculty of Animal Husbandry


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala


limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan proposal magang ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga proposal magang ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca. Harapan kami semoga Proposal magang ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi proposal magang ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Proposal magang ini kami
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Proposal magang ini.

Kendari,14 April 2022

La Ode Ajudarsin

DAFTRA ISI
Hal

HALAMAN JUDUL……………………………..........................…………...............II
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………III
KATA PENGANTAR……………………………………………………IV
RINGKASAN……………………………………………………………V
DAFTAR ISI……………………………………………………………..VI
DAFTAR TEBEL………………………………………………………VIII
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..IX
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………3
1.3 Tujuan…………………………………………………………4
1.4 Manfaat…………………………………………………………4
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Bangsa Sapi Potong……………………………………..5
2.2 Sapi Bali………………………………………………6
2.3 Manajemen Pemberian Pakan………………………...7
2.4. Sanitasi Kandang…………………………………… 8
BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Magang Profesi………………….9
3.2 Khalayak Sasaran……………………………………9
3.3 Materi Magang profesi……………………………….9
4.4 Metode Magang Profesi………………………………9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Fakultas Peternakan…………………………10
4.2 Lokasi Dan Luas Areal Lab Unit Ternak Potong ….10
4.3 Struktur Organisasi…………………………………..11
4.4 Populasi Ternak………………………………………12
4.5 Manajemen Pemberian Pakan………………………..13
4.6 Jenis Pakan Yang Diberikan…………………………14
4.7 Manajemen Pemberian Pakan………………………..15
4.8 Sanitasi Kandang……………………………………..16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………..17
5.2 Saran…………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHLUAN

1.1. Latar Belakang

Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk

menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya

dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus selama

periode tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan produksi daging

dengan mutu yang lebih baik dan berat yang lebih sebelum ternak

dipotong. Menurut Abidin (2016) Sapi potong adalah jenis sapi yang

khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti

tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik.

Sebagai plasma nutfah Nasional, keberadaan sapi bali perlu dipertahankan

dan dimanfaatkan secara lestari-produktif; sebab memiliki beberapa keunggulan

spesifik. Pengadaan sapi Bali bibit dapat diperoleh melalui pengembangan Village

Breeding Center. Namun tampaknya belum ada program pemuliaan yang jelas dan

terarah; karena rekording belum dilakukan secara lengkap, benar, dan

berkesinambungan. Proyek Perbibitan dan Pengembangan Sapi bali yang

mengemban memperbaiki mutu sapi bali dan menghasilkan sapi pejantan unggul,

tampaknya belum efektif. Suatu kegiatan dan kajian tentang sistem manajemen
breeding sapi bali (metode survei dan deep interviev) telah dilakukan di Bali dan

instansi terkait

Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu

faktor terbesar, yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa dimakan

oleh ternak, baik berupa bahan organik maupun anorganik, yang

sebagian atau seluruhnya dapat dicerna dan tidak mengganggu kesehatan

ternak

Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki syarat

sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang

mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya,

seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya

dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa

menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi

Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari

hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang berasal dari

tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar,

sedangkan konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-

bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan yang berfungsi

meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal

ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat

Fakultas peternakan merupakan salah satu fakultas di UHO yang di dalamnya

terdapat berbagai unit leb. Salsatunya leb unit ternak potong kerja dan satwa
harapan, dalam leb unit ternak potong kerja dan satwa harapan terdapat ternak

kambing, sapi, dan puyuh.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan

masalah dalam magang profesi adalah bagaimana manajemen

pemberian pakan peternakan sapi di Fpt UHO leb unit ilmu ternak dan

satwa harapan

1.3. Tujuan Magang profesi

Tujuan pelaksanaa magang profesi adalah untuk mengetahui

bahan pemberian pakan peternakan sapi potong di Lab unit ilmu ternak

potong dan satwa harapan

1.4. Manfaat Magang profesi

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Magang Profesi

adalah :

1. Dapat meningkatkan hubungan antara teori dengan penerapannya di

dunia kerja.

2.Dapat meningkatkan pengalaman dan keterampilan kerja

mahasiswa baik secara tim maupun individu.


BAB II
DESKRIPSI TEORI

2.1. Bangsa Sapi Potong

Sapi potong merupakan jenis ternak yang di pelihara untuk menghasilkan

daging sebagai produk utamanya. Pemeliharanya di lakukan di lakukan denga cara

mengadakan secara terus menerus selama periode tertentu yang bertyujuan untuk

meningkatkan produksi daging dengan mutuh yang lebih baik dan berat yang lebih

sebelu ternak di potong.

Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki

karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka

dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies

yang sama. Karakteristik yang dimiliki dapat diturunkan ke generasi

berikutnya. Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil

bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Sapi

dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan manusia, terutama

bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti

pupuk kandang, kulit dan tulang (Wahyono dan Hardianto, 2004).

Menurut Blakely and Bade, (1992) bangsa sapi mempunyai

klasifikasi taksonomi sebagai berikut: Phylum: Chordata, Subphylum:

Vertebrata, Class :Mamalia, Sub class: Theria, Infra class: Eutheria,

Ordo: Artiodactyla, Sub ordo: Ruminantia, Infra ordo: Pecora, Famili:


Bovidae, Genus: Bos (cattle), Group : Taurinae Spesies: Bos taurus

(sapi Eropa), Bos indicus (sapi India/sapi zebu), Bos sondaicus

(banteng/sapi Bali) .jenis sapi keturunan Bos indicus adalah sapi

Brahman, Ongole dan Peranakan Ongole (PO). Sapi keturunan Bos

taurus antara lain Aberdeen Angus, Hereford, Shorthon, Charolais,

Simmental dan Limousin. Keturunan Bos sondaicus atau sapi asli

lndonesia yaitu sapi Bali, sapi Madura, sapi Jawa, sapi Sumatera dan sapi

lokal lainnya.

2.2. Sapi bali

Sapi bali adalah sapi potong hasil domestikasi dari banteng liar dan

merupakan salah satu plasma nuftah yang cukup potensial untuk

dikembangkan. Sapi bali memiliki keunggulan dalam hal tingkat adaptasi

yang tinggi. Namun sapi bali ini memiliki kekurangan berupa

pertambahan bobot hidup harian rendah dan kurang responsif bila diberi

pakan berkualita. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan mutu genetik sapi bali melalui program inseminasi buatan.

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi reproduksi untuk

meningkatkan mutu genetik ternak dalam waktu yang pendek dan dapat

menghasilkan anak dengan kualitas baik (Dewantari, 2020).

Pakan Ternak sapi potong merupakan hal terpenting dalam usaha

penggemukan sapi potong. Pakan adalah zat yang ada di alam dan
dikonsumsi oleh hewan untuk kepentingan tubuhnya yang berupa bahan

pakan. Nutrisi untuk pertumbuhan dan produksi daging didapatkan dari

konsumsi pakan yang berkualitas. Pakan yang baik akan menjadikan

ternak sanggup menjalankan fungsi proses dalam tubuh secara normal

(Murtidjo, 2012).

Pakan utama yang digunakan adalah pakan hijauan serta konsentrat

sebagai pakan penguat nutrisinya. Pakan utama yang diberikan pada sapi

potong berupa hijauan pakan ternak yang berkualitas dan mampu

memberikan

nilai tambah pada pertambahan berat badan sapi potong(Sarwono,Dkk.

2015).

Pemberian pakan pada sapi potong dapat dilakukan secara ad-libitum

dan restricted (dibatasi). Pemberian pakan pada level yang berbeda akan

menyebabkan kondisi fisiologis seperti frekuensi pernafasan, denyut

nadi, dan suhu tubuh berbeda akibat perbedaan proses fermentasi

atau metabolisme yang terjadi dalam tubuh, sehingga akan berpengaruh

terhadap respon produksi suatuternak (Mc Dowell,2010). Menurut Siregar

(2013), pemberian konsentrat dua jam sebelum hijauan akan

meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, yang

akan meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Selanjutnya

dijelaskan oleh Devendra dan Burns (2010), yang menyatakan bahwa


konsentrat yang lebih mudah dicerna akan memacu pertumbuhan mikroba

dan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen.

2.3. Manajemen Pemberian Pakan

Hijauan merupakan bahan pakan utama dan mendasar yang harus

diberikan selama pemeliharaan penggemukan sapi potong. Pemberian

pakan hijauan dalam bentuk segar pada sapi potong dihitung dari 10%

bobot badan sapi tersebut (Darmono, 2013).

Pakan hijauan yang dapat diberikan dapat berupa rumput rumputan,

seperti rumput gajah, rumput raja, rumput lapangan, serta beberapa jenis

tanaman leguminosa.Pakan konsentrat merupakan pakan penguat

untuk menujang agar kebutuhan nutrisi ternak dapat tercukupi. Konsentrat

atau pakan penguat adalah bahan pakan yang tinggi kadar zat-zat

makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar

(dibawah 18%) (Parakassi, 2016).

Pemberian konsentrat harus sesuai dengan kebutuhan ternak,

disamping karena harga konsentrat yang mahal, pemberian konsentrat

yang berlebihan dapat membuat ternak mengalami gangguan pencernaan

seperti indigesti pada sapi (Subronto, 2013).

Kebutuhan nutrisi dari pakan dalam penggemukan sapi berbeda


tergantung kepada umur dan jenis ternak. Secara umum, komposisi
nutrisi dalam bahan pakan (persentase dalam bahan kering) yang
dibutuhkan sapi adalah kandungan karbohidrat (dapat berupa selulosa,
hemiselulosa, pektin, dan sedikit pati) sebanyak 60 - 75%, protein kasar
12%, lemak kasar 3-5%, serta unsur-unsur mikro berupa vitamin dan mineral
(Murtidjo, 2012).

2.4 Sanitasi kandang

sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan pencegahan yang meliputi

kebersihan bangunan tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya dalam

rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya. Beberapa hal yang

dapat mempengaruhi kondisi sanitasi kandang antara lain lokasi kandang, konstruksi

bangunan kandang, kebersihan kandang dan kepadatan lalat. Penempatan kandang

sebaiknya tidak menjadi satu dengan rumah atau jarak minimal 10 meter dari rumah

maupun dari bangunan umum lainnya, lokasi kandang lebih tinggi dari sekitarnya,

tersedia air bersih yang cukup dan terdapat tempat untuk pembuangan kotoran atau

sisa pakan ternak sapi perah. Selain lokasi kandang, hal lain yang mempengaruhi

kondisi sanitasi kandang yaitu konstruksi bangunan kandang ( BPTP-Ungaran 2000)

BAB III
MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan Waktu Magang Profesi

Magang profesi berlokasi di leb unit ilmu ternak potong dan satwa
harapan berlangsung selama 30 hari dari bulan juli sampai agustus 2021

3.2. Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pelaksanaan Magang Profesi ini adalah

peternak/anak buah kandang dan sapi potong yang di lakukan di lab

unit ilmu ternak potong, kerja dan satwa harapan

3.3. Materi Magang Profesi

Dalam mengikuti dan melakukan kegiatan magang ini

berupa pelaksanaan dan pengenalan pakan sapi potong, manajemen

pemberiaan pakan, reproduksi dan pemeliharaan sapi potong, kesehatan

dan sanitasi, manajemen perkandangan dan penanganan limbah

3.4. Metode Magang Profesi

Metode yang akan dilaksanakan selama magang profesi yaitu

dengan observasi kelapangan untuk mengikuti kegiatan sehari-hari

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, melakukan diskusi dan

wawancara dengan pembimbing lapangan, staf dan pegawai kandang

yang bertugas, melakukan pengamatan langsung terhadap penyakit

yang terjadi di kandang dan studi literatur terkait topik magang profesi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Fakultas Peternakan

Terbentuknya Fakultas Peternakan di Universitas Halu Oleo di Kendari,


Sulawesi Tenggara, diawali dari berdirinya program studi peternakan pada tahun
1997 sebagai salah satu program studi pada fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
(UHO). Pada tahun 1999 Program Studi Peternakan resmi mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Status Program Studi Produksi Ternak resmi
menjadi Jurusan Produksi Ternak pada tahun 2005 dan resmi berubah nama menjadi
Jurusan Peternakan berdasarkan SK Ditjen Dikti pada tahun 2007. Fakultas
Peternakan terbentuk menjadi fakultas internal pada 2012 setelah berusia 15 tahun
dan secara definitif menjadi Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo pada tanggal
14 Oktober 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 143
Tahun 2014. Awal terbentuk kandang fakultas peternakan juga bersamaan dengan
berdirinya fakultas peternakan. kandang fakuktas peternakan Terdapat dua tempat
yaitu di belakang fakultas dan di depan fakuktas Akuntasi.

4.2. Lokasi dan Luas Areal Leb Unit Ternak Potong

Fakultas peternakan berlokasi. Kecamatan Kambu, Kota kendari.


Lahan terdiri dari lahan tanaman rumput gajah, bangunan kandang,
bangunan gudang pakan, bangunan tempat pengolahan konsentrat,
tempat limbah, mess karyawan. Kandang sapi ada 2 bangunan tapi yang di
gunakan hanya 1 bangunan,bangunan kambing ada 2 yaitu bangunan
kandang individu dan kandang kelompok sedangkan kandang puyuh
Cuma 1 bangunan. Dan untuk kamar terdapat dua kamar dengan ranjang
susun di lengkapi dengan TV, dan juga terdapat 1 bangunan tempat buat
pupuk. Jarak dengan pemukiman penduduk sangat j a u h karena lokasi
tersebut langsung bersebelahan dengan Hutan yang masih asrih dan di
depan kandang merupakan fakultas ekonomi.

4.3 Struktur organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu

perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan

operasional perusahaan sangat dibutuhkan strukturorganisasi. Fungsi dari

struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja

yangbertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa ia harus


melaporkan hasil kegiatannya. Hal ini sangat diperlukan agar setiap

tenaga mengetahui hak dan kewajibannya.

Bagan struktur organisasi di peternakan Laboratorium unit ilmu

ternak potong, kerja dan satwa harapan

Dekan Fekultas Peternakan Uho, Kendari.


(Dr.Ir. Ali Bain. M.Si )

Kepala Lab. Ilmu Dan Teknologi Produksi Ternak


(Rusli Badaruddin S.Pt, M.Sc)

Penanggung Jawab Lab.Unit Ilmu Ternak Potong, Kerja Dan


Satwa Harapan
(Drh.Putu Nra Kusuma, M.Kes)

Gambar 2. Struktur Organisasi Laboratorium unit ilmu ternak potong, kerja


dan satwa harapan

4.4 Populasi Ternak

Jenis ternak yang dipelihara di Laboratorium unit ilmu ternak

potong, kerja dan satwa harapan adalah bangsa sapi bali, kambing dan

puyuh. Pemilihan bakalan ternak yang akan dipeliharan di lab Unit ….

dilakukan dengan mengukur tinggi badan, lingkar dada dan panjang

badan agar mengetahui berat badan ternak . Pembelian bakalan

dilakukan oleh dekan fakuktas peternakan.

Kebanyakan sapi bakalan diperoleh dari penduduk sekitar Konawe

Selatan dan konawe. Sapi yang akan digemukkan memilili kriteria antara
lain adalah umur sapi yang ideal sebagai bakalan yaitu pada umur 1,5

sampai dengan 2,5 tahun. Pada umur tersebut pembentukan/sintesis daging

sedang bagus-bagusnya, efesiensi saluran cerna juga optimal, sehingga

pakan yang diberikan, diserap secara optimal untuk pertumbuhan.Secara

teoritis umur sapi bakalan yang baik untuk digemukkan adalah 1,5-2,5

tahun atau gigi seri tetap sudah 1-2 pasang (poel 1 dan 2) karena

umumnya sapi bakalan yang berumur demikian memiliki laju

pertumbuhan yang optimal, efisiensi pakan yang tinggi

(Ngadiyono, 2007)

Jumlah dan jenis ternak yang ada selama kegiatan magang

adalah seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Populasi ternak

No Jenis ternak Jumlah


(ekor)
1 Kambing 35
2 Sapi 14
3 Puyuh 1000
Sumber : Data Mahasiswa

Sapi yang baru saja didatangkan dari daerah.lain langsung di

giring didalam kandang bersama dengan sapi lain, sapi bakalan tidak

melewati proses karantina terlebih dahulu , selanjutnya sapi bakalan tersebut

diberi vitamin dan larutan glukosan untuk mengembalikan energy yang

hilang selama transportasi, selanjutnya diberi anti biotik agar ternak

tersebut tidak mudah terkena penyakit.


4.5. Manajemen Pemberian Pakan.

Pakan ternak sapi potong yang cukup nutrien merupakan salah

satu unsur yang sangat penting untuk menunjang kesehatan,

pertumbuhan dan reproduksi ternak. Pemberian pakan yang baik dan

memenuhi beberapa kebutuhan sebagai berikut :

1. Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak

dibutuhkan dalam jumlah minimal. Meskipun ternak dalam keadaan

hidup tidak mengalami pertumbuhan dan kegiatan. Pada hakekatnya

kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal zat pakan

untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh

ternak. Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernapas, dan pencernaan

pakan.

2. Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak

sapi untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.

3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan

ternak sapi untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan. Untuk

kebutuhan nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan diperlukan

pedoman standart berdasarkan berat tubuh dan pertambahan berat tubuh

(Murtidjo, 2012).

Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada

umumnya sapi membutuhkan pakan hijuan dan pakan tambahan seperti


konsentrat untuk tetap bisa memacu pertumbuhan sapi. Kebanyakan para

peternak dalam mendapatkan hijauan segar mau tak mau harus

mengeluarkan biaya atau tenaga untuk pengadaan pakan, terutama

untuk pembelian hijauan dan transportasi (Sarwono dan Arianto, 2015).

Adapan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan

konsentrat dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Data bahan kosentrat.


No Nama Bahan Per kg
1 Polar 44
2 Onggok 44
3 Bungkil kelapa 5
4 Molases 5
5 Kapur 1
6 Urea 1
Jumlah 100
Sumber : Lab Unit ternak potong,kerja dan satwa harapan 2021.

Menurut Koddang (2013) bahwa tingkat pemberian konsentrat

berpengaruh sangat nyata terhadap daya cerna bahan kering ransum

pada sapi potong yang mendapatkan rumput Raja (Pennisetum

purpurephoides) secara ad libitum . Semakin tinggi tingkat

pemberian konsentrat disertai dengan meningkatnya daya cerna ( BK )

ransum

Untuk sapi yang sehat pada umumnya memerlukan jumlah pakan

yang cukup dan berkualitas, baik dari segi kondisi pakan maupun nutrisi

yang dikandungnya. Nutrisi di dalam pakan ternak merupakan unsur


penting untuk menjamin kesehatan sapi, pertumbuhan badan yang optimal,

dan kesuburan dalam reproduksi. (Siregar, 2013).

4.6. Jenis Pakan yang diberikan

Laboratorium unit ilmu ternak potong, kerja dan satwa harapan

yang bergerak di bidang peternakan sapi potong untuk memenuhi

kebutuhan pakan yang akan diberikan pada ternak dengan memanfaatkan

limbah pertanian atau industri yang tidak dikonsumsi oleh manusia.

Pakan yang digunakan oleh peternakan ini adalah hijauan dan

konsentrat. Untuk hijauan yang diberikan berupa jerami padi. Di daerah

lokasi peternakan ini hijauan kering tersedia cukup melimpah dan mudah

diperoleh.

Pakan diberikan dalam bentuk kering yang dibuat ransum,

bahan- bahan yang digunakan sebagai campuran ransum antara lain,

Konsentrat jadi (buatan pabrik) yaitu Mowfeed dan wheat brand. Semua

bahan tersebut dicampur jadi satu hingga homogen.

Sapi yang baru saja datang langsung dikandangkan agak jauh

dari kandang yang sudah ditempati sapi lain agar menghindari

penyakit yang dibawa oleh bakalan kemudian dibiasakan dengan

kondisi kandang atau lingkungan setempat dan pakan yang diberikan.

Sapi bakalan yang telah sampai di peternakan kemudian diberi obat

cacing serta dilakukan vaksinasi untuk menambah nafsu makan dan

pencegahan penyakit dengan Vitamin B komplek.


4.7. Manajemen pemberian pakan.

Pemberian pakan dilakukan setelah tempat pakan dibersihkan

dari sisa pakan yang tersisa. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya cerna mikroba rumen

agar mampu berkembang lebih lama dan mencerna jerami lebih banyak

serta nutrien yang diserap pun akan lebih optimal.

Tempat pakan berbentuk palung yaitu dasarnya datar dan

ditengahnya ada lubang, dimaksudkan untuk memudahkan dalam

pembersihan. Dalam pemberian jerami padi dengan menggunakan

gerobak yang digunakan sebagai alat pengangkut dari gudang tempat

penyimpanan jerami ke tempat pakan sapi.

Konsentrat yang telah dibuat dimasukkan kedalam ember

kemudian dibawa ketempat pakan sapi atau kandang. Setelah ember ada

pada kandang pemberian konsentrat diberikan langsung ketempat pakan.

4.8. Sanitasi kandang

Pembersihan kandang di lakukan setiap hari yaitu pagi 06,00sampai 07,00

sedangkan sore hari sekitar jam 16,00 sampai 17,30, pembersihan kandang perlu di

lakukan agar ternak terhindar dari penyakit sehingga pertumbuhan ternak maksimal.

Ternak biasanya akan gelisah atau napsu makanya turun jika kandang yang iya

tempati kotor sehingga perlu perhatian serius dari peternak. dalam pembersiha
kandang di lakukan dua orang pekerja, 1 mebersihkan feses sapu dan 1 orang lagi

meberisihankn tempat makan dan minum ternak.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan magang di Laboratorium unit ilmu ternak

potong, kerja dan satwa harapan selama 1 bulan dapat diambil kesimpulan

bahwa secara umum manajemen Pemeliharaan sapi potong, Pada

dasarnya telah diterapkan dengan baik , sudah cukup baik karena

beberapa hal telah memenuhi standar pemeliharaan meskipun tidak

keseluruhan sesuai dngan standar pemeliharaan dengan baik.

Jenis pakan yang diberiakan adalah jerami dan kosentrat.

Pemberian pakan pada ternak dilakukan setiap 2 kali sehari yaitu pagi dan

siang , jumlah pakan yang diberikan setiap ekor ternak sapi potong adalah

jerami 6 kg/ ekor dan kosentrat 5 kg/ekor.

Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki

syarat sebagai pakan yang baik. Pakan yang baik yaitu pakan yang

mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya,

seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya

dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa

menghasilkan produk daging yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.


Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri

dari hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang berasal

dari tumbuhan yang diberikan pada sapi potong dalam bentuk segar,

sedangkan konsentrat merupakan pakan penguat yang disusun dari biji-

bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan yang berfungsi

meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal

ternak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2011. Sapi Potong. Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Jawa


Tengah.
Hoesni, F.2015. Pengaruh Keberhasilan Insiminasi Buatan Antara Sapi Bali Dara
Dengan Sapi Bali Yang Pernah Beranak Di Kecamatan Pemayuing Kabupaten
Batang Hari. Ilmiah Batanghari Jambi. Vol 15 (4).
Sabil, S. 2021. Manajemen Pemeliharaan Sapi Bali Untuk Penggemukan. Peternakan
Lokal. Vol 3 (1).

Zafitra,A., Gusharianto, H. Ediyanto Dan Depison. 2020. Kareteria Morfometrik Dan


Bobo Badan Pada Sapi Bali Di Kecamatan Bangko Kabupaten Marangin. Ilmiah
Peternbakan. Vol 23 (2)
Darmono, 2013. Tata Laksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius Yogyakarta.

Djarijah, A.S. 2010. Usaha Ternak Sapi. Kanisius.Yogyakata.

Kushartono, Bambang. (2012). Manajemen Pengelolaan Pakan. Bogor:


balai Penelitian Ternak.

Murtidjo, B. A. 2012. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.

Parakkasi, A. 2016.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan.


Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Sarwono, B dan H. B. Arianto. 2015.Penggemukan Sapi Potong Secara


Cepat.Penebar Swadaya. Jakarta

Siregar, 2012. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, S. B., 2013. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya.


Jakarta.

You might also like