You are on page 1of 5

ISSN 2252-9063

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika


(KARMAPATI)
Volume 3, Nomor 7, Desember 2014

PENGEMBANGAN MODUL AJAR PEMBUATAN STORYBOARD


BERBASIS METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE
UNTUK SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN MULTIMEDIA
DI SMK NEGERI 1 SAWAN
I Nyoman Dedi Sutrisna1, Luh Putu Eka Damayanthi2, Ketut Resika Artana 3, Dessy Seri Wahyuni 4
Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali
E-mail: mankdedi@yahoo.co.id1, ekadamayanthi@rocketmail.com2, resika.arthana@gmail.com 3,
dsy.wahyuni@gmail.com4

Abstrak—Pembelajaran dengan cara ceramah dan tanya Abstract—Learnning process by using communicative
jawab yang dilakukan selama mata pelajaran pembuatan and question answer technique is not so effective in
Storyboard tidaklah efektif, terlebih lagi dengan teaching storyboard making, moreover the students
minimnya sumber belajar yang dimiliki siswa. have a minimum resource of study. The making of
Pembuatan modul ajar Storyboard bertujuan untuk teaching material module of storyboard aimed to help
membantu dalam melaksanakan kegiatan belajar, students in doing learning activities in order that they
sehingga peserta didik dapat belajar mandiri dan guru can learn individually and the teacher is easier in
mudah dalam menyampaikan materi ajar dengan konsep transferring his teachiung material with clearly
yang jelas, dengan begitu peserta didik bisa lebih mudah concept, and by this way, the students are easier to
dalam menumbuhkan daya imajinasinya. Modul ajar develop their imagination. Teaching material module
Storyboard dibuat untuk kelas XI Multimedia di sekolah of storyboard was made for grade XI Multimedia of
SMK Negeri 1 Sawan. SMK Negeri 1 Sawan.
Tahapan pengembangan menggunakan Penelitian The steps of development used Research and
dan Pengembangan (Research and Development atau Development (R & B) with ADDIE model (Analysis,
R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Design, Development, Implementation, Evaluation).
Development, Implementation, Evaluation). Penelitian This study involved the eleventh grade students of
ini melibatkan siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri SMK Negeri 1 Sawan in the academic year 2013/2014.
1 Sawan tahun ajaran 2013/2014. This Storyboard teaching material module
Modul ajar Storyboard ini menggunakan metode used Drill and Practice method which aimed to do
pembelajaran Drill and Practice yang bertujuan some tasks reapeatedly to get some competence. From
mengerjakan suatu latihan-latihan secara berulang untuk the result of analysis that got was 0,73 and this showed
mendapatkan ketrampilan. Dari analisis diperoleh gain the effectiveness of module was in high category.
score 0,73 yang menunjukan efektifitas modul dalam
kategori tinggi.
Key words : module, learning method, Drill and
Practice, Storyboard
Kata-kata kunci : modul, metode pembelajaran, Drill
and Practice, Storyboard

424
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 3, Nomor 7, Desember 2014

I. PENDAHULUAN mendapatkan keterampilan (Latousek, 1990). Tahapan


Di kabupaten Buleleng terdapat beberapa SMK, dari metode pembelajaran ini yaitu menjelaskan tujuan
salah satunya adalah SMK N 1 Sawan. SMK N 1 pembelajaran, mendemonstrasikan skill secara benar
Sawan merupakan sekolah baru yang dibangun pada atau menyampaikan informasi tahap demi tahap,
tahun 2011. Kurikulum yang diterapkan di sekolah memberikan latihan-latihan, mengecek pemahaman
ini adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat siswa, dan memberikan latihan lanjut dengan
Satuan Pendidikan). Dalam KTSP peserta didik memperkenalkan masalah yang lebih kompleks
dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, (Latousek, 1990). Penggunaan metode ini dalam modul
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat ajar dirasa tepat untuk membelajarkan siswa pada mata
yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang pelajaran pembuatan Storyboard. Karena selain
terampil dan mandiri. KTSP menekankan pada ditekankan pada pemahaman konsep, siswa juga
ketercapaian kompetensi paserta didik baik secara diberikan latihan-latihan baik latihan awal maupun
individual maupun klasikal. Secara umum jika dinilai lanjut sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan dari
dari berbagai sudut kurikulum KTSP yang diterapkan mata pelajaran ini. Sehingga dengan diterapkannya
saat ini masih memiliki banyak kekurangan, seperti metode pembelajaran Drill and Practice dalam modul
misalnya mata pelajaran dirancang berdiri sendiri, siswa tidak akan menjadi bosan dalam belajar. Dengan
memiliki kompetensi dasar sendiri, dan standar demikian penulis akan mencoba melakukan suatu
kompetensi masih bersifat umum, sehingga sulit penelitian dengan judul Pengembangan Modul Ajar
ditentukan sampai dimana batasan-batasan materi Pembuatan Storyboard Berbasis Metode Pembelajaran
yang harus diajarkan kepada siswa. Berdasarkan hal Drill and Practice untuk Siswa Kelas XI Program
tersebut pemerintah melalui Departemen Pendidikan Keahlian Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan.
dan Kebudayaan (Depdikbud) merancang kurikulum
baru yaitu struktur kurikulum 2013. Pada kurikulum II. KAJIAN TEORI
2013 ini, mata pelajaran dirancang terkait satu 1. Teknik Pembuatan Storyboard
dengan yang lain, memiliki kompetensi dasar yang
diikat oleh kompetensi inti tiap kelas dan standar Storyboard merupakan gambar sketsa yang dibuat
kompetensinya sudah mengkhusus (Suhartono, pada panel-panel yang berbentuk segi empat, yang
2013). disusun berurutan dan saling berkelanjutan membentuk
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebuah alur cerita sesuai naskah (Andreas Dhimas,
yang penulis lakukan dengan salah seorang guru 2013). Teknik pembuatan storyboard merupakan salah
multimedia di SMK N 1 Sawan, yakni bapak Agus satu kompetensi keahlian Multimedia. Berikut ini akan
Sastradi, S.Pd dijelaskan bahwa SMK N 1 Sawan dijelaskan kompetensi dasar, indikator dan materi
akan menuju pada penerapan kurikulum 2013. pembelajaran yang akan dilakukan dalam modul ajar
Sebagai SMK yang masih baru, sudah barang tentu teknik pembuatan storyboard.
masih banyak memiliki kekurangan terutama dalam
hal penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran.
Untuk sumber belajar pun masih sangat terbatas di 2. Modul
sekolah ini. Buku ajar maupun modul hampir tidak
digunakan di sekolah ini. Dalam proses pembelajaran Modul pembelajaran adalah satuan program belajar
di kelas, guru biasanya menjadi satu-satunya pemberi mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa
informasi dengan memanfaatkan media presentasi. sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa
Akibatnya, siswa menjadi pembelajar yang pasif dan kepada dirinya sendiri (Depdikbud, 2008). Self-
sulit untuk berkembang. Terlebih lagi pada mata instructional yang dimaksud adalah modul harus berisi
pelajaran pembuatan Storyboard, buku sumber materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
mengenai mata pelajaran pembuatan Storyboard ini kecil sehingga memudahkan belajar secara tuntas,
belum banyak yang menjual (sangat sulit untuk menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung
didapat). Sudah tidak relevan dengan situasi kejelasan pemaparan materi pembelajaran, menampilkan
sekarang, terlebih lagi jangkauan akses internet di soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
sekolah masih sangat minim. Hal ini membuat siswa memungkinkan pengguna memberikan respon dan
benar-benar menjadi pembelajar yang pasif. Guru mengukur tingkat penguasaannya, kontekstual yaitu
hanya menyampaikan materi dengan cara ceramah materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
dan sesekali melakukan tanya jawab guna konteks tugas dan lingkungan penggunanya,
mengetahui tingkat pemahaman siswa terkait dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
materi yang disampaikan. terdapat rangkuman materi pembelajaran, terdapat
Metode pembelajaran Drill and Practice adalah instrumen penilaian / (assessment), yang memungkinkan
metode pengajaran yang dilakukan berulang kali untuk penggunaan diklat melakukan „self assessment’, terdapat

425
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 3, Nomor 7, Desember 2014

instrumen yang dapat digunakan penggunanya (desain) modul dialakukan dengan menyususun buram
mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi, modul. Penulisan modul diawali dengan menyusun
terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga buram modul. (3) Development (pengembangan) tahap
penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi dan ini adalah merupakan proses untuk mewujudkan
tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi rancangan tersebut menjadi kenyataan. (4)
yang mendukung materi pembelajaran dimaksud. Implementation (implementasi) ini adalah tahap uji coba
modul ajar melalui uji lapangan (5) Evaluation
(evaluasi) tahap terakhir adalah melakukan evaluasi
3. Penjelasan KD dan Indikator yang meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Penjelasan kompetensi dasar dan indikator yang
akan dilakukan dalam modul ajar pembuatan
Storyboard. Penggunaan kompetensi dasar dan indikator
pada Tabel 1
Tabel 1 : Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1. Mengidentifikasi 1. Menjelaskan pengertian


kebutuhan dan fungsi story board.
2. Menjelaskan contoh-contoh
storyboard.
3. Menjelaskan cara
pembuatan storyboard

2. Merencanakan 1. Mengatur alur isi dari


Gambar 3.1 Desain Model ADDIE [4]
alur isi (story storyboard.
board) 2. Mengatur perencanaan
anggaran untuk produksi b. Teknik Pengumpulan Data
storyboard. Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu :
Wawancara tentang sumber belajar, data kevalidan
modul ajar serta respon siswa terhadap modul ajar yang
dikembangkan.Pada penelitian, wawancara dapat
3. Mendeskripsikan 1. Menjelaskan proses berfungsi sebagai metode primer, pelengkap atau
proses pelaksanaan dalam sebagai kriterium (Hadi, 1992). Sebagai metode primer,
pelaksanaan storyboard. data yang diperoleh dari wawancara merupakan data
dalam storyboard. 2. Menjelaskan langkah- yang utama guna menjawab pemasalahan penelitian.
langkah pelaksanaan dalam Wawancara ini digunakan untuk menguji kebenaran dan
storyboard. kemantapan data yang diperoleh dengan metode lain.
3. Menggambarkan proses Adapun sumber data pada saat wawancara tersebut
pelaksanaan dalam adalah guru yang pernah mengajar mata pelajaran
storyboard pembuatan Storyboard.

4. METODOLOGI c. Validasi Modul


a. Jenis Penelitian Validasi modul di uji oleh ahli isi (expert judgemet),
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian ahli desain, ahli media, uji perorangan dan uji kelompok
Pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research kecil, menganalisis respon siswa terhadap
and Development (R & D) yakni metode penelitian pengembangan modul, dan menganalisis efektifitas
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, penggunaan modul. Untuk analisis efektifitas
dan menguji kefektifan produk tersebut. Pengembangan penggunaan modul digunakan gain score[4] .
modul ajar memahami alir proses produksi produk
multimedia ini menggunakan model ADDIE. (1) g = Spost - Spre (Sumber: Hake dalam Susilawati, 2014)

Analysis (analisis) yaitu melakukan analisis kebutuhan, Smaks-Spre


mengidentifikasi masalah (kebutuhan). (2) Design

426
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 3, Nomor 7, Desember 2014

Keterangan : modul menjadi satu kesatuan. Setelah modul selesai


g=gain yang dinormalisasi (N-Gain) dibuat akan tetapi modul tersebut masih dikatakan
Smaks=skor maksimum (ideal) dari pre test dan post test buram modul karena modul yang tersebut belum valid.
Spre = skor pre test Untuk sebab itu perlu dilakukan validasi oleh para ahli
Spost = skor post test yaitu ahli isi, ahli media, dan ahli desain. Selain para
Tingkat perolehan ternormalisasi dikategorikan ke ahli validasi dilakukan oleh siswa melalui uji
dalam tiga kategori yaitu: perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan.
Gain - Tinggi = (<g>) > 0,7 Tahap berikutnya yaitu evaluasi. Evaluasi
Gain - Sedang = 0,7 ≥ (<g>) ≥ 0,3 dilakukan untuk perbaikan-perbaikan sesuai dengan
Gain - Rendah = (<g>) < 0,3 penilaian dan masukan yang diberikan oleh para ahli
maupun siswa. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk
memperbaiki modul yang dikembangkan.
4. PEMBAHASAN Dari hasil penilaian ahli isi yaitu bapak Kadek
Agus Sastradi, S.Pd. memberikan penilaian cukup baik,
namun diberikan masukan-masukan. Masukan dan saran
Dalam Pengembangan modul ajar pembuatan tersebut yaitu gunakan cintoh gambar yang lebih jelas,
Storyboard bertujuan untuk menuntut siswa untuk lebih penugasan karakter diberikan contoh yang jelas
mandiri dalam proses pembelajaran. Modul ajar sebelumnya sehingga siswa lebih mengerti dan
Storyboard ini menggunakan metode pembelajaran Drill menambahkan daftar pustaka yang relevan. Untuk
and Practice yang bertujuan mengerjakan suatu latihan- penilaian yang diberikan ahli desain dan ahli media yang
latihan secara berulang untuk mendapatkan ketrampilan. dinilai oleh guru pengajar mata pelajaran Storyboard
Pengembangan modul ini menggunakan model sangat bagus tanggapannya. Untuk font, desain cover
pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, sangat menarik. Masukan yang diberikan yaitu gambar
Implementation, Evaluate). Tahapan yang pertama yaitu diperbanyak lagi, dalam hal ini contoh gambar lebih dari
tahap Analysis (analisis). Tahap analisis ini satu dan menggunakan sumber yang jelas sehingga bisa
mengidentifikasi dan menganalisis standar kompetensi dipertanggung jawabkan.
yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi Tahap terakhir yaitu implementasi. Implementasi
pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap
standar kompetensi tersebut. Oleh sebab itu peneliti modul ajar Storyboard. Dengan menyesuaikan metode
melakukan analisis terhadap silabus mata pelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran Drill and
menerapkan pembuatan Storyboard untuk memperoleh Practice. Tahapan-tahapan yang terdapat pada metode
informasi modul yang dibutuhkan oleh siswa. pembelajaran Drill and Practice yaitu pertama diawali
Setelah menganalisis peneliti menemukan bahwa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang terdapat
terjadi perubahan kurikulum, yang dulu menggunakan pada modul, setelah itu, disuruh membaca materi,
KTSP tetapi sekarang menggunakan kurukulum 2013. kemudian memahami langkah-langkah kerja, berikutnya
Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengkonversi baru diberikan latihan awal. Jika latihan awal sudah
kedua silabus di masing-masing kurikulum sehingga benar-benar paham, baru dilanjutkan dengan latihan
mendapatkan kompetensi dasar yang sama antara KTSP yang lebih kompleks sehingga siswa bisa lebih
dan kurikulum 2013. Dari kompetensi dasar kemudian memahami materi yang dituntun oleh modul pembuatan
diturunkan menjadi indikator kemudian diturunkan Storyboard ini.
materi. Dengan demikian pada tahap analisis peneliti Untuk mengetahui efektifitas modul pembuatan
mendapatkan keluaran berupa kompetensi dasar, Storyboard, peneliti melakukan uji efektifitas dengan
indikator dan materi. cara memberikan pre test dan post test. Hasil uji
Tahap selanjutnya yaitu tahap Design (desain) efektifitas dianalisis menggunakan gain score.. Dari
peneliti menggunakan kerangka bahan yang akan perolehan gain score yaitu 0,73 sehigga efektifitas
disusun, kompetensi dasar, indikator, memetakan garis- modul dalam kategori tinggi. Dengan hasil tersebut
garis besar materi yang ditetapkan dalam kompetensi modul Storyboard ini sangat berguna bagi siswa
dasar. Dalam modul ini terdapat 3 (tiga) kegiatan khususnya di SMK Negeri 1 Sawan.
pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran disusun Melalui angket yang diberikan kepada peneliti,
berdasarkan metode pembelajaran Drill and Practice. siswa memberikan respon penilaian dengan hasil sangat
Tahap berikutnya yaitu tahap (Development) baik terhadap modul. Selain hal tersebut penilaian juga
pengembangan. Pada tahap ini peneliti mengembangkan dinyatakan dalam komentar dan saran yang diberikan
modul sesuai dengan kerangka modul yang telah dibuat. oleh siswa yang menyatakan modul dapat membatu
Pada tahap ini materi dikembangkan secara detail untuk dalam memahami materi.
mencapai kompatensi dasar. Setelah materi Dengan ketertarikan siswa terhadap modul
dikembangkan langakah selanjutnya adalah menyusun Storyboard menunjukan adanya keberhasilan, karena

427
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 3, Nomor 7, Desember 2014

keberadaan modul sangat membantu dalam proses ac.id/2089/1/55811006200911131. Diakses 12


belajar. Dapat menyediakan bahan ajar, siswa menjadi februari 2014
lebih mandiri. Dengan demikian peneliti berhasil [8] Suhartono, 2013. analisis perbedaan kurikulum
mengembangkan modul ajar pembuatan Storyboard ktsp dengan kurikulum 2013
Berbasis metode pembelajaran Drill and Practice. http://www.slideshare.net/6285731664322/analisi
s-perbedaan-kurikulum-ktsp-dan-kurikulum-
2013. Diakses 2 April 2014
[9] Tortora & Grabowski, 2007. Anatomi drill and
5. SIMPULAN practice http://www.ion .uillinois.edu/resources/
Pengembangan modul ajar pembuatan otai/Drill.asp diakses 21 Februari 2014
Storyboard untuk kelas XI Program Keahlian
Multimedia di SMK Negeri 1 Sawan dibuat untuk dapat
membantu siswa dalam proses pembelajaran secara
mandiri sehingga pembelajaran dapat berpusat pada
siswa. Hasil uji efektifitas yang didapat melalui pre test
dan post test yang dianalisis menggunakan gain score
diperoleh hasil sebesar 0,73 sehingga efektifitas modul
dalam kategori tinggi.

REFERENSI

[1] Andreas Dhimas, 2013. Cara Mudah Merancang


Storyboard untuk animasi keren. Yogyakarta :
TAKA Publisher
[2] Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Teknik Penyusunan Modul. Seri Bahan Bimbingan
Teknis Implementasi KTSP. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah
[3] Hake dalam Susilawati, Komang. 2014. Pengaruh
Siklus Belajar terhadap Pemahaman Konsep
Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa.Program Studi
Evaluasi Pendidikan, Program Pasca Sarjana,
Universitas Pendidikan Ganesha
[4] Kertiasih, Ni Ketut .2009. “Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Multimedia Gerakan Dasar
Tari Bali”. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php
/JPTK/article/download/18/17 (diakses tanggal 5
Januari 2014)
[5] Latousek, R. 1990. Teaching with Drill and
Practice Exercises. http://www.centaursystems.
com/zcol90b. html diakses 20 Februari 2014
[6] Nurkancana dan Sunartana. 1992. Evaluasi hasil
belajar. Surabaya: Usaha Nasional
SKKD Multimedia Tahun 2009
[7] Sharon, 2005. Implementasi metode drill and
practice untuk meningkatkan prestasi belajar
stoikiometri siswa kelas x sma negeri 1 cawas
semester. Terdapat pada eprints.uns.

428

You might also like