You are on page 1of 18

PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN

PERAN INSPEKTORAT TERHADAP PENYALAHGUNAAN ASET


(Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kota Padang)

Oleh:

Michel Rendika
02129/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH DAN PERAN INSPEKTORAT TERHADAP
PENYALAHGUNAAN ASET

Michel Rendika
Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang Telp. 445089
(michel_dcopper@yahoo.com)

Abstract
This study aims to obtain empirical evidence about the extent of (1) Effect of the implementation of the internal control system
of the misuse of assets, and (2) Effect of the role of the inspectorate of the misuse of assets. This study considered the causative
research. The population in this study is a Work Unit (SKPD) Padang. Data were collected by distributing questionnaires to
the respondents directly concerned. Processing the data using SPSS version 17.0 for windows. This study used a technique that
is as much as 45 Total Sampling Unit (SKPD). The method of analysis used is multiple regression analysis with the misuse of
assets as the dependent variable and the role of the inspectorate and the implementation of internal control systems as
independent variables. The results of this study indicate (1) the existence of a significant and negative effect of the
implementation of the internal control system of municipal against unauthorized asset tcount <ttable is -2.206 <-1.666 (sig.0,
031 <0.05) means that H1 is accepted (2) the existence of a significant and negative role of the inspectorate of the misuse of
assets with tcount <ttable is -2,307 <-1.666 (sig.0, 024 <0.05) means that H2 is accepted.. In this study suggested inspectorate
and apparatus for SPI to further improve the quality and independence in performing tasks in order to promote the
establishment of a clean SKPD performance of these practices, especially acts of abuse diversion of assets. So the realization
of a clean financial management, effective and efficient. For further research, if researchers are also using the same
questionnaire should increase the number of samples and adding other variables that affect the misuse of assets.

Keywords: the implementation of internal control systems of municipal, role of the inspectorate, misuse of assets

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang sejauhmana (1) Pengaruh pelaksanaan sistem
pengendalian intern pemerintah terhadap penyalahgunaan aset (2) Pengaruh peran inspektorat terhadap penyalahgunaan aset .
Penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Populasi pada penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota
Padang. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Pengolahan data
dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling yaitu sebanyak 45 Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan penyalahgunaan
aset sebagai variabel terikat dan pelaksanaan sistem pengendalian intern serta peran inspektorat sebagai variabel bebas. Hasil
penelitian ini menunjukkan (1) adanya pengaruh yang signifikan dan negatif pelaksanaan sistem pengendalian intern
pemerintah terhadap penyalahgunaan aset dengan nilai thitung < ttabel yaitu -2,206 < 1,666 (sig.0,031 <0,05) berarti H1 diterima.
(2 ) adanya pengaruh yang signifikan dan negatif peran inspektorat terhadap penyalahgunaan aset dengan nilai thitung < ttabel
yaitu -2,307<1,666 (sig.0,024 <0,05) berarti H2 diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi aparat inspektorat
untuk terus lebih ditingkatkan kualitas dan independensinya didalam menjalankan tugas agar dapat mendorong terwujudnya
kinerja SKPD yang bersih dari praktek-praktek penyimpangan terutama tindakan penyalahgunaan aset, sehingga terwujudnya
pengelolaan keuangan daerah yang bersih, efektif dan efisien. Untuk penelitian selanjutnya, apabila peneliti juga menggunakan
kuesioner yang sama hendaknya memperbanyak jumlah sampel dan menambahkan variabel lain yang mempengaruhi
penyalahgunaan aset.

Kata kunci: pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah,peran inspektorat, penyalahgunaan aset
1. Pendahuluan tersendiri dengan nama Inspektorat yang
Perkembangan akuntansi sektor fungsi utamanya adalah memberikan
publik, khususnya di Indonesia semakin pelayanan prima kepada para pegawai yang
pesat dengan adanya era baru dalam dianggap bermasalah, mengawasi seluruh
pelaksanaan otonomi daerah dan apa yang ada di daerahnya baik dari Aset
desentralisasi fiskal. Seiring dengan daerah sampai pada pengalokasian
terusnya bergulir pelaksanaan otonomi anggaran, serta disiplin pegawai yang
daerah, maka diperlukan perubahan- selanjutnya mengadakan kroscek terhadap
perubahan diberbagai bidang untuk kebenaran adanya penyalahgunaan aset,
mendukung agar reformasi di bidang baik yang diberikan oleh pemerintah pusat
keuangan pemerintah pusat dan daerah maupun yang diberikan oleh pemerintah
dapat berjalan dengan baik. Salah satu daerah, kepada siapa saja yang menerima
perubahan yang diinginkan adalah aset tersebut.
perubahan di bidang akuntansi
pemerintahan. Pemerintah sudah 2. Telaah Literatur dan Perumusan
seharusnya meningkatkan kualitas laporan Hipotesis
keuangan, salah satunya dengan cara
mengoptimalkan aparat pengawas Pelaksaaan Sistem Pengendalian Intern
pemerintah, yaitu inspektorat. Dengan pemerintah
adanya peran optimal yang dijalankan Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No
inspektorat maka perubahan di bidang 60 tahun 2008, pengertian Sistem
penggelolaan keuangan pemerintah daerah Pengendalian Itern Pemerintah adalah
dapat terwujud, sehingga praktek-praktek proses yang integral pada tindakan dan
kecurangan terutama penyalahgunaan aset kegiatan yang dilakukan secara terus
dapat berkurang. menerus oleh pimpinan dan seluruh
Dengan adanya koordinasi terhadap pegawai untuk memberikan keyakinan yang
aset maka track record aset yang digunakan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
selama pelaksanaan program dapat tercatat melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
dan dapat diketahui untuk apa saja aset keandalan pelaporan keuangan,
tersebut digunakan. Dengan adanya kontrol pengamanan aset negara, dan ketaatan
intern yang kuat di dalam instansi terhadap peraturan perundang-undangan.
pemerintahan, khususnya pemerintahan Menurut Arens (2008), tujuan dari
daerah, maka dapat mengurangi segala dilaksanakannya sistem pengendalian intern
bentuk penyimpangan terutama adalah untuk menghasilkan laporam
penyalahgunaan aset, sehingga aset menjadi keuangan yang bebas dari salah saji, untuk
aman, pengamanan aset merupakan isu patuh terhadap perundang-undangan dan
penting yang harus mendapat perhatian untuk menjaga aset organisasi. Dengan
serius dari pemerintah dan masyarakat. Hal adanya koordinasi terhadap aset maka track
ini disebabkan karena kelalaian dalam record aset yang digunakan selama
pengamanan aset akan berakibat mudahnya pelaksanaan program dapat tercatat dan
terjadi pencurian, penggelapan, dan bentuk dapat diketahui untuk apa saja aset tersebut
manipulasi lainnya. Apabila pelaksanaan digunakan. Sistem pengendalian intern
sistem pengendalian intern instansi itu dalam penerapannya harus memperhatikan
berjalan dengan baik maka akan dapat rasa keadilan dan kepatutan serta
mengurangi terjadinya penyalahgunaan aset mempertimbangkan ukuran, kompleksitas
Keberadaan pengawasan merupakan dan sifat dari tugas dan fungsi instansi
salah satu aspek yang sangat vital dalam pemerintah tersebut (Mulyadi,1993:135).
suatu organisasi. Pengawasan dalam Dengan adanya kontrol intern yang kuat di
pemerintahan dibentuk dalam satu susunan dalam instansi pemerintahan, khususnya
1
pemerintahan daerah, maka dapat untuk mendeteksi apakah terjadi
mengurangi segala bentuk penyimpangan penyimpangan atau tidak. Jadi dengan
terutama penyalahgunaan aset, sehingga adanya pengawasan intern yang dilakukan
aset menjadi aman, Pengamanan aset inspektorat dapat diketahui apakah suatu
merupakan isu penting yang harus instansi pemerintahan telah melaksanakan
mendapat perhatian serius dari pemerintah kegiatannya sesuai dengan tugas dan
dan masyarakat. Hal ini disebabkan karena fungsinya secara efektif dan efisien serta
kelalaian dalam pengamanan aset akan sesuai dengan rencana yang telah
berakibat mudahnya terjadi pencurian, ditetapkan. Dengan demikian pengawasan
penggelapan, dan bentuk manipulasi intern oleh Inspektorat daerah dapat
lainnya. mendorong terwujudnya kinerja SKPD
yang bersih dari praktek-praktek
Peran Inspektorat penyimpangan terutama tindakan
Berdasarkan PP No. 41 Tahun 2007, penyalahgunaan aset. Sebagaimana yang
tentang perangkat daerah, yang terdapat dalam PP No.79 Tahun (2005),
menjelaskan bahwa inspektorat daerah tentang pedoman pembinaan dan
merupakan unsur pengawas penyelenggara pengawasan penyelenggaraan pemerintah
pemerintah daerah yang melakukan daerah, yang menyebutkan bahwa salah-
pengawasan terhadap pelaksanaan urusan satu dari tugas inspektorat adalah
pemerintah di daerah kabupaten/kota. melakukan Pengusutan atas kebenaran
Sesuai dengan Permendagri No. 23 Tahun laporan mengenai adanya indikasi
2007 tentang pedoman tata cara terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi
pengawasan atas penyelenggaraan dan nepotisme, dengan cara melakukan
pemerintahan daerah yang menyatakan pemeriksaan secara berkala terhadap
bahwa ruang lingkup pengawasan seluruh program kegiatan yang dilakukan
Inspektorat Kabupaten/Kota meliputi a) oleh masing-masing SKPD sehingga track
administrasi umum pemerintahan, dan b) record aset selama kegiatan berlangsung
urusan pemerintahan. Pengawasan tersebut dapat diketahui untuk apa saja aset tersebut
dilakukan terhadap,a) kebijakan daerah,b) digunakan.
kelembagaan, c) pegawai daerah, d)
keuangan daerah, serta e) barang dan aset
daerah. Dalam melakukan tugasnya, Penyalahgunaan Aset
inspektorat tidak boleh memihak kepada Menurut Tuanakotta (2007),
siapapun, inspektorat mempunyai Penyalahgunaan aset adalah salah satu
wewenang penuh untuk memeriksa dan bentuk kecurangan yang dilakukan dengan
mengamati setiap bagian dalam cara memiliki secara tidak sah dan
pemerintahan, sehingga dalam penggelapan terhadap aset pemerintah
melaksanakan kegiatannya inspektorat untuk memperkaya diri sendiri dan
dapat bertindak sesubjektif dan seefektif memakai aset tersebut untuk kepentingan
mungkin. Oleh karena itu pula, sebaiknya pribadi, yang biasanya dilakukan oleh
inspektorat tidak mempunyai wewenang karyawan yang bekerja di dalam instansi
langsung atas setiap bagian yang diawasi tersebut. Hal tersebut terjadi karena
sehingga dapat mempertahankan ketidaktertiban mulai dari proses
independensi dalam pemerintahan. pencatatan, pembiayaan sampai pelaporan,
Menurut Peraturan Menteri dalam sehingga track record aset tersebut tidak
Negeri No. 64 Tahun 2007, Inspektorat dapat diketahui. Menurut Molida (2005),
juga berperan melaksanakan fungsi Asset misappropriation (penyalahgunaan
pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan aset) merupakan bentuk fraud yang paling
penilaian tugas pengawasan yang berguna mudah dideteksi karena sifatnya yang
2
tangible atau dapat diukur/dihitung. Kasus- asset, sampel penelitian ini seluruh SKPD
kasus penyalahgunaan aset bisa Kota Bukittinggi. Hasil penelitian ini
dikategorikan kesalahan administratif, membuktikan bahwa peran inspektorat
perdata, atau pidana. Penyelesaian untuk berpengruh signifikan negative terhadap
kasus-kasus seperti penggelapan dan penyalahgunaan asset.
pencurian tidak hanya berhenti sampai aset Arvindo Moningka (2007)
yang disalahgunakan tersebut melakukan penelitian tentang pengaruh
dikembalikan, masih ada proses tuntutan pengendalian internal dan kesesuaian
secara pidana atas tindakan kompensasi terhadap kecendrungan
penyalahgunaannya tersebut. kecurangan akuntansi pada Perusahaan
Menurut Hasan (2000), faktor-faktor Ritel di Manado memperoleh hasil variabel
yang menjadi penyebab terjadinya pengendalian internal berpengaruh negatif
penyalahgunaan aset adalah kurangnya terhadap kecendrungan kecurangan dan
transparansi, mengabaikan pengendalian kesesuaian kompensasi berpengaruh
intern, kolusi diantara para pegawai dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan
pihak ketiga, kurangnya pemeriksaan dan akuntansi yang salah satu jenis kecurangan
pengawasan, lemahnya/tidak adanya akuntansi adalah penyalahgunaan aset.
kebijakan etika korporasi dan komitmen. Murniati (2008) melakukan
Untuk mengatasi masalah penyalahgunaan penelitian dengan judul pengaruh
aset tersebut menurut Akbar (2006), pelaksanaan pengendalian intern dan peran
diperlukan kontrol internal yang kuat, auditor terhadap pencegahan kecurangan
moral karyawan yang teruji dan pihak memperoleh hubungan signifikan positif
pengawas yang profesional, independen antara sistem pengendalian intern dengan
serta berintegritas untuk melakukan pencegahan kecurangan dan peran auditor
pengawasan. dengan pencegahan kecurangan. Salah satu
jenis kecurangan adalah penyalahgunaan
Penelitian sebelumnya aset.
Hasil penelitian Khairudin (2005),
meneliti pengaruh peran inspektorat 1. Hubungan antara sistem pengendalian
terhadap pendeteksian penyalahgunaan aset, intern pemerintah terhadap
sampel penelitian ini seluruh SKPD penyalahgunaan aset
Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian Didalam Peraturan menteri Dalam
ini membuktikan bahwa peran inspektorat Negeri No.13 Tahun 2008, yang
berpengaruh signifikan negatif terhadap menjelaskan bahwa Sistem pengendalian
pendeteksian tindakan penyalahgunaan aset. intern meliputi struktur organisasi, metode,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
Wilopo (2006) meneliti faktor-faktor yang untuk menjaga aset organisasi, mengecek
berpengaruh terhadap kecendrungan ketelitian dan keandalan data akuntansi,
kecurangan akuntansi, sampel penelitian ini apabila pelaksanaan sistem pengendalian
perusahaan publik dan badan usaha milik intern instansi itu berjalan dengan baik dan
Negara, hasil penelitian ini membuktikan berkualitas maka kehandalan laporan
bahwa pengndalian internal yang efektif keuangan dapat terlindungi sehingga dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan
negative terhadap kecendrungan aset. Sementara itu dalam Peraturan
kecurangan dan salah satu dimensi Pemerintah (PP) No 60 Tahun 2008,
kecurangan adalah penyalahgunaan aset. pengertian Sistem Pengendalian Intern
Hasil penelitian Yudi (2012), adalah Proses yang integral pada tindakan
meneliti pengaruh peran inspektorat dan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
pelaksanaan SPI terhadap penyalahgunaan menerus oleh pimpinan dan seluruh
3
pegawai untuk memberikan keyakinan yang keuangan yang disajikan. Jika suatu
memadai atas tercapainya tujuan organisasi pengendalian intern lemah dalam suatu
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, perusahaan, maka akan memudahkan
keandalan pelaporan keuangan, karyawan untuk mengambil harta kekayaan
pengamanan aset negara, dan ketaatan perusahaan untuk kepentingan pribadinya
terhadap peraturan perundang-undangan. sehingga nantinya akan membuat harta
Menurut Sawyer (2006), Lingkungan kekayaan perusahaan hilang yang bisa
dapat mengundang terjadinya penggelapan memicu untuk melakukan kecurangan
atau kecurangan. Hal ini biasanya terhadap laporan keuangan perusahaan.
merupakan situasi dimana tidak terdapat
kontrol, atau kontrol internnya lemah, atau Hasil penelitian yang dilakukan oleh
terdapat kontrol intern namun tidak Wilopo (2006) meneliti faktor-faktor yang
berfungsi. berpengaruh terhadap kecendrungan
kecurangan akuntansi, sampel penelitian ini
Wilopo (2006) menyatakan jika suatu perusahaan publik dan badan usaha milik
pengendalian internal perusahaan lemah, Negara, hasil penelitian ini membuktikan
maka akan mengakibatkan kekayaan bahwa pengndalian internal yang efektif
perusahaan tidak terjamin keamanannya, memberikan pengaruh yang signifikan dan
informasi akuntansi yang ada tidak teliti negative terhadap kecendrungan
dan tidak dapat dipercaya, tidak efisien dan kecurangan.
efektifnya kegiatan-kegiatan
operasional/perusahaan serta tidak dapat 2. Hubungan antara peran inspektorat
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang terhadap penyalahgunaan aset
ditetapkan. Inspektorat daerah merupakan unsur
pemeriksa dan pengawas penyelenggara
Menurut Fitrina (2010), jika suatu pemerintah daerah yang melakukan
struktur pengendalian intern di instansi pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pemerintah daerah lemah, maka akan pelaksanaan urusan pemerintah di daerah
mengakibatkan kekayaan atau aset suatu kabupaten/kota. Yang kegiatan utama
negara yang dikelola pemerintah daerah inspektorat meliputi audit, reviu,
tidak terjamin keamanannya, informasi pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
akuntansi yang ada tidak diteliti dan tidak pengawasan lainnya berupa sosialisasi,
dapat dipercaya, tidak efisien dan efektifnya asistensi dan konsultansi, yang berpedoman
kegiatan-kegiatan operasional entitas serta pada Standar Audit Jadi dengan adaya
tidak dapat dipatuhinya kebijakan Kepala inspektorat yang berintegritas dan
Daerah dan perundang-undangan yang berkualitas maka penyalahgunaan aset
ditetapkan. dapat ditanggulangi sehingga aset negara
dapat terlindungi demi menjaga
Menurut Arie (2008), Nani (2010)
kemakmuran masyarakat.
dan Fitrina (2010), sistem pengendalian
Peraturan Menteri Dalam Negeri No
intern yang efektif memberikan pengaruh
64 Tahun 2007 pasal 4 menyatakan bahwa
yang signifikan negatif terhadap tingkat
dalam melaksanakan tugas pengawasan
kecurangan dalam laporan keuangan. Hal
urusan pemerintahan, Inspektorat Provinsi,
ini menunjukkan bahwa semakin efektif
Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai
sistem pengendalian internal pada
perencanaan program pengawasan,
perusahaan maka akan mengurangi
perumusan kebijakan dan fasilitas
kecurangan pelaporan keuangan.
pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,
Sebaliknya, apabila sistem pengendalian
pengujian, dan penilaian tugas pengawasan
intern lemah, maka akan memudahkan
terjadinya kecurangan terhadap laporan
4
yang berguna untuk mendeteksi apakah dalam menyelesaikan masalah ini yaitu
terjadi penyimpangan atau tidak pihak (Inspektorat) yang indenpenden.
Dalam PP No. 79 tahun 2005, tentang Pelaksanaan sistem pengendalian
pedoman pembinaan dan pengawasan intern pemerintah merupakan faktor penting
penyelenggaraan pemerintah daerah yang tidak bisa dilepaskan di dalam
menyebutkan, inspektorat melakukan terwujudnya pemerintahan yang bersih,
pengawasan sesuai dengan tugasnya dengan adanya pelaksanaan sistem
meliputi pengusutan atas kebenaran laporan pengendalian intern yang efektif maka aset
mengenai adanya indikasi terjadinya di dalam instansi pemerintahan akan aman,
penyimpangan, korupsi, kolusi dan sehingga kesejahteraan masyarakat dapat
nepotisme. terjamin, apabila pelaksanaan sistem
Sesuai dengan PP no. 41 tahun pengendalian intern lemah maka aset-aset
(2007), Inspektorat daerah merupakan didaerah mudah untuk diselewengkan.
unsur pemeriksa dan pengawas Disamping itu dengan adanya
penyelenggara pemerintah daerah yang pemeriksaan dan pengawasan yang
melakukan pengawasan terhadap dilakukan oleh inspektorat maka akan
pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, dapat diketahui apakah suatu instansi
jadi dengan adanya peran efektif yang pemerintah telah melaksanakan kegiatannya
dijalankan oleh inspektorat maka akan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
dapat mengurangi terjadinya efisien dan efektif. Dengan demikian
penyalahgunaan aset. apabila peran inspektorat dijalankan dengan
Hasil penelitian Khairudin (2005), baik dan berintegritas maka akan dapat
yang membuktikan bahwa peran mengurangi terjadinya penyalahgunaan
inspektorat berpengaruh signifikan negatif aset, sebagaimana sesuai dengan salah satu
terhadap pendeteksian tindakan tugas pokoknya mengusut atas kebenaran
penyalahgunaan aset. laporan mengenai adanya indikasi
Daam penelitian yang dilakukan oleh penyimpangan
Tuasikal pada tahun 2006 dengan objek
penelitian di Provinsi dan Kabupaten/Kota Gambar Kerangka Konseptual
di Maluku. Penelitian ini berjudul Pengaruh
Peran Inspektorat, Pemahaman Sistem
Pelaksanaan
Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan
SPIP
Keuangan terhadap kinerja SKPD(Studi
Penyalahgun
pada Provinsi dan Kabupaten/Kota di
Maluku) menunjukkan bahwa peran aan Aset
inspektorat berpengaruh signifikan negatif
terhadap kecurangan akuntansi. Jadi dapat Peran
disimpulkan bahwa semakin baik peran Inspektorat
inspektorat maka tindakan penyalahgunaan
aset dapat diminimalisir. Gambar 1. Diagram Hubungan antar
Variabel Penelitian

Kerangka pemikiran Hipotesis


Didalam suatu organisasi adakalanya Dari uraian latar belakang,kajian teori
terjadi berbagai macam penyimpangan dan kerangka konseptual diatas,maka dapat
apalagi didalam organisasi pemerintahan dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
salah-satunya penyalahgunaan aset, dituntut H1= Pelaksanaan sistem pengendalian
peran besar aparat pemeriksa dan pengawas intern pemerintah berpengaruh
5
signifikan negatif terhadap menyusun pembukuan keuangan didalam
penyalahgunaan aset. SKPD.
H2= Peran Inspektorat berpengaruh
signifikan negatif terhadap Metode Analisis Data
penyalahgunaan aset. Uji validitas dan realibilitas akan
dilakukan pada mahasiswa Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNP yang telah
3. Metode penelitian mengambil mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik Lanjutan dan audit dengan jumlah
Jenis Penelitian responden sebanyak 30 orang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kausatif. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Uji Validitas
melihat bagaimana pengaruh suatu variable Uji validitas digunakan untuk
terhadap variable lainnya. Penelitian ini mengukur valid (sah) atau tidak validnya
berusaha menjelaskan pengaruh suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
pelaksanaan sistem pengendalian intern valid jika pertanyaan pada kuesioner
pemerintah terhadap penyalahgunaan aset mampu untuk mengungkapkan sesuatu
dan peran Inspektorat terhadap yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Penyalahgunaan aset. Uji validitas ini menggambarkan bahwa
pertanyaan yang digunakan mampu
Populasi dan Sampel mengungkapkan sesuatu yang diukur
Populasi dalam penelitian ini yaitu (Valid).
seluruh SKPD di Kota Padang. Yang Dengan menggunakan SPSS Versi
berjumlah sebanyak 45 SKPD Kota 17.0 dapat dilihat dari Corrected Item-
Padang. Alasan penulis memilih seluruh Total Correlation. Jika nilainya negatif
SKPD kota Padang karena seluruh unit atau kecil dari r tabel, maka nomor item
kerja pada SKPD tersebut melakukan tersebut tidak valid, sebaliknya jika nilainya
pengelolaan keuangan yang ditujukan untuk besar dari r tabel maka item tersebut
menunjang kegiatan operasional masing- dinyatakan valid dan dapat digunakan
masing unit kerja. dalam analisis selanjutnya. Bagi item yang
Pemilihan sampel penelitian ini akan tidak valid maka item yang memiliki nilai r
dilakukan dengan metode Total Sampling. hitung yang paling kecil dikeluarkan dari
Hal ini disebabkan karena SKPD yang ada analisis, kemudian dilakukan analisis yang
di Kota Padang hanya berjumlah 45 SKPD. sama sampai semuanya dinyatakan valid.
Teknik pengambilan sample adalah
total sampling. Total sampling yaitu 2. Uji Reliabilitas
mengambil seluruh populasi sebagai sampel Reliabilitas adalah alat untuk
penelitian. Responden dalam penelitian ini mengukur suatu kuisioner yang merupakan
berjumlah 90 orang yang terdiri dari indikator dari variabel. Suatu kuisioner
Kasubbid PPTK (penjabat pelaksana teknis dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
kegiatan) dan Bendahara, karena tugas seseorang terhadap pertanyaan adalah
penjabat ini adalah untuk mengendalikan konstan atau stabil dari waktu ke waktu
pelaksanaan kegiatan, melaporkan (Imam,2007:41). Dalam penelitian ini,uji
perkembangan pelaksanaan kegiatan dan reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha
menyiapkan dokumen anggaran atas beban (α). Menurut Nunnaly (1967),suatu variabel
pengeluaran pelaksanaan kegiatan yang dikatakan reliabel jika memberikan nilai
mencakup dokumen administrasi kegiatan Cronbach Alpha>0,6.
maupun administrasi serta berperan dalam
Uji Coba Instrumen
6
Pengujian ini bertujuan untuk melihat maka dilakukan uji Multikolinearitas.
seberapa kuat butir-butir variabel yang ada Multikolinearitas adalah kejadian yang
pada penelitian ini. Uji coba instrumen menginformasikan terjadinya hubungan
dilakukan pada mah asiswa Akuntansi antara variabel-variabel bebas yang berarti.
Fakultas Ekonomi UNP dengan syarat telah Menurut Ghozali (2006:92) pengujian
lulus mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dilakukan dengan melihat ada tidaknya
Lanjutan, Auditing, dan Seminar Akuntansi hubungan linear antar varibel bebas
Sektor Publik, dengan jumlah responden (indeks), dilakukan dengan menggunakan
sebanyak 30 orang, karena dianggap Variable Inflation Factor (VIF). Bila nilai
mengerti dengan permasalahan yang ada VIF > 10 dan tolerance < 0.1 berarti ada
pada penelitian. Multikolinearitas, sebaliknya jika nilai VIF
< 10 dan maka tidak ada terjadi
Untuk melihat validitas dari masing- Multikolinearitas.
masing item kuesioner digunakan
Corrected Item-Total Correlation. Jika Uji Heterokedastisitas
rhitung besar dari rtabel maka dapat dikatakan Dalam regresi, salah satu asumsi yang
valid. Dimana rtabel untuk n = 30 adalah harus dipenuhi adalah bahwa varians
0.306. Berdasarkan hasil pengolahan data residual dari satu pengamatan ke
didapat nilai Corrected Item-Total pengamatan yang lain tidak memiliki pola
Correlation untuk masing-masing item tertentu. Pola yang tidak sama ini
variabel X1, X2, dan Y semuanya di atas ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama
rtabel. Jadi dapat dikatakan bahwa semua antar satu varians dari residual. Gejala
item pertanyaan variabel X1, X2, dan Y varians yang tidak sama ini disebut dengan
adalah valid. gejala heterokedastisitas. Salah satu uji
untuk menguji heteroskedastisitas ini
Uji Asumsi Klasik
adalah dengan melihat penyebaran dari
Sebelum melakukan pengujian
varians residual.
regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian
Masalah heterokedastisitas terjadi
asumsi klasik yang berguna untuk
ketika penyebaran tersebut tidak seimbang
mengetahui apakah data yang digunakan
atau ketika varian dari distribusi
telah memenuhi ketentuan dalam model
probabilitas gangguan tidak konstan untuk
regresi. Pengujian ini meliputi:
seluruh pengamatan atas variabel
independen. Untuk menguji terjadi tidaknya
1. Uji Normalitas
heterokedastisitas digunakan uji Glejser.
Uji normalitas digunakan untuk
Apabila sig. > 0.05 maka tidak terdapat
menguji apakah distribusi dari sebuah data
gejala heterokedastisitas. Model yang baik
mengikuti atau mendekati distribusi normal.
adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Data yang baik adalah data yang pola
distribusinya normal. Uji normalitas dapat
Uji Regresi Berganda
dilakukan dengan metode kolmogrov
Alat uji yang digunakan adalah
smirnov, dengan melihat nilai signifikansi
Regresi Linear Berganda. Uji digunakan
pada 0,05. Jika nilai signifikansi yang
karena penelitian ini menggunakan lebih
dihasilkan >0,05 maka data berdistribusi
dari satu variabel bebas dan satu variabel
normal.
terikat. Untuk mengetahui pegaruh variabel
independen terhadap variabel dependen
digunakan model regresi berganda dengan
persamaan sebagai berikut:
2. Uji Multikolinearitas
Sebelum melakukan analisis data
dengan menggunakan regresi berganda
7
Y= a0+b1X1+b 2X2 Uji T dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap
(Ghozali,2006:85) variabel dependen dalam persamaan regresi
berganda secara parsial. Uji t juga
dilakukan untuk menguji kebenaran
Dimana : Y = Penyalahgunaan aset koefisien regresi dan melihat apakah
B12 = Koefisien regresi dari koefisien regresi yang diperoleh signifikan
variabel independen atau tidak. Untuk melihat adanya pengaruh
X = Pelaksanaan Sistem variabel independen terhadap variabel
Pengendalian Intern dependen, diuji pada tingkat signifikan β =
pemerintah 0,05 kesimpulan hipotesis yang disajikan
X2 = peran inspektorat untuk H1, H2, H3, H4 didasarkan atas:
a = constant 1. Jika tingkat signifikansi ≤ β = 0,05
e = epsilon maka tersedia bukti yang cukup untuk
menerima hipotesis H1 dengan
Uji Koefisien Determinasi demikian dapat dikatakan pemeriksaan
Pengujian koefisien determinasi (R2) inspektorat berpengaruh terhadap
pada intinya adalah untuk mengukur penyalahgunaan aset
seberapa jauh kemampuan model dalam 2. Jika tingkat signifikasi ≥ β = 0,05 maka
menerangkan variasi variabel dependen. hipotesis H2 ditolak dengan demikian
Koefisien determinasi berkisar dari nol dapat dikatakan pemeriksaan
sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini inspektorat tidak berpengaruh terhadap
berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak penyalahgunaan aset.
adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen,
bila R2 semakin besar terhadap variabel 4. Hasil analisis data dan pembahasan
dependen dan bila R2 semakin kecil
mendekati nol maka dapat dikatakan 1. Deskripsi Variabel Penelitian
semakin kecilnya pengaruh variabel Berikut ini merupakan deskripsi dari
independen terhadap variabel dependen. hasil penelitian tentang pengaruh
pelksanaan sistem intern pemerintah dan
1. Uji Hipotesis Peran inspektorat terhadap Penyalahgunaan
a. Uji F aset pemerintah daerah kota Padang. Untuk
Uji F dilakukan untuk menguji mendeskripsikan variabel-variabel tersebut
apakah secara serentak variabel independen dapat dikategorikan dalam:
mampu menjelaskan variabel dependen
secara baik atau untuk menguji apakah a. Distribusi Frekuensi Skor Variabel
model yang digunakan telah fix atau tidak, Pelaksanaan Sistem Pengendalian
nilai sig 0,000a < 0.05 menunjukkan bahwa Intern (X2)
variabel independen secara bersama-sama Variabel Pelaksanaan Sistem
memberikan pengaruh yang signifikan Pengendalian Intern terdiri dari indikator 1)
terhadap variabel dependen. Ini berarti Lingkungan pengendalian 2) Penilaian
model fix digunakan untuk uji t statistic resiko, 3) Kegiatan pengendalian, 4)
yang menguji variabel independen secara Informasi dan komunikasi, 5) Pemantauan.
parsial terhadap variabel dependen. Sub variabel tersebut tersebar dalam 13
item pertanyaan pada kuesioner.

b. Uji t (t-test) Indikator Pimpinan instansi


menyediakan dan memanfaatkan berbagai
bentuk dan saran komunikasi memperoleh
8
tingkat capaian responden tertinggi yaitu c. Distribusi Frekuensi Skor Variabel
sebesar 90,54%. Untuk indikator Penyalahgunaan Aset (Y)
Pemerintah daerah memiliki integritas dan Variabel Penyalahgunaan Aset terdiri
nilai-nilai etis dengan tingkat capaian dari indikator yaitu 1) Melakukan pencurian
responden terendah 82,98%. Sedangkan terhadap penerimaan kas yang belum
tingkat capaian rata-rata dari penerapan tercatat dalam sistem akuntansi, 2)
sistem pengendalian intern pemerintah Melakukan pencurian aset secara sengaja,
adalah sebesar 87,55% dari 74 responden 3) Pencurian persediaan dan aset, 4)
pada SKPD pemerintah di Kota Padang Kecurangan pengeluaran kas. Jumlah item
yang diteliti. pernyataannya adalah 11 item.
indikator Aset digunakan hanya
b. Distribusi Frekuensi Skor Variabel untuk kepentingan instansi dengan tingkat
Peran Inspektorat (X1) capaian responden tertinggi 87,57%.
Variabel Peran inspektorat terdiri dari Indikator Selalu adanya perlindungan
indikator 1) Melakukan pemeriksaan terhadap aset-aset yang ada di dalam
terhadap kelengkapan, ketepatan waktu dan instansi bersangkutan dengan tingkat
keabsahan bukti pertanggungjawaban capaian responden terendah 81,9%
bendahara, 2) Melakukan pemeriksaan menujukkan bahwa perlindungan aset yang
terhadap prosedur akuntansi, 3) Melakukan ada di dalam instansi belum sepenuhnya
pemeriksaan kesesuaian antara laporan menjadi ukuran untuk menjadi sasaran
keuangan SKPD dengan SAP, 4) tujuan bagi masing-masing SKPD.
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi Sedangkan tingkat capaian rata-rata sebesar
pengeluaran dan penerimaan daerah, 5) 84,76%, Dari 74 responden pada SKPD
Melakukan pemeriksaan terhadap bukti pemerintah di Kota Padang yang ditelit.
penerimaan dan pengeluaran daerah, 6)
Melakukan pemeriksaan kelengkapan bukti
transaksi, 7) Memeriksa A. Uji Validitas dan Reliabilitas pada Data
pertanggungjawaban transaksi pengeluaran Penelitian
daerah yang belum/tidak tersedia 1. Uji Validitas
anggarannya. Untuk melihat validitas dari masing-
indikator Inspektorat memeriksa masing item kuesioner, digunakan
apakah Semua penerimaan dan pengeluaran Corrected Item-Total Colleration. Jika rhitung
daerah dilakukan melalui rekening kas > rtabel, maka data dikatakan valid, dimana
umum daerah mendapat tingkat capaian rtabel untuk N = 74, adalah 0,229.
responden tertinggi 88,65%, yang Berdasarkan hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa inspektorat telah didapatkan bahwa nilai Corrected Item-
melakukan tugasnya dengan baik. Indikator Total Colleration untuk masing-masing
Inspektorat melakukan pemeriksaan apakah item variabel X1, X2, dan Y semuanya di
penyedia dan pengguna anggaran untuk atas rtabel. Jika dapat dikatakan bahwa
suatu program telah dilaksanakan secara seluruh item pernyataan variabel X1, X2,
efektif, efisien, ekonomis mendapat tingkat dan Y adalah valid.
capaian responden terendah 82,97%.
Sedangkan tingkat capaian rata-rata dari Nilai terkecil dan terbesar dari
peran inspektorat daerah adalah sebesar Corrected Item-Total Correlation untuk
85,60%. Dari 74 responden pada SKPD masing-masing instrumen. Untuk
pemerintah Kota Padang yang diteliti. instrument Penyalahgunaan aset diketahui
nilai Corrected Item-Total Correlation
terkecil 0,231 dan nilai terbesar 0,680.
Instrumen Pelaksanaan SPIP nilai terkecil
9
0,259 dan nilai terbesar 0,674. Instrumen (VIF). Multikolinearitas tidak terjadi karena
peran inspektorat nilai terkecil 0,244 dan nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.
nilai terbesar 0,652. Nilai Tolerance dari Colinearity
Statistic > 0,1 yaitu 0,736 Pelaksanaan
SPIP (X1) 0,736 Pelaksanaan Sistem
2. Uji Reliabilitas Pengendalian Intern (X2), dan nilai VIF
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk untuk variabel independen juga
mengukur bahwa instrumen yang menunjukkan < 10 yaitu 1,740 Pelaksanaan
digunakan benar-benar bebas dari SPIP (X1), dan 1.740 Peran inspektorat
kesalahan, sehingga diharapkan dapat (X2). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
menghasilkan hasil yang konstan. Nilai multikolinearitas yang terjadi antar variabel
reliabilitas dinyatakan reliabel, jika nilai independen dalam model regresi
cronbach’s alpha dari masing-masing
instrumen pernyataan lebih besar dari 0,6
(Ghozali, 2006). Dari nilai cronbach’s 3. Uji Heterokedastisitas
alpha dapat disimpulkan bahwa instrumen Uji heterokedastisitas digunakan
pertanyaan adalah reliabel karena memiliki untuk melihat apakah dalam sebuah model
nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,6. regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual atas suatu pengamatan ke
B. Uji Asumsi Klasik pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya
Sebelum data diolah dengan regresi gejala heterokedastisitas dilakukan dengan
berganda maka dilakukan uji asumsi klasik metode Spearmen Correlations. Jika
untuk memperoleh keyakinan bahwa data probabilitas signifikansi diatas 5%, dapat
yang diperoleh beserta variabel penelitian disimpulkan model regresi tidak
layak untuk diolah lebih lanjut. Uji asumsi mengandung adanya heterokedastisitas.
klasik yang dilakukan terdiri atas :
C. Analisis Data
1. Uji Normalitas Residual Berdasarkan data yang telah
Hasil uji normalitas residual dari dikumpulkan, maka dilakukan analisis
pengolahan SPSS dapat diketahui dengan untuk pernyataan penelitian. Dalam
melihat nilai signifikansi dari hasil uji melakukan analisis digunakan teknik
kolmogorov smirnov. Uji kolmogorov regresi berganda.
smirnov dilakukan untuk menguji apakah
residual terdistribusi secara normal, dengan 1. Uji Model
melihat nilai α > 0,05. Dari analisis data a. Koefisien Regresi Berganda
diperoleh hasil bahwa residual terdistribusi model estimasi sebagai berikut:
secara normal. Dari tabel uji normalitas Y= 85,164 -0,324 X1- 0.427X2 + e
terlihat bahwa nilai Asymp. Sig ( 2-tailed)
0,504. Berarti data dapat dinyatakan Dimana :
berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan Y = Penyalahgunaan aset
untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai X1= Pelaksanaan sistem
signifikan dari uji normalitas > 0,05 pengendalian intern
pemerintah
X2= Peran inspektorat

2. Uji Multikolinearitas Dari persamaan diatas dapat dijelaskan


Untuk mendeteksi terjadi tidaknya bahwa :
multikolinearitas dilihat dari nilai 1. Nilai konstanta sebesar 85,164
Tolerance dan Variance Inflation Factor mengindikasikan bahwa jika variabel
independen yaitu pelaksanaan SPIP
10
dan peran inspektorat tidak ada maka 2. Uji Hipotesis
nilai penyalahgunaan aset adalah Berdasarkan nilai thitung dan
sebesar 85,164. signifikansi yang diperoleh, maka uji
2. Koefisien Pelaksanaan SPIP sebesar - hipotesis dapat dilakukan, sebagai berikut:
0,324 dimana setiap peningkatan
pelaksanaan SPIP akan 1. Hipotesis pertama yang diajukan,
mengakibatkan penurunan bahwa pelaksanaan SPIP (X1)
penyalahgunaan aset sebesar 0,324. berpengaruh signifikan negatif
3. Koefisien Peran inspektorat sebesar - terhadap penyalahgunaan aset (Y)
0.427 dimana setiap peningkatan Nilai thitung untuk variabel X1
peran inspektorat satu satuan akan adalah -2,206, signifikan pada level
mengakibatkan penurunan 0,000, sehingga thitung < ttabel yaitu -
penyalahgunaan aset 0,427. 2,206 < 1,666 (sig.0,000 <0,05). Nilai
koefisien regresi variabel X1 adalah -
b. Adjusted R Square 0,324 (bernilai negatif). Hal ini
Nilai Adjusted R Square menunjukkan bahwa semakin
menunjukkan sebesar 0,397. Hal ini meningkat pelaksanaan SPIP maka
mengindikasikan bahwa 39,7% terjadi penurunan tindakan
penyalahgunaan aset dapat dijelaskan oleh penyalahgunaan aset, maka Hipotesis
pelaksanaan SPIP dan pean inspektorat pertama diterima, yang menunjukkan
sedangkan sisanya 60,3% ditentukan oleh peran inspektorat berpengaruh terhadap
faktor lain yang tidak terdeteksi dalam penyalahgunaan aset.
penelitian ini. Nilai Adjusted R Square 2. Hipotesis kedua yang diajukan,
dapat dilihat pada tabel berikut ini: Pelaksanaan peran inspektorat (X2)
berpengaruh signifikan negatif
c. Uji F
terhadap Penyalahgunaan aset (Y)
Uji F dilakukan untuk menguji
Nilai thitung untuk variabel X2
apakah secara serentak variabel
adalah -2,307, signifikan pada level
independen mampu menjelaskan
0,000, sehingga thitung < ttabel yaitu -
variabel dependen secara baik atau
2,307<1,666 (sig.0,000 <0,05). Nilai
untuk menguji apakah model yang
koefisien regresi variabel X2 adalah -
digunakan telah fix atau tidak.
0,427 (bernilai negatif). Hal ini
Berdasarkan tabel 19 di bawah, hasil
menunjukkan bahwa peran inspektorat
pemprosesan data menunjukkan hasil
berpengaruh signifikan negatif
sebesar 25,069 yang signifikan pada
terhadap penyalahgunaan aset,
0,000. Jadi Fhitung  Ftabel dengan nilai
sehingga Hipotesis kedua diterima. Hal
signifikansi yaitu 0.000 < 0.05. Hal ini ini menunjukkan bahwa semakin
menunjukkan bahwa variabel meningkat peran inspektorat maka
independen secara bersama-sama terjadi penurunan tindakan
memberikan pengaruh yang signifikan penyalahgunaan aset, jadi peran
terhadap variabel dependen. Ini berarti inspektorat berpengaruh terhadap
model fix digunakan untuk uji t statistik penyalahgunaan aset.
yang menguji variabel independen
secara parsial terhadap variabel Pembahasan
dependen.
1. Pengaruh Pelaksanaan SPIP
terhadap Penyalahgunaan Aset
Berdasarkan analisis statistik
dalam penelitian ini ditemukan bahwa
11
hipotesis pertama (H1) yaitu berintegritas untuk melakukan
pelaksanaan SPIP berpengaruh pengawasan.
signifikan negatif terhadap Menurut Peraturan Menteri
penyalahgunaan aset. Hal ini berarti dalam Negeri No. 64 Tahun 2007,
semakin baik pelaksanaan SPIP maka Inspektorat juga berperan
tindakan penyalahgunaan aset akan melaksanakan fungsi pemeriksaan,
semakin berkurang. pengusutan, pengujian dan penilaian
Hal ini sejalan dengan teori tugas pengawasan yang berguna untuk
yang dinyatakan oleh tunggal (2010) mendeteksi apakah terjadi
yang menyatakan bahwa entitas yang penyimpangan atau tidak. Jadi dengan
melaksanakan pengendalian intern adanya pengawasan intern yang
tentu akan membantu mereka dengan dilakukan inspektorat dapat diketahui
mudah mengecek kecurangan yang apakah suatu instansi pemerintahan
terjadi, dan pada akhirnya akan mudah telah melaksanakan kegiatannya sesuai
mendeteksi kecurangan secara dini. dengan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien serta sesuai dengan
Selain itu, penelitian ini juga rencana yang telah ditetapkan.
sejalan dengan hasil Penelitian yang Hasil penelitian Khairudin
dilakukan Wilopo (2006) meneliti (2005), meneliti pengaruh peran
faktor-faktor yang berpengaruh inspektorat terhadap pendeteksian
terhadap kecendrungan kecurangan penyalahgunaan aset, sampel penelitian
akuntansi, sampel penelitian ini ini seluruh SKPD Kabupaten Deli
perusahaan publik dan badan usaha Serdang. Hasil penelitian ini
milik Negara, hasil penelitian ini membuktikan bahwa peran inspektorat
membuktikan bahwa pengndalian berpengaruh signifikan negatif
internal yang efektif memberikan terhadap tindakan penyalahgunaan aset.
pengaruh yang signifikan dan negative
terhadap kecendrungan kecurangan. Kesimpulan,Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan
2. Pengaruh Peran Inspektorat untuk melihat sejauhmana pengaruh
terhadap Penyalahgunaan Aset pelaksanaan SPIP dan Peran
Berdasarkan analisis statistik inspektorat pada pemerintah daerah
dalam penelitian ini ditemukan bahwa kota Padang. Berdasarkan hasil
hipotesis kedua (H2) yaitu peran penelitian dan pengujian hipotesis yang
inspektorat berpengaruh signifikan telah dilakukan, maka hasil penelitian
negatif terhadap penyalahgunaan aset. dapat disimpulkan sebagai berikut :
Hal ini berarti semakin baik peran
inspektorat maka akan terjadi 1. Pelaksanaan SPIP berpengaruh
penurunan tindakan penyalahgunaan signifikan negatif terhadap
aset. penyalahgunaan aset.
Berkaitan dengan hubungan 2. Peran Inspektorat berpengaruh
antara penyalahgunaan aset dengan signifikan negatif terhadap
peran inspektorat, disebutkan bahwa penyalahgunaan aset.
Untuk mengatasi masalah
penyalahgunaan aset tersebut menurut Meskipun peneliti telah
sawyer’s (2006), diperlukan kontrol berusaha merancang dan
internal yang kuat, moral karyawan mengembangkan penelitian sedemikian
yang teruji dan pihak pengawas yang rupa, namun masih terdapat beberapa
profesional, independen serta

12
keterbatasan dalam penelitian ini, Assurance,Edisi 12,Ahli Bahasa
diantaranya yaitu: Tim Dejacarta.Jakarta: PT Indeks.
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada Djahari,2006. Invetarisir Terhadap Aset
satu kota saja. Penelitian ini Daerah. Melalui
kemungkinan akan menunjukkan (www.google.com)
hasil yang berbeda jika sampel Hasan Saefuddien.2000. faktor-faktor yang
ditambah sebagai objek mempengaruhi penyalahgunaan aset.
penelitiannya. bahan Konvensi Nasional Akuntan
2. Karena rentang waktu antara fenomena IV.
yang terjadi dengan pelaksanaan Johansyah,Ludy.2007. Pengelolaan
penelitian menyebabkan adanya Keuangan Daerah,Palangka.
perbedaan antara hasil penelitian dan Kalimantan timur
fenomena yang terjadi. ini dapat dilihat Mardi.2009. Peran Inspektorat Sebagai
dari tingginya TCR, kemungkinan
Pengawas Internal.
populasi penelitian yaitu SKPD Kota
Padang telah memperbaiki Sistem
Sumbarprov.go.id
Pengendalian Internnya dan Inspektorat Mulyadi.1993. Sistem Informasi
daerah telah melaksanakan tugasnya akuntansi,Yogyakarta: LPKN.
dengan baik. Peraturan Pemerintah No.79 Tahun (2005).
3. Kuisioner yang peneliti sebarkan Tentang Pedoman Pembinaan dan
masih terdapat keterbatasan, karena Pengawasan Penyelenggaraan
pernyataan dalam kuisioner hanya Pemerintah Daerah. Melalui
menggunakan pernyataan positif (www.presidenri.go.id)
saja. Sehingga ini menyebabkan [07/12/2011].
responden diarahkan untuk pilihan ___________________. No.60 tahun
jawaban yang baik atau positif saja. 2008,tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Melalui
5. SARAN (www.presidenri.go.id)
Berdasarkan hasil penelitian [07/12/2011].
yang telah dilakukan, ada beberapa ___________________. No.41 tahun 2007.
saran yang dapat dipertimbangkan oleh Tentang perangkat daerah. Melalui
beberapa pihak: (www.presidenri.go.id)
1. Untuk penelitian selanjutnya [07/12/2011].
kuesioner perlu dimodifikasi dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23
lebih dispesifikasikan agar hasilnya Tahun 2007. Tentang Pedoman
tidak bias. Tata Cara Pengawasan Atas
2. Memperbanyak jumlah sampel yang Penyelenggaraan Pemerintah
akan diteliti dengan memperluas Daerah. Melalui
daerah penelitian agar penelitian (www.presidenri.go.id)
tersebut lebih menunjukkan hasil [05/06/2011]
yang nyata. ___________________. No. 64 tahun
(2007) Tentang Pedoman Teknis
Organisasi dan Tata Kerja
DAFTAR PUSTAKA Inspektorat kabupaten/kota.
Agoes,Sukrisno.2008. Auditing Melalui (www.presidenri.go.id)
Pemeriksaan Akuntansi Oleh [03/06/2011]
Kantor Akuntan Publik. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas ___________________.No.13 tahun 2008.
Ekonomi Universitas Indonesia. Tentang Pedoman Pengelolaan
Arens A,Alvin,Elder j.Ronald & Beasley Keuangan Negara. Melalui
Mark 2008. Auditing dan jasa
13
(www.presidenri.go.id)
[03/06/2011]
Priyatno,duwi.2011. SPSS Analisis Statistik
Data.Yogyakarta: MediaKom
Satria.budi.2010, Pengaruh Peran
Inspektorat Daerah dan
Pelaksanaan Sistem Pengendalian
Intern Terhadap Terwujudnya
Akuntabilitas Publik. Skripsi.
UNP. Padang.
Singleton,Tommie,et,al. 2006. Fraud
Auditing And Forensic Accounting.
Canada: John Wley and Sons,Inc
Sawyer,B lawrence,moretimer A & James
H.Scheiner.2006.Sawyer’s Internal
Audit. Buku 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Tuanakotta.2007. Association of Certified
Fraud Examiners
(ACFE).Amerika Serikat.
Undang-undang Nomor.15 tahun 2004.
Tentang objek pemeriksaan
Inspektorat daerah. Melalui
(www.presidenri.go.id)
[03/06/2011].

14
LAMPIRAN

c) Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Analisis
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
A. statistik deskriptif Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 49.995 7.141 7.001 .000
Pelaksanaan SPIP .019 .191 .020 .101 .920
Peran Inspektorat -.094 .242 -.076 -.386 .701
Maximu Std. a. Dependent Variable: ABSUT
N Minimum m Mean Deviation

PA 74 38.00 55.00 46.6216 3.88782

PI 74 40.00 55.00 47.0811 3.15689


2. Uji Model
a) Uji F
SPIP 74 51.00 65.00 56.9054 3.98342
ANOVAb

Sum of
Valid N Model Squares df Mean Square F Sig.
74
(listwise) 1 Regression 456.691 2 228.346 25.069 .000a
Residual 646.714 71 9.109
Total 1103.405 73
a. Predictors: (Constant), Peran Inspektorat, Pelaksanaan SPIP
b. Dependent Variable: Penyalahgunaan Aset
B. Teknik Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized b) Koefisien Determinasi

Residual
Model Summary
N 74 Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
Normal Mean .0000000 1 .643a .414 .397 3.01805
a,,b
Parameters Std. 2.97642374 a. Predictors: (Constant), Peran Inspektorat,
Pelaksanaan SPIP
Deviation

Most Extreme Absolute .096


Differences Positive .096 c) Analisis Regresi

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .825
a
Coefficients
Asymp. Sig. (2-tailed) .504 Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
a. Test distribution is Normal. Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 85.164 5.463 15.589 .000
b. Calculated from data. Pelaksanaan SPIP-.324 .147 -.332 -2.206 .031
Peran Inspektorat-.427 .185 -.347 -2.307 .024
a.Dependent Variable: Penyalahgunaan Aset

b) Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics a. Dependent Variable: Penyalahgunaan asset


Model Tolerance VIF
1 Pelaksanaan SPIP .736 1.740
Peran Inspektorat .736 1.740
a. Dependent Variable: Penyalahgunaan Aset

15

You might also like