You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN 8 (DELAPAN)
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR DESTILASI DAN TITIK
DIDIH

OLEH:

NAMA : MUHAMMAD AL –MUSYAFIR KASIM


STAMBUK : F1C1 21 044
KELOMPOK: 8 (DELAPAN)
ASISTEN : MUH. AKBAR ALI SANGKALA

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak

murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur

dengan senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa

kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan

murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian

tinggi, maka proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan suatu

campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.Salah satunya metode

pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun

campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase)

atau campuran heterogen (lebih dari satu fase).

]Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih

fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair- gas, gas-gas,

campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau

lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil

pemisahan yang diinginkan. Suatu contoh pentingnya proses pemisahan

adalah pada proses pengolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan

campuran berbagai hidrokarbon. Pemanfaatan hidrokarbon-hidrokarbon

penyusun minyak bumi akan lebih berharga bila memiliki kemurnian

yang tinggi. Proses pemisahan pada pengolahan minyak bumi dilakukan

dengan metode destilasi.

2
Destilasi atau penyulingan adalah suatu proses pemisahan

komponen yang berdasarkan pada perbedaan titik didih dimana

komponen yang mempunyai titik didih yang rendah duluan keluar

dibanding titik didih yang tinggi.Untuk mengetahui lebih jauh mengenai

proses pemurnian zat cair berdasarkan  titik didih suatu larutan, alat-alat

yang digunakan, jenis–jenis pemurnian zat cair, bagaimana cara

memperoleh suatu destilat dari suatu proses destilasi, memahami prinsip

kerja dari destilasi, membedakan senyawa-senyawa berdasarkan sifat

reaksi kimianya, maka dilakukanlah praktikum mengenai percobaan

pemurnian zat cair, destilasi dan titik didih.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi

dan titik didih adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaiaman prinsip kerja dari destilasi?

1.2.2 Bagaimana cara melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian?

1.2.3 Bagaimana cara membedakan senyawa-senyawa berdasarkan sifat reaksi

kimianya?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin diperoleh pada percobaan pemisahan dan pemurnia zat cair
destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk memahami prinsip kerja destilasi.

1.3.2 Untuk melakukan destilasi pemisahan dan pemurnian.


1.3.3 Untuk membedakan senyawa senyawa berdasarkan sifat reaksi

kimianya.

1.4 Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh pada percobaan pemisahan dan pemurnia zat
cair destilasi dan titik didih adalah sebagai berikut:
1.4.1 Dapat memahami prinsip kerja destilasi.

1.4.2 Dapat melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian.

1.4.3 Dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi

kimianya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk

memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran

akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing.Sehingga Etanol

pada beberapa dekade ini menjadi suatu bahan yang banyak diproduksi

karena fungsinya yang sangat beragam. Dalam dunia oil and gas

Indonesia, Etanol dimanfaatkan karena memiliki nilai oktan yang cukup

tinggi dan dapat diperoleh dengan mudah melalui fermentasi dengan

proses pemurnian menggunakan distilasi.( Kunnakorn dkk,2018)

Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya

berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk

menguap.Dimana zat cair dipanaskan hingga titik didihnya, serta

mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan

mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair Pada kondensor

digunakan air yang mengalir sebagai pendingin.(Kusumo dkk,

2017).Proses distilasi mempunyai prinsip dasar yaitu pemisahan

campuran dengan menggunakan titik didih dan relative volatility nya. Zat

dengan relative volatility yang tinggi akan naik keatas dan akan

dikondensasikan untuk mendapatkan distilat, sedangkan yang gagal

menguap akan diambil sebagai residu.( McCabe. W.L, dkk 2019)


Pada kasus pemisahan azeotrop campuran etanol-air dapat

dipisahkan dengan beberapa metode yakni distilasi bertingkat, pressure

swing distillation, destilasi ekstrakti.Distilasi ekstraktif merupakan suatu

metode pemisahan beberapa komponen yang memiliki beda titik didih

yang rendah. Pemisahan ini dilakukan dengan penambahan zat ketiga

atau disebut ”solvent/entrainer” yang biasanya memiliki titik didih yang

lebih tinggi dari campuran azeotrop yang akan dipisahkan.(Wibowo

dkk,2018)

Untuk azeotropik encer ini memenuhi tugas pemisahan untuk

campuran azeotropik encer. Dengan pelarut yang efisien campuran,

seringkali lebih ekonomis untuk terlebih dahulu memurnikan campuran

encer hingga mendekati tersedia, kolom ekstraksi dapat digunakan untuk

mengekstrak senyawa organik sementara komposisi azeotropik dan

kemudian masuk ke bagian pemisahan azeotropik oleh beberapa

meninggalkan air dalam fase rafinat. Pemurnian lebih lanjut dari ekstrak

dan rafinat metode pemisahan yang umum tersedia seperti distilasi

tekanan-ayun, ekstraktif, fase diperlukan untuk memurnikan senyawa

organik dan juga air dengan kemurnian tinggi. Perkenalan distilasi, atau

distilasi azeotropik heterogen.(huang dkk,2017)


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan pemisahan dan pemurnian zat cair destilasi dan titik

didih dilaksanakan pada hari selasa, 4 oktober 2022, pukul 13:00-15:29

WITA dan bertempat di laboratorium kimia organik,jurusan

kimia,fakultas MIPA,Universitas Halu Oleo.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu alas

bulat, termometer,kondensor,adaptor/konektor,statif dan klem, serta

erlenmeyer

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah adalah 15

ml metanol (CH3OH) dan 25ml aquades (H2O)


3.5 Prosedur Kerja

Destilasi Sederhana

- dirangkai peralatan destilasi sederhana

15 mL CH3OH 25 mL H2O

- dicampur
- dimasukan kedalam alas bulat

40 mL Campuran

CH3OH-H2O
- dipanaskan
- diamati dan dicatat suhu
pada tetesan pertama
mulai jatuh
- dikontrol suhunya agar
mendekati suhu didih
metanol
- diberhentikan pemanasan
jika metanol berhenti
mendidih

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil

4.1.1 Data Pengamatan

N Bahan Sebelum Sesudah

1 Aquades 25 mL

2 Metanol 15 mL

3 Volume Keseluruhan 40 mL

4 Volume Setelah Pemisahan 7,5 mL

4.1.2 Mekanisme Reaksi

9
4.1.3 Rangkaian Alat

4
5
6

Keterangan :

1. Thermometer

2. Statif dan klem

3. Konektor

4. Kondensor

5. Erlenmeyer

6. Labu alas bulat

7. Elektomantel

4.1.4 Analisis Data

 Volume Campuran : 40 mL

 Volume Aquades : 25 mL

 Volume Metanol : 15 mL

 Volume Akhir (Destilat) : 7,5 mL


Ditanyakan : Rendemen ……?

Volume metanol awal−volume destilat


Penyelesaian : Rendemen = ×100 %
volume campuran

15 mL−7,5 ml
= ×100 %
40 mL

( 7,5 mL )
= =18,75%
40 mL

4.2 Pembahasan

Salah satu cara untuk mengerjakan destilasi yaitu dengan cara

mengurangi tekanan pada temperatur tetap. Tetapi yang lebih umum

adalah mendestilasi pada tekana n tetap dengan menaikan temperatur.

Jika dalam destilasi sederhana, uapnya diambil dan dikondensasi, maka

suatu metode destilasi terfraksi dilakukan berulang-ulang secara

berurutan. Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik

pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang

memiliki perbedaan titik didih yang jauh.

Percobaan ini menggunakan destilasi sederhana untuk memisahkan

metanol dari campuran metanol-air. Karena metanol dan air keduanya

merupakan senyawa polar. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki titik

didih yang tinggi. Titik didih metanol adalah 64,75ºC, sedangkan titik

didih air adalah 100ºC. Titik didih air lebih tinggi dari pada metanol

dikarenakana ikatan hidrogen air dapat membentuk lebih banyak

dibandingkan metanol sehingga air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen

dengan molekul air lainnya. Dimana pada satu molekul air terdapat dua

atom H yang dapat mengikat dua atom O dari molekul air yang lain dan
terdapat satu atom O yang dapat mengikat satu atom H dari molekul air

lainnya. Semakin kuatnya ikatan hidrogen yang terbentuk menyebabkan

kenaikan titik didih. Ini disebabkan ikatan hidrogen yang sangan kuat

membutuhkan energi yang kuat pula untuk bisa memutuskan ikatan

hidrogen. Sehingga untuk bisa membuat air mendidih dibutuhkan suhu

yang lebih besar dibandingkan suhu untuk mendidihkan metanol.

Memurnikan metanol dalam air syaratnya titik didih metanol

harus lebih rendah dari pada air. Sehingga pada proses pemanasan

campuran metanol akan lebih dulu menguap dibandingkan air. Dimana

pada suhi 58ºC tekanan uap metanol, menjadi sama besar dengan

tekanan uap sekelilingnya (1 atm) maka molekul-molekul metanol

disemua bagian cairan mulai menguap. Hal tersebut dikarenakan

peningkatan suhu dan penururnan tekanan uapnya keadaan ini

berlangsung disemua bagian cairan Sehingga pada suhu ini metanol

mendidih. Kemudian uap metanol tersebut bergerak menuju tekanan

yang lebih rendah. Pada bagian ujung adaptor terdapat penampung

destilat terdapat lubang sebagai pengurang tekanan. Sehigga Hal ini

disebabkan karena tekanan dan suhu konstan yang diberikan oleh aliran

air dari celah masuk dan celah keluar.

Menurut Vogel (1996) rendemen yang ideal adalah 100%, jika

rendemen suatu senyawa diatas 90% maka disebut excellent, untuk nilai

rendemen diatas 80% disebut very good, selanjutnya jika didapat nilai

rendemen sebanyak 70% maka disebut good, diatas 50% disebut fair dan
dibawah 40% disebut poor. Sedangkan nilai rendemen yang diperoleh

pada praktikum ini 18,75% yang berarti berada dibawah 40% sehinggai

nilai rendemen yang didapatkan bisa dikatakan poor atau rendah. Berbagai

factor bisa mempengaruhi nilai rendemen seperti waktu, suhu, pengadukan

dan pelarut.
V. KESIMPULAN

5.1 kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan pemisahan dan pemurnian

zat cair destilasi dan titik didih sebagai berikut:

5.1.1 Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi dapat terjadi

karena adanya penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya

dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair

menjadi berbentuk uap.

5.1.2 Pada destilasi sederhana, pemisahannya berdasarkan perbedaan titik

didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka zat yang titik didihnya

lebih rendah akan menguap lebih dahulu. Destilasi ini dilakukan pada

tekanan atmosfer.

5.1.3 Titik didih metanol murni adalah 64,7°C sedangkan air adalah 100°C

(kondisi standar). Pada suhu 64,7°C metanol lebih dulu menguap dari

pada air. Titik didih air lebih tinggi jika dibandingkan dengan metanol,

hal ini karena ikatan hidrogen pada molekul air dapat membentuk lebih

banyak dibandingkan metanol.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kunnakorn, D., Rirkosombon T., dkk, 2018, Techno-economic Comparison of

Energy Usage Between Azeotropic Distillation and Hybrid System for

Etanol-Water Separation, Jurnal Renewable Energy, Vol 51, Hal 310-316.

Kusumo, F., & Milano, J. (2017). Optimization of bioethanol production from

sorghum grains using artificial neural networks integrated with ant colony.

Industrial Crops and Products. 97 : 146-155

McCabe. W.L, 2019, Unit Operation of Chemical Engineering, 5th Edition,

McGraw Hill Book Company, New York 1.(1)

Wibowo, Agung Ari, Lusiani, C.E., dkk, 2018, Simulasi Chemcad : Studi Kasus

Distilasi Ekstraktif pada Campuran Terner n-Propil Asetat/n-Propanol/Air,

Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan, 2 (2), Hal 75-83.

Yu, B. Y., Huang, R., Zhong, X. Y., Lee, M. J., & Chien, I. L. (2017). Energy-

efficient extraction–distillation process for separating diluted acetonitrile–

water mixture: rigorous design with experimental verification from ternary

liquid–liquid equilibrium data. Industrial & Engineering Chemistry

Research, 56(51), 15112-15121.

15

You might also like