Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Organik Perc - Ix
Laporan Praktikum Organik Perc - Ix
PERCOBAAN IX
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT
(REKRISTALISASI DAN SUBLIMASI)
OLEH:
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sehari-hari beberapa zat yang tidak murni. cara memurnikan zat tersebut bisa
yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi.
Bila zat tersebut merupakan zat cair maka dapat dilakukan metode destlasi untuk
kristalisasi, namun bila zat padat tersebut bersifat volatil maka pemurniannya
ukuran partikel sangat kecil. Semakin kecil ukuran partikel dari campuran yang
ingin dipindahkan maka semakin sulit untuk memisahkannya. Untuk itu, ilmu
kimia menyediakan berbagai macam metode pemisahan dan pemurnian suatu zat
tercampur mulai dari yang sederhana yang sudah banyak diterapkan sehari-hari
perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan dan pemurnian zat dari
memurnikan zat dari campurannya sesuai dengan metode yang tepat titik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pemisahan dan pemurnian zat
padat perlu dilakukan untuk mengetahui beberapa cara atau teknik dalam
Dalam percobaan ini akan dilakukan pemisahan dan pemurnian zat padat
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan “Pemisahan dan Pemurnian Zat
D. Manfaat
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur, dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat
yang telah tercemar atau tercampur. Cara atau metode pemisahan campuran,
bergantung pada jenis wujud dan sifat campuran yang terkandung di dalamnya.
garam menjadi garam industri dengan bahan baku air garam. Metode tersebut
organik dapat membentuk kristal seperti gula, lemak, protein, dan pati. Kristalisasi
adalah teknik atau cara yang banyak digunakan untuk pemurnian dan pemisahan
kontrol sifat fisik padatan molekul termasuk obat-obatan, bahan kimia, pewarna,
pigmen serta bahan fungsional lainnya. Dasar metode kristalisasi adalah kelarutan
bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik didih (Ahmed et al, 2019).
cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai. Rekristalisasi jika dilakukan pada suhu yang tepat, dapat bervariasi
berdasarkan struktur mikro dan parameter lainnya. Misalnya pada laju pemanasan
yang dapat mempengaruhi suhu rekristalisasi. Disamping itu, waktu anil juga
komponen yang tidak dapat menyublim, sehingga kotoran yang akan menyublim
akan tertinggal. Sublimasi juga dapat dijelaskan atas dasar teori kinetik. Dalam
prakteknya, sublimasi terjadi dalam campuran gas, dimana adanya sejumlah gas
yang tidak dapat menyublim atau mengendap, akan berpengaruh pada seluruh
benzoic acid adalah padatan kristal tidak berwarna, yang merupakan asam
1. Alat
buchner, pipet tetes, pipet ukur, bunsen, kertas saring whattman, corong,
desikator.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : padatan asam benzoat
terbagi menjadi 3 yaitu uji kelarutan, reakristalisasi asam benzoat, dan sublimasi.
1. Uji Kristalisasi
2 g asam benzoat
dihomogenkan
dipanaskan menggunakan
bunsen hingga V2 dari
volume awal
disaring menggunakan kertas
saring whattman
Filtrat Residu
Kristal Filtrat
24,85%
3. Sublimasi
6 g kamper
sublimasi
0,35%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pemgamatan
a. Uji Kelarutan
c. Sublimasi
Terbentuk kristal
Ditunggu hingga
2 dibawah permukaan
beberapa menit.
cawan petri.
2. Analisis Data
. pengotor . a al . akhir
g- g
g
. pengotor . a al . akhir
g g
g
Pemisahan dan pemurnian zat padat pada percobaan kali ini dilakukan
yang dilakukan dalam pemisahan zat padat yang berada dalam suatu komponen
sublimasi merupakan proses perubahan wujud dari padat menjadi gas tanpa
Langkah pertama dari percobaan ini yaitu uji kelarutan, guna untuk
memilih pelarut yang sesuai. Percobaan ini dilakukan dengan cara mencampurkan
pelarut yang sudah disiapkan ke dalam 4 tabung reaksi yang berisi 0,2 g asam
Tabung yang berisikan asam benzoat dengan pelarut aquades pada saat
heksana membutuhkan waktu yang lama untuk larut, hal ini disebabkan karena
titik didih n-heksan yang tinggi, sama halnya air. Saat setelah dipanaskan, larutan
tidak membentuk endapan putih, akan tetapi saat setelah didinginkan , larutan
dalam tabung ini membentuk kristal yang artinya pada tabung ini terjadi proses
kristalisasi, sehingga n-heksan juga bisa dikatakan pelarut murni yang dapat
digunakan dalam proses rekristalisasi. Asam benzoat sangat cepat larut saat
tetapi hasil dari larutan tersebut hanya membentuk butiran kristal saat setelah
rekristalisasi.
benzoat. Pada percobaan ini, dimasukkan 2 g asam benzoat kedalam gelas kimia
panas kedalamnya guna untuk mempercepat asam benzoat tersebut larut. Larutan
kemudian dipanaskan diatas kasa asbes pada kaki tiga menggunakan pembakar
bunsen hingga asam benzoat tersebut larut. Setelah asam benzoat larut dalam air,
whattman guna untuk mengambil filtrat dan memisahkan residu dari larutan
dialiri air, sehingga terbentuk kristal asam benzoat dalam erlenmeyer tersebut.
Kristal dalam labu erlenmeyer kemudian disaring dengan alat corong buchner,
kedalam desikator selama satu hari, guna untuk menghilangkan air dan kristal dari
hasil pemurnian yang dilakukan. Hasil dari percobaan ini yaitu asam benzoat
Gelas kimia lalu ditutup dengan cawan petri yang diatasnya tedapat es batu yang
telah dihancurkan. Kamper yang bercampur pasir di dalam gelas kimia akan
tersebut yang telah menjadi gas akan tertingga. Hasil percobaan tersebut berupa
kristal. Kristal tadi diambil kemudian ditimbang guna untuk mendapatkan berat
rendemennya.
yaitu 24,85%. Pada percobaan sublimasi, hasil berat yang didapat yaitu 0,035 g
dan persentase rendemennya yaitu 0,35%. Rendemen yang ideal adalah 100%,
jika rendemen suatu senyawa diatas 90% maka disebut excellent, untuk nilai
rendemen diatas 80% disebut verry good, selanjutnya jika didapat nilai rendemen
sebanyak 70% maka dapat disebut good, diatas 50% disebut fair dan dibawah
pada proses sublimasi yaitu poor (0,35%). Penyebab rendemen kurang dari 40%
pada proses sublimasi kemungkinan karena kualitas pasir atau kurangnya kamper
yang digunakan..
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
kali, agar zat yang melewati proses pemisahan dan pemurnian mendapatkan
2. Pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang dapat melarutkan zat yang
pertama dilakukan untuk memisahkan residu dan filtrat dan tahap kedua
B. Saran
Saran untuk percobaan kedepannya yaitu agar alat dan bahan bisa
Ahmed, B., Brown, J.C., McGlone, T., Bowering, L.D., Sefcil, J., Florence, J.A.,
2019, Engineering Of Acetaminophen Particle Attributes Using a Wet
Milling Crystallisation Platform, International Journal of Pharmaceutics,
(554), 201-211.
Dewanti, P.D., Arifuddin, Adhi, P.R., Saraswati, A.A., Murti, S.D.S., Prayitno, J.,
Santoso, D.A., 2021, Kajian Lingkungan Pengembangan Produksi Garam
Industri Di Indonesia, Jurnal Rekayasa Lingkungan, (14)(2), 146-155.
E. Lang, H. Schamis, N. Madden, C. Smith, R. Kolasinski , J. Krogstad, J.P.
Allain, 2021, Recrystallization Suppression Through Dispersion-
Strengthening of Tungsten, Journal of Nuclear Materials, (545).
Mao, X., Yang, Q., Chen, D., Yu, B., He, J., 2019, Benzoic Acid Used as Food
and Feed Additives CanRegulate Gut Functions, Biomed Research
International, 1-6.
Polikarpov, A., Graur, I., Sharipov, F., 2020, Sublimation and Deposition in
Gaseous Mixtures, HAL Archives Ouverte (160).
Wibowo, E.A., Saputra, K.A., Susidarti, A.R., 2018, Optimasi Sintesis Senyawa
1-(2,5-Dihidroksifenil)-(3-Pyiridine-yl) Propenon Sebagai Antiinflamasi
Menggunakan Variasi Katalis NaOH, Jurnal Farmasi Indonesia, 15(2),
202-208.