You are on page 1of 16

BAB 4

PEMECAHAN MASALAH

4.1 Indikator Penilaian dan Tolak Ukur Keluaran Program


Setiap tahunnya dikeluarkan indikator kinerja utama (outcome) dan indikator
kinerja (output) Puskesmas Nanga Pinoh sebagai tolak ukur program-program yang
ada di puskesmas. Pada tahun 2021 terdapat 14 indikator di Puskesmas Nanga Pinoh
yang belum mencapai target. Berikut indikator dan tolak ukur program tersebut adalah:
Tabel 4.1 Identifikasi Masalah Puskesmas Nanga Pinoh. Capaian Indikator
Kinerja Utama
Rumusan Masalah Target Pencapaian Kesenjangan Sumber
(%) (%) (%) Data
1 Cakupan Pertolongan 85 83,6 1,4 (-) PKP
Persalinan oleh Tenaga
Kesahatan Puskesmas
Nanga Pinoh
2 Presentase Anak Usia 0 – 88 64 24 (-) PKP
59 bulan yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan
3 Cakupan Pelayanan Anak 90 78 12 (-) PKP
Balita sesuai Standar
4 Cakupan Balita di Bawah 3,5 1 24.1 (-) PKP
Garis Merah
5 Persentase Bayi yang Baru 52 78,9 5 (-) PKP
Lahir mendapat Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
6 Persentase Bayi usia 53 49,24 3,8 (-) PKP
kurang dari 6 bulan yang
mendapatkan ASI
eksklusif
7 Persentase ibu nifas 85 100 - PKP
mendapat kapsul vitamin
A
8 Persentase Orang Dengan 100 40 60 (-) PKP
Gangguan Jiwa (ODGJ)
Berat yang mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Jiwa
sesuai Standar
9 Persentase Posyandu 55 55 0 (-) PKP
Purnama Mandiri
1 90 82,4 7,6 (-) PKP
Angka Bebas Jentik
0
1 Persentase Anak Usia 0 - 92,5 68,34 23,6 (-) PKP
1 11 bulan yang mendapat
Imunisasi Dasar Lengkap
1 Persentase Penderita 100 7 93 (-) PKP
2 Hipertensi mendapat
Pelayanan Kesehatan
sesuai Standar
1 Persentase Warga Negara 100 60 40(-) PKP
3 Usia 15 - 59 Tahun
mendapatkan Skrining
Kesehatan sesuai Standar
1 Persentase Penyandang 100 77 23 (-) PKP
4 Diabetes Melitus yang
mendapatkan Pelayanan
Kesehatan sesuai Standar
1 Puskesmas dengan 55 55 - PKP
5 Posyandu lansia
1 Pelayanan Kesehatan pada 80 44,68 35,3 PKP
6 usia lanjut
1 30 30 - PKP
Home Care
7
4.2 Identifikasi Prioritas Masalah

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas, dan tidak


memungkinkannya untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu
dilakukan pemilihan prioritas masalah yang merupakan masalah terbesar.
Penentuan prioritas masalah kami lakukan ialah dengan menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan metode teknik scoring 1-5. Untuk setiap
kriteria diberikan nilai dalam rentang 1 (tidak penting) hingga 5 (sangat penting).
Masalah yang menjadi prioritas utama ialah masalah dengan nilai tertinggi.
a) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain
adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
c) Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin
memburuk kalau dibiarkan.
No Rumusan Masalah U S G Skor Urutan
Prioritas
1 Penderita hipertensi mendapatkan pelayanan 5 5 5 15 1
kesehatan sesuai standar
2 Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa 2 4 3 10 5
(ODGJ) Berat yang mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Jiwa sesuai Standar
3 Pelayanan Kesehatan pada usia lanjut 3 4 4 11 4
4 Persentase Warga Negara Usia 15 - 59 4 4 4 12 3
Tahun mendapatkan Skrining Kesehatan
sesuai Standar
5 Presentase Anak Usia 0 – 59 bulan yang 4 5 4 13 2
mendapatkan pelayanan kesehatan

Indikator persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan


kesehatan sesuai standar menjadi salah satu indikator yang dipertimbangkan dalam
evaluasi program ini. Berdasarkan metode USG diberikan nilai 5 pada indikator
Urgency (U) dikarenakan hal ini cukup mendesak untuk ditangani karena
keterlambatan deteksi dini, pemeriksaan pengukuran tekanan darah dan pengobatan
penderita hipertensi yang rutin dapat menimbulkan perkembangan penyakit
hipertensi yang berkomplikasi secara akut hingga kronis. Serta diberikan nilai 5
untuk indikator Seriousness (S) dikarenakan apabila tidak segera ditangani, maka
ditakutkan kasus penderita hipertensi akan berkembang menjadi hipertensi dengan
komplikasi dan akan berpengaruh terhadap kualitas hidup orang tersebut hingga
dapat menimbulkan kematian. Nilai 5 untuk indikator Growth (G) karena kesadaran
masyarakat mengenai masalah ini tidak menunjukkan perbaikan sehingga
meningkatnya angka pertumbuhan penderita hipertensi setiap tahunnya.
Berdasarkan metode USG diatas, diperoleh prioritas masalah utama yaitu
pada indikator persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar berdasarkan data indikator capaian kinerja utama. Oleh
karena itu kami mengambil program tersebut untuk menjadi bahan evaluasi.

4.3 Identifikasi Penyebab Masalah


Sesuai dengan pendekatan sistem, pencapaian persentase yang meliputi man,
material, method, money, dan environment. Untuk mengidentifikasi penyebab
masalah yang mempengaruhi keberhasilan persentase penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar maka kami berupaya
menemukan dan menganalisa penyebab masalah berdasarkan aspek man, material,
method, money dan environment.
Identifikasi masalah dapat kami susun setelah kami mendapatkan data yang
bersumber dari wawancara dengan penanggung jawab program persentase penderita
hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur, kepala puskesmas, petugas
puskesmas (dokter, perawat dan bidan), masyarakat, dan observasi langsung ke
lapangan. Daftar masalah yang mempengaruhi tingkat persentase penderita hipertensi
yang mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar, yaitu:

Tabel 4.3 Identifikasi Faktor Penyebab Masalah


No Faktor Masalah Tolak Ukur Keterangan
. Penyebab
Manusia
1. Petugas Keterbatasan jumlah Wawancara dengan Petugas Puskesmas
kesehatan petugas yang penanggung jawab Nanga Pinoh yang
memiliki pengetahuan program, dokter memiliki
mengenai pelayanan dan petugas yang pengetahuan
sesuai standar pada berada Puskesmas pelayanan
pasien penderita Nanga Pinoh kesehatan sesuai
hipertensi standar pada
penderita
hipertensi disetiap
kegiatan diluar
gedung maupun
dalam gedung
untuk memberikan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar.
2. Masyarakat Kurangnya tingkat Wawancara dengan Penderita
pengetahuan penanggung jawab hipertensi masih
masyarakat penderita program dan belum memahami
hipertensi mengenai penderita tentang pentingnya
pelayanan sesuai hipertensi yang mendapatkan
standar, tingkat berobat di pelayanan
kepatuhan masyarakat Puskesmas Nanga kesehatan yang
untuk berobat di Pinoh sesuai standar
Puskesmas Nanga
Pinoh
3. Petugas Kurangnya kerjasama Wawancara dengan Kurang baiknya
internal dan koordinasi lintas penanggung jawab kerjasama dan
maupun internal maupun program, petugas koordinasi lintas
sektoral sektoral yang kurang dan hasil observasi internal maupun
baik sektoral sehingga
Tidak terdapatnya
sistem pencatatan
pelayanan
penderita
hipertensi sesuai
standar yang baik
di luar puskesmas
seperti apotik
swasta dan
posyandu sehingga
data penderita
hipertensi yang
mendapatkan
pelayan kesehatan
sesuai standar
mengalami under
report

No Faktor Masalah Tolak Ukur Keterangan


. Penyebab
Metode
1. Penyuluhan Metode berupa Wawancara dengan Penyuluhan sudah
penyuluhan yang penanggung jawab dilakukan oleh
kurang dapat program, petugas petugas, namun
menjangkau dan kepala belum menjangkau
masyarakat secara puskesmas seluruh masyarakat
luas dan kurang dan masih banyak
menarik masyarakat yang
belum memiliki
pengetahuan cukup
2. Jumpa Darti mengenai
Manis Metode berupa Wawancara dengan pelayanan sesuai
Jemput Pasien penanggung jawab standar pada
Darah Tinggi dan program, petugas penderita
Kencing Manis dan kepala hipertensi
puskesmas Program Darti
Manis sudah
dilakukan oleh
petugas, namun
terdapat beberapa
3. Evaluasi kesulitan seperti

Kepatuhan jarak rumah pasien


Tidak adanya Wawancara dengan
Minum Obat pencatatan yang terlalu jauh ,
pasien, penanggung
Pada Pasien mengenai pasien yang tinggal
jawab program,
Hipertensi tidak selalu ada
kepatuhan minum petugas dan kepala
dirumah dan
obat pada pasien puskesmas
jumlah petugas
hipertensi
program Jumpa
Darti Manis yang
masih sedikit.
Tidak adanya
pencatatan
mengenai
kepatuhan minum
obat pada pasien
hipertensi sehingga
tingkat kepatuhan
minum obat tidak
diketahui.

No Faktor Masalah Tolak Ukur Keterangan


. Penyebab
Material
1. Media Masih kurangnya Wawancara dengan Waktu pemutaran
Promkes pemanfaatan media penanggung jawab video promkes dan
khusus sebagai alat program, penyebaran leaflet
promosi kesehatan masyarakat, dan mengenai pelayan
seperti leaflet dan hasil observasi. yang sesuai standar
video mengenai pada penderita
pelayanan sesuai hipertensi yang
standar pada penderita tidak rutin sehingga
hipertensi. informasi tidak
sampai pada
sasaran yaitu
masyarakat
penderita
hipertensi.
2. Media Kurangnya Wawancara dengan Program
Publikasi pemanfaatan media penanggung jawab Puskesmas Nanga
Program publikasi tertulis program, Pinoh dilakukan di
mengenai program masyarakat, dan Puskesmas dan
pelayanan kesehatan hasil observasi. Posyandu PTM
sesuai standar pada namun
penderita hipertensi penyampaian
seperti spanduk, informasi ini hanya
poster serta bersifat mouth to
pemanfaatan media mouth melalui
sosial. Puskesmas kepada
kader setiap
Posyandu PTM,
tidak tersediany
media publikasi
tertulis seperti
spanduk, poster
serta pemanfaatan
media sosial.
No Faktor Masalah Tolak Ukur Keterangan
. Penyebab
1. Uang Alokasi dana khusus Wawancara dengan Alokasi dana
untuk pelaksanaan pemegang program khusus cukup
program cukup baik. dan kepala sehingga
puskesmas. seharusnya tidak
sulit untuk
melaksanakan
kegiatan dalam
rangka pencapaian
kinerja penderita
hipertensi yang
mendapatkan
pelayanan sesuai
standar

No Faktor Masalah Tolak Ukur Keterangan


. Penyebab
Lingkungan
1. Keluarga Kurangnya Wawancara dengan Masih
kepedulian keluarga beberapa pasien kurangnya
sehingga pasien hipertensi yang tidak pengetahuan
tidak dapat berobat rutin berobat keluarga pasien
karena terkendala mengenai
transportasi pentingnya
pengobatan
hipertensi untuk
mengantar
pasien pergi
memeriksakan
dan berobat ke
puskesmas untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan yang
sesuai standar
2 Kebiasaan Banyaknya pasien Wawancara dengan Masih
yang membeli obat beberapa pasien kurangnya
antihipertensi sendiri hipertensi yang tidak pengetahuan
di apotik swasta rutin berobat pasien mengenai
karena terkandala pentingnya
jarak antara rumah pengobatan
dan puskesmas hipertensi

Identifikasi dengan menggunakan tabel seperti yang tercantum di atas dapat


mempermudah penjabaran masalah bagi tiap-tiap bidang diharapkan juga dapat
mempermudah dalam menyimpulkan suatu solusi bagi permasalahan yang ada. Setelah
mengetahui masalah-masalah yang ada, langkah selanjutnya ialah mengidentifikasi akar
permasalahan, dalam hal ini kami menggunakan diagram fishbone

Persentase penderita hipertensi


yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar

METODE MANUSIA

Metode berupa penyuluhan yang Keterbatasan jumlah petugas yang


kurang dapat menjangkau masyarakat memiliki pengetahuan mengenai pelayanan
secara luas serta penyuluhan yang sesuai standar pada penderita hipertensi
kurang menarik

Keterbatasan pada Metode berupa ( Jumpa Kurangnya pengetahuan masyarakat serta


Darti Manis ) Jemput Pasien Darah Tinggi kepatuhan masyarakat untuk berobat dan
dan Kencing Manis seperti seperti jarak memeriksakan dirinya
rumah pasien yang terlalu jauh , pasien
yang tinggal tidak selalu ada dirumah dan
jumlah petugas program Jumpa Darti
Kurangnya kerjasama dan koordinasi yang
baik lintas program internal maupun
sektoral, sehingga sistem pencatatan
kurang baik

Tidak adanya pencatatan mengenai


kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi

LINGKUNGAN MATERIAL

Kurangnya kepedulian keluarga Kurangnya pemanfaatan media publikasi


dalam pengambilan obat pasien tertulis mengenai program seperti poster,
hipertensi. spanduk, dan pemanfaatan media sosial

Banyaknya pasien yang membeli Masih kurangnya pemanfaatan media


obat antihipertensi sendiri di khusus sebagai alat promosi kesehatan
apotek swasta karena terkandala seperti pemanfaatan video promkes dan
jarak antara rumah dan puskesmas leaflet

Gambar 4.3. Diagram Fishbone

4.4 Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah

Penentuan prioritas penyelesaian masalah dilakukan untuk memilih alternatif


penyelesaian masalah yang paling menjanjikan. Pemilihan/penentuan prioritas cara
pemecahan masalah ini dilakukan dengan memakai teknik kriteria matriks. Dari
berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat maka akan dipilih satu
cara pemecahan masalah yang dianggap paling baik dan memungkinkan.

Tabel 5. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah


Alternatif Penyelesaian CARL
No. Total Ranking
Masalah C A R L
Pembentukkan kader hipertensi
dari masyarakat di setiap RW di
1. wilayah kerja Puskesmas Nanga 5 4 4 3 240 II
Pinoh Sebagai Perpanjangan
Tangan dari Jemput DartiManis.

2. Pembuatan Buku Saku Hipertensi 4 4 4 4 256 I

Pembuatan Aplikasi Khusus yang


3. Menghubungkan Apotek dan 4 4 3 4 144 III
Puskesmas Nanga Pinoh
Pembuatan leaflet dan video
4.
promosi khusus mengenai 4 4 4 2 128 IV
Hipertensi
Home Visit untuk pasien prioritas
5. 4 3 2 4 96 VI
Hipertensi
Pembuatan Aplikasi Khusus yang
Menghubungkan antara Klinik
6. 4 4 3 4 144 III
Mandiri dan Puskesmas Nanga
Pinoh
Pembentukan posyandu darah
7. 5 3 2 4 120 V
tinggi ( Rumah Darti )

Berdasarkan tabel 5, terdapat tujuh prioritas alternatif penyelesaian masalah dan


kami memilih tiga teratas sebagai prioritas alternatif penyelesaian masalah. Prioritas
alternatif penyelesaian masalah pertama yaitu Pembuatan Buku Saku Hipertensi , yang
kedua adalah Pembentukkan kader hipertensi dari masyarakat di setiap RW di wilayah
kerja Puskesmas Nanga Pinoh dan yang ketiga Pembuatan Aplikasi Khusus yang
Menghubungkan Apotek / Klinik Mandiri dan Puskesmas Nanga Pinoh.
Kami memutuskan memilih pembuatan buku saku hipertensi sebagai prioritas
alternatif penyelesaian masalah sebagai pilihan utama dalam pemecahan masalah
dalam evaluasi program ini karena masalah terbesar yang ada di lapangan adalah
kurangnya data dalam kepatuhan minum obat pasien sehingga diharapkan dengan
adanya buku saku hipertensi ini, sistem pendataan bagi pasien hipertensi di Puskesmas
Nanga Pinoh dapat meningkatkan angka kepatuhan minum obat pasien hipertensi di
wilayah Puskesmas Nanga Pinoh.
Diharapkan dengan adanya buku saku hipertensi ini dapat dijadikan sebagai
media untuk mendata, mengontrol serta mengevaluasi kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh.
Diharapkan persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar meningkat sehingga diharapkan capaian progam ini dapat
meningkat dan mencapai target.

4.5 Perencanaan dan Alternatif Penyelesaian Masalah


Beberapa alternatif penyelesaian masalah dapat diajukan untuk menyelesaikan
permasalahan mengenai tingginya angka Hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dikaitkan dengan masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi sebelumnya.
Alternatif penyelesaian masalah dapat diajukan untuk menyelesaikan permasalahan
adalah sebagai berikut:
4.1.1 Perekrutan Kader Hipertensi dari Masyarakat di Setiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Nanga Pinoh
a. Tujuan
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Penyakit Tidak
Menular yang dilakukan di wilayah Puskesmas Nanga Pinoh untuk meningkatkan
jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar.
b. Waktu dan Tempat
Waktu : Setiap Bulan
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Nanga Pinoh
c. Pelaksana
Petugas Puskesmas yang sudah mengikuti pelatihan sebelumnya mengenai
pelayanan sesuai standar pada penderita hipertensi.

d. Sasaran
Masyarakat di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh
e. Target
Masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai pelayanan sesuai standar pada
penderita hipertensi dapat meningkat.
f. Pelaksanaan
1. Kegiatan pelatihan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pelayanan
sesuai standar pada penderita hipertensi dan pemilihan kader di setiap desa di
wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh.
g. Monitoring dan Evaluasi
1. Setiap kader dinyatakan berhasil jika mendapatkan 15 pasien hipertensi dalam 1
bulan dan dapat melakukan pengobatan secara teratur di puskesmas.
2. Setiap kader dinyatakan berhasil jika dapat mendapatkan 10 pasien baru yang
menderita hipertensi dalam 1 bulan dan dapat berobat secara teratur di
puskesmas.
h. Evaluasi
1. Setiap 2 bulan sekali para kader akan mengadakan pertemuan untuk membahas
permasalahan dan hambatan yang sering terjadi dan akan dibahas secara
bersama.
2. Setiap kader yang mendapatkan keberhasilan dalam 6 bulan mencapai 50 pasien
lama dan 30 pasien baru akan mendapatkan reward dari puskesmas berupa
tambahan kebutuhan pokok

4.1.2. Pembuatan Buku Saku Hipertensi


a. Tujuan
1. Membuat sistem pendataan terbaru terhadap masyartakat Puskesmas Nanga
Pinoh yang menderita hipertensi.
2. Sebagai media untuk memantau perkembangan penyakit hipertensi serta
kepatuhan berobat terhadap pasien yang sudah terdiagnosis hipertensi.
3. Sebagai media evaluasi terhadap pasien penderita hipertensi yang memiliki
kendala yang mempengaruhi kepatuhan pasien unrtuk berobat.
b. Waktu dan Tempat
Waktu : Setiap hari
Tempat : poli pemeriksaan umum
c. Pelaksana
Petugas puskesmas yang bertugas di pelayanan poli pemeriksaan umum.
d. Sasaran
Masyarakat penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh.

e. Target
1. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh yang menderita hipertensi
mengetahui tekanan darah dan dapat menerima infornasi mengenai hipertensi .
2. Pendataan lengkap sehingga dapat mengontrol dan memiliki data mengenai
penderita hipertensi di wilayah kerjanya.
f. Pelaksanaan
1. Setiap pasien yang terdiagnosis hipertensi baik yang sudah maupun yang akan
memulai terapi diberikan buku saku hipertensi.
2. Buku saku hipertensi wajib dibawa setiap pasien datang kontrol ke Puskesmas
maupun saat pasien membeli obat di apotek.
3. Petugas kesehatan wajib mengisi buku tersebut.
g. Monitoring
1. Buku hipertensi wajib dimiliki 20 pasien dalam 1 bulan, dan dapat diisi dengan
lengkap dan berjenjang.
2. Buku hipertensi wajib dimiliki oleh pasien baru penderita hipertensi.
h. Evaluasi
1. Setiap 6 bulan sekali akan ada pendataan seberapa banyak pasien yang sudah
menggunakan buku hipertensi, dan apakah dapat berjalan dengan sebagai
semestinya.

4.1.3. Pembuatan Aplikasi Khusus yang Menghubungkan Apotek Swasta / Pusat


Kestan Mandiri dan Puskesmas Nanga Pinoh
a. Tujuan
1. Sebagai media untuk mengetahui jumlah pembelian obat anti-hipertensi dan
mendata masyarakat yang membeli obat anti-hipertensi di apotek di wilayah
kerja Puskesmas Nanga Pinoh.
2. Sebagai media untuk memantau kepatuhan berobat terhadap pasien yang sudah
terdiagnosis hipertensi.
b. Waktu dan Tempat
Waktu : Setiap Hari
Tempat : Puskesmas Nanga Pinoh dan Apotek di Wilayah Kerja Puskesma
Nanga Pinoh

c. Pelaksana
Petugas kesehatan di Puskesmas Nanga Pinoh dan Petugas Apotek di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanga Pinoh.

d. Sasaran
Masyarakat penderita hipertensi di daerah Pontianak Selatan yang membeli
obat anti-hipertensi di Apotek di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh.

e. Target
1. Pendataan lengkap sehingga dapat mengontrol dan memiliki data
mengenai penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Nanga Pinoh
yang membeli obat anti-hipertensi di apotek setempat.
2. Meningkatkan angka kepatuhan minum obat bagi masyarakat Pontianak
Selatan yang sudah terdiagnosis Hipertensi
f.Pelaksanaan
1. Petugas apotek mencatat identitas konsumen yang membeli obat anti-
hipertensi di apotek dan melaporkan ke Puskesmas Nanga Pinoh.
2. Petugas Puskesmas mendata dan melakukan follow up terhadap pasien
penderita hipertensi yang membeli obat di apotek tersebut.
g. Monitoring
1. Setiap 2 minggu sekali petugas dari apotek swasta atau klinik mandiri
mengirimkan / melaporkan data pasien ( nama pasien , alamat , nama
obat dan jumlah obat ) yang membeli obat antihipertensi
h. Evaluasi
1. Setiap 6 bulan sekali akan ada pendataan berapa banyak pasien yang
membeli obat antihipertensi secara mandiri dan apakah aplikasi tersebut
dapat berjalan dengan sebagaimana semestinya.

You might also like