Professional Documents
Culture Documents
Membangun Pendidikan Karakter Santri Melalui Panca Jiwa Pondok Pesantren
Membangun Pendidikan Karakter Santri Melalui Panca Jiwa Pondok Pesantren
Abstract: The five souls of the Islamic boarding school are not just slogans, but the five
souls are a character education that must be formed for students. To build the character
of students there must be considered by a teacher or caregiver through the process of
activities that are often done. The five souls are the five values that must be imbued and
instilled by the students in building the character that is carried out in life. The
atmosphere of the Islamic boarding school is very close to the values of life that build
the character of students to have a spirit of sincerity, a spirit of simplicity, a spirit of
independence, a spirit of brotherhood, and a spirit of freedom to prepare themselves to
be virtuous, noble, and meaningful for a better life.
Abstrak: Panca jiwa pondok pesantren bukan hanya slogan saja, tetapi lima jiwa
tersebut merupakan sebuah pendidikan karakter yang harus dibentuk untuk para
santri. Untuk membangun karakter santri ada yang harus diperhatikan oleh seorang
pengajar atau pengasuh melalui proses kegiatan yang sering dilakukan. Panca jiwa
adalah lima nilai yang harus dijiwai dan ditanamkan oleh para santri dalam membangun
karakter yang dijalankan dalam kehidupan. Suasana pondok pesantren sangat dekat
dengan nilai-nilai kehidupan yang membangun karakter santri untuk mempunyai jiwa
keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa kemandirian, jiwa persaudaraan, dan jiwa
kebebasan untuk mempersiapkan diri menjadi individu berbudi luhur, berakhlak mulia,
dan bermakna untuk kehidupan yang lebih baik.
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2020
Received: 11 April 2020; Accepted 21 June 2020; Published 06 December 2020
*Corresponding Author: lisdaromdani@upi.edu
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
14
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
15
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
kemajuan teknologi yang pesat, dengan ini Pendidikan karakter yang berlandaskan
perlu diteliti lebih jauh bagaimana Islam, merupakan pendidikan yang
internalisasi nilai-nilai panca jiwa dibangun dari aspek epistimologi yang
terhadap penanaman karakter santri di membuktikan bahwa sumber yang
pondok pesantren terhadap dinamika menentukan karakter seseorang tidak
keilmuan yang dapat mengahadapi hanya berlandaskan akal semata, jauh dari
kemajuan ilmu pengetahan dan teknologi. itu melibatkan Allah SWT. dalam setiap
kehidupannya (Agung, 2018: 52).
KONSEP TEORI Oleh karena itu proses pendidikan
Pada dasarnya pendidikan karakter karakter membutuhkan hubungan yang
merujuk kepada Undang-Undang Nomor holistic dapat menghubungkan berbagai
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan dimensi moral kehidupan sebagai dasar
nasional, yang menyatakan bahwa sebuah terbentuknya generasi yang mandiri.
pendidikan merupakan uasaha terencana Demikian penelitian yang dilakukan
untuk mewujudkan peserta didik Muminah (2015: 100) bahwa aspek panca
mengembangkan potensi dirinya memiliki jiwa sangatlah mendorong program
sprititual keagamaan, pengendalian diri, pendidikan karakter yang memiliki
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, relevansinya dengan keunggulan
serta keterampilan yang berguna bagi kepemimpinan, akhlak mulia, serta
dirinya dan bangsa. pengembangan lingkungan pendidikan
Konsep panca jiwa merupakan sebuah yang lebih optimis.
penanaman karakter santri dalam
memahami makna akhlakul karimah dan METODE PENELITIAN
kepribadian yang didukung dengan Pada penelitian ini berdasarkan
pengetahuan yang luas. Panca Jiwa (library research) atau penelitian dengan
pertama kali digagas oleh K.H Iman studi pustaka, yaitu pengumpulan data
Zakarsyi pada tahun 1939, pondok dan informasi dari jurnal ilmiah dan buku
pesantren Gontor. Dimana 5 jiwa tersebut serta hasil penelitian. Dalam riset pustaka,
terdiri; Jiwa keikhlasan yang menciptakan menurut Zed (2004: 1) yaitu sebuah
suasana kehidupan pondok yang penelusuran atau penelitian yang
harmonis, Jiwa kesederhanaan meliputi memanfaatkan sumber kepustakaan
jiwa besar yang yang dapat membangun untuk memperoleh sebuah data dalam
karakter yang kuat dalam sebuah penelitiannya. Demikian, sebuah riset
perjuangan, Jiwa berdikari dalam dengan metode studi pustaka membatasi
kesanggupan menolong dirinya sendiri kegiatannya pada bahan koleksi data dari
dalam segala kepentingannya, Jiwa kepustakaan saja tanpa memerlukan
ukhuwah islamiyah membangun untuk penelitian riset lapangan.
persaudaraan yang dapat meningkatkan Data yang didapatkan kemudian
jiwa persatuan dalam kehidupan, dan Jiwa dianalisis menggunakan pendekatan
kebebasan yang bisa menanamkan masa teoritis ilmiah (bedah pustaka) dengan
depan dan memilih tujuan hidup atas menggabungkan beberapa pandangan
dasar kemampuan yang dimilikinya. tentang pendidikan karakter di pondok
Konsep teori pendidikan karakter pesantren dan pandangan penelitian
tidak hanya mengajarkan sesuatu yang tentang pendidikan karakter lainnya yang
dianggap baik atau salah kepada anak, relevan. Hasil dari riset ini adalah
jauh dari itu pendidikan karakter menjelaskan bagaimana pendidikan
merupakan sebuah habituasi tentang karakter di pondok pesantren, dan
kebaikan sehingga anak memiliki membangun karakter santri melalui panca
pemahaman, dan kemampuan dalam jiwa pondok pesantren.
menjalankan kehidupan yang baik.
16
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
17
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
semangat, kerja keras, ikhlas, disiplin, dan Kyai yang mempunyai peran sentral, dan
mandiri sesuai dengan harapan bangsa. pengaruh yang besar pun harus
Kedua, proses interaksi antara guru mempunyai jiwa keikhlasan dalam
dan pengajar yang harmonis, penelitian mengajarkan ilmu. Berikut ustadz, guru,
yang dilakukan Zuhriy (2011: 306) dan pengelola manajemen pun harus
bahwa peran guru atau pengasuh sangat berlaku demikian. Demikian suasana yang
penting dalam pendidikan karakter santri. dirasakan antar unsur pondok pesantren
Guru atau pengasuh menasihati dan akan berjalan dengan harmonis.
membimbing, santri mengikutinya sebagai Jiwa ikhlas merupakan suatu hal yang
bentuk ketaatan pada sosok yang mudah diucapkan tetapi tidak mudah
dikagumi. Selain itu, agar pelaksanaan untuk ditanamkan dalam hati. Sejak
seluruh aktivitas pondok berjalan pertama kali anak masuk pondok
sebagaimana yang diharapkan oleh pesantren dan dirinya telah resmi menjadi
pengasuh, maka perlu aturan santri santri pondok, maka disitulah jiwa
ditegakkan. Dengan begitu proses keikhlasan harus ditanamkan dengan
penanaman karakter yang disinari oleh sebaik-baiknya. Jiwa ikhlas tidak hanya
ajaran-ajaran kitab yang dipelajari serta dalam belajar dan mencari ilmu, tetapi
teladan dari Kiai bisa dijalankan efektif. ikhlas harus ditanamkan dalam setiap
Pondok pesantren memiliki pola perbuatan termasuk melaksanakan
hidup yang dikenal dengan Panca Jiwa. ibadah, membantu orang lain, dan ikhlas
Artinya 5 jiwa yang harus ditanamkan berbuat kebaikan. Oleh karena itu, Ikhlas
dalam jiwa santri dan di aplikasikan sangat penting untuk melihat sejauhmana
dalam proses pendidikan di pondok para santri melakukan semua kegiatan
pesantren, serta sebagai pembentukan yang sudah ditetapkan dengan jiwa yang
karakter dan kepribadian santri dalam lapang, hanya karena Allah semata
kehidupannya. Panca jiwa pondok (Ummah, 2017: 210) Jiwa keihlasan itu
pesantren merupakan nilai-nilai yang yang belum sepenuhnya diterapkan oleh
menjadi fokus dalam mengembangkan para santri di pondok pesantren.
dan membangun potensi santri dalam Dalam penelitian Dermawan (2016:
membentuk softskill santri sebagai tujuan 239) menunjukkan sikap ikhlas seorang
membentuk manusia yang beriman dan santri memberikan kesadaran bahwa
bertakwa, dan siap dalam menjalani apapun yang diberikan dan diperintahkan
kehidupan yang akan datang, serta pondok pesantren merupakan kebaikan.
diharapkan dapat menjadi generasi muda Hal ini diyakini santri sebagai pandangan
dalam membangun bangsa dan Negara bahwa ikhlas merupakan bagian dari
kedepan (Asrori, 2017: 25). ibadah. Penelitian Nujhan (2019: 103)
Imam Zarkasyi (dalam Masqon. 2011, juga menunjukkan bahwa dengan adanya
159) panca jiwa tersebut dapat dijelaskan jiwa keikhlasan ini santri dan guru serta
sebagai berikut; pertama, jiwa keikhlasan semua unsur pondok pesantren bekerja
adalah prinsip yang ditanamkan dalam keras serta bekerjasama saling
jiwa santri sebagai bentuk semangat mendukung satu sama lain untuk
untuk mengikuti semua kegiatan pondok kemajuan pondok pesantren karena Allah
pesantren. Sepi ing pamirih sebagai SWT. Jiwa keikhlasan yang terdapat pada
semboyan yang memberikan arti bahwa panca jiwa pondok pesantren menjadi
melakukan semua kegiatan pondok penguatan karakter yang dimulai dari
pesantren didorongan dengan keinginan lingkungan terdekat, hal ini menjadi
dari hati, dan tidak didorong oleh habituasi yang akan membangun karakter
keinginan lain (Suradi, 2017: 278). Jiwa individu selaras dengan nilai-nilai
ini begitupun harus di tanamkan oleh karakter (Puspitasari, 2016: 49).
seluruh unsur pondok pesantren. Seorang
18
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
19
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
bentuk pendidikan karakter mandiri yang Kelima, jiwa kebebasan yang diberi
akan membekalinya dikehidupan yang arti sebagai sikap bebas santri dalam
akan datang. berpikir, bebas dalam berbuat, bebas
Keempat, jiwa ukhuwah islamiyah dalam menentukan sesuatu, bebas dalam
atau persaudaran Islam. Prinsip ini memilih jalan hidup, dan harus bebas dari
memberikan arti bagaimana membangun segala pengaruh negatif (Alhamuddin.
persahabatan yang kuat, saling 2018: 60). Jiwa kebebasan ini diharapkan
menghormati, serta solidaritas yang dapat menjadikan santri mempunyai jiwa
tinggi. Kehidupan di pondok pesantren yang besar serta optimis dalam
memberikan suasana yang mendukung menghadapi segala tantangan. Perlu
santri untuk menciptakan suasana dipahami, bahwa jiwa kebebasan ini
persatuan dan gotong royong, sehingga bukan berarti santri harus mempunyai
segala kesenangan bisa dirasakan jiwa kebebasan yang sebebas-bebasnya,
bersama-sama. Penanaman jiwa hal ini harus menjadi suatu kebebasan
persaudaraan terhadap santri akan dalam garis dan batas disiplin dan semua
terciptanya hubungan yang baik, hal ini kegiatan yang positif, serta dibarengi
demikian menjadikan para santri saling dengan sikap tanggung jawab.
mengenal, memahami, dan menjadikan Menurut Suradi (2017: 288) pondok
sesamanya sebagai saudara. Hal ini pesantren berperan sebagai transfer of
selaras dengan pendapat Nujhan (2019: knowledge dan transfer of value, agar
103) bahwa hidup ini akan terasa lebih santri bisa mempersiapkan diri dalam
indah manakali di antara sesama saling menghadapi kehidupan sesungguhnya
membantu dalam rangka meringankan setelah kembali ke tengah masyarakat.
beban sesamanya. Sehingga dalam penelitian yang dilakukan
Jiwa persaudaraan ini bukan hanya Dermawan (2016: 241) menunjukkan
diterapkan dan diamalkan dalam adanya jiwa kebebasan dalam kehidupan
kehidupan ponok pesantren saja, tetapi pondok pesantren dimana santri diberi
lebih jauh dari itu memberikan pengaruh kebebasan membuat karya-karya tulisan
ke arah persatuan umat dalam yang baik, berbahasa asing, karya
masyarakat. Setelah seorang santri selesai akademik lainnya, lukisan atau gambar,
mondok, akan kembali ke masyarakat dan dan yang paling penting santri harus
menanamkan nilai-nilai persaudaraan diberi kebebasan dalam menentukan
yang akan dia bangun di tengah-tengah pilihan bakat, minat, dan
masyarakat dan kemajuan ilmu keterampilannya. Demikian hal ini tetap
pengetahuan dan teknologi. Hal ini lah mendapatkan perhatian dan arahan dari
yang bisa disebut sebagai jembatan pondok pesantren.
menuju terbangunnya jiwa ukhuwah Jiwa kebebasan ini tampak menjadi
islamiyah (Alhamuddin, 2019: 60). pembangunan karakter disiplin, kreatif,
Manusia merupakan makhluk sosial rasa ingin tahu, dan tanggung jawab
yang memiliki karakteristik untuk saling santri. Demikian pondok pesantren
membutuhkan satu sama lain. Jiwa menekankan santri untuk menjadi
persaudaraan Islam ini dapat membangun individu yang mampu menentukan garis
karakter bersahabat dan komunikatif, kehidupannya. Mengembangkan potensi,
artinya dengan semangat ukhuwah yang serta dapat mengendalikan diri,
diterapkan dalam kehidupan pondok kepribadian, kecerdasar, akhlak mulia,
pesantren, akan membekalinya karakter dan keterampilan santri. Dengan
bersahabat, dan juga cinta damai untuk berkembangnya ilmu pengetahuan dan
mendorong dirinya untuk menjalin teknologi, kedepannya kehidupan seperti
persaudaraan yang baik, dan saling itu akan menguatkan setiap individu
menghormati terhadap sesamanya. santri dalam mengorganisir segala
20
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
sesuatunya serta mampu menjawab keberhasilan ini adalah adanya figure kiai
tantangan jaman yang semakin yang senantiasa menjadi tokoh yang
mengglobal (Dermawan, 2016: 242). menjadi suri tauladan para santri, dan hal
Nilai-nilai dan jiwa meliputi semua ini tentunya harus didukung oleh semua
suasana kehidupan dalam pondok unsur pondok pesantren, mengingat salah
pesantren, dan diharapkan bisa satu cara untuk membangun karakter di
membekali santri dalam kehidupan di pondok pesantren yaitu melalui
masyarakat nanti. Dan perlu diketahui pembiasaan dalam kegiatan-kegiatan yang
bahwa pondok pesantren adalah lembaga diselenggarakan oleh pondok pesantren.
pendidikan yang mempertahankan Kedua, membangun karakter melalui
tradisinya sebagai upaya menjaga ruh panca jiwa pondok pesantren adalah
(jiwa) nya pondok pesantren. Ditengah proses pembentukan yang efektif,
arus kemajuan ilmu pengetahuan dan mengingat panca jiwa pondok pesantren
teknologi, pondok pesantren bisa adalah lima nilai jiwa yang harus
menyesuaikan dengan situasi tersebut ditanamkan setiap santri dalam
sesuai kebutuhan. Penelitian yang menjalankan kehidupannya. Dengan jiwa
dilakukan Masqon (2011: 167) keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian,
menunjukkan bahwa pondok pesantren persaudaraan, dan kebebasan para santri
selalu menerapkan komitmen untuk akan menemukan kehidupan yang lebih
menjadikan pondok pesantren menjadi penting dari pengetahuan, dengan
pusat pengembangan karakter yang mengingat bahwa etika yang baik
didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. merupakan nilai yang menjadi
Berdasarkan pemaparan tujuan penghargaan pribadi yang harus
pendidikan pondok pesantren, nilai-nilai, diwujudkan dalam kehidupan
dan jiwa yang ditanamankan kepada masyarakat.[]
santri, dapat dipahami bahwa konsep
pendidikan pondok pesantren sangat DAFTAR RUJUKAN
komprehensif. Pembelajaran yang Hamid, Abdulloh. Pendidikan karakter
diperoleh bisa dikatakan total, selain Berbasis Pesantren: Pelajar dan
belajar agama para santri juga belajar Santri dalam era IT dan Cyber
kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Culture. Imtiyaz, 2017.
Perlu diketahui bahwa ilmu dan Muhaimin, et al. Paradigma Pendidikan
pengetahuan yang diajarkan di pondok Islam: Upaya mengefektifkan
pesantren hanya sebatas dasar agar bisa pendidikan agama Islam di sekolah.
digunakan sebagai ilmu dasar santri
Remaja Rosdakarya, 2001.
dalam menggali lebih dalam ilmu-ilmu Mulyasa, Enco. "Manajemen pendidikan
yang lain. Pondok pesantren senantiasa karakter." Jakarta: Bumi Aksara
membekali para santri untuk menghadapi (2011): 165-189.
kehidupan di masyarakat, dan diharapkan Zed, Mestika. Metode peneletian
dapat mengamalkan pembelajaran yang kepustakaan. Yayasan Obor
telah didapatkan. Indonesia, 2004.
Agug, Agung. “Konsep Pendidikan
PENUTUP Karakter Islami: Kajian
Berdasarkan hasil analisis di atas, Epistimologis” Al-Tarbawi Al-
maka dapat diambil dua kesimpulan. Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam.
Pertama, pendidikan karakter di pondok 3.2 (2018).
pesantren sangatlah penting mengingat Alhamuddin, Alhamuddin, and Fahmi
banyaknya pengaruh dari pesatnya Fatwa Rosyadi Satria Hamdani.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi "Hidden Curriculum: Polarisasi
yang tidak bisa dibendung. Faktor utama Pesantren dalam Upaya Membentuk
21
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).4808 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770
Kesalehan Individu Dan Sosial." AL- Pendidikan Sosial & Ekonomi 3.2
Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan (2016).
dan Keislaman 5.1 (2018): 50-65. Sulaiman, Deded. "Manajemen Pendidikan
Asrori, Muhamad Abdul Roziq. Pesantren Modern dalam
"Perwujudan nilai-nilai strategis Pembentukan Karakter Anak: Studi
revolusi mental pendidikan pada Kasus pada Pondok Pesantren
kearifan lokal pesantren." Jurnal Modern Diniyyah Pasia Kabupaten
Civics: Media Kajian Agam." Al-Fikrah: Jurnal Manajemen
Kewarganegaraan 14.1 (2017): 23- Pendidikan 1.2 (2016): 133-140.
32. Sumardi, Kamin. "Potret Pendidikan
Budiyanto, Mangun, and Imam Machali. Karakter di Pondok Pesantren
"Pembentukan Karakter Mandiri Salafiah." Jurnal Pendidikan Karakter
Melalui Pendidikan Agriculture Di 3 (2012).
Pondok Pesantren Islamic Studies Suradi, A. "Transformasi Pondok
Center Aswaja Lintang Songo Pesantren (Analisis Dampak
Piyungan Bantul Yogyakarta." Jurnal Transformasi Sistem Pendidikan
Pendidikan Karakter 2 (2014). Terhadap Penanaman Panca Jiwa
Dermawan, Andy. "Internalisasi Core Pondok Pesantren Kepada Santri di
Values Panca Jiwa Pondok Sebagai Provinsi Bengkulu)." Tadris: Jurnal
Budaya Organisasi (Studi Di Pendidikan Islam 12.2 (2017): 272-
Pesantren Putri Al-mawaddah, 297.
Coper, Ponorogo)." Jurnal MD 2.2 Tanshzil, Sri Wahyuni. "Model pembinaan
(2016). pendidikan karakter pada
Hidayat, Nur. "Implementasi Pendidikan lingkungan pondok pesantren dalam
Karakter Melalui Pembiasaan Di membangun kemandirian dan
Pondok Pesantren Pabelan." Jurnal disiplin santri (Sebuah kajian
Pendidikan Sekolah Dasar Ahmad pengembangan pendidikan
Dahlan 2.1 (2015): 95-106. kewarganegaraan)." penelitian-
Masqon, Dihyatun. "Dynamic of Pondok pendidikan 305 (2012).
Pesantren as Indegenous Islamic Ummah, Fiena Saadatul. "Panca Jiwa
Education Centre In Indonesia." Pondok Pesantren: Sebuah Analisis
Tsaqafah 7.1 (2011): 155-168. Kritis." Joies: Journal of Islamic
Mu'minah, Najwa. "Character Building Education Studies 2.2 (2017): 18-30.
Dalam Konsep Pendidikan Imam Zuhriy, M. Syaifuddien. "Budaya Pesantren
Zarkasyi Ditinjau Dari Filsafat Moral Dan Pendidikan Karakter Pada
Ibnu Miskawaih." Jurnal Filsafat 25.1 Pondok Pesantren Salaf." Walisongo:
(2015): 100-133. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan
Masrur, Mohammad. "Figur Kyai dan 19.2 (2011): 287-310.
Pendidikan Karakter di Pondok
Pesantren." Tarbawiyah Jurnal
Ilmiah Pendidikan 1.01 (2018): 272-
282.
Nujhan, M. Rifai. "Makna Simbol Panca
Jiwa (Analisis Semiotika Roland
Barthes)." Jurnal Mediakita: Jurnal
Komunikasi dan Penyiaran Islam 3.1
(2019).
Puspitasari, Euis. "Pendekatan Pendidikan
Karakter." Edueksos: Jurnal
22