Tugas Tafsir Alif Ulva

You might also like

You are on page 1of 20

MAKALAH

Tafsir ayat Alquran tentang Potensi-potensi/keunggulan manusia


yang perlu dikembangkan lewat pendidikan
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah TAFSIR AYAT
TARBAWI I

Dosen Pengampu: DEDI YUISMAN M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1. Alif Miftakhul Jannah NIM: PI.01.220.4727


2. Ulva muainun M NIM: PI.01.220.4717

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt serta nama-Nya yang rahman dan
rohim, karena rahmat dan hidayah- Nyalah. pemekalah dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. Yang telah
membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya
ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia
maupun di akhirat kelak.

Penulisan makalah berjudul “Tafsir ayat Alquran tentang Potensi-


potensi/keunggulan manusia yang perlu dikembangkan lewat pendidikan”
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah tafsir ayat tarbawi I.

Dan akhirnya, pemakalah berharap semoga Makalah ini bermanfaat


bagi pemakalah, juga bagi pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal
alamiin.

Rimbo bujang, 27 mei 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. PENGERTIAN.......................................................................................................5
B. POTENSI MANUSIA YANG DIKEMBANGKAN LEWAT PENDIDIKAN......5
C. AL-QUR’AN AURAT AL BAQARAH AYAT 30-39, SURAT AL-ISRA’ AYAT
70, SURAT AR-RA’D AYAT 11..................................................................................7
PENUTUP.......................................................................................................................18
A. KESIMPULAN....................................................................................................18
B. SARAN................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang
belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki
seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan
secara maksimal. Manusia menurut agama islam adalah
makhluk Allah yang berpotensi.  Dalam al-Qur’an, ada tiga
kata yang menunjuk pada manusia, yang di gunakan
adalah basyar insan atau nas dan bani Adam.
Kata basyar diambil dari akar kata yang berarti ‘penampakan
sesuatu dengan baik dan  indah’. Dari kata itu juga, muncul
kata basyarah yang artinya ‘kulit’. Jadi, manusia
disebut basyar karena kulitnya tampak jelas dan berbeda 
dengan kulit binatang. Manusia dipilih oleh Allah sebagai
khaliah di muka bumi. Alasan mengapa dipilih sebagai
khalifah karena manusia memiliki berbagai potensi.Beberapa
potensi manusia menurut agama islam yang diberikan oleh
Allah SWT.: Potensi Akal, Potensi Ruh, Potensi Qalbu,
Potensi Fitrah, Potensi Nafs.
Manusia memiliki potensi akal yang dapat menyusun
konsep-konsep, mencipta, mengembangkan, dan
mengemukakan gagasan. Dengan potensi ini, manusia dapat
melaksanakan  tugas-tugasnya sebagai pemimpin di muka
bumi. Namun, factor subyektifitas manusia dapat
mengarahkan manusia pada kesalahan dan kebenaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari potensi manusia?

4
2.  Bagaimana potensi manusia yang dikembangkan
lewat pendidikan?
3. Bagaimana penjelasan tentang potensi manusia yang
terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-Bakarah ayat
30-39, surat Al-Isra’ ayat 70, dan surat Ar-Ra’d ayat
11?

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Kata potensi berasal dari serapan bahasa inggris, yaitu
potencial. Artinya ada dua kata yaitu,kesanggupan, tenaga,dan
kekuatan. Sedangkan menurut KBBI, potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan kekuatan, kesanggupan, daya intinya secara
sederhan. Potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan.
Potensi diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki
manusia yang masih terpendam di dalam diriya yang
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata
dalam kehidupan diri manusia.
Manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah potensi
berpikir (menghasilkan pemikiran baru), potensi emosi
(memiliki sikap menghargai, mencintai), potensi fisik, dan
potensi sosial 1
B. POTENSI MANUSIA YANG DIKEMBANGKAN LEWAT
PENDIDIKAN
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak
lain hanya untuk mengabdi dan beribadah. Dan juga bertugas
untuk mengemban amanah untuk mengelola dan
1
Irawan, potensi manusia dalam prespektif al-quran,thn 2018,h.7

5
memamfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar manusia
dapat hidup sejahtera dan makmur lahir dan batin. Begitu
spesialnya manusia diciptakan oleh allah SWT. Dengan
diberinya potensi, maka manusia dapat berpikir dan
memgembangkan potensi yang terdapat pada dirinya.
Mengembangkan potensi tersebut salah satunya melalui dunia
pendidikan2.
Muhammad Bin Asyur sebagamana disitir M. Quraish Shihab
dalam mendefinisikan fitrah manusia ada beberpa potensi
yang dimiliki oleh manusia diantaranya yaitu:
1) Potensi jasadiah, yaitu contohnya potensi berjalan
tegak dengan menggunakan kedua kaki.
2) Potensi akliyahnya, yaitu contohnya kemampuan
manusia untuk menarik sesuatu kesimpulan dari
sejumlah premis.
3) Potensi rohaniyah, yaitu contohnya kemampuan
manusia untuk dapat merasakan senang, nikmat, sedih,
bahagia, tenteram, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang macam-macam


potensi manusia, maka dapat diambil kesimpualan bahwa
potensi manusia yang dibawa sejak lahir terdiri dari:

1) Potensi agama : mengabdikan diri kepada sesuatu


yang memiliki kekuasaan tertinggi (Allah).
2) Potensi akal yang mencangkup spiritual :
menyebabkan manusia dapat meningkatkan dirinya
melebihi makhluk-makhluk lainnya.
3) Potensi fisik atau jasadiah
4) Potensi rohaniah mencangkup hati nurani dan
nafsu
2
Ahmad husain hamim,perkembangan potensi manuisa dalam prspesktif pendidikan islam,thn
2021,h.24

6
Dalam perspektif pendidikan Islam, fitrah manusia
dimaknai dengan sejumlah potensi yang menyangkut
kekuatan-kekuatan manusia. Kekuatan tersebut
meliputi kekuatan hidup, upaya mempertahankan dan
melestarikan kehidupannya, kekuatan rasional (akal),
dan kekutan spiritual (agama). Ketiga kekuatan ini
bersifat dinamis dan terkait secara integral.
Potensialitas manusia inilah yang kemudian
dikembangkan, diperkaya, dan diaktualisasikan secara
nyata dalam perbuatan amaliah manusia sehari-hari.

Dengan demikian jelaslah bahwa manusia dalam


hidunya memerlukan pendidikan. Namun pendidikan
yang bagaimanakah yang dapat mengembangkan
potensi yang ada pada diri manusia yang telah ia bawa
semenjak lahir. Karena fitrah manusia pada umumnya
sama, hanya saja yang membedakan mereka adalah
pendidikan yang mereka dapatkan, sehingga terjadilah
beragam agama dan kecerdasan setiap individu.

C. AL-QUR’AN AURAT AL BAQARAH AYAT 30-39,


SURAT AL-ISRA’ AYAT 70, SURAT AR-RA’D AYAT 11

1) SURAT AL-BAQARAH AYAT 30-39

ٓ
‫ض َخلِيفَةً ۖ قَالُ ٓو ْا َأت َۡج َع ُل فِي َها‬ ِ ‫وَِإ ۡذ قَا َل َربُّ َك لِ ۡل َم ٰلَِئ َك ِة ِإنِّى َج‬
ِ ‫اع ٌل فِى ٱَأۡل ۡر‬
‫ِّس لَ َك ۖ قَا َل‬
ُ ‫سبِّ ُح بِ َحمۡ ِدكَ َونُقَد‬َ ُ‫س ُد ِفي َها َويَ ۡسفِ ُك ٱل ِّد َمٓا َء َونَ ۡحنُ ن‬ ِ ‫َمن يُ ۡف‬
٣٠ َ‫ِإنِّ ٓى َأ ۡعلَ ُم َما اَل ت َۡعلَ ُمون‬

ۡ‫ض ُهمۡ َعلَى ۡٱل َم ٰلَِٓئ َك ِة فَقَا َل َأنبِـُٔونِى بَِأ ۡس َمٓا ِء ٰ َٓهُؤٓاَل ِء ِإن ُكنتُم‬
َ ‫َو َعلَّ َم َءا َد َم ٱَأۡل ۡس َمٓا َء ُكلَّ َها ثُ َّم َع َر‬
٣١ َ‫ص ِدقِين‬ َٰ  

‫س ۡب ٰ َحنَ َك اَل ِع ۡل َم لَنَٓا ِإاَّل َما َعلَّمۡ تَنَٓا ۖ ِإنَّ َك َأنتَ ۡٱل َعلِي ُم ۡٱل َح ِكي ُـم‬
ُ ‫ قَالُو ْا‬٣٢

7
‫قَا َل ٰيَٓـَٔا َد ُم َأنبِ ۡئ ُهم بَِأ ۡس َمٓاِئ ِهمۡ ۖ فَلَ َّمٓا َأنبََأهُم بَِأ ۡس َمٓاِئ ِهۡـم قَا َل َألَمۡ َأقُل لَّ ُكمۡ ِإنِّ ٓى َأ ۡعلَ ُم َغ ۡي َب‬
٣٣ َ‫ض َوَأ ۡعلَ ُم َما ت ُۡبدُونَ َو َما ُكنتُمۡ ت َۡكتُ ُمون‬ ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬َّ ‫ٱل‬

َ‫ٱست َۡكبَ َر َو َكانَ ِمن‬


ۡ ‫يس َأبَ ٰى َو‬ ۡ ‫ وَِإ ۡذ قُ ۡلنَا لِ ۡل َم ٰلَِٓئ َك ِة‬ ٣٤
َ َ‫ٱس ُجدُو ْا ِل َءا َد َم ف‬
َ ِ‫س َجد ُٓو ْا ِإٓاَّل ِإ ۡبل‬
َ‫ۡٱل ٰ َكفِ ِرين‬

‫ش ۡئتُ َما َواَل ت َۡق َربَا ٰ َه ِذ ِه‬ ُ ‫زَو ُجكَ ۡٱل َجنَّةَ َوكُاَل ِم ۡن َها َر َغدًا َح ۡي‬
ِ ‫ث‬ ۡ ‫َوقُ ۡلنَا ٰيَٓـَٔا َد ُم‬
ۡ ‫ٱس ُك ۡن َأنتَ َو‬
َّٰ
٣٥ َ‫ٱلش ََّج َرةَ فَتَ ُكونَا ِمنَ ٱلظلِ ِمين‬

ٍ ‫ض ُكمۡ لِبَ ۡع‬


ۖ ‫ض َعد ٌُّو‬ ۡ ‫فََأزَ لَّ ُه َما ٱلش َّۡي ٰطَنُ ع َۡن َها فََأ ۡخ َر َج ُه َما ِم َّما َكانَا فِي ِه ۖ َوقُ ۡلنَا‬
ُ ‫ٱهبِطُو ْا بَ ۡع‬
٣٦‫ض ُم ۡستَقَ ٌّر َو َم ٰتَ ٌع ِإلَ ٰى ِحي ٍن‬ ِ ‫َولَ ُكمۡ فِى ٱَأۡل ۡر‬

َ ‫ت فَت‬
ُ ‫َاب َعلَ ۡي ِه ۚ ِإنَّهۥُ ُه َو ٱلتَّ َّو‬
 ‫اب ٱل َّر ِحي ُم‬ ٍ ‫ فَتَلَقَّ ٰ ٓى َءا َد ُم ِمن َّربِّ ِهۦ َكلِ ٰ َم‬٣٧

َ ‫ٱهبِطُو ْا ِم ۡن َها َج ِمي ًعا ۖ فَِإ َّما يَ ۡأتِيَنَّ ُكم ِّمنِّى ُهدًى فَ َمن تَبِ َع ُهد‬
ۡ‫َاى فَاَل َخ ۡوفٌ َعلَ ۡي ِهم‬ ۡ ‫ قُ ۡلنَا‬٣٨
َ‫َواَل هُمۡ يَ ۡح َزنُون‬

 ‫ب ٱلنَّا ِر ۖ هُمۡ ِفي َها ٰ َخلِدُون‬ ۡ ‫ َوٱلَّ ِذينَ َكفَ ُرو ْا َو َك َّذبُو ْا بِـَٔا ٰيَتِنَٓا ُأ ْو ٰلَِٓئكَ َأ‬٣٩
ُ ‫ص ٰ َح‬

Artinya:
 (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”
Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”
 "Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada
para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-
Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”"
 "Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau. Tidak ada
pengetahuan bagi kami, selain yang telah Engkau

8
ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.”"
 "Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam, beri
tahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu!”
Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-nama itu, Dia
berfirman, “Bukankah telah Kukatakan kepadamu
bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan
Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa
yang selalu kamu sembunyikan?”"
 "(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka,
mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan
menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan
kafir."
 "Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau
dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat
(berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu
termasuk orang-orang zalim!”"
 "Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya
sehingga keduanya dikeluarkan dari segala
kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga).
Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu
menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada
tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu
yang ditentukan.”"
 "Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang."

9
 "Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga!
Lalu, jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu,
siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku tidak ada rasa
takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak
bersedih hati.”"
 "(Sementara itu,) orang-orang yang mengingkari dan
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya."

 TAFSIR JALALAIN
AL-BAQARAH AYAT 30
(Dan) ingatlah, hai Muhammad! (Ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi")
yang akan mewakili Aku dalam melaksanakan hukum-
hukum atau peraturan-peraturan-Ku padanya, yaitu
Adam. (Kata mereka, "Kenapa hendak Engkau jadikan
di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan
padanya) yakni dengan berbuat maksiat (dan
menumpahkan darah) artinya mengalirkan darah
dengan jalan pembunuhan sebagaimana dilakukan oleh
bangsa jin yang juga mendiami bumi? Tatkala mereka
telah berbuat kerusakan, Allah mengirim malaikat
kepada mereka, maka dibuanglah mereka ke pulau-
pulau dan ke gunung-gunung (padahal kami selalu
bertasbih) maksudnya selalu mengucapkan tasbih
(dengan memuji-Mu) yakni dengan membaca
'subhaanallaah wabihamdih', artinya 'Maha suci Allah
dan aku memuji-Nya'. (dan menyucikan-Mu)
membersihkan-Mu dari hal-hal yang tidak layak bagi-
Mu. Huruf lam pada 'laka' itu hanya sebagai tambahan

10
saja, sedangkan kalimat semenjak 'padahal' berfungsi
sebagai 'hal' atau menunjukkan keadaan dan
maksudnya adalah, 'padahal kami lebih layak untuk
diangkat sebagai khalifah itu!'" (Allah berfirman,)
("Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui") tentang maslahat atau kepentingan mengenai
pengangkatan Adam dan bahwa di antara anak
cucunya ada yang taat dan ada pula yang durhaka
hingga terbukti dan tampaklah keadilan di antara
mereka. Jawab mereka, "Tuhan tidak pernah
menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu
dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa
yang tidak dilihatnya." Maka Allah Taala pun
menciptakan Adam dari tanah atau lapisan bumi
dengan mengambil dari setiap corak atau warnanya
barang segenggam, lalu diaduk-Nya dengan
bermacam-macam jenis air lalu dibentuk dan
ditiupkan-Nya roh hingga menjadi makhluk yang
dapat merasa, setelah sebelumnya hanya barang beku
dan tidak bernyawa.3
AL-BAQARAH AYAT 31
(Dan diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama)
maksudnya nama-nama benda (kesemuanya) dengan
jalan memasukkan ke dalam kalbunya pengetahuan
tentang benda-benda itu (kemudian dikemukakan-Nya
mereka) maksudnya benda-benda tadi yang ternyata
bukan saja benda-benda mati, tetapi juga makhluk-
makhluk berakal, (kepada para malaikat, lalu Allah
berfirman) untuk memojokkan mereka,

3
Tafsir jalalain surah al –baqarah ayat 30-39. http://www.indonesiaquran.com/qs-quran-al-baqarah
ayat 30-39 -terjemah-bahasa-indonesia.diakses2022.

11
("Beritahukanlah kepada-Ku) sebutkanlah (nama-nama
mereka) yakni nama-nama benda itu (jika kamu
memang benar.") bahwa tidak ada yang lebih tahu
daripada kamu di antara makhluk-makhluk yang
Kuciptakan atau bahwa kamulah yang lebih berhak
untuk menjadi khalifah. Sebagai 'jawab syarat'
ditunjukkan oleh kalimat sebelumnya.
AL-BAQARAH AYAT 32
(Jawab mereka, "Maha suci Engkau!) artinya tidak
sepatutnya kami akan menyanggah kehendak dan
rencana-Mu (Tak ada yang kami ketahui, kecuali
sekadar yang telah Engkau ajarkan kepada kami)
mengenai benda-benda tersebut. (Sesungguhnya
Engkaulah) sebagai 'taukid' atau penguat bagi Engkau
yang pertama, (Yang Maha Tahu lagi Maha
Bijaksana.") hingga tidak seorang pun yang lepas dari
pengetahuan serta hikmah kebijaksanaan-Mu.
AL-BAQARAH AYAT 33
(Allah berfirman, "Hai Adam! Beritahukanlah kepada
mereka) maksudnya kepada para malaikat itu (nama
mereka") yakni benda-benda itu. Maka disebutnya satu
persatu menurut nama masing-masing berikut hikmah
diciptakannya oleh Allah. (Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka nama benda-benda
itu, Allah berfirman) kepada mereka guna mencela
mereka, ("Bukankah sudah Kukatakan kepada kalian
bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi)
maksudnya mengetahui barang yang tersembunyi pada
keduanya, (dan mengetahui apa yang kamu lahirkan)
yaitu ucapan yang kamu keluarkan, yaitu, 'Kenapa
hendak Engkau jadikan... dan seterusnya' (dan apa

12
yang kamu sembunyikan.") yaitu ucapan yang kamu
sembunyikan, seperti "Allah tidak pernah menciptakan
makhluk yang lebih mulia dan lebih pandai dari
kami.".
AL-BAQARAH AYAT 34
(Dan) ingatlah! (Ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam!")
Maksudnya sujud sebagai penghormatan dengan cara
membungkukkan badan, (maka mereka pun sujud,
kecuali Iblis) yakni nenek moyang bangsa jin yang ada
di antara para malaikat, (ia enggan) tak hendak sujud
(dan menyombongkan diri) dengan mengatakan bahwa
ia lebih mulia daripada Adam (dan Iblis termasuk
golongan yang kafir) dalam ilmu Allah Taala.
AL-BAQARAH AYAT 35
(Dan Kami berfirman, "Hai Adam! Berdiamlah kamu)
yakni kamu sendiri 'kamu' yang kedua berfungsi
sebagai penguat bagi yang pertama dan dihubungkan
dengannya yang ditampilkan sebagai dhamir atau kata
ganti yang tersembunyi. (bersama istrimu) yakni Hawa
yang diciptakan dari tulang rusuk Adam yang sebelah
kiri. (dalam surga ini dan makanlah di antara
makanan-makanannya) (yang banyak) dan tidak
dilarang. (di mana saja kamu sukai, tetapi janganlah
kamu dekati pohon ini) pohon anggur atau batang
gandum ini atau lain-lainnya, maksudnya jangan
memakan buahnya. (hingga kamu menjadi orang-
orang yang lalim.") atau durhaka.
AL-BAQARAH AYAT 36
(Lalu keduanya digelincirkan oleh setan) oleh Iblis dan
menurut suatu qiraat 'fa-azaalahumaa', artinya maka

13
Iblis pun menyingkirkan keduanya (daripadanya),
maksudnya dari dalam surga dengan memperdayakan
serta mengatakan kepada mereka, "Maukah kalian
saya tunjukkan suatu macam pohon kekal yang akan
mengekalkan kehidupan kalian? Itulah dia syajaratul
khuldi atau pohon keabadian?" Ia tidak lupa
bersumpah atas nama Allah bahwa mereka hanyalah
hendak menyampaikan nasihat dan anjuran baik
belaka. Maka Adam dan Hawa pun memakan buah itu,
(dan Allah mengeluarkan mereka dari keadaan yang
mereka alami semula), yakni dari nikmat surga (dan
firman Kami, "Turunlah kalian!") maksudnya ke bumi,
yakni kalian berdua bersama anak cucu kalian itu
(menjadi musuh bagi yang lain) disebabkan
penganiayaan sebagian kalian terhadap lainnya, (dan
bagi kalian tersedia tempat kediaman di bumi), artinya
tempat menetap (dan kesenangan) berupa hasil
tumbuh-tumbuhan yang kalian senangi dan dapat
kalian nikmati (sampai waktu tertentu) maksudnya
hingga saat datangnya ajal kalian nanti.
AL-BAQARAH AYAT 37
(Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya), yakni dengan diilhamkan-Nya kepadanya,
menurut suatu qiraat 'Adama' dibaca nashab,
sedangkan 'kalimatun' dibaca rafa`, sehingga arti
kalimat menjadi, "maka datanglah kepada Adam
kalimat dari Tuhannya", yakni yang berbunyi
"rabbanaa zhalamnaa anfusanaa", artinya "Ya Tuhan
kami, kami telah berbuat aniaya kepada diri kami...
dan seterusnya". Maka Adam pun menyampaikan
doanya dengan ayat tersebut. (maka Allah menerima

14
tobatnya), artinya mengampuni dosanya
(Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat) terhadap
hamba-hamba-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap
mereka.
AL-BAQARAH AYAT 38
(Kami berfirman, "Turunlah kalian daripadanya")
maksudnya dari surga (semuanya) diulanginya dan
dihubungkan-Nya dengan kalimat yang mula-mula
tadi (kemudian jika) asalnya dari 'in maa' yang
diidgamkan menjadi 'immaa' yang berarti jika; 'in'
huruf syarat dan 'maa' sebagai tambahan. (datang
petunjuk-Ku kepada kalian) berupa Kitab dan rasul,
(maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku) lalu
ia beriman kepada-Ku dan beramal serta taat kepada-
Ku (niscaya tak ada kekhawatiran atas mereka dan
tidak pula mereka berduka cita), yakni di akhirat kelak,
karena mereka akan masuk surga.
AL-BAQARAH 39
(Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami) mendustakan kitab-kitab suci Kami
(mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya) mereka tetap tinggal di sana untuk selama-
lamanya, tidak akan mati dan tidak pula akan keluar.

2) Surat al-isra’ ayat 70


َ‫زَق ٰنَ ُهم ِّمن‬
ۡ ‫َولَقَ ۡد َك َّرمۡ نَا بَنِي َءا َدم َو َحم ۡل ٰنَ ُهمۡ فِي ۡٱلبَ ِّر َو ۡٱلبَ ۡح ِر َو َر‬
َ َ ٓ
ِ ‫ير ِّم َّم ۡن َخلَ ۡقنَا ت َۡف‬ ٰ َّ َ‫ت َوف‬
٧٠ ‫ضياٗل‬ ٖ ِ‫ض ۡلنَ ُهمۡ َعلَ ٰى َكث‬ ِ َ‫ٱلطَّيِّ ٰب‬
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,

15
Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan”. 

 TAFSIR
(Dan sesungguhnya telah Kami muliakan) Kami
utamakan (anak-anak Adam) dengan pengetahuan,
akal, bentuk yang paling baik, setelah wafat
jenazahnya dianggap suci dan lain sebagainya (dan
Kami angkut mereka di daratan) dengan menaiki
kendaraan (dan di lautan) dengan menaiki perahu-
perahu (dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan
makhluk yang telah Kami ciptakan) seperti hewan-
hewan ternak dan hewan-hewan liar (dengan kelebihan
yang sempurna.) Lafal man di sini bermakna maa; atau
makna yang dimaksudnya menurut bab yang berlaku
padanya. Maknanya menyangkut juga para malaikat;
sedangkan makna yang dimaksud adalah pengutamaan
jenisnya, dan tidak mesti semua individu manusia itu
lebih utama dari malaikat karena mereka lebih utama
daripada manusia yang selain para nabi.4

3) SURAT AR-RA’D AYAT 11

4
Tafsir jalalain,surat al isra ayat 70,http://www.indonesiaquran.com/AL-quran-al-isra’ ayat 70 -
terjemah-bahasa-indonesia.diakses2022.

16
َّ‫ت ِّم ۢن بَ ۡي ِن يَد َۡي ِه َو ِم ۡن َخ ۡلفِ ِهۦ يَ ۡحفَظُونَهۥُ ِم ۡن َأمۡ ِر ٱهَّلل ۗ ِ ِإن‬ٞ َ‫لَهۥُ ُم َعقِّ ٰب‬
ُ ‫س ِهمۡۗ وَِإ َذٓا َأ َرا َد ٱهَّلل‬
ِ ُ‫ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َحت َّٰى يُ َغيِّ ُرو ْا َما بَِأنف‬
١١ ‫س ٓو ٗءا فَاَل َم َر َّد لَ ۚۥهُ َو َما لَ ُهم ِّمن دُونِ ِهۦ ِمن َوا ٍل‬
ُ ‫بِقَ ۡو ٖم‬
Artinya:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.
 TAFSIR
(Baginya) manusia (ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran) para malaikat yang bertugas
mengawasinya (di muka) di hadapannya (dan di
belakangnya) dari belakangnya (mereka menjaganya
atas perintah Allah) berdasarkan perintah Allah, dari
gangguan jin dan makhluk-makhluk yang lainnya.
(Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum) artinya Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-
Nya (sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik
dengan melakukan perbuatan durhaka. (Dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum)
yakni menimpakan azab (maka tak ada yang dapat
menolaknya) dari siksaan-siksaan tersebut dan pula
dari hal-hal lainnya yang telah dipastikan-Nya (dan
sekali-kali tak ada bagi mereka) bagi orang-orang yang

17
telah dikehendaki keburukan oleh Allah (selain Dia)
selain Allah sendiri (seorang penolong pun) yang
dapat mencegah datangnya azab Allah terhadap
mereka. Huruf min di sini adalah zaidah.5

5
Tafsir jalalain, surat ar-ra’d ayat 11, http://www.indonesiaquran.com/qs--quran-ar-ra’d ayat 11-
terjemah-bahasa-indonesia.diakses2022.

18
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan . Potensi
diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia
yang masih terpendam di dalam diriya yang menunggu untuk
diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan
diri manusia.Manusia memiliki beragam potensi diantaranya
adalah potensi berpikir (menghasilkan pemikiran baru),
potensi emosi (memiliki sikap menghargai, mencintai),
potensi fisik, dan potensi sosial.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak lain
hanya untuk mengabdi dan beribadah. Dan juga bertugas
untuk mengemban amanah untuk mengelola dan
memamfaatkan kekayaan yang terdapat di bumi agar manusia
dapat hidup sejahtera dan makmur lahir dan batin.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang macam-macam
potensi manusia, maka dapat diambil kesimpualan bahwa
potensi manusia yang dibawa sejak lahir terdiri dari:
1) Potensi agama : mengabdikan diri kepada sesuatu yang
memiliki kekuasaan tertinggi (Allah).
2)  Potensi akal yang mencangkup spiritual :
menyebabkan manusia dapat meningkatkan dirinya
melebihi makhluk-makhluk lainnya.
3) Potensi fisik atau jasadiah
4)  Potensi rohaniah mencangkup hati nurani dan nafsu.
B. SARAN
Selain itu, jika ada salah kata maupun penulisan dalam
makalah ini diharapkan kritik dan sarannya agar untuk
kedepannya kami dapat menyusun makalah dengan baik dan
benar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Irawan. (2018, agustus 29). potensi manusia dalam prespesktif al-qur'an.


Retrieved from jurnal agama,pendidikan dan sosial budaya:
http://ejournal.unis.ac.id/index.php/ISLAMIKA/article/view/153

,http://www.indonesiaquran.com/qs-41-53-quran-al-isra’ ayat 70 -terjemah-


bahasa-indonesia.diakses2022.

. http://www.indonesiaquran.com/qs-41-53-quran-al-baqarah ayat 30-39 -


terjemah-bahasa-indonesia.diakses2022.

http://www.indonesiaquran.com/qs-41-53-quran-ar-ra’d ayat 11-terjemah-bahasa-


indonesia.diakses2022.

Al-Imam Abu Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir Juz 13,
Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2003

20

You might also like