You are on page 1of 6

Mutiara Medika

Vol. 10 No. 2: 147 - 152, Juli 2010

Efek Antiinflamasi Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa


[Scheff.] Boerl) pada Tikus Betina Terinduksi Karagenin

The Antiinflammatory Effect of Mahkota Dewa Fruits (Phaleria macrocarpa


[Scheff.] Boerl) at Female Rats Induced by Carrageenan
Agustiana1, Akhmad Edy Purwoko2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

The objective of the research is to understand the anti-inflammation effect of Mahkota


Dewa fruits (Phaleria macrocarpa) in the female rats foot edema induced by carrageenan.
Research design is a simple randomized experimental. Samples taken a number of 30 female
mice of Wistar groove, divided into 5 groups randomly, each group consisted of 6 mice. All
groups of mice fasted for 12 hours. Volume measurement is done early by pletismograph for 3
times. Mice were given treatment orally with aquades, ibuprofen, infusa of mahkota dewa 2.1%,
4.2%, and 8.4%. One hour later the right foot injected with carrageenan 1% subplantar. After
injection the right foot volume measured as the volume of minutes 0 (T0) further measurements
made every 15 minutes to the minutes 240 (T16). Anti-Inflammation effect votes average
difference with the volume of foot edema. Data statistically tested with Anova and LSD type
Post Hoc Analysis-Multiple Comparison. The result shown that every mahkota dewa doses
have different effect significantly with negative control p<0,005. Doses group with 2,1% and
4,2% different not significantly with positive control p>0,05. Dose 8,4% different significanly
both. It show that mahkota dewa have anti-inflammation effect.

Key words: carrageenan, edema, inflammation, Phaleria macrocarpa

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiinflamasi daging buah mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa) pada edema kaki tikus betina terinduksi karagenin. Disain
penelitian adalah eksperimental acak sederhana. Sampel 30 ekor tikus betina galur Wistar, dibagi
5 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Seluruh kelompok
tikus dipuasakan selama 12 jam. Volume awal kaki kanan tikus diukur dengan pletismograph
sebanyak 3 kali. Tikus diberi perlakuan peroral berupa aquades, ibuprofen, infusa mahkota
dewa 2,1%, 4,2%, dan 8,4%. Satu jam kemudian telapak kaki kanan tikus disuntik karagenin
1% subplantar. Setelah penyuntikan volume kaki kanan diukur sebagai volume menit ke-0
(T0), dilakukan pengukuran tiap 15 menit hingga menit ke-240 (T16). Daya inflamasi dinilai
dengan menghitung rerata selisih volume edema kaki. Data diuji secara statistik dengan Anova
dan Post Hoc Analysis – Multiple Comparison tipe LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masing-masing dosis mahkota dewa mempunyai efek berbeda signifikan terhadap kontrol
negatif p<0,05. Kelompok dosis 2,1% dan 4,2% berbeda tidak bermakna dibandingkan kontrol
positif p>0,05. Kelompok dosis 8,4% perbedaan bermakna baik kontrol positif maupun kontrol
negatif. Ini membuktikan bahwa mahkota dewa memiliki efek antiinflamasi.

Kata kunci : edema, inflamasi, karagenin, Phaleria macrocarpa

147
Agustiana, Akhmad Edy Purwoko, Efek Antiinflamasi Daging ...

Pendahuluan dewa.7 Masalah yang mengganjal terhadap


pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman
Inflamasi merupakan kejadian obat adalah terbatasnya bukti ilmiah akan
dengan morbiditas tinggi dalam masyarakat kegunaan tanaman ini.
yang berfungsi sebagai respon protektif Mahkota dewa mengandung
dengan menghancurkan, mengurangi, atau senyawa aktif berupa alkanoid, tanin,
mengurung baik agen pencedera maupun flavonoid, fenol, saponin, lignan, minyak
jaringan yang cedera.1 Penyebab inflamasi asiri dan sterol. Adapun komposisi kimia
diantaranya adalah trauma, pembedahan, getahnya terdiri atas tolukuinon, etilkuinon,
infeksi, agen kimia, panas dan dingin yang asam oktanoat, 1-nonene, 1-undesene,
ekstrim, respon imun tubuh, dan kerusakan 1-pentadesene, 1-heptaden dan 6-alkil-
jaringan (iskemik).2 Tanda cardinal pada 1-4-naptokuinon.8 Beberapa fungsi zat
inflamasi akut biasanya berupa rubor aktif tersebut telah diketahui, flavanoid
(kemerah-merahan), tumor (bengkak), kalor misalnya, dapat melancarkan peredaran
(panas), dolor (nyeri), dan function laesa darah ke seluruh tubuh dan mencegah
(kehilangan fungsi).3 Proses timbulnya terjadinya penyumbatan pada pembuluh
tanda dan gejala ini dihasilkan oleh mediator darah, mengurangi kandungan kolesterol
kimia, baik itu mediator yang berasal dari serta mengurangi penumbunan lemak
plasma, maupun mediator yang berasal dari pada dinding pembuluh darah, mengurangi
sel, diantaranya adalah plasmin, thrombin, kadar resiko penyakit jantung koroner,
histamin, prostaglandin, dan leukotrin. 4 mengandung anti-inflamasi (anti-radang),
NSAIDs (Non Steroid Anti Inflamatory berfungsi sebagai anti-oksidan dan
Drug’s) merupakan obat antiinflamasi, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
analgesik dan antipiretik yang heterogen, pendarahan atau pembengkakan.9
bahkan beberapa obat sangat berbeda Flavonoid secara umum
secara kimia. Obat ini memiliki aplikasi diklasifikasikan menjadi chalcones, flavan-
klinis utama dalam terapi gangguan 3-ols, flavanones, flavones, flavonols,
muskuloskeletal seperti, reumatoid artritis, isoflavones, dan biflavonoids. Efek
osteoartritis, dan spondilitis ankilosis. Prinsip antiinflamasi merupakan efek biologi
utama efek terapi NSAIDs diketahui melalui flavonoid yang sudah lama diteliti dalam
kemampuannya menghambat produksi pengobatan cina dan perkembangan
prostaglandin. Enzim pertama dalam industri komestik. Flavonoid bekerja dengan
siklus sintesis prostaglandin adalah enzim menghambat enzim penghasil eicosanoid
prostaglandin G/H sintase, atau lebih dikenal termasuk fosfolipase A2, siklooksigenase
sebagai cyclooxygenase (COX). Enzim ini dan lipooksigenase dan juga mengurangi
mengubah asam arakhidonat menjadi enzim konsentrasi dari prostanoid dan leukotrin.10
PGG2 dan PGH2 (endoperoksida) yang tidak Apakah daging buah mahkota dewa (P.
stabil, kemudian enzim ini akan mengawali macrocarpa) dalam bentuk sediaan infusa
produksi tromboxan A2 dan berbagai jenis memiliki efek anti radang masih belum
prostaglandin.5 diketahui.
Ibuprofen, NSAIDs pertama dari Tujuan penelitian ini adalah
kelompok asam propionat, sering digunakan untuk mengetahui efek anti radang dari
di kebanyakan Negara karena efek infusa daging buah mahkota dewa (P.
sampingnya relatif ringan dan dapat dibeli macrocarpa).
secara bebas.6 Aktivitas farmakodinamik
dari derivat ini tidak berbeda dengan Bahan dan Cara
obat NSAID’s lainnya yaitu dengan
menghambatan produksi prostaglandin. Penelitian ini merupakan jenis
Salah satu tanaman obat yang penelitian eksperimental acak sederhana
banyak digunakan di Indonesia adalah dengan menggunakan rancangan penelitian
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Pre-test dan Post-test Controlled Design
Sampai saat ini banyak penyakit yang (Notoatmodjo, 2002). Data berupa rerata
berhasil disembuhkan dengan mahkota

148
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 147 - 152, Juli 2010

selisih volume edema kaki yang dicari Jalannya penelitian dilakukan dengan
berdasarkan interval waktu, didapat dengan menggunakan metode Winter et al (1962)
mengurangi volume edema kaki setelah yang telah dimodifikasi. Sebelum penelitian,
penyuntikan karagenin 1% terhadap volume seluruh kelompok tikus dipuasakan selama
edema kaki sebelum penyuntikan karagenin 12 jam. Dilakukan pengukuran volume awal
1%. kaki kanan tikus dengan pletismograph
Populasi penelitian adalah tikus sebanyak 3 kali. Kemudian tikus diberi
putih di Unit Pengembangan Hewan perlakuan peroral berupa aquades, ibuprofen,
Coba, Universitas Gajahmada Yogyakarta. infusa mahkota dewa 2,1%, mahkota dewa
Sampel diambil sejumlah 30 ekor tikus dan 4,2%, dan mahkota dewa 8,4%. Satu jam
dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kemudian telapak kaki kanan tikus disuntik
kelompok terdiri dari 6 ekor. dengan karagenin 1% subplantar. Sesaat
Tikus yang digunakan diambil secara setelah penyuntikan dilakukan pengukuran
acak dengan kriteria: volume kaki kanan sebagai volume pada
a. Berumur antara 2-3 bulan dengan berat menit ke-0 (T0) selanjutnya dilakukan
badan rata-rata antara 150-200 gram. pengukuran tiap 15 menit sebagai volume
b. Tikus berkelamin betina dan berasal pada menit ke-15 (T1) hingga menit ke-240
dari Rattus norvegicus galur Wistar dan (T16).
diambil dari induk-induk bersaudara Daya inflamasi dinilai dengan
yang sehat. menghitung rerata selisih volume edema
c. Seluruh kelompok tikus putih dipuasakan kaki. Data disajikan dalam bentuk table
selama 12 jam untuk meniadakan dan grafik, diuji secara statistik dengan
variabel penggangu yang berasal dari Anova dan Post Hoc Analysis – Multiple
makanan. Selama penelitian dilakukan, Comparison tipe LSD untuk mengetahui
seluruh kelompok tikus putih tersebut tingkat signifikansi efek antiinflamasi
tidak diberi makan namun tetap diberi mahkota dewa terhadap kontrol negatif, obat
minum secukupnya. standar, dan antar dosis mahkota dewa.
d. Tikus putih diadaptasikan dengan
lingkungan laboratorium sekitar 1 Hasil
minggu, dengan perlakuan perawatan Data berupa rerata selisih volume
yang sama. edema pada kaki tikus sesuai dengan
Variabel pada penelitian ini berupa perlakuan yang diberikan.
variabel bebas, yang meliputi pemberian Gambar 1 memperlihatkan
infusa daging buah mahkota dewa, variabel kemampuan mahkota dewa dalam dosis
tergantung, dalam hal ini adalah volume tertentu sebagai antiinflamasi dibandingkan
edema yang terjadi akibat penyuntikan dengan perlakuan kelompok lain berdasarkan
karagenin, dan variabel pengganggu volume edema yang terjadi dan waktu
terkendali. terjadi puncak volume edema maksimal.
Alat dan bahan yang digunakan adalah Semakin besar rerata selisih volume edema
pletismograph sebagai alat ukur volume kaki pada grafik, maka efek teurapetik
edema, aquades sebagai control negatif, dalam menurunkan bengkak makin rendah,
ibuprofen sebagai obat standard an, infusa demikian pula sebaliknya Garis grafik
daging buah mahkota dewa dosis 2,1%, yang semakin menurun menggambarkan
dosis 4,2%, dosis 8,4%, serta karagenin 1% kemampuan dalam menghambat volume
sebagai induksi edema. Sediaan mahkota edema yang terjadi, dan semakin tajam
dewa diperoleh dengan cara menkonversi penurunannya menunjukkan semakin kuat
dosis mahkota dewa pada manusia dan dalam menghambat edema, demikian pula
didapatkan dosis untuk tikus. Dosis hasil sebaliknya. Dari grafik tersebut diketahui
konversi mahkota dewa 2,1%, 4,2% , dan bahwa grafik rerata selisih volume edema
8,4% berturut-turut adalah 63 mg/200 gr kelompok mahkota dewa 8,4% memiliki
BB tikus, 126 mg/200 gr BB tikus, dan 252 efek antiinflamasi paling besar dibandingkan
mg/200 gr BB tikus. dengan dosis mahkota dewa lainnya.

149
Agustiana, Akhmad Edy Purwoko, Efek Antiinflamasi Daging ...

0.250

0.200
( d a la m m l)

0.150

0.100

0.050

0.000

0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165 180 195 210 225 240

waktu perlakuan (menit ke)


kontrol negatif mahkota dewa 4.2 %
kontrol positif mahkota dewa 8.4 %
mahkota dewa 2.1 %

Gambar 1. Perbandingan Rerata Selisih Volume Edema Kaki Tikus Tiap Kelompok terhadap
Waktu

Hasil uji One Way Anova dari rerata dari Gambar 1. Dapat diamati bahwa grafik
selisih volume edema dengan tingkat rerata selisih volume edema kaki kelompok
kepercayaan 95%, memperlihatkan bahwa perlakuan mahkota dewa 8,4% (kelompok
rerata selisih volume edema kaki tikus V) memiliki rerata selisih volume edema
seluruh kelompok secara statistik berbeda yang lebih kecil dibandingkan rerata selisih
secara bermakna (p<0.05) dengan p volume edema kaki kelompok perlakuan
sebesar 0,000. Hal ini dapat dilihat pada dengan ibuprofen (kelompok II). Hal ini
kolom sig dengan nilai 0,000. membuktikan bahwa mahkota dewa 8,4%
Uji statistik Post Hoc Analysis- memiliki efek antiinflamasi lebih baik
Multiple Comparation tipe LSD rerata selisih dibandingkan dengan obat standar.
volume edema dengan derajat kemaknaan Perbandingan antar kelompok mahkota
95% digunakan untuk membandingkan dewa secara keseluruhan memberikan hasil
signifikansi perbedaan antar kelompok yang berbeda secara bermakna, dengan
penelitian. Perbandingkan antara kelompok nilai p keseluruhan <0.05. Berdasarkan
III (mahkota dewa 2,1%), kelompok IV Gambar 1 diketahui efek antiinflamasi
(mahkota dewa 4,2%) dan kelompok V terbesar terdapat pada dosis mahkota dewa
(mahkota dewa 8,4%) terhadap kelompok 8,4.
II (ibuprofen) sebagai obat standar
memberikan hasil dengan nilai p masing- Diskusi
masing 0,072, 0,456, dan 0,000. Dapat
disimpulkan bahwa hanya mahkota dewa Inflamasi adalah respon protektif
dosis 8,4% yang berbeda secara bermakna. setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
Untuk mengetahui apakah perbedaan efek kerusakan jaringan. Respon pemberian
antiinflamasi tersebut lebih baik ataupun karagenin diikuti dengan inflamasi lokal
kurang baik dibandingkan dengan ibuprofen pada kaki tikus. Gambar 1. memperlihatkan
sebagai obat standar, maka dapat ditentukan kemampuan mahkota dewa dalam dosis

150
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 2: 147 - 152, Juli 2010

tertentu sebagai antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif apakah berbeda secara


dengan perlakuan kelompok lain. bermakna atau tidak secara statistik. Tahap
Pada kelompok dengan pemberian kedua untuk membandingkan kelompok
aquades peroral 3 ml, grafik rerata selisih III (mahkota dewa 2,1%), kelompok IV
volume edema cenderung mendatar bahkan (mahkota dewa 4,2%) dan kelompok V
meningkat. Hal ini sebagai akibat tidak (mahkota dewa 8,4%) terhadap kelompok
adanya hambatan terhadap reaksi inflamasi. II (ibuprofen) sebagai obat standar untuk
Pada kelompok dengan pemberian ibuprofen mengetahui perbedaan efek teurapetik
peroral, grafik cenderung menurun. Hal ini terhadap obat standar. Tahap terakhir
membuktikan bahwa ibuprofen memiliki adalah untuk membandingkan perbedaan
efek teurapetik terhadap inflamasi. Hal ini efek teurapetik antar kelompok mahkota
sekaligus membuktikan efek teurapetiknya dewa.
sebagai obat standar. Secara umum ketiga dosis mahkota
Ketiga kelompok dengan pemberian dewa yang digunakan memiliki efek
mahkota dewa tampak dapat menurunkan antiinflamasi. Dari ketiga dosis mahkota
volume edema kaki tikus yang disebabkan dewa, dosis 8,4% memiliki efek antiinflamasi
karagenin 1%. Penurunan volume edema paling besar dan lebih baik dibandingkan
kaki secara tajam terjadi pada kelompok dengan obat standar.
dengan pemberian mahkota dewa 2,1%. Diperoleh informasi bahwa mahkota
Penurunan volume edema kaki secara terus dewa mengandung senyawa aktif berupa
menerus terjadi pada kelompok dengan alkanoid, tanin, flavonoid, fenol, saponin,
pemberian mahkota dewa 8,4%. Pada lignan, minyak asiri dan sterol. Efek
kelompok dengan pemberian mahkota antiinflamasi merupakan efek biologi
dewa 4,2%, grafik volume edema kaki relatif flavonoid yang sudah lama diteliti dalam
datar. pengobatan cina dan perkembangan
Secara umum dapat diketahui bahwa industri komestik. Flavonoid bekerja dengan
pemberian karagenin selain meningkatkan menghambat enzim penghasil eicosanoid
volume edema kaki juga menimbulkan termasuk fosfolipase A2, siklooksigenase
efek inflamasi. Hal ini dapat dilihat pada dan lipooksigenase dan juga mengurangi
perjalanan inflamasi pada Gambar 1. konsentrasi dari prostanoid dan leukotrin.10
Induksi inflamasi ini dijelaskan dalam 12 Dibandingkan dengan penelitian
langkah yang mempresentasikan inisiasi sebelumnya, ternyata selain ekstrak etanol,
dan perkembangan inflamasi akut.11 sediaan berupa infusa juga memiliki efek
Tabel 1. memperlihatkan hasil uji One antiinflamasi.12
Way Anova dari rerata selisih volume edema
dengan tingkat kepercayaan 95%, diketahui Kesimpulan
bahwa rerata selisih volume edema kaki
tikus seluruh kelompok secara statistik
Infusa daging buah mahkota dewa
berbeda secara bermakna (p<0.05) dengan
memiliki efek antiinflamasi. Hal ini dibuktikan
p sebesar 0,000.
dengan hasil perbandingan ketiga dosis
Tabel 2. memperlihtkan hasil uji statistik
mahkota dewa terhadap kelompok aquades
Post Hoc Analysis-Multiple Comparation tipe
sebagai kontrol negatif secara keseluruhan
LSD rerata selisih volume edema dengan
memberikan hasil yang berbeda secara
derajat kemaknaan 95%. Pengujian statistik
bermakna, dengan nilai p keseluruhan
ini dilakukan dengan 3 tahap. Pertama, untuk
0,000
membandingkan perbedaan hasil kelompok
Dari ketiga dosis mahkota dewa
II (ibuprofen), kelompok III (mahkota dewa
2,1%, 4,2%, dan 8,4% diketahui bahwa efek
2,1%), kelompok IV (mahkota dewa 4,2%)
antiinflamasi paling besar terdapat pada
dan kelompok V (mahkota dewa 8,4%)
dosis 8,4 % dengan rerata selisih volume
terhadap kelompok I (aquades) sebagai
edema kaki paling kecil.

151
Agustiana, Akhmad Edy Purwoko, Efek Antiinflamasi Daging ...

Daftar Pustaka Ibuprofen dari Matriks Xanthan Gum


yang Dikombinasikam dengan Suatu
1. Soenarto. 2006. Inflamasi. In Sudoyo Crosslinking Agent. Majalah Farmasi
A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata Indonesia. 18(3), 133-140.
M., Setiati S. (Eds.). Buku Ajar Ilmu 7. Harmanto, N. 2001. Seri Agrisehat
Penyakit Dalam (4th Ed.). Jakarta: Mahkota Dewa Obat Pusaka Para
Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Dewa. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Fakultas Kedokteran Universitas 8. Winarto, W.P. dan Tim Karyasari. 2003.
Indonesia. Seri Agrisehat, Mahkota Dewa, Budi
2. Larocco, M. 1994. Pathophysiology Daya dan Pemanfaatan untuk Obat.
Concepts of Altered Health States Jakarta: Penebar Swadaya.
(4th Ed.). Philadelphia: J.B. Lippincott 9. Mahkota Dewa Nusantara. 2005.
Company. P 243-251. Diakses 30 Maret 2008, dari http://www.
3. Punchard, N.A., Whelan, C.J., & Adcock. geocities.com/lanklax/mahkotadewa/
I. 2004. 27 September. The Journal of 10. Kim, H.P., Son, K.H., Chang, H.W.,
Inflammation. BioMed Central. Diakses & Kang, S.S. 2004. Antiinflammatory
21 April 2008, dari http://www.journal- Plant Flavonoids and Cellular
inflammation.com/content/l/l/l Action Mechanisms. Journal of
4. Inflammation, 2008, 28 April. Diakses Pharmacological Sciences. 96, 229-
29 April 2008, dari http://en.wikipedia 245
.org/wiki/Inflammation 11. Vinegar R., Truax, J.F., & Selph,
5. Burke, A., Smyth, E., & Fitzgerald, J.L. 1976. Quantitative Studies of
G.A. 2006. Analgesic-Antipyretic The Pathway to Acute Carrageenan
and Antiinflammatory Agents; Inflammation [Abstrak]. Fed proc.
Pharmacoterapy of Gout. In Laurence. 35(13), 2447-2456.
L. Brunton, John.S.L., Keith L. P. 12. Mariani, R. 2005. Telaah Kandungan
(Eds.), Goodman & Gilman’s, The Kimia dan Aktivitas Antiradang Buah
Pharmacological Basis of Therapeutics Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa
(11th Ed.). New York. The McGraw-Hill [Scheff.] Boerl [Abstrak]. Disertasi
Companies, Inc. P 671-701. Doktor. Institut Teknologi Bandung,
6. Hadisoewignyo, L. & Fudholi, A. Bandung.
2007. Studi Pelepasan In Vitro

152

You might also like