You are on page 1of 6

Tugas Bahasa Indonesia

Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Rakyat


“Asal Usul Desa Bentangur”

Kelompok 2:
1.Gioseffi Permata D.
2.Tri Permata
3.Yuza Alwariski
4.Dosi Deliana
5.Dwi Marta Dinata
Guru pembimbing:Dery Haryanto M.pd
SMP Negeri 1 Lebong Selatan
1.Rangkuman
Dulu ada sebuah desa,namanya desa Ulok Libea.Desa tersebut terletak antara desa
Tunggang dan desa Air Kopras dan desa ini terletak di pinggir sungai Ketahun.Desa Ulok
Libea diperintah oleh seorang yang bergelar Rajo Mangkurat.Rajo Mangkurat adalah
keturunan ari Keramat Lebong.
Mata pencaharian penduduk desa Ulok Libea adalah berladang,berkebun,dan mencari ikan di
pinggir sungai Ketahun.Pada waktu jalan raya belum ada,hubungan lalu lintas hanya
dilakukan melalui sungai Ketahun.oleh sebab itu fungsi biduk dan rakit sangat besar artinya
bagi penduduk desa Ulok Libea.
Biduk adalah alat penghubung dan alat mencari ikan seperti menjala,memasang tajua
pancing,bubu dan sebagainya.oleh sebab itu hampir tiap rumah penduduk desa Ulok Libea
mempunyai satu buah biduk,bahkan ada yang mempunyai dua biduk di rumahnya.Biduk
yang dipakai adalah Biduk Kembang Masak.
Pada waktu pembuatan biduk di hutan,ada suatu keanehan yang sering terjadi.yaitu sewaktu
mereka pulang alat-alat bekerja yang disembunyikan di tempat kerja,keesokan harinya ketika
mereka akan mulai bekerja lagi mereka menemukan bekas kerja,dan bahan biduk yang akan
diselesaikan sudah rusak karena dikerjakan oleh orang lain.
Melihat hal itu sering terjadi,penduduk lalu menyelidiki siapa yang merusaknya.Rupanya
setelah mereka pulang,datanglah serombongan sebangsa binatang yang berbulu seperti
manusia,mengambil alat tukang yang disembunyikan dan terus meniru manusia
bekerja.karena mereka tidak tahu apa yang diperbuat,rusaklah bahan biduk tersebut.Rupanya
sifat merekea suka meniru apa saja yang mereka lihat pekerjaan manusia.Mereka adalah
sebangsa kera besar yang berjalan seperti manusia,badan berbulu dan kalau di hutan mereka
sangat kuat.Orang Ulok Libea menyebut mereka bangsa Tirau atau Guguak.
Dengan terjadinya hal tersebut,mufakatlah penduduk desa Ulok Libea untuk menangkap
mereka,penduduk membuat anyaman(kaping)dari rotan.Kaping-kaping mereka buat banyak
lalu mereka bawa ke hutan.Di hutan mereka mempraktekkan cara memasangnya.
Pada waktu mereka memasang,bangsa Guguak mengintip dari celah-celah hutan,kemudian
kaping-kaping ditinggalkan di hutan oleh penduduk,lalu penduduk pura-pura pulang dan
mengintai mereka.
Tidak lama kemudian,datanglah bangsa Guguak mengambil kaping-kaping tersebut dan
mencoba memasangnya pada badannya seperti manusia yang mereka saksikan tadi.Setelah
kaping-kaping tadi sudah terpasang semuanya pada Guguak-guguak tersebut,datanglah
penduduk bersama-sama mengikat dan membawa Guguak-guguak ke desa.
Guguak-guaguak tersebut dipelihara dan dijinakkan serta diajarkan untuk makan
nasi.Untuk mengajar makan nasi,tiap hari badan mereka disiram dengan air panas.Secara
perlahan-lahan bulu mereka yang panjang itu mulai gugur.Bulu-bulu mereka yang gugur itu
lalu disimpan oleh raja mangkurat.Kemudian mereka diberi baju dan berbaur dengan
masyarakat Ulok Libea,bahkan sudah ada yang kawin dengan penduduk setempat.
Setelah beberapa tahun kemudian,Raja Mangkurat akan melaksanakan kejai untuk
mengawinkan anaknya.Untuk membuat balai biasanya harus disiapkan tiang penyukung kayu
yang besar dan panjang.
Untuk membawa kayu tiang penyukung tersebut,bagian muka diusung sendiri oleh raja,dan
bagian belakang oleh bangsa-bangsa Guguak bersama-sama.Setibanya di desa,Guguak-
guguak tadi langsung membanting kayu bagian belakang,sehingga lutut kaki Raja Mangkurat
terbenam ke tanah.Hal trsebut sudah direncanakan bangsa guguak yang masih mendendam
atas tipuan penduduk desa Ulok Libea,karena dahulu mereka kena jerat oleh penduduk desa
Ulok Libea.
Dengan peristiwa tersebut,Raja Mangkurat mengetahui bahwa bangsa guguak berniat jahat
pada penduduk desa Ulok Libea.Lama kelamaan terjadilah perang antar penduduk desa Ulok
Libea dengan bangsa Guguak yang sudah berkembang.Keturunan bangsa Guguak bersatu
untuk menentang desa Ulok Libea dan peperang hebat pun terjadi.
Di desa bangsa Guguak lemah tetapi kalau di hutan mereka kuat,maklum mereka adalah
orang hutan.Raja membakar bulu mereka dahulu yang disimpan.Karena mereka mencium
bulu-bulu mereka terbakar,mereka akhirnya lari ke hutan.Kalahlah bangsa Guguak tersebut.
Setelah perang berakhir,masyarakat desa Ulok Libea merasa was-was,jangan-jangan bangsa
Guguak menyerang lagi dan untuk mengatasinya penduduk harus berpindah-pindah tempat
berladang,sedangkan untuk membuat sawah di sekitar desa tersebut tidak ada lahan yang
subur.Lalu orang-orang tua mengadakan mufakat untuk mencari jalan keluar mengatasi
masalah yang dihadapi.
Akhirnya berdasarkan musyawarah,diutuslah beberapa orang untuk menjelajahi
Nuak(Daerah) disekitar tempat untuk mencari tempat berpindah desa.Pada suatu tempat
mereka menemukan barang kayu besar yaitu Batang Tangua.Mereka memperhatikan tempat
itu,ada sungai besar yaitu Sungai Ketahun dan Sungai Uram.Kemudian di keempat sisi
tempat tersebut dapat dibuat sawah,lalu mereka buatlah satu pertanda dibawah batang Tangua
tersebut.Memasang tanda yaitu tiang tiga buah dari kayu dan diatasnya diberi tanda silang
dari ranting kayu dan dibakarlah kemenyan di bawahnya,untuk minta petunjuk kepada
penunggu taneak tanai yang mana ini tanda jika bisa dibuat desa pada daerah ini maka tanda
ini tidak jatuh,tetapi jika pada tempat tersebut tidak boleh dibuat desa,maka tanda itu akan
jatuh.
Ternyata keesokan harinya tanda tersebut tidak roboh.Maka kembalilah orang yang
ditugaskan mencari tempat pindah ke desa Ulok Libea dan menyampaikan kepada Raja
Mangkurat bahwa tempat pindah desa sudah ada yaitu di bawah batang Tangua.Yang mana
tuah tempat desa tersebut adalah pada empat persegi desa dapat dibuat pada sawah,dan desa
diapit oleh dua buah sungai besar yang dinaiki ikan putih.Dan itulah sebagai tuah desa
Bentangur.
Kemudian setelah itu pindahlah desa Ulok Libea ke desa baru,yaitu desa Bentangur.Di desa
Bentangur,mulailah masyarakat membuat sawah baru.Ada yang membuka sawah arah
barat,ada yang membuka arah seberang air uram arah utara,ada yang membuka arah timur
dan ada yang membuka arah selatan.Jadi sesuailah apa yang disampaikan sebagai tuah
desa,yaitu empat persegi desa dapat dibuat sawah.
Setelah beberapa tahun,suku yang bersawah dan suku yang berkebun dibanding-
bandingkan ,yang mana suku yang berkebun diatasnagak kaya dari suku yang bersawah
dibawah.Lalu suku yang diatas dinamakan Suku Kayo,itulah desa Suko Kayo diatas
sekarang.
Masyarakat Bentangur terdiri dari dua suku,yaitu suku Kauk dan suku Daet.Suku Kauk
yaitu suku keturunan Daet yaitu keturunan Kemalo Bumai.Sampai sekarang masyarakat
Bentangur memiliki pusaka yaitu kebun durian yang terkenal dengan durian orang
kalah(Durian Guguak dahulu).
2.Menganalisis Unsur Intrinsik
Tema :Perseteruan karena dalam cerita tersebut menjelaskan
Perselisihan antara bangsa Guguak dan Penduduk desa Ulok
Libea yang membuat Penduduk desa Ulok Libea Pindah.
Tokoh :Raja Mangkurat,Penduduk desa Ulok Libea,dan Bangsa
Guguak.
Raja Mangkurat :Desa Ulok Libea diperintah oleh seorang yang bergelar Rajo
Mangkurat.Raja Mangkurat adalah keturunan ari Keramat
Lebong.
Penduduk desa Ulok Libea :Mata pencaharian penduduk desa Ulok Libea adalah berladang
Berkebun,dan mencari ikan di pinggir sungai ketahun.
Bangsa Guguak :Mereka adalah sebangsa kera besar yang berjalan seperti
manusia,badan berbulu dan kalau di hutan mereka kuat.Orang
Ulok Libea menyebut mereka bangsa Tirau atau Guguak.
Penokohan:Protagonis :Penduduk desa Ulok Libea,karena mereka adalah tokoh utama
Dalam cerita tersebut dan sifat mereka baik,menghormati,
Leluhur dan pekerja keras.
Antagonis :Bangsa Guguak,karena mereka adalah tokoh yang berlawanan
Dengan tokoh protagonis.sifat mereka,suka meniru,pendendam
Dan suka merusak barang orang lain.
Tritagonis :Raja Mangkurat,karena ia adalah tokoh penengah antara
Penduduk desa Ulok Libea dan bangsa Guguak.sifat Raja
Mangkurat berwibawa,menerima kehadiran orang lain dan
Pandai.
Latar tempat :Desa Ulok Libea dan Desa Bentangur
Desa Ulok Libea :Dulu ada sebuah desa,namanya desa Ulok Libea.Desa tersebut
Terletak antar desa Tunggang dan desa Air Kopras dan desa
Ini terletak di Pinggir sungai Ketahun
Latar Waktu :Zaman dahulu dalam kutipan,Dulu ada sebuah desa,namanya
Desa Ulok Libea
Latar Suasana :Tegang,cemas,dendam
Tegang :Lama kelamaan hal tersebut makin meruncing dan terjadilah
Perang antar penduduk desa Ulok Libea dengan bangsa Guguak
Cemas :Setelah perang berakhir,masyarakat desa Ulok libea masih was-
Was,jangan-jangan bangsa Guguak menyerang lagi
Dendam :Hal tersebut sudah direncanakan oleh bangsa guguak yang
masih mendendam atas tipuan penduduk desa Ulok Libea.
Alur :Alur maju karena urutan cerita tersebut menjelaskan cerita
Yang tidak menceritakan kembali cerita yang lalu atau kembali
(flashback)
Amanat :jangan pernah membohongi orang lain,jangan suka mendendam
Dan jangan merusak barang orang lain
Sudut pandang :sudut pandang pengarang,karena di dalam cerita tersebut
Menjelaskan tentang mereka.

You might also like