Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH KERAJAAN BULELENG, Tulang Bawang Dan Kota Kapur
MAKALAH KERAJAAN BULELENG, Tulang Bawang Dan Kota Kapur
Oleh :
Kelompok 3
1. Heiza Safitri
2. Kevin Wijaya
3. Ririn Safira
4. Sastra Julita
5. Riska Bella
6. Pira Anzayani
Kelas X IPA 1
MAN 1 LEBONG
Tahun Ajaran 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kerajaan Buleleng, Tulang Bawang
dan Kota Kapur dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Buleleng, Kerajaan Tulang Bawang dan
Kerajaan Kota Kapur............................................................................ 4
B. Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa,
Kerajaan Tulang Bawang...................................................................... 8
C. Kehidupan Sosial Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa,
Kerajaan Tulang Bawang...................................................................... 9
D. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa,
Kerajaan Tulang Bawang...................................................................... 10
E. Kehidupan Agama Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa, Tulang
Bawang................................................................................................. 13
F. Peninggalan Kota Kapur....................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Buleleng merupakan kerajaan tertua di Bali. Kerajaan ini
berkembang pada abad IX-XI Masehi. Kerajaan Buleleng diperintah oleh
Dinasti Warmadewa. Keterangan mengenai kehidupan masyarakat kerajaan
Buleleng pada masa Dinasti Warmadewa dapat dipelajari dari beberapa
prasasti seperti prasasti Belanjong, Panempahan, dan Melatgede.
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan
sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849.
Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa
Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang
sebelumnya dikenal dengan namaDen Bukit.
I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde
Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si
Luh Pasek Gobleg berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji
memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa
khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan putra mahkota.
Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun
disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.
I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya
Kerajaan Buleleng, yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur
pulau Jawa (Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada
tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena putra-putranya punya
pikiran yang saling berbeda.
Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun
kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja
Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana
dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I
Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821. Kekuasaan Karangasem
3
4
melemah, terjadi beberapa kali pergantian raja. Tahun 1825 I Gusti Made
Karangsem memerintah dengan Patihnya I Gusti Ketut Jelantik sampai
ditaklukkan Belanda tahun 1849.
Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri
di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan
keterangan mengenai kerajaan ini. Musafir Tiongkok yang pernah
mengunjungi Nusantara pada abad VII, yaitu I Tsing yang merupakan
seorang peziarah Buddha, dalam catatannya menyatakan pernah singgah di
To-Lang P'o-Hwang ("Tulangbawang"), suatu kerajaan di pedalaman Chrqse
(Pulau Sumatera). Namun Tulangbawang lebih merupakan satu Kesatuan
Adat. Tulang Bawang yang pernah mengalami kejayaan pada Abad ke VII M.
Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan pusat kerajaan Tulang
Bawang, namun ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat
kerajaan ini terletak di hulu Way Tulang Bawang (antara Menggala dan
Pagardewa) kurang lebih dalam radius 20 km dari pusat kota Menggala.
Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P'oChie
(Sriwijaya), nama Kerajaan Tulang Bawang semakin memudar. Tidak ada
catatan sejarah mengenai kerajaan ini yang ada adalah cerita turun temurun
yang diketahui oleh penyimbang adat, namun karena Tulang Bawang
menganut adat Pepadun, yang memungkinkan setiap khalayak untuk berkuasa
dalam komunitas ini, maka Pemimpin Adat yang berkuasa selalu berganti
ganti Trah. Hingga saat ini belum diketemukan benda-benda arkeologis yang
mengisahkan tentang alur dari kerajaan ini..
Prasasti Kota Kapur adalah prasasti Śrīwijaya yang pertama kali
ditemukan, jauh sebelum Prasasti Kedukan Bukit yang baru ditemukan
di Palembang pada tanggal 29 November 1920, dan Prasasti Talang
Tuwo yang ditemukan beberapa hari sebelumnya yaitu pada tanggal 17
November 1920. Berdasarkan prasasti ini Sriwijaya diketahui telah
menguasai bagian selatan Sumatera, Pulau Bangka dan Belitung
hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah
melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum "Bhumi Jawa" yang tidak
5
berbakti (tidak mau tunduk) kepada Sriwijaya. Peristiwa ini cukup bersamaan
waktunya dengan perkiraan runtuhnya Taruma di Jawa bagian barat dan
Holing (Kalingga) di Jawa bagian tengah. Ada kemungkinan hal tersebut
akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan
jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina
Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.
Prasasti tersebut ditemukan oleh J.K. van der Meulen pada bulan
Desember 1892 . Selanjutnya, prasasti ini pertama kali dianalisis oleh H.
Kern, seorang ahli epigrafi bangsa Belanda yang bekerja padaBataviaasch
Genootschap di Batavia. Replika prasasti dapat dilihat di Museum Timah
Indonesia. Situs ini terletak di Desa Kota Kapur, Kec. Mendo Barat,
Kabupaten Bangka. Sebelum Sriwijaya, kelompok masyarakat yang
menghuni pemukiman di dalam lingkungan benteng tanah adalah penganut
ajaran Hindu Waisnawa seperti yang berkembang di Asia tenggara daratan
dan Pantai Utara Jawa. Dari pemukiman itu dipasarkan Kapur Sirih.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Buleleng, Kerajaan Tulang
Bawang, Kerajaan Kota Kapur?
2. Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Buleleng masa Dinasti
Warmadewa?
3. Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Buleleng masa Dinasti
Warmadewa, Kerajaan Tulang Bawang?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Buleleng masa Dinasti
Warmadewa, Kerajaan Tulang Bawang?
5. Bagaimana kehidupan agama Kerajaan Buleleng masa Dinasti
Warmadewa, Kerajaan Tulang Bawang ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Kerajaan Buleleng dibangun berkat canpur tangan dari I Gusti Anglurah
Panji Sakti yang saat kecil memiliki nama panggilan I Gusti gede Pasukan.
Ayahnya sendiri bernama I Gusti Ngurah Jelantik dan ibunya merupakan selir
yang memiliki nama Ni Luh Pasek yang berasal dari Desa Panji .
Sebagai seseorang yang memiliki andil dalam membangun kerajaan
Buleleng, I Gusti Anglurah dibekali oleh suatu kekuatan sihir yang berasal
dari orang tuanya. Ayahnya sendiri, I Gusti Ngurah Jelantik merasa terbebani
dengan adanya kekuatan yang dimiliki karena itu bisa membuatnya
mencelakakan putra mahkota.
Agama Hindu Syiwa mendominasi kehidupan masyarakat Buleleng.
Akan tetapi, tardisimegalitikmsih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng.
Kondisi ini dibuktikan dengan penemuan beberapa bangunan pemujaan
seperti punden berundak di sekitar pura-pura Hindu. Pada masa pemerintahan
JanasadhuWarmadewa (975-983) pengaruh Buddha mulai berkembang di
Buleleng. Agama Buddha berkembang di beberapa tempat di Buleleng seperti
Pejeng, Bedulu, dan Tampaksiring. Perkembangan agama Buddha di
Buleleng ditandai dengan penemuan unsur-unsur Buddha seperti arca Buddha
di gua Gajah dan stupa di pura Pegulingan.
Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan yang pernah berdiri
di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang,
Lampung sekarang. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan
keterangan mengenai kerajaan ini.Dalam perkembangan selanjutnya,
kehidupan masyarakat Tulang Bawang juga masih ditandai dengan kegiatan
ekonomi yang terus bergeliat. Pada abad ke-15, daerah Tulang Bawang
dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan di Nusantara.
Mereka masih meyakinkan bahwa Roh-roh itu masih aktif, masih bekerja
masih tetap mengawasi anak-cucunya di mana saja berada. Mereka masih
16
17
B. Saran
Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan
berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://ipospedia.com/sejarah-kerajaan-buleleng
https://id.wikipedia.org/wiki/Wangsa_Warmadewa
http://www.gurusejarah.com/2017/07/kerajaan-buleleng-dan-kerajaan-
dinasti.html
http://diyananurfa.blogspot.co.id/2014/11/kerajaan-buleleng-tulang-bawang-
dan.html
http://melayuonline.com/ind/history/dig/408/kerajaan-tulang-bawang
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tulang_Bawang
http://northmelanesian.blogspot.co.id/2012/12/sejarah-kerajaan-tulang-bawang-
lampung.html
http://tulangbawangkab.go.id/?page_id=223