You are on page 1of 14

Yulianto B & TejamayaJurnal

M / Jurnal
Ilmu Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat.
Masyarakat. 2022;
2022; 1111(4):
(4):366-379
366-379

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat


(The Public Health Science Journal)

Journal Homepage: http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Analisis Risiko Kebakaran dan Ledakan Kegiatan Unloading


Bahan Bakar Minyak di SPBU dengan menggunakan Dow's
Fire & Explosion Index, ALOHA dan MARPLOT

Budi Yulianto1*, Mila Tejamaya2


1,2
Pascasarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia

Abstrak
Proses kegiatan pengiriman BBM ke SPBU dengan proses unloading memiliki potensi bahaya yang tinggi karena
hubungannya dengan bahan bakar jenis bensin dan solar. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis perhitungan level risiko
dan permodelan skenario untuk menggambarkan dampak kebakaran dan ledakan, agar dampak yang ditimbulkan dapat
diminimalkan dengan melakukan pengendalian dan pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis
risiko kebakaran dan ledakan kegiatan unloading bahan bakar minyak di SPBU dengan menggunakan Dow's Fire & Explosion
Index, ALOHA dan MARPLOT. Dalam penelitian ini menggunakan metode semi kuantitatif, dimana penilaian risiko dapat
menggunakan metode kuantitatif, kualitatif dan semi kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah mobil tangki kapasitas
24.000 liter melakukan proses pembongkaran (unloading) BBM dengan produk yang diangkut jenis premium di 3 SPBU
wilayah Jawa Bagian Barat yang pernah mengalami insiden kebakaran. Instrumen dan analisa risiko bahaya kebakaran dan
ledakan menggunakan Dow’s Fire and Explosion Index. Dari hasil perhitungan Dow’s Fire and Explosion Index dengan
menggunakan software ALOHA versi 5.4.7 dan MARPLOT dapat diketahui klasifikasi risiko dari kejadian kebakaran dan
ledakan serta area dampak dari kejadian tersebut. Hasil penelitian ini diketahui bahwa Tingkat risiko kebakaran dan
ledakan dari proses unloading bahan bakar minyak dari mobil tangki ke SPBU menurut klasifikasi tingkat risiko dengan
nilai 122,56 berada pada kategori Intermediate.
Kata Kunci: Analisis risiko, bahan bakar minyak, kebakaran, unloading.

Abstract
The process of sending fuel to gas stations with the unloading process has a high potential for danger because of its relationship
with gasoline and diesel fuel types. Therefore, it is necessary to analyze the risk level calculation and scenario modeling to describe
the impact of fire and explosion, so that the impact can be minimized by controlling and preventing. The purpose of this study was
to analyze the risk of fire and explosion in fuel oil unloading activities at gas stations using the Dow's Fire & Explosion Index,
ALOHA and MARPLOT. In this study using semi-quantitative methods, where risk assessment can use quantitative, qualitative and
semi-quantitative methods. The sample in this study was a tank car with a capacity of 24,000 liters carrying out the process of
unloading fuel with products transported by premium types at 3 gas stations in the West Java region that had experienced fire
incidents. Instruments and risk analysis of fire and explosion hazards using the Dow's Fire and Explosion Index. From the results
of the Dow's Fire and Explosion Index calculations using ALOHA software version 5.4.7 and MARPLOT, it can be seen the risk
classification of fire and explosion events and the impact area of these events. The results of this study indicate that the risk level
of fire and explosion from the process of unloading fuel oil from tank cars to gas stations according to the risk level classification
with a value of 122.56 is in the Intermediate category.
Keywords: Risk analysis, fuel oil, wildfire, unloading.

Korespondensi*: Budi Yulianto, Pascasarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia, Kampus Baru UI Depok Jawa Barat 16424 Indonesia, E-mail: budi.yulianto4381@gmail.com, Phone:
+6285216677575

https://doi.org/10.33221/jikm.v11i04.2016
3662022
Received : 1 Juli 2022 / Revised : 4 Juli 2022 / Accepted : 10 Juli
Copyright @ 2022, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN: 2252-4134, e-ISSN: 2354-8185
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

Pendahuluan
Kegiatan tambang minyak bumi insiden kebakaran mobil tangki yang
merupakan proses ekstraksi mineral dan disebabkan konsentrasi vapour saat proses
bahan tambang dari dalam perut bumi unloading BBM di SPBU dengan kerugian
hingga sampai ke permukaan bumi, diolah yang mencapai ± 1,3 Milyar.6 Oleh
dengan menggunakan teknologi tinggi karenanya perlu dilakukan analisis
hingga menjadi produk-produk bahan bakar perhitungan level risiko menggunakan
minyak, dan seluruh proses itu berisiko Dow’s Fire & Explosion Index dan
tinggi untuk mengakibatkan kebakaran dan permodelan skenario untuk menggambarkan
ledakan hingga menyebabkan korban jiwa, dampak kebakaran dan ledakan dengan
kerusakan properti dan pencemaran menggunakan software ALOHA versi 5.4.7
lingkungan.1,2 Stasiun Pengisian Bahan dan MARPLOT agar dampak yang
Bakar Umum (SPBU) memiliki potensi ditimbulkan dapat diminimalkan serta dapat
bahaya pencemaran udara dan insiden dilakukan pengendalian dan pencegahannya.
ledakan dimana menurut World Health Alasan penggunaan acuan index dan
Organization tahun 2004 dimana lebih dari software tersebut adalah untuk dapat
2,3 juta jiwa dan kerusakan harta benda memberikan gambaran yang menyeluruh
senilai 4,5 milyar USD akibat kebakaran dan lebih terdeskripsikan dampak
yang berkaitan dengan kesalahan kebakarannya. Dimana Penggunaan metode
penanganan produk bahan bakar.3 Stasiun Dow-F&EI akan memberikan informasi
Pengisian Bahan Bakar Umum yang terletak mengenai radius kebakaran, kerugian
di dekat daerah pemukiman tidak hanya finansial, produk yang dioperasikan,
akan berpotensi mengakibatkan kebakaran peralatan yang beroperasi, peralatan proteksi
dan ledakan, namun juga menimbulkan yang diaplikasikan. Sementara penggunaan
kerugian materil dan non materil bagi software ALOHA dan MARPLOT akan
manusia karena populasi yang besar di memberikan informasi mengenai luasan
daerah pemukiman.4 Proses loading dan area yang termasuk zona merah, oranye dan
unloading merupakan kegiatan pemindahan kuning berdasarkan tekanan ledakannya
bahan bakar minyak yang memiliki potensi serta probabilitas fasilitas eksisting yang
bahaya kebakaran yang tinggi.5 Dalam akan terkena dampaknya. Tujuan penelitian
proses unloading atau pengosongan BBM ini adalah untuk melakukan analisis risiko
dari mobil tangki, terdapat situasi berbahaya kebakaran dan ledakan kegiatan unloading
selama proses tersebut diantaranya bahan bakar minyak di SPBU dengan
campuran gas yang mudah terbakar menggunakan Dow's Fire & Explosion
disebabkan masuknya udara kedalam tangki Index, ALOHA dan MARPLOT.
selama pengosongan karena adanya
deflagrasi pada vapour space, over pressure Metode
yang dapat menimbulkan missile effect. Desain studi pada penelitian ini
Adanya pelepasan uap atau gas yang mudah merupakan penelitian deskriptif dengan
terbakar melalui venting valve atau manhole. pendekatan semi kuantitatif. Penelitian ini
Pelapasan dan penguapan cairan yang menganalisis dampak kebakaran dan
mudah terbakar karena pecahnya selang ledakan jika terjadi kegagalan sistem dalam
fleksibel atau pipa yang digunakan hingga proses unloading bahan bakar serta risiko
menimbulkan pool fire. Accident yang dapat yang menyebabkan kejadian tersebut di
terjadi dari proses unloading bahan bakar SPBU wilayah Jakarta, Bandung dan
minyak data menimbulkan fire and Tasikmalaya
explosion, gas cloud, BLEVE, pool fire, Populasi pada penelitian ini adalah
flash fire and jet fire. seluruh mobil tangki kapasitas 24.000 liter
PT. X selaku perusahaan pengangkut yang berada di area unloading bahan bakar
bahan bakar minyak ke SPBU mengalami minyak dari mobil tangki ke tangki pendam

367
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

SPBU di wilayah Jakarta, Bandung dan dalam operasional mobil tangki; Pengawas/
Tasikmalaya. Sampel pada penelitian ini Supervisor SPBU selaku penanggung jawab
adalah mobil tangki kapasitas 24.000 liter kegiatan unloading BBM dari mobil tangki
dengan produk yang diangkut jenis premium ke tangki pendam SPBU, asisten pengemudi
dan tangki timbun yang menerima produk angkutan bahan bakar selaku petugas yang
premium dari mobil tangki. Responden mengawasi serta menjaga keselamatan
penelitian ini terdiri dari 2 orang dari dari mobil tangki saat proses unloading, praktisi
Divisi Health Safety Security Environment atau pekerja yang berpengalaman di bidang
(HSSE) PT. X selaku perusahaan yang K3 Penanggulangan Kebakaran dan
ditugaskan melakukan pendistribusian Ledakan. Kegiatan unloading BBM dari
Bahan Bakar Minyak dari Terminal Bahan mobil tangki ke tangki pendam SPBU;
Bakar Minyak ke SPBU. 1 orang pengawas Asisten pengemudi angkutan bahan bakar
dari tiap-tiap SPBU yang diteliti yang selaku petugas yang mengawasi serta
bertugas melakukan pembongkaran BBM menjaga keselamatan mobil tangki saat
dari Mobil Tangki ke tangki pendam SPBU. proses unloading. Selain itu, peneliti juga
1 orang asisten pengemudi mobil tangki akan melakukan wawancara dengan
yang mengawasi kegiatan mobil tangki praktisi/akademisi yang ahli dibidang K3
dalam melakukan proses pembongkaran Penanggulangan Kebakaran dan Ledakan.
BBM (unloading). Unit analisis Sementara untuk data sekundernya,
pengambilan data pada penelitian ini adalah peneliti mengambil data dari beberapa
Mobil Tangki yang melakukan proses sumber yaitu data gambaran umum proses
pembongkaran (unloading) BBM produk unloading bahan bakar minyak dari mobil
premium yang memiliki potensi timbulnya tangki ke tangki timbun SPBU yang terdapat
kebakaran dan ledakan pada lokasi yang dalam SOP SPBU; dokumen SPBU yang
beresiko akibat kebocoran di SPBU. terdiri dari: layout SPBU, gambaran
Penelitian dilakukan di satu SPBU wilayah geografi SPBU, sarana pemadam yang
Jakarta (SPBU A) dan satu SPBU di wilayah dimiliki oleh mobil tangki dan SPBU; Buku
Bandung (SPBU B) dan satu SPBU wilayah panduan standar mobil tangka PT. X yang
Tasikmalaya (SPBU C) selama 2 bulan dari terdiri dari: spesifikasi mobil tangki,
bulan Maret sampai dengan April 2022. spesifikasi teknis, sistem tanggap darurat
Untuk tehnik pengambilan data terdiri kebakaran dan ledakan di SPBU.
dari dua sumber yaitu data primer dan Instrument penelitian yang digunakan
sekunder. Untuk data primer, yang pertama terdiri dari beberapa jenis, yaitu: pertama,
diperoleh langsung dari lokasi penelitian Lembar ceklist observasi berupa lembar
dengan melakukan observasi pada objek ceklist peralatan di mobil tangki, data umum
yang akan diteliti dengan menggunakan mobil tangka, meliputi: merk, kapasitas
checklist untuk evaluasi operasional angkut, jenis bahan bakar yang diangkut,
unloading bahan bakar dari mobil tangki ke jenis kendaraan, peralatan pengaman. Selain
tangki pendam SPBU. Kedua, dengan itu, ceklist observasi juga akan menilai:
melakukan wawancara terhadap beberapa pemeriksaan proses unloding bahan bakar
pengelola dari proses pendistribusian BBM dari mobil tangki ke tangki timbun SPBU,
tersebut diantaranya adalah: pekerja PT. X pemeriksaan alat pengaman proses
selaku perusahaan yang bertanggung jawab unloading mobil tangki antara lain sistem
terhadap pendistribusian BBM ke lembaga grounding, emergency shutdown, sistem
penyalur dalam hal ini ke SPBU; Supervisor pneumatik, dan keberfungsian Alat
yang bertanggung jawab terhadap Pemadam Api Ringan (APAR). Kedua,
pendistribusian BBM dengan menggunakan lembar check list perhitungan Dow’s Fire &
mobil tangki; petugas HSE fleet Explosion Index, dimana hasil
management yang bertugas melakukan perhitungannya menggambarkan klasifikasi
investigasi insiden setiap terjadi insiden level bahaya atau level dari risiko pada

368
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

proses unloading bahan bakar minyak dari terletak di kota Bandung yang
mobil tangki ke tangki pendam SPBU yang memiliki luas area sebesar 1396 m2
menimbulkan pajanan pada area tertentu dan dengan fasilitas 6 tangki timbun yang
estimasi nilai kerugian. Instrument yang terdiri dari tangki Premium 31.677
ketiga adalah pedoman wawancara. liter, Pertalite 21.772 liter, Solar
Analisa data pada penelitian ini 46.717 liter, Pertamax 31.911 liter,
menggunakan software Dow’s Fire and Pertamax Turbo 21.821 liter dan
Explosion Index, software ALOHA dan Dexlite 31.897 liter, dan memiliki 4
MARPLOT. Adapun jenis data yang dispenser. SPBU ini memiliki area
dianalisis adalah data hasil observasi mobil unloading yang berada di area dalam
tangki; data hasil perhitungan Dow’s Fire sisi kanan yang dibatasi oleh tembok ±
and Explotion Index; data output perangkat 4,5 meter yang membatasi SPBU
lunak ALOHA, dan hasil wawancara. dengan warga sekitar. SPBU ini
Penelitian ini telah melalui prosedur kaji etik dilengkapi dengan alat
oleh Komisi Etik Riset dan Pengabdian penanggulangan kebakaran yaitu 4
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan unit APAR DCP 9 kg yang berada di
Masyarakat Universitas Indonesia, dan setiap dispenser, 1 APAR CO2 yang
dinyatakan layak untuk dilaksanakan, hal ini berapa di ruang kantor, APAB DCP 68
terbukti dari surat keterangan ethical kg.
approval nomor: c. SPBU C
Ket-394/UN2.F10.D11/PPM.00.02/2022. SPBU C wilayah Tasilmalaya yang
berdiri tahun 2012 memiliki luas area
Hasil sebesar 2500 m2, memiliki fasilitas 4
1. Karakteristik SPBU tangki timbun, Pertalite kapasitas 32
a. SPBU A KL, Solar kapasitas 32 KL, Petamax
SPBU A yang berdiri tahun 2003 kapasitas 10 KL dan Dexlite dengan
terletak di wilayah Jakarta Selatan kapasitas 10 KL. SPBU C dilengkapi
yang memiliki luas sebesar ± 1650 m2 dengan fasilitas toilet, kantor SPBU,
dengan fasilitas 4 tangki timbun kios pengisian ban Nitrogen dan
Pertamax kapasitas 32 KL, Pertalite mushola. SPBU C dikelilingi pagar
kapasitas 32 KL , Pertamina Dex tembok setinggai 2,5 m yang
kapasitas 32 KL dan Pertamax Turbo membatasi SPBU dengan warga
kapasitas 32KL, SPBU ini memiliki sekitar. SPBU ini dilengkapi dengan
empat area loading dengan empat peralatan penanggulangan kebakaran
dispenser. SPBU ini memiliki area yaitu 5 unit APAR DCP 9 kg, 1 unit
unloading berada di sisi depan SPBU. APAR CO2 5 kg dan 2 unit APAB
SPBU ini dilengkapi dengan alat DCP 75 kg.
penaggulangan kebakaran yaitu 5 unit
APAR DCP 9 kg yang berada di setiap 2. Karakteristik Mobil Tangki
dispenser dan 1 unit APAR CO2 Mobil tangki yang di teliti
diruang kantor, APAB DCP 60 kg merupakan mobil tangki dengan
yang berada di area sisi depan SPBU kapasitas 24.000 liter dengan jenis
dan area unloding BBM. Sisi selatan kendaraan trailer dengan menggunakan
SPBU ini terdapat jalan dua arah yang tangki stainless steel dan alummunium
padat lalulintas, di sisi utara alloy. Ketentuan dari kendaraan
berbatasan dengan rumah penduduk pengangkut BBM PT. Pertamina (Persero)
dan masjid, sisi timur dan barat telah ditentukan pada Buku Panduan
berbatasan dengan rumah penduduk. Mobil Tangki PT. Pertamina (Persero).
b. SPBU B Mobil tangki 24.000 liter terdapat 3
SPBU B yang berdiri tahun 2006 kompartemen, dengan masing-masing

369
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

kompartemen memiliki kapasitas 8.000 unloading bahan bakar minyak di


liter. Jaringan kabel listrik dan kabel SPBU. Jika terdapat parameter yang
sensor overfill, kabel sensor elektronic tidak penerapannya pada proses maka
seal serta selang interlock-udara/ nilai penalti = 0. Hasil penelitian pada
pneumatic menggunakan material parameter General Process Hazard,
plyamide yang tahan terhadap sinar UV. sebagai berikut:
Mobil tangki dilengkapi dengan 1) Reaksi Eksotermis: Tidak ada
pencegah timbulnya listrik statis yang penalti (0,00) karena unit proses
berbahaya terhadap isi muatan. Untuk merupakan tangki timbun sehingga
kendaraan 24.000 liter semi trailer, pada tidak terdapat reaksi eksotermis
setiap kompartemen tangki terhubung 2) Reaksi Endotermis: Pada proses
dengan chassis bawah tangki semi trailer unloading bahan bakar minyak dari
menggunakan minimal satu sambungan mobil tangki ke tangki timbun tidak
logam tahan karat (bounding) dengan terdapat reaksi endotermis. Tidak
nilai tahanan maksimal 7 Ω (ohm) sesuai ada penalti (0,00) karena unit
dengan ketentuan API RP-2003 proses merupakan tangki timbun
ketentuan 4.2.7. sehingga tidak terdapat reaksi
endotermis
3. Hasil Perhitungan Dow’s Fire and 3) Penanganan dan Transfer Material:
Explosion Index Pada proses unloading di tiga
a. Penentuan Faktor Material SPBU merupakan proses bongkar
Karakteristik Gasoline memiliki muat BBM yang melibatkan bahan
tingkat bahaya terhadap kesehatan mudah terbakar kelas 1 yaitu
skala 2 yang berarti bila terpajan premium, sehingga nilai penalti
dalam jumlah yang besar dengan parameter ini pada proses
durasi terus menerus dapat unloading yaitu 0,50.
menimbulkan gangguan kesehatan, 4) Unit Proses Tertutup: Premium
seperti iritasi. Untuk tingkat merupakan flammable liquid yang
kemudahan terbakar memiliki skala 3 memiliki flash point - 43°C, dimana
dimana bahan bakar yang dapat proses unloading dilakukan pada
menyala dengan sendirinya pada suhu suhu 22-32°C. Proses unloading di
– 43 °C dengan flammability value SPBU A, B dan C berada di area
Low Explosive Limit (LEL) 1.4%, terbuka, maka nilai penalti
Upper Explosive Limit (UEL) 7.6%. parameter ini adalah 0,00.
Nilai reaktifitas (NR), nilai 5) Akses: Untuk SPBU A (Jakarta)
flammability (NF) dan material factor memiliki dua akses masuk dan
(MF) terdapat pada ketentuan dalam keluar dari jalan raya dengan posisi
Dow’s Fire and Explosion Index pada proses unloading berada di sisi
Appendix A. dimana untuk material depan area SPBU. Untuk SPBU B
Gasoline nilai NR = 0, Nilai NF = 3 dan (Bandung) memiliki dua akses
nilai MF = 16. masuk dan keluar dari jalan raya
dengan proses unloading berada di
b. Perhitungan General Process Hazard belakang dan sisi kanan area SPBU.
(F1) Untuk SPBU C (Tasikmalaya)
F1 adalah faktor utama yang berperan memiliki dua akses masuk dan
dalam menentukan besarnya kerugian keluar dari jalan raya dengan proses
dari insiden. Dalam perhitungan unloading berada di sisi depan area
General Process Hazard memiliki 6 SPBU. Dari ketiga unit proses
parameter risiko yang ditentukan tersebut memiliki dua akses
dengan nilai penalti pada proses memadai sehingga tidak ada nilai

370
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

penalti pada parameter ini dengan yang turun menuju tangki timbun
nilai penalti 0,00 SPBU sehingga udara luar dapat
6) Drainse dan Kontrol Tumpahan: masuk pressure vacum vent yang
Sistem drainase dan kontrol terletak di sisi manhole atas mobil
tumpahan dari ketiga SPBU tangki. Maka nilai penalti yang
memiliki drainase namun tidak diperoleh dari proses unloading
dapat menampung seluruh jumlah pada parameter ini adalah = 0,50.
BBM dan area unloading 4) Ledakan Debu
berbentuk datar yang Pada proses unloading bahan bakar
memungkinkan BBM dapat minyak dari mobil tangki ke tangki
tumpah dan menyebar ke area pendam SPBU merupakan proses
SPBU. Maka nilai penalti dari transfer liquid. Pada parameter ini
parameter ini yaitu 0.50. penalti tidak diterapkan, sehingga
Perhitungan F1 dengan nilai Base nilai penalti pada parameter ini =
Factor 1 untuk proses unloading, 0,00.
maka nilai F1 menjadi: F1 = 1 + 0 + 0 5) Tekanan Pelepasan
+ 0,5 + 0 + 0 + 0,5 = 2,00 Pada proses unloading bahan bakar
dari mobil tangki ke tangki timbun
c. Perhitungan Special Process Hazard memiliki tekanan normal 1 atm
Factor (F2) (14,7 psig). Premium yang
F2 adalah faktor yang dapat merupakan flammable liquid
meningkatkan probabilitas potensi dengan flash point - 43°C. Nilai
insiden. F2 merupakan kondisi proses penalti dapat ditentukan dengan
yang spesifik yang berdasarkan memasukan besar nilai tekanan
sejarah berkontribusi menjadi operasi sebesar 14,7 psig. Sehingga
penyebab utama insiden kebakaran nilai penalti di berdasarkan
dan ledakan. Pada perhitungan Special persamaan sebagai berikut:
Process Hazard Factor (F2) pada Dengan nilai X = 14,7 psig, maka
proses unloading BBM dari mobil hasil persamaannya yaitu:
tangki di SPBU terdapat parameter Y = 0,16109 + ((1,61503 X 14,7)/
yang tidak diterapkan maka nilai 1000)8o – 1,42879 (14,7/1000)2 +
penaltinya adalah 0, dengan hasil 0,5172
penelitian setiap parameter sebagai (14,7/1000)3
berikut: Y = 0,1845
1) Material Beracun Maka nilai penalti pada parameter
Nilai penalti pada parameter tekanan pelepasan = 0,1845
material beracun pada proses 6) Temperatur Rendah
unloading paramater Toxic Temperatur operasional proses
Material adalah: 0,20 x Nh unloading BBM dari mobil tangki
Material = 0,20 x 1 = 0,20. ke tangki timbun SPBU tidak
2) Tekanan Sub Atmosfer dilakukan pada suhu dibawah suhu
Tidak ada penalti (0,00) karena unit normal, maka nilai penalti = 0,00.
proses adalah tangki timbun yang 7) Kuantitas Bahan Mudah Terbakar
merupakan atmosferic storage tank, Nilai penalti pada parameter ini
yaitu tangki yang dioperasikan yaitu 0,452. Nilai tersebut didapat
pada atau sedikit di atas tekanan dari perhitungan sebagai berikut:
atmosfir. a. Volume bersih dari jumlah
3) Temperatur Operasi pada atau bahan bakar minyak dari mobil
dekat dengan Flammable Range tangki pada proses unloading di
Saat proses unloding, bahan bakar 3 SPBU memiliki volume yang

371
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

sama yaitu 24.000 liter premium, 100°C, sehingga nilai penalti =


dengan massa jenis premium 0,00.
0,750 kg/liter. 12) Peralatan Berputar
b. Massa dari bahan bakar = massa Tidak ada penalti (0,00) karena
jenis X volume bersih = 24.000 tidak menggunakan peralatan
liter X 0,750 kg/liter = 18.000 kg, berputar.
dimana 1 kg = 2,2046 lb. jadi Nilai perhitungan Special Process
18.000 kg sama dengan Hazard Factor (F2) yang
39.682,8 lb. memiliki base factor 1,
c. Gasoline memiliki energi (Hc) = F2:1+0,2+0+0,5+0+0,18+0+0,45
18, 8 X 103 BTU/lb, maka total +0+1,5+0+0+0 = 3,83
energi dalam mobil tangki BBM
= 39.682,8 X 18, 8 X 103 BTU = d. Perhitungan Fire and Explosion Index
746.036.640 = 0,746 X 109 Nilai Fire and Explosion Index (F3)
BTU. yaitu 7,66 yang diperoleh dari
d. Pada perhitungan rumus, nilai perhitungan: F1 X F2 = 2,00 X 3,83 =
(X) dalam BTU X 109 sehingga 7,66
nilai dalam BTU adalah 0,746. Nilai Fire and Explosion Index pada
LOG (Y) = -0.40311 + proses kegiatan unloading bahan
0.378703*LOG(X)-0.046402*L bakar minyak dari mobil tangki ke
OG (X)2 – 0.015379*LOG (X)3. SPBU, merupakan hasil perkalian dari
8) Korosi dan Erusi material factor dengan nilai F3
Belum pernah ditemukan adanya dengan persamaan sebagai berikut:
korosi pada tangki pengangkut F & EI : Material Factor x F3 =
bahan bakar di mobil tangki. Pada 16 x 7,66 = 122,56
parameter ini nilai penalti = 0,00 F&EI merupakan gambaran potensi
9) Kebocoran sambungan dan bahaya yang ada dalam unit proses
pengepakan yang dapat dikatagorikan berdasarkan
Mendapat penalti 1,5 karena tingkat bahaya. Tingkat risiko
sambungan dari mobil tangka ke kebakaran dan ledakan dari proses
tangki pendam menggunakan unloading bahan bakar minyak dari
bagian coupling yang tidak mobil tangki ke SPBU menurut
terpasang dengan baik atau sdh aus, klasifikasi tingkat risiko dengan nilai
sehingga terjadi kebocoran bbm 122,56 berada pada kategori
atau terlepasnya vapour BBM ke Intermediate.
udara Nilai hasil perhitungan Loss Control
10) Penggunaan Peralatan Pembakar Credit Factor (LCCF), terdapat tiga kategori
Tidak ada penalti (0,00) karena di dalam pengendalian kerugian diataranya:
sekitar atau pada tangki tidak kontrol proses (C1), isolasi bahan (C2),
terdapat peralatan pembakar perlindungan kebakaran (C3). Dimana
11) Sistem Pertukaran Minyak Panas LCCF (C total) diperoleh dari perkalian
Pemberian nilai penalti pada antara C1 x C2 x C3 dan diperoleh hasil 0,80,
parameter ini untuk bahan yang artinya intervensi pengendalian
combustible liquid, sedangkan kerugian nya masih kurang maksimal.
premium merupakan flammable
liquid dengan flash point dibawah

372
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

Tabel 1. Nilai Perhitungan Loss Control Credit Factor (LCCF)

SPBU A SPBU B SPBU C


Process Control Credit Factor (C1) 0,84 0,84 0,84
A. Emergency Power 1,00 1,00 1,00
B. Cooling System 1,00 1,00 1,00
C. Pengendali Ledakan 1,00 1,00 1,00
D Emergency Shutdown 1,00 1,00 1,00
E. Pengendalian komputerisasi 1,00 1,00 1,00
F. Inert Gas 1,00 1,00 1,00
G. Prosedur Operasi 0,99 0,99 0,99
H. Tinjauan Bahan Kimia 0,91 0,91 0,91
I. Bahaya Proses Lainnya 0,93 0,93 0,93
Material Isolation Credit Factor (C2) 0,98 0,98 0,98
A. Remote Control Valve 1,00 1,00 1,00
B. Tangki Penampungan 1,00 1,00 1,00
C. Drainase 1,00 1,00 1,00
E. Interlock System 0,98 0,98 0,98
Fire Protection Credit Factor (C3) 0,98 0,98 0,98
A. Leak Detection 1,00 1,00 1,00
B. Structural Steel 1,00 1,00 1,00
C. Fire water supply 1,00 1,00 1,00
D. Special system 1,00 1,00 1,00
E. Sprinkler System 1,00 1,00 1,00
F. Water Curtain 1,00 1,00 1,00
G. Foam 1,00 1,00 1,00
H. Hand Estinguisher 0,98 0,98 0,98
I. Cable Protection 1,00 1,00 1,00
Loss Control Credit Factor = C1 X C2 X C3 0,80 0,80 0,80
Radius Paparan F & E X 0,3048 (meter) 37,36 37,36 37,36
Luas Area Paparan (πr2) (meter) 4.382,7 4.382,7 4.382,7
Replacement Value (Original Cost x 0,82 x 216.529.200.000 216.529.200.000 94.511.232.000
escalation factor)
Damage Factor (Y = 0,256741 + 0,019886 * 1,316 1,316 1,316
X + 0,011055*X² - 0,00088*X³)
Base Maximum Probable Property Damage 284.952.427.200 189.502.104.960 124.376.781.312
(Base MPPD)
Damage Factor x Value of Area of Exposure
Estimasi Nilai Kerugian (LCCF x Base 229.101.751.469 152.359.692.388 99.998.932.174
MPPD)

4. Perhitungan Aloha dan Marplot memodelkan beberapa jenis skenario


Penelitian dengan menggunakan yang sering terjadi pada kebocoran bahan
perangkat lunak ALOHA pada skenario kimia, yiatu: Jet fire, Flash fire dan Pool
cairan BBM yang terdiri dari unsur fire. Pool fire terjadi ketika cairan mudah
Pentana dimana terdapat kebocoran pada terbakar dapat membentuk genangan
proses unloading yang terjadi antara yang kemudian dapat terbakar. Radius
bottom loader dengan rubber hose yang tumpahan BBM yang berada di area
menuju tangki timbun SPBU. ALOHA bawah mobil tangki sehingga
memiliki kemampuan untuk menimbulkan vapour cloud sehingga

373
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

menimbulkan pool fire akibat adanya dengan nilai Lower Explosive Limit (LEL)
inisiasi dari spark (percikan atau bunga yaitu 14.000 ppm dan Upper Explosive
api) ataupun dari panas pada lingkungan Limit (UEL) 150.000 ppm. Nilai
sekitar. Pada penelitian ini menggunakan Protective Action Criteria (PAC-1) yaitu
flammable liquid yaitu premium yang 3.000 ppm, PAC-2 33.000 ppm dan
terdiri dari senyawa kimia Pentana PAC-3 pada 200.000 ppm.
Berdasarkan hasil permodelan dengan
a. SPBU A menggunakan perangkat lunak
Tangki pengangkut BBM yang ALOHA untuk SPBU Jakarta,
berbentuk silindris dengan diamater diperkirakan terjadi kebocoran BBM
2,1 meter, panjang 6,93 meter dan Premium yang mengandung zat kimia
memiliki volume 24.000 liter. Sesuai pentana dimana berlangsung selama 1
dengan gambar diatas dengan jenis jam dengan rata-rata kecepatan aliran
kebakaran tipe pool fire dengan threat sebesar 184 kg/ menit dengan jumlah
zone pada zona merah yaitu sejauh 19 pentana selama rentang waktu sebesar
meter yang memiliki potensi kematian 4.516 kg. ALOHA memperkirakan
dalam waktu 60 detik, zona orange 23 bahwa jangkauan penyebaran pentana
meter memiliki potensi luka bakar sebagai berikut: Flammable area of
derajat 2 dan zona kuning sejauh 30 vapour cloud, zona merah (8400 ppm
meter yang dapat menimbulkan rasa = 60% LEL = Flame Pocket) pada
sakit. Panjang dari flame length jarak 15 meter. Flammable area of
maksimal 11 meter. Hasil kecepatan vapour cloud, zona kuning (1400 ppm
rata-rata cairan terbakar sebanyak 139 = 10% LEL) pada jarak 50 meter.
kg/menit atau setara dengan 100 liter/ Untuk jarak antara 15 meter hingga 50
menit. Kebocoran flammable liquid meter yang merupakan wilayah
berasal dari kebocoran pada connector dengan potensial terjadinya kebakaran
rubber hose ke bottom loading, jika terjadi ignisi. Pola tersebut dapat
dengan diameter kebocoran sebesar 4 berubah sewaktu-waktu, sehingga
inch dengan volume yang mengalami penetapan zona terancam (threat zone)
kebocoran pada salah satu yaitu radius 15 sampai dengan 50
kompartemen sebanyak 8000 liter. meter.

Gambar 1. Hasil ALOHA dan MARPLOT Pool Fire dan simulasi Flammable Area of Vapour Cloud pada
kegiatan Unloading mobil tangki di SPBU A (Jakarta)

374
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

b. SPBU B

Gambar 2. Hasil ALOHA dan MARPLOT Pool Fire dan simulasi Flammable Area of Vapour Cloud
pada kegiatan Unloading mobil tangki di SPBU B (Bandung)

Dengan karakteristik ukuran zona merah (8.400 = 60 % LEL =


tangka yang sama yaitu diamater 2,1 flame pocket) pada jarak 15 meter.
meter, panjang 6,93 meter dan Flammable area of vapour cloud,
memiliki volume 24.000 liter. Sesuai zona kuning (1.400 = 10 % LEL) pada
dengan gambar diatas dengan jenis jarak 58 meter. Pada jarak lebih dari
kebakaran tipe pool fire dengan threat 58 meter konsentrasi vapour pentana
zone yang sama dengan SPBU A pada berada dibawah LEL/ LFL, jika
zona merah, zona orange dan zona terignisi tidak menimbulkan
kuning. Permodelan ALOHA zona kebakaran. Untuk jarak diatara 15
terancam (threat zone), nilai meter dengan 58 meter yang
flammable area vapour cloud zona merupakan wilayah dengan potensial
merah (8.400 ppm = 60 % LEL = terjadinya kebakaran jika terignisi.
flame pocket), zona kuning (1.400 Kondisi tersebut dapat berubah
ppm = 10 % LEL). ALOHA sewaktu-waktu, sehingga penetapan
memperkirakan bahwa jangkauan zona terancam (threat zone) pada
penyebaran pentana sebagai berikut: radius 15 sampai dengan 58 meter.
Flammable area of vapour cloud,

c. SPBU C

Gambar 3. Hasil ALOHA dan MARPLOT Pool Fire dan simulasi Flammable Area of Vapour Cloud
pada kegiatan Unloading mobil tangki di SPBU B (Tasikmalaya)

Sesuai dengan gambar diatas yang memiliki potensi menyebabkan


dengan jenis kebakaran tipe pool fire luka bakar derajat 2 dan zona kuning
dengan threat zone pada zona merah sejauh 26 meter yang dapat
yaitu sejauh 17 meter yang dapat menimbulkan rasa sakit. Panjang
menyebabkan kematian dalam waktu flame length 10 meter dengan
60 detik, zona orange sejauh 20 meter kecepatan rata-rata cairan terbakar

375
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

sebanyak 139 kg/menit setara dengan pocket). Zona kuning (1.400 ppm = 10 %
100 liter per menit. Pemodelan LEL) yang nilainya sama dengan
ALOHA zona terancam (threat zone), SPBU A. ALOHA memperkirakan
nilai flammable area vapour cloud bahwa jangkauan penyebaran pentana
zona merah (8.400 = 60 LEL = flame sama dengan SPBU A.

Tabel 2. Hasil Akumulasi Simulasi ALOHA dan Marplot

No. Skenario Kegagalan Lokasi Simulasi Hasil Aloha


1. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU A Pool Fire dengan radius zona
keluar dari rubber hose dalam kondisi merah 19 meter, zona orange
terbakar 23 meter dan zona kuning 30
meter.
2. Kebocoran Bahan Tabel 3. Bakar SPBU A Flammable area vapour cloud
Premium keluar dari rubber hose dalam dengan zona merah dan zona
kondisi tidak terbakar dan orange 15 meter, zona kuning
menimbulkan vapour cloud 58 meter.
3. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU A Paparan Toxic
keluar dari rubber hose menimbulkan zona merah PAC-3 dan zona
vapour cloud yang dapat menyebabkan orange PAC-2 sejauh 10 meter,
toxic zona kuning PAC-1 sejauh 27
meter.
4. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU B Pool Fire dengan radius zona
keluar dari rubber hose dalam kondisi merah 19 meter, zona orange
terbakar 23 meter dan zona kuning 30
meter.
5. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU B Flammable area vapour cloud
keluar dari rubber hose dalam kondisi dengan zona merah sejauh 15
tidak terbakar dan menimbulkan vapour meter, zona kuning 58 meter.
cloud
6. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU B Paparan Toxic
keluar dari rubber hose menimbulkan zona merah PAC-3 sejauh 10
vapour cloud yang dapat menyebabkan meter, zona orange PAC-2
toxic sejauh 10 meter, zona kuning
PAC-1 sejauh 23 meter.
7. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU C Pool Fire dengan radius zona
keluar dari rubber hose dalam kondisi merah 17 meter, zona orange
terbakar 20 meter dan zona kuning 26
meter.
8. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU C Flammable area vapour cloud
keluar dari rubber hose dalam kondisi dengan zona merah sejauh 14
tidak terbakar dan menimbulkan vapour meter, zona kuning 50 meter.
cloud
9. Kebocoran Bahan Bakar Premium SPBU C Paparan Toxic
keluar dari rubber hose menimbulkan zona merah PAC-3 dan PAC-2
vapour cloud yang dapat menyebabkan sejauh 10 meter, zona kuning
toxic PAC-1 sejauh 23 meter.

Berdasarkan hasil analisa BBM dan usaha UMKM yang


perhitungan Dow’s Fire and berada di area SPBU
Explosion Index didapati jarak radius 2) Luka berat dan kerusakan asset
paparan sebesar 37,36 meter serta bisnis dan usaha
berdampak pada: 3) Luka ringan, paparan panas dari
1) Fatality, kerusakan asset, kebakaran dan ledakan
berhentinya bisnis penyaluran

376
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

Pembahasan diperoleh nilai F&EI adalah sebesar 122,56.


Hasil analisa tingkat risiko kebakaran Bedasarkan Pedoman Dow’s Fire and
dan ledakan dengan menggunakan Explosion Index, diketahui bahwa unit
perhitungan Dow’s Fire & Explosion Index proses dengan kisaran F&EI sebesar 97 –
dengan nilai 122,56 dengan kategori 127 masuk dalam klasifikasi tingkat bahaya
Intermediate. Pada proses unloading BBM intermediate. Menurut Nedved, nilai F&EI
dengan kapasitas BBM sebesar 24.000 liter menunjukkan suatu ukuran dari bahaya
membutuhkan pengendalian khusus serta potensial pada suatu bagian site jika terjadi
mitigasi risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan. Teknik Dow Index tidak dapat
kerugian baik kerugian jiwa maupun mengetahui hubungan antara segi-segi
kerugian harta benda. Dow’s Fire & safety yang ditentukan dengan bahaya yang
Explosion Index digunakan untuk membantu diidentifikasi, kecuali hanya dalam sifat
engineer dalam menganalisa bahaya pada kualitatif. Oleh karena itu, diperlukan
setiap unit proses serta membuat keputusan metoda atau alat analisis bahaya yang lain.8
penting dalam mengurangi dampak Sehingga pada penelitian ini dilengkapi
keparahan dan kemungkinan insiden.7 dengan perhitungan ALOHA dan Marplot.
Dalam perhitungan nilai kerugian Pada area unloading BBM di SPBU
pada SPBU A sebesar Rp. 229.101.751460,-, tidak tersedia fasilitas drainase yang dapat
SPBU B sebesar 152.359.692.388,- , SPBU menampung 50% total kapasitas BBM yang
C sebesar 99.998.932.174,-. Pada ada di mobil tangki dengan kapasitas 24.000
perhitungan nilai kerugian merupakan hasil liter. Guna menghindari bahaya aliran BBM
perkalian dari nilai Lost Control Credit yang tumpah dan pengalir ke luar SPBU
Factor (LCCF) yang merupakan gabungan diharapkan untuk menambah fasilitas
dari Process Control Credit Factor (C1), drainse khusus tumpahan BBM diarea
Material Isolation Credit Factor (C2) dan unloading SPBU dengan ketentuan sesuai
Fire Protection Credit Factor (C3). penilaian Dow’s Fire & Explosion Index
Semakin besar nilai LCCF maka dapat yaitu 50% kapasitas terbesar tangki
meningkatkan jumlah kerugian akibat penampung BBM yang dibuat khusus
kebakaran dan ledakan yang semakin besar. kemudian dapat ditampung di dalam tangki
Namun jika nilai LCCF semakin kecil maka penampungan darurat.
nilai kerugian semakin berkurang, oleh Kebocoran dari proses operasional
karenanya perlu dilakukan implementasi dipengaruhi oleh banyak parameter
sistem pada kegiatan operasional, baik diantaranya suhu udara, kelembaban relatif
secara administrasi maupun implemantasi dan kecepatan angin. Sebagian besar
sarana fasilitas pencegah kebakaran yang kecelakaan disebabkan oleh tidak ada
disesuaikan potensi risiko yang mungkin prosedur yang dilaksanakan dengan baik
muncul. Untuk nilai C1 dapat berupa khususnya prosedur tanggap darurat dimana
implementasi pengendalian potensi kecelakaan dipengaruhi oleh batas waktu.9
kebakaran dan ledakan pada proses Berdasarkan hasil dari simulasi
operasional, untuk nilai C2 dapat berupa ALOHA yang telah dilakukan superimposisi
penerapan teknologi atau rekayasa MARPLOT dimana skenario bahan bakar
engineering pada peralatan proses guna yang terbakar dan bahan bakar yang tidak
mencegah timbulnya kebakaran dan ledakan, terbakar yang dapat menyebabkan
sedangkan nilai C3 dapat berupa terjadinya pool fire. Luas tumpahan bahan
implementasi peralatan identifikasi potensi bakar berhubungan dengan besar kecilnya
bahaya kebakaran dan implementasi api yang dihasilkan, hal tersebut dapat
peralatan pemadam kebakaran. dipengaruhi oleh dinding ruang dan
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penghalang dilantai.10 Efek kebakaran pool
tingkat risiko kebakaran dan ledakan dari fire pada tangki yang berdekatan dapat
proses unloading bahan bakar minyak menimbulkan respon termal terhadap cairan

377
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

yang ada ditangki dapat berpotensi pemasangan rubber hose dan bottom loader
menimbulkan eskalasi kebakaran.11 yang tidak baik atau tidak sempurna
Skenario saat bahan bakar rilis ke udara sehingga dapat menyebabkan vapour keluar
walau tidak menimbulkan kebakaran namun ke area unloading dan keudara dimana
dapat menimbulkan efek toxic diantaranya berpotensi terignisi sehingga dapat
SPBU A yang terletak di Jakarta dan SPBU menyebabkan kebakaran dan ledakan. Pada
B di kota Bandung, bahwa jarak dari sumber tingkat risiko kebakaran dan ledakan pada
kebocoran pada zona merah dan orange kegiatan operasional unloading dimana pada
sejauh 10 meter dengan kandungan pentana hasil perhitungan Dow’s Fire & Explosion
33.000 s.d 200.000 ppm dan untuk zona Index yaitu intermediate. Besar radius
kuning sejauh 27 meter dengan kandungan paparan yaitu 37,36 meter dan luas area
pentana sebesar 3000 ppm. Untuk SPBU C paparan sebesar 4.382,7 m2 . Nilai kerugian
yang terletak di Bajar Ciamis bahwa jarak sesuai dengan perhitungan Dow’s Fire &
dari sumber kebocoran ke zona merah dan Explosion Index, diperhitungkan dari nilai
orange sejauh 10 meter dengan konsentrasi Actual Maximum Probable Property
pentana sebesar 33.000 s.d 200.000 ppm dan Damage. Dimana untuk 3 (tiga) SPBU
untuk zona kuning sejauh 23 meter dengan tersebut (SPBU A, B dan C), nilai
kosentrasi 3000 ppm. kerugiannya berkisar dari Rp.
Berdasarkan hal tersebut dimana uap 99.998.932.174,- sampai dengan Rp.
bensin mengandung zat berbahaya yang 284.952.427.200,-
dapat menyebabkan peningkatan morbiditas
dan mortalitas bagi manusia yang terpapar. Daftar Pustaka
Bensin juga dapat menyebabkan mual, 1. Rochmaningrum F. Perkembangan tambang
muntah, sakit kepala, pusing, mengantuk, minyak blok cepu dan pengaruhnya terhadap
sosial ekonomi masyarakat desa ledok tahun
tremor, hilang kesadaran, iritasi mata dan 1960-2004. J indones hist. 2012;1(2):92–9.
kulit. Untuk paparan kronis menyebabkan 2. Kholil PA, Budihardjo MA, Muhammad F,
gangguan perkembangan sel darah merah.12 Karno K. Penilaian daur hidup proses distribusi
Pelepasan uap pentana bukan hanya bbm di pt pertamina (persero) fuel terminal
menimbulkan kerugian bagi manusia namun parepare. J ilmu lingkung. 2022;20(3):685–95.
3. Kweku Taylor T, Sichinsambwe C, Chansa B.
dapat merugikan masyarakat umum, Public perceptions on location of filling stations
diantaranya masyarakat yang beraktivitas in the city of kitwe in zambia. Dev ctry stud vol
mencari nafkah di area SPBU yang masuk 6 [internet]. 2016;6(6):133–51. Available from:
kedalam radius paparan. Keselamatan www.iiste.org
lingkungan dimana terjadi kontaminasi dan 4. Ma G, Huang Y. Safety assessment of
explosions during gas stations refilling process.
pencemaran terhadap tanah, air permukaan, J loss prev process ind [internet]. 2019;60:133–
air tanah, dll. Keselamatan pekerja dan 44. Available from:
konsumen yang beraktivitas diantaranya https://doi.org/10.1016/j.jlp.2019.04.012
operator, pengawas, pengemudi dan asisten 5. Ilmansyah Y, Mahbubah NA, Widyaningrum D.
pengemudi mobil tangki BBM serta Penerapan job safety analysis sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan perbaikan
konsumen.13 Proses pengendalian risiko keselamatan kerja di pt shell indonesia.
terhadap terjadinya kebocoran pada proses Profisiensi. 2020;8(1).
kegiatan unloading BBM Premium perlu 6. Patraniaga. Kebakaran mobil tangki b 9069 tfu
dilakukan. Pada hirarki pengendalian risiko di spbu. 2017.
terdiri dari eliminasi, subtitusi, administrasi, 7. Affuwani N, Amiruddin J, Yoga NG. Analysis
of risk and loss of fire and explosion on the
rekayasa enginering, Alat Pelindung Diri .14 pertamax tank at public fuel filling station
(spbu) x using dow’s fire and explosion index
Kesimpulan method. 2021;4:13–22.
Faktor risiko kebakaran dan ledakan 8. Lestari F, Nurdiansyah W. Potensi bahaya
pada proses kegiatan unloading BBM di kebakaran dan ledakan pada tangki timbun
bahan bakar minyak (bbm) jenis premium di
SPBU yaitu risiko pada proses. Proses depot x tahun 2007. Makara technol ser.

378
Yulianto B & Tejamaya M / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 366-379

2010;11(2):59–64. 12. Nurhalimah DS, Rahimah SB, Setiapriagung D.


9. Tseng Jm, Su TS, Kuo CY. Consequence Scoping review: pengaruh paparan bensin
evaluation of toxic chemical releases by aloha. terhadap kadar alt dan ast pada pekerja spbu. J
Procedia eng. 2012;45:384–9. integr kesehat sains. 2021;3(1):72–9.
10. Hurley Mj, Gottuk D, Hall JR, Harada K, 13. Wijayanto S. Analisis konsekuensi kebakaran
Kuligowski E, Puchovsky M, et al. Handbook dan ledakan pada aktivitas pengangkutan bahan
of fire protection engineering, fifth edition. Sfpe bakar minyak dengan menggunakan truk tangki.
handbook of fire protection engineering, fifth Universitas indonesia; 2014.
edition. 2016. 1–3493 p. 14. Ramadhan F. Analisis kesehatan dan
11. Pantousa D. Numerical study on thermal keselamatan kerja (K3) menggunakan metode
buckling of empty thin-walled steel tanks under hazard identification risk assessment and risk
multiple pool-fire scenarios. Thin-walled struct control (HIRARC). Semin nas ris terap.
[internet]. 2018;131(july):577–94. Available 2017;(november):164–9.
from: https://doi.org/10.1016/j.tws.2018.07.025

379

You might also like