You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari
hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di
antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial
(social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial.
Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.
Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah
keniscayaan. Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun
tempatnya.

Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial (masyarakat) dan
kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin mendapatkan gambaran
yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan itu, maka
suatu hal yang paling baik dilakukan adalah mencoba mengungkap semua
kejadian yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat itu sendiri.

Penelitian sosial juga dapat digunakan sebagai penyelidikan-penyeldikan yang


dirancang untuk menambah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau praktik-
praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan antara, dan
di antara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi (sekolah,
komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan lingkungan yang lebih besar.Untuk
itu dalam makalah ini saya akan menjelaskan lebih detail lagi mengenai metode
penelitian sosial.

1
I.1. Latar Belakang

Untuk memperkuat analisis mengenai penelitian yang berkaitan dengan sosial


agar mampu untuk memecahkan persoalan masyarakat baik yang berkaitan
dengan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang secara umum tidak dapat
terhindarkan dari kehidupan masyarakat. Metode Penilitian Sosial merupakan
salah satu solusi yang harus dikembangkan oleh semua kalangan agar mampu
menutupi semua persalahan tersebut, guna terciptanya masyarakat yang
berkompeten dalam segala hal agar dapat secara mudah memecahkan persoalan
dalam masyarakat. Penelitian sosial dapat digunakan sebagai penyelidikan-
penyelidikan yang dirancang untuk menambah ilmu pengetahuan sosial, gejala
sosial, atau praktik-praktik sosial. Istilah social ini menunjuk pada hubungan-
hubungan antara dan diantara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga,
institusi (sekolah, komunitas, organisasi dan lain sebagainya), dan lingkungan
yang lebih besar.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memecahkan masalah
social (eksploratif), definisi eksploratif itu sendiri adalah penjelajahan lapangan
dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber
alam yang ada di tempat itu. Dari banyaknya permasalahan yang timbul maka
dengan hadirnya makalah ini maka akan sedikit membantu masyarakat dalam
menanggapi bagaimana proses dalam penelitian sosial itu, dan sebagai bahan
pengayaan perkuliahan serta memenuhi tugas bimbingan dari dosen yang
sekiranya dapat menjadi pegangan penting dalam memuhi semua kewajiban yang
harus dilakukan.

2
BAB II
RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah
1 Apa itu penelitian sosial?
2 Apasajakah yang menjadi karakteristik metode penelitian social?
3 Apa itu the foundation of social theory?
4 Apasajakah yang menjadi proses penelitian?
5 Apa itu dua sistem logis?
6 Apasajakah yang menjadi gejala sosial?
7 Apasajakah yang menjadi unsur-unsur penelitian sosial?
8 Apasajakah jenis-jenis metode penelitian dan macam-macam metodologi
penelitian?
9 Apa itu variable?
10 Apasajakah hipotesis penelitian sosial?

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENELITIAN SOSIAL

1. Penelitian sosial
Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-penyeldikan
yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial,
atau praktik-praktik sosial. Istilah sosial ini menunujuk pada hubungan-hubungan
antara, dan di antara, orang-orang, kelompok-kelompok seperti keluarga, institusi
(sekolah, komunitas, organisasi, dan sebagainya), dan lingkungan yang lebih
besar.

a. Definisi
Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai
topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa
menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan),
masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga
lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi
nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara,
orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan
penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan
oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.
Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut
dan menambah khazanah pengetahuan.

b. Karakteristik
Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik
Penelitian Sosial:

4
Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan menanyakan
pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian.
Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini menjawab
pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah
pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam Penelitian Sosial.

Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian


rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari Penelitian Sosial, kita
harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang
perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana
mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan
permasalahan yang ditetapkan dalam Penelitian Sosial?
Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa
submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah
yang prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.
Contoh: Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution Sub-masalah: -
bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30%
dari file asli? - bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah
isi?

Penelitian Sosial dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis


Penelitian Sosial yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis
yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan Penelitian Sosial
berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber
informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan
Penelitian Sosial yang sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis
mempunyai kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data.

Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi


merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan
sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan
batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial.

5
Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan
masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data bergantung
pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang
tersedia. Di dalam Penelitian Sosial data yang tidak diintepretasikan/
diterjemahkan tidak berarti apapun.

c. Siklus Penelitian Sosial


Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu
ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah
membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan
membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya
diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide lain
yang layak untuk diteliti.

d. Filosofi
Berasarkan pandangan tersebut, maka dapat dirinci unsur-unsur penting filosofi
yang mendasari penelitian sosial sebagai kegiatan ilmiah, yaitu:
Kegiatan intelektual (pemikiran);
Mencari makna yang hakiki (interpretasi);
Segala fakta dan gejala (objek);
Dengan cara refleksi, metodis, sistematis (metode);
Untuk kebahagiaan masyarakat (tujuan).
Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian sosial juga memiliki ciri-ciri sebagaimana
dijelaskan oleh Soedjono Dirdjosisworo sebagai berikut:
1. Sistematis artinya bahasan tersusun secara teratur, berurutan menurut sistem.
2. Logis artinya sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penanalaran.
3. Empiris artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.
4. Metodis artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh
penalaran.
5. Umum artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan tidak menyangkut
yang khusus saja.
6. Akumulatif artinya bertambah terus, makin berkembang, dinamis.

6
2. Kegunaan Penelitian Sosial
Menurut Siti Partini penelitian sosial memiliki beberapa kegunaan antara lain:
1. Penjajagan ( ekploratif), yaitu berguna untuk mencari-cari kemungkinan terbaik
dalam memecahkan problema sosial, sehingga sifatnya masih mencoba dan
terbuka. Contoh: upaya menanggulangi kenakalan remaja, kemiskinan, dll.
2. Deskriftif, yaitu berguna untuk pengukuran yang cermat terhadap penomena
social tertentu. Contoh: penelitian tentang jumlah pengangguran, pendapatan
masyarakat, dll.
3. Eksplanatori, yaitu berguna untuk menjelaskan sebab-sebab yang
melatarbelakangi suatu keadaan tertentu. Contoh: pengaruh kemiskinan
terhadap peluang hidup manusia.
4. Evaluatif, yaitu berguna untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang
ditetapkan pada awal program sudah tercapai. Contoh: penelitian tentang
efektifitas dana bos dalam mengurangi anak putus sekolah.
5. Prediktif, yaitu berguna untuk meramalkan kejadian atau fenomena soaial
tertentu yang akan terjadi. Contoh: penelitian tentang akibat ke depan banjir
lumpur panaS sidoarjo.

3. Fungsi/manfaat Penelitian Sosial


Fungsi adalah kegunaan suatu hal. Fungsi penelitian adalah kegunaanpenelitian
sosial. Berguna untuk siapa? Fungsi penelitian sosial sedikitnyamemiliki
kegunaan dalam tiga hal, yaitu: kegunaan untuk pengembangan ilmusosial itu
sendiri, kegunaan bagi masyarakat (sasaran penelitian), dan kegunaan untuk
peneliti sendiri.

1. Ilmu sosial
Kegunaan untuk pengembangan ilmu sosial yaitu penelitian ituberguna untuk
mengembangkan dan mensahihkan ilmu sosial. Jika macam-macam ilmu
sosial meliputi sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah,dan hukum,
maka penelitian itu berguna untuk mengembangkan dan mensahihkan ilmu
sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, dan hukum.

7
2. Masyarakat sasaran
Maksud kegunaan penelitian sosial bagi masyarakat (sasaranpenelitian)
adalah hasil penelitian itu berguna untuk menjawab masalah-masalah sosial
yang dihadapi oleh masyarakat yang diteliti. Jika penelitian itumeneliti tenang
masalah kemiskinan, maka fungsi penelitian itu adalah untuk menjawab
bagaimana cara dan strategi agar masyarakat itu sejahtera.

3. Peneliti
Peneliti adalah orang yang melakukan penelitian. Apakah seorangpeneliti
mendapatkan kegunaan dari proses penelitian? Jawabnya, ya. Denganproses
penelitian, seorang peneliti semakin bertambah wawasan danpengetahuannya
tentang masalah yang diteliti dan ilmu yang dimiliki. Seorangpeneliti
kemiskinan, pasti akan memahami persoalan mengapa dan bagaimana terjadi
kemiskinan. Tentu peneliti ini dikemudian hari akan menjadi seorangahli
(teoritis) dalam mengentaskan kemiskinan. Banyak juga seorang penelitiyang
mendapatkan materi (harta) dari penelitian.

Definisi manfaat adalah guna atau untung. Kebalikan dari manfaat adalahmudarat
atau rugi. Jadi manfaat penelitian sosial sama halnya dengan fungsi penelitian
sosial. Lantas apa mudarat dari penelitian sosial? Mudarat daripenelitian social.
a. jika penelitian sosial itu akan menghancurkan ilmu sosial itu sendiri.
b. jika penelitian sosial itu akan menyengsarakan masyarakat sasaran, dan
c. jika penelitian sosial itu akan mengancam eksistensi peneliti itu sendiri.

1. Data dan Pengumpulan (collecting) Data.


Dalam poin ini, perlu diuraikan apakah data dalam penelitian adalah data primer
atau data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengukuran
langsung oleh peneliti yang bukan berasal dari data yang telah ada, sedangkan
data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pihak lain dan telah
didokumentasikan sehingga dapat digunakan oleh pihak lain (peneliti). Perlu juga
diuraikan data-data apa saja yang digunakan dalam penelitian secara jelas.
Sedangkan dalam pengumpulan data, perlu diuraikan bagaimana cara peneliti

8
memperoleh dan mengumpulkan data, dengan menggunakan media apa.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan instrumen (media) kuisioner yaitu
serangkain pertanyaan untuk dijawab responden, instrumen alat pengukur lainnya
(seperti alat pengukur kondisi fisik suatu benda). Dapat juga digunakan teknik
wawancara, yaitu data diambil bersadarkan wawancara peneliti terhadap
responden. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara berdasarkan panduan
wawancara yang telah disusun untuk penelitian. Apabila panduan wawancara
yang digunakan hanyalah bersifat pertanyaan dasar dan responden diharapkan
dapat menjawab secara mengembang, maka tekik ini disebut dengan wawancara
mendalam (circumstantial interview). Apabila data yang digunakan adalah data
sekunder, maka pada umumnya pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
dokumentasi dan observasi. Dokumentasi adalah memanfaatkan dokumen yang
sudah ada, dan dalam hal ini perlu diuraikan dokumen apa saja secara jelas,
sedangkan observasi adalah pengamatan kualitatif secara langsung oleh peneliti
untuk mengambil data-data berdasarkan kondisi tertentu sesuai dengan maksud
penelitian. Sebagai contoh observasi disini adalah tindakan peneliti mengamati
perilaku siswa saat dilaksanakannya penelitian.

2. Populasi, Sampel, dan Sampling.


Penelitian yang melibatkan banyak data akan menjadi sulit dilaksanakan atau
tidak efektif apabila dilakukukan dengan menggunakan seleuruh data yang ada.
Apabila jumlah data yang diteliti kurang dari 100 atau dirasa masih mudah untuk
diambil semuanya, maka sebaiknya seluruh data tersebut digunakan, sedangkan
apabila jumlah data lebih dari 100 atau dirasa akan banyak kesulitan apabila
digunakan seluruhnya, maka sebaiknya dilakukan sampling. Populasi merupakan
seluruh unit yang dikaji dalam penelitian. Sebagai contoh adalah siswa SMP
Negeri 1 Yogyakarta. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang
digunakan sebagai data dalam penelitian. Sampel ini haruslah representatif atau
mewakili, yaitu satu sampel diambil pada data yang sekiranya memiliki kesamaan
sifat dengan data lainnya (sampel diambil darai kelompok yang homogen). Cara
pengambilan sampel agar memenuhi kriteria representatif ini disebut sebagai
sampling.

9
Tujuan metode Penelitian Sosial
1. Untuk menemukan hal baru dalam memecahkan masalah sosial (Ekploratif).
Definisi eksplorasi sendiri adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber-sumber alam yang
ada di tempat itu. Proses eksplorasi ini kemudian akan menghasilkan
penemuan baru. Penemuan-penemuan baru dibedakan dalam dua pengertian,
yaitu: discovery dan invention. Discovery yaitu penemuan kebudayaan baik
berupa alat ataupun gagasan yang diciptakan oleh seorang individu ataupun
serangkaian ciptaan beberapa individu. Selanjutnya invention yaitu discovery
yang sudah mendapatkan pengakuan oleh masyarakat dan dapat diterima serta
diterapkan dalam kehidupan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan
penelitian sosial dilihat dari temuan hasil eksplorasi dapat dibagi dua, yaitu:
penelitian sosial dengan tujuan discovery dan penelitian sosial dengan tujuan
invention. Jadi eksplorasi hanya sebatas jandela masuk dalam mewujudkan
tujuan penelitian sosial, eksplorasi bukanlah suatu tujuan, tetapi proses.
2. Untuk verifikasi atau memeriksan tentang kebenaran suatu penyelesaian
masalah sosial. Definisi verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran
laporan. Verivikasi dalam penelitian sosial adalah suatu tujuan penelitian sosial
yang hendak dicapai untuk menguji kebenaran atau menguji hasil penelitian
yang pernah dilakukan karena adanya data-data yang diragukan kebenarannya.
3. Untuk mengembangkan ilmu sosial dalam fungsinya sebagai alat untuk
menyelesaikan masalah-masalah sosial (devolepment). Tujuan penelitian sosial
untuk devolepment adalah penelitian sosial tersebut dilakukan untuk
mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu ilmu sosial
atau masalah sosial guna dipecahkan agar tercipta ilmu sosial dan masyarakat
yang diinginkan.

B. KARAKTERISTIK METODE PENELITIAN SOSIAL


Menurut Paul Leedy dalam bukunya Practical Research, ada 8 karakteristik
Penelitian Sosial :

10
1. Penelitian Sosial berasal dari satu pertanyaan atau masalah, dengan
menanyakan pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya
roses penelitian. Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.
2. Penelitian Sosial membutuhkan tujuan yang jelas. Pernyataan tujuan ini
menjawab pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?”
tujuan adalah pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam
Penelitian Sosial.
3. Penelitian Sosial membutuhkan rencana spesifik untuk melakukan penelitian
rencana kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari Penelitian Sosial,
kita harus menetapkan juga bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa
hal yang perlu diputuskan misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana
mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi dengan
permasalahan yang ditetapkan dalam Penelitian Sosial?
4. Penelitian Sosial biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa
submasalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya
masalah yang prinsip dibagi menjadi beberapa submasalah.
5. Penelitian sosial dilakukan berdasarkan masalah.
Pertanyaan atau hipotesis penelitian Sosial yang spesifik. Hipotesis adalah
asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang
permasalahan Penelitian Sosial berdasarkan penyelidikan awal.
Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu
kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan Penelitian Sosial yang
sudah ditetapkan. Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai
kemungkinan didukung atau tidak didukung oleh data.
6. Penelitian Sosial mengakui asumsi-asumi: Dalam Penelitian Sosial, asumsi
merupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang
ditetapkan sehingga jangkauan Penelitian Sosial jelas batasnya. Asumsi juga
bisa merupakan batasan sistem di mana kita melakukan Penelitian Sosial.
7. Penelitian Sosial membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan
masalah yang mendasari adanya Penelitian Sosial: Pentingnya data
bergantung pada bagaimana peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari

11
data-data yang tersedia. Di dalam Penelitian Sosial data yang tidak
diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.
8. Penelitian Sosial bersifat siklus.
Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu
ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut
adalah membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati.
Dengan membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan
pemecahannya diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk
menimbulkan ide-ide lain yang layak untuk diteliti.

C. THE FOUNDATION OF SOCIAL THEORY


Empat Pondasi Ilmu Sosial :

1. Teori bukan filsafat atau keimanan


Ilmu ditandai dengan istilah logico-empirical yang artinya didasarkan pada dua
hal: (1) logika atau penalaran rasional dan (2) pengamatan atas gejala empirik.
Artinya, setiap hal dikatakan ilmiah kalau masuk akal dan bisa dibuktikan dengan
apa yang diamati. Teori berkenaan dengan aspek logika keilmuan sedangkan riset
berkenaan dengan aspek pengamatan. Teori sosial ilmiah berkenaan dengan apa
yang senyatanya terjadi (what is), bukan apa yang seharusnya terjadi (what should
be)[12]. Hal ini menjadikan ilmu sosial tidak memperdebatkan tentang nilai. Ilmu
sosial tidak menunjukkan apakah kapitalisme lebih baik atau lebih buruk daripada
sosialisme, kecuali diukur dari kondisi-kondisi tertentu yang telah disepakati
sebelumnya, misalnya diukur dari pemberian kebebasan, kapitalisme lebih
memberikan kebebasan daripada sosialisme.

2. Regularitas Sosial (Keteraturan sosial)


Asumsi dasarnya: kehidupan sosial sedinamis apapun adalah teratur, bukannya
samasekali kacau atau acak. Asumsi keteraturan itu menjadi dasar bagi semua
ilmu, namun dibandigkan dengan ilmu alam, ilmu sosial mempunyai kekhasan
dan keterbatasan. Contoh: es mencair pada suhu tertentu, namun orang yang
nampak alim ada yang berprofesi sebagai pencuri. Namun kalau mengamati

12
sebagian besar orang yang nampak alim maka sebagian besar tidak pernah
mencuri.

Ada tiga keberatan terhadap asumsi regularitas dalam ilmu sosial: (1) beberapa hal
yang dianggap sebagai "keteraturan" merupakan hal yang nampaknya dibuat-buat
(trivial). Misalnya "promosi jabatan yang adil meningkatkan moral prajurit."
Ketika diteliti, prajurit yang lambat dipromosikan menganggap sistem promosinya
tidak adil, dan prajurit yang dipromosikan cepat menganggap sistem promosi itu
adil. (2) Kasus-kasus yang tercatat berlawanan dengan "keteraturan" itu
menjadikan apa yang dianggap sebagai keterauran bukanlah benar-benar sebuah
keteraturan; (3) Orang yang terlibat dalam "keteraturan sosial" itu sebenarnya bisa
saja merusak keteraturan itu jika mereka mau (menyangkut adanya sikap atau
attitude).

3. Data Agregat, bukannya Individual


Ilmuwan sosial lebih mempelajari pola-pola sosial daripada sifat-sifat individual.
Keseluruhan pola-pola teratur itu mencerminkan adanya tindakan dan situasi yang
bersifat agregat dari banyak individu. Sekalipun kadang kala ulmuwan sosial
mempelajari motivasi (dorongan) yang mempengaruhi tingkah-laku seseorang,
individu itu sendiri jarang sekali dijadikan obyek kajian ilmu soaial. Ilmu sosial
tidak menghasilkan teori tentang seseorang, melainkan hanya mengenai hakikat
kehidupan berkelompok (kehidupan sosial).

Dengan demikian, teori sosial berkenaan dengan tingkah-laku agregat, bukan


tingkah-laku individual. Tujuan ilmu sosial adalah menjelaskan mengapa pola-
pola agregatif tingkah-laku masyarakat sedemikian teraturnya bahkan ketika
orang-orang yang termasuk di dalamnya berubah dari waktu ke waktu. Dengan
kata lain, ilmu sosial tidak berusaha menjelaskan tentang masyarakat itu sendiri,
melainkan lebih bertujuan menjelaskan sistem sosial di mana masyarakat itu
berkehidupan, yakni sistem yang menjelaskan mengapa masyarakat melakukan
apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu elemen-elemen dalam sistem tersebut
bukanlah masyarakat, melainkan variabel-variabel.[13]

13
4. Ilmu Sosial ber-Bahasa Variabel
Ilustrasi: obyek seorang dokter adalah pasien. Jika si pasien sakit, tugas dokter itu
membuatnya sembuh. Tetapi seorang peneliti kesehatan obyeknya adalah
penyakit. Mungkin melihat pada pasien yang sama, namun pasien itu relevan
baginya hanya kalau dia menderita penyakit yang ditelitinya. Ini bukan berarti
bahwa peneliti kesehatan tak peduli dengan orang sakit. Tujuan penelitiannya juga
untuk melindungi semua manusia dari penyakit. Sebab kalau penyakit itu bisa
dipelajarinya tanpa melihat pada pasien langsung (misalnya di lab) dia akan
melakukan itu.
Dengan analogi itu ingin dikatakan di sini bahwa ilmu sosial memuat studi
mengenai variabel-variabel dan atribut-atribut yang menyusunnya. Teoriteori ilmu
sosial dituliskan dalam bahasa variabel, dan menggambarkan masyarakat yang
memuat variabel-variabel itu.

D. PROSES PENELITIAN
1. Masalah penelitian mencakup; penemuan masalah dan pemecahan masalah
tahap: identifikasi bidang permasalahan, pemilihan atau pemilihan pokok
masalahdan perumusan masaalah kajian teoriis meyusun kerangka teoritis
yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian
2. Pengujian fakta (data) mencackup: pemilihan, pengumpulan dan analisis fakta
yang terkait dengan masalah yang diteliti data: sekumpulan fakta yang
diperoleh melalui pengamatan (observasi) atau servey, kesimpulan
merupakan hasil penelitian yang meberi feed back pada masalah atau
pertanyaan penelitian.

Definisi Operasional Penelitian


Adalah suatu konsep yang digambarkan dalam definisi konsep tentu saja
tidak akan dapat diobservasi atau diukur gejalanya dilapangan. Untuk dapat
diobservasi atau diukur, maka suatu konsep harus didefinisikan secara
operasional. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-
rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan dilapangan untuk menggambarkan
secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan

14
diukur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi operasional
merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-theoretical level dengan
empirical –observational level.
Sebagai contoh, untuk menggambarkan apakah ada atau tidak partisipasi
di suatu kabupaten/kota dalam pembuatan kebijakan maka survey GDS I
menggunakan definisi operasional sebagai berikut untuk menggambarkan konsep
partisipasi sebagai sesuatu yang dapat diamati atau diukur:[14]
1. Pertemuan warga
2. Kotak pos
3. Forum komunikasi
4. Peninjauan lapangan
5. Media massa
6. Musbangdes/UDKP/Rakorbang

E. DUA SISTEM LOGIS


Deduktif dan Induktif Penalaran: Sebuah Ilustrasi Kasus
Kedua model akan digambarkan dengan satu contoh: berusaha untuk memahami
mengapa beberapa orang lebih religius daripada yang lain. Kita akan melihat
bahwa gender, usia, status keluarga, dan status sosial yang terlibat. Model
deduktif dimulai dengan teori tentang religiusitas - disebut "Teori Gratifikasi
Sosial," yang menunjukkan hipotesis tentang bagaimana empat variabel mungkin
menyebabkan tingkat yang lebih tinggi atau lebih rendah religiusitas. Model
induktif dimulai dengan hubungan yang diamati dan berusaha untuk masuk akal
dari mereka.
1. Model deduktif, kemudian, dimulai dengan teori dan hasil untuk derivasi
hipotesis yang akan diuji.
2. Model induktif dimulai dengan pengamatan dan terlihat pola-pola umum yang
dapat membentuk dasar untuk teori.
3. Kedua model sama-sama berlaku sebagai pendekatan untuk pemahaman, dan
ilmu sosial cenderung untuk kemajuan melalui pergantian dari dua.
Pengamatan dapat menyebabkan teori, teori diuji melalui pengamatan, hasil

15
tidak sepenuhnya mengkonfirmasi teori, sehingga pengamatan baru menjadi
dasar untuk memperbaiki teori, yang kemudian diuji.

F. GEJALA SOSIAL
Gejala sosial atau hubungan antara dua atau lebih gejala sosial dijadikan sebagai
topik penelitian sosial. Topik yang berhubungan dengan gejala sosial bisa
menyangkut individu (misal, kepuasan kerja), kelompok (misal, kepemimpinan),
masyarakat (misal, struktur sosial), institusi (misal, iklim organisasi), dan juga
lingkungan yang lebih luas seperti negara (misal, pertumbuhan ekonomi
nasional). Jika demikian, studi tentang hubungan-hubungan antara, dan di antara,
orang, kelompok, institusi, atau lingkungan yang lebih luas dinamakan dengan
penelitian sosial. Penelitian sosial merupakan suatu tipe penelitian yang dilakukan
oleh ilmuwan sosial (social scientist) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang berbagai aspek sosial sehingga kita dapat memahaminya.

Gejala sosial adalah bentrokan atau penyatuan dimensi-dimensi sosial dalam dri
manusia sebagai makhluk yg berinteraksi antar sesamanya (manusia sebagai
makhluk sosial). Contoh yg paling populer adalah perang (contoh bentrokannya)
perdamaian (contoh penyatuannya) kedua contoh di atas adalah yg paling besar
dan masih banyak banget yg lainnya. Untuk penjelasan lengkap tentang masalah
ini sangat panjang dan agak rumit. (sebaiknya lebih banyak baca buku tentang
ilmu sosial jika benar2 ingin memahaminya)

Gejala non sosial lebih pada kondisi alam seperti bencana atau aktifitas
alam lainnya seperti hujan, petir, banjir, gempa yg terjadi karena pergeseran atau
pergerakan dimensi-dimensi alam itu sendiri.
Penelitian atau riset pada dasarnya merupakan suatu penyelidikan yang sistematis
dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut
dan menambah khazanah pengetahuan.

16
G. UNSUR-UNSUR PENELITIAN SOSIAL
Teori dan Hipotesis
Kedudukan kedua unsur penelitian ini sangat penting dan sentra di dalam
enelitian survei. Teori di dalam penelitian sepert idibutuhkan sebagai pegangan
pokk (kerangka berfikir) secara umum sedangkan hipotesis dibutuhkan sebagai
saran untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dicarikan pemecahanya
(surakhmad,1990:63).
Selama data (informas yang lengkap) belum terkumpul, maka seseorang
peneliti akan berpedoman pada teori sementara sebagai petunjuk sementara ke
arah pemecahan masalah. Teori sementara yang berfungsi dmikian itulah yang
biasa disebut hipotesis. Secara etiomologis, hipotesis berarti suatu yang masih
kurang dari 9hypo) sebuah pendapat (tesis). Dengan kata lain hipotesis adlah
sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan belum final karena masih harus ddiuji
kebenaranya. Dari uraian disini jelaslah bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadapa masalah yang tengah diteliti.

H. JENIS-JENIS METODE PENELITIAN DAN MACAM-MACAM


METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metode
penelitian, diantaranya;[15]
1. Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2. Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu
objek penelitian tertentu.
3. Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu
pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala.
Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil
yang akan dicapainya.

17
4. Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi
lingkungan suatu unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat.
5. Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala
lainnya.
6. Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk
pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
lapangan secara nyata.
7. Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab
akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang
berbeda.

Dari jenis-jenis penelitian diatas lebih bersifat umum atau pertinjauan dari jenis
penelitian secara mendalam dan skarang kita siap membagi beberapa penelitian
berdasarkan beberapa pertimbangan atau kualifikasi tertentu;
Macam macam penelitian sebagai berikut;
1. Secara paradigmatik dikenal ada 3 (tiga) macam paradigma penelitian:
a. Positivistik; fokusnya mencari hubungan antar-variabel --- Madhab
Comtean (August Compte). Akar penelitian kuantitatif.
b. Interpretif (fokusnya pada makna suatu tindakan) --- madhab Weberian.
Akar penelitian kualitatif.
c. Kritik (fokusnya pada wacana. Wacana merupakan medan beroperasinya
kekuasaan) madhab postmodernisme (ideologi dan kekuasaan)

2. Secara metodologik, terdapat 4 (dua) macam metode penelitain:


a. Metode Kuantitatif --- dasarnya adalah semua persoalan kehidupan
terjadi dalam hubungan sebab akibat. Tindakan manusia merupakan
akibat dari sebab-sebab tertentu.

18
b. Metode Kualitatif --- dasarnya adalah manusia merupakan makhluk
berkehendak bebas (free will) yang bertindak atas dasar keinginan
pribadi.
c. Metode Campuran (Mixing Methods) Kuantitatif dan Kualitatif dasarnya
adalah logika triangulasi (hasil kualitatif bisa dikembangkan untuk diuji
kuantitatif, atau hasil kuantitatif perlu diperdalam kepada para aktor
secara kualitatif).
d. Metode Kritis/Refleksif – dasarnya adalah fungsi praksis (perbaikan)
ilmu pengetahuan untuk mengkritisi dan mengubah situasi yang tidak
manusiawi.

3. Berdasarkan dorongannya, terdapat 2 (dua) macam penelitian:


a. Applied (terapan) --- tujuannya untuk menyelesaikan persoalan dengan
cepat.
b. Pure (murni) --- tujuannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Berdasarkan jenis realitasnya (unit of analysis), terdapat 4 (empat) jenis


penelitian:
a. Penelitian mikro objektif (misalnya tentang tindakan-tindakan individual)
b. Penelitian mikro subjektif (misalnya tentang pendapat, ide, pengalaman
individual).
c. Penelitian makro objektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum
yang kasat mata, seperti masyarakat, birokrasi, hukum, arsitektur,
pendidikan dsb).
d. Penelitian makro subjektif (misalnya tentang pola-pola struktural umum
yang tidak kasat mata, seperti kultur, norma, dan nilai yang ada di
masyarakat).
e. Penelitian pertautan (linkage) antar dua atau lebih kuwadran (mikro-
makro,subjektif-objektif).

5. Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian terdapat


a. Penelitian eksploratori: Menjelajahi fenomena baru.
b. Penelitian deskriptif: Memaparkan fenomena/fakta.

19
c. Penelitian eksplanatori: Menjelaskan (hubungan) dua atau lebih
fenomena/fakta.
d. Penelitian Prediktif: Meramalkan kecenderungan fenomena/fakta
berdasarkan data sekarang.
e. Penelitian Interpretif: Memahami fenomena (khususnya melalui tindakan
verbal dan diskursif pelaku).
f Penelitian kritis: Memberikan penafsiran tandingan (alternatif) atas
fenomena berdasarkan pendirian tertentu.
g. Penelitian historis: merekonstruksi rangkaian kejadian penting masa lalu.

6. Berdasarkan perolehan data, terdapat 2 (dua) macam jenis penelitian:


a. lapangan (field) (field research)
b. teks (text analysis/studies)

I. VARIABEL
Macam-Macam Variabel Dalam Penelitian
A. Pengertian
1. Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.[16]
2. Yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena
yang diteliti.[17]
3. Variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen.[18]
4. Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.[19]
5. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh:
1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel
profesi (guru, petani, pedagang).

B. Macam-macam Variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan.
Contoh: 1. Kehadiran : hadir, tidak hadir
2. Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.

20
b. Variabel kontinum
1. Variabel Ordinal : variabel tingkatan.
Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2. Variabel Interval: variabel jarak.
Contoh: Jarak rumah Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka
vr intervalnya adalah 5 km.
3. Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali).
Contoh: Berat badan Heri 80kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka
berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas
yang sulit diukur dengan angka.
Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel
bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel
Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering
disebut sebagai variabel independen kedua.
Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak
ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan
variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun
tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan
Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).

21
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.

Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3
dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan
yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel
kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan
karena faktor pendidikan. Variabel berasa dari kata baasa inggris variable yang
berarti faktor tak teta atau berubah ubah. Kemudian arti variable dalam bahasa
indonesia lebih tepat disebut bervariasi. Berarti variabel adalah fenomena yang
bervariasi dalam bentuk, kulantitas, mutu standar dan sebagainya.

Variabel dapat dikelompokan menurut mepat bentuk pengukuran sebagai berikut :


a. Variabel Nominal, yaitu variabel yang idbentuk berdasarkan atas
penggolongan. Variabel ini bersifat diskrit dan saling pilih (mutually
exsclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain,
contohnya; jenis kelamin, status pekerjaan, status perumahan dan
sebagainya.
b. Variabel ordinal, variabel yang dibentuk berdasarkan atas jenjang
dalam atribut tertentu; jenjang tertinggi dan terendah sesungguhnya
ditetapkan menurut kesepakatan seingga angka 1 atau angka 10 dapat
berada pada tingkatan jenjang yang paling tinggi atau paling rendah.
c. Variabel interval, yaitu variabel ang dibangun dari pengukuran,. Dalam
pengukuran tersebut diamsumsikan terdapat satuan pengukuran yang
sama.
d. Variabel Ratio, yaitu variabel yang memeiliki permulaan angka nol
mutlak. Sebagai contoh, variabel umur; ada yang beruur 0,1,2,3,4
tahun dan sebagainya. Kompleksitas variabel d atas sesungguhnya
dapat disederhanakan dengan hanya melihat bahwa variabel variabel
itu terdiri atas tiga rumpun variabel, yaitu rumpun variabel bebas 9

22
independent variable) rumpun variabel tergantung (dependent
variable) dan rumpun variabel penyela (intervening vaiable).\

C. Hubungan-hubungan Variabel
Pada umumnya penelitian sosia, bentuk bentuk hubungan antara variabel
penelitian tidak saja dipertimbangkan dalam analisis, tetap merupakan hal yagn
pokok dalam penelitaian sosial. Uumunya penelitian sisak bertujuan mencari
hubungan antara variiabel variabel tersebut keudian hubungan hubugan itu diuji
satu sama lain. Variabel dilihat bukan pada keberadaanya saja, tetapi bagaimana
hubungan hubungan itu dijalin dan kemudian mewarnai variabel tergantung.
Untuk lebih jelas mari kita lihat hubungan hubungan tersebut dalam tabel berikut.
A. Hubungan simetris
1. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
2. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
3. Kedua variabel berkaita secara fungsional.
4. Hubungan yang kebetulan semata-mata.
B. Hubungan timbal balik
C. Hubungan asimetris
1. Hubungan antara stimulus dan respons.
2. Hubngan antara dispisisi dan respons.
3. Hubngan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
4. Hubgan antara prekondisi dan akbibat tertentu.
5. Hubgan antara tujuan dan cara.

J. HIPOTESIS PENELITIAN SOSIAL


Hipotesis secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu kata hypo dan
kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat kemudia kedua kata ii
digabung menjadi hypothesis dan di indonesiakan menjadi hiotesis danegan arti
suatu kesimpulan yang masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini
kemudian di perluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum semurna,,
sehingga perlu disemurnakan dengan mebuktikan kebenara hiptoesis itu
pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di
langangan.[20]

23
Dalam merancang dan membangun hipotesis, peneliti membutuhakn suber
sumber inspirasi yang dapat membantu dan meberi warna hiptesis yang
dibangunya. Untukk diperolehnya suber hpotesis, peneliti dapat saja mengacu
pada teori yang telah mapan, yang diperoleh dari studi kepustakaan. Dari teori
teori mapan ini muncul banyak suber hipotess daat saja hipotesis nya, memang
demikian akan tetapi teori bukan satu satunya suber hiptesis dapat saja hipotesis
dibangun berdasarkan pengamatan pengamatan yang sistematis melalui penelitian
eksploratif atau bahan bahan eksploratif yang idbuat oleh orang lain.

24
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan merangkum hasil penelitian. Dalam kesimpulan tidaklah
ditampilkan penjelaan rinci, tetapi ditampilkan temuan-temuan yang penting, dan
(bila ada) hubungan antara temuan data dengan hipotesis. Kesimpulan berisi
pernyataan apa yang sudah ditemukan tentang objek yang diteliti dalam konteks
kerangka teori. Ia tidak boleh menyimpulkan sesuatu yang tidak diteliti dalam
konteks dan jangkauan penelitian. Kendala-kendala apa yang dihadapi dan saran-
saran untuk menunjukan cara mengatasinya

B. Saran
Dengan hadirnya makalah ini sekiranya dapat berguna untuk kedepanya
untuk lebih memahami lagi bagaimana karakteristik dalam suatu penelitian. Saran
yang dapat penulis sampaikan adalah semoga buku ini dapat diterima di kalangan
mahasiswa karena makalah ini dibuat berdasarkan referensi yang ada di buku
sehingga dapat dimuat di materi perkuliahan.

25
DAFTAR PUSTAKA

a b c d e f g h i j (Inggris) Paul.D. Leedy and Jeanne.E. Ormrod. Practical


Research: Planning and Design Research Edisi 8 [2005]. Ohio : Pearson
Merrill Prentice Hall. Page 156-209

a b c d e f Suharsimi Arikunto, 1993. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan


Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, hlm. 56-87

a b c d e f g Soedjono Dirdjosisworo, 1998. Pengantar Ilmu Hukum. Penerbit


Rajawali.Jakarta, hlm. 34-98\\

a b c d Harsja Bachtiar, 1981. Penggolongan Ilmu Pengetahuan. Depdikbud.


Jakarta, hlm. 17-34

(Inggris) Uma Sakaran, Research Methods for Business: A Skill Building


Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, page. 4.
(Inggris) Robert B. Burns, Introduction to Research Methods, 4th Edition, French
Forest NSW: Longman, 2000, page.3

(Inggris) L.R.Gay & P.L. Diehl, Research Methods for Business and
Management, New York: MacMillan Publishing Company, 1992, page. 6
(Inggris) Kenneth D. Bailey, Methods of Social Research, Free Press: London,
1987, page. 4

(Inggris) L.R.Gay & P.L. Diehl, Research Methods for Business and
Management, New York: MacMillan Publishing Company, 1992, page. 6
(Inggris) Jill Hussey & Roger Hussey, Business Research: A Practical Guide for
Undergraduate and Postgraduate Students, London: MacMillan Press, Ltd, 1997,
page.1

26
Bungin Burhan,2007.Penelitian Kualitatif: Air langga University Press
Bungin burhan,2001. Metodologi Penelitian Sosial.surabaya: Air langga
University Press

Miller, Katherine. 2001. Communication Theories: Perspectives, Processes, and


Contexts. New York: McGraw-Hill.

Miller, Katherine.1966.Communication Theories: Perspectives, Processes, and


Contexts

Robert K. Yin, 1989. Case Study Research : Design and Methods. SAGE
Publications Inc. California, London, New Delhi, page 45

Suyanto Bagong dan Sutinah,2005. Metodologi Penelitian Sosial Berbagai


alternatif pendekatan: Prenada Media

27

You might also like