You are on page 1of 113

PT LINNUS MARINE

I. KEBIJAKAN MANAJEMEN

No.manual OSHA-001 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

1. KEBIJAKAN MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN


DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

Sistim Manajemen Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan yang effektif dan efisien
untuk menjamin keselamatan kehandalan dan kualitas pelayanan manajemen dari setiap
kapal yang dimiliki/dioperasikan terhadap pencegahan kehilangan jiwa dilaut,
kecelakaan, dan pencegahan pencemaran lingkungan adalah menjadi prioritas utama
dari PT. Linnus Marine.

Sistim manajemen Keselamatan tersebut telah didokumentasikan, disempurnakan dan


disesuaikan agar memenuhi persyaratan ketentuan Nasional dan Internasional sehingga
memenuhi aturan dari ISM Code, kemudian dirangkum menjadi KEBIJAKAN SISTEM
MANAJEMEN KESELAMATAN dari PT. Linnus Marine.
Kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan PT tersebut memuat tujuan dan
hasil yang akan dicapai oleh PT Linnus Marine didalam hal keselamatan dan
perlindungan lingkungan yang secara aktif didokumentasikan dan dijelaskan kepada
semua pegawai sehingga dapat dimengerti oleh para pegawai disemua tingkatan (dari
pegawai biasa sampai tingkat menengah dan Direksi) baik didarat maupun di laut/ kapal.

Kebijakan ini digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif, baik secara
nasional maupun komersial, melalui pengoperasian armada yang aman untuk semua
pengguna jasa / pelanggan PT Linnus Marine, kargo dan kapal itu sendiri, serta
mencegah terjadinya pengrusakan lingkungan.

Untuk menghasilkan hal tersebut yang optimal maka manajemen telah mengambil
langkah/kebijakan serta menginstruksikan kepada semua personil di perusahaan dan di
kapal agar senantiasa menerapkan kebijakan tersebut dan secara aktif melakukan
langkah untuk mencegah terjadinyakorban cidera atau meninggal, kerusakan atau polusi
terhadap lingkungan laut serta keselamatan pelayaran yang aman dan handal.

1
PT LINNUS MARINE
I. KEBIJAKAN MANAJEMEN

No.manual OSHA-001 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Manajemen PT. Linnus Marine senantiasa berusaha memenuhi dan melaksanakan


peraturan-peraturan Nasional dan Internasional yang berkaitan dengan keselamatan
pengoperasian kapal dan perlindungan lingkungan khususnya pencemaran laut.

Menyediakan peralatan/perlengkapan kerja dan menjamin tata kerja yang aman pada
setiap pengoperasian kapal, selama dalam pelayaran maupun di pelabuhan.

Jakarta; 01 Agustus 2009.

PT LINNUS MARINE
Direktur,

ADE SUPRIATNA

2
PT LINNUS MARINE
I. KEBIJAKAN MANAJEMEN

No.manual OSHA-001 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

KEBIJAKAN PERUSAHAAN
DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA,
OBAT-OBAT TERLARANG, ALKOHOL DAN PERJUDIAN

PT. Linnus Marine sama sekali tidak mentolerir karyawan darat maupun karyawan dilaut
yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang maupun narkotika. Karyawan yang memiliki
indikasi sebagai pengguna obat-obatan terlarang dan narkotik tidak akan dipekerjakan
dan akan dikeluarkan/dipecat sebagai karyawan.

Sama sekali tidak diperkenankan, baik karyawan darat maupun laut yang bekerja di PT.
Linnus Marine untuk menyimpan, memperdagangkan dan melakukan jual beli narkotika
atau obat-obatan terlarang. Bila kedapatan karyawan melanggar ketentuan ini, maka
terhadap karyawan tersebut akan langsung diberhentikan dan diserahkan pada pihak
yang berwajib.

Karyawan didarat dan dikapal dilarang meminum minuman beralkohol atau minuman
keras, baik dikantor perusahaan maupun dikapal.

Karyawan didarat dan dilaut tidak diperkenankan melakukan aktifitas kerja pada saat
keadaan mabuk akibat mengkonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol. Untuk
itu setiap karyawan yang kedapatan mabuk, tidak akan diizinkan melakukan aktifitas
kerja, dan izin kerja diberikan bila ada keterangan dokter atau Instansi yang berwenang
yang menyatakan bahwa karyawan tersebut sudah tidak dalam keadaan mabuk.

Karyawan darat yang kedapatan bermain judi di kantor dan karyawan laut yang
melakukan perjudian pada saat kapal berlayar maupun dipelabuhan akan diberhentikan
bekerja dengan tidak hormat dan diserahkan kepada yang berwajib.

Bagi karyawan yang akan diterima / bergabung dengan perusahaan PT. Linnus Marine
harus dilakukan pengujian dan pemeriksaan mengenai pemakaian obat terlarang ,
narkotika dan sejenisnya serta alkohol yang dibuktikan secara medis dengan Surat

3
PT LINNUS MARINE
I. KEBIJAKAN MANAJEMEN

No.manual OSHA-001 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Keterangan Dokter bahwa yang bersangkutan bebas dari pemakaian obat terlarang,
narkotika dan sejenisnya serta minuman yang mengandung alkohol.

Kebijakan tentang penggunaan narkotika, obat terlarang, minuman beralkohol dan


perjudian telah jelas diuraikan, maka kepada seluruh personil karyawan PT. Linnus
Marine baik di darat maupun di kapal diminta untuk mentaati dan melaksanakan dengan
penuh rasa tanggung jawab.

Jakarta ; 01 Agustus 2009,

PT LINNUS MARINE
Direktur,

ADE SUPRIATNA

4
PT LINNUS MARINE
II. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
TENTANG K3LL
No.manual OSHA-002 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2. KEBIJAKAN KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN


LINDUNGAN LINGKUNGAN

PERUSAHAAN
PT LINNUS MARINE bergerak di bidang Penyewaan Kapal di Industri Perminyakan,
untuk itu diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari semua jajaran Perusahaan ini
dalam melindungi Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan serta
keutuhan aset yang ada.

MANAJEMEN
Kebijakan - kebijakan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan
merupakan perioritas utama dalam manajemen perusahaan.

KARYAWAN
Karyawan bertanggung jawab atas tindakkanya didalam mencapai tujuan - tujuan dari
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan.

Jakarta, 01 Agustus 2009


PT LINNUS MARINE
Direktur,

ADE SUPRIATNA

5
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

c. Management Representative dan K3LL Koordinator PT LINNUS MARINE


bertanggung jawab pada pemeliharaan pemeriksaan dan pelaksanaan
prosedur ini Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk
merencanakan memeriksa dan mengaudit pelaksanaannya ia juga memiliki
wewenang untuk mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan
K3LL merekomendasikan untuk langkah-Iangkah perbaikan dan memeriksa
pelaksanaannya.

1
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

1.4 ACUAN

a. Undung-Undang No. 1. 1970 – Mengenai Keselamatan &. Kesehatan Kerja.

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.T. No. 05/MEN/1996 tentang Sistem


Manajemen.

c. Undang-Undang No.4 of 1982 - Persyaratan Tentang Lingkungan Hidup.

d. Undang - undang dan Peraturan yang berlaku di Indonesia yang berhubungan


dengan K3LL.
e. DNV International Safety Rating System (ISRS).

f. Standar Nasional Indonesia 19-400 -1997. Surat Keputusan Kepala Badan


Pembinaan Pengusahaan Kontraktor Asing Pertamina No.
Kpts-1048/L0000/99-S0, tanggal 30 November 1999, tentang : Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Kontraktor.

1
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2. KEBIJAKAN, SASARAN, ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB K3LL


2.1
2.1. TUJUAN K3LL

PT LINNUS MARINE Melalui komitmen kebijakannya memiIiki tujuan terhadap


K3LL sebagai berikut :

2.1.1. Mencegah terjadinya kecederaan dalam pekerjaan.


2.1.2. Mencegah terjadinya penyakit dalam pekerjaan.
2.1.3. Menyediakan lingkungan pekerjaan yang sehat dan aman serta
mempromosikan latihan kerja yang baik.
2.1.4. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang dibentuk secara sehat dan untuk
memelihara kondisi aman.
2.1.5. Mengikuti semua persyaratan dan undang-undang pemerintah Indonesia
dan Industri.
2.1.6. Bekerjasama dengan Pemerintah Masyarakat industri dan pihak yang
terlibat lainnya untuk mempromosikan praktek-praktek yang baik.
2.1.7. Menjamin pembuangan limbah dilakukan dengan benar pencegahan dan
pengendalian pencemaran lingkungan.
2.1.8. Menyimpan, memindahkan dan membuang limbah dengan cara yang
bertanggung jawab sebagai penghargaan lingkungan.
2.1.9. Mempromosikan dan membangun kepedulian keselamatan kerja pada
tingkat tinggi.
2.1.10. Menyediakan latihan yang diperlukan untuk memungkinkan para karyawan
bekerja secara aman.
2.1.11. Mengendalikan penggunaan bahan-bahan berbahaya.
2.1.12. Membangun dan memelihara suatu sistem untuk memantau dan
mengevaluasi masalah keselamatan dan kesehatan.
2.1.13. Menyediakan suatu sistem untuk mendapatkan tanggap darurat yang
efisien bilamana terjadi keadaan darurat.

2.2. ORGANlSASI DAN TANGGUNG JAWAB K3LL


2.1
Manajemen yang bertanggung jawab pada K3LL PT LINNUS MARINE merupakan
garis tanggung jawab masing-masing jajaran Manajer terhadap atasannya dalam
masalah K3LL di bawah pengawasannya.

Tanggung jawab dan wewenang setiap jabatan personil dijelaskan dalam uraian
Pekerjaan mereka yang juga mencakup persyaratan K3LL masing-masing.

2.2.1. DIREKTUR
 Direktur bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan Program K3LL
baik itu dalam sumber daya manusia pemahaman dan pelaksanaan di Kantor
Pusat maupun di proyek-proyek yang sedang berjalan.

 Direktur bertanggung jawab dalam menjaga hubungan kerja yang baik antara
PT LINNUS MARINE dengan para pelanggan dan pihak-pihak luar lainnya,

2
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
sehingga standar prosedur K3LL dapat dilaksanakan secara efektif.

2.2.2. MANAJER DAN SUPERVISOR


 Manajer dan Supervisor bertanggung jawab untuk memberiknn program-
program K3LL dalam bentuk lisan maupun tertulis seperti buku pedoman
K3LL.

 Manajer dan Supervisor bertanggung jawab berpartisipasi dalam Safety


Meeting, Toolbox Talk, dll. agar dapat berjalan secara kontinyu tertib dan
dimengerti oleh seluruh karyawan.

 Manajer dan Supervisor bertanggung - jawab atas pelaksanaan program


K3LL yang diberikan, agar benar-benar dilaksanakan di lapangan sesuai
dengan pengarahan yang telah diberikan.

 Manajer dan Supervisor bertanggung jawab dalam penilaian untuk pemberian


penghargaan dan juga pemberian teguran / sanksi bagi setiap karyawan
bersangkutan.

 Manajer dan Supervisor bertanggung jawab menerima, mengumpulkan dan


mendata semua masukan yang berkaitan dengan program K3LL lapangan
untuk dapat menjadi bahan acuan dalam peningkatan program K3LL.

2.2.3. KARYAWAN DAN PERSONIL SUBKONTRAKTOR


 Setiap karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan instruksi dalam
buku pedoman K3LL yang di terimanya.

 Setiap Karyawan bertanggung jawab untuk pelaksanaan setiap pekerjaan


yang ditugaskan padanya harus mengacu pada program K3LL yang berlaku.

 Setiap karyawan bertanggung jawab untuk Mengikuti Toolbox meeting dan


Safety talks yang diadakan oleh Perusahaan.

 Setiap karyawan bertanggung jawab mengantisipasi lingkungan Kerja yang


berpotensi menimbulkan resiko bahaya terhadap kerusakan properti dan
pencemaran lingkungan tempat kerjanya.

 Setiap karyawan bertanggung jawab untuk melakukan tindakan perbaikan


yang diperlukan dan / atau melaporkan kondisi tidak aman di tempat kerjanya
yang dapat menyebabkan kecederaan pada dirinya dan teman sekerjanya.

2.2.4. PARTISIPASI KARYAWAN & SUB-KONTRAKTOR DALAM PELAKSANAAN


K3LL

Untuk mendapatkan keefektifan pelaksanaan Sistem Manajemen K3LL semua


karyawan diminta kesadarannya berpartisipasi pada program K3LL PT LINNUS
MARINE seperti dijelaskan dalam pernyataan kebijakan K3LL Partisipasi mereka

3
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
harus dilihatkan dalam bentuk kegiatan dibawah ini:

 Setiap karyawan harus selalu melengkapi dirinya dengan Buku Pedoman


K3LL yang diterbitkan oleh PT LINNUS MARINE.

 Mengikuti Safety Meeting yang dijadwalkan oleh masing - masing


manajemen proyek secara terus menerus.

 Mengikuti Toolbox meeting yang diadakan oleh Proyek sebelum dimulainya


suatu pekerjaan yang mungkin beresiko tinggi dan situasi - situasi lainya
yang dianggap perlu diadakannya rapat.

 Secara aktif berpartisipasi memberikan masukan - masukan dalam masalah


K3LL kepada Manajemen guna perbaikan kinerja K3LL sejalan dengan
persyaratan proyek yang ada.

 Seluruh karyawan berusaha memahami dan mengikuti aturan-aturan dari


Prosedur K3LL yang ada untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan.

 Mengikuti program-program pelatihan yang diadakan oleh perusahaan baik


itu program yang dilakukan di dalam atau di luar perusahaan.

 Mengikuti pemeriksaan medis yang diberikan oleh Perusahaan bekerjasama


dengan Dinas Kesehatan setempat.

 Bersedia menerima peringatan / teguran karena lalai mengikuti aturan -


aturan dari prosedur K3LL.

2.2.5. K3LL OFFICER

Tanggung jawab K3LL Officer adalah dengan fungsi sebagai berikut :

 Penyelidikan terhadap sumber bahaya potensial dan kejadian berbahaya


serta memeriksa penyebab kecelakaan / insiden dimana kepentingan tenaga
kerja mungkin terlibat.

 Penyelidikan terhadap kepedulian yang bersangkutan pada K3LL tenaga


kerja.

 Melaksanakan pelatihan induksi K3LL bagi semua karyawan di lapangan


proyek.

 Mencatat jam kerja yang dipakai di lapangan seperti juga kinerja K3LL yang
harus dilaporkan pada Proyek / Manager Operasional.

 Menjamin bahwa pelatihan PT LINNUS MARINE dan karyawan sub-


kontraktor dalam semua masalah yang bersangkutan dengan cara-cara kerja

4
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
yang benar-benar aman tersedia dengan cukup.

 Mengkoordinasi rapat K3LL secara periodik dan menyediakan catatan.

 Membantu Supervisor dalam melaksanakan inspeksi K3LL dan menindak


lanjuti tindakan koreksi yang diambil.

 Manajer / Manajer Operasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan yang


berhubungan dengan hal-hal diatas.

2.2.6. DIREKTUR DAN KOORDINATOR K3LL.

Direktur dan Koordinator K3LL bertanggung jawab daIam menjamin dan


memeriksa bahwa persyaratan Sistem Manajemen K3LL yang sekarang
dilaksanakan dan dipelihara.

Mereka telah diberikan wewenang untuk meneruskan tanggung jawab ke seluruh


operasi PT LINNUS MARINE mereka harus dibantu oleh semua karyawan dalam
meraih sasaran K3LL.

Penunjukkan dirinya tidak membebaskan karyawan lainnya dari tanggung jawab


K3LL.

2.2.7. STANDAR KINERJA

Target prestasi K3LL baik secara statistik dan tugas tertentu dibuat pada tiap
awaI tahun oleh manajemen dalam rangka memperbaiki pelaksanaannya secara
terus menerus.

K3LL Departemen mengeluarkan statistik pelaksanaan K3LL secara bulanan


yang berisi jumlah cedera, penyakit, insiden dan kerusakan properti secara detail
dari posisi / bagian yang terlibat yang menunjukkan kategori bagian tubuh yang
cedera.

Secara periodik, paling sedikit : 3 bulan pertemuan manajemen diadakan untuk


meninjau pelaksanaan sebenarnya yang tidak sesuai target untuk tahun yang
berlaku. Adanya penyimpangan dari target dianalisa dan ditindak lanjuti.

5
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
3. SISTEM MANAJEMEN K3LL

3.1. UMUM

Sistem Manajemen PT LINNUS MARINE mencerminkan fungsi manajemen:


perencanaan untuk mengidentifikasi komponen - komponen dan memprioritaskan
komponen tersebut, pengorganisasian untuk mengkategorikan wilayah kritis dan
masalah-masalah yang memerlukan tindakan perbaikan, pengarahan untuk fokus
adalah bergantung pada panduan dan petunjuk dan pengendalian peraihan tujuan
diukur melalui pemenuhan operasi standar yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini
untuk menjamin bahwa semua aktivitas dalam PT LINNUS MARINE. Dan semua
sumber bahaya yang berhubungan dengan aktivitas inti telah diidentifikasi,
diorganisasi dan dikendalikan secara sistematik dengan cara yang proaktif.

Pelaksanaan lanjutan dari wilayah yang tercakup dalam bentuk ISMEC


(Identification / Identifikasi, Set standard of peformance Measurement the criteria /
Penetapan standar kinerja, Evaluate any deviation / Evaluasi setiap penyimpangan,
Correct any deviation / Penyempurnaan dari setiap penyimpangan) : untuk
mengidentifikasi elemen-elemen kunci, menetapkan pelaksanaan standar,
menghitung kriteria mengevaluasi penyimpangan apapun, dan memperbaiki jika
diperlukan penyimpangan tadi, ini adalah bagian utuh dari tiap elemen sistem K3LL
dan standar yang minimal. Melalui kepedulian, pemahaman dan kerangka dari
pelaksanaan praktis ini dapat diraih pada semua level. Hasil selanjutnya adalah
keuntungan untuk semua.

Dalam rangka memelihara tingkat sistem prosedur pembaharuan dan perbaikan


harus dilakukan yang akan menyediakan suatu struktur untuk perbaikan terus
menerus, yang didalamnya sistem K3LL akan menjadi dokumen hidup yang secara
konstan berubah untuk mencerminkan status bisnis dan tujuan serta sasaran
kebijaksanaan K3LL PT LINNUS MARINE.

3.2. TINJAUAN MANAJEMEN

Pimpinan PT LINNUS MARINE akan meninjau Sistem Manajemen K3LL untuk


menjamin keefektifan yang terus menerus. Tinjauan tersebut akan dilaksanakan
paling sedikit setahun sekali. Di tugas ini mereka akan dibantu oleh Manajemen
Representative dan K3LL Koordinator dan akan memanfaatkan laporan Audit
internal. Laporan insiden I kecelakaan dan semua informasi lain yang mungkin
dianggap penting. Tinjauan ini akan dicatat dengan semua tindakan penting yang
diidentifikasi kepada personil khusus. Sasaran K3LL untuk tahun yang akan datang
akan dibangun dan diumumkan pada program K3LL.

Laporan tinjauan akan disimpan untuk tindakan / referensi di masa yang akan
datang dan untuk mengawasi tindakan sebagai tambahan bagi tinjauan
manajemen yang sedang dilakukan, K3LL akan didiskusikan pada pertemuan
operasional reguler dimana semua aspek operasi PT LINNUS MARINE ditinjau
laporan harus disiapkan disimpan dan dibagikan pada manajer.

6
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

3.3. PENJELASAN SISTEM MANAJEMEN K3LL

Sistem Manajemen K3LL terdiri dari "19 elemen", masing-masing akan menjadi
wilayah tindakan yang diindentifikasi dalam prosedur dan prosedur yang
dikembangkan.

Kebijakan / Sasaran

Kebijakan telah dibuat untuk menghitung persyaratan yang sesuai hukum dan
berperikemanusiaan untuk mengatur aktifitas K3LL.

Untuk melaksanakan komitmen terhadap kebijaksanaan ini, PT LINNUS MARINE.


telah menetapkan standar khusus dan sasaran yang diharapkan untuk diraih dalam
rangka menjalankan pernyataan kebijakannya.

Untuk meraih standar dan sasaran sangatlah penting bagi aktifitas tertentu dan
tanggung jawab ditugaskan pada setiap individu-individu, Individu - individu ini
kemudian bertanggung jawab terhadap kinerja mereka dengan melihat pada
standar yang ditetapkan.

Elemen

PT LINNUS MARINE. telah menyeleksi 19 elemen untuk mengatur pencapaian


yang sukses dari sasaran kebijakan yang tertera, elemen yang terpilih sasaran
kebijakan yang tertera. Elemen yang terpilih terdapat di bagian 4.0. dari dokumen
ini.

Bagian 4.0, menjelaskan persyaratan untuk aktifitas penting dalam tiap elemen
yang dapat dilaksanakan dalam bisnis.

Prosedur Administrasi K3LL dan Prosedur Kerja Aman sebagai tambahan dari
standar pelaksanaan umum di atas, kebijakan dan panduan telah dibuat untuk
memperkenalkan kesembilan belas elemen itu.

7
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
4. PERSYARATAN K3LL

4.1 ELEMEN 1
KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI

Sasaran Tahunan K3LL

Direktur bersama dengan manajernya harus membuat dan meninjau kebijakan


secara rutin Kebijakan ini akan berisi sasaran K3LL.

Tugas Jajaran Manajemen

Untuk memungkinkan meraih sasaran PT LINNUS MARINE, manajer harus


merencanakan. mengatur, memotivasi, mengontrol, menindak lanjuti pekerjaan
dengan hal khusus masalah K3LL. Manajer senior harus berpartisipasi dalam
evaluasi kebijakan K3LL setahun sekali dan membuat program operasi tahunan,
K3LL. Program K3LL dan perubahan apapun pada sistem manajemen K3LL harus
diumumkan kepada para karyawan melalui garis komunikasi yang dibuat.

Manajer bertanggung jawab pada pembuatan contoh dengan mempromosikan


aktifitas K3LL pada tingkat yang tinggi. Hal ini akan dicapai dengan mengunjungi
tempat kerja, melaksanakan penelitian K3LL L dan memperkenalkan pertemuan
K3LL.

Garis Tanggung Jawab

K3LL adalah sebuah garis tanggung jawab dalam PT LINNUS MARINE. Semua
karyawan bertanggung jawab pada aktifitas K3LL dalam pengaruh lingkungan
mereka.

4.2 ELEMEN 2
PEMERIKSAAN DAN AUDIT

Persyaratan

Semua Manajer dan Supervisor harus melakukan pemeriksaan / audit dan


pengamatan K3LL dalam wilayah tanggung jawab mereka yang sesuai dengan
Program K3LL yang dapat dilaksanakan, pelaksanaan pemeriksaan / audit dan
pengamatan K3LL akan didokumentasikan.

K3LL Officer berinisiatif untuk mengkoordinir pemeriksaan / audit dan penelitian


K3LL. Pemeriksaan / audit dan penelitian K3LL akan melibatkan pemeriksaan
sistematis dari fasilitas. perlengkapan, material milik PT LINNUS MARINE dan para
karyawan yang memakainya,

Audit K3LL akan dilaksanakan oleh karyawan kompeten yang ditunjuk oleh menajer

8
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
yang relevan, laporan audit yang mengidentifikasi tanggung jawab dan kerangka
waktu hal-hal penyelesaian ketidak sesuaian, harus disiapkan.

4.3 ELEMEN 3
PELATIHAN DAN KEMAMPUAN

Persyaratan

Pelatihan Manajemen

Pelatihan Manajemen harus menyediakan pengetahuan dan keahlian yang penting


untuk mengatur sistem K3LL pada semua level manajemen yang relevan,

Pelatihan Karyawan

Pelatihan karyawan harus mencerminkan keperluan latihan yang diidentifikasi oleh


Bagian Manajemen untuk tiap pekerjaan. Program latihan karyawan dibuat dan
didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang relevan.

Hal Umum

Penilaian kinerja K3LL karyawan harus dilaksanakan sebagai status tahunan,


kebutuhan latihan diidentifikasi oleh Manajemen Lini secara tahunan dan
didasarkan pada penemuan dengan masing - masing karyawan, Pemenuhan
persyaratan relevan dihitung dengan tekanan khusus yang diletakkan pada pokok -
pokok kritis dan hal-hal yang ditinggikan oleh laporan penghitungan resiko dan
kecelakaan I insiden, Semua karyawan baru akan dilatih mengenai peraturan
tempat kerja mereka dan sistem K3LL PT LINNUS MARINE.

Departemen personalia yang menjalankan fungsi administrasi karyawan dalam PT


LINNUS MARINE akan menyimpan file yang diperbaharui dari semua latihan
karyawan. Relevan program latihan akan dihasilkan.

Semua level kemampuan dan pelatihan subkontraktor akan dievaluasi lebih dahulu
untuk kontrak diberikan dan diawasi secara terus menerus selama waktu kontrak,
dalam penyelesaian kontrak keseluruhan evaluasi K3LL akan dibuat dan hasilnya
disimpan dalam arsip untuk acuan di masa yang akan datang,

4.4 ELEMEN 4
PENERIMAAN DAN PENEMPATAN

Persyaratan

Semua karyawan haruslah kompeten, dan memiliki keahlian dan pengalaman untuk
mengoperasikan secara aman sesuai dengan personil dan prosedur K3LL dan

9
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dalam ketentuan :

Seluruh karyawan baru akan melengkapi program pemahaman / pengenalan


(induksi).
Kualifikasi calon karyawan akan disahkan dan dicatat.

Bagian K3LL akan menyediakan saran tentang persyaratan dan standar K3LL yang
khusus.

 Semua karyawan akan menjalani pemeriksaan kesehatan.


 Personil sub - kontraktor yang kompeten akan diperiksa oleh Manajer yang
bersangkutan.

4.5 ELEMEN 5
KOMUNIKASI

Persyaratan

Suatu sistem dokurnen untuk pengkomunikasian K3LL telah ditetapkan, Sistem


yang akan digunakan ini harus memiliki elemen-elemen sebagai berikut:

 Kontak Personil.
 Orientasi Kerja lnduksi. Penyimpanan catatan.
 Keterlibatan Manajemen yang proaktif.
 Pertemuan dan Inspeksi K3LL.
 Semua karyawan baru atau yang dipekerjakan kembali akan berpartisipasi
dalam Program Orientasi / Induksi Keselamatan PT LINNUS MARINE.
 Pertemuan K3LL akan diadakan pada semua lokasi di mana karyawan PT
LINNUS MARINE, dipekerjakan. Sasarannya tidak hanya untuk mengedarkan
informasi keamanan, tetapi juga untuk mencari partisipasi karyawan dan
mendorong kontribusi yang positif.
 PT LINNUS MARINE memprakarsai dan mengeluarkan buletin "kewaspadaan
K3LL" untuk membahas sumber-sumber bahaya khusus.
 Papan pengumuman K3LL dibuat di semua lokasi kerja. Papan pengumuman
ini digunakan untuk memperlihatkan pengumuman. K3LL dan masalah -
masalah yang bersangkutan dengan K3LL.

4.6 ELEMEN 6
MANAJEMEN PERUBAHAN

Persyaratan

Perubahan pada peralatan, kondisi pengoperasian, prosedur. personil dan lainnya


dapat menuju pada sumber bahaya kecuali perubahan itu secara efektif
didokumentasikan, diatur dan diberitahukan.

10
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Konsekuensi dari perubahan yang penting harus diidentifikasi secara benar, dan
diukur sumber bahaya yang sama.

Penempatan staf termasuk yang sementara dan sub-kontraktor harus diberi


penjelasan tentang perubahan secara memadai.

Jika selama tahap operasi, tugas tertentu dianggap "kritis" atau "sangat serius"
(seperti yang dijelaskan dalam identifikasi sumber bahaya dan prosedur penilaian
dilaksanakan suatu identifikasi resiko formal dan analisa resiko.

4.7 ELEMEN 7
DENTIFIKASI SUMBER BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Persyaratan

Penilaian Resiko akan dilakukan jika bahaya penting telah diidentifikasi oleh PT
LINNUS MARINE atau penanggung jawab proyek atau jika telah ditentukan dalam
kontrak klien. Analisa akan didasarkan pada evaluasi resiko yang bersangkutan

Didasarkan pada evaluasi resiko yang bersangkutan pada operasi khusus, laporan
pengalaman atau dari masukan institusi profesional pihak luar.

Analisa resiko harus setidaknya berisi elemen-elemen sebagai berikut :

 Mengidentifikasi dan menganalisa tugas.


 Pengidentifikasian sumber bahaya (Hazard).
 Membuat kriteria penerimaan.
 Menganalisa dan mengevaluasi resiko.
 Melaksanakan pengukuran pengendalian,
 Masukan pemeriksaan dan umpan balik pengalaman.

PT LINNUS MARINE atau mereka Penanggung Jawab Proyek akan membuat


suatu program untuk pengidentifikasian resiko pada seluruh tahap proyek dan
operasi.

4.8 ELEMEN 8
EVALUASI PROGRAM K3LL

Persyaratan

Evaluasi yang melipulti banyak hal dilakukan untuk membuktikan bahwa program
K3LL dan fasilitas PT LINNUS MARINE memenuhi standar dan peraturan yang
bisa diterima. Evaluasi ini menilai kinerja sistem manajemen dan tempat kerja
apakah sudah memenuhi standar dan peraturan yang bisa diterima.

11
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Dalam melakukan evaluasi hal-hal di bawah ini harus digunakan :

 Pengelolaan kepatuhan sesuai dengan persyaratan program yang


bersangkutan dengan semua elemen dari Sistem Manajemen.
 Kepatuhan dengan standar kondisi fisik pada umumnya.
 Kepatuhan dengan pencegahan kebakaran dan standar pengendalian.
 Kepatuhan dengan standar kesehatan dalam pekerjaan.
 Kepatuhan dengan program penghargaan kinerja tahunan bagi karyawan.
 Kepatuhan dengan kriteria penilaian kinerja sub kontraktor.

4.9 ELEMEN 9
PERATURAN DAN PROSEDUR KERJA

Persyaratan

Uraian Pekerjaan

Uraian pekerjaan harus ada untuk semua karyawan senior PT LINNUS MARINE
dan personil pengawas harus memiliki tanggung jawab K3LL yang jelas.

Sistem Ijin Kerja

Ketika bekerja pada fasilitas yang bukan milik PT LINNUS MARINE, akan memakai
sistem ijin kerja dari fasilitas pelanggan/klien. Pelatihan akan disediakan oleh klien
atau bagian dari Pelatihan Induksi berhubungan dengan pelanggan.

Ketika bekerja pada tempat kerja PT LINNUS MARINE yang lain, sistem ijin kerja
akan digunakan dimana dan jika diperlukan.

Induksi dan Pengenalan

Semua karyawan baru akan ikut serta dalam program pengenalan / induksi.

Prosedur Kerja Proyek Khusus

Prosedur K3LL untuk Proyek Khusus akan dikeluarkan ketika dan jika diperlukan.

4.10 ELEMEN 10
KESEHATAN KERJA
Persyaratan

PT LINNUS MARINE, telah mengembangkan suatu rangkaian prosedur yang


meliputi area kesehatan kerja berikut ini:

12
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

 Kegiatan pengawasan kesehatan :


 merencanakan dan melaksanakan pengendalian kesehatan yang selektif
 membuat arsip kesehatan diri
 registrasi tidak masuk kerja karena sakit.
 menindaklanjuti cuti sakit yang panjang dan rehabilitasi
 pendaftaran perawatan dilakukan di lepas pantai

 Pengawasan Lingkungan Kerja :


 penyaringan atau pemetaan pekerjaan dan tempat kerja. studi lingkungan
tempat kerja.
 inspeksi.
 memantau tingkat paparan.

 Mengendalikan bahaya kesehatan berkenaan dengan :


 kebisingan,
 bahan bahan kimia,
 sumber radioaktif,
 bahan peledak,
 bahan-bahan kimia lain yang berbahaya bagi kesehatan.

Semua karyawan baru harus melihatkan sertifikat kesehatan yang menyatakan


bahwa mereka sehat secara medis untuk melaksanakan tugas mereka.

4.11 ELEMEN 11
PENGENDALIAN PEMBELIAN

Persyaratan

PT LINNUS MARINE telah menetapkan sistem pengendalian pembelian. Sistem ini


akan digunakan untuk mengendalikan pembelian yang bersangkutan dengan
kerugian pengeluaran dengan mengevaluasi material dan pelayanan sebelum
diantarkan.

Hal-hal berikut ini dianggap sebagai minimal:

 Perolehan barang,
 Pemilihan dan pengendalian sub-kontraktor,
 Lembaran Data Keamanan Penggunaan Material (MSDS) untuk semua material
yang dianggap berbahaya.

Melalui permintaan Seksi K3L akan memperkirakan material yang diminta


berdasarkan sifat bahayanya.

13
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
4.12 ELEMEN 12
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Persyaratan

Pengendalian praktek kerja dan / atau administrasi teknik kerja harus dievaluasi
dan dipertimbangkan secara keseluruhan sebelum menggunakan Alat Pelindung
Diri. Karena APD dianggap sebagai alat pertahanan diri sangatlah penting jika APD
ini digunakan dengan benar dan sesuai dengan standar PT LINNUS MARINE.

Penanggung jawab PT LINNUS MARINE dalam hubungannya dengan para


karyawan yang terlibat akan mengevaluasi hal-hal sebagai berikut :

 Jenis APD apa yang digunakan dalam wilayah kerja karyawan dan untuk tiap
pekerjaan yang dilakukan
 Kebutuhan akan APD khusus yang akan digunakan dalam operasi kerja
khusus, Tindakan pencegahan yang khusus,
 Persyaratan latihan dalam penggunaan APD
 APD khusus yang digunakan dalam hubungannya dengan pengaturan teknik
khusus,
 Teknik penghitungan resiko.

Berikut ini adalah daftar APD yang harus tersedia di tempat kerja :

 Pelindung Kepala
 Pelindung mata
 Pelindung pendengaran
 Sarung tangan
 Pelindung kaki / jari kaki
 Pakaian kerja

4.13 ELEMEN 13
KESlAP SIAGAAN DARURAT

Persyaratan

PT LINNUS MARINE telah mengidentifikasi 6 hal khusus berikut ini berkenaan


dengan persyaratan tanggap darurat :

 Pemberitahuan
 Batas bahaya
 Penyelamatan
 Pemindahan
 Respon media / relatif
 Penormalan

14
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Program tanggap darurat harus dianalisa secara terus menerus sesuai dengan
kriteria yang dapat diterima kepraktisan dan keefektifan.

4.14 ELEMEN 14

LAPORAN DAN PENYELIDIKAN KECELAKAAN / INSIDEN

Persyaratan

Semua kecelakaan / insiden akan dilaporkan sesuai dengan prosedur laporan


kecelakaan / insiden PT LINNUS MARINE.

Persyaratan penyelidikan kecelakaan / insiden ditentukan secara detail dalam


prosedur penyelidikan kecelakaan / insiden.

Seperti yang diminta, seluruh manajemen dan pengawasan akan ikut serta dalam
penyelidikan kecelakaan / insiden. Membuat laporan kecelakaan / insiden.
Pembuat laporan kecelakaan / insiden harus melengkapi formulir laporan
secepatnya, setelah insiden / kecelakaan diselidiki.

Proyek / Manajer Operasi dan Manajer Departemen yang relevan akan meninjau
semua laporan kecelakaan I insiden.

Manajer Departemen yang relevan akan mengidentifikasi karyawan dan


menugaskan tanggung jawab dalam pelaksanaan rekomendasi dalam waktu
kerangka diidentifikasi dalam rencana tindakan koreksi.

K3LL Officer akan membantu mengidentifikasi secara langsung dan tidak langsung
penyebab dari kecelakaan / insiden. Manajer Departemen akan membuat rencana
tindakan untuk mengenalkan rekomendasi yang dibuat dalam rangka menghapus
penyebab utama dan mencegah kejadian yang terulang.

Semua kecelakaan "insiden” akan dibahas dan ditinjau pada tinjauan manajemen
pertemuan komite K3LL. Hasil dan rekomendasi apapun akan dibahas pada saat
pertemuan umum K3LL.

4.15 ELEMEN 15
ANALISA KECELAKAAN / INSIDEN

Persyaratan

Manajemen Lini harus membuat analisa untuk tiap kecelakaan I insiden yang
dilaporkan. Analisanya alan dilihat Iebih jauh dengan melaporkan kepada Proyek /
Manajer Operasi yang akan menginformasikan kepada Pemerintah jika dan ketika
diminta.

15
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Laporan K3LL harus disusun dan dibagikan paling sedikit tiap kwartal. Laporannya
harus termasuk analisis dari kecelakaan/insiden yang muncul selama periode
sebelumnya.

Tiap kecelakaan I insiden akan dikategorikan ke dalam matriks potensi kehilangan


dan diberikan indikasi potensi kehilangan Tingkat Resiko (Risk Rating). Proses ini
memungkinkan pimpinan untuk mengidentifikasi kejadian yang terulang yang
memiliki tingkat kehilangan yang tinggi dan melaksanakan tindakan koreksi yang
kemudian memanfaatkan sumber-sumber PT LINNUS MARINE Statistik K3LL
harus disediakan oleh K3LL Koordinator secara periodik paling sedikit tiap 2 bulan.
Statistik K3LL harus ditempelkan pada papan pengumuman K3LL dalam semua
tempat kerja K3LL. Semua Supervisor harus memberitahukan karyawannya
tentang penyebab kecelakaan / insiden, dalam rangka untuk mencegah kejadian
yang terulang.

4.16 ELEMEN 16
PROMOSI K3LL PROAKTIF

Persyaratan

Papan pengumuman K3LL harus diletakkan pada posisi utama di semua tempat
kerja. Papan pengumuman ini akan digunakan untuk memperlihatkan topik K3LL
sebagai tujuan tunggalnya.

Topik-topik yang diidentifikasi oleh Manajer Operasi atau yang lainnya akan
menjadi bagian dari program K3LL tahunan untuk tahun berikutnya.

Topik yang dianggap menjadi kritik K3LL bagi bisnis PT LINNUS MARINE,
detailnya akan diumumkan pada program K3LL tahunan, dan akan dipromosikan
oleh Manajer Operasi tiap tiga bulanan. Promosinya akan mengambil bentuk
poster-poster dan laporan berkala.

Isi dari memo K3LL harus menjadi perhatian semua karyawan oleh yang terkait.

4.17 ELEMEN 17
LlNDUNG LlNGKUNGAN

Persyaratan

Langkah-Iangkah pengendalian dan perlindungan akan diambil untuk mencegah


dampak lingkungan yang merugikan bagi tanah, laut dan udara. Langkah langkah
berikut ini dianggap penting:

 Memperkecil atau mencegah penggunaan bahan – bahan kimia yang


berbahaya pada lingkungan.
 Memasukkan evaluasi lingkungan pada seluruh tahap-lahap perencanaan.

16
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Menjalankan langkah-Iangkah yang memungkinkan untuk mencegah polusi
yang tidak disengaja.
 Sistem pencegahan polusi PT LINNUS MARINE adalah:
 Laporan Lingkungan yang efisien
 Pengendalian bahan-bahan kimia berbahaya.
 Pembuangan limbah yang efisien,

4.18 ELEMEN 18
PENGENDALIAN K3LL SUB KONTRAKTOR

Persyaratan

Sub-kontraktor yang membawa nama PT LINNUS MARINE menjamin bahwa


standar dan persyaratan K3LL sudah sesuai.

Para manajer PT LINNUS MARINE akan menjamin bahwa sebelum pemenang


kontrak ditentukan maka para sub-kontraktor dianggap dapat dimasukkan dalam
"Daftar Sub-Kontraktor yang dapat diteliti oleh PT LINNUS MARINE.

Para manajer PT LINNUS MARINE akan menjamin bahwa calon sub-kontraktor


muncul dalam daftar sub-kontraktor.

Kriteria berikut ini harus digunakan untuk evaluasi sub-kontraktor dalam


hubungannya dengan K3LL:

 Kinerja Sub-kontraktor masa lalu.


 Laporan kecelakaan / insiden pelaksanaannya.
 Laporan Inspeksi K3LL.
 Tingkat frekwensi kehilangan hari kerja akibat kecelakaan,
 Program lanjutan K3LL.
 Perlindungan K3LL dan Pengendalian polusi, Sistem manajemen dan tanggung
jawab K3LL.
 Dan Masalah K3LL harus diperlakukan sama pada sasaran bisnis yang lain.

4.19 ELEMEN 19
PERTEMUAN/RAPAT K3LL

Persyaratan

Sedikitnya setahun sekali untuk mengevaluasi keperluan, dan keefektifan dari


sistem K3LL. Pertemuan ini juga harus meninjau semua kecukupan kebijakan.
Program K3LL tahunan dihasilkan dari hasil pertemuan tinjauan manajemen yang
terakhir.

Rapat / Pertemuan K3LL Umum

17
PT LINNUS MARINE
III. PEDOMAN K3LL

No.manual OSHA-003 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009


DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Dilakukan pada saat mobilisasi dan sebelum hari kerja yang tidak rutin, pertemuan
K3LL umum yang melibatkan semua karyawan yang ada akan dilaksanakan.

Rapat / Pembicaraan Toolbox

Untuk kegiatan yang tidak rutin atau dianggap sebagai kegiatan yang beresiko
tinggi (seperti yang dijelaskan pada prosedur) pembicaraan Toolbox yang
menunjukkan bahaya K3LL tertentu akan dilakukan setiap penggantian shift pada
permulaan tahap kerja baru.

Briefing K3LL pra-tugas

Ketika mengawasi tugas-tugas tertentu pada karyawan. Supervisor akan menjamin


bahwa semua aspek K3LL yang berhubungan dengannya telah ditinjau.

Pertemuan Manajemen mengenai K3LL Pertemuan Manajemen mengenai K3LL


akan dilaksanakan seperti disyaratkan secara periodik.

18
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

4. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL DAN


PROSEDUR KERJA AMAN

PROSEDUR K3LL DAN PROSEDUR KERJA AMAN

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengklarifikasi persyaratan K3LL untuk
administrasi dan operasional dan untuk memberi panduan dari instruksi seperti
bagaimana persyaratan ini dapat terwujud.

Di bawah ini daftar prosedur yang dijelaskan dalam dokumen tersendiri.

DAFTAR PROSEDUR

1. Kedisiplinan Kerja
2. Pelatihan dan Kompetensi
3. Komunikasi dan Informasi K3LL
4. Rapat Kelompok
5. Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko
6. Observasi, Inspeksi dan Audit K3LL
7. Pencatatan dan Pelaporan Kinerja K3LL
8. Penyelidikan dan Pelaporan Kecelakaan
9. Sistem Ijin Kerja
10. Pengendalian K3LL Terhadap Sub kontraktor dan Pemasok
11. Alat-alat Pelindung diri
12. Program Tanggap Darurat
13. Kesehatan Kerja
14. Lindung Lingkungan
15. Pengendalian Kebisingan
16. Penataan Tempat Kerja
17. Keselamatan Kerja di Kantor
18. Pelindung Mesin
19. Penanganan Pipa
20. Kabel Listrik
21. Keamanan Pekerjaan Kelistrikan
22. Tangga dan Perancah
23. Pengendalian Bahan Berbahaya
24. Pekerjaan di Ketinggian
25. Penanganan Gas, Pengelasan, Pemotongan dan Menggerinda
26. Pengecatan
27. Penyemprotan Pasir
28. Operasional Kendaraan Darat
29. Operasional Kapal

1
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
30. Operasi Alat-Alat Berat

1. PENDAHULUAN

1.1. LINGKUP
Prosedur ini menjelaskan tentang persyaratan minimal Keselamatan. Kesehatan
Kerja & Lingkungan dalam failitas dan lapangan proyek PT LINNUS MARINE.

1.2. TUJUAN
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengklarifikasi persyaratan K3LL untuk
administrasi dan operasional dan untuk memberi panduan dan instruksi seperti
bagaimana persyaratan ini dapat terwujud.

1.3. TANGGUNG JAWAB


Direktur PT LINNUS MARINE memiliki tanggung jawab terakhir terhadap K3LL
di dalam organisasi. Pimpinan telah menyerahkan tanggung jawab ini kepada
Manager Operasional dan manajer lini yang bertanggung jwab dalam
pelaksanaan dan pemenuhan semua aspek dari prosedur ini.

Semua karyawan mempunyai tugas secara tetap untuk menjamin K3LL dan
menyejahterakan mereka sendiri begitu pula teman sekerja mereka, dan ia
memiliki tugas untuk memenuhi prosedurprosedur di bawah ini setiap waktu.

2. PROSEDUR

2.1. PROSEDUR DISIPLIN

2.1.1. KARYAWAN / SUB-KONTRAKTOR HARUS:


 Menghadiri dan melaksanakan semua jenis pelatihan K3LL.
 Menjalankan seluruh prosedur operasional K3LL yang tetap.
 Memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan sesuai dengan
jenis pekerjaan kebutuhan pakaian.
 Menggunakan peralatan yang tepat yang diperlukan untuk jenis
pekerjaan/ kebutuhan pekerjaan.
 Mengenali tugas kerja yang diperintahkan oleh supervisornya
sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Melaporkan semua kondisi berbahaya yang menyebabkan kejadian
nyaris celaka.
 Melaporkan segera kepada supervisor, petugas kesehatan, dan
K3LL Officer jika suatu kecelakaan insiden terjadi di tempat kerja
untuk tindakan lebih lanjut meskipun hanya kecelakaan penolongan
pertama kecelakaan ringan terlebih lagi kecelakaan fatal yang berat.
 Menjaga tempat kerja bersih dari gangguan tempat licin dsb.ematuhi
semua peraturan lalu lintas.

2
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.1.2. LARANGAN BAGI KARYAWAN / SUB-KONTRAKTOR


 Merokok di tempat-tempat yang berbahaya dimana tanda dilarang
merokok telah dipasang di lokasi tersebut dan telah diberitahukan
oleh K3LL /Koordilnator.
 Menempuh "jalan pintas" ketika bekerja.
 Bergurau dalam bekerja.
 Tidur dalam tugas.
 Mengganggu peralatan pemadam kebakaran / penyelamatan kecuali
selama masa latihan dan hal-hal keadaan darurat, sepeti
kecelakaan.

2.1.3. TINDAKAN KEDISIPLINAN


Berdasarkan Undang-undang No. tahun 1970 tentang Keselamatan &
Kesehatan Kerja. peraturan dan prosedur K3LL. maka tindakan
kedisiplinan akan diberikan bagi karyawan I karyawan sub-kontraktor
yang melanggar disiplin.

Tujuan dari tindakan kedisiplinan adalah untuk :


 Membantu penegakan hukum dan peraturan kerja
 Menyelamatkan perusahaan dari kerugian
 Mendorong karyawan untuk memperbaiki pelaksanaan kerjanya.

Oleh karena itu berdasarkan peraturan pemerintah dan peraturan


perusahaan tentang kepegawaian, perusahaan dapat menetapkan
tindakan disiplin dengan cara memberikan peringatan secara lisan atau
tenulis kepada karyawanan.

Penggolongan peringatan didasarkan pada jenis pelanggaran dan


tingkat potensi resiko dari kecelakaan insiden.

2.1.4. SURAT PERINGATAN


Surat peringatan akan dibahas dengan karyawan yang terlibat,
Supervisor, Manajer Administrasi / Personalia dan K3LL Koordinator
untuk membuat keputusan.

 Surat Peringatan I berlaku untu 3 bulan


 Surat Peringatan II berlaku untuk waktu 6 bulan
 Surat Peringatan III berlaku untuk waktu 9 bulan

Surat peringatan dapat juga diberikan tidak menurut urutan, tetapi dapat
langsung diberikan surat peringatan I dan II berdasarkan tingkat
pelanggaran.

Merokok di daerah larangan merokok akan menerima surat peringatan


III atau diberhentikan.

3
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Surat peringatan tidak akan berlaku lagi jika telah melewati masa
berlakunya.

2.1.5. TINDAKAN PEMECATAN


Jika terjadi pelanggaran sangat serius perusahaan dapat
memberhentikan karyawan tanpa uang pesangon.

2.1.6. TINDAK LANJUT PADA TINDAKAN DISIPLIN LAIN


 Memindahkannya ke Depatemen lain.
 Menunda kenaikan gajinya
 Lainnya

2.2. PELATIHAN DAN KOMPETENSI

2.2.1. KUALIFIKASI

PERSYARATAN

 PT LINNUS MARINE hanya akan memperkerjakan karyawan yang


terlatih / berkualitas sesuai dengan operasional mereka.
 PT LINNUS MARINE secara periodik meninjau persyaratan
kualifikasi untuk setiap karyawan sesuai dengan persyaratan PT
LINNUS MARINE Peraturan Nasional dan persyaratan dalam
kontrak dari klien I pelanggan.
 Persyaratan kualifikasi dilaksanakan dalam klasifikasi pekerjaan PT
LINNUS MARINE. Oleh karena itu manajer departemen bertanggung
jawab untuk menjelaskan persyaratan kualifikasi untuk posisi-posisi
dalam unit organisasi.
 Kualifikasi akan diperiksa disirnpan dalam berkas dan salinan
Departemen Personalia.

2.2.2. PENINGKATAN KUALIFIKASI KARYAWAN

Dalam kasus kualifikasi yang tidak sesuai untuk proyek yang


berhubungan dengan posisi di lepas pantai dan di darat, Departemen
Personalia akan melakukan evaluasi yang berdasarkan pada :

 Tingkat ketidaksesuaian
 Sampai, taraf apa kualifikasi tersedia.
 Apakah rencana tetap Meningkatkan karyawan.

Metode paling umum digunakan untuk meningkatkan karyawan adalah


sebagai berikut

4
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Pelatihan di tempat kerja
 Rotasi pekerjaan
 Kursus dan seminar di dalam perusahaan
 Kursus, seminar don konferensi di luar perusahaan.

2.2.3. KOMPETENSI

PT LINNUS MARINE bertanggung jawab untuk memastikan bahwa


perusahaan mempunyai tenaga kerja yang cakap dan ahli. Perusahaan
menyediakan persyaratan kualiflkasi untuk karyawannya.

2.2.4. PELATIHAN

2.2.4.1. PERSYARATAN PELATIHAN


 Kebutuhan pelatihan diidentifikasi dengan penilaian
pelaksanaan.
 Persyaratan pelatihan secara menyeluruh diperiksa
terhadap anggaran pelatihan.
 Dalam meninjau ulang perencanaan perusahaan akan
pelatihan dalam kebijakan dan pelatihan manajemen
menetapkan prioritas hubunganan dengan anggaran.

2.2.4.2. PELATIHAN SEMINAR DI DALAM PERUSAHAAN


Proporsi terbesar kegiatan PT LINNUS MARINE dilaksanakan
di lepas pantai. Dalam rangka memperbaiki komunikasi
diantara manajemen perusahaan di darat dan pekerja di lepas
pantai, PT LINNUS MARINE sedang menjalankan seminar
keselamatan di dalam perusahaan untuk jajaran manajer
mereka, di lepas pantai dan di darat.

2.2.4.3. PENCATATAN PELATIHAN DAN REGISTER


Seluruh bentuk pelatihan dijalankan oleh, atau atas nama harus
terdaftar untuk pencatatan dan untuk dapat diaudit.

Kegiatan pelatihan yang dapat dicatat termasuk tetapi tidak


dibatasi untuk :

 Kualifikasi
 Kursus survival
 Konferensi seminar ceramah
 Kursus eksternal Kursus internal
 Pelatihan induksi (orientasi) Pelatihan intensif darurat
keselamatan

5
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Briefing keselamatan kerja
 Pembiasaan terhadap alat-alat atau peralawan baru

2.2.5. PELATIHAN INDUKSI

2.2.5.1. PELATIHAN INDUKSI DIDARAT


Karyawan baru yang bergabung dengan PT LINNUS MARINE
secara permanen atau kontrak untuk penugasan didarat akan
mengikuti program induksi selama satu bulan. Program induksi
akan termasuk topik-topik berikut berisi rincian prosedur
induksi:

Permulaan wawancara termasuk :

a. Penjelasan lengkap PT LINNUS MARINE (sejarah


organisasi lingkup aktifitas dsb).

b. Prosedur informasi seperti :


 Bentuk / kondisi ketenagakerjaan (merujuk peraturan
Departemen Tenaga Kerja).
 Prosedur Menangani kedisiplinan/keluhan.
 Prosedur untuk mendapatkan peralatan material alat
tulis atau alat-alat.
 Dasar pemikiran dan tempat parkir, pengaturan
kebersihan, pembayaran gaji, pengaturan makan,
fasilitas kantin.
 dsb.

c. Informasi Pekerjaan
 Jabatan
 Organisasi departemen
 Prosedur pelaporan/ operasi
 Anggota tim departemen lain
 Alokasi departemen.
 Tingkat gaji
 Tunjangan sakit/cuti
 Uraian tugas terinci untuk tugas-tugas mana dan
pertanggung jawaban, termasuk Job Safety Analysis
(JSA)
 Pelatihan yang dibutuhkan atau harus dilaksanakan
 Informasi Kesepakatan Kerja Bersama

d. Informasi K3LL :
 Pengenalan Sistim Manajemen K3LL
 Kebijakan dan persyaratan perlindungan terhadap

6
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
keselamatan kebakaran lingkungan / Pertolongan
Pertama
 Buku Pedoman K3LL

2.2.5.2. INDUKSI LEPAS PANTAI


Ini biasanya dilaksanakan oleh personil di kapal dan sebaiknya
minimum mencakup :

 Kebijakan K3LL PT. LINNUS MARINE dan pelanggan/


klien.
 Buku Pedoman K3LL
 Prosedur Kerja Aman
 Job Safety Analysis (JSA)
 Komunikasi/ Rapat/Toolbox talks K3LL
 Perjalanan kapal/barge
 Penyelamatan di laut
 Kebakaran/putus asa, kapal/sekoci penyelamatan
 Waktu makan
 Bantuan kesehatan
 Pelaporan kecelakaan/insiden
 Ijin kerja
 Tindakan penyelamatan dengan helikopter, jika ada

Materi program induksi darat dan lepas pantai diberikan oleh


K3LL Officer dan Supervisor Kontruksi.

2.3. KOMUNlKASI DAN INFORMASI K3LL

Informasi mengenai keselamatan harus diberitahukan ke karyawan dan yang


berwenang sesuai dengan persyaratan instruksi K3LL PT LINNUS MARINE.

Infomasi apapun yang terdiri dari elemen K3LL dikontrol dan dibagikan pada
semua operasi PT LINNUS MARINE dengan cara-cara sebagai berikut :

 Pedoman K3LL
 Prosedur, panduan K3LL
 Program K3LL
 Prosedur Operasi Tetap
 Prosedur Rencana Tanggap Darurat
 Instruksi kerja
 Surat K3LL PT LINNUS MARINE
 Pengumuman k3L (Industri, Pemerintah, dsb)
 Buletin K3LL PT LINNUS MARINE
 Papan pengumuman K3LL
 Poster K3LL

7
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Seminar, Pertemuan, Kursus induksi. Dsb
 Laporan Audit K3LL
 Sumber bahaya/Lembar Data. Penilaian Resiko
 Analisa kecelakaan / insiden

Informasi yang berhubungan dengan K3LL akan dikirim/dibagikan menurut


informasi dari tempat kerja ke K3LL Departemen sebagai berikut :

 Laporan Kecelakaan Kerja/insiden.


 Catatan Rapat K3LL Supervisor,
 Catatan Rapat K3LL Umum.

GAMBARAN INFORMASI K3LL

Berbagai jenis informasi yang berhubungan dengan K3LL yang terdaftar di atas
terasuk dalam lingkup berikut ini.

Pedoman PT LINNUS MARINE Yang Terkendali


Hal ini merupakan dasar prosedur operasi K3LL PT LINNUS MARINE yang
terkendali sesuai dengan prosedur pengendalian dokumen, Pembaruan harus
digabung dan dinyatakan melalui alat sistem pengiriman data.

Prosedur Operasi Tetap


Hal ini biasanya merupakan suatu pembatalan, proyek yang terkendali oleh
rangkaian instruksi, modifikasi yang juga merupakan dokumentasi yang
terkendali.

Surat K3LL PT LINNUS MARINE


Memorandum K3LL dipublikasikan jika masalah penting yang berhubungan
dengan K3LL memerlukan pelaksanaan yang mendesak. Publikasi itu mengenal
lebih cepat daripada memperbaiki suatu prosedur. Hal ini dimasukkan ke dalam
prosedur pada perubahan berikutnya.

Pemberitahuan K3LL
Dokumen ini dianggap menjadi kebiasaan penting untuk memorandum K3LL.
Dokumen ini bisa berasal dari beberapa sumber, seperti industri. Klien, Migas,
dan Pemerintahan, dsb, penyebaran dalam PT LINNUS MARINE melihatkan
sebagai dokumen diadopsi oteh PT LINNUS MARINE dan akan dilaksanakan di
lapangan.

Buletin K3LL PT LINNUS MARINE


Buletin K3LL dikeluarkan bertujuan untuk menyediakan informasi di tempat kerja
berkenaan dengan pelaksanaan dan aktivitas K3LL. Buletin ini akan digunakan
untuk menyediakan informasi berhubungan dengan K3LL yang tidak
memerlukan publikasi memorandum K3LL. Personil pengawas harus
mcmanfaatkan buletin ini untuk mempromosikan kepedulian K3LL dengan
mendorong semua karyawan memberi komentar & mendiskusikan isinya.

8
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Papan Pengumuman K3LL


Papan pengumuman K3LL berguna sebagai media untuk mengingatkan
karyawan begitu pula dengan pengunjung dan orang lain tentang informasi
mengenai K3LL yang terbaru. Penggunaan papan pengumuman tersebut akan
dikontrol untuk menjamin bahwa informasi tersebut terbaru, dan bahwa
informasi yang diperlihatkan itu relevan.

Seseorang akan ditunjuk untuk meninjau papan pengumuman K3LL secara


teratur.
Informasi berikut diperlihatkan untuk semua papan pengumuman K3LL PT
LINNUS MARINE:

 Pernyataan kebijakan K3LL PT LINNUS MARINE


 Program K3LL tahun sekarang
 Laporan terakhir K3LL PT LINNUS MARINE
 Memorandum K3LL PT LINNUS MARINE terbaru
 Pengumuman K3LL terakhir,
 Laporan (terbaru) pertemuan K3LL

Poster K3LL
Poster yang berhubungan dengan K3LL di publikasikan o!eh berbagai
organisasi yang relevan dengan aktivitas atau keadaan PT LINNUS MARINE
atau bagian dari kampanye K3LL yang khusus, akan dikirim ke tempat kerja PT
LINNUS MARINE.

Poster ini akan diperlihatkan pada lokasi penting dan dilindungi agar tidak rusak.

2.4. RAPAT KELOMPOK

2.4.1. RAPAT TOOLBOX KESELAMATAN KERJA

Rapat Toolbox Keselamatan Kerja harus diadakan setiap minggu.


Semua karyawan dan sub-kontraktor diharuskan hadir.

Tujuan dari rapat ini adalah sebagai saran, komunikasi antara karyawan
dan wakil manajemen tentang berbagai topik keselamatan kerja dan
untuk meningkatkan kesadaran dan kecakapan dalam masalah
keselamatan. Karyawan diberi kesempatan untuk mengungkapkan
kepedulian mereka terhadap masalah keselamatan. dan bersama
supervisor, mereka merumuskan jalan keluarnya. Masalah yang tidak
dapat diselesaikan akan dicatat dan diserahkan kepada K3LL
Departmen untuk diproses lebih lanjut.

2.4.2. RAPAT KOMITE KESELAMATAN KERJA KARYAWAN

Rapat bulanan ini diadakan dengan para wakil karyawan untuk masalah

9
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Keselamatan Kerja yang ditunjuk di mana masalah Keselamatan Kerja
yang belum selesai dapat dipecahkan. Kepada seluruh yang hadir,
K3LL Officer membagikan tentang kecenderungan kecelakaan yang
terjadi dalam periode ini serta melaporkan masalah-masalah lain yang
ada di lapangan. Wakil dari karyawan untuk Keselamatan Kerja akan
menyampaikan masalah karyawannya kepada ketua rapat untuk
diambil tindakan. Berbagai masalah didiskusikan untuk dicarikan jalan
keluarnya. Masalah yang tidak dapat dipecahkan dibawa ke Rapat
Manajemen.

2.4.3. RAPAT K3LL MANAJEMEN

Manajemen harus mengadakan rapat minimal setiap 3 bulan sekali


untuk membahas masalah yang tidak bisa dipecahkan dan yang
memerlukan masukan dari manajemen tingkat atas. Rapat K3LL
Menajemen ini dari wakil-wakil Manajer dan setingkat Superintendent.
Manajer Operasi sebagai Ketua.

Rapat K3LL Manajemen harus :

 Menyediakan masukan untuk menetapkan, memperbaharui sesuai


keperluan dan memastikan bahwa pelaksanaan kerja telah
memenuhi Prosedur Keselamatan Kerja PT LINNUS MARINE dan
Buku Pedoman K3LL.

 Meninjau masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Rapat K3LL


Supervisor dan membantu memberikan dukungan yang penting
agar kesimpulan yang memuaskan dapat dicapai.

 Mengidentifikasikan dan mengiplementasikan semua persyaratan


pelatihan dan peningkatan keselamatan kerja.

 Memberikan pengertian tentang peraturan keselamatan kerja yang


ada.

 Meninjau hal-hal di bawah ini setiap bulan K3LL:


a) Ringkasan kecelakaan yang terjadi
b) Kejadian penting
c) Berbagai hasil inspeksi K3LL terencana
d) Masalah klien yang belum dipecahkan.

Mengidentifikasikan semua gejala positif dan negatif yang ada dan


merekomendasikan tindakan perbaikkan yang harus dilakukan atau
mengungkapkannya kepada mereka yang bertanggung jawab.

MengevaIuasi "Perlengkapan Pelindung Diri" yang dipakai oleh


karyawan dan memastikan perlengkapan dengan standar yang berlaku
telah disediakan dan bisa digunakan setiap waktu.

10
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.5. DENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RESIKO

2.5.1. PERSYARATAN UMUM

Penilaian Resiko harus dilakukan oleh Manajer Proyek dan personil


kunci bagian operasional di semua tempat kerja sebelum dimulainya
pekerjaan.

Metode yang bervariasi ini bertujuan sama untuk pengidentifikasian


sumber bahaya yang potensial dan penilaian resiko pada personil,
bangunan. peralatan dan lingkungan.

PT LINNUS MARINE menggunakan bermacam Teknik Penilaian Resiko


untuk operasional Tujuan Teknik Penilaian Resiko adalah memberikan
tanggung jawab jajaran manajer untuk menetapkan teknik yang dapat
diterima dalam manajemen resiko.

2.5.2. MENGORGANISIR TIM PENILAIAN RESlKO

Tim penilaian resiko terdiri dari anggota yang berpengalaman sesuai


dengan bidangnya. Ketua tim harus memiliki pengalaman dan pelatihan
yang cukup untuk melakukan penilaian resiko.

Mereka yang bergabung dalam tim adalah para Manajer dan Pengawas
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang terkait
dengan produksi, kualitas, biaya, keselamatan Kerja dan faktor-faklor
lainnya. Dan mereka yang lebih tahu masalahnya dibanding dengan
personil luar tentang bagaimana cara menjalankan tugas tersebut.

Setiap anggota tim harus diberi kesempatan menyiapkan diri, dan


selanjutnya akan disediakan prosedur yang relevan dengan gambar,
desain dan tata letak (lay-out).

Sebelum melakukan penilaian resiko K3LL Departmen harus


diberitahukan dijelaskan mengenai semua bentuk kerjanya. Jika
dianggap perlu, K3LL Departemen dapat mengikuti penilaian resiko
tersebut.

2.5.3. KRITERIA DAPAT DITERIMA


Kriteria Dapat Diterima adalah suatu posisi yang menunjukkan tingkat
(Ievel) resiko suatu pekerjaan.

Tingkat resiko dihitung dengan menggunakan hubungan antara


Konsekuensi dan Kemungkinan Tingkat Resiko seperti urutan sebagai
berikut:

2.5.3.1. Pengukuran Kualitas Konsekuensi atau Dampak

Level 1 : Tidak penting.

11
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Tidak ada cidera, kerugian biaya rendah

Level 2 : Kecil.
Cidera ringan dengan bantuan pertolongan pertama, tindakan
dapat segera dilakukan di lokasi, kerugian biaya sedang.

Level 3 : Sedang.
Perawatan medis diperlukan. tindakan selain oleh petugas
dilokasi dibantu oleh petugas dari luar, kerugian biaya besar

Level 4 : Besar.
Cidera berat ketidak mampuan unit kerja untuk berproduksi,
dibawa keluar lokasi tanpa pengaruh kerusakan kerugian biaya
besar.

Level 5 : Bencana.
Kematian, racun.
Dibawa keluar lokasi dengan pengaruh kerusakan, kerugian
biaya
sangat besar.

2.5.3.2. Pengukuran Kualitatif dari Kemungkinan

Tingkat berikut ini harus digunakan ketika melakukan penilaian


Resiko:

Level A : Hampir pasti.


Kejadian diperkirakan terjadi pada hampir semua keadaan.

Level B : Mungkin.
Kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua

Level C : Sedang.
Kejadian akan terjadi pada suatu waktu.

Level D : Kadang-kadang.
Kejadian dapat terjadi pada suatu waktu

Level E : Jarang.
Kejadian yang mungkin hanya dapat terjadi dalam kondisi
pengecualian.

Menentukan Penilaian Tingkat Resiko

Tabel di bawah ini menyimpulkan Pengukuran Kualitatif dari Konsekuensif Dampak dan
Kemungkinan dimana definisinya dijelaskan di atas

12
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Tabel 1 : Matriks Analisis Resiko Kualitatif Tingkat Resiko.

CONSEQUENCE

Level Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5


Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
Level A L
S S H H H
Almost certain I
Level B K
S S H H
Likely E
Level C L
L S H H I
Moderate
Level D H
L L S H O
Unlikely
Level E O
L L S S D
Rate

H = High Risk S = Significant Risk M = Moderate Risk L = Low Risk


(Resiko Tinggi) (Resiko yang (Resiko Sedang) (Resiko Rendah)
Signifikan)

Penilaian Kemungkinan ditentukan lebih dahulu dalam menilai Tingkat Kemungkinan (nilai A
hingga E) dengan menggunakan definisi yang dikutip pada paragrap 5.3.1 di atas. dan
ditunjukkan dari sisi kiri pada tabel1, kemudian diarahkan Tingkat.

Konsekuensi (nilai 1 hingga 5) pada paragrap 5.3.2, dan ditampilkan pada posisi mendatar
bagian teratas dari tabel 1

2.5.4. KRITERIA RESIKO

Dari tabel tersebut di atas penilaian resiko dikategorikan menjadi 4


sebagai berikut :

2.5.4.1. Resiko Tinggi


Daerah beresiko tinggi ditandai warna hitam pada tabel di atas
yang menunjukkan bahwa resiko tersebut tidak dapat diterima.
bahwa operasional atau kegiatan harus dihentikan pengaturan
kembali dilakukan dan resiko harus dikurangi. Penelitian kerja
secara rinci dan perencanaan manajemen diperlukan pada
tingkatan manajemen.

2.5.4.2. Resiko Signifikan


Daerah yang signifikan, ditandai dengan hitam agak terang
pada tabel tersebut di atas, yang menunjukkan pengaruh
resiko yang signifikan, diperlukan perhatian pada tingkatan
manajemen.

2.5.4.3. Resiko Sedang

13
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Daerah resiko sedang. ditandai wama hitam terang pada tabel
tersebut di atas, menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan
resiko di dalamnya. Perhatian tingkatan manajemen
diperlukan.

Resiko ini jika memungkinkan untuk dikurangi.


Prosedur dan standar, termasuk penggunaan Alat Pelindung
Diri APD (sebagai penolong terakhir) akan dilakukan untuk
meminimalkan resiko ke tingkat yang masih dapat diterima,

2.5.4.4. Resiko Rendah


Daerah Resiko rendah, tidak diwarnai pada label tersebut di
atas menunjukkan bahwa resiko dapat diterima. akan tetapi
tidak menghalangi seseorang untuk mempertimbangkan dan
mengurangi resiko lebih jauh. Resiko rendah harus diatur oleh
prosedur yang rutin.

2.5.5. TEKNIK PENILAIAN RESIKO

Untuk penilaian resiko PT LINNUS MARINE menggunakan 2 macam


teknik yang disesuaikan dengan bentuk pekerjaan/proyek.

2.5.5.1. Analisa Keselamatan Kerja

Tujuan
Maksud juri Analisa Keselamatan Kerja adalah untuk
menganalisa, sumber bahaya secara jelas dimana perekerja
akan dapat melihat secara terbuka untuk penganalisaan tugas
mereka setiap hari. Sumber bahaya akan dinilai dengan cara
mengidentifikasikan semua pertimbangan yang dianggap lebih
serius. Pekerja dianjurkan untuk latihan kewaspadaan dan
berjaga-jaga ketika menjalankan kegiatan yang memiliki
tingkat potensi sumber bahaya yang tinggi.

Karyawan proyek diharuskan menunjukkan JSA dengan


bekerja menurut
urutan logika.

Identifikasi JSA
Langkah pertama dalam pelaksanaan JSA adalah identifikasi
fungsi disiplin berbagai pekerjaan PT LINNUS MARINE secara
sistematis khususnya dalam identifikasi jabatan tiap individu.

Langkah selanjutnya mengharuskan kegiatan yang berkaitan


dengan disiplin secara jelas diidentifikasi dan didaftarkan pada
nama jabatan.

Identifikasi kegiatan dan penilaian resiko harus dijalankan


sebagai praktek-praktek kerja bersama antara pengawas kerja

14
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dengan satu karyawan atau lebih banyak karyawan yang
dipekerjakan oleh PT LINNUS MARINE di bawah fungsi atau
disiplin pekerjaannya yang sedang dievaluasi.

Seluruh fungsi pekerjaan yang relevan pada PT LINNUS


MARINE dievaluasi memakai sistem JSA. formulir-formulir
yang sudah dilengkapi sesuai dengan disiplin kerja tersedia di
tempat-tempat kerja dengan tembusan diberikan pada K3LL
Departmen untuk arsip perusahaan.

Pada setiap tempat kerja dimana JSA sedang berjalan, maka


setelah jangka waktu 6 bulan, penerapan JSA tersebut akan
ditinjau kembali dan direvisi seperlunya untuk menunjukkan
perubahan praktek-praktek kerja di lingkungan kerja atau perlu
adanya informasi lain yang relevan.

Merupakan tanggung jawab jajaran manajemen untuk


memastikan bahwa keberadaan JSA untuk setiap fungsi
pekerjaan secara langsung berada di bawah pengaruhnya.
Dalam hal ini mereka akan membantu pemantauannya seperti
yang diharuskan untuk anggota pengawas dan K3LL
Departemen.

2.5.5.2. Bahaya dan Studi Operasi (HAZOP)

HAZOP merupakan suatu teknik kualitatif untuk


mengidentifikasi suatu bahaya dari / atau masalah masalah
operasional yang berhubungan dengan desain atau
operasional yang spesifik.

Teknik ini mencukup adanya posisi-posisi kunci dan suatu tim


yang memiliki pengetahuan khusus dalam desain atau
operasional, dimana mereka itu termasuk dalam bagian
tempat kerja atau sistem kerja di sana. Ketua tim haruslah
orang yang ahli dan teknik HAZOP, tetapi tidak harus orang
yang mahir dalam desain atau operasi, namun ia dapat
menyediakan pedoman. Tim ini akan mengintrogasi personil
yang terkait mengenai penyimpangan desain atau operasional
menggunakan pendekatan yang sistimatik berisi kata-kata
pedoman yang teraplikasi pada parameter operasi.

Penemuan dari HAZOP studi didokumentasikan seluruhnya,


dengan langkah tindak lanjut yang spesifik dan sesuai. Teknik
HAZOP harus memenuhi 2 kriteria dasar:

1. Studi ini dilakukan oleh suatu kelompok ahli, dimana


diantaranya memiliki keahlian dalam desain, operasional,
pemeliharaan dan keselamatan dari perangkat keras dan
atau prosedur selama pelaksanaan studi tersebut.

15
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2. Peninjauan ulang dilakukan oleh ketua tim HAZOP, dengan
menggunakan pedoman yang sistematik untuk bertanya
secara cepat kepada kelompok ahli tersebut. Pertanyaan--
pertanyaan tersebut berhubungan terhadap potensi
penyimpangan dari desain atau operasional.

Teknik HAZOP dijelaskan dalam 2 pedoman yang berbeda.


apakah teknik digunakan untuk HAZOP kerja darat dan
apakah teknik digunakan untuk HAZOP kerja di kapal. Kedua
pedoman ini harus digunakan sebagai dasar pelaksanaan
berbagai HAZOP.

2.6. INSPEKSI AUDIT INTERNAL DAN OBSERVASI K3LL

INSPEKSI K3LL

Pada kegiatan proyek konstruksi inspeksi K3LL harus dilaksanakan sedikitnya


setiap bulan sekali di semua tempat oleh Manajer Operasi Proyek dan
Supervisor yang bertanggung jawab, Inspeksi ini harus sesuai dengan daftar
isian terlampir.

Daftar isian harus dimanfaatkan untuk:


 Merinci apa yang akan dicari
 Mengidentifikasikan daerah sedang diperiksa
 Mengidentiflkasikan hal yang memerlukan perhatian atau yang sudah
memuaskan
 Mencantumkan tanggal dan nama orang yag melakukan inspeksi

Kondisi tidak aman akan diperbaiki secepat mungkin.

Ringkasan data yang ditemukan harus dilengkapi dengan :

 Pokok-pokok tindakan yang diprioritaskan


 Nama yang melakukan inspeksi
 Tanggal diharapkan selesai dilaksanakan.

Supervisor yang bertugas harus menindak lanjuti pokok-pokok tindakan yang


diprioritaskan untuk memastikan hal-hal tersebut telah diselesaikan dan
melakukan tinjauan lapangan setiap minggu untuk meyakinkan bahwa masalah
tersebut telah diketahui.

Hal-hal penting yang memerlukan persetujuan tingkat atas harus dibawa ke


Rapat Tingkat Supervisor atau Rapat Tingkat Manajemen.

Dokumen inspeksi harus disimpan oleh Manajer Operasi Proyek yang


berwenang dan tembusannya diserahkan kepada K3LL Officer untuk
kepentingan di masa mendatang.

16
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

AUDIT INTERNAL K3LL

Audit K3LL menyeluruh akan membuktikan apakah program K3LL serta sarana
fisik yang ada sudah memenuhi standar. Pemeriksaan dan pengawasan ini
mengukur kinerja Sistem Manajemen.

Audit dan Inspeksi K3LL dilaksanakan :

a) Berdasarkan petunjuk yang jelas dan pasti.


b) Dengan memakai observasi, wawancara, contoh pengawasan fisik dan
tinjauan data-data dokumentasi.
c) Oleh kelompok wakil juri Perusahaan yang tidak memiliki kepentingan
pribadi atau mendapat tekanan dari luar, yang dapat memberikan pendepat
yang obyektif dan "tak berprasangka"
d) Pogram Audit Internal K3LL akan disusun setiap tahun.
e) Hal-hal yang tidak sesuai akan diperhatikan dan diperbaiki

Petunjuk teknis pelaksanaan audit berikut daftar periksa menggunakan Sistem


manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3LL) versi Peraturan Menteri
Tenaga Kerja R.I., No.05/MEN/1986, seperti terlampir.

OBSERVASI K3LL

Program Observasi K3LL yang diterapkan pada PT LINNUS MARINE mengacu


pada sistem program dari Du Pont telah dipakai oleh industri selama bertahun -
tahun dan telah terbukti dapat meningkatkan kinerja K3LL.

Tujuan utama Observasi K3LL adalah untuk menghilangkan kecelakaan dengan


cara melatih para leader Supervisor dan Manajer agar secara sistematis
memperhatikan dan berkomunikasi dengan orang lain, serta mencegah
terjadinya tindakan yang tidak aman.

Semua lini pengawasan dan manajemen harus dilatih tentang Teknik Observasi
K3LL.

Pemakaian Lembar Laporan

a) Lembar laporan digunakan oleh semua lini pengawasan dan manajemen


sebagai alat.
b) Tujuannya untuk mencatat dan menganalisis segala tindakan yang
membahayakan dan gejalanya.
c) Lembar laporan adalah catatan pengamatan tentang semua tindakan yang
membahayakan, tanpa memuat nama orang yang diobservasi.
d) Lembar Laporan Observasi K3LL tersedia di tempat-tempat kerja. Lembar
laporan diisi setiap saat setelah dilakukan observasi. Lembar laporan yang
telah diisi lengkap harus disampaikan kepada K3LL Officer.

17
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.7. PENCATATAN DAN LAPORAN KINERJA K3LL

2.7.1. DEFINISI

2.7.1.1. Cedera akibat kerja - cedera, penyakit akibat kerja atau


ketidakmampuan untuk bekerja yang timbul dari atau pada
saat melaksanakan suatu pekerjaan dan memerlukan
pertolongan P3K atau perawatan medis.

2.7.1.2. Penyakit akibat kerja - penyakit yang diakibatkan atau


berhubungan dengan faktor lingkungan dari proses
perdagangan atau pekerjaan tertentu.

2.7.1.3. Penyakit akibat kerja - penyakit yang diakibatkan atau


berhubungan dengan fakjor lingkungan dari proses
perdagangan atau pekerjaan tertentu.

2.7.1.4. Fatality - kematian atau kejadian fatal lain yang disebabkan


oleh cedera akibat kerja.

2.7.1.5. Cedera yang mengakibatkan cacat lumpuh-cedera yang


mengakibatkan cacat/lumpuh sehinga seorang pekerja tidak
dapat bekerja satu atau lebih hari kerja. Jenis cedera ini yaitu:

 Cacat permanen total yaitu cedera selain kematian yang


menyebabkan kehilangan (kehilangan total fungsi / lumpuh
total) dari anggota tubuh.

 Cacat permanen parsial yaitu cedera selain kematian atau


cacat total yang mengakibatkan kehilangan atau hilangnya
fungsi dari bagian dari suatu anggota tubuh.

 Cacat total sementara yaitu cedera yang tidak


mengakibatkan kematian atau cacat permanen namun
tidak mampu bekerja selama satu atau lebih hari kerja.

2.7.1.6. Cedera yang tidak mengakibatkan cacat termasuk:

 Kasus dengan perawatan medis termasuk semua cedera


yang memerlukan perawatan medis oleh seorang dokter.

 Kasus pembatasan kerja - kasus dimana, karena cedera,


(1) pekerja, ditugaskan ke pekerjaan lain untuk sementara,
atau (2) pekerja bekerja dengan jangka waktu yang lebih
singkat, atau (3) pekerja bekerja pada, pekerjaan semula
namun tidak melakukan semua tugas dalam pekerjaan
tersebut.

2.7.1.7. Cedera yang memerlukan P3K - semua cedera yang

18
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
menyebakan goresan teriris, terbakar dan hal-hal lain yang
tidak memerlukan perawatan medis yang serius.

2.7.1.8. Tingkat kekerapan cedera - jumlah cedera persatu juta jam


kerja pekerja.

2.7.1.9. Tingkat keparahan cedera - jumlah barkerja yang hilang akibat


cedera per satu juta jam kerja pekerja.

2.7.1.10. Kerusakan properti utama - kerusakan pada struktur, peralatan


atau bahan yang menimbulkan kerugian lebih dari US $I 0.000
atau tidak berhentinya proyek selama 4 hari atau lebih.

2.7.1.11. Kerusakan properti serius - kerusakan pada struktur, peralatan


atau bahan yang menimbulkan kerugian lebih dari US $2.500
namun kurang dari US $10.000 atau kerugian akibat
berhentinya proyek untuk sementara (selama kurang lebih 4
jam).

2.7.1.12. Kerusakan properti minor – kerusakan yang menyebabkan


kerugian antara US $250 sampai dengan US $2500.

2.7.1.13. Tingkat kekerapan kerusakan properti jumlah kasus kerusakan


per satu juta jam kerja pekerja.

2.7.1.14. Tingkat keparahan kerusakan properti jumlah nilai kerugian


per satu juta jam kerja pekerja.

2.7.1.15. Cedera yang dapat dicatat - termasuk fatality, cedera


berakibat cacat dan tidak cacat serta yang memerlukan P3K.

2.7.2. PERSYARATAN

Setiap terjadi cedera, perlu untuk dicatat infomasi-informasi yang terkait


dengan insiden / kecelakaan sehingga cacat diambil tindakan perbaikan
untuk mencegah terulangnya insiden / kecelakaan tersebut. Jenis
catalan yang digunakan tergantung dari factor-faktor seperti seberapa
jauh penyelesaian yang akan dilakukan dan ketentuan mengenai K3LL
dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam organisasi.

Catatan-catatan yang dapat didokumentasikan antara lain:

2.7.2.1. Catatan P3K

Catatan P3K meliputi catatan-catatan perawatan P3K,


penyakit dan perawatan tahap awal pada cedera yang serius.
lnformasi yang dicatat termasuk nama pekerja, penyebab
cedera/sakit dan jenis serta waktu perawatan yang diberikan,

19
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.7.2.2. Laporan Cedera Akibat Kerja

Laporan ini digunakan untuk menghimpun informasi-informasi


yang berhubungan dengan setiap kecelakaan yang
dilaporkan. lnfrornasi yang dicatat dalam formulir termasuk
keadaan saat terjadinya kecelakaan, detail cedera, jenis
kecelakaan. penyebab cedera dan klasiflkasi cedera.

Informasi yang didapat tersebut diklasifikasikan dalalm


beberapa golongan utama. Klasifikasi berikut telah
direkomendasikan oleh OSHA dan ANSI.

 Anggota tubuh yang cedera: kepala, mata, leber, tangan,


kaki, tulang belakang.
 Sifat cedera: retak, dislokasi, ketegangan, hilang
kesadaran, amputasi, terbakar / luka bakar.
 Jenis cedera: jatuh, terbakar, terjepit oleh benda atau
diantara benda, terpapar atau kontak dengan temperatur
ekstrim, arus listrik, bahan-bahan biologi, Kimia
berbahaya.
 Penyebab cedera: mesin, pesawat angkut, alat
transportasi, lingkungan pekerjaan.
 Klasifikasi cedera: kematian, cedera berakibat cacat atau
tidak cacat dan P3 K.
 Penyebab kecelakaan / insiden: penyebab langsung,
penyebab utama dan kurangnya pengendalian.

Catatan kecelakaan / insiden dan cidera sangat penting untuk


mengukur efisiensi dan keberhasilan program K3LL. Catatan-
catatan ini menjadi sumber informasi yang diperlukan untuk
mengubah pekerjaan yang memiliki bahaya dan tidak aman
serta memerlukan biaya banyak menjadi program K3LL yang
terencana dan dapat mengendalikan kondisi dan tindakan
yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Sistem
pendokumentasian catatan-catatan K3LL yang baik adalah
dasar bagi pendekatan secara ilmiah terhadap K3LL.

Sebuah metode pengukuran diperlukan untuk mengevaluasi


kinerja K3LL di dalam organisasi. Rekomendasi berikut dibuat
untuk mengukur cedera akibat kerja dalam bentuk tingkat
kekerapan dan keparahan cidera. Pengukuran ini dapat
digunakan untuk mengetahui keefektifan sebuah program
K3LL.

20
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

Tingkat kekerapan cedera:

Jumlah cedera yang tercatat x 1,000,000


Jumlah jam kerja

Tingkat keparahan cedera:

Jumlah hari kerja yang hilang x 1.000.000


Jumlah jam kerja

2.8. LAPORAN DAN PENYELIDIKAN KECELAKAAN / INSIDEN

2.8.1. Pedoman penyelidikan kecelakaan dan kejadian harus digunakan bila


menyelidiki kecelakaan.

2.8.2. Semua kecelakaan yang mengakibatkan kerusakkan barang,


kecederaan pribadi atau yang nyaris mencelakakan, harus segera
dilaporkan kepada supervisor yang bertanggung jawab.

2.8.3. Tempat kejadian sama sekali tidak boleh diubah dengan cara apapun,
kecuali untuk mengamankan atau mencegah terjadinya kecederaan dan
atau kerusakan harta benda yang lebih lanjut.

2.8.4. Karyawan yang terluka, tidak peduli betapapun ringannya. Harus


melapor atau diberi pengobatan dan diberi perawatan.

2.8.5. Untuk mencegah adanya masalah yang berlanjut penanganan terhadap


karyawan yang mengalami luka berat hanya boleh dilakukan oleh
medis.

2.8.6. Ambulan atau mobil yang sesuai harus digunakan untuk membawa
karyawan yang luka sedang dan parah.

2.8.7. Setelah mendengar pemberitahuan tentang adanya kecelakaan atau


kejadian. supervisor yang bertanggung jawab dan K3LL Officer harus
memulai penyelidikan untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan.

2.8.8. Setelah menerima pemberitahuan kecelakaan atau insiden, lini

21
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
supervisor yang bertanggung jawab dan K3LL Officer harus memulai
penyelidikan untuk mengetahui sebab-sebab kejadian.

2.8.9. Dalam kasus kecelakaan serius, tim penyelidikan harus dibentuk. Tim
ini terdiri dari :

a) Karyawan yang terluka (jika dapat)


b) Leader / Supervisor atasannya.
c) Manajer Proyek
d) Wakil Bagian Keselamatan Kerja
e) Saksi
f) Ahli-ahli lain yang relevan.

2.8.10. Supervisor atau tim penyelidik harus menentukan faktor-faktor


penyebab di bawah ini dengan menggunakan Pedoman Penyelidik
Kecelakaan / Insiden.

a) Penyebab Langsung (tindakan / perbuatan tidak aman)


b) Penyebab Dasar (faktor manusia / faktor pekerjaan)
c) Faktor kendali (program tidak cukup/ standar program tidak cukup /
pemenuhan terhadap standar tidak cukup.

2.8.11. Berdasarkan penemuan yang didapat tindakan perbaikkan dan orang


yang melaksanakan perbaikan harus ditentukan.

2.8.12. Formulir kecelakaan yang standar harus diisi lengkap dan


ditandatangani oleh mereka yang bertanggung jawab.

2.8.13. Orang yang dipercaya untuk melaksanakan perbaikan harus segera


melaksanakannya dan memberitahu Manajer Proyek setelah selesai
pelaksanaannya.

2.8.14. Manajer Proyek atau penggantinya bertanggungjawab untuk memonitor


perbaikan yang dilakukan dan memastikar pelaksanaannya selesai
tepat waktu.

2.8.15. Tindakan perbaikan jangka panjang harus dimasukkan ke dalam Daftar


Obyek Keselamatan Kerja untuk ditangani oleh Manajemen.

2.8.16. Laporan yang sudah lengkap harus dibagikan kepada pihak-pihak yang
bersangkutan dan di arsip di K3LL Departemen menurut klasifikasinya.

22
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.9. IJIN BEKERJA

2.9.1. PENGGALIAN

 Sebelum penggalian, lakukan pengecekan menyeluruh terhadap


bagan lokasi dan gambar sesuai yang dibangun untuk memastikan
daerah galian beba dari kabel-kabel atau instalasi dibawah tanah.

 Sebelum penggalian dapatkan ijin yang sudah ditandatangani oleh


Representatif Klien dari Perawatan / Produksi, yang memiliki
wewenang akhir untuk pengeluaran sural ijin penggalian.

 Pemeriksaan di seluruh daerah penggalian yang diusulkan harus


dilakukan dengan alat deteksi metal untuk mencari kemungkinan
adanya kabel-kabel atau instalasi di bawah tanah.

 Semua instalasi di bawah tanah harus ditandai / diperlihatkan di


dalam surat ijin dan tanahnya diberi tanda,

 Jika diketahui ada kabel, pipa atau ada gangguan lain di bawah
tanah, maka dilakukan penggalian dengan tangan untuk
menemukannya.

 Mesin penggali boleh digunakan setelah gangguan bawah tanah


ditemukan waktu menggali dengan tangan, dan Facility Engineer
telah memastikan bahwa mesin penggali ini aman untuk
digunakan. Ketika mesin penggali dipakai, seorang pengawas
khusus harus siaga untuk mengidentifltasi kabel-Kabel atau pipa
yang belum diketahui.

 Bila sudah diketahui atau diduga ada Kabel yang akan terpengaruh
oleh galian. Maka aliran listriknya harus dimatikan. dikunci dan
diberi label peringatan.

 Penggalian harus diberi dinding yang memadai atau cukup landai


untuk menghindari longsor.

 Jalan masuk dan keluar yang aman harus disediakan untuk semua
penggalian.

 Semua tempat penggalian harus diberi penghalang atau ditandai


dengan pita peringatan. Lampu kelap kelip dengan cahaya
berwarna kuning harus dinyalakan saat melakukan pengalian di
malam hari.

 Supervisor Penggalian harus memastikan bahwa semua personil


yang akan mengerjakan penggalian telah mengenal baik dan patuh

23
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
pada sistem perijinan dari prosedur ini.

 Setelah penggalian selesai ijin harus ditutup oleh Supervisor


Penggalian dan Representalif dari klien.

2.9.2. IJIN MEMASUKI RUANG TERTUTUP

 Sebelum memasuki ruang tertutup. Surat ijin Masuk ke Ruang


Tertutup harus dari K3LL Officer dan / atau Representative dari
K3LL Klien.

 Rincian surat ijin akan diisi oleh Supervisor.

 K3LL Officer atau Representatif Klien akan mengadakan tes yang


diperlukan dan menandatangani surat ijin.

 Setelah Supervisor Konstruksi puas dengan persyaratan


keselamatan ia akan menandatangani surat ijin dan mengijinkan
pekerjaan untuk dimulai.

 Setelah pekerjaan selesai. Supervisor Konstruksi akan menutup


sural ijin. Surat ijin yang telah ditutup ini lalu disimpan oleh K3LL
Officer.

 Apabila mungkin ruang tertutup harus diberi ventilasi ke udara atau


dengan ventilasi bertekanan udara (jangan gunakan oksigen untuk
ventilasi),

 Jika pengujian menunjukkan adanya kekurangan oksigen, ruang


tertutup harus dialiri udara segar sampai pengujian menyatakan
tingkat oksigen sudah aman.

 Jika pengujian menunjukkan kekurangan oksigen ruang tertutup


harus dialiri udara segar sampai pengujian menyatakan tingkat
oksigen sudah aman.

 Ruang tertutup yang telah dibersihkan dari gas yang mudah


terbakar atau berbahaya harus diperiksa secara berkala untuk
memastikan oksigen yang tersisa menunjukkan tingkat yang aman
pada saat ada orang didalamnya.

 Jika keadaan memaksa seseorang untuk masuk ke ruang yang


berudara tak aman, perlengkapan yang benar dan sesuai harus
dipakai, Gunakan alat bantu pernapasan atau pemasok udara
sendiri.

24
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Dalam kasus seperti di atas seorang "penyelamat" yang juga
dilengkapi dengan alat bantu pernapasan, harus siap di depan
pintu masuk tertutup dalam kondisi ruangan seperti ini harus
dilengkapi dengan sabuk pengaman dan tali pengaman dengan
"penyelamat".

 Alat pendeteksi oksigen dan gas berbahaya harus disediakan dan


siap pakai oleh K3LL Officer setiap saat.

2.9.3. IJIN UNTUK KERJA PANAS

(Dipakai untuk lingkungan mengandung bahaya)

 Sebelum memulai pekerjaan panas di lingkungan yang


mengandung bahaya tinggi, Ijin Kerja Panas harus didapatkan dari
K3LL L Officer atau Representatif Klien.

 Hanya detail sural ijin untuk giliran kerja saat itu yang akan diisi
oleh supervisor lapangan.

 K3LL Officer atau Representatif Klien akan mengadakan pengujian


yang diperlukan dan menandatangani surat ijin tersebut.

 Setelah K3LL Officer atau Rcpresentatil Klien puas dengan


persyaratan keselamatan ia akan menandatangan sural ijin dan
mengijinkan pekerjaan untuk dimulai.

 Setelah pekerjaan atau giliran kerja selesai Supervisor Lapangan


akar menyatakan surat ijin tersebut tidak berlaku.

 Sural ijin yang Sudah tidak berlaku tersebut akan disimpan oleh
K3LL Officer.

 Setiap giliran kerja harus mernperoleh surat ijin baru selesai


dengan prosedur seperti dimaksud.

 Tidak dibenarkan melakukan panas setelah masa berlaku surat ijin


habis.

 Jika dianggap perlu, K3LL Officer harus memantau lapangan untuk


mejamin daerah tersebut bebas dari gas saat pekerjaan sedang
berlangsung.

25
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.10. PENGENDALIAN K3LL TERHADAP SUB KONTRAKTOR DAN PEMASOK

2.10.1. PENYELEKSIAN KONTRAKTOR

 Sub-kontraktor berdasarkan melaksanakan diseleksi awal kewajiban


untuk syarat-syarat pekerjaan

 Departemen Pengembangan Bisnis melakukankan registrasi sub-


kontraktor

 Perusahaan yang tidak dalam register sub-kontraktor yang


memenuhi persyaratan harus dinilai sebelum dipertimbangkan untuk
melaksanakan pekerjaan PT LINNUS MARINE

2.10.2. EVALUASI SUB KONTRAKTOR

Kriteria berikut harus digunakan untuk evaluasi sub-kontraktor yang


berkaitan dengan K3LL:

 Kinerja sub-kontraktor sebelumnya Laporan kecelakaan / insiden


dan tindak lanjutnya Laporan inspeksi K3LL

 Tingkat frekuensi kecelakaan dengan kehilangan hari kerja

 Program K3LL berkelanjutan.

 Lindungan Pengendalain Lingkungan.

 Lingkungan dan Pencemaran

 Sistem manajemen dan tanggung jawab K3LL.

Masalah-masalah K3LL diperlakukan sejajar dengan tujuan bisnis


lainnya.

2.10.3. PEMBERIAN KONTRAK

Disamping persyaratan teknis dari kontrak, Manajer Proyek memastikan


bahwa karyawan sub-kontraktor memahami secara jelas jelas tentang
persyaratan Keselamatan Kerja dan undang-undang dan mematuhinya

Hal ini sekurang-kurangnya harus mencakup asuransi, pelatihan,


penyelamatan kualifikasi kerja, APD, dsb.

26
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.10.4. INDUKSI / PELATIHAN KARYAWAN SUB-KONTRAKTOR

Semua karyawan sub-kontraktor harus hadir dalam pelatihan induksi


K3LL dan latihan drill PT LINNUS MARINE.

2.10.5. PENGGABUNGAN KARYAWAN SUB-KONTRAKTOR

Terlalu sering mengganggap karyawan sub-kontraktor dianggap


sebagai orang luar dalam menjalankan tugas, karena karyawan
perusahaan tidak begitu paham dengan aturan yang ada.

Sikap ini akan dapat mengakibatkan rusaknya komunikasi dan


membuat kesalah pahaman yang dapat menimbulkan kecelakaan dan
kinerja yang buruk.
Sikap mau berhubungan dan usaha harus dilakukan oleh seluruh
jajaran pengawas dan usaha harus dilakukan oleh jajaran pengawas
dan seluruh karyawan PT LINNUS MARINE untuk membicarakannya
dan menggabungkan karyawan subkontraktor "menjadi satu kelompok
kerja".

2.10.6. PERUBAHAN PROSEDUR

K3LL Koordinator bertanggung jawab terhadap prosedur ini setiap


permintaan atau saran perbaikan harus dilaksanakan sesuai aturan.

2.11. ALAT PELINDUNG DIRI

TANGGUNG JAWAB

Setiap karyawan akan diberi alat-alat pelindung diri dan bertanggung jawab
untuk memakainya, merawat dan melaporkan segala kerusakan atau
kesalahan yang terdapat pada alat-alat tersebut.

Setiap Supervisor bertanggung jawab atas pelindung diri sesuai persyaratan


memperagakan cara pemakaian yang benar dan mendorong bawahan untuk
memakainya.
Manajer Proyek bertanggung jawab memberitahu para sub-kontraktor
Pemasok Barang untuk mengikuti peraturan penggunaan Alat Pelindung Diri
tanpa perkecualian.

2.11.1. PELINDUNG KEPALA

 Semua karyawan harus memakai topi pengaman selama berada di


lapangan fabrikasi kecuali saat berada selama dalam kendaraan
Kantor atau daerah bebas Alat Pelindung Diri.

27
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

 Topi yang sudah penyok, topi yang terbuat dari aluminium dan topi
yang tidak dapat diperbaiki lagi, tidak diperkenankan dipakai di
lapangan fabrikasi.

 Topi pengaman tidak boleh digambari, dicat atau terkena bahan


kimia.

2.11.2. PELINDUNG MATA

 Pekerjaan proyek dimana bahaya pada mata ada disebut zone


pelindung mata.

 Hanya pelindung mata yang telah disetujui yang boleh dipakai.

 Semua karyawan yang menggerinda atau membersihkan dengan


piringan kawat baja harus memakai kacamata pengaman dan
pelindung wajah. Saat melakukan pekerjaan diruangan tertutup,
kacamata anti debu (monogoggle) harus dipakai

 Pelindung mata yang resmi untuk proses pemotongan harus


digunakan saat melakukan proses memotong menggunakan
oksigen (oxy-cutting).

 Tiap anggota di jajaran supervisi harus memberikan contoh yang


baik kepada semua karyawan untuk mematuhi aturan pelindung
mata.

 Supervisor harus memastikan para karyawan yang berada di bawah


tanggung jawabnya (maupun karyawan lainnya yang berada dalam
bahaya) telah memiliki dan memakai kacamata pelindung seperti
yang seharusnya, dan memeriksa keadaan kacamata pelindung
tersebut, serta segera memperbaikinya jika ada yang salah.

2.11.3. PELlNDUNG KAKI

 Pelindung kaki yang dilengkapi dengan penutup jari dari baja harus
selaku dipakai di lapangan, kecuali saat berada di kendaraan,
Kantor atau daerah bebas Perlengkapan Pelindung Diri.

 Pelindung kaki yang sudah tidak layak pakai harus diganti.

 Sepatu atau boot bertali harus digunakan dalam keadaan tali sepatu
terikat sebagaimana mestinya, untuk keamanan kaki.

28
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.11.4. PELlNDUNG TANGAN

 Sarung tangan (biasa) atau yang panjang (menutupi lengan bawah)


harus dipakai dimana ada risiko terluka.

 Sarung tangan tahan kimia harus dipakai apabila menangani


produk-produk dari minyak bahan kimia dan cairan pelarut.

 Sarung tangan dari kulit atau yang panjang harus dipakai untuk
melindungi tangan dari panas. barang-barang yang dapat
menggores atau serpihan-serpihan.

 Sarung tangan harus dipakai bila menangani tali baja, kecuali dalam
keadaan di mana sarung tangan dapat terperangkap atau terjepit
diantara putaran.

2.11.5. PELINDUNG PENDENGARAN

 Pelindung telinga harus dipakai oleh semua karyawan yang


terpapar kebisingan 85 dB(A) atau lebih dari 8 jam penuh.

 Penutup telinga harus dipakai di pembangkit tenaga listrik dan


tempat-tempat yang bising karena mesin.

 Penyumbat telinga (yang sekali dipakai saja atau yang dipakai


berulang) harus dipakai :

 Bila menggerinda menghaluskan / memoles, memukul dengan


palu besar perkakas yang bising. dan "gouding" dengan tekanan
udara yang tinggi.

 Didalam bengkel-bengkel yang bising.

 Dimana telah dipasang tanda untuk maksud itu dan bila


diinstruksikan oleh para pengawas.

 Sumbat telinga yang dapat dipakai berulang kembali harus


dibersihkan.

2.11.6. PELINDUNG PERNAPASAN

 PeIindung pernapasan yang sudah disetujui harus dipakai bilamana


terdapat benda-benda di udara yang berbahaya untuk keselamatan.

 Topeng debu harus dipakai di tempat-tempat yang berdebu.

 Alat pernapasan organik dipakai ketika melakukan pekerjaan yang

29
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
berhubungan dengan cat, larutan dan bahan kimia lainnya.

 Alat pernapasan udara terpisah harus dipakai ketika masuk ke


tempat yang kurang oksigen.

 Alat pernapasan dengan pemasukan udara tersendiri atau tameng


harus dipakai ketika melakukan penyemprotan atau pengecatan di
daerah tertutup.

 Alat pernapasan harus dipakai hanya oleh personil yang telah


terlatih.

 Karyawan tertentu harus terlatih untuk memilih dan memakai


pelindung pernapasan sesuai dengan persyaratan pabrik, cat atau
produk lain yang akan dipakai.

2.11.7. PENCEGAHAN RISIKO JATUH

 Sabuk pengaman, tali pelindung tubuh dan tali pengaman yang


disetujui harus dipakai dan terikat sebagaimana seharusnya jika
akan resiko jatuh pada ketinggian dua meter atau lebih.

 Sabuk pengaman harus digunakan dan terikat dengan tepat bila


bekerja pada ketinggian lebih dari dua meter dan tidak dipagari
dengan pegangan tangga.

 Sabuk pengaman (atau tire parasut) harus dipakai oleh semua


karyawan yang bekerja pada area yang tinggi.

 Sabuk pengaman harus dipakai dan terikat ketika bekerja di transfer


basket dan saat menggunakan alat pegangkat mekanis.

 Sabuk pengaman harus terpasang ketat di pinggang dan tali


pengaman panjangnya tidak boleh lebih dari 1.2 m.

 Tali pengaman harus terikat untuk mengamankan pemakainya dan


tidak boleh berada di bawah pinggang.

 Alat-alat pelindung pencegah jatuh harus diperiksa sebelum
digunakan.

 Perlengkapan yang tidak layak pakai tidak boleh digunakan.

 Sabuk pengaman, sabuk tire parasut dan tali pengaman harus


disimpan dan dijaga agar jangan sampai kena minyak pelumnas
atau benda lain yang bisa membuatnya kotor.

 Alat-alat pencegah jatuh yang pernah terbentur beban yang keras

30
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
harus segera dimusnahkan.

2.11.8. BAJU PELAMPUNG

 Baju pelampung harus dipakai saat bekerja di pinggir tongkang,


kapal atau tempat lain di atas air, dan selama melakukan pemuatan
barang berat di tongkang. Baju pelampung tidak perlu dikenakan
bila sudah tersedia pegangan tangga.

 Baju pelampung harus dipakai ketika berdiri atau bekerja dibagian


luar pegangan tangga pada tongkang material atau bila tongkang
tidak dilengkapi pegangan tangga.

 Baju pelampung harus dipakai selama perpindahan dari suatu kapal


ke kapal lain / platform.

2.11.9. KODE PAKAIAN

 Pakaian pelindung yang sesuai harus dipakai setiap saat.

 Tidak seorangpun karyawan diperkenankan bekerja tanpa kemeja.

 Celana pendek tidak diperkenankan dipakai saat melakukan


pekerjaan apapun dan saat di daerah konstruksi.

 Pakaian yang longgar atau robek tidak boleh dipakai saat bekerja
dengan perlengkapan dan perkakas yang berputar.

 Perhiasan seperti kalung atau cincin sebaiknya tidak dipakai saat


bekerja karena bisa membahayakan si pemakai.

 Udara yang dimampatkan oksigen atau gas yang dimampatkan


sama sekali tidak boleh dipakai untuk "menghembus" pakaian
kerja.

2.11.10. PEMBERIAN ALAT PELINDUNG DIRI

 Yang dimaksud dengan Alat-alat Pelindung Diri adalah :


 Helm pengaman
 Kacamata pengaman
 Pelindung kaki
 Sabuk pengaman tali pengaman dan perlengkapan khusus
lainnya akan diberikan sesuai keperluan.

 Manajemen akan membagikan Alat-alat Pelindung Diri setiap


karyawan baru tanpa dipungut biaya.

31
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Stock keeper harus memiliki catalan yang benar tentang :

 Nomor karyawan
 Nama karyawan
 Peralatan yang dikeluarkan Tanggal dikeluarkan

 Laporan bulanan tentang pengeluaran Alat-alat Pelindung Diri


disiapkan oleh Stock Keeper dan salinannya diserahkan kepada
Manajer Proyek dan K3LL Koordinator untuk diteliti.

 Stock Keeper bertanggungjawab untuk menjaga jumlah


persediaan Alat-alat Pelindung Diri setiap waktu.

 Stock Keeper harus selalu berhubungan dengan K3LL


Departemen dan para pemakai untuk mengetahui perlunya
perlengkapan baru.

2.11.11. PERSYARATAN TANGGUNG JAWAB

 Menjadi keharusan bagi semua karyawan untuk memakai dan


menjaga alat-alat Pelindung Diri dan meminta perlengkapan baru
jika alat-alat yang ada sudah tidak memenuhi syarat.

 Supervisor bertanggung jawab untuk memastikan Alat-alat


Pelindung diri telah dipakai sesuai tingkatnya baik oleh dirinya
sendiri maupun oleh karyawannya dan harus mempromosikan
praktek keselamatan kerja dengan memberikan contoh yang baik.

2.12. PROGRAM TANGGAP DARURAT

CAKUPAN

Program Tanggap Darurat ini menjelaskan perencanaan, organisasi dan


tindakan yang akan diambil PT. LINNUS MARINE dalam situasi keadaan
darurat saat melakukan pekerjaan pemeliharaan dan operasional proyek di
darat dan lepas pantai

Adalah hal yang dapat diterima bahwa setiap situasi keudaan darurat
merupakan hal yang unik, namun ERP dimaksudkan untuk menyediakan
informasi terinci yang mencukupi untuk mengelola keadaan darurat secara
umum. Dalam semua situasi menentukan bahwa keselamatan hidup adalah hal
yang paling penting dan pemeliharaan peralatan keadaan darurat harus
memenuhinya.

Tergantung pada macam dan keadaan keadaan darurat maka perencanaan


kewaspadaan keadaan darurat PT LINNUS MARINE akan bervariasi. Diagram

32
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
alir akan disediakan untuk setiap daerah operasi kerja

Dalam prosedur ini, ERP menjelaskan Pertolongan pertama Pada Kecelakaan.


Pencegahan Kebakaran dan Keselamatan di Air.

2.12.1. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

DEFINISI

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan


kepada korban suatu kecelakaan atau sakit mendadak yang dilakukan
segera pada saat kejadian sampai datangnya bantuan dari yang
berwenang.

TUJUAN

Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan untuk mengajari


para pekerja terhadap apa yang harus dan apa yang tidak dilakukan
untuk menentukan dengan cepat sifat dan tingkat kecerdasan atau
penyakit dilakukan dengan hati-hati tanpa menimbulkan cedera
tambahan dan untuk mempersiapkan transportasi yang tepat jika
diperlukan.

PELATIHAN

Sejumlah pekerja harus diajari secukupnya tentang prinsip-prinsip


pertolongan pertama pada kecelakaan yang tercantum di dalam
prosedur ini.

2.12.1.1. PERTOLONGAN DAN KOTAK P3K

 Supervisor yang bertugas disetiap tempat kerja


bertanggung-jawab untuk menyediakan peralatan P3K
yang tepat dan melakukan pemeriksaan bulanan tentang
kelengkapan dan kebersihannya.

 Para pekerja harus terbiasa dan mengikuti semua isi


kotak tersebut sehingga dapat memberikan pertolongan
dalam setiap kejadian dan perlu diketahui bahwa selain
cedera yang paling ringan maka bantuan dokter harus
diusahakan secepat mungkin.

2.12.1.2. ATURAN DASAR P3K

 Agar orang yang cedera tetap terbaring. kepa!a sama

33
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
tinggi dengan tubuh, sampai anda mengetahui tingkat
cederanya.

 Periksa apakah napasnya terhenti denyut nadi hilang


banyak mengeluarkan darah pingsan tanda-tanda
keracunan luka bakar patah tulang/ terkilir. Panggil
BANTUAN.

 Jika tidak ada cedera dikepala, rendahkan kepala


korban atau tinggikan letak kakinya. Jika dicurigai ada
cedera dikepala, angkat sedikit kepalanya.

 Jaga agar korban tetap hangat pertahankan temperatur


tubuhnya.

 Jangan pindahkan Korban jika tidak perlu, sehingga


terhindar dari cedera tambahan.

 Jangan berusaha memberi air atau cairan lain kepada


Korban yang pingsan atau setengah sadar.

 Usahakan posisi Korban senyaman mungkin dan


JANGAN MEMBICARAKAN CEDERANYA.

 Kecuali pada cedera ringan, usahakan pertolongan ke


Dokter.

2.12.2. PENCEGAHAN KEBAKARAN

2.12.2.1. UMUM

 Semua jenis kebakaran yang terjadi di wilayah kerja


perusahaan betapapun kecilnya harus segera dilaporkan
ke K3LL Departemen. Laporan resmi harus rinci baik
yang diketahui maupun yang berdasarkan petunjuk
sebagai laporan tambahan yang mungkin diperlukan.

 Pencegahan kebakaran adalah sarana penting.


Penataan tempat kerja dan pemeliharaan tempat kerja
yang baik harus dilaksanakan untuk menjaga bahaya
kebakaran pada tingkat dini. Daerah-daerah yang
langsung berbatasan dengan instalasi dan peralatan
sumur harus bebas dari sampah yang mudah terbakar
dan rumput kering.

 Perabotan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak


bersinggungan dengan pemanas.

34
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 Dilarang membawa korek api dan pemantik api
kedaerah yang mana kondisinya memungkinkan
terjadinya kebakaran dan bersih.

 Dilarang merokok di daerah operasi kecuali ditempat


yang sudah disediakan secara khusus oleh manajemen.

 Dilarang merokok di sekitar tangki-tangki minyak atau


gas di tempat yg diperkirakan mengandung uap-uap
yang dapat terbakar baik ada peringatan “Dilarang
Merokok" atau tidak.

 Setiap daerah yang tercemari oleh cairan atau gas yang


dapat terbakar harus dinyatakan sebagai daerah bebas
rokok oleh manajemen setempat tanda peringatan
"Dilarang Merokok" harus dipasang.

 Kaleng minyak pelumas dan kerosin, lap yang


mengandung minyak dan sampai tidak boleh didekat
kompor I gas api.

 Sampah yang mengandung minyak atau kain yang


mengandung minyak harus dibuang secara benar
karena ada kemungkinan dapat terbakar tiba-tiba.

 Untuk mencegah kebakaran semacam itu harus


disediakan kontainer dari logam sebagi tempat
pembuangan lap yang berminyak dan sampah yang
mudah terbakar, kontainer ini harus sering dikosongkan
kembali supaya selalu dalam keadaan aman dan bersih.

 Bangunan yang digunakan sebagai tempat penanganan


gas atau bensin harus berventilasi baik.

 Sebelum dilakukan pekerjaan yang menimbulkan api


terbuka, serperti pengelasan dalam ruangan atau dalam
tangki tertutup harus dilakukan tes lebih dahulu terhadap
ada tidaknya gas dengan menggunakan "combustible
indicato' yang telah disetujui.

 Jika cairan hydrokarbon ringan dan tekanan uap tinggi


misalnya kondensate, bensin atau sejenis minyak
mentah tertentu, dipindahkan kedalam kontainer
terbuka, maka kontainer harus terbuat dari logam dan
harus dilakukan bonding atau hubungan tanah pada
kontainer tersebut.

 Bonding dapat dilakukan dengan cara menggantungkan


tangkai logam telanjang dari kontainer logam tersebut

35
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
(rangkai tidak terbungkus kayu, karet atau plastik) ke
lantai baja sehingga diketahui dengan pasti ada kontak
dengan tangki tempat pengambilan fluida.

 Bonding dapat juga dicapai dengan sambungan ulir atau


dengan menghubungkan melalui kabel logam dari
kontainer ke pipa outlet. Jika tidak saling dihubungkan,
maka obyek harus dihubung ke tanah sendiri-sendiri.
Untuk Kabel yang sering disambungkan lebih baik
dipakai Kabel yang terbuat dari kawat anyam dari pada
kawat tunggal. Terminal harus diikat kuat untuk
mencegah terlepasnya sambungan.

 Cairan hydrocarbon ringan dengan tekanan uap tinggi


tidak boleh dipindahkan ke dalam container plastik atau
karet.

 Wadah semacam ini akan menimbulkan muatan


elektrostatik dan tidak dapat dilakukan bonding atau
hubung tanah secara sempurna karena bahannya
bersifat non-konduktif atau bertahan tinggi.

 Karena pekerja dapat terkena muatan elektrostatik yang


cukup kuat pada saat timbul bunga api tangan tidak
boleh diletakkan dibawah aliran fluida yang sedang
dituangkan ke dalam kontainer.

 Sebelum keran dibuka bonding dengan manusia terjadi


kontak antara kulit dengan keran atau tangki.

 Dilarang menggunakan bensin sebagai bahan cairan


pencuci cairan yang dapat terbakar yang mana diijinkan
untuk membersihkan mesin-mesin adalah kerosin dan
versol. Cairan-cairan ini tidak boleh digunakan pada
permukaan logam yang panas atau disekitar mesin -
mesin panas yang sedang berjalan karena dapat timbul
percikan api. Untuk melindungi tangan barus dipakai
sarung tangan karet tahan hidrokarbon.

 Bensin kerosene dan cairan yang mudah terbakar


lainnya tidak boleh disimpan didalam kontainer kaca
atau kontainer plastik yang tidak disetujui. Hanya kaleng-
kaleng pengaman yang disetujui yang diperbolehkan
menyimpan dan mentransportasikan material tersebut.

 Pipa saluran yang berisi hidrokarbon atau material yang


dapat terbakar tidak boleh dipanasi dengan api untuk
menghilangkan sumbatan / paraffin.

36
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

 Setiap kebocoran hidrokarbon yang mudah terbakar


harus dilaporkan dan diperbaiki. Jika perbaikan tidak
segera dilaksanakan harus dipasang tanda-tanda
peringatan yang memadai dan dilakukan tindakan
pencegahan ekstra terhadap bahaya kebakaran.

 Jika terjadi kebocoran gas yang besar dihalaman


instalasi semua mesin dan sumber api harus segera
dimatikan.

 Pada waktu melakukan test sambungan pipa gas bisa


digunakan busa sabun / fluida pendeteksi kebocoran
yang telah disetujui jangan menggunakan api terbuka.

 Karena zat semprotan serangga aerosol spray dan


sebagian besar cairan penghapus cat dapat terbakar
maka tidak boleh digunakan didekat api terbuka dan
sumber api lainnya baca label pada kontainernya.

 Inspeksi dan perawatan semua alat pemadam api harus


dilakukan oleh inspektor yang cakap sesuai dengan
aturan dan persyaratan yang ditentukan oleh
perusahaan. Catatan inspeksi dan perawatan tersebut
harus disimpan. Berikut ini adalah petunjuk yang harus
diikuti.

 Latihan pemadam kebakaran harus dilaksanakan pada


waktu-waktu tertentu untuk membiasakan pekerja pada
tempat dan operasi alat-alat pemadam kebakaran :

1. Semua alat pemadam api yang portable dan semiportable harus


diinspeksi bulanan untuk menjamin bahwa peralatan ini berada
ditempat yang telah ditentukan dan tidak ditukar oleh orang yang
tidak berhak serta untuk mendeteksi setiap kerusakan fisik yang
dapat terlihat seperti korosi dan lainnya.

2. Inspeksi yang lebih menyeluruh dilaksanakan setiap 6 bulan atau


setiap tahun sesuai dengan kondisi yang ada alat pemadam api
harus diisi kembali jika perlu direparasi untuk menjamin operasi
yang handal dan jika perlu diganti. Berikut ini adalah petunjuk
waktu penggantian yang direkomendasikan.

a. Didalam bangunan setahun sekali.


b. Pada bangunan terbuka, enam bulan sekali.
c. Setiap alat pemadam harus diberi label masa berlakunya yang
diikatkan dengan kuat untuk petunjuk tanggal perawatan
kembali.
d. Alat pemadam kebakaran yang diambil dari tempatnya untuk

37
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
diisi kembali harus diganti dengan cadangannya.

3. Persyaratan uji tekan untuk tabung halon dan CO2 adalah sebagai
berikut :

a. Tabung yang dikirimkan untuk diisi kembali dan harus diuji


hidrostatik, diuji pengujian terakhir sudah lebih dari lima tahun.

b. Tabung yang dipakai terus menerus tanpa pernah dibuang


isinya harus diuji tekanannya setiap 12 tahun, inforrnasi
tambahan dapat dilihat pada National Fire Protection
Association (NFPA).No.12 A.

 Semua alat pemadam kebakaran harus ditempatkan pada


lokasi yang telah ditentukan yakni yang mudah terlihat
dengan menggunakan tanda-tanda khusus. Peralatan
tersebut harus ditaruh didekat tempat-tempat yang
memungkinkan terjadinya kebakaran tetapi juga harus
dapat dicapai oleh petugas. Jumlah jenis dan lokasi harus
memenuhi standar.

 Alat pemadam yang telah dipakai harus dibuang diisi


kembali atau diganti secepatnya.

 Alat pemadam harus selalu terisi penuh dan dirawat sesuai


dengan instruksi pabrik pembuatnya untuk menjamin
operasi pada efisiensi yang maksimum pada saat dipakai.
Alat pemadam yang kosong sudah dipakai / rusak tidak
boleh dipasang sebelum diservis atau diperbaiki.

 Semua nozzle slang pemadam kebakaran harus selalu


dijaga agar bersih dari hambatan.

 Ditempat dimana serangga cenderung bersarang pada


tempat-tempat sempit yang terlindung, nozzle harus di-
lindungi untuk mencegah penyumbatan.

 Semua pekerja harus diajari cara penggunaan yang tepat


dari alat pemadam api yang tersedia. Jika suatu tempat
membutuhkan tindakan pengamanan khusus dari bahaya
api, para pekerja khusus harus diperintahkan melakukan
tindakan.

 Instruksi dasar adalah cara memakai dan mengarahkan


semprotan dari alat pemadam api untuk mengusir oksigen
Instruksi ini harus dicantumkan pada label alat pemadam
api.

 Dilarang mengelas bagian luar tabung pemadam

38
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
kebakaran, kecuali jika dilakukan oleh tukang las
bersertifikat tertentu.

 Selama selang pemadam kebakaran dan gelondong


selang harus diinspeksi selambat-lambatnya tiap 12 bulan
atau Iebih sering jika penggunaannya melebihi frekwensi
normal.

 Label instruksi pada setiap pemadam harus dilindungi.

 Alat pemadam kebakaran sistem air harus mempunyai


sumber tenaga primer dan sekunder. Mereka harus
ditempatkan jauh dari tempat yang potensial mengundang
bahaya. Fasilitas tersebut harus dioperasikan setiap
minggu dan pekerja harus membiasakan prosedur
memulai dan pengoperasiannya.

 Pekerja yang ditugaskan dilokasi yang dilengkapi harus


diperintahkan meninggalkan bangunan pada saat alat
pemadam kebakaran tersebut bekerja untuk menjaga agar
terhindar dari penghirupan bahan kimia yang berlebihan.

 Jika kondisinya memungkinkan harus tersedia adapter


untuk menghubungkan peralatan pemadam kebakaran
yang ada dengan alat milik pemerintah setempat.

 Semua kendaraan milik perusahaan dilengkapi dengan alat


pemadam kebakaran yang disetujui ukuran ala pemadam
api harus ditentukan berdasar kebutuhan.

 Filter dengan jenis sock yang telah terkena gas


mengandung belerang harus segera dibuang.

 Pembakaran minyak pelumas bekas rumput, semak,


sampah dan barang barang lain yang mudah terbakar tidak
diperbolehkan tanpa ada ijin dan pengawasan dari pejabat
yang, berwenang, Tindakan pengamanan yang ketat harus
dilakukan pada waktu, bekerja dihutan, semak, rawa dan
padang rumput yang kering, untuk mencegah timbulnya api
secara tidak sengaja. Harus tersedia alat pemadam api
atau sumber air yang cukup memadai.

 “Pekerjaan Panas” harus dilakuka dibawah pengawasan


orang yang memahami potensi kebakaran dan ledakan,
dibantu oleh pekerja yang cukup terampil melakukan
operasi-operasi yg terkait. Lihat prosedur ijin Kerja.

 Sebelum memulai pekerjaan pekerja harus memperoleh


worksheet PT LINNUS MARINE (perintah kerja

39
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
pengelasan, pembakaran dan tapping panas. Hanya orang
yang terbiasa dengan semua aspek perintah kerja tersebut
yang diberi wewenang untuk menerbitkan perintah kerja
menyetujui dilakukannya Pekerja.

 Pengawas kerja harus menyaksikan pekerjaan diluar


daerah berbahaya.

2.12.3. AIR

KESELAMATAN DI AIR DAN PENYELAMATANNYA

Jatuh dari Kapal atau Bangunan


Jika anda jatuh dari kapal / bangunan. Ikutilah prosedur berikut ini:

2.12.3.1. Pastikan kondisi anda diperairan kemudian menjauhlah dari


kapal.

2.12.3.2. Carilah peralatan penolong dengarkan instruksinya.

2.12.3.3. Biarkan regu penyelamat mendatangi anda Jika mungkin


jangan berenang jauh karena keberhasilan penyelamatan
juga ada pada penghematan tenaga anda.

2.12.4. TERJUN KE-AIR DARI KETINGGIAN

2.12.4.1. Terjun ke air dapat membahayakan dan hanya boleh


dilakukan apabila tidak ada cara penyelamatan diri lainnya.

2.12.4.2. Jika anda terpaksa harus terjun ikutilah prosedur dibawah


ini:

2.12.4.3. Sebelum terjun. berusahalah turun sedekat mungkin


dengan permukaan air.

2.12.4.4. Lepas topi keselamatan yang kita pakai.

2.12.4.5. Jika waktu memungkinkan kenakan dan ikat kuat-kuat alat


pelampung anda.

2.12.4.6. Perhatikan apakah tempat jatuh anda bebas dari orang lain
benda-benda yang mencuat atau reruntuhan.

2.12.4.7. Lindungi mulut dan pencet hidung anda dengan jari.

2.12.4.8. Eratkan pelampung anda dengan jalan menyilangkan


lengan yang bebas didepan dada dan memegang tali

40
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
pangkalannya alat pelampung anda.

2.12.4.9. Arahkan pandangan ke horison dan berdirilah tegak tarik


nafas panjang. Jangan terjun dengan kepala lebih dulu,
juga tubuh tetap tegak dan pergelangan kaki saling
menyilang / merapat.

2.12.5. TINDAKAN PENYELAMATAN BAGI ORANG JATUH DARI KAPAL

2.12.5.1. Prosedur penyelamatan untuk orang yang jatuh dari kapal


harus dipasang dan setiap orang harus terbiasa dengan
prosedur tersebut. Setiap orang juga harus mengenal
alarm tanda ada orang jatuh dari kapal.

2.12.5.2. Selalu memperhatikan orang yang terjatuh tersebut


sementara orang lain membunyikan alarm.

2.12.5.3. Lemparkan peralatan penyelamat tepat pada orang yang


jatuh tersebut. Peralatan tersebut dapat dipakai untuk
menandai tempatnya. Jika orang tersebut tenggelam.

2.12.5.4. Hati-hati dalam melemparkan alat penyelamatan tersebut


agar tidak menimpa orang yang jatuh.

2.12.5.5. Jika anda berusaha menggapai orang yang jatuh dari


kapal, hati-hati agar tak kehilangan keseimbangan.

2.13. KESEHATAN KERJA

2.13.1. STANDAR

2.13.2. SURAT KETERANGAN KESEHATAN

2.13.4.13. Karyawan di darat.

Seluruh karyawan permanen di darat akan menjalan tes kesehatan


sebelum menjadi karyawan.

Pengendalian kesehatan yang seIektif kemungkinan akan diminta


oleh PT LINNUS MARINE.

Karyawan di Iepas pantai

Seperti yang dipersyaratkan dalam peraturan seluruh karyawan


lepas pantai harus mempunyai surat keterangan kesehatan sesuai
dengan posisi kerjanya.

41
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.13.3. ORGANISASI KESEHATAN KERJA

Konsultasi kesehatan dapat diperoleh langsung dari atau melalui


K3LL Departemen dari Petugas Kesehatan yang dikontrak berkenan
dengan masalah medis dan kesehatan kerja secara umum.

2.13.4. LlNGKUNGAN KERJA

2.13.4.1. Kebijakan Larangan Merokok

Untuk kepentingan kesehatan pekerja kebijakan PT


LINNUS MARINE menentukan bahwa perusahaan harus
menyediakan Iingkungan / suasana kerja yang sehat dan
bebas polusi di seluruh tempat kerja di PT. LINNUS
MARINE. Oleh karena itu merokok hanya akan
diperbolehkan di area yang ditentukan.

2.13.4.2. Tempat / Lingkungan kerja

Tempat kerja tidak boleh dibuat yang memungkinkan akan


dapat membahayakan kesehatan karyawan, baik biologis,
kimia, kenyamanan produk/ergonomis, fisik atau kejiwaan.

2.13.5. TINDAKAN PREVENTIF/PENCEGAHAN

2.13.5.1. PROSEDUR UNTUK PENCEGAHAN ATAU


PENGENDALIAN BAHAYA KESEHATAN

Sebagai tambahan pada prosedur ini 2 kategori dari


bahaya kesehatan harus diberikan perhatian khusus yakni
sebagai berikut :

 Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang dapat


menyebabkan gangguan kesehatan melalui
pernafasan, penyerapan melalui kulit. atau proses
pencemaran makanan.

 Pengendalian biologis untuk mencegah bahaya


biologis yang tinggal pada makanan, persediaan air
dan aspek yang berhubungan dengan uap karena
aktivitas penyelaman dan ditujukan dalam prosedur
khusus pada di bawah ini.

2.13.5.2. PEMANTAUAN KESEHATAN

Beberapa pengukuran yang termasuk dalam pemantauan


kesehatan adalah :

42
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

 Pengendalian kesehatan personil,


 Pencatatan perawatan medis yang dilakukan di lepas
pantai.
 Tindakan lanjut medis harus dilakukan karena sakit
yang kambuh dan atau ketidakhadiran di tempat kerja
dalam waktu lama.

2.13.5.3. PEMANTAUAN LlNGKUNGAN KERJA

K3LL Departemen bekerja sama dengan manajemen dan


karyawan harus melakukan pekerjaan mengarah pada
lingkungan kerja dan kepuasan kerja yang lebih baik yakni
dengan cara:

 Mengidentifikasi potensi resiko kesehatan melalui


investigasi kondisi fisika, ergonomis, biologis, kimiawi
dan psikologis.
 Laporan manajemen yang teratur setelah melakukan
investigasi.
 Pengendalian dan jika memungkinkan menghilangkan
sumber bahaya kesehatan yang teridentifikasi.

2.13.5.4. IDENTIFIKASI KESEHATAN

Penasehat Bagian Medis K3LL Departemen harus


memberikan saran kepada:

 Manajer ketika merencanakan proyek baru peralatan


baru dan gedung.
 Personil Proyek dimungkinkan suatu pencegahan atau
pengurangan cedera gangguan kesehatan pada waktu
merencanakan operasionaI.
 Karyawan menjalankan diet, higienis/ kebersihan dan
peraturan akan gaya hidup praktis yang dapat
membuat gaya hidup lebih sehat dan pencegahan
penyakit.
 Manajer dan karyawan pencegahan di tempat kerja.

2.13.6. PENANGANAN MASALAH MEDIS

2.13.6.1. PERAWATAN MEDIS INDIVIDU DAN PELAPORAN

Klinik proyek PT LINNUS MARINE akan menyesuaikan


standar setempat. Persyaratan kontrak dan peraturan
nasional yang menghendaki perubahan lebih lanjut akan

43
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dilakukan. SeIanjutnya akan ada karyawan di darat/ kapal
yang ditunjuk untuk menangani masalah kesehatan dan
perawatan medis. Menurut persyaratan boleh seorang
para medis atau petugas berkualifikasi yang dilatih untuk
keperluan ini.

Semua perawatan kecederaan sakit harus dicatat dan


dilaporkan kepada Penasehat Medis K3LL Departemen PT
LINNUS MARINE sesuai dengan prosedur perawatan dan
pelaporan medis.

2.13.6.2. TINDAKAN LANJUT MEDIS DAN REHABILITASI

Berkaitan dengan kecederaan di tempat kerja sebagian


kasus karyawan mungkin memerlukan tindakan Ianjut
setelah perawatan medis pertama. Hal ini sebaiknya
dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh PT LINNUS
MARINE jika perlu Penasehat medisl K3LL Departemen,
bekerjasama dengan manajer yang bersangkutan dan
departemen personalia harus membantu menyesuaikan
kondisi pekerjaan atau pergantian karyawan yang beban
kerjanya berkurang untuk sementara atau permanen.

2.13.6.3. PERMASALAHAN KESEHATAN SECARA UMUM

Masalah gangguan kesehatan secara umum dapat terjadi


dengan tiba-tiba atau diidentifikasi ketika dilakukan
pemeriksaaan, dari data statistik, dari pengamatan Komite
Lingkungan Kerja atau dari Iaporan karyawan /
manajemen.

Penasehat Medis/ K3LL Departemen harus selalu


diberitahu, dan akan bekerjasama dengan manajemen /
karyawan, berusaha untuk menyelesaikan masalah--
masalah kesehatan.

Selain sumber internal, sumber eksternal seperti rumah


sakit atau para ahli kesehatan dapat digunakan.
Penasehat medis dapat terlibat dan menjadi sumber yang
relevan untuk menyelesaikan masalah yang sedang
terjadi.

Dalam beberapa kasus masalah kesehatan utama


penasehat medis harus menulis laporan ke manajemen PT
LINNUS MARINE laporan harus berupa informasi rahasia
pada individu, tetapi menjelaskan bagaimana masalah
tersebut diselesaikan / ditangani dan saran tindakan untuk
mencegah masalah medis yang sama di masa yang akan
datang.

44
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.14. LlNDUNG LlNGKUNGAN

2.14.1. GARIS BESAR

PT LINNUS MARINE memandang perlindungan terhadap lingkungan


sama pentingnya dengan semua pertimbangan bisnis lainnya.

Dalam rangka melindungi lingkungan PT LINNUS MARINE akan


mencatat informasi yang berhubungan dengan produk yang
berbahaya yang digunakan atau disimpan di tempat kerja yang
terkontrol di PT LINNUS MARINE.

Sistim pengarsipan akan menjamin bahwa informasi disimpan


berdasarkan tiap produk jumlah yang disimpan jumlah yang
digunakan. lnformasi ini kemudian dikirimkan ke K3LL Departemen
yang akan mengevaluasi informasi tersebut.

2.14.2. HAL - HAL YANG DICATAT

Beberapa hal berikut yang termasuk dalam pencatatan lingkungan:

 Semua jenis minyak hidrolik, diesel, pelumas dsb.


 Bahan atau sumber yang berbahaya
 Bahan kimia dalam bentuk bedak, padat, cair dan bertanda
"berbahaya/racun"
 Pemakaian baterai yang bisa diisi ulang
 Asam

2.14.3. Kegiatan Rutin untuk Kapal

Prosedur pembuangan sampah dan air kotor harus dijamin tersedia


pada operasional di darat dan kapal tongkang.

Kegiatan rutin dimasukan dalam prosedur operasional kelautan, dan


sepenuhnya memenuhi persyaratan standar Undang-Undang yang
berlaku.

2.14.4. Pelaporan Polusi

Semua kecelakaan insiden dan hampir terjadi karena bahan yang


kemungkinan mencemari lingkungan harus dilaporkan kepada K3LL
Departemen.

2.14.5. Laporan Umum

Seluruh kebocoran dan tumpahan meskipun kecil akan di laporkan

45
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dalam formulir-formulir laporan kecelakakan insiden. Informasi
tambahan dalam laporan akan ditujukan ke K3LL Departemen yang
akan berhubungan dengan jajaran manajer untuk menindak lanjutinya
hal-hal berikut:

 Tindakan koreksi langsung,


 Diperlukan tindakan korektif untuk menjamin kejadian akan tidak
berulang
 Investigasi (potensi akibat kerugian).
 Jika diperlukan membuat laporan ke klien Laporan ke klien dan
pihak yang berwenang jika diperlukan akan dilakukan oleh K3LL
Koordinator.

2.14.6. Penanganan Limbah

2.14.6.1. Penanganan Limbah Khusus

Limbah yang dikategorikan berbahaya (B3) oleh


Pemerintah lndonesia harus diatur dengan benar.

Seluruh bahan berbahaya dan bahan lain yang


dikategorikan sebagai limbah khusus harus dikumpulkan
dan dikirimkan dalam tempat yang sudah disetujui.
Jumlah limbah khusus yang dikirimkan harus dicatat dan
dilaporkan ke K3LL Departemen.

Laporan limbah khusus harus diisi lengkap untuk setiap unit


limbah. Kelompok limbah teridentifikasi harus diisi lengkap
pada formulir laporan. Tempat untuk limbah khusus akan
disediakan formulir untuk digunakan dalam kelengkapan
dokumen laporan.

2.14.6.2. Daur Ulang Material

Daur ulang material limbah dimanapun dan kapanpun


memungkinkan harus dikurangi dari sumbernya seluruh
material harus diperkirakan dapat didaur ulang.

Berikut ini material yang diidentitikasi memiliki potensi


didaur ulang dan oleh karena itu harus tidak diperlakukan
sebagai limbah.

 Minyak hidrolis bekas.


 Minyak bekas bila memungkinkan harus dikumpulkan,
dibersihkan dan digunakan kembali.
 Potongan logam tak terpakai dan kertas bekas, serta
karton.

Material tersebut diatas bila memungkinkan harus dijual

46
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
atau dikirim ke penerima yang telah disetujui.

2.15. PENGENDALlAN KEBISINGAN SUARA

2.15.1. Kebisingan Suara

Penentuan parameter yang dirancang untuk menentukan tingkat


kebisingan suara dari fasilitas harus tidak lebih dari 85 dB(A) pada
jarak 1 meter dari sumbernya.

Bilamana batasan minimal tingkat suara tidak bisa diperoleh maka


daerah kebisingan tersebut ditentukan sebagai Zone Proteksi
Kebisingan dan pelindung pendengaran harus tersedia di daerah
tersebut.

Daerah-daerah konstruksi dan daerah operasi lainnya kemungkinan


mempunyai paparan suara lebih dari batasan minimum dimana alat
pelindung pendengar harus dipakai.

2.15.2. Batas Tingkat Kebisingan Normal

Kriteria untuk menentukan pembatasan kebisingan dalam berbagai


macam tipe lingkungan tempat kerja adalah seperti berikut:

Daerah Kerja
Di dalam workshop dan bangunan permesinan dimana perlunya
komunikasi.
 Ruang Kantor di workshop, kantor dan ruang-ruang pabrik.
 Ruang perkantoran dan ruang rapat.
 Ruang kamar tidur dekat dengan daerah kerja

2.15.3. Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran

Sebagian orang menerima suara bising sebagai suatu gangguan yang


dapat menggangu konsentrasi, menjadi lelah dan kemungkinan
mengganggu komunikasi verbal. tempat operasional yang bising akan
mengganggu pekerjaan berbanding dengan tingkat suara yang rendah
adalah lingkungan kerja yang disukai.

Berikut ini adalah standar dimana PT LINNUS MARINE


merekomendasi untuk perhatian terhadap kebisingan suara yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin dan peralatan kerja dan untuk perhatian
terhadap konsentrasi kebisingan.

2.15.3.1. Tingkat maksimal kebisingan yang diperbolehkan diterima


lehih dari 8 jam bekerja (atau 40 jam seminggu bekerja)
tanpa perlindungan telinga harus pada tingkat 85 dB(A)

47
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dengan penambahan 3 dB(A) untuk setiap waktu paparan
setiap hari, misal: 4 jam pada 88 dB(A). : 2 jam pada 91
dB(A).

2.15.3.2. Untuk paparan dengan tingkat kebisingan di atas 90 dB(A).


para karyawan harus menggunakan alat pelindung
pendengaran.

2.15.3.3. Bilamana paparan lebih dari 90 dB(A) maka karyawan


harus menggunakan peralatan pencegah kebisingan.

2.15.3.4. Tidak boleh adanya orang terpapar suara terus menerus


pada 140 dB(A) (rata) atau lebih. sekalipun dengan alat
pelindung pendengaran.

2.15.3.5. Tidak boleh adanya orang terpapar suara terus menerus


pada 115 dB(A) (rata), tanpa alat pelindung pendengaran
yang sesuai.

2.15.4. Survey Kebisingan Suara dan Pemasangan Tanda-tanda


Peringatan

Survei kebisingan suara di tempat-tempat kerja harus dilakukan oleh


orang yang berkompetensi, minimal setiap 6 bulan. Hasil survey
berikut peta kebisingan dibuat sebagai acuan bagi Lini Supervisi dan
Manajemen untuk penentuan penyediaan perlindungan yang tepat.

Tanda-tanda peringatan harus terpasang di luar daerah dimana alat


pelindung pendengaran harus digunakan.

2.15.5. Pemasangan Peralatan Peredam Suara

Perekayasaan untuk mengurangi tingkat kebisingan dari semua


fasilitas di pabrik dan sekitarnya harus dilakukan dengan benar pada
tahap awal pemasangan mesin-mesin dan peralatan kerja. Rekayasa
untuk ruang Operator Generator seperti dilakukan pemasangan
dinding-dinding dan ceiling menggunakan bahan-bahan peredam
suara.

2.15.6. Pemilihan Alat Pelindung Pendengaran

Adalah merupakan hal yang penting bilamana alat pelindung


pendengaran harus dipakai karyawan. maka harus diketahui tingkat
kebisingan dan frekuensi suara masuk ke telinga. Pemilihan alat
pelindung pendengaran apakah bentuk tutup telinga (car muffs) atau
sumbat telinga (car plugs) harus berdasarkan dengan literature pabrik
pembuat dengan menentukan daya peredaman dari perlidungannya.

48
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.16. PENATAAN TEMPAT KERJA

Penataan tempat kerja yang baik sangat penting dalam menciptakan


lingkungan kerja yang memadai secara aman.Tempat kerja yang bersih dan
rapi merupakan prasarana operasi-operasi yang bebas dari kecelakaan.

Dengan demikian. anda diharapkan untuk :

2.16.1. Menjaga tempat kerja agar selalu baik menyediakan dan menandakan
lempat peralatan yang layak. Semua daerah kerja harus bebas dari
reruntuhan.

2.16.2. Menyediakan kotak-kotak atau rak-rak untuk menyimpan peralatan


yang tertinggal disembarang tempat dapat menjadi sumber bahaya.

2.16.3. Simpanlah selang, rantai, tali, kabel dan lainnya supaya tidak
menimbulkan bahaya tersangkut.

2.16.4. Taruhlah sampah atau kain lap yang mengandung minyak didalam
kontainer logam yang tertutup.

2.16.5. Bersihkan semua tumpahan atau ceceran dengan segera.

2.16.6. Periksa dan bersihkan penyimpanan secara periodik.

2.16.7. Akhirilah setiap pekerjaan membersihkan tempat kerja.

2.16.8. Singkiran paku-paku, sekrup-sekrup dan lainnya yang berserakan.

2.16.9. Jagalah agar setiap jalan, pintu darurat, tangga dan platform, bersih
dan bebas dari hambatan.

2.16.10. Perbaiki setiap kebocoran dengan segera.

2.17. KESELAMATAN KERJA DI KANTOR

2.17.1. Tata Ietak Kantor harus efisien, nyaman dan aman.

2.17.2. Pintu ke luar harus bebas dari halangan dan jika dikunci, harus bisa
dibuka dari dalam tanpa menggunakan anak kunci.
2.17.3. Pintu kaca harus ada pengaman kaca yang arnan.

2.17.4. Kantor harus memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup.

2.17.5. Peralatan listrik / elektronik harus selalu dalam keadaan bekerja

49
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dengan baik.

2.17.6. Kabel listrik yang melintasi lantai. jika ada, harus diplester agar tidak
membuat orang tersandung. Stop kontak listrik tidak boleh dibebani
dengan memakai banyak adaptor.

2.17.7. Bukalah laci lemari arsip satu hanya pada satu saat, membuka dua
laci paling atas sekaligus dari empat laci yang ada bisa membuat
lemari arsip roboh laci harus segera ditutup setelah digunakan.

2.17.8. Benda-benda yang berat tidak boleh diletakkan ditempat yang tinggi
benda-benda tersebut harus disimpan di tempat yang rendah.

2.17.9. Tangga lipat harus disediakan untuk menghindari orang berdiri di kursi
untuk mencapai tempat-tempat yang tinggi.

2.17.10. Personil bekerja kantor disarankan untuk tidak memiringkan kursi ke


belakang, kecuali kursi tersebut memang dirancang untuk bisa
dimiringkan.

2.17.11. Ketika menaiki tangga. kedua tangan personil tidak boleh penuh
dengan bawaan, satu tangan harus selalu bebas untuk memegang
pegangan tangga.

2.17.12. Kerapian dan kebersihan harus dirawat dengan baik. cairan yang
tumpah harus segera dibersihkan, kertas dan benda lain yang mudah
terbakar jangan sampai menumpuk, menjadi ancaman bahaya
kebakaran, hal-hal yang menyebabkan resiko tersandung, seperti :
kawat listrik dan ubin yang rusak harus diangkat

2.17.13. Korek api atau rokok yang masih menyala tidak boleh dilempar ke
keranjang sampah kertas.

2.17.14. Tabung pemadam kebakaran harus selalu diletakkan di tempatnya.

2.17.15. Personel Kantor harus memahami tipe dan cara pemakaian alat
pemadam kebakaran di tempatnya.

2.18. PELlNDUNGAN MESIN

2.18.1. PERALATAN DIBAWAH INI MEMERLUKAN PENGAMANAN

2.18.1.1. Semua peralatan berputar, seperti : roda gila. katrol, poros,


sabuk dan kopling, Motor, pengubah putaran dan setiap
bagian di generator listrik yang tidak dilindungi akan
beresiko besar.

50
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.18.1.2. Peralatan pemotongan dan penggunting, seperti : gergaji.


pita atau gergaji bundar, bar dan mesin-mesin pembor,
mesin bubut, roda gerinda dan daun kipas.

2.18.1.3. Alat yang berujung tajam dan bergerak seperti : pertautan


gigi, tali kipas di katrol, rantai bergigi jentera atau gigi dan
obyek yang berputar lainnya.

2.18.1.4. Baling-baling atau peralatan berbentuk spiral.

2.18.2. AGAR MESIN BEROPERASI DENGAN AMAN

2.18.2.1. Hanya karyawan yang berwenang yang boleh


mengoperasikan mesin, menyalakan dan mengoperasikan
peralatan bertenaga listrik, menghidupkan atau mematikan
sirkuit atau sakelar yang besar.

2.18.2.2. Hanya personil yang berwenang yang diperbolehkan


mencabut pengaman untuk diperbaiki atau diservis.
Pengaman ini harus segera dikembalikan setelah pekerjaan
selesai.

2.18.2.3. Para supervisor harus memberi instruksi tentang prosedur


pelaksanaan keselamatan kerja kepada semua karyawan
bawahannya.

2.18.2.4. Bahan-bahan yang sudah tidak terpakai harus dibuang di


tempat sampah yang disediakan. Pembersihannya harus
dilakukan terus secara berkala.

2.18.2.5. Para karyawan harus memakai perlengkapan pelindung diri


yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

2.18.2.6. Para karyawan harus melaporkan keadaan atau praktek


yang tidak aman dan mesin-mesin yang rusak secepatnya.

2.18.2.7. Karyawan yang sedang belajar mengoperasikan mesin


harus didampingi oleh pengawas.

2.19. PENANGANAN PIPA

2.19.1. PENGENALAN PIPA

Pipa-pipa dalam lndustri perminyakan akan meliputi kriteria


pembuatan ukuran dan pemakaian yang sangat luas. Penanganan
pipa merupakan pekerjaan rutin yang membutuhkan persiapan,
pengetahuan dan keahlian agar pemindahan pipa diselesaikan

51
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dengan aman.

2.19.2. UMUM

2.19.2.1. Dalam menangani pipa maka yang penting adalah tetap


waspada berlaku hati-hati seperti yang berikut ini

2.19.2.2. Yakinkan semua pekerja mengetahui tata cara kerja.

2.19.2.3. Tunjukkan adanya kemungkinan bahaya pada karyawan


yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

2.19.2.4. Bekerja dengan baik dengan tidak membahayakan


karyawan maupun barangbarang lainnya.

2.19.2.5. Siapkan semua keperluan landasan, balok kayu dan benda


lain yang diperlukan sebelum kerja.

2.19.3. RAK DAN AMBANGAN PIPA

2.19.3.1. Rak-rak untuk pipa harus dibuat dari bahan yang kuat dan
dilengkapi dengan cantelan dan pengapit.

2.19.3.2. Rak-rak pipa harus datar pada kaki-kaki yang cocok


sebelum dimuati pipa.

2.19.3.3. Jangan memuat pipa berlebihan pada rak.

2.19.3.4. Ambangan pipa harus terbuat dari kayu yang keras minimal
dengan tinggi 8 inci dan lebar 10 inci dan panjang
disesuaikan.

2.19.3.5. Bila hendak memperpanjang ambangan pipa, harus terkait


dengan kuat, ambangan harus lebih panjang minimal 1 feet.

2.19.3.6. Daerah sekitar rak-rak pipa tidak boleh ada rintangan yang
dapat menyebabkan para pekerja tersandung / terjatuh
sewaktu memuat pipa.

2.19.3.7. Rak-rak pipa harus dijaga dalam keadaan rapih dan aman.

2.19.3.8. Pipa-pipa harus diletakkan dengan mantap dengan arah


tegak.

2.19.3.9. Landasan harus digunakan diantara baris pipa disemua rak


pipa. Gunakan bahan landasan yang cukup kuat untuk
menahan berat pipa.

2.19.3.10. Pipa harus dimasukkan ke rak dan diatur. Pipa dalam rak

52
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
diatas tanah tidak diperbolehkan lebih 3 meter ambang rak.

2.19.3.11. Semua pipa dibawah 7 inci OD harus diganjal dengan


paku, yang dipakukan pada ambangan / landasan.
Pemakaian ganjalan berplester yang disetujui adalah yang
diijinkan.

2.19.4. PRAKTEK PENANGANAN PIPA

2.19.4.1. Dalam penanganan pipa, kerjasama dan komunikasi yang


baik harus dilakukan.

2.19.4.2. Tongkat juri kayu keras dan yang cocok dipakai dalam
menangani pipa berulir yang berdiameter 3 inci atau Iebih.

2.19.4.3. Karyawan harus menggelindingkan pipa dari kedua


ujungnya / dari belakang agar mudah menghindar
bilamana pipa meluncur tanpa terkendali.

2.19.4.4. Tidak diperbolehkan menggelindingkan pipa pada poisisi


didalam / diantara rak pipa. Jagalah kaki dan tangan agar
tidak pada posisi dibawah pipa ketika dimasukkan kedalam
selokan.

2.19.4.5. Bila beberapa orang membawa sebatang pipa dengan


cara memikul diatas pundak maka semuanya harus
memikul pada sisi pundak yang sama.

2.19.4.6. Bilamana mengerjakan pipa dengan memakai mesin,


pekerja dilarang. meletakkan jari / tangan pada ujung pipa
dan mereka harus berhati-hati dan berdiri pada jarak yang
aman.

2.19.4.7. Bila berjalan diatas rak-rak pipa harus berhati-hati.

2.20. KABEL LISTRIK

2.20.1. PEMAKAIAN DAN PERAWATAN

2.20.1.1. Hanya Kabel dalam keadaan baik harus dipakai.

2.20.1.2. Kabel yang terpotong atau rusak isolasinya harus dikemba!


ikan ke Bagian Pemeliharaan Peralatan Listrik untuk
diperbaiki atau diganti.

2.20.1.3. Kabel yang rusak harus diberi label dengan tulisan


"BERBAHAYA - JANGAN DIPAKAI" dan dibawa ke bagian
pemeliharaan untuk diperbaiki. Kabel yang rusak tidak

53
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
boleh diperbaiki oleh personil yang tidak berwenang.

2.20.1.4. Kabel harus dilepas dari sumber arus listrik jika tidak
digunakan.

2.20.1.5. Sebisa mungkin, Kabel harus dialihkan jalannya untuk


mencegah bahaya tersandung dan memperkecil
kerusakan.

2.20.1.6. Kabel yang berada di tempat yang sering dilewati


kendaraan harus terlindung dari kemungkinan rusak.

2.20.1.7. Kabel harus diperiksa setiap dua bulan sekali untuk


mendeteksi adanya kerusakan.

2.20.1.8. Untuk memutuskan aliran listrik, Kabel harus dicabut


dengan menarik steker dan bukan menarik kabelnya.

2.20.1.9. Kabel tidak boleh kusut, terpotong atau hancur, karena hal
ini dapat menyebabkan kerusakan isolasi.

2.20.1.10. Kabel tidak boleh digunakan di mana bisa terkena panas,


bahan kimia atau udara lembab, kecuali memang
dirancang umuk kondisi seperti ini.

2.20.1.11. Kawat pembumian tidak boleh dilepas dari perpanjangan


kabel.

2.21. KEAMANAN LISTRIK

2.21.1. Mesin las harus diperiksa setiap enam bulan sekali.

2.21.2. Peralatan listrik harus ditanahkan dengan baik.

2.21.3. Peralatan listrik yang benar-benar aman harus dipakai di daerah yang
mengandung campuran mudah meledak atau bahan-bahan yang
mudah terbakar.

2.21.4. Peralatan listrik harus dipasangi sakelar pemutus


(circuit breaker) untuk mencegah terus menyala selama pemeliharaan
atau perbaikan. Peralatan listrik harus diberi label atau kunci sesuai
Prosedur Pengisolasian sebelum diperbaiki.

2.21.5. Perbaikan harus dilakukan oleh orang yang berkompetensi.

2.21.6. Semua sengatan listrik harus segera dilaporkan kepada supervisor


untuk diselidiki.

54
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.21.7. Operator alat-alat berat harus hati-hati dan menghindari dari jaringan
tenaga listrik yang berada di atas kepala saat melintas di jalan umum.

2.22. PERANCAH DAN TANGGA

2.22.1. PROSEDUR MENGENAI PERANCAH

2.22.2. UMUM

Scaffolding yang dioperasikan untuk operasional PT LINNUS MARINE


harus menggunakan standar nasional dan Intemasional yang sah.

2.22.3. KATEGORI PERANCAH

Perancah untuk kegiatan proyek minyak dan gas bumi harus dibangun
dengan dua klasifikasi yang berbeda :

a) Perancah tingkat rendah


b) Perancah untuk tujuan umum

2.22.4. DEFINISI

Perancah Tingkat Rendah


Mencakup perancah apapun yang didirikan hingga setinggi 2 m.

Perancah ini terutama terbuat dari perancah dengan kerangka


permanen.

Perancah Untuk Tujuan Umum Termasuk dalam kategori ini adalah :

a) Semua pipa dan loking perancah tanpa melihat tingginya


b) Perancah modular berkerangka permanen dengan tinggi di atas
2 m.
c) Perancah lain di luar perancah tingkat rendah

2.22.5. TANGGUNG JAWAB

Perancah tingkat rendah dibangun oleh para karyawan dI bawah


pengawasan foreman atau supervisor langsung mereka.

2.22.6. TANDA-TANDA PERANCAH YANG BELUM SELESAI

Semua perancah untuk tujuan umum dalam kategori ini harus


bertuliskan tanda "BERBAHAYA - JANGAN MENDEKAT -

55
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
PERANCAH BELUM SELESAI".

2.22.6.1. Saat perancah sedang dalam proses untuk didirikan,


dibongkar atau diubah.

2.22.6.2. Bila ada kerusakan perancah dalam segala hal.

2.22.7. PENGENAL RESMI UNTUK INSPEKSI PERANCAH, LABEL HIJAU

2.22.7.1. Setiap perancah untuk tujuan umum yang siap pakai harus
diperiksa dan disetujui oleh inspektur perancah yang
kompeten dan bersertifikat

2.22.7.2. Pemeriksaan dilakukan :


a) pada awal pemasangan
b) setiap minggu setelah pemasangan
c) sesudah diubah atau dipindahkan lokasinya.

2.22.7.3. Bila hasil inspeksi memuaskan, inspeksi perancah harus


menggantungkan label berwarna hijau di dekat jalan
masuk ke perancah.

2.22.7.4. Label harus ditandatangani dan diberi tanggal, dan hanya


dapat dicabut oleh Inspektur perancah.

2.22.8. TANDA DAN PENGHALANG PERANCAH

2.22.8.1. Pada setiap pemasangan perancah yang diduga dapat


menyebabkan terjadinya kecelakaan pada orang yang
berada di bawahnya, karena jatuhnya bahan-bahan yang
dipakai harus diberi penghalang dengan jarak tidak kurang
dari 3 m dari batas perancah, dan ditandai dengan kibaran
bendera peringatan setinggi kira-kira 1 m.

2.22.8.2. Daerah yang diberi penghalang harus dipasangi tanda


"BERBAHAYA, PEKERJA PERANCAH BEKERJA DI
ATAS".

2.22.8.3. Hanya pekerja perancah resmi yang ditunjuk untuk


mengerjakan pemasangan, yang boleh masuk ke daerah
yang dihalangi.

2.22.9. PENGOPERASIAN PERANCAH

2.22.9.1. Perancah setengah jadi dan komponen lainya harus


dipasang dan digunakan sesuai dengan instruksi pabrik.

56
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.22.9.2. Perancah harus dipasang dan dibongkar dibawah
pengawasan yang baik.

2.22.9.3. Pondasi atau tumpuan perancah harus datar, kuat dan


bisa menopang beban maksimum tanpa mengalami
penurunan atau pergeseran (temasuk pelat dasar,
pendukung, dan sebagainya). Barang-barang yang tidak
stabil/mantap; seperti tong, kotak, batu bata atau balok
semen, tidak boleh dipakai sebagai dasar, atau untuk
menopang perancah atau papan.

2.22.9.4. Setiap perancah termasuk perlengkapannya, seperti; pipa


penguat, siku penguat, tiang penopang, kaki berukir,
tangga dan lain-lain, yang telah rusak atau aus harus
segera diganti. Papan perancah tidak boleh berlubang,
retak, bergelombang, atau kerusakan lainnya. Papan yang
rusak harus dihancurkan.

2.22.9.5. Personil yang tidak berhubungan dengan pekerjaan


pemasangan atau pembongkaran perancah tidak boleh
berada di daerah operasi saat aktifitas berlangsung atau
sewaktu dilakukan pemasangan material yang besar tepat
di atas perancah.

2.22.9.6. Tangga masuk harus disediakan dan dibuat seaman


mungkin di semua lantai kerja.

2.22.9.7. Semua pipa dan sambungan-sambungan perancah atau


bagian integralnya tidak boleh dianggap sebagai jalan
masuk.

2.22.9.8. Semua jalan masuk dan daerah perancah harus bebas


dari sampah/barang sisa dan bahan-bahan konstruksi agar
jalan masuk/keluar ke/dari daerah perancah aman.

2.22.9.9. Bahan-bahan, perkakas, perlengkapan, dan sebagainya


tidak boleh dibawa turun atau naik jika itu akan
membahayakan keselamatan si pembawa.

2.22.9.10. Tangga logam maupun perancah tidak boleh dipakai


disekitar peralatan atau konduktor listrik yang
memungkinkan timbulnya bahaya tersengat listrik. kecuali
jika alat tersebut sudah diisolasi dengan aman.

2.22.9.11. Tangga harus diikatkan.

2.22.9.12. Sama sekali tidak boleh lebih dari satu orang yang berada
di tangga pada setiap saat waktu naik atau turun. Setiap
orang harus menghadap ke tangga dan tidak boleh
membawa sesuatu dengan tangan, yang bisa

57
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
membahayakan keselamatan mereka sendiri atau orang
lain.

2.22.9.13. Setiap tangga harus menonjol sedikitnya 1 m di atas dasar


atau tempat lain yang digunakan sebagai landasan.

2.22.9.14. Pipa atau kopling perancah tidak boleh digunakan untuk uji
coba pengelasan atau hal lain yang dapat menyebabkan
kerusakan.

2.22.10. TANGGA

2.22.10.1. Tangga disandarkan ke penyanggah, dengan jarak kaki


tangga ke penyangga ¼ kali tinggi penyangganya.

Misalnya tangga berukuran 12 kaki harus diletakkan 3 kaki


dari dinding mau penyanggah lain, dengan puncak tangga
bersandar/menempel pada dinding atau penyanggahnya.

2.22.10.2. Tangga tunggal atau yang diperpanjang harus dipakai


mendekati posisi vertikal dan tidak boleh dipakai dalam
posisi horisontal.

2.22.10.3. Tangga tidak boleh diletakkan di dekat pintu atau posisi


yang bisa menyebabkan terlanggar, sehingga jatuh kecuali
jika telah diberi penghalang.

2.22.10.4. Kaki tangga harus diletakkan dalam sepatu tangga yang


kokoh, terutama di tanah / las yang lunak.

2.22.10.5. Tangga tidak boleh disandarkan pada benda-benda yang


tidak aman, seperti kaleng yang tidak diberi penghalang /
pengganjal.

2.22.10.6. Tiap tangga harus diikat atau dipegangi dengan kuat oleh
seseorang saat dipakai.

2.22.10.7. Tangga harus diperpanjang kira-kira 3 kaki (1 meter) jika


dipakai di daerah yang tinggi.

2.22.10.8. Tangga aluminium atau besi tidak boleh dipakai di daerah


yang dikelilingi kabel listrik, fiberglass, dengan kata lain,
tangga kayu harus digunakan di daerah dengan bahaya
listrik.

2.22.10.9. Saat menaiki atau menuruni tangga :


a. Peganglah tangga dengan kedua tangan.
b. Posisikan badan menghadap tangga.
c. Jangan meluncur di tangga.

58
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
d. Pastikan sepatu atau alas kaki kerja bebas dari minyak,
pelumas atau lumpur.
e. Jangan memanjat lebih tinggi dari anak tangga atau
pada ujung tangga dan pada kedua puncak tangga.
f. Hanya satu orang yang bisa menaiki tangga.

2.22.10.10.Merawat dan menggunakan tangga :


a) Tangga dua sisi harus terbuka penuh dan dikunci
sebelum dipakai.
b) Periksa kerusakan yang ada pada tangga.
c) Tidak boleh memakai tangga pengganti sementara atau
perancah aluminium.
d) Tidak boleh menyambung atau mengikat dua tangga,
atau Iebih untuk memperpanjang tangga.
e) Tangga harus dipakai sesuai dengan fungsinya.

2.22.10.11.Setiap tangga harus diperiksa secara berkala.

2.22.10.12.Tangga dengan pegangan samping yang terbelah atau


rusak: anak tangga yang hilang, rusak, longgar atau
hancur segera disingkirkan dan tidak boleh dipakai.

2.22.10.13.Untuk menambah tingginya, tangga tidak boleh diganjal


dengan kotak, tong atau alas yang mudah bergerak.

2.22.10.14.Tinggi maksimum tangga tunggal tidak boleh Iebih dari 9


m, tangga yang bisa diperpanjang tidak boleh melebihi 15
m.

2.22.10.15.Tangga aluminium tidak boleh dipakai di tempat yang


memungkinkan adanya bahan-bahan yang dapat merusak
aluminium, seperti: bahan senjata tajam, cairan, kapur dan
semen basah.

2.22.10.16.Jika tangga yang diperpanjang dipakai penuh, harus


bertumpang tindih, tangga minimum berjarak empat anak
tangga.

2.23. PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA

2.23.1. KERANGKA PROSEDUR UMUM

PT LINNUS MARINE akan mentaati peraturan pemerintah tentang


bahan berbahaya khususnya peraturan yang dikeluarkan oleh
Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, Departemen
Kesehatan dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Namun
demikian berikut adalah ketentuan pengendalian “Bahan

59
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Berbahaya” yang diterapkan dalam operasion:

2.23.1.1. Semua bahan-bahan berbahaya yang digunakan dicatat


dalam daftar kontrol.

2.23.1.2. Semua bahan berbahaya dilengkapi Lembar Informasi


dengan Keselamatan Bahan Berbahaya (Material Safety
data Sheet/MSDS) yang benar.

2.23.1.3. Penambahan bahan-bahan berbahaya lain untuk


keperluan operasi harus dimasukan dalam daftar,
sedangkan penilaian resiko dan pengendaliannya
dilakukan secara intensif.

2.23.1.4. Instruksi, dokumentasi, formulir dan prosedur yang jelas


dikeluarkan oleh bagian-bagian terkait.

2.23.1.5. Pelatihan yang sesuai untuk karyawannya akan


disediakan.

2.23.1.6. Personil yang terpapar sumber bahaya tetapi tidak


terpantau kadar paparannya harus dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai.

2.23.1.7. Para personiI yang terpapar bahan berbahaya akan


dipantau dan diamati kesehatannya.

2.23.1.8. Pencatatan sistem pengendalian bahan berbahaya


dilakukan dalam format yang sesuai dan dapat ditindak
lanjuti.

2.23.1.9. Efektivitas prosedur dan proses implementasinya akan


dipantau oleh K3LL Departemen.

2.23.2. Sifat Alamiah dari Bahan Berbahaya

Paparan bahan kimia dapat rnempengaruhi kesehatan karyawan,


dimana bahan tersebut dapat mengenainya dengan berbagai cara
antara lain :

2.23.2.1.Bila terhirup dapat merusak sistim pernafasan.

2.23.2.2.Bila terhirup diikuti terserap ke dalam aliran darah, dapat


merusak organ tubuh,

2.23.2.3.Dapat terjadi iritasi pada mata, hidung dan jalur


pernafasan,

2.23.2.4.Dapat terserap melalui kulit yang secara Iangsung masuk

60
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
aliran darah,

2.23.2.5.Bila termakan, kemudian akan terserap masuk aliran


darah.

Dari keterangan di atas, jalan utama masuknya bahan


berbahaya ke dalam tubuh adalah melalui cara terhirup
dikarenakan luasnya area permukaan sistem pernafasan
dan mudahnya kerusakan pada daerah tersebut.

Bentuk-bentuk bahan kimia yang membahayakan


kesehatan dikategorikan sebagai berikut :

 Debu
 Asap
 Kabut
 Uap
 Gas atau Cairan

2.23.3. Pengendalian

2.23.3.1. Penilaian

Penilaian resiko yang berkenaan dengan penggunaan


bahan berbahaya harus disiapkan.
Penilaian tersebut harus meliputi batasan kejadian,
pengukuran, pengendalian, Alat Pelindung Diri yang
diperlukan, dan pemantauan yang diperlukan.

2.23.3.2. Pengendalian Paparan

Bilamana paparan terukur maka beberapa urutan


pengendalian harus dipertimbangkan secara bergantian.
Pemakaian Alat pelindung Diri hanya merupakan "usaha
terakhir", jika cara pengukuran lain tidak dapat
dilakukan. Urutan pengendalian tersebut adalah :

 pemusnahan bahan secara bersamaan, penggantian


dengan bahan atau bentuk yang kurang berbahaya
dari bahan yang sama,
 penutupan total suatu proses untuk menghilangkan
kemungkinun dari paparan.
 penutupan sebagian dengan ventilasi lokal untuk
meyakinkan pengendalian, hanya dengan ventilasi
lokal,
 perancangan ventilasi umum untuk mengurangi
konsentrasi bahan berbahaya di tempat kerja pada
tingkat yang dapat diijinkan,

61
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
 pengurangan jumlah pekerja yang terpapar terhadap
bahan berbahaya atau pengurangan waktu paparan,
 pemeliharaan kebersihan,
 penyediaan fasilitas penyimpanan dan pembuangan
yang aman.
 penyediaan Alat Pelindung Diri yang sesuai,
 pelarangan makan, minum dan merokok di tempat
yang terkontaminasi,
 penyediaan fasilitas mencuci, tempat ganti dan
penyimpanan pakaian yang terkontaminasi,

2.23.3.3. Pengukuran Pengendalian

Pemeriksaan visual pada seluruh proses perekayasaan


dan operasi harus dilakukan, dimana pengukuran
pengendalian dilakukan minimal satu kali sebulan,
Karyawan yang terlibat dalam pekerjaan ini
menggunakan instrumen yang diperlukan untuk
pendeteksian dan pengukuran lingkungan, terutama
pengukuran adanya bocoran bahan berbahaya,

Fasilitas ventilasi lokal pada bangunan diyakinkan cukup


tersedia, Lingkupnya akan bervariasi sesuai dengan
kompleksitas dari sistem, tetapi pada umumnya
dilakukan pada sistem sirkulasi ulang dengan
pengukuran konsentrasi kontaminasi dari udara balik.

2.23.3.4. Pemantauan Paparan

Pemantantauan paparan diperlukan untuk pemeriksaan


terhadap beberapa keadaan sebagai berikut :

2.23.3.4.1. Jika diperlukan, maka pada tahap awal perlu


dilakukan pemantauan untuk mengetahui
potensi gangguan bahan berbahaya yang.
perlu dihindari untuk tidak terjadi penyakit
pada karyawan.

2.23.3.4.2. Untuk mengetahui potensi bahaya


pencemaran dan peledakan.

2.23.3.4.3. Pemantauan dilakukan oleh personil yang


terlatih.

2.23.3.5. Pengamatan Kesehatan

Pengamatan kesehatan dilakukan pada saat yang


sesuai, antara lain terhadap pekerja yang terpapar

62
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
bahan berbahaya, dimana rasa saat itu dengan alasan :

 Suatu penyakit yang diidentifikasi adanya efek yang


kurang menguntungkan bagi kesehatan karena
paparan,
 Merupakan kesempatan yang baik untuk perbaikan,
kemungkinan kondisi serupa tidak akan terjadi di
sekitarnya,

Beberapa contoh untuk teknik pengamatan


kesehatan yang tepat adalah :

 pemeriksaan kulit bagi personil yang bekerja dengan


minyak mineral,
 tes darah dan urin bagi personil yang bekerja
dengan bahan pelarut,
 uji fungsi paru-paru bagi personil yang bekerja
dengan isocyanates dan asap las.

2.23.3.6. Informasi, Instruksi and Pelatihan

Bagi para pekerja yang menangani bahan berbahaya


diberikan informasi pelatihan yang sesuai, antara lain:

 penjelasan bahaya dan resiko terhadap kesehatan


yang timbul dari penggunaan bahan berbahaya di
tempat kerja.
 analisa hasil pemantauan paparan di tempat kerja.

2.23.3.7.Pengendalian Pada Bagian Pembelian dan Penyimpanan

Hanya produk-produk dan bahan-bahan kimia yang telah


direkomendasikan oleh customer/ klien dan telah dianalisa
oleh staf yang kompeten yang dapat dipakai untuk
operasional PT LINNUS MARINE.
Petugas Gudang harus menjalankan sistem tersebut.
Apabila pemakai tidak mengerti karakteristik kimia dan
implikasi bahan itu, maka mereka akan meminta untuk
mendapatkan penjelasan dari K3LL Departemen.

Seluruh tempat kerja PT LINNUS MARINE (di darat dan


lepas pantai) akan memelihara arsip berisi informasi
tentang bahan-bahan berbahaya tersebut dengan MSDS
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat yang umum dipakai
di PT LINNUS MARINE Ketika bahan ini disimpan,
dipesan, dibeli atau dikirim ke lokasi-lokasi kerja, maka
bahan-bahan tersebut juga akan dilengkapi dengan MSDS.

63
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Petugas Gudang harus memelihara kelengkapan, dan
keakurasian MSDS ciri bahan-bahan yang ada. Selain
untuk mengetahui implikasi kesehatan, juga diperlukan
sebagai sumber informasi untuk seluruh aspek
penyimpanan, penanganan, dan tindakan kewaspadaan
bila terjadi kecelakaan, kebakaran, pecah, tumpah, dsb.

Label-label tanda bahaya harus ada di semua keadaan,


pengangkutan, penyimpanan drum, dsb. Tanda-tanda
bahaya dipasang sesuai yang tertera dalam MSDS.

2.23.3.8.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Ketika pengukuran pengendalian dilakukan, maka K3LL


Departemen menentukan hirarki pengukuran harus
ditentukan, sebelum APD dipertirnbangkan untuk
digunakan, APD hanya dipakai bilamana pengamanan lain
tidak mungkin dilakukan, dan paparan tidak bisa dicegah
atau dipantau oleh proses pengukuran tersebut.

Pengukuran pengendalian yang lain diperinci oleh


peraturan-peraturan yang dapat saja merupakan
kombinasi seperti berikut ini :

a) proses penutupan dan sistem penanganan secara


totaI.
b) tempat kerja alau proses kerja (sistem kerja) untuk
meminimalkan timbulnya, atau terkandungnya debu,
asap dsb. yang berbahaya dan membatasi daerah
yang terkontaminasi dikarenakan tumpahan atau
bocoran.
c) ventilasi yang memadai.
d) pengurangan jumlah pekerja yang terbuka dan
pengecualian akses yang tidak utama.
e) penyediaan tempat penyimpanan dan pembuangan
bahan berbahaya yang aman demi pertimbangan
kesehatan dan lingkungan.
f) larangan makan, minum, merokok, dsb. di tempat kerja
yang terkontaminasi.
g) penyediaan fasilitas yang memadai untuk mencuci,
tempat ganti dan penyimpanan pakaian, termasuk
pengaturan pencucian pakaian kering yang
terkontaminasi.

2.24. BEKERJA DI KETINGGIAN

64
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.24.1. Sebisa mungkin, semua daerah kerja yang berada di ketinggian harus
memiliki panggung tempat kerja dengan ukuran dan kekuatan yang
sesuai untuk jenis pekerjaan yang dilakukan.

2.24.2. Tempat kerja diketinggian harus dilengkapi dengan pegangan tangan


ganda, dipasangi papan seluruhnya dan papan penahan samping.
Alat untuk naik dan turun (biasanya tangga aluminium) harus
disediakan. Dalam keadaan tertentu, pegangan tangan dari tali kawat
bisa digunakan jika pegangan tangan dari pipa yang seharusnya tidak
mungkin dipasang.

2.24.3. Jika ada orang yang bekerja di ketinggian tetapi lokasi kerja tidak
dilengkapi dengan panggung kerja atau pegangan tangan, ia harus
memakai sabuk pengaman dan mengikatkan tali pengamanan pada
rangka yang sesuai. (Juru ikat dan Pemasang Perancah tidak selalu
dapat memenuhi persyaratan tersebut, tetapi lakukanlah hal ini
sedapat mungkin).

2.24.4. Bendera peringatan sementara bisa dipasang dengan jarak 1 m


sebelum tepian yang tak berpengalaman, asalkan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kerja kurang dari 4 jam. Di atas 4 jam
susuran tangan harus dipasang.

2.24.5. Personil yang bekerja di dalam keranjang pengangkut harus selalu


memakai sabuk pengaman yang telah disetujui dan diamankan
dengan tali pengaman.

2.24.6. Personil yang bekerja di ketinggian harus memastikan bahwa sepatu


bootnya memiliki tapak yang aman dan bebas dari minyak atau
pelumas dan memakai safetyt belt & body harness.

2.24.7. Jika diperlukan, daerah di bawah orang yang bekerja di ketinggian


harus ditutup melingkar dan dipasangi tanda "ADA ORANG SEDANG
BEKERJA DI ATAS" / Safety Sign.

2.25. PENANGANAN GAS, MENGELAS, MEMOTONG DAN GERINDA

2.25.1. MENGELAS

2.25.1.1. Hanya Penjepit Elektroda yang resmi boleh digunakan.

2.25.1.2. Kabel pembumian kembali harus dalam kondisi baik dan


memiliki kapasitas penghantar arus yang aman.

2.25.1.3. Pipa yang mengandung gas atau cairan yang mudah


terbakar, atau pipa pelindung yang mengandung aliran

65
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
listrik tidak boleh dipakai sebagai Kabel pembumian
kembali.

2.25.1.4. Bila kerangka atau rangkaian pipa dipakai sebagai


pembumian kembali, harus dipastikan bahwa kontak listrik
yang diinginkan terdapat pada semua sambungannya.

2.25.1.5. Semua mesin pengelas dan pemotong harus dihubungkan


ke tanah.

2.25.1.6. Operator harus memeriksa semua sambungan pembumian


untuk memastikan telah tersambung dengan baik.

2.25.1.7. Bila penjepit elektroda akan ditinggalkan tidak ditunggui,


elektroda harus dilepas dan penjepitnya itu harus
diamankan.

2.25.1.8. Perlengkapan yang salah atau rusak harus dilaporkan


kepada supervisor.

2.25.1.9. Jika diperlukan. Semua pengelasan yang memancarkan


bunga api dan pekerjaan pemotongan harus diberi tirai.

2.25.1.10. Sebelum pengelasan, pemotongan atau pemanasan


karyawan yang akan bekerja harus mengetahui letak
pemadam api yang terdekat.

2.25.1.11. Pakaian yang berminyak dan memiliki kantong terbuka dan


manset tidak boleh dipakai saat pengelasan.

2.25.1.12. Pijaran besi panas atau bara besi jangan sampai jatuh ke
bahan-bahan yang mudah terbakar atau mengenai orang.

2.25.1.13. Botol gas yang bertekanan tidak boleh digunakan untuk


penyangga pada waktu pengelasan dan pemotongan.

2.25.1.14. Diminta untuk memakai fire blanket untuk melindungi


karyawan, peralatan maupun bangunan.

2.25.1.15. Untuk mencegah kemungkinan resiko kebakaran di tempat


kerja, diminta perhatian, terutama kepada kebersihan
lingkungan, pemotongan dan operasi pengelasan.

2.25.1.16. Jangan buang kawat las ke dalam pipa perancah.

2.25.1.17. Ventilasi yang memadai harus disiapkan pada waktu


pengelasan di dalam ruang tertutup guna mencegah
menambah bahaya karena asap.

2.25.1.18. Diminta untuk menggunakan masker yang benar untuk

66
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
operasi pengelasan di dalam ruang tertutup.

2.25.1.19. Mesin Las akan diperiksa setiap enam bulan sekali.


Gunakan daftar pemeriksaan. Setelah pekerjaan selesai
dengan baik. stiker tanda telah disetujui harus dipasang
dan diberi tanda yang permanen.

2.25.2. BOTOL GAS

2.25.2.1. Semua botol gas harus dilindungi dari penyerapan panas


yang berlebihan.

2.25.2.2. Semua botol gas yang digunakan harus diletakkan dengan


mantap atau dimasukkan dalam rak yang dapat
dipindahkan agar tidak jatuh atau terguling.

2.25.2.3. Botol gas, saat diangkat. harus dimasukkan ke dalam


kereta. jaring-jaring atau tempat lain yang aman. Tidak
boleh diangkat dengan memakai magnet. tali, kabel atau
rantai.

2.25.2.4. Botol gas tidak boleh diletakkan di tempat yang


memungkinkannya menjadi bagian dari pengantar listrik.

2.25.2.5. Sama sekali tidak boleh mencoba memindahkan acetylene


dari satu botol ke botol yang lain atau mencampur gas di
dalam sebuah botol

2.25.2.6. Oksigen atau botol gas lain tidak boleh disimpan di dekat
tempat yang sangat mudah terbakar atau berdekatan
dengan bahan yang mudah terbakar, terutama minyak dan
pelumas.

2.25.2.7. Botol oksigen dan acetylene yang kosong harus diberi


tanda "kosong" dan dipisahkan dari botol yang penuh.

2.25.2.8. Botol harus diletakkan dalam posisi tegak dan pelindung


katup harus terpasang di tempatnya.

2.25.2.9. Bukalah katup-katup oksigen dan gas pembakar perlahan-


Iahan. Bersihkan selang-selang sebelum menyalakan
suluhnya.

2.25.2.10. Perlengkapan harus selalu bersih, bebas dari minyak dan


dalam keadaan yang baik. Katup, kopling, pengatur
tekanan, pipa dan suluh tidak boleh dilumasi. Minyak dan
pelumas yang bersenyawa dengan oksigen yang
dimampatkan akan mudah terbakar.

67
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.25.2.11. Selain gas pembakar dan selang oksigen harus dapat
dibedakan satu dengan lainnya secara mudah.

2.25.2.12. LPG dan acetylene tidak boleh digunakan dengan tekanan


melebihi ukuran tekanan keselamatan kerja.

2.25.2.13. Pemadaman api bahan kimia kering atau Carbon Dioksida


harus selalu berada di dekat tempat kerja yang
menggunakan gas pembakar dalam botol. Penahan nyala
balik akan disediakan di pipa pemasok dan disaIurkan
manifold untuk menghindari nyala balik.

2.25.3. PEMOTONGAN DENGAN OKSIGEN

2.25.3.1. Tidak diperbolehkan memulai pemotongan tangki bejana


atau drum, yang mungkin mengandung bahan yang mudah
terbakar atau meledak, tanpa membersihkan semua sisa
bahan atau uap yang mudah meledak.

2.25.3.2. Respirator yang resmi harus dipakai saat melakukan


pemotongan dengan oksigen di permukaan yang bercat
atau yang digalvanisir, terutama di ruangan tertutup.

2.25.3.3. Saat bekerja di dalam bejana, pipa atau ruang tertutup


lainnya, botol gas harus selalu berada di luar.

2.25.3.4. Suluh dan selang harus ditarik ke luar dari ruangan


tertutup setelah pekerjaan selesai atau selama istirahat.

2.25.3.5. Obor dan selang yang berhubungan dengan sumber Oxy /


Acetylene / LPG tidak boleh dikunci di lemari, kotak
peralatan, dan lain-lain.

2.25.3.6. Semua selang dan suluh harus diperiksa secara berkala


untuk menghindari kebocoran atau kerusakan lain.

2.25.3.7. Oksigen tidak boleh digunakan sebagai ventilasi atau


untuk membersihkan asap di ruangan tertutup.

2.25.3.8. Bagian material yang lebar yang akan di potong harus


diletakan dengan aman sebelum di potong.

2.25.3.9. Penjaga kebakaran harus siaga di lingkungan berbahaya.

2.25.4. MENGERINDA

2.25.4.1. Peralatan untuk menggerinda harus diperiksa


kerusakannya sebelum dipakai.

68
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.25.4.2. Kecepatan piringan atau batu gerinda harus sesuai dengan


kecepatan mesin. Sama sekali dilarang memakai mesin
gerinda yang dipasangi dengan piringan yang memiliki
kecepatan kurang dari kecepatan maksimum mesin yang
dipakai.

2.25.4.3. Piringan harus dipakai dengan benar dan dikencangkan


dengan memakai perkakas yang disediakan.
Mengencangkan flens piringan tidak boleh memakai alat
yang tajam atau tidak sesuai.

2.25.4.4. Semua gerinda harus dipasang pengaman yang disetujui


oleh pabrik.

2.25.4.5. Sambungan selang udara harus dijepit dengan penjepit


yang tepat dan aman. Kendali "penutup" harus dipakai
pada gerinda bertenaga udara.

2.25.4.6. Operator gerinda dan personil disekitarnya harus memakai


kacamata anti debu, masker juru las atau kacamata
pengaman dan pelindung wajah penuh.

2.25.4.7. Gerinda harus dipasang dengan benar dan posisi si


operator harus mantap.

2.25.4.8. Barang yang digerinda harus diikat dengan baik selama


digerinda.

2.26. PENGECATAN

2.26.1. PERALATAN MENGECAT

2.26.1.1. Tempat dimana para pekerja dapat berhubungan langsung


dengan uap, gas dan asap yang berbahaya, harus
berventilasi dengan baik untuk mencegah pekerja cedera,
ledakan dan penyalaan. Karena banyak jenis produk yang
mudah terbakar.

2.26.1.2. Untuk pengecatan didekat peralatan yang menghasilkan


loncatan bunga api dan sedang dioperasikan harus ada ijin
kerjanya.

2.26.1.3. Selama pengecatan dengan memakai semprotan harus


mengenakan alat pelindung mata dan pakaian pelindung

2.26.1.4. Krim pelindung yang tidak larut dalam minyak. harus


dioleskan dibagian tubuh yang teluka.

69
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.26.1.5. Kaustik soda atau larutan alkalik tidak boleh digunakan


untuk menghapus cat lama. Buang sisa-sisa cat dan
pelarut kedalam drum khusus yang diberi tanda "cat sisa"
dengan jelas. Cat dan pelarut tidak boleh dibuang ke-parit.

2.26.1.6. Penyimpanan cat dan pelarut harus sesuai dengan semua


tata-cara penyimpanan yang aman dan sesuai dengan
prosedur pemeliharaan yang baik

2.26.1.7. Ditempat pengecetan harus dipasang tanda, peringatan


"Dilarang Merokok".

2.26.1.8. Pasang pagar tali atau barikade disekeliling daerah kerja


untuk mencegah masuknya orang lain.

2.26.1.9. Setiap tukang cat harus terbiasa dengan persyaratan


pencegahan kebakaran dan perlunya ventilasi.

2.26.1.10. Ditempat pengecatan harus tersedia sejumlah alat


pemadam kebakaran yang rnemadai.

2.26.2. PERALATAN CAT BERTEKANAN

2.26.2.1. Hanya peralatan cat bertekanan yang telah difabrikasi dan


bersertifikat sesuai dengan persyaratan yang ditempatkan
oleh pemerintah atau oleh ASME, yang boleh digunakan.

2.26.2.2. Lakukan pengujian setiap hari terhadap katup pengaman


peralatan yang bertekanan.

2.26.2.3. Nozzle semprot harus dilengkapi dengan deadman valve


(kran yang membuka hanya jika pelatuk ditekan) yang
dapat dioperasikan dari jarak jauh. Kran ini tidak boleh
diikat mati atau dipasang dengan cara apapun yang dapat
menghalangi fungsinya. Nozzle, tangki dan peralatan tekan
harus ditanahkan dan diperiksa secara periodik oleh
tukang listrik untuk menjamin bahwa peralatan selalu
terhubung tanah dengan baik.

2.26.3. PERALATAN CAT TANPA UDARA

2.26.3.1. Yakinkan bahwa semua konektor telah kencang / erat dan


pistol semprot telah dihubung ke tanah melalui konektor
dan selang, sebelum pompa dijalankan.

2.26.3.2. Semua peralatan harus memakai fitting tekanan tinggi.

70
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.26.3.3. Selang fluida bertekanan tinggi harus diperiksa rutin setiap
hari dan menyeluruh apakah terpuntir, bengkok I terabrasi
sebelum pekerjaan mulai.

2.26.3.4. Pistol semprot harus ditangani dengan hati - hati.


Semprotan tidak boleh diarahkan kebagian manapun dari
tubuh, terutama jika nozzle lepas.

2.26.3.5. Pekerja tidak boleh mengganti nozzle tanpa melepas


pelatuk terlepas sebelum tekanan fluida dilepas.

2.26.3.6. Pekerja tidak diijinkan melepas selang sebelum tekanan


fluida dilepas.

2.26.3.7. Pistol semprot harus dilengkapi dengan deadman switch.


Pengontrol manual tidak boleh diikat mati atau dipasang
dengan cara apapun yang menghalangi pelepasan
sewaktu akan dilepas.

2.26.3.8. Pistol semprot harus diperiksa sebelum dan selama


penggunaan untuk menjamin kontrol penutup bekerja
secara otomatis jika pistol dilepas. Jika pistol tidak tertutup
dan harus diperiksa apakah kotor. aus atau penyetelan
yang tidak tepat

2.27. PENYEMPROTAN PASIR

UMUM

2.27.1. Harus ada surat ijin pekerjaan panas sebelum operasi sandblasting
ditempat berbahaya dimulai. Spesifikasi standar divisi harus ditelaah
lagi dan dimasukkan pada operasi sandblast yang besar.

2.27.2. Sebelum pekerjaan sandblasting dimu!ai persetujuan dari Supervisor


PT LINNUS MARINE harus didapatkan. Supervisor tersebut harus
memeriksa tempat kerja. peralatan yang akan dibersihkan dengan
sandblast dan peralatan sandblast untuk menyakinkan bahwa
kondisinya sudah tepat. Peralatan memadai dan pekerja yang
berkepentingan.

2.27.3. Selama melakukan pekerjaan sandblasting semua pekerja harus


mengenakan alat pernapasan tahan semprotan abresive dan
peralatan pelindung perorangan.

2.27.4. Pekerja yang bekerja didaerah operasi sandblasting harus


mengenakan respirator debu dan peralatan pelindung lainnya.

2.27.5. Sedapat mungkin. hindari bekerja di arah angin dari operasi

71
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
sandblasting. Jika terpaksa bekerja diarah angin, disarankan agar
para pekerja mengenakan respirator debu atau respirator yang
disuplai. Kondisi angin dapat menyebabkan daerah bahaya
berpindah-pindah.

2.27.6. Harus selalu tersedia kotak P3K dan alat pemadam kebakaran dan
para pekerja harus terbiasa dengan penggunaan alat-alat semacam
itu.

2.27.7. Dilarang melakukan pekerjaan sandblasting pada permukaan baja


disekitar tempat bercampurnya gas yang mudah terbakar atau
meledak tanpa mengikuti prosedur untuk mencegah timbulnya listrik
statis.

2.27.8. Sesaat sebelum pekerjaan sandblasting dimulai udara didaerah kerja


harus diperiksa terhadap kemungkinan adanya gas yang mudah
terbakar. Karena bahaya timbulnya bunga api pada sandblasting.
maka proses Sandblasting tidak diijinkan didaerah dimana udara
mengandung gas yang mudah terbakar dimana konsentrasi lebih
besar dari 10% diatas batas ledak terendah (LEL).

2.27.9. Hentikan dan lindungi peralatan yang beroperasi disekitar daerah


pengerjaan sandblasting, jika kondisi dan situasi memungkinkan.

2.27.10. Bangunan, peralatan, alat-alat listrik dan kabel-Kabel harus dilindungi


sebelum pekerjaan sandblasting dimulai.

2.27.11. Semua peralatan sandblasting diinspeksi dan dirakit dengan baik dan
dilengkapi dengan alat-alat pengaman serta alat-alat ukur, serta
digunakan secara benar.

2.28. KESELAMATAN KENDARAAN DARAT

2.28.1. TEKNIK MENGEMUDI SECARA DEFENSIF

2.28.1.1. Semua pengemudi kendaraan bermotor PT LINNUS


MARINE harus mempraktekkan teknik mengemudi
kendaraan secara defensif, ketika sedang bertugas.

2.28.1.2. Semua pengemudi kendaraan bermotor perusahaan harus


hafal dan patuh kepada peraturan lalu-lintas baik umum
maupun setempat.

2.28.1.3. Pada semua kendaraan perusahaan harus dipasang sabuk


pengaman. Semua penumpang mobil perusahaan dan
mobil pribadi yang digunakan untuk urusan kerja harus
mengenakan sabuk pengaman didalam kabin dan tidak
diijinkan naik di bak pick-up atau truk dijalan umum.

72
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.28.1.4. Pengendara harus membiasakan diri untuk melihat


sekeliling kendaraan, melihat adanya kemungkinan bahaya
sebelum masuk kedalam kendaraan dan menjalankannya.

2.28.1.5. Jika terpaksa melakukan manuver kendaraan ditempat yang


sempit yakinkan bahwa jalan telah kosong dan pengemudi
dapat melihat keseluruh daerah tersebut. Jika pandangan
pengemudi terhalang harus dibantu oleh orang lain dari
pandangan yang terhalang.

2.28.1.6. Jika mungkin hindari memarkir kendaraan dengan cara


mundur. Jika pekerja yang sedang mengemudikan
kendaraan perusahaan merasa mengantuk harus digantikan
oleh pekerja lain yang dapat mengemudi. pekerja tersebut
harus menghentikan kendaraan sebelum dapat mengemudi
dengan aman.

2.28.1.7. Jangan berusaha untuk melakukan suatu pekerjaan atau


mengemudi jika anda habis minum minuman beralkohol
atau obat tidur.

2.28.1.8. Sebelum menghidupkan mobil anda dipagi hari bersihkan


semua jendela. Hanya membersihkan sebagian kecil kaca
depan tidak memberikan pandangan yang cukup luas.

2.28.1.9. Mengemudi adalah tugas utama. Pengemudi tidak boleh


mengendarai kendaraan sambil melakukan kegiatan lain.
Sebagai contoh pada waktu memutar nomor telepon mobil,
menempatkan gelombang pada komunikasi radio dan arah
atau sedang membuat catatan. kendaraan harus
dipinggirkan dan dihentikan pada saat melakukan hal-hal
tersebut.

2.28.1.10. Pada setiap kendaraan perusahaan dipasang kaca spion,


disarankan menggunakan kaca spion wide angle atau fish
eye karena kaca spion semacam ini menambah luas area
pandangan pada tempat tempat tertentu.

2.28.1.11. Dilarang mengemudikan mobil secara tidak aman dan


tidak sopan, misalnya mengemudi secara ugal-ugalan,
tidak menghormati hak pejalan kaki. melanggar peraturan-
peraturan lalu lintas dan segala macam kecerobohan yang
disengaja.

2.28.1.12. Pengendara peralatan otomotif yang bekerja diwilayah


kerja perusahaan harus mematuhi aturan lalu-lintas yang
berlaku.

2.28.1.13. Mengemudi pada batas kecepatan maksimum pada situasi

73
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
tertentu berbahaya bagi keselamatan. Pengemudi
kendaraan perusahaan harus dapat mempertimbangkan
sebaik-baiknya dan mengatur kecepatan sesuai dengan
kondisi kendaraan, jalan lalu-lintas dan cuaca.

2.28.1.14. Jangan membawa benda-benda lepas. misalnya topi yang


keras, buku dan lain-lain, dibelakang tempat duduk bagian
belakang.

2.28.2. PEMERIKSAAN, SERVIS, DAN REPARASI MEKANIK

2.28.2.1. Kendaraan harus selalu dijaga dalam kondisi yang baik


dengan perhatian khusus pada rem minyak, lampu,
klakson. wiper, kemudian ban. Jika pengemudi melihat
adanya kerusakan mekanis atau kondisi yang berbahaya
pada kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya, harus
segera mengurus untuk dilakukan reparasi terhadap
kendaraan tersebut. Jika mobil tersebut adalah kendaraan
pool. pengemudi harus melaporkan kondisi kendaraan
kepada petugas yang bertanggung jawab atau kepada
K3LL Departemen secepatnya.

2.28.2.2. Mekanisme kemudi harus diperiksa secara periodik.


Setelah dipakai di medan yang parah, bersemak-semak,
terperosok kedalam lubang yang dalam, harus mendapat
pemeriksaan khusus.

2.28.2.3. Kondisi mekanis bagian depan, alignment roda dan stelan


rem kendaraan PT LINNUS MARINE harus diperiksa
secara visual sekurang-kurangnya setiap 30 hari. Saluran
minyak rem harus diperiksa bila ada kerusakan sekurang-
kurangnya 6 bulan. Jika ada kerusakan harus segera
diperbaiki dan diganti.

2.28.2.4. Pewarnaan atau pembayangan kaca depan tidak lebih


40% dari kaca depan tersebut.

2.28.2.5. Untuk mencegah masuknya asap yang beracun ke kabin


penumpang, periksalah kendaraan dan pipa knalpot mobil
penumpang secara regular.

2.28.2.6. Korek api yang menyala atau segala macam loncatan


bunga api lainnya harus dijauhkan dari aki yang terbuka
selama kendaraan diservis atau diperiksa. Air aki
menghasilkan gas hidrogen yang sangat eksplosit.

2.28.2.7. Elektrolit atau campuran asam dalam air aki dapat


merusak pakaian dan kulit cuci tangan sampai bersih
sesudah memeriksa aki.

74
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.28.2.8. Untuk menghindari semburan air panas, hati-hati waktu


membuka tutup radiator untuk memeriksa air pendingin
pada saat mesin masih pada temperatur operasi.
Membuka tutup radiator sebaiknya pada waktu mesin
dingin.

2.28.2.9. Jika memancing aki yang mati pada suatu kendaraan. ikuti
prosedur berikut untuk mencegah terjadinya busur listrik
waktu menghubungkan kabel jumper ke kutub-kutub aki.

a) Pada waktu melakukan pemancingan kaca mata


keselamatan harus dipakai.

b) Sambungkan satu kabel ke kutub aki (umumnya kutub


positip) yang mati. Sambungkan ujung lain dari kabel
tersebut ke kutub positif aki pemancing.

c) Sambungkan salah satu ujung kabel lainnya ke kutub


negatip aki pemancing dan sambungkan ujung positif
kabel yang masih ada lainnya ke-blok atau rangka
mesin dimana jarak antara kedua aki tersebut kira-kira
dua feet. Jangan hubungkan kabel ke kutub negatip aki
yang mati.

d) Setelah mesin hidup, lepas kabel pentanahan aki


pemancing dari blok atau rangka mesin. Hati-hati
terhadap bagian bagian mesin yang bergerak waktu
melepas kabel tersebut. Kemudian lepas ujung lain
dari dari kutub aki pemancing. Waktu melepas kabel
positip, lepas dulu ujung yang tersambung pada aki
pemancing dan sesudah itu lepas ujung lainnya dari
kutub positif aki yang mati. Hati-hati jangan sampai
ujung kabel positif menyentuh logam/beban mesin atau
kendaraan.

2.28.2.10. Pabrik pembuat mobil kemungkinan menyarankan cara


yang lain. Ikuti petunjuk pabrik pembuat yang dicantumkan
dalam petuniuk pengoperasian.

2.28.3. TRUK

UMUM

2.28.3.1. Dilarang membawa cairan-cairan yang mudah terbakar


dengan truk pekerja, kecuali jika disimpan dalam kontainer
dengan tutup berulir atau pegas. Aturan ini tidak berlaku
untuk cat yang boleh dibawa didalam kotak karton

75
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.28.3.2. Roda pada truk harus diperiksa selambat-lambatnya


seminggu sekali untuk mengetahui apakah semua baut
dan murnya terpasang kuat.

2.28.3.3. Pada truk-truk pengangkut pekerja, semua alat-alat harus


dibawa diluar kabin, ditempatkan dengan aman.

2.28.3.4. Ketika tidak digunakan cranes dun hoistnya harus berada


pada tempatnya dan ditahan diam
2.28.3.5. Semua fitting, perkakas, perbekalan peralatan dan benda
lepas lainnya yang diangkut dengan truk harus diikat
dengan kuat atau diberi penahan agar tidak berjauhan ke
jalur kendaraan lain.

2.28.3.6. Pada waktu memompa ban berdirikan selalu ditepi untuk


menghindari cedera jika ring atau retaining ring lepas /
terlempar.

2.28.3.7. Bak truk harus selalu dijaga bersih dari minyak dan oli.

2.28.3.8. Semua truk harus dilengkapi dengan alat pemadam api,


kotak P3K dun peralatan keadaan darurat lainnya. Alat
pemadam api harus diisi kembali atau begitu habis
digunakan dan peralatan keadaan darurat lainnya harus
diganti setelah dipakai.

2.28.3.9. Trailer yang ditarik dengan batang penggandeng harus


dilengkapi dengan rantai cukup besar untuk menahan
beban jika pen batang penggandeng patah. Trailer juga
harus dilengkapi dengan berbagai cara untuk mencegah
pen tersebut terlepas.

2.28.3.10. Lantai bak truk harus dilapisi kayu supaya pipa duduk
pada kayu, tidak pada baja, cara ini juga menjamin
pengikatan papan yang lebih erat.

2.28.3.11. Beban tidak boleh memanjang langsung diatas kabin truk

2.28.3.12. Pada waktu bekeria atau mengemudi dibawah kabel listrik


tegangan tinggi. hati-hati jangan sampai gin pole atau
kabel-kabel lebrang atau peralatan lain menyentuh kabel
listrik. Jika mungkin putuskan dulu aliran listrik sewaktu
truk mengangkut beban berat. Jika aliran listrik tidak boleh
putus. harus ada orang yang bertugas diluar truk untuk
membimbing pengemudi.

2.28.3.13. Meloncatlah, jangan melangkah, dari atas kendaraan


ketanah, untuk menghindari shock jika kendaraan kena
aliran listrik. Tukang listrik harus membebaskan kendaraan

76
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dari muatan listrik sebelum orang lain boleh
menyentuhnya.

2.28.3.14. Dilarang menggunakan tiang listrik untuk mengaitkan


katrol kabel winch untuk memindahkan benda-benda berat
/ menarik truk yang terperosok.

2.28.4. MENAIKKAN DAN MENURUNKAN MUATAN

2.28.4.1. Pada waktu mengangkat kayu gelondongan, pipa atau


beban yang bermacam-macam, beban arus diikat kuat
dulu. Sesudah truk berjalan sebentar, rantai pengikat
harus dipererat lagi. Muatan seperti pipa/kayu
gelondongan selama bergoyang dalam perjalanan dapat
saling merapat sehingga menyebabkan rantai mengendor.

2.28.4.2. Empat buah rantai ditempatkan sebagai berikut untuk


dipakai dalam pemuatan pipa-pipa:
a. Disekeliling depan dan belster pendukung dan pipa
b. Disekeliling pipa dan dinding dekat dengan pendukung
untuk mendukung dua tiang kernbar.
c. Hanya disekeliling pipa ditengah-tengah muatan untuk
menjaga pipa agar tidak lari kalau rantai depannya
putus.

2.28.4.3. Satu rantai harus dipasang dengan benar pada muatan


sebe!um ada orang-orang masuk dibawah muatan untuk
melakukan. termasuk memasang tembakan lain dan rantai
tembakan boomer tambahan.

2.28.4.4. Truk yang sudah dimuati dipinggirkan dan ditempatkan


disebelah kanan. Kendaraan berat harus dipakai untuk
keperluan barang barang berat pula.

2.28.4.5. Kalau ujung rantai boomer yang kendor hilang, dilarang


untuk menarik atau tergantung tanpa muatannya.

2.28.4.6. Para pekerja dilarang berdiri tepat diatas tangkai boomer


sewaktu melepaskan rantai boomer.

2.28.4.7. Jika muatan diatas truk tersebut mulai guncangl


berjatuhan, para pekerja dilarang menghentikannya.

2.28.4.8. Para pekerja dilarang berada diantara peluncur


pembongkaran muatan kecuali diperlukan, kalau
pekerjaan tersebut memerlukan pekerja didaerah tersebut
maka pekerja lain harus diberitahu agar mereka tidak
melepaskan pipa-pipa, jangan menghentikan pipa yang
menggelinding dengan kaki atau badan.

77
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.28.4.9. Sebelum menurunkan pipa-pipa dari truk penghalang


dikedua sisi pada truk harus dilihat dulu apakah masih
aman kedudukannya untuk menjaga pipa agar tidak
menggelinding bila boomernya dilonggarkan.

2.28.4.10. Truk dimana pipa-pipa dibongkar harus tepat dijalurnya


dengan rak pipa agar sesuai sewaktu menggelindingkan
pipa-pipa pada saat meluncurkannya kedalam rak pipa.

2.28.4.11. Rak pipa yang bisa dibawa oleh truk-truk muatannya tidak
diperbolehkan berlebihan.

2.28.4.12. Hati-hatilah terhadap peralatan yang dipakai untuk


pengangkutan dengan keretakereta kecil agar tidak jatuh
atau ditarik sepanjang jalan. Proteksi yang memadai bagi
truk ini haruslah diadakan.

2.28.4.13. Kapasitas truk dan kemampuan ban tidak boleh dibebani


secara berlebihan.

2.29. KESELAMATAN KAPAL

2.29.1. KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL

2.29.1.1. Dilarang memindahkan pekerja dari kapal yang satu


kekapal yang lain tanpa menggunakan personil basket,
kecuali di laut yang tenang dan diatas ijin supervisor yang
bertugas.

2.29.1.2. Semua orang yang pindah dari kapal yang satu kekapal
yang lain harus selalu menggunakan alat penyelamat life
jacket / pelampung.

2.29.1.3. Semua orang yang bekerja dibawah cellar dock harus


selalu memakai alat yang aman.

2.29.1.4. Menyingkirlah dari semua tali jangkar dan tali yang tegang.

2.29.1.5. Waspadalah pada semua operasi pengangkatan, pusatkan


pandangan pada muatan dan tepat berada pada posisi
yang aman terhadap muatan.

2.29.1.6. Pada pemasangan alat-alat atau pengelasan di tempat


yang lebih tinggi dari kepala semua pekerja harus
menghindari benda-benda jatuh dari kotoran las.

2.29.1.7. Pekerja harus menjauh dari selang uap.

78
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.29.1.8. Biasakanlah diri anda dengan prosedur kebakaran,


keadaan dorurat dan pengosongan kapal atau perahu
kerja termasuk juga jalur evakuasi.

2.29.2. PROSEDUR PEMINDAHAN BAHAN

2.29.2.1. Sewaktu memindahkan barang dari kapal kargo ke barge,


semua orang yang terlibat harus memakai alat
penyelamatan.

2.29.2.2. Semua orang yang terlibat dalam operasi ini harus


waspada, rnemperhatikan katrol pada crane, kabel selang
dan muatan, serta harus berada ditempat yang aman dan
jika perlu dapat terjatuh ditempat dengan aman.

2.29.2.3. Para pekerja tidak boleh bekerja dibawah muatan yang


tergantung dan harus selalu berada ditempat yang aman.

2.29.2.4. Muatan harus diikat kuat tepat pada perahu supaya tidak
bergeser kesana kemari jika laut bergelombang waktu
melepas rantai tidak tersentak.

2.29.2.5. Pengujian alat-alat keselamatan perorangan, termasuk alat


penutup harus dilakukan sesuai dengan peraturan dari
badan-badan pemerintah atau petunjuk dari perusahaan.

2.29.2.6. Semua pemindahan alat keselamatan harus dilakukan


sesuai dengan prosedur yang diterbitkan saat ini yang
disetujui oleh manajemen PT LINNUS MARINE.

2.29.2.7. Orang tidak boleh berjalan atau berdiri dibawah gin pole
atau truk gin pole pada waktu gin pole sedang mengangkat
beban.

2.29.3. TRANSPORTASI DENGAN KAPAL ATAU PERAHU

2.29.3.1. Nakhoda setiap kapal yang dioperasikan untuk PT LINNUS


MARINE bertanggung jawab sepenuhnya atas
keselamatan kapal dan seluruh penumpang.

2.29.3.2. Untuk menjamin keselamatan penumpang dan kapalnya


nahkoda kapal harus melengkapi dan mengoperasikan
kapal baik milik sendiri maupun dikontrak perusahaan
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

2.29.3.3. Pengapalan barang-barang yang berbahaya harus


mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku.

79
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
2.29.3.4. Tempat pendaratan barge harus selalu dijaga pada kondisi
yang aman.

2.29.3.5. Semua aturan dan praktek keselamatan kerja yang


dikenakan pada barge milik perusahaan berlaku untuk
barge yang dikontrak.

2.29.3.6. Para penumpang harus naik dikabin dilarang naik keruang


kemudi kapal kecuali atas ijin nahkoda karena alasan
khusus.

2.29.3.7. Pada setiap barge harus tersedia kotak P3K.

2.29.3.8. Setiapbarge yang beroperasi dilaut terbuka harus


membawa kompas pelayaran yang harus diperiksa, dan
dikalibrasi setiap setengah tahun.

2.29.3.9. Setiap barge harus dilengkapi dengan peta-peta daerah


operasinya.

2.29.3.10. Rakit penyelamat, pelampung dan alat penyelamat lainnya


harus mudah dicapai jika diperlukan secara mendadak.

2.29.3.11. Pekerja yang naik di dek dan bekerja didek harus


menggunakan alat penyelamat.

2.29.3.12. Petugas penyelamat harus dilengkapi dengan lampu air


yang dipasang dengan selubung yang aman penting juga
untuk melengkapi dengan reflector.

2.29.3.13. Pada setiap kapal baik milik atau yang dikontrak oleh PT
LINNUS MARINE harus dicantumkan jumlah alat
penyelamat yang tersedia. Dalam keadaan bagaimanapun
jumlah penumpang tidak boleh melebihi jumlah alat.

2.29.3.14. Jumlah alat tidak boleh melebihi kapasitas tempat duduk


yang tersedia.

2.29.3.15. Dilarang kerja keluar dari kapal untuk melakukan reparasi.

2.29.3.16. Setiap kapal harus dilengkapi dengan alat pemadam api


portable. Semua alat pemadam api harus dijaga selalu
penuh.

2.29.3.17. Setiap kapal harus dilengkapi dengan lampu sorot yang


cukup kuat untuk menerangi daerah pendaratan.

2.29.3.18. Semua kapal harus ditata dengan baik. Barge harus bersih
dari kain lap berminyak dan sampah dan lambung kapal
harus dijaga selalu bersih. Lambung kapal hanya boleh

80
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
dipompa didaerah yang diijinkan.

2.29.3.19. Jika mungkin setiap barge harus dilengkapi dengan


jangkar yang ukurannya sesuai dengan rantai. jangkar
yang panjangnya enam kali kedalaman laut terbuka
dimana kapal tersebut biasanya beroperasi.

2.29.3.20. Harus dijaga selalu cukup pertukaran udara untuk


penumpang yang menempati kamar-kamar tertutup. Harus
segera dilakukan perbaikan jika diketahui ada asap knalpot
mesin kapal. Setiap orang harus melakukan tindakan
pengamanan khusus dan hati-hati dengan tangan dan jari
disekitar pintu dan engsel pintu. Jika tingkat kebisingan
berlebihan pelindung telinga harus digunakan.

2.29.3.21. Nahkoda harus memberitahu para penumpang tentang


prosedur dan saat yang paling aman untuk naik dan turun
dari kapal. Petunjuk tersebut harus dipatuhi sepanjang
kondisi perpindahan memungkinkan dan dinilai aman.

2.29.3.22. Nahkoda bertanggung jawab untuk melaporkan dengan


radio kepada pejabat yang berwenang tentang semua
kerusakan pada alat bantu navigasi, baik milik perusahaan
maupun sewaan untuk segera diperbaiki.

2.29.3.23. Dilarang berjalan didalam perahu dengan kedua tangan


membawa beban paling tidak satu tangan bebas sehingga
dapat untuk berpegangan jika diperlukan.

2.29.4. MUATAN, ANAK BUAH KAPAL DAN KAPAL TUNDA

2.29.4.1. Semua kapal harus masuk ke galangan untuk diinspeksi


setiap dua tahun.

2.29.4.2. Perahu-perahu kerja dan siap bertugas 24 jam sehari


harus selalu menghidupkan radionya pada keadaan
darurat atau dilengkapi dengan sinyal yang dapat
dihidupkan dari pangkalan di daratan.
2.29.4.3.
2.29.4.4. Kerjasama diantara anggota anak buah kapal sangat
penting dalam mengkoordinasi pekerjaan secara efektif
dan aman. Anak buah kapal harus waspada terhadap
kejadian dan suara-suara yang tidak biasa.

2.29.4.5. Semua tangga jalan dan tangga antar dek harus diberi
cukup penerangan, pintu darurat harus selalu bebas
hambatan.

2.29.4.6. Semua mulut drum kosong yang terbuka harus ditutup

81
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
sebelum drum dimuat kekapal.

2.29.4.7. Muatan harus terikat kuat supaya tidak menimbulkan


bahaya.

2.29.4.8. Pekerja yang menangani kabel-kabel harus berada


ditempat yang aman untuk menghindari terjerat kabel yang
slip, lepas atau putus.

2.29.4.9. Menarik kabel pada capstan, winch atau alat penurun


jangkar hanya boleh dilakukan oleh orang yang cakap dan
khusus bekerja untuk itu.

2.29.4.10. Jika menyuruh orang lain untuk menarik kabel dengan


capstan / windless, semua orang harus menepi untuk
berjaga-jaga apabila orang tersebut tergelincir.

2.29.4.11. Pada waktu menarik tambang, tambang kapal, jika


nahkoda tidak memegang alat kendali dan seorang lagi
untuk mengatur kecepatan capstan.

2.29.4.12. Semua kabel atau tali harus digulung dan dapat diulur
dengan mudah.

2.29.4.13. Sebelum melempar tali kabel, orang-orang yang akan


menerima harus diperhatikan.

2.29.4.14. Pada waktu memasang tutup pelindung tambang kapal


nahkoda harus memegang alat kendali dan harus yakin
bahwa tambang tidak tegang.

2.29.4.15. Harus ada kapak didekat tali penarik.

2.29.4.16. Orang yang bekerja di tempat penggulungan jangkar harus


melakukan pekerjaannya dengan sangat hati-hati.
Pekerjaan ini yang paling berbahaya dikapal.

2.29.4.17. Jangkar tidak boleh diturunkan jika masih ada orang


didalam kamar rantai tersebut.

2.29.4.18. Pada waktu menurunkan jangkar pekerja harus


mengenakan goggles tahan benturan.

2.29.4.19. Semua alat kendali penutup saluran bahan bakar jarak


jauh harus diperiksa sebulan sekali dan dicatat dikamar
mesin.

2.29.4.20. Tidak boleh melakukan perbaikan saluran bahan bakar


dan tangki bahan bakar tanpa ventilasi yang cukup dan
pemeriksaan terhadap gas yang mudah terbakar.

82
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.29.4.21. Alat-alat bantu dan pera!atan keselamatan kerja yang tidak


dipakai secara regular harus diuji seminggu sekali dan
harus diperbaiki jika rusak.

2.29.4.22. Latihan penanggulangan kebakaran harus dilakukan


secara periodik sesuai dengan peraturan pemerintah. Cara
penggunaan semua peralatan yang disediakan untuk
penanggulangan kebakaran dan pengosongan
kapal harus diterangkan dan dimengerti secara
menyeluruh.

2.29.4.23. Peralatan pemadam api dan keselamatan kerja lainnya


dipakai untuk tujuan lain.

2.29.5. PERAHU MOTOR TEMPEL DAN PERAHU SUNGAI

2.29.5.1. Setiap perahu harus dilengkapi dengan daftar


pemeriksaan. Daftar tersebut harus dilaminasi dengan
plastik jernih dan digantungkan pada tempat yang mudah
dibaca oleh operator. Pemeriksaan harus diselesaikan
lebih dahulu sebelum perahu dijalankan.

2.29.5.2. Aturan keselamatan berikut ini harus ditaati operator dan


semua penumpang perahu motor tempel.

a) Pengisian bahan bakar tidak boleh dilakukan pada


saat motor hidup.

b) Dilarang merokok ditempat pengisian bahan bakar.

c) Jika mungkin pengisian dan pembongkaran muatan


harus dilakukan dari bagian belakang.

d) Pada waktu perahu berjalan semua orang harus tetap


duduk.

e) Orang yang menambat perahu harus berdiri menjauh


dari tepi perahu sampai perahu merapat di-dok.

f) Perhatian operator harus jelas / terang pada saat


kapal berlayar.

g) Operator bertanggungjawab atas operasi perahu yang


aman selama dalam perjalanan. Mereka harus
diperingatkan tentang kondisi yang berbahaya selama
perjalanan dan harus melaporkannya kepada pejabat
yang bertanggungjawab.

83
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
h) Operator harus membiasakan diri dengan aturan
keselamatan pelayaran dari perusahaan dan dengan
aturan pembimbing pelayaran. Disetiap kapal harus
memiliki copy aturan tersebut.

i) Dilarang melakukan perbuatan iseng dikapal,


digudang penyimpanan perahu maupun tempat-
tempat lainnya.

j) Cairan yang mudah terbakar, misalnya peralatan


hydrokarbon dan lainnya tidak boleh dipakai untuk
membersihkan perahu. Harus memakai cairan
pembersih yang disetujui.

k) Sistim listrik. lampu, wiper. klakson, dan blower harus


selalu dalam keadaan baik.

2.29.5.3. Penumpang harus berada di kabin perahu. Dilarang naik


perahu di dek atau atap kabin ataupun duduk didinding
perahu pada saat perahu berlayar.

2.29.5.4. Setiap perahu harus dilengkapi dengan lampu / lentera


darurat portable.

2.29.5.5. Setiap perahu harus dilengkapi dengan pengait pintu yang


dapat menahan pintu tetap terbuka. dimana pintu harus
tetap terbuka selama pelayaran.

2.29.5.6. Selalu jauhkan tangan anda dari penutup pintu. Semua


penumpang perahu harus tetap duduk selama pelayaran.

2.29.5.7. Pada waktu menyandarkan perahu yakinkan bahwa


perahu telah merapat pada tempat pendaratan sebelum
menambatkan perahu tersebut. Jangan berdiri didinding
perahu dimana dapat menghalangi pandangan pengemudi.
Jangan meninggalkan perahu tanpa dijaga sebelum
ditambat dengan kuat.

2.29.5.8. Jika mengangkut perahu dengan trailer, perahu dan mobil


penariknya. Trailer harus digandeng dengan menggunakan
alat pengikat yang tepat dan mobil penarik harus
bertenaga cukup besar dan rem yang kuat untuk menjamin
pemuatan dan penurunan yang aman.

2.29.5.9. Untuk perahu-perahu yang digunakan didanau, terusan


dan sungai harus tersedia pengayuh untuk berjaga-jaga
jika motor rusak.

2.30. RADIOGRAFI

84
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.30.1. Supervisor PT LINNUS MARINE harus diberitahu tentang daerah-


daerah yang mengandung radioaktif selama berlangsungnya inspeksi
dengan menggunakan Radiograph atau Sinar X pada peralatan atau
sambungan las.

2.30.2. Inspeksi radiography hanya boleh dilakukan oleh pekerja yang


mempunyai "Surat Ijin Bekerja” (SIB) dari pemerintah (BATAN).

2.30.3. Semua daerah yang terkena radiasi harus diselidiki dan dipagari
dengan tali. Tanda tanda khusus harus dipasang disekeliling daerah
berbahaya.

2.30.4. Radiographer bertanggungjawab atas pemantauan perlindungan


terhadap semua orang yang bekerja dengan atau didekat sinar X atau
radioisotop. Pemantauan dan perlindungan ini harus memenuhi
peraturan kesehatan yang berlaku.

2.30.5. Radiographer harus memberitahu supervisor PT LINNUS MARINE


secepatnya jika terjadi situasi abnormal (mis : sumber radioaktif
tersangkut I macet didalam kabel/ slang pembawa dan tidak dapat
dimasukkan kembali ke kamera pelindung.

2.31. OPERASIONAL ALAT-ALAT BERAT

UMUM

Semua crane, baik yang dipasang secara permanen maupun yang dapat
dipindahkan, siapapun pemiliknya harus mempunyai ijin operasi dari MIGAS.

2.31.1. MENGOPERASIKAN CRANE

2.31.1.1. Operator crane atau alat angkat harus memiliki sertifikat


dan harus dilengkapi dengan chart beban sebelum
ditugaskan untuk mengoperasikan alat tersebut.

2.31.1.2. Sebe!um crane dioperasikan, operator harus memeriksa


pondasi, kabel, ruang operator, rem dan tabel-tabel baja.
Jika ada yang rusak harus diperbaiki terlebih dahulu
sebelum orang mengoperasikan. Tidak diijinkan mengelas
bagian manapun dari kait maupun lengan crane.

2.31.1.3. Operator crane tidak diijinkan untuk mengoperasikan crane


sebelum orang yang terlibat diberi petunjuk tentang
pekerjaan yang harus dilakukan.

2.31.1.4. Operator crane harus bekerjasama dengan tukang sinyal


yang cakap. Harus digunakan sinyal-sinyal standar.

85
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Umumnya semua sinyal diberikan oleh tukang sinyal,
penyetopan darurat yang diberikan oleh siapa saja harus
diikuti.

2.31.1.5. Batas beban untuk semua crane dan alat angkat berkaki
kaku harus ditempelkan ditempat yang mudah terlihat oleh
operator. Alat pengukur sudut lengan dipasang secara
permanen pada lengan.

2.31.1.6. Tukang sinyal dan operator harus bekerjasama memeriksa


chart beban, memeriksa lengan dan menentukan berat
beban dan radius operasi maksimal atau sudut lengan
minimal yang sesuai.

2.31.1.7. Semua orang harus memberitahu terlebih dahulu kepada


operator sebelum masuk kedalam kabin crane.

2.31.1.8. Semua kabel baja harus diganti jika menunjukkan keausan


/ korosi. Kabel harus diperiksa setiap bulan, hasilnya
dicatat pada formulir laporan yang sesuai.

2.31.1.9. Semua lengan crane harus dilengkapi dengan penahan


untuk mencegah kemungkinan mengangkat lengan terlalu
tinggi

2.31.1.10. Sling, fitting dan alat pengikatnya harus diperiksa sebelum


digunakan dan setiap hari selama digunakan. Sling yang
kedapatan rusak harus dibuang. Tanggal pemasangan
sling baru harus ditempelkan.

2.31.1.11. Operator harus menempatkan crane dan lengan pada


posisi yang aman sebelum pulang / setelah menyelesaikan
operasi. Sebuah tanda harus dipasang pada peralatan
kontrol serta memberitahu Supervisor PT LINNUS
MARINE jika terdapat kerusakan.

2.31.1.12. Setiap kali pengangkatan, beban harus diikat dengan


sabuk pengaman.

2.31.1.13. Inspeksi perawatan pada crane. alat angkat berkaki kaku


dan kabel-kabel peralatannya harus dilaksanakan setiap
bulan. Catatan yang ditanda tangani oleh Supervisor PT
LINNUS MARINE harus disimpan dilapangan dan kantor.

2.31.1.14. Jika dapat dilakukan dengan aman beban harus


dikendalikan dengan menggunakan tali kendali. Pekerja
yang memegang tali tersebut harus pasti bahwa tali dalam
keadaan bebas. tidak ada simpul-simpulnya, sebelum
beban dipindahkan. Merupakan tanggungjawab operator,
tukang sinyal, dan petugas pengendali beban untuk

86
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
menjamin bahwa beban tidak berada diatas orang lain.

2.31.2. PROSEDUR PENUTUPAN SECARA AMAN DAN PERALATANNYA

2.31.2.1. Seluruh sistem penutupan pengamanan otomatis harus


diperiksa dan dioperasikan secara manual setiap bulan
unluk menjamin bahwa sistem dapat bekerja dengan baik.

2.31.3. PENGOPERASIAN BACKHOE

2.31.3.1. Operator harus betul-betul cakap dan terbiasa dengan


backhoe sebelum mengoperasikan peralatan tersebut.

2.31.3.2. Backhoe harus dilengkapi dengan roll bar dan sabuk


pengaman.

2.31.3.3. Gunakan batang pegangan / plat tangga pada waktu naik /


turun dari backhoe.

2.31.3.4. Jangan masuk backhoe dari belakang.

2.31.3.5. Jangan menghidupkan mesin sebelum anda duduk dikursi


pengemudi dan operasikan alat-alat kontrol jika pada
sudah duduk dengan baik.

2.31.3.6. Jika backhoe dilengkapi dengan roll bar pakailah sabuk


pengaman apabila mesin sudah berjalan. Jangan memakai
sabuk pengaman jika roll sudah dilepas.

2.31.3.7. Jangan mengijinkan siapapun mengemudikan kecuali


operator.

2.31.3.8. Jaga agar orang selalu jauh jika pada sedang


mengoperasikan backhoe atau menggerakkan stabilizer.
Tidak seorangpun diperbolehkan berada didalam lubang
galian saat backhoe digunakan untuk menggali.

2.31.3.9. Perhatikan letak saluran pipa dan label listrik sebelum


mulai menggali.

2.31.3.10. Jangan mengoperasikan backhoe pada jarak kurang dari


lima meter (15 feet) dari kabel listrik.

2.31.3.11. Jangan berusaha mengangkat melebihi kapasitas


backhoe.

2.31.3.12. Jangan mengijinkan seorangpun pergi kebawah bucket


atau meraih melalui lengan pengangkat sedang terangkat.

87
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR

2.31.3.13. Operasikan backhoe dengan hati-hati untuk menjaga


stabilitas. Kemudikan pada kecepatan yang aman sewaktu
melewati daerah yang tidak rata, lereng, melompati parit
dan pada waktu membelok.

2.31.3.14. Agar supaya tidak terguling waktu bekerja dilereng, hindari


jangkauan penuh lengan pengangkat dan mengayun
bucket yang bermuatan kearah lereng.

2.31.3.15. Selalu letakkan ditengah dan angkat lengan backhoe


sebelum memasang dan setelah melepaskan angkutan.

2.31.3.16. Jangan turun dari traktor sebelum berhenti.

2.31.3.17. Jangan melumasi / melakukan penyetelan mekanis pada


peralatan ketika mesin bergerak / mesin masih hidup.

2.31.3.18. Jangan melakukan perbaikan mengencangkan selang


hidrolik atau ketika sistem masih bertekanan, masih hidup
atau silinder backhoe menahan beban.

2.31.3.19. Jika mungkin parkirlah backhoe pada tanah yang datar.


Jika parkir ditanjakan. turunkan bucket sampai bibir
pemotongnya menyentuh tanah pasang rem tangan dan
ganjallah roda-rodanya dengan mantap.

2.31.3.20. Hati-hati sewaktu memasang kabel penarik ke-backhoe.


Menarik dari poros belakang traktor/dari titik manapun
diatas poros dapat menyebabkan kecelakaan.

2.31.3.21. Lakukan perawatan dan perbaikan setiap hari pada semua


pen hidrolik, selang hidrolik snap ring dan baut-baut utama.

2.31.3.22. Rawatlah rem agar selalu dapat bekerja dengan baik.

2.31.4. MESIN PENGGALI PARIT

UMUM

Operator harus betul-betul cakap dan terbiasa dengan mesin penggali


parit sebelum mengoperasikannya. Buku petunjuk harus dibaca
dengan seksama sebelum mengoperasikan mesin.

2.31.4.1.PENYIMPANAN & ANGKUTAN

2.31.4.1.1. Pada mesin-mesin pengangkut harus dipasang roll bar.

88
PT LINNUS MARINE
IV. PROSEDUR ADMINISTRASI K3LL
DAN PROSEDUR KERJA AMAN
No.manual OSHA-004 Revisi : 00 Disetujui ; Direktur Utama Tanggal 01-08-2009
DILARANG MENGCOPY DAN MENYEBARLUASKAN SEBAGIAN ATAU SELURUHNYA DOKUMEN INI TANPA IZIN DIREKTUR
Gunakan gigi pengangkat. Jika ditcher disimpan/ diangkat
dengan trailer. turunkan lengannya dan masukkan gigi
persnelingnya.

2.31.4.1.2. Pada waktu ditcher diangkut yakinkan bahwa ujung


depannya terikat kuat pada trailer.

2.31.4.1.3. Pekerja harus berdiri jauh dari mesin yang sedang bekerja
beserta bebannya.

2.31.4.1.4. Selalu gunakan tangga dan pegangan tangan yang ada


sewaktu naik atau turun dari ditcher

2.31.4.2.PENGOPERASIAN

2.31.4.2.1. Pastikan lokasi saluran yang penting kabel listrik. pipa


yang tertanam sebelum menggali. galilah secara
melintang.

2.31.4.2.2. Hanya operator yang diijinkan berada pada ditcher pada


waktu beroperasi.

2.31.4.2.3. Sabuk pengaman harus dikenakan.

2.31.4.2.4. Jangan turun dari ditcher sewaktu mesin sedang bekerja.

2.31.4.2.5. Jangan mengisikan bensin ke-ditcher sewaktu mesin


hidup.

89

You might also like