You are on page 1of 8

Modul 3

Institusi
Pemerintahan
Australia

Sub-CPMK:

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan tentang intitusi pemerintahan Australia

1
Institusi Pemerintahan
Australia
Berdasarkan konstitusi federal Australia, intitusi pemerintahan dalam sistem

politik Australia dapat dibagi atas Gubernur Jenderal dan struktur yang dibawahi oleh

Perdana Menteri. Secara sederhana kedua intitusi ini dapat dinyatakan bahwa

Gubernur Jenderal bertindak sebagai Kepala Negara sementara Perdana Menteri

memiliki fungsi dan kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan. Struktur ini idealnya

menempatkan Gubernur Jenderal sebagai penyelenggara kekuasaan eksekutif

tertinggi, akan tetapi pada realitanya penyelenggaraan kekuasaan eksekutif

dijalankan oleh Perdana Menteri dan menteri-menterinya. Hal tersebut disebabkan

karena konstitusi Australia tidak secara spesifik menjelaskan deskripsi tugas dan

fungsi institusi-institusi tersebut sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

pembagian kekuasaan eksekutif dijalankan berdasarkan konvensi dan kebiasaan

yang berlaku.

Gubernur Jenderal

Gubernur Jenderal merupakan representasi dari kekuasaan Monarkhi

Australia dalam hal ini Ratu Inggris sebagaimana dinyatakan dalam konstitusi

Australia, “Governor General appointed by the Queen shall be Her Majesty’s

representative in the Commonwealth…” Dari dasar tersebut maka Gubernur Jenderal

memiliki fungsi konstitusional sebagai:

2
• Presiden dewan eksekutif federal Australia.
• Panglima tertinggi (Commander-in-chief) angkatan bersenjata Australia.
• Perwakilan Ratu Inggris atas teritori-teritori Australia.

Selain itu, konstitusi juga memberi kekuasaan kepada Gubernur Jenderal untuk:

• Menunjuk dan mengangkat Duta Besar, Menteri, dan Hakim.


• Memberikan persetujuan kerajaan atas legislasi parlemen federal.
• Mengeluarkan surat perintah pemilihan umum.
• Dan memberikan gelar kehormatan.

Pada kenyataannya, Gubernur Jenderal hanya menggunakan sedikit dari

kekuasaan konstitusional yang dimilikinya sebagaimana tersebut di atas, dan

bertindak umumnya atas saran Perdana Menteri ataupun parlemen dalam beberapa

kasus. Berdasarkan sistem Westminster yang dijalankan dan konvensi mengenai

pemerintahan yang bertanggungjawab (responsible government), maka sebagian

besar fungsi dan kekuasaan Gubernur Jenderal dilaksanakan oleh Perdana Menteri

dan menteri-menterinya.

Selain dari fungsi konstitusional di atas, Gubernur Jenderal juga

melaksanakan sejumlah fungsi seremonial sebagai perwakilan Ratu Inggris. Fungsi

tersebut termasuk menjadi tuan rumah dan penyelenggara fungsi pemerintahan baik

di Government House, Canberra maupun di Admiralty House, Sydney, menghadiri

dan membuka konferensi maupun even seremonial, dan sebagai kepala negara

Monarkhi Australia dalam kunjungan ke luar negeri. Dalam pelaksanaan fungsi ini,

Gubernur Jenderal didukung oleh staf sekretariat Gubernur Jenderal.

Dari awal terbentuknya Federasi Australia hingga tahun 1931, jabatan

Gubernur Jenderal senantiasa dipegang oleh bangsawan-bangsawan Inggris yang

mewakili Ratu/Raja Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah legislasi yang

bertentangan dengan perundang-undangan Kerajaan Inggris, dan juga dimaksudkan

untuk mencegah lahirnya kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan

Kerajaan Inggris. Situasi ini kemudian berubah dengan berlakunya Statute of


3
Westminster 1932 sehingga posisi Gubernur Jenderal boleh dijabat oleh orang-orang

Australia sendiri, namun tetap dipilih dari kalangan-kalangan terkemuka.

Praktek pemilihan Gubernur Jenderal saat ini dilakukan dengan berdasar pada

saran Perdana Menteri yang berkonsultasi dengan staf dan pihak monarkhi Inggris.

Apabila telah diperoleh kesepakatan, maka calon yang akan ditunjuk akan didekati

secara pribadi untuk mendapatkan persetujuan. Calon kemudian diajukan ke

kerajaan Inggris untuk mendapatkan persetujuan. Secara teori, pihak Kerajaan

Inggris bisa menunjuk calon sendiri, tetapi hal ini terjadi terakhir kali pada tahun

1930 ketika Perdana Menteri James Scullin bersikeras mengajukan Sir Isaac Isaacs

sebagai Gubernur Jenderal. Awalnya pihak kerajaan menolak usulan tersebut dengan

alasan bahwa masalah pengangkatan Gubernur Jenderal adalah urusan kerajaan,

namun kemudian menerima usulan PM Scullin, didukung oleh statute of Westminster

1930, dan menjadi awal dari praktek yang dilakukan sekarang.

Berikut adalah nama-nama yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal

Australia:

1. John Adrian Louis Hope


2. Hallam Tennyson
3. Henry Stafford Northcote
4. William Humble Ward
5. Thomas Denman
6. Ronald Craufurd Munro Ferguson
7. Henry William Forster
8. John Lawrence Baird
9. Isaac Alfred Isaacs
10. Alexander Gore Arkwright Hore-Ruthven
11. Henry William Frederick Albert
12. William John McKell
13. William Joseph Slim
14. William Shepherd Morrison
15. William Philip Sydney
16. Richard Gardiner Casey
17. Paul Meernaa Caedwalla Hasluck

4
18. John Robert Kerr
19. Zelman Cowen
20. Ninian Martin Stephen
21. William George Hayden
22. William Patrick Deane
23. Peter John Hollingworth
24. Philip Michael Jeffery
25. Quentin Alice Louise Bryce
26. Sir Peter Cosgrove

Perdana Menteri

Meskipun konstitusi Australia tidak menjelaskan secara spesifik mengenai

deskripsi tugas dan fungsi Perdana Menteri Australia, sejarah dan praktek politik di

Australia menunjukkan bahwa Perdana Menteri merupakan jabatan politik sentral

dan strategis dalam sistem politik Australia. Pelaksanaan tugas pemerintahan federal

Australia didominasi oleh Perdana Menteri yang dibantu oleh menteri-menterinya.

Perdana Menteri Australia yang terpilih selalu pimpinan partai ataupun koalisi

partai yang memiliki suara mayoritas di House of Representatives (HoR), dan

pengangkatannya oleh Gubernur Jenderal berdasarkan konstitusi. Setelah

memenangkan pemilihan, biasanya pimpinan partai akan memilih menteri-

menterinya untuk diangkat secara resmi oleh Gubernur Jenderal. Namun, secara

praktek terdapat perbedaan tradisi antara Partai Buruh dan Partai Liberal dalam hal

pemilihan menteri. PM Partai Liberal biasanya akan menunjuk sendiri menteri-

menterinya, sedangkan menteri-menteri Partai Buruh dipilih oleh Caucus, suatu

institusi perwakilan Partai Buruh dari negara-negara bagian dan teritori. Namun

demikian setiap PM memiliki kekuasaan untuk me-reshuffle kabinetnya, termasuk

memecat dan memaksa pengunduran diri menterinya.

5
Kekuasaan Perdana Menteri secara garis besar diperoleh dari posisinya

sebagai pimpinan kabinet. Dalam kabinet, PM Australia memiliki kekuasaan dominan

sehingga keputusan dan kebijakan kabinet biasanya ditentukan oleh dukungan PM.

Sementara itu Dewan Eksekutif Federal (Federal Executive Council) biasanya akan

selalu meratifikasi setiap keputusan kabinet, sehingga PM memiliki pengaruh besar

dalam setiap pengambilan keputusan politik pemeritah Federal Australia.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, PM Australia memimpin Department

of Prime Minister and Cabinet (PMC). Memalui institusi ini PM melakukan kordinasi

terhadap administrasi maupun kebijakan-kebijakan pemerintah federal, termasuk

mengontrol kebijakan departemen lainnya. Selain itu, PM Australia juga memiliki

pengaruh yang kuat dalam keputusan-keputusan Gubernur Jenderal. Konvensi dan

tradisi politik yang berkembang di Australia mengindikasikan bahwa kekuasaan yang

dimiliki oleh Gubernur Jenderal dalam hal persetujuan legislasi, pembentukan dan

pembubaran parlemen, penyelenggaraan pemilu, bahkan persetujuan perjanjian

umumnya dilakukan atas saran PM. Hal ini juga memberikan kekuasaan kepada PM

untuk mengangkat pejabat-pejabat negara, meskipun dalam konstitusi dinyatakan

bahwa kekuasaan ini merupakan wewenang Gubernur Jenderal.

Namun demikian, kekuasaan PM Australia dibatasi oleh kekuatan politiknya

dalam partai dan di parlemen. Apabila partainya menanggalkan posisinya sebagai

pimpinan partai, maka otomatis kekuasaannya sebagai PM akan ditanggalkan oleh

Gubernur Jenderal. Begitu pula apabila pemerintahannya mengalami kekalahan

dalam suatu ‘mosi tidak percaya’ (vote of no-confidence) dalam parlemen.

Nama-nama perdana menteri Australia dan partainya akan disajikan dalam modul

‘Kepartaian dan Partai Politik’

Latihan
6
1. Jelaskan secara singkat tugas dan fungsi Gubernur Jenderal dalam Sistem Politik

Australia menurut konstitusi!

2. Jelaskan tugas dan fungsi Perdana Menteri dalam Sistem Politik Australia

berdasarkan konstitusi dan menurut konvensi!

7
Bibliography
Aikin, Don & Jinks, Brian (1985) Australian Political Institutions.
Victoria: Pitman Publishing Pty Ltd.

Davis, G & Wanna, J (1993) Public Policy in Australia (2nd ed.) NSW:
Allen & Unwin.

Dermody, Kathleen (1997) A Nation at Last; The Story of


Federation. Canberra: Australian Government Publishing
Service.

Hamid, Zulkifli (1999) Sistem Politik Australia. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

You might also like