You are on page 1of 17

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK MEWARNAI

GAMBAR

RUANG PERAWATAN ANAK LANTAI 12

RSUD KOJA JAKARTA UTARA

KELOMPOK X
1. DUDI MAULUDIN
2. MILA RATNASARI
3. ANJELINA DAIRO KODU
4. SUPERMAN GIAWA
5. LASMA SINURAT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ABDI NUSANTARA JAKARATA, 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT atau segala rahmat, taufik, dan hidayat-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan Proposal yang berjudul “Terapi Bermain Anak Mewarnai Gambar
Di Ruang Perawatan Lt.12 RSUD Koja” tepat pada waktunya dan diajukan
sebagai salah satu tugas Stase Keperawatan Anak di Sekolah Tinggi Ilmu
Keseahatan Abdi Nusantara Jakarta.
Penyusunan usulan proposal ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami menyadari isi proposal Terapi Bermain ini masih jauh dari
kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi, maupun dalam penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal ini.
Billahifisabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Jakartra, 14 Mei 2022


Penulis

Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana untuk
menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses penyembuhan dan
membantu anak lebih kooperatif dalam program pengobatan serta perawatan
(Sarti, 2017). Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat maupun sakit, walaupun
anak sedang dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan bermainnya tetap ada,
melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainan dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Evism,
2012 ; Sarti, 2017).
Pemilihan jenis permainan harus sesuai dengan usia anak, usia prasekolah
permainan yang cocok dilakukan antara lain mewarnai gambar dimana anak
mulai menyukai dan mengenal warna serta mengenal bentuk-bentuk benda
disekelilingnya dan mewarnai memiliki manfaat untuk kegiatan menyenngkan
sekaligus melatif saraf motoric, kreativitas, maupun daya imajinasi anak
(Suryanti & Yulistiani, 2011). Fungsi warna dan bentuk yang berbeda dalam
bermain dapat memberikan stimulus perkembangan anak.
Perkembangan anak harus selalu diperhatikan dengan baik. Anak yang sakit dan
harus dirawat dirumah sakit akan mengalami masa sulit dan terkadang merasa
stress karena tidak bisa melakukan kebiasaan seperti biasanya (Nelson ; Elfira,
2011). Lingkungan dan orang-orang asing, perawatan dan berbagai prosedur
yang dijalani oleh anak merupakan sumber utama stress, kecewa, dan cemas,
terutama untuk anak yang pertama kali dirawat dirumah sakit (Nelson ; Elfira,
2011).
Reaksi anak pada perawatan dirumah sakit secara garis besar adalah sedih, takut,
dan bersalah karena menghadapi sesuatu yang belum pernah dialami sebelumnya,
rasa tidak aman, rasa tidak nyaman, perasaan kehilangan sesutau yang biasa
dialami dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan (Wong, 2009). Dampak dari
reaksi tersebut jika tidak segera diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan
psikosoisal anak, maka dari itu kelompok akan memberikan
terapi bermain pada anak di Ruang perawatan Lt.12 RSUD Koja untuk
mengurangi stress, ketakutan, ataupun kecemasan. Dinamika secara psikologis
menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan
alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk
menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh
karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia prasekolah dengan cara mewarnai gambar.

1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat.
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
BAB II
LAMPIRAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN


Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk


memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir
(Erlita, 2009). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2009). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami
bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan


ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas
yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif (Anonim, 2010).
2.2 KATEGORI BERMAIN
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak
sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN


1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1.Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

2.6 FUNGSI BERMAIN


Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.9 BERMAIN DI RUMAH SAKIT
A.TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan.
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang
tepat .3.Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau
dirawat.
B.PRINSIP
1.Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2.Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3.Kelompok umur sama
4.Melibatkan keluarga/orangtua
C.UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1.Lakukan saat tindakan keperawatan
2.Sengaja mencari kesempatan khusus
D.BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E.PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.10 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.
b.Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan
sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,


mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia pra sekolah, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah
dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit.
PREPLANING PROGRAM
BERMAIN PADA ANAK USIA 4 - 6
TAHUN
DI RUANG PERAWATAN ANAK LT.12 RSUD KOJA
JAKARTA UTARA

1. Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”


Alasan : Terapi bermain “mewarnai gambar” judul ini dipilih kelompok
untuk menambah pengetahuan mengenali warna, dan mengembangkan imajinasi pada
anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan
dengan warna pilihannya sendiri.
3. Sasaran :
1) Anak usia (4 - 6 tahun)
2) Anak yang dirawat di ruang anak LT.12
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang crayon/pensil warna
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
4. Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
TUJUAN KHUSUS
Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
5. Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal: Rabu/18-05-22
Pukul : 16.00
Tempat: Ruang Mahasiswa
Setting tempat

CI LEADER PESERTA
DAN
MODERATOR
PESERTA PESERTA

PESERTA PESERTA
OBSERVASI

6. Media
Pensil warna, tisu, kertas gambar, lembar penilaian.

7. Strategi Bermain
1) Pembukaan
• Mengucapkan salam
• Perawat memperkenalkan diri pada anak
• Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak dan orangtua anak
dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan memberi feedback dari setiap
respon anak
• Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan pada anak dan
orangtua anak
• Melakukan kontrak waktu
2) Inti
• Perawat menjelaskan tentang aturan bermain
• Perawat memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai
• Anak melakukan kegiatan mewarnai
• Pemberian hadiah / pujian kepada anak
3) Terminasi
• Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan memberikan
pertanyaan seperti :
• Bagaimana perasan anak setelah bermain?
• Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?
• Apakah kegiatan ini menyenangkan?
• Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?

 Penutup
8. Analisa tugas
a. Anak dibimbing memberi warna sesuai gambar yang tersedia sesuai dengan kemampuan
anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih warna sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk mewarnai gambar sesuai garis pola yang tersedia.
d. Kriteria Penilaian:
 Berhasil bila anak mewarnai dengan 5 warna yang berbeda (nilai 100).

 Anak mewarnai dengan 3 warna yang berbeda (75).


 Anak mewarnai dengan 2 warna (50).
 Anak tidak memberi warna pada gambar yang tersedia (0).

9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,missal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar bunga.
c. Penerapan anak member warna hijau pada daun.

10. Aspek psikomotor


a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang gambar.contoh: mengerti bahwa itu gambar
bunga.
b. Motorik kasar
Anak dibimbing untuk mewarnai gambar berpola.
Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.

11. Aspek afektif


Anak dapat member respon rangsangan dari pembimbing.

12. Aspek sosial


Anak dapat berinteraksi dengan ibu, teman sebaya dan pembimbing.

13. Perkiraan hambatan :


a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
a) Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
b) Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama
program terapi.

15. Pengorganisasian

a) Pembimbing Pendidikan : Ns. Yulia Agustina, M.Kep


b) Pembimbing Ruangan : Ns. Dwi Churuswardani, M.Kep
c) Leader : Mila Ratnasari, S.Kep
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal
hingga akhir
d) Moderator : Dudi Mauludin, S.Kep
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab agar
berjalan sesuai dengan topic
e) Observer : Anjelina Dairo Kodu, S.Kep
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam
dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi
bermain.
f) Fasilitator : Lasma Sinurat, S.Kep dan Superman Giawa, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat
tercapai.
g) Anak : Anak berusia 4 - 6 tahun dirawat di ruang anak Lt.12

16. Kriteria evaluasi


1) Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang anak Lt.12
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3) Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konseentrasi anak. [Online]. Tersedia :

Erlita, dr. (2009). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada
http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016

Foster and Humsberger, 2001, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company, Philadelpia USA

Jhon W. Santrock, 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-
puzzle-melatihkonsentrasi-anak/25 Desember 2016

DEVI, P. (2017). PENGARUH PEMBERIAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI


GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRASEKOLAH SELAMA
HOSPITALISASI DI RSUD KOTA MADIUN (Doctoral
dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia).

Maghfiroh. (2015). LAPORAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI


RUANG ANAK LANTAI DASAR RSUP DR. KARYADI SEMARANG. UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG: FAKULTAS KEDOKTERAN.

SARTI, N. (2017). PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN


MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK
PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN (Doctoral dissertation, STIKES MUHAMMADIYAH
GOMBONG).

Suryanti, S., & Yulistiani, M. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami
Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah
di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata, Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu,
3, 73-80.

You might also like