You are on page 1of 6

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 tahun

2003 Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab. Keberhasilan pendidikan nasional

merupakan usaha penyeimbangan masyarakat agar bisa survive dalam

segala kegiatan yang berlangsung dalam kehidupannya (Saroni, 2011).

Keberhasilan pendidikan nasional tercermin pada mutu pendidikan

yang dihasilkan. Mutu pendidikan, kinerja guru,

merupakan kualitas atau ukuran baik atau tidaknya proses

pembentukan dan pendewasaan seseorang atau kelompok melalui

bimbingan pengajaran maupun pelatihan. Pendidikan yang bermutu tidak

terlepas dari peran kepemimpinan kepala dalam memanajemen sekolah dan

kemampuan guru sebagai tenaga pendidik. Dalam proses pendidikan di

sekolah, guru memegang tugas penting. Undang Undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas pasal 39 ayat 2. Tugas pokok guru

tersebut diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk

kinerja guru.

Menurut Suwatno (dalam Barnawi & Arifin, 2012), kinerja merupajan

prestasi kerja nyata yang ditampilkan seseorang setelah menjalankan tugas

dan perannya dalam sebuah organisasi. Kinerja guru merupakan prestasi

kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tanggung jawab,
tugas, dan perannya sesuai dengan standar kinerja yang ada dalam rangka

mencapai tujuan dan cita-cita pendidikan. Kinerja guru yang baik akan dapat

membimbing peserta didik dengan optimal sehingga tujuan dan cita-cita

pendidikan dapat tercapai. Selain itu, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja seseorang guru sangatlah kompleks. Riduwan (2007)

menggambarkan faktor-faktor tersebut diantaranya latihan dan pengalaman

kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi

sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan, motivasi

kerja dan sebagainya

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya didasari

oleh penguasaan kompetensi yang memadai. Di SDN Kecamatan Ciranjang

Cianjur kinerja guru belum mencapai target. Data nilai rata-rata kinerja guru di

SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur adalah sebagai berikut.

Nilai Rata-Rata Kinerja guru (SKP) SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur

No. Indikator Penilaian Rata-Rata Nilai Kategori


1 Mendidik 79 Cukup Baik
2 Mengajar 79 Cukup Baik
3 Membimbing 80 Baik
4 Mengarahkan 81 Baik
5 Melatih 80 Baik
6 Menilai 80 Baik
7 Mengevaluasi 81 Baik
Jumlah 560 -
Rata-Rata 80 Baik
Sumber: Nilai SKP SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur Tahun 2021

Keterangan :
90 - 100 = Sangat Baik

80 - 89 = Baik

70 - 79 = Cukup Baik

60 - 69 = Kurang

50 – 59 = Sangat Kurang

Dilihat dari data Tabel 1.1, nilai rata-rata kinerja guru di SDN

Kecamatan Ciranjang Cianjur termasuk ke dalam kategori Baik dengan nilai

rata-rata keseluruhan sebesar 80. Walaupu begitu, masih terdapat 2 indikator

dalam kinerja guru yang termasuk ke dalam kategori cukup baik dan 5

indikator lainnya termasuk ke dalam kategori baik. Hasil tersebut masih

menunjukkan ketidaktercapaiannya harapan sekolah terhadap kinerja guru.

Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa kinerja guru perlu mendapat

perhatian khusus dan diperlukannya perbaikan untuk terwujudnya kualitas

kinerja guru yang sesuai dengan tujuan peserta didik dan masyarakat.

Moynihan, Wright, dan Pandey (2012) membuktikan tentang kepemimpinan.


Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat menempatkan
pegawai dan mengembangkan bakat pegawai sesuai dengan yang
dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan pegawainya sesuai dengan
keterempilan dan pendidikannya, dalam pengambilan keputusan, pemimpin
perlu untuk mampu dan memahami fungsi dari manajemen (Hadian, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Michaelis, Stegmaier, dan Sonntag (2010)
bahwa persyaratan utama para pemimpin harus dapat menciptakan
akuntabilitas dan integritas bagi setiap karyawannya

Di SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur kepemimpinan traformasional

belum diaplikasikan dengan optimal dan penerapannya belum mencapai

target. Data nilai rata-rata kepemimpinan transformasional di SDN

Kecamatan Ciranjang Cianjur adalah sebagai berikut.

Dilihat dari data Tabel 1.2, nilai rata-rata kepemimpinan

transformasional di SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur termasuk ke dalam


kategori cukup baik dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 70. Walaupu

begitu, hasil tersebut masih menunjukkan ketidaktercapaiannya harapan

sekolah terhadap kepemimpinan transformasional. Oleh karena itu, peneliti

berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional perlu mendapat

perhatian khusus dan diperlukannya perbaikan untuk terwujudnya kualitas

kinerja guru yang sesuai dengan tujuan peserta didik dan masyarakat.

Kualitas kinerja guru tercermin dari bagaimana seorang guru menuntaskan


tugasnya. Menurut Djamarah, dkk. (2014), mengajar maupun mendidik
merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.
Tugas yang berat dari seorang guru tersebut pada dasarnya hanya dapat
dilaksanakan oleh guru yang memiliki motivasi dan kompetensi profesional
yang tinggi. Dengan demikian, seorang guru perlu melakukan usaha
komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Selain kompetensi,
motivasi berprestasi dalam bekerja juga sangat penting artinya bagi guru.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan semangat secara terus menerus
kepada guru dalam melaksanakan tugasnya. Orang-orang yang berhasil
dalam bidangnya masing-masing, pada umumnya mempunyai Motivasi
berprestasi yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak
Memiliki Motivasi untuk bekerja dan berprestasi.

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengarahkan

kehidupan manusia untuk meraih cita-citanya serta kesuksesan dalam

bekerja, karena tanpa adanya Motivasi yang positip maka seseorang tidak

mempunyai tujuan tentang apa yang baik dan yang buruk dalam tingkah

lakunya. Selain itu, sebagai suatu organisasi yang didalamnya terdapat

personal guru, motivasi ekstrinsik perlu dikembangkan. Motivasi sangat

diperlukan oleh tenaga kerja agar tugas yang ada di organisasi atau tempat ia

bekerja dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien (Abdullah, 2017). Data

nilai rata-rata motivasi ekstrinsik di SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur adalah

sebagai berikut.
Dilihat dari data Tabel 1.3, nilai rata-rata motivasi ekstrinsik di SDN

Kecamatan Ciranjang Cianjur termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan

nilai rata-rata keseluruhan sebesar 73. Walaupu begitu, hasil tersebut masih

menunjukkan ketidaktercapaiannya harapan sekolah terhadap motivasi

ekstrinsik. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik

perlu mendapat perhatian khusus dan diperlukannya perbaikan untuk

terwujudnya kualitas kinerja guru yang sesuai dengan tujuan peserta didik

dan masyarakat.

Guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi ketercapaiannya tujuan


pendidikan, selain unsur murid dan fasilitas lainnya. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam
mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar atau
dapat dikatakan kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya. Guru
sebagai anggota dari organisasi sekolah mempunyai tugas pokok dan fungsi
memberikan pembelajaran, bimbingan, dan pelatihan kepada para siswa

Oleh sebab itu, lingkungan sekolah harus mendukung kinerja guru dengan

optimal. Data nilai rata-rata lingkungan sekolah di SDN Kecamatan Ciranjang

Cianjur adalah sebagai berikut.

Dilihat dari data Tabel 1.4, nilai rata-rata Lingkungan Sekolah di SDN

Kecamatan Ciranjang Cianjur termasuk ke dalam kategori cukup baik dengan

nilai rata-rata keseluruhan sebesar 76. Walaupu begitu, hasil tersebut masih

menunjukkan ketidaktercapaiannya harapan sekolah terhadap lingkungan

sekolah. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa lingkungan sekolah

perlu mendapat perhatian khusus dan diperlukannya perbaikan untuk

terwujudnya kualitas kinerja guru yang sesuai dengan tujuan peserta didik

dan masyarakat.
Berdasarkan pengamatan sementara pada data Tabel 1.1, Tabel

1.2, Tabel 1.3, dan Tabel 1.4, kenyataannya masih banyak kekurangan

yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan sesuai dengan harapan dan

kenyataan agar tidak menjadi hambatan dalam mencapai tujuan.

kepemimpinan transformasional, motivasi ekstrinsik, dan lingkungan sekolah

memiliki pengaruh terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Ciranjang Cianjur

belum berlangsung secara optimal. Kecenderungan ini jika dibiarkan lama

akan berdampak kurang baik terhadap kondisi sekolah dan bisa mengganggu

pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.

Berdasarkan penjelasan, urgensi, dan data yang telah dijelaskan

sebelumnya, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Ekstrinsik, Dan

Lingkungan Sekolah Terhadap Kinerja Guru SDN Kecamatan Ciranjang

Cianjur.”

You might also like