You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS POST NATAL

CARE (PNC)/NIFAS DI RUANG SEMANGKA RSD MADANI


PROVINSI SULAWESI TENGAH

OLEH :

INDAH DAMAYANTI AMRUN


NIM. 2021032036

CI LAHAN CI INSTITUSI

Tgl : Tgl :

Fithratunnufus, S.Kep., Ns Ns. Yuhana Damantalm, M.Erg


NIP. 199304042019082001 NIK. 20110901019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
POST NATAL CARE (PNC)/ NIFAS

A. KONSEP DASAR NIFAS


1. Definisi
Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan
perubahan, waktu sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta
penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2017).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berahir ketika alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2 jam setelah melahirkan
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Jadi, post partum atau masa nifas atau puerperium adalah masa pulih
kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil dan dimulai setelah 2 jam melahirkan plasenta dan 6
minggu setelahnya.

2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan
jalan lahir dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta,
ubinvolusi didaerah insersi plasenta dari luka bekas sectio caesaria.

3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaaan
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam
keseluruhan disebut “involusi”. Di samping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lain yakni memokonsetrasi dan timbilnya laktasi yang

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


terakhir ini karena pengaruh laktogenik hormon dari kelenjar hipofisis
terhadapkelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-
pembuluh darah yang ada antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.
Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak
menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri
terbentul semacam cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degerasi dan nekrosis ditempat
implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira
setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa
sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-
ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia
kala.
Ada beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi
cephalo pelvic, rupture uteri, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distorsia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan, yaitu Sectio
Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah
defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan,
dan perawatan post operasi akan menimbulkan ansietas pada pasien.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi
pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini
akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan
berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post operasi
yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah resiko
infeksi.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


4. Pathway
Post Partum

Perubahan anggota Luka episiotomi Perubahan status Laktasi Luka episiotomi


keluarga peran

Terputusnya kontinuitas Perdarahan


jaringan Kurang informasi
Dukungan keluarga
kurang Volume sirkulasi
Pengeluaran mediator Kesalahan interpretasi berkurang
kimia (bradikinin)

Reseptor nyeri Ketidakefektifan Resiko Kekurangan


Pemberian ASI Volume Cairan

Kuman pathogen dari Diteruskan ke thalamus


luar
Aktivitas RAS terangsang
Korteks serebri
Reaksi jaringan terhadap
infiltrasi kuman patogen
Nyeri dipersepsikan Klien terganggu

Kurang pengetahuan
perawatan luka Nyeri Akut Gangguan Pola
Sulit tidur
Tidur

Resiko Infeksi Efek psikologis

Gangguan Eliminasi
Ibu takut berkemih
INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners
Urine
5. Fisiologi Masa Nifas
a. Involusi uterus
Involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah
pascapartum, berat uterus menjadi 1.000 gram. Selama masa nifas,
dua hari setelah pelahiran uterus mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu
setelah pelahiran uterus kembali ke ukuran sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.
2) Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
terjadi didalam otot uterus.
3) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi oto
uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Proses involusi Uteri
Involusi Tinggi Fundus Berat uterus
1 2 3
Plasenta lahir Sepusat 1000 gram
7 hari (1 Minggu) Pertengahan pusat simfisis 500 gram
14 hari (2 Minggu) Tak teraba 350 gram
42 hari (6 Minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 Minggu) Normal 20 gram

b. Involusi tempat plasenta


Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka
bekas plasenta khas. Pada permulaan nifas bekas plasenta

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
trombus.
Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan
waktu sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat
terjadi perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah
pelahiran, kemudian ukurannya mengecil secara cepat dalam waktu
satu jam.
c. Perubahan servik dan vagina
Perubahan serviks terbentuk sel-sel otot terbaru, karena adanya
kontraksi dan retraksi, segera setelah lahir terjadi edema, bentuk
distensi untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2
minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah. Vagina
teregang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai
ukuran yang normal. Nampak berubah kembali pada 3 minggu,
kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6-8 minggu
bernuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
d. Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa dan lochea mempunyai bau yang amis
meskipun tidak terlalu menyengat dan volume nya berbeda-eda pada
setiap wanita. Komposisi lochea adalah jaringan endometrial, darah
dan limfe. Loceha mengalami perubahan karena proses involusi.
Tahap lochea yaitu:
1) Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ketiga masa
post partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka
pada plasenta dan serabut.
2) Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir,
pengeluaran pada hari ketiga sampai kelima post partum.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


3) Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan.
Warnanya kekuningan atau kecokalatan, terdiri atas sedikit
darah dan lebih banyak serum.
4) Alba (kuning-putih)
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lendir servik, dan serabut jaringan mati.
Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti
menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-
rata 240-270 ml.
e. Siklus mestruasi
Siklus mestruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata-rata
18 minggu post partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung
dari hormon prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai
pada minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-8. Menstruasi mungkin
tidak terlambat, dibutuhkan slah satu jenis kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan.
f. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah
yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi
peredaran darah yang banyak maka arteri tersebut harus mengecil
lagi saat nifas.
g. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena
teregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
h. Nyeri setelah pelahiran
Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada
interval tertentu dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada
saat persalinan namun lebih ringan.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


i. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan
obstruksi dan menyebabkan retraksi urine, dilatasi ureter dan pyelum
kembali normal dalam 2 minggu.
j. Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan
keadaan dalam kehamilan npada waktu ini. Buah dada belum
mengandung susu melainkan colostrum. Colostrum adalah cairan
kuning yang mengandung banyak protein dan garam.

6. Adaptasi Psikologis Ibu


Banyak wanita merasa tertekan pada saat setelah melahirkan,
sebenarnya hal tersebut adalah wajar. Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab menjadi
seorang ibu semakin besar dengan lahirnya bayi yang baru lahir. Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan ibu mengalami fase-fase sebagai
berikut:
a. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung
pada hari pertama sampaihari kedua setelah melahirkan. Pada saat
itu fokus perhatian pada diri sendiri. Gangguan psikologis yang
mungkin dirasakan ibu pada fase ini antara lain:
1) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang di inginkan
tentang bayinya.
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik. Misalnya rasa
mulas, payudara bengkak dll.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayinya dan cenderung melihat saja tanpa membantu.
b. Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10
hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir atas

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah
tersinggung dan gampang marah.
Tugas sebagai tenaga kesehatan misalnya dengan cara
mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara
merawat luka jahitan, mengajarkan senam nifas, memberikan
pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu.
c. Fase letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.
Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan dirinya meningkat. Pendidikan yang kita berikan pada
fase sebelumnya akan bermanfaat bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.
Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu.
Suami dan keluarga dapat membantu dalam merawat bayi,
mengerjakan urusan rumah tangga sehingga tidak perlu terbebani.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
Memberikan informasi tentang jumlah dari sel-sel darah merah
(RBC), sel-sel darah putih (WBC), nilai hematokrit (Ht) dan
haemoglobin (Hb).
b. Pemeriksaan Pap Smear
Mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel
endometrium.
c. Pemeriksaan Urine: Urine lengkap (UL)
Pemeriksaan ini mencari kemungkinan terdapatnya bakteri dalam
urine seperti streptokokus.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


8. Komplikasi
a. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama setelah kelahiran bayi)
b. Infeksi
1) Endometritis (randang endometrium)
2) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
3) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
4) Caked breast/bendungan ASI (payudara mengalami distensi,
menjadi keras dan berbenjol-benjol)
5) Mastitis (mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat,
kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika
tidak ada pengobatan bisa terjadi abses)
6) Trombophlebiti (terbentuknya permbekuan darah dalam vena
varicose superficial yang menyebabkan statis dan hiperkoagulasi
pada kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau
nyeri).
7) Luka perineum (ditandai dengan: nyeri local, disuria, temperatur
naik 38,3oC, nadi < 100 x/menit, edema, peradangan dan
kemerahan pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka
kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
c. Gangguan Psikologis
1) Depresi post partum
2) Post partum blues
3) Post partum psikosa
d. Gangguan involusi uterus

9. Penatalaksanaan
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


c. Hari ke 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri,cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (TEORI)


1. Pengkajian
a. Data Umum Klien meliputi: nama klien, usia, agama, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, nama suami, umur
suami, agama, pekerjaan suami, pendidikan terakhir suami, dan
alamat
b. Anamnesa meliputi: keluhan utama, keluhan saat pengkajian,
riwayat penyakit sekarang, riwayat menstruasi (menarchea, siklus,
jumlah, lamanya, keteraturan, dan apakah mengalami dismenorhea),
riwayat perkawinan, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu,
riwayat kehamilan sekarang (ANC).
c. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
1) Jenis persalinan apakah spontan atau operasi SC
2) Tanggal/jam persalinan
3) Jenis kelamin bayi
4) Jumlah perdarahanPenyulit dalam persalinan baik dari ibu
maupun bayi
5) Keadaan air ketuban meliputi warna dan jumlah
d. Riwayat genekologi kesehatan masa lalu apakah ibu pernah
mengalami operasi atau tidak
e. Riwayat KB baik jenis maupun lama penggunaan
f. Riwayat kesehatan keluarga apakah ada penyakit menurun atau
menular dari keluarga
g. Pola aktivitas sehari-hari meliputi Eliminasi, nutrisi, istirahat.
Kebersihan
h. Riwayat psikososial

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3
periode yaitu sebagai berikut:
1) Periode Taking In
a) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan
b) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu
menjaga komunikasi yang baik.
c) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain,
mengharapkan segala sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi
orang lain.
d) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan
tubuhnya
e) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika
melahirkan secara berulang-ulang
f) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur
dengan tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti
sediakala. 
g) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan
nutrisi, dan kurangnya nafsu makan menandakan
ketidaknormalan proses pemulihan.
2) Periode Taking Hold
a) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan
b) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya
dalam merawat bayi
c) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung.
Oleh karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari
orang-orang terdekat
d) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya.
Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya
dirinya
e) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan
fungsi tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


besar, mulai belajar untuk mengubah posisi seperti duduk
atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi diri dan
bayinya
3) Periode Letting Go
a) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. 
b) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah
c) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya
d) Keinginan untuk merawat bayi meningkat
e) Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya, keadaan ini disebut baby blues
i. Pemeriksaan Fisik meliputi:
1) Status Obstetri
2) TTV: nadi, suhu, tekanan darah, dan pernapasan
3) Pemeriksaan mata: konjungtiva, sclera pucat atau tidak.
4) Pemeriksaan mulut: mukosa bibir kering atau tidak.
5) Pemeriksaan thorax: retraksi otot dada, bunyi nafas, bunyi
jantung.
6) Pemeriksaan abdomen: luka jaritan operasi, keadaan luka, bising
usus.
7) Pemeriksaan ekstremitas: pergerakan, edema, sianosis,
terpasang infus IVFD atau tidak, akral dingin.
8) Pemeriksaan genetalia: pengeluaran lochea, kebersihan.
9) Obat-obatan yang dikonsumsi
10) Pemeriksaan penunjang seperti darah lengakap: WBC, HCT,
HGB.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik.
b. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang pentingnya pemberian ASI.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


c. Hambatan eliminasi urine berhubungan dengan kebiasaan toileting
tidak efektif.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan lingkungan.
e. Resiko defisien volume cairan, faktor risiko kesulitan memenuhi
peningkatan kebutuhan volume cairan.
f. Resiko infeksi, faktor risiko kurang pengetahuan untuk menghindari
pajanan patogen.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


3. Intervensi & Rasional
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan a. Kaji karakteristik, skala nyeri a. untuk mengetahui skala
berhubungan dengan keperawatan selama x 24 jam b. Motivasi untuk mobilisasi sesuai nyeri dan memberikan
agens cedera fisik. diharapkan nyeri akut teratasi, indikasi tindakan selanjutnya
dengan Kriteria hasil: c. Kontrol lingkungan yang dapat b. memperlancar pengeluaran
mempengaruhi nyeri seperti suhu lochea, mempercepat
a. Nyeri yang dilaporkan tidak ada
ruangan, pencahayaan dan involusi dan mengurangi
b. Ekpresi nyeri wajah tidak ada
kebisingan nyeri secara bertahap.
c. TTV dalam batas normal
d. Anjurkan penggunaaan teknik c. Untuk mengurangi respon
d. Panjangnya episode nyeri tidak ada
relaksasi. nyeri
e. Tidak bisa beristirahat tidak ada
e. Kolaborasi pemberian analgetik d. Untuk mengatur rasa nyeri
f. Berkeringat berlebihan tidak ada
luka post op
g. Ketegangan otot tidak ada
e. Obat analgetik di berikan
untuk menghilangkan rasa
nyeri

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan a. Fasilitasi proses bantuan interaktif a. membantu mempertahankan

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


pemberian ASI keperawatan selama x 24 jam untuk membantu mempertahankan keberhasilan proses
berhubungan dengan diharapkan ketidakefektifan keberhasilam proses pemberian ASI pemberian ASI
kurang pengetahuan pemberian ASI teratasi, dengan b. Sediakan informasi tentang laktasi b. Menambah pengetahuan Ibu
orang tua tentang Kriteria hasil: dan teknik memompa ASI, cara tentang pengelolaan ASI
pentingnya mengumpulkan ASI dan menyimpan c. Agar pengasuh dapat
a. Menyusui secara mandiri
pemberian ASI. ASI memberikan ASI dengan
b. Tetap mempertahankan laktasi
c. Ajarkan pengasuh bayi pengenai tepat
c. Pertumbuhan dan perkembangan
topik-topik seperti penyimpanan dan d. Agar orang tua paham
bayi dalam batas normal
pencairan ASI dan penhindaran mengenai cara mengelola
d. Mengetahui tanda-tanda penurunan
memberi susu botol pada dua jam susu formula sebelum
suplai ASI
sebelum ibu pulang diberikan kepada bayi
e. Ibu mampu mengumpulkan dan
d. Ajarkan orang tua mempersiapkan,
menyimpan ASI secara aman
menyimpan, menghangatkan dan
f. Penyapihan pemberian ASI
kemungkinan pemberian tambahan
diskontinuitas progresif pemberian
susu formula
ASI
g. Kemampuan penyedia perawatan
untuk mencairkan, menghangatkan
dan menyimpan ASI secara aman

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


h. Menunjukkan teknik dalam
memompa ASI
i. Berat badan bayi= masa tubuh
j. Tidak ada respon alergi sistemik
k. Respirasi status: jalan nafas,
pertukaran gas, dan ventilasi nafas
bayi adekuat
l. Tanda-tanda vital dalam batas
normal

3. Hambatan eliminasi Setelah dilakukan asuhan a. Monitor eliminasi urine a. Mengkaji output urine
urine berhubungan keperawatan selama ..x24 jam b. Identifikasi tanda dan gejala retensi pasien dan menentukan
dengan kebiasaan diharapkan tidak ada hambatan urine normal atau tidaknya
toileting tidak efektif. eliminasi urine pasien dengan c. Ambil sampel urine tengah dan jumlah urine yang
criteria hasil: kultur keluar
d. Catat waktu-waktu dan haluaran b. Retensi urine merupakan
a. Pasien dapat berkemih dengan
berkemih salah satu tanda adanya
normal
e. Anjurkan untuk minum yang cukup gangguan eliminasi pada
b. Tidak ada desakan berkemih
f. Ajarkan mengenali tanda berkemih urine

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


yang urgensi dan waktu yang tepat untuk c. Sampel urine untuk
c. Tidak ada distensi kandung berkemih melakukan pemeriksaan
kemih g. Kolaborasi pemberian obat laboratorium
d. Frekuensi BAK membaik supositoria uretra d. Mempermudah
pemantauan mengenai
e. cairan pasien (eliminasi
urine)
f. Minum yang cukup
membantu proses balance
cairan pasien
g. Pasien harus tahu kapan
dia berkemih
h. Supositoria uretra
merupakan obat untuk
gangguan pada

4. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan a. Monitor waktu makan dan minum a. Agar tidak mengganggu

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


berhubungan dengan keperawatan selama .. x 24 jam dengan waktu tidur waktu tidur pasien
gangguan gangguan pola tidur dapat teratasi b. Monitor/catat kebutuhan tidur b. Untuk mengetahui kebutuhan
lingkungan. dengan kriteria hasil: pasien setiap hari dan jam tidur pasien
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman c. Membantu pasien agar
 Jumlah jam tidur dalam batas
d. Instruksikan untuk memonitor tidur beristirahat dengan baik
normal 6-8 jam/hari
pasien d. Mengetahui adanya
 Pola tidur, kualitas dalam batas
e. Diskusikan dengan pasien dan gangguan tidur
normal
keluarga tentang teknik tidur e. Membantu pasien
 Perasaan segar sesudah tidur atau
pasien mendapatkan tidur yang
istirahat
f. Kolaborasi pemberian obat tidur berkualitas
Mampu mengidentifikasi hal-hal
f. Membantu mempermudah
yang meningkatkan tidur
untuk tidur

5. Resiko defisien Setelah dilakukan tindakan a. Observasi suhu dan nadi. a. Mengetahui adanya indikasi
volume cairan, faktor keperawatan selama x24 jam, b. Observasi adanya tanda-tanda kekurangan volume cairan.
risiko kesulitan diharapkan : Resiko defisien volume dehidrasi atau overhidrasi. b. Menentukan intervensi lebih
memenuhi cairan tidak terjadi, Kriteria hasil: c. Monitor vital sign lanjut.
peningkatan d. Monitor status cairan termasuk c. Mengetahui keadaan umum
a. Turgor pada perut bagian depan
kebutuhan volume intake dan output cairan pasien
kenyal, tidak ada edema,

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


cairan. membrane mukosa lembab, e. Berikan susu dan cairan intravena d. Mengetahui status kebutuhan
intake cairan sesuai dengan usia sesuai kebutuhan. cairan tubuh
dan BB. f. Edukasi keluarga untuk membantu e. Membantu mempertahankan
b. Output urin 1-2 ml/kg BB/jam, masukkan oral jumlah cairan dalam tubuh
ubun-ubun datar, elektrolit darah g. Kolaborasi pemberian terapi f. Membantu mencegah
dalam batas normal. intravena sesuai dengan anjuran terjadinya kekurangan cairan
dan berikan dosis pemeliharaan, g. Mempertahankan
selain itu berikan pula tindakan- keseimbangan cairan.
tindakan pencegahan.

6. Resiko infeksi, faktor Setelah dilakukan tindakan a. Bersihkan lingkungan setelah a. Mencegah terjadi penularan
risiko kurang keperawatan selama x 24 jam dipakai pasien lain penyakit dari pasien satu ke
pengetahuan untuk diharapkan resiko infeksi tidak b. Cuci tangan setiap sebelum dan pasien lainnya
menghindari pajanan terjadi, dengan Kriteria hasil: sesudah tindakan keperawatan b. Dengan cuci tangan dapat
patogen. c. Menganjurkan ibu menganti softek memutuskan rantai penularan
a. Klien bebas dari tanda dan gejala
setiap 3-4 jam sekali penyakit
infeksi
d. Melakukan rawat luka pada c. Menganti softek secara rutin
b. Mendeskripsikan proses
waktunya dan sering menjaga daerah
penularan penyakit, faktor yang
reproduksi dari kelembaban

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


mempengaruhi penularan serta e. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dimana bakteri dan jamur
penatalaksanaannya dan gejala infeksi sering berkembang biak
c. Menunjukkan kemampuan untuk d. Rawat luka dapat
mencegah timbulnya infeksi mempercepat penyembuhan
d. Jumlah leukosit dalam batas sehingga resiko infeksi kecil
normal e. Dengan pasien dan keluarga
e. Menunjukkan perilaku hidup mengetahui tanda dan gejala,
sehat mereka akan segera melapor
kepada pelayan kesehatan.

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners


DAFTAR PUSTAKA

Alden K.R, 2018. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Dialihbahasakan oleh


Maria A. Jakarta: EGC.
Butcher, Howard K. Et al. 2017. Nursing Interventions Classification (NIC). Ed
7. Jakarta. Elsevier.
Dewi V.N, 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Herdman, T. Hether. 2020. Dignosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2021-
2023. Ed 12. Jakarta. EGC
Hutahean, Serri. 2018. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi.
Jakarta. TIM
Mitayani, 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Moorhead, Sue. Et al. 2018. Nursing Outcome Classification (NOC). Ed 6.
Jakarta. Elsevier.
Nurarif, Huda Amin, dkk. 2017. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta.
MediAction

INDAH DAMAYANTI AMRUN,S.Kep (2021032036) Profesi Ners

You might also like