You are on page 1of 3

Penyelesaian Sengketa di Arbitrase

Pertanyaan
Dengan hormat. Sebelumnya kami informasikan bahwa kami adalah salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang Kawasan Industri. Dalam kesempatan ini, kami ingin sekali
BANI bisa memberikan sedikit informasi berkenaan masalah kami yaitu dalam perjanjian
jual beli tanah antara kami sebagai developer dengan investor (asing). Biasanya kami
memasukkan klausul apabila ada persengketaan dalam hal jual beli akan diselesaikan
menggunakan arbitrase dari BANI. Namun, salah satu calon buyers kami (Jepang)
menginginkan penyelesaian sengketa di arbitrase Singapore dan menggunakan Rules of
Arbitration of the International Chamber of Commerce disebutkan dalam perjanjian.

Adapun pertanyaan kami: 1) Apa kelebihan dan kekurangannya apabila kita menggunakan
arbitrase di Singapore? 2) Apakah penerapan Rules of Arbitration of the International
Chamber of Commerce akan memberikan akibat hukum yang lebih berat bagi kami apabila
diputus suatu sengketa? Apakah bisa dimungkinkan penyelesaian sengketa di arbitrase
Singapore namun menggunakan/prevailing Hukum Indonesia? 3) Dalam hal putusan
penyelesaian sengketa di arbitrase Singapore, apakah bisa langsung dieksekusi? Karena
menurut informasi yang kami dapat suatu putusan sengketa dari arbitrase asing harus
mendapat penetapan dari Pengadilan Negeri? Dan dalam hal penetapan oleh Pengadilan
Negeri, apakah materi perkara diperiksa kembali dari awal? Bagaimana dasar hukumnya dan
acara Peradilannya? Demikian hal yang menjadi pertanyaan kami, besar harapan kami dari
BANI bisa memberikan sedikit informasi yang sangat kami butuhkan. Terima kasih atas
perhatiannya. Wahyu (legal staff)

Ulasan Lengkap
 

1.      Keuntungan dan kerugian menggunakan Singapore International Arbitration Center (SIAC), apabila


dibandingkan dengan menggunakan arbitrase domestik, adalah SIAC merupakan lembaga yang dikenal
secara internasional (internationally recognized). Selain itu, para arbiter yang ada di SIAC dianggap lebih
memahami seluk beluk masalah yang biasanya dihadapi bila berbisnis dengan pengusaha Indonesia (lebih

lanjut simak Pengguna SIAC Asal Indonesia Terus Meningkat, Bagaimana Nasib BANI?)
Barangkali kerugian menggunakan SIAC dibandingkan menggunakan arbitrase Indonesia di antaranya
pelaksanaan putusannya akan relatif sulit. Dengan dipilihnya badan arbitrase singapura (SIAC)
sebagai choice of forum, putusan arbitrase tersebut menjadi putusan arbitrase asing (lihat pasal 1 angka 9
UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa/UU Arbitrase). Hal ini akan
menjadi masalah pada saat Anda akan mengeksekusi putusan arbitrase. Untuk mengeksekusi pelaksanaan
putusan arbitrase asing tersebut, Anda harus mengikuti prosedur yang ditentukan dalam New
York Covention 1958 dan UU Arbitrase, antara lain dengan meminta penetapan eksekuatur dari Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Pada prakteknya, putusan arbitrase asing sendiri masih banyak yang ditolak untuk
dieksekusi di Indonesia, seperti misalnya kasus Paiton Energy Corporation (PEC) melawan PT Perusahaan
Listrik Negara (PLN) pada 2001 (lebih lanjut baca Putusan Arbitrase Seharusnya Dipatuhi).

2.       Apakah penggunaan Rules of Arbitration of the International Chamber of Commerce akan menimbulkan


akibat hukum yang lebih berat bagi Anda? Rules of Arbitration ICC berlaku sebagai hukum acara dalam
proses arbitrase. Jadi, ia tidak menimbulkan akibat hukum yang lebih berat, karena hukum yang dipakai
untuk mengadili substansi sengketa (hukum materiil-nya) bukan Rules of Arbitration ICC.

Apakah bisa dimungkinkan penyelesaian sengketa di arbitrase Singapore namun


menggunakan/prevailing hukum Indonesia? Sebelumnya, perlu dipahami mengenai perbedaan
antara choice of forum/choice of court (pilihan forum/pilihan pengadilan) dengan choice of law (pilihan
hukum). Menurut Dr. Eman Suparman, choice of forum adalah pemilihan yang dilakukan terhadap instansi
peradilan atau instansi lain yang oleh para pihak ditentukan sebagai instansi yang akan menangani sengketa
mereka jika terjadi di kemudian hari (“Pilihan Forum Arbitrase dalam Sengketa Komersial untuk

Penegakan Keadilan,” Dr. Eman Suparman, SH, MH, hal. 75 ). Jadi, choice of forum hanya merupakan
pilihan mengenai di lembaga mana penyelesaian sengketa akan dilakukan. Sedangkan, untuk choice of
law adalah mengenai hukum apa yang akan dipakai untuk mengadili sengketa tersebut. Jadi, para pihak bisa
saja memilih choice of forum di Singapore International Arbitration Center (SIAC), tetapi
menggunakan rules dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Dasarnya adalah kebebasan
berkontrak sebagaimana diatur dalam pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3.      Sebagaimana telah diuraikan di atas, penggunaan badan arbitrase Singapura menyebabkan putusan yang
dihasilkan kelak akan dikategorikan sebagai putusan arbitrase asing (pasal 1 angka 9 UU Arbitrase).
Dengan demikian, untuk pelaksanaannya di Indonesia harus melalui tahap-tahap sebagai berikut:

(1) Tahap Pendaftaran. Putusan arbitrase tersebut harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
(pasal 65 UU Arbitrase). Berdasarkan pasal 67 UU Arbitrase, pendaftaran putusan arbitrase asing
dilakukan dengan penyerahan putusan arbitrase ke Panitera Pengadilan Jakarta Pusat oleh arbiter atau
kuasanya.
(2) Setelah pendaftaran ini, diajukan permohonan eksekuatur kepada PN Jakarta Pusat (pasal 67 UU
Arbitrase). Terhadap permohonan ini, Ketua PN akan mengeluarkan perintah yang mengakui dan
memerintahkan pelaksanaan putusan arbitrase asing ini.

(3) Setelah perintah Ketua PN diterima, pelaksanaan selanjutnya dilimpahkan kepada ketua Pengadilan
Negeri yang memiliki kompetensi relatif untuk melaksanakannya (Pasal 69 ayat 1 UU Arbitrase).
Tatacara pelaksanaan eksekusi sendiri dilakukan sesuai ketentuan Hukum Acara Perdata.

Terhadap penetapan PN yang menolak permohonan eksekuatur, dapat diajukan upaya kasasi. Karena
upaya hukumnya adalah kasasi, maka MA tidak memeriksa pokok perkara lagi, melainkan hanya
memeriksa penerapan hukumnya.

Mengenai problematika eksekusi putusan arbitrase asing di Indonesia Anda dapat baca tulisan dari
Wakil Ketua BANI M. Husseyn Umar di hukumonline.com.

You might also like