You are on page 1of 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Percobaan

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKA


2.1. Perngertian
2.2. Pengaplikasian

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN


3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Pecobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisa Data
4.2. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

DAFTAR KEPUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Tabel 2.3. Rangkain Pembagi Tegangan
Tabel 2.4. Rangkain Pembagi Arus
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.2 Alat dan Bahan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hukum ohom adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir

melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang

diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematui hukum ohm

apabila nilai resistansinya tidak tergantung terhadap besar dan polaritas beda

potensial yang dikenakkan kepadanya. Berdasarkan hukum ohm, didefinisikan

sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati kuat arus 1

ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan

pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.

Semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan.

Jadi, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhui oleh panjang penampang,

luas penampang dan jenis bahan. Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu panjang,

luas dan jenis bahan.hambatan berbanding lurus dengan panjang benda, semakin

panjang maka semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan juga berbanding

terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas penampangnya maka semakin

kecil hambatan nya. Inilah alasan kenapa kabel yang ada pada tiang listrik dibuat

besar-besar, tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa

mengalir dengan mudah.hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda,

semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu (Georg

Simon,1854).
Arus searah DC adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau negatif

saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal

dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah ini

mengalir ke satu arah jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutup positif

(+) ke kutup negatif (-). Penerapan arus listrik searah dapat dilihat didalam rangkaian

seri dan paralel. Selain itu, dalam penerapan Hukum kirchoff pada suatu rangkain

juga terdapat arus listrik searah.Gustaf Robert Kirchoff adalah fisikawan jerman

yang berkontibusipada memahaman konsep dasar teori rangkain listrik, dalam

kelistrikan, sumbangan utamnya adalah dua hukum dasar rangkaian, yang dikenal

dengan hukum I dan hukum II Kirchoff (Bishop, Owen, 2004).

Dalam elektonik pembagi tegangan adalah sebuah elektronika linear yang

akan menghasilkan tegangan ounput (Vout) yang merupakan sebagian kecil dari

tegangan masukan (Vin). Pembagi tegangan biasanya menggunakan dua resistor atau

dibuat dengan stu potensioner. Tegangan ounput tergantung dari nilai-nilai

komponen resistor atau dari pengaturan potensioner. Ketika pembagi tegangan

diambil dari titik tengah, tegangan mungkin kebetulan. Prinsip dasar dari rangkain

pembagi arus adalah arus listrik pada rangkaian seri akan sama sedangkan arus listrik

pada rangkaian paralel akan berbeda. Berdasarkan prinsip tersebut maka untuk

membagi arus listrik maka kita harus membuat rangkain listrik paralel. Pada titik

pembagi arus dapat disimpulkan suatu hasil pengamatan yaitu, I1 = I2 + I3

Secara definisi pembagi tegangan adalah sebuah rangkain listrik yang

menyebabkan tegangan listrik yang masuk terbagi menjadi lebih kecil. Rangkaian

pembagi tegangan memiliki nama lain Voltage Divider. Tujuan pembagi tegangan

sendiri banyak digunakan untuk mengaturtegangan agar output yang lebih kecil.
Pada rangkain pembagi tegangan memanfaatkan sifat rangkain seri yaitu tegangan

yang masuk akan terbagi-bagi oleh kmponen penyusunya seperti resistor

V0 = R2 / R1 + R2 x V1 (Alessandro Volta,1745).

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa mengenal dan memahami

cara kerja komponen dan rangkaian arus searah DC, Mahasiswa mampu menjalankan

dan memodifikasih rangkain arus DC untuk fungsi-fungsi dan aplikasih-aplikasih

tertentu yanf pada akhirnya dapat mengembangkan kemampuan agar mampu

merancang dan membuat rangkaian listrik untuk berbagai fungsi dan aplikasih dalam

berbagai pengujian dan pengukuran dalam imu fisika.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Diabad modern ini listrik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, hampir

tidak ada teknologi tampa mengunakan listrik. Listrik sudah menjadi bagian penting

dalam kehidupan sehari-hari. Energi primer (seperti minyak, batubara, gas, panas

bumi dan lain-lain) diubah menjadi energi listrik, alat mengubah energi tersebut

adalahgenerator. Generator mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik.

Perpindahan energi dalam suatu rangkaian akan pembangkitkan medan listrik

sehingga timbullah apa yang disebut dengan arus listrik atau arus searah.

2.2 Aplikasih

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan

berkeseimbangan pada konduktorakibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa

lokasih yang jumlah elektronnya tidak sama. Satuan arus listrik adalah amperemeter.

Arus dibagi menjadi 2 yaitu, arus listrik searah (DC) dan arus listrik bolak-balik

(AC). Arus listrik searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi

potensialnya tinggi ke titik yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus

listrik searah biasanya adalah baterai dan panel surya. Arus listrik searah biasanya

mengalir pada sebuah konduktor. Arus listrik searah biasanya mengalir pada

konduktor. Arus listrik searah kondisinya lebih stabil dibandingkan arus listrik bolak-

balik sehingga lebih banyak digunakan untuk kehidupan peralatan elektronik.

2.3 Tegangan listsrik

Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam

rangkain listrik dan dinyatakan dalam satuan volt.


2.4 Rangkaian listrik

Rangkaian listrik adalah interkoneksi dari kesimpulan elemen atau komponen

penyusunya ditambaha dengan rangkaian penghubungnya disusun dengan cara-cara

tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Rangkaian listrik dibagi

menjadi 3 jenis rangkaian yang sering dijumpai yaitu rangkaian seri, rangkaian

paralel dan rangkaian campuran.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilakukan pada hari senin, 10 Oktober 2022, Pada pukul

08.00-10.00 WIB, bertempat dilaboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan

NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH

1 Multimeter Digital 1 buah

2 Catu Daya 15 V DC 1 buah

3 Resistor 4 buah

4 Papan Rangkaian 1 buah


5 Jumper 2 buah

6. Kabel Penghubung Secukupnya

3.3 Prosedur Percobaan

a. Rangkain Baterai

1. Setelah mendapatkan persetujuan asisten,diambil 1 multimeter, catu daya

dan komponen-komponen elektronika lainnya

2. Moda pengukuran multimeter diatur untuk pengukuran listrik DC

3. Dihubungkan hambatan-hambatan, catu daya dan kedua voltmeter DC

sesuai dengan gambaran rangkaian.

4. Dipercobaan pertama, digunakan resistor dengan nilai hambatan yang

sama, yaitu R1 – R2
5. Sebelum catu daya dhidupakan asisten dimintak untuk memerksa

rangkaian yang telah dibuat.

6. Diberi tegangan masukkan dari catu daya dan diukur tegangan masukkan,

Vi dan tegangan keluaran V0 = V2 (tegangan pada R2), serta tegangan

pada R1, V1 dan di catat hasilnya pada tabel

7. Diubah tegangan masukan secara bertahap

8. Catu daya dimatikan lalu diganti nilai R1 dan R2, dengan hambatan yang

berbeda.

b. Rangkain Pembagi Arus

1. Setelah mendapatkan persetujuan dari asisten, diambil 1 multimeter dan

komponen-komponen elektronika lainnya

2. Moda pengukuran diatur sesuai keperluan pengukuran

3. Untuk beberapa nilai resistor dipakai resistor yang nilainya sama,

R1 = R 2 = R 3

4. Sebelum catu daya dihidupkan asisten dimintak untuk memeriksa

rangkaian yang telah dibuat

5. Rangkain tegangan listrik disuplai, kemudian diukur arus masukkan, Ii

dan arus keluaran, 101, 102, dan 103 pada rangkaian dan dicatat dalam

tabel.

6. Ditampilkan hasil pengamatan dan pengukuran, dan dilakukan analisa

prinsip pembagian arus.


DAFTAR PUSTAKA

Georg Simon,1854. Pengetahuan dasar Listrik. Jakarta : Erlangga.

Bishop, Owen, 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga.

Taufiq, Dwi. 2010. Buku pintar Robatika Rangkaian Analog.

Yogyakarta: ANDI OFFESET.


LAMPIRAN

Gambar 2.6 Rangkain Pembagi Tegangan

Gambar 2.7 Rangkaian Pembagi Arus

You might also like