You are on page 1of 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Aspek Inovasi Dalam Wirausaha

Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan

(entrepreneur), didefinisikan dengan seseorang yang mengorganisasikan,

mengoprasikan dan memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang

mendatangkan laba. Seorang pelaku usaha dalam sekala kecil sekalipun dalam

menjalankan kegiatannya akan selalu menggunakan berbagai sumber daya.

Sumber daya organisasi usaha meliputi, sumber daya manusia, finansial, peralatan

fisik, informasi dan waktu. Dengan demikian seorang pelaku usaha telah

melakukan pengorganisasian terhadap sumberdaya yang dimilikinya dalam ruang

dan dimensi terbatas dan berusaha mengoprasikan sebagai kegiatan usaha guna

mencapai laba. Bagi organisasi manapun, inovasi bukan hanya menunjukkan

peluang untuk bertumbuh dan bertahan hidup, tetapi juga pelung untuk

mempengaruhi arah industri secara singnifikan. (Mulyadi, 2010 : 26-27).

Salah satu pendekatan utama untuk memastikan agar inovasi berhasil di

dalam organisasi adalah dengan mengembangkan pasar internal, yang

memungkinkan ide dan fungsi inovasi bisa berjalan baik di dalam lingkungan

penawaran dan permintaan. (Davilla, Tony dll, 2006: 1).

Jong and Wennekers (2008) dalam Ernani hadiyati jurnal (2008:)

menyatakan bahwa kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai pengambilan

resiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang

9
untuk menciptakan usaha baru, atau dengan pendekatan yang inovatif sehingga

usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam menghadapi

tantangan-tantangan persaingan. Kata kunci dari kewirausahaan adalah

pengambilan resiko, menjalankan usaha sendiri, memanfaatkan peluang-peluang,

menciptakan usaha baru pendekatan yang inovatif dan mandiri (tidak bergantung

pada bantuan pemerintah).

1.2 Inovasi

Perusahaan-perusahaan menghadapi dilema, jika tidak melakukan inovasi

maka perusahaan akan mati. Namun untuk mengelola inovasi juga harus hati- hati.

Philip Kotler (2004:97) mengungkapkan bahwa proses inovasi haruslah dikelola

dengan hati-hati sebagai suatu kumpulan proses-proses yang termasuk

pengembangan ide-ide, penyaringani ide-ide, pembangunan dan pengujian

konsep-konsep, analisis bisnis, penembangan dan pengujian prototipe, uji coba

pemasaran, dan komersialisasi. Perusahaan harus mengembangkan dan

mendapatkan kopetensi-kompetensi yang diperlukan dalam setiap langkah proses

tersebut.

Pakar manajemen Peter Drucer dalam buku (Thomas, Norman, Doug

Wilson : 57) menyatakan inovasi merupakan instrumen khusus wirausahawan,

sarana yang mereka gunakan untuk mengeksploitasi perubahan menjadi peluang

untuk bisnis atau jasa yang berbeda. Wirausahawan yang sukses memiliki ide dan

kemudian mencari cara agar ide tersebut sukses memecahkan masalah atau

memuaskan kebutuhan. Robert (1981) dalam buku Lena, lina (2009 : 18)

mengklarifikasikan bahwa inovasi bukan hanya sekedar penemuan, tetapi lebih

10
menekankan kepada ide-ide yang dibutuhkan untuk dipraktikkan, sedangkan

penemuan perlu dikomersialisasikan untuk memperkenalkan inovasi. Dalam

perspektif yang luas untuk mengcover lebih dari sekedar inovasi produk, ide-ide

atau invetion perlu diimplementasikan dalam produk, produksi, kopentensi

administrasi dari suatu perusahaan.

Inovasi adalah kreativitas organisasi yang mentransformasikan tekhnologi

mulai dari ide sampai dengan komersialisasi, Lena Ellitan (2009:21). Sedangkan

menurut Prof. Dr. Anna Poejiadi mendesfinisikan inovasi berasal dari kata

innovate yang mempunyai arti membuat peubahan atau memperkenalkan sesuatu

yang baru. Definisi inovasi, http://Indonesia.com/definisionline/ . Philip Kotler

(2007:76) menyebutkan bahwa inovasi biasanya saat memasuki pasar, mempunyai

nilai yang berbeda misalnya seperti tipikal harga yang lebih murah, produk yang

lebih simpel, lebih kecil atau praktis dan ancapkali lebih tepat atau cocok untuk

pengguna.

Menurut Peter Drucker dalam buku Davila (2006: 6) menyatakan inovasi

adalah upaya menciptakan perubahan yang bertujuan dan fokus di dalam suatau

potensi ekonomi atau sosial. Suryana dalam jurnal Ernani Hadiyati ( 2011:11)

menyatakan inovasi sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam

rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan

memeperkaya kehidupan.

11
Keeh, et. al (2007) dalam jurnal Ernani Hidayati (2011:11) menjelaskan

inovasi sangat penting karena terdapat alasan sebagai berikut :

1. Tekhnologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan

layanan baru dari pesaing, dan mendorong usaha entrepreneurial untuk

bersaing dan sukses. Untuk itu hal uang harus dilakukan adalah

menyesuaikan diri dengan inovasi tekhnologi baru.

2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek,

artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan dengan

yang baru dalam waktu cepat dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif

yang menimbulkan inovasi.

3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan

dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas,

pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skiil inovatif dibutuhkan untuk

memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen

sebagai pelanggan.

4. Dengan pasar dan tekhnologi yang berubah secara cepat, ide yang bagus

dapat semakin mudah ditiru,dan ini membutuhkan metode penggunaan

produk, proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara

kontinyu.

5. Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen

pasar, dan menciptakan posisi korporat yang lebih baik

12
Untuk lebih jelasnya, proses kwirausahaan, inovasi dan kinerja dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Kinerja bisnis (sales/pendapatan,


lapangan kerja

Inovasi
(produk/layanan)

Kapasitas Kapasitas untuk Kemauan


untuk berencana kedepan mengambil
berinovasi resiko

Aksi Entrepreneurial

Keinginan untuk tumbuh (sales/pendapatan, lapangan kerja)

Sumber : Keeh, et.al (2007)

Gambar 2.1. Proses Entrepreneurial, Inovasi dan Kerja Bisnis

Dari beberapa pendapat di atas, maka peulis dapat menyimpulkan bahwa

inovasi adalah cara baru untuk melakukan suatu hal menuju ke perubahan yang

lebih baik guna memenuhi kebutuhan konsumen.

1.3 Kreativitas

Munroe dalam buku Carmin Gallo (2009:xiii) menyatakan bahwa

kreativitas membutuhkan usaha, inovasi bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali

kemudian duduk dan bersantai, inovasi merupakan komitmen untuk melakukan

perbaikan terus-menerus yang dimiliki setiap orang. Menurut Thomas, dkk.

(2008:57) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan

untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan

13
menurut (Ernani H, 2011:10) Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk

atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang

lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau

panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti,

mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru.

Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi

wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatannya pada

umumnya. Di dalam perusahaan yang inovasinya berkembang dengan baik,

berarti fungsi penyerapan kreatif maupun nilai (komersial) berjalan dengan penuh

semangat. Manajemen yang sukses memerlukan keseimbangna kreativitas dan

proses komersialisasi, Dvila, Tony dll. (2006:105-106).

Dari beberapa pendapat di atas, penulis atau peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide-ide baru, yang

menujang perusahaan untuk melakukan inovasi dalam rangka menghasilkan

produk yang benar-benar inovatif.

1.4 Inovasi produk

Setiap orang akan memuaskan kebutuhnnya dengan mengkonsumsi

produk tertentu. Kotler, (2002 : 13) mendefinisikan produk adalah tawaran yang

dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk adalah segala sesuatu baik

dalam bentuk barang maupun jasa yang dapat ditawarkan produsen kepada

konsumen guna tercapainya pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen. Dan

konsumen akan membayar produk tersebut demi terpenuhinya kebutuhan dan

kepuasan.

14
Perusahaan kecil biasanya memperlakukan pengembangan produk baru

sebagai sebuah perlombaan, tetep berkopetensi dalam bisnis menuntut

pengembangan produk yang inovatif dan membawa produk tersebut pada pasar

lebih cepat daripada persaingan yang ada. Tantangan ini disulitkan oleh daur

hidup yang singkat. Perusahaan kecil harus menciptakan suatu budaya yang

inovatif untuk tetap bertahan. Justin G dkk. (2001:354).

Inovasi melibatkan produk baru dan karateristik baru dari poduk lama.

Prosesnya dapat membuat sebuah produk berubah secara incrumental (modifikasi

produk yang telah ada) atau radical. Inovasi produk menurut Crawford & De

Benedetto (2000 : 9) dalam penelitian Dian Novita Dewi (2010) adalah inovasi

yang digunakan dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk

baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk inovasi di segala proses fungsional

kegunaannya.

Hurley and Hult (1998) dalam Kusumo (2006 : 22) penelitian Dian Novita

Dewi (2010) mendefinisikan inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk

beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut

untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan

menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan memuaskan

pelanggan.

Zakon, 1909 dalam buku Lena Eliantta (2009 : 4) inovasi produk harus

bisa menciptakan keunggulan kompetetif yang berkelanjutan dalam perubahan

lingkungan yang cepat dan menuju pasar global. Keberhasilan inovasi produk

membutuhkan kesesuaian antara proses dan lingkungan yang mendukung. Inovasi

15
produk baru merupakan cara terpenting bagi perusahaan untuk menciptakan nilai

bagi pelanggan dan mencapai keunggulan kompetetif. Gaynor, (1996) dalam buku

Lena eliantta (2009:4).

Jenis inovasi produk dapat mempengaruhi strategi inovasi yang digunakan

oleh suatu perusahaan, penelitian Anne Gracia (2003) dalam skripsi Oscar

(2009:20) menyebutkan ada 9 jenis inovasi yang sering digunakan :

1. Inovasi yang menciptakan sektor

Jenis inovasi ini mencoba untuk membuka pasar baru, produk yang dihasilkan

benar-benar baru.

2. Inovasi yang memperluas pelaksana

Menciptakan inovasi yang baru dari produk-produk yang telah ada guna

mengurangi kebutuhan finansial perusahaan.

3. Reorganisasi perusahaan

Reorganisasi tekhnologi memasukkan tambah-tambahan atau materi dari

pengembangan industri untuk menghasilkan suatu produk baru.

4. Inovasi Merek

Pembuatan merek merupakan inovasi yang paling potensial. Pembuatan

merek membentuk kecenderungan untuk membeli prduk tertentu terlepas dari

kinerja perusahaan.

5. Inovasi proses

Inovasi yang lebih mengutamakan perubahan dalam proses manufaktur.

16
6. Inovasi desain

Jenis inovasi yang melakukan perubahan keinginan konsumen yang akan

meningkatkan kelangsungan produk di psasran.

7. Reformulasi

Reformulasi melibatkan perbahan dalam struktur produk yang berjalan

tanpa perubahan komponennya, tujuannya adalah perbaikan kualitas akhir.

8. Inovasi layanan

Perbaikan kualitas layanan menjadi bagian penting dari adanya daya saing.

9. Perubahan dalam pengemasan

Perubahan dalam pengemasan dapat membuka pangsa pasar yang baru

dengan merubah jumlah produk yang dibeli atau yang digunakan suatu

periode tertentu.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

inovasi produk adalah usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan

produk baru, dengan tujuan menyesuaikan selera pasar demi meningkatkan

penjualan.

1.4.1 Faktor Penentu Kesuksesan Strategi Inovasi Produk

Beberapa faktor penting perlu dipertimbangkan untuk merumuskan

strategi inovasi produk yang dilakukan suatu perusahaan. Lengnick-Hall (1992)

dalam buku Lena Ellintan (2009:42-43).

1. kompetensi manajerial, kopetensi ini sangat perlu dilakukan dalam mengelola

operasi perusahaan secara keseluruhan terutama dalam melakukan inovasi

produk.inovasi produk akan berhasil jika proses tersebut direncanakan dan

17
diimplementasikan dengan baik, yaitu melalui beberapa tahap perencanaan

seperti penelitian, pengembangan, rekayasa, manufacturing, dan pengenalan

pasar (Gilbert, 1994).

2. komitmen kepemimpinan perusahaan dan partisipasi aktif karyawan.

implementasi strategi inovasi menurut figur kepemimpinan yang komunikatif,

memiliki dedikasi tinggi, dan komitmen tinggi terhadap perkembangan

perusahaan. (layer et al, 2006) dalam agar karyawan bisa berpartisipasi aktif

dalam proses produksi yang menghasilkan produk inovatif, pimpinan

perusahaan perlu mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan proses

produksi pada karyawan-karyawan yang terlibat.

3. Kompetensi SDM. SDM bertanggung jawab dalam mengoprasikan strategi

inovasi sehingga dibutuhkan SDM yang tangguh, handal dan kompeten.

(Zhou, 2006)

4. Kepemilikan fasilitas R&D. Fasilitas R&D diperlukan untuk melakukan

pengkajian secara terus-menerus dan mendalam apakah proses produksi yang

menghasilakan produk kompetetif dan inovatif dalam mengikuti dinamika

tuntutan konsumen. (Gobeli & Brown, 1993).

5. Jaringan sistem informasi. Pelayanan yang baik melalui penciptaan produk

dengan kualitas tinggi dan inovatif, waktu tunggu yang pendek, dan harga

yang kompetetif menjadi kunci keunggulan kompetetif perusahaan dalam era

berbasis pelayanan (service-driven economy) saat ini. Untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan sistem informasi yang mampu mengidentifikasi secara

18
tepat profil konsumen perusahaan baik untuk cakupan pasar bukan hanya

pasar lokal maupun global (Drejer, 2002).

6. Timing inovasi, Pemilihan waktu yang tepat untuk memasuki pasar

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan inovasi

produk baru (Lilien dan Yoon,1990).

1.5 Type inovasi

Tidak semua inovasi diciptakan dengan cara yang sama, masing-masing

tidak mengandung resiko atau memberikan penghargaan serupa, tipe generik

inovasi meliputi (Davila, Dkk, 2006 :45-46) :

1) Incremental inovation

2) Radical inovation

2.5.1 Incemental innovations

Incemental innovations hanya membawa sedikit peningkatan pada produk

dan proses bisnis yang sudah ada, inovasi ini bisa dianggap sebagai latihan

menyelesaikan masalah dengan sasaran yang jelas, namun yang perlu dipikirkan

adalah cara menuju sasaran itu, Davila, Dkk. (2006:46). Sedangkan menurut

Gilbert (2003) dalam buku Lena Ellinta (2009:38), Incremental innovation yaitu

perluasan lini produk atau penambahan modifikasi dari produk yang telah ada.

Tipe inovasi ini hanya melibatkan atau mengambil sebuah langkah kecil

dalam proses inovasinya. Inovasi tidak harus menghasilkan sesuatu yang benar-

benar baru, melainkan juga dapat menambahkan fungi tambah pada suatu produk

tanpa harus merubah bentuk produk menjadi benar-benar baru. Dari beberapa

pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa incremental innovation

19
adalah pendekatan inovasi yang dilakukan perusahaan dengan menambah dan

memperbaiki produk atau manajemen pada perusahaan agar lebih menarik dan

memiliki nilai tambah.

2.5.2 Radical innovations

Radical inovation menghasilkan produk barang dan jasa baru yang

disampaikan sepenuhnya dengan cara-cara baru. Hal ini dianggap sebagai latihan

dalam penyelidikan mungkin mengandung sesuatu yang relevan dalam arah

tertentu (Davila, Dkk, 2006 : 46). Radical innovation merubah hampir

keseluruhan suatu produk, proses maupaun organisasi.

Radical innovation merupakan pengembangan lini produk baru

berdasarkan ide atau tekhnologi baru atau reduksi biaya yang substansial yang

mentarnsformasikan “ econmic of a bussiness “ dan memerlukan kompetensi

eksploitasi. Kegiatan mengeksploitasi berhubungan dengan kegiatan memperbaiki

atau memperluas produk dan proses yang sudah ada, kegiatan ini berbeda dengan

eksplorasi yang mencakup sesuatu yang pada dasarnya baru, termasuk produk,

proses yang baru atau kombinasi dari keduannya. Radical innovation bersifat

radikal, memiliki daya cipta, dan memiliki karateristik umum, Lena, Lina

(2009:38). Radical innovation adalah mengambil sebuah langkah yang besar,

menciptakan solusi atau jalan keluar yang berbeda, merubah hampir keseluruhan

suatu produk, proses atau organisasi.

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

radical innovation adalah inovasi dengan merubah atau menciptakan sesuatu yang

baru baik produk maupun tekhnologi pada sebuah perusahaan.

20
2.6 Pisang

Buah pisang merupakan merupakan buah yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan manusia, dapat dikonsumsi kapan saja dan pada segala tingkatan usia.

Di daerah sentra buah pisang, ketersediaan buah pisang seringkali dalam jumlah

banyak dan keragaman variates yang luas sehingga dapat membantu kerawanan

pangan. Pisang digunakan sebagai alternatif makanan pokok, karena mengandung

karbonhidrat yang cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan konsumsi beras

dan terigu.

Karbonhidrat buah pisang merupakan karbonhidrat karbonhidrat kompleks

tingkat sedang dan tersedia secara bertahap sehingga dapat menyediakan energi

dalam waktu tidak terlalu cepat, dibandingkan dengan gula pasir, sirup,

karbonhidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat, tetapi lebih cepat

dari nasi, biskuit dan sejenis roti, Sulusi Prabawati dkk. (2008:1).

Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain

menyediakan energi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah lain. Pisang

kaya mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor dan kalsium, dan juga

mengandung vitamin B, B6 dan C serta sorotonin yang aktif sebagai

neutransmitter dalam kelancaran fungsi otak.

21
Tabel 2.1. Kandungan Unsur Gizi dan Kalori Buah Pisang (dalam 100 g bahan)

jenis pisang
raja
No jenis zat gizi ambo Angle ma lampun
raja susu nangk
n ng s g
a
10
1 kalori (kal) 110 75 3 110 133 131 163
2 air (g) 72 80,5 64 72,8 66 67 59
3 protein (g) 1,2 1,3 1,4 1,3 1,2 1,2 2
4 lemak (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
karbonhidrat 23,
5 (g) 25,8 17 8 25,7 31,6 31,1 38,8
6 mineral (g) 0,8 1 0,6 0,8 1 0,5 0,5
7 kalsium (mg) 8 10 7 10 10 7 10
8 Fosfor (mg) 28 26 25 19 22 29 28
9 Zat Besi (mg) 0,5 0,6 0,8 0,9 0,8 0,3 0,9
Vitamin B1
10 (mcg) 44 23 24 185 285 67 34
Vitamin B2 0,0
11 (mg) 0,08 0,08 9 0 0,06 0 0,5
12 vitamin C (mg) 3 6 2 4 10 4 3
Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

(1992).

2.6.1 Pisang Raja Nangka

Warna kulit buah pisang Raja Nangka saat matang tetap hijau dengan rasa

buahnya asam manis. Berat pertandan antara 11-14 kg terdiri dari 6-8 sisir, dan

setiap sisir terdiri dari 14-24 buah. Panjang buah 24-28 cm dengan diameter 3,5-4

cm. Pisang Nangka digunakan pisang olahan. Buah Pisang Nangka cocok diolah

menjadi Kripik, buah dalam sirup dan tepung serta olahan sehari-hari seperti

pisang goreng dan kolak pisang.

2.7 Pisang Aroma

Pisaang aroma merupakan produk yang terbuat dari bahan utama tepung

terigu dan pisang. Diformulasikan dengan bahan gula, garam, pati, vanili, serta

22
BTM. Menghasilkan produk bagian luar dengan rasa manis dan renyah serta

aroma harum yang digunakan untuk membungkus buah pisang, dengan bahan

dasar terigu, garam, vanili, dan air, isinya menggunakan buah pisang dan gula.

Proses produksinya meiputi :

A. Pisang

1. Sortasi

Bahan baku proses pembuatan Pisang Aroma adalah pisang Pisang Raja

Nangka.

Kelebihan pisang ini di banding yang lainnya adalah :

 Teksturnya agak keras, sehingga tidak mudah penyek

 Ukurannya lebih besar dan panjang, sehingga sesuai dengan ukuran kulit

pisang aroma.

 Lebih mudah dibelah, serta matangnya pas dan cepat.

 Dan mudah di dapatkan.

2. Pengupasan

Pengupasan pisang dilakukan secara hati-hati untuk menghindari patahnya

pisang. Pengupasan yang baik dilakukan dengan cara memotong ujung pisang

pada lirang terlebih dahulu. Setelah itu, ujung yang lain dipotong namun disisakan

sedikit untuk bisa ditarik keujung yang lain, maka pisang akan mudah dikeluarkan

dari kulitnya.

3. Pembelahan

Satu buah pisang yang baik biasanya menghasilkan 16 belahan pisang.

Mulanya pisang terlebih dahulu disisir menjadi 4 buah, dan tiap buahnya dibelah

23
menjadi 4, pembelahan juga mengikuti lengkungan pisang, agar tidak banyak

pisang yang terbuang. Bila terlalu kecil pisangnya, pembelahan disesuaikan.

B. Kulit

1. Adonan

Pembuatan adonan untuk kulit terbuat dari tepung terigu, garam dan vanili.

Pada pembuatan adonan ini, tidak boleh terlalu encer ataupun terlalu

kental. Adonan harus tetap bila dipantulkan ke udara dan dapat di tarik

ulur.

2. Dikerakkan

Adonan lalu dikerakkan atau dengan kata lain dibuat kulit. Dengan

5 buah panci pada suhu 50-600 C dengan jarak 2cm dari sumber api,

adonan dituangkan lalu akan menjadi kulit. Kulit ini yang selanjutnya

akan digulung dengan bahan lainya.

C. Gula Pasir

Gula pasir digunakan untuk memberikan tambahan rasa manis pada

pisang aroma. Selain itu gula pasir dicampur vanili untuk menimbulkan

aroma wangi, dengan komposisi setiap 1kg gula diberi 1 sachet vanili. Gula

yang sudah dicampur dengan vanili ditambahkan ketika proses penggulungan.

D. Perekat

Terbuat dari tepung yang ditambahkan air hingga agak encer atau juga

dapat menggunakan kulit yang cacat, ataupun sisa adonan untuk kulit.

24
E. Penggulungan

Pada dasarnya, penggulungan dibagi menjadi 2 macam:

1. Untuk rajangan, penggulungan dilakukan secara erat

2. Untuk potongan 2, penggulungan dilakukan secara kendor

Pertama-tama dari tumpukan kulit, diambil satu buah, dan diletakkan

dimeja. Lalu salah satu ujungnya dilipat kira-kira seperempatnya. Setelah itu

diberi potongan pisang 1 buah, lalu disampingnya dibubuhi atau ditaburi satu

sendok gula. Kemudian diujung yang tersisa, diberi lem yang terbuat dari

gula dan terigu kemudian digulung.

F. Pemotongan

Pemotongan dilakukan berdasar pada jenis pisang aroma yang akan

dibuat. Bila untuk rajangan, setiap 1 lonjong gulungan dipotong menjadi 6

buah bersama ujungnya. Sedangkan untuk potongan 2 terlebih dahulu kedua

ujungnya dirapikan. Lalu dipotong menjadi 2 bagian.

G. Penggorengan

Pada penggorengan setiap satu sak membutuhkan kurang lebih 9 liter

minyak goreng. Berdasarkan lamanya penggorengan, dibagi menjadi 2 yaitu

15 menit untuk potongan 2 dan 30 menit untuk rajangan. Pada proses ini juga

ditambahkan perasa Red Bell rasa “Pisang Ambon”. Demi cita rasa yang

khas, penggorengan dilakukan secara tradisional yaitu pada tungku yang

terbuat dari tanah liat setinggi 75 cm dengan bahan bakar kayu.

25
H. Centrifuse

Penirisan dilakukan dengan menggunakan centrifuse selama kurang lebih

1-2 menit. Pada tahap ini mempengaruhi keawetan pisang aroma. Bila

penirisan dilakukan terlalu sebentar maka menyebabkan minyak yang

terkandung dalam produk masih banyak sehingga produk akan cepat tengik.

I. Storage

Sebelum produk dikemas, terlebih dahulu dilakukan penyimpanan untuk

menghindari defect temperature karena keadaan produk yang belum

sepenuhnya dingin. Penyimpanan ini dilakukan selama 1 hari sebelum

dikemas. Selain itu, penyimpanan juga berfungsi untuk menambah tingkat

kerenyahan produk.

J. Packaging

Dilakukan menggunakan plastik kemas berbagai macam gramature

diantaranya 200 gr, 250 gr, 350 gr, 450 gr, 500gr, 1 kg dan 4 kg. Selain itu

pengemasan juga dilakukan dengan box berbentuk tas oleh-oleh. Setelah

produk dikemas kemudian di sealer, baru di pita agar produk lebih menarik.

Pada pengemasan juga di tambahkan label-label khusus, seperti expired

date, stiker nama agen yang akan dikirim atau stiker sesuai permintaan agen.

Untuk produk yang dikemas dalam bentuk bal (4kg), pengemasannya dengan

cara diikat menggunakan pita dan diberi label produsen.

Sumber: file:///E:/PRODUCT/Afiv%20Lavazza%20%20PISANG%2AROMA.htm.
2.7.1 Pisang Aroma Mahkota

Pisang Aroma Mahkota berdiri sejak 5 Desember 2005, hingga saat ini

perusahaan sudah berumur ±8 tahun. Berdiri di sebuah desa kecil 8 km arah utara

26
dari pusat kota Temanggung, di RT 01 RW 04 Kelurahan Gesing, Kecamatan

Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, merupakan usaha binaan dari

Dinas Perindustrian & Perdagangan, Pertanian, Koperasi & UPK (PNPM. MD

Kecamatan Kandangan).

Industri rumahan yang dikelola ibu Endang selaku pemilik, awal berdirinya

dengan 26 karyawan. Sebagian karyawan adalah perempuan dari penduduk

sekitar, semuanya berasal dari rumah tangga miskin yang sebelumnya hanya

bekerja sebagai buruh kopi. Aktivitas memetik kopi hanya berlangsung satu tahun

sekali, oleh karena itu pemiik merekrut mereka untuk bergabung agar memiliki

pekerjaan tetap setiap harinya. Sekarang karyawan tetapnya berjumlah 30 orang.

Usaha pisang aroma Mahkota berkembang semakin pesat, dalam satu hari mampu

memproduksi 1,6 kwintal pisang aroma. Dengan bahan baku tepung terigu 1

kwintal dan pisang raja nangka 150 lirang/sisir.

Disamping pemasaran secara lokal di Temanggung, pisang aroma Mahkota

ini juga telah mencapai pasar luar daerah seperti Purworejo, Yogyakarta, Salatiga,

Magelang dan Kudus. Bahkan saat ini sudah mampu menjangkau wilayah Bali.

Untuk menjamin para pelanggan tentang keaslian produksi pisang aroma

Mahkota, kini telah memiliki label “halal”. Pisang Aroma Mahkota merupakan

makanan khas Kabupaten Temanggung dibuat dari bahan dasar Pisang Raja

Nangka dipadukan dengan berbagai bahan pilihan lain seperti terigu, gula, vanilly,

dan lain- lain yang tentunya diolah secara higienis.

Pangsa pasar Pisang Aroma Mahkota saat ini telah mencapai hampir di

seluruh pulau Jawa dengan kapasitas produksi ±2000Kg – 5000 kg per bulan dan

27
omset per tahun Rp. 280.000.000,-. Ide membuat pisang aroma diperoleh pemilik

yang juga merupakan ketua kelompok tani di desanya saat ada salah satu anggota

memperkenalkan makanan basah berbahan pisang berbalut tepung terigu. Dari

pengalaman tersebut pemilik berinovasi untuk membuat makanan serupa namun

dengan tekstur yang lebih ringan dan tahan lama untuk disimpan berbulan-bulan.

Kadaluarsa pisang aroma mampu bertahan hingga lima bulan.

Sumber : Pisang Aroma Mahkota

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian Oscar Nugroho (2009) inovasi pada usaha mikro kecil dan

menengah batik lawean solo, dengan hasil penelitian inovasi yang dilakukan

berfokus kepada produk dan tipe inovasinya adalah incremental innovation.

Sumber dari inovasi unit usaha Kampung Batik Lawean adalah skill of manager

and employes dan dampak yang paling dirasakan setelah adanya inovasi adalah

peningkatan kualitas sedangkan hambatan yang paling menghambat adalah

hambatan praktis. Untuk mengatasi hal tersebut, unit usaha melakukan inovasi

untuk meningkatan tingkat penjualan atau omset dan peningkatan pada tingkat

keuntungan.

Pentingnya inovasi pada kewirausahaan ditunjukkan oleh Penelitian Ernani

Hadiyati (2011) bahwa Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap

kewirausahaan usaha kecil. Hasil penelitian kreativitas berpengaruh secara parsial

terhadap variabel kewirausahaan. Inovasi yang meliputi menganalisi peluang, apa

yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai

dari yang kecil, berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.

28
Kreativitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap kewirausahaan

dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap

kewirausahaan.

Baik perusahaan besar maupun kecil sama-sama memiliki konsep yang

sama dalam melakukan inovasi yaitu sama-sama melakukan inovasi untuk

produknya, seperti inovasi pada Es Krim Susu Kambing Etawa-Ubi Ungu yang

dilakukan oleh M. Ferichani; Darsono dan Supanggyo, Fakultas pertanian UNS.

Inovasi meliputi kualitas inside dan outside. Inside meliputi kandungan nutrisi

yang ada pada produk, outside meliputi kemasan atau tampilan produk. Dari

inovasi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden terhadap produk

Es Krim Susu Kambing Etawa Ubi Ungu tergolong tinggi.

2.9 Kerangka Berfikir

Pisang aroma Mahkota melakukan inovasi pada produknya untuk

meningkatkan penjualan produk. Peneliti ingin menggambarkan bagaimana

inovasi produk yang ada di pisang aroma Mahkota dan peneliti akan

mengklasifikasikan bahwa inovasi yang dilakukan menggunakan pendekatan type

Incrumental inovation, atau Inovasi Radikal.

29
2.9.1 Skema Kerangka Berfikir

Gambar 2.2 skema kerangka berfikir

Pisang Aroma
Mahkota
inovasi

produk

bentuk Model
kemasan

pendekatan Deskripsi prospek


inovasi perkembangan
produk setelah
inovasi
Inovasi Inovasi radikal
incrumental
Keterangan :

Inovasi produk pisang aroma Mahkota telah melakukan inovasi pada produknya

dengan mengubah bentuk dan model tampilan. Kemudian akan dideskripsikan

prospek perkembangannya setelah adanya inovasi pada produknya. Dan dapat

disimpulkan inovasi yang dilakukan berdasarkan pendekatan type incremental

innovation atau radical innovation.

30

You might also like