Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Biodiesel is an alternative energy diesel / solar is usually produced through esterification and
transesterification. Usually biodiesel produced using a homogeneous catalyst (alkaline/acid).
There are weaknesses in homogeneous alkaline catalysts (KOH and NaOH), the soap will
appear at the end of the biodiesel production process and very difficult when the separation
(separation). Heterogeneous catalyst is a homogeneous catalyst solution to replace due to
different phase reactants, a heterogeneous catalyst is zeolite, zeolite catalyst are very easily
separated and do not form soap at the end of the biodiesel production process. In previous
research, biodiesel is produced using a laboratory scale reactor neck flask 3. Therefore, in this
research developed the biodiesel production process of fatty acid methyl ester (FAME) using
zeolite catalyst H+ in the fluidized bed reactor prototype. Zeolite catalyst performance can be
enlarged with the filling material into the zeolite KI. Prototype fluidized bed reactor is operated
at the speed of the flow rate of 5 liter / min and the fluidization in the reactor with the minimum
fluidization velocity 1.24 cm/s, the weight ratio of zeolite catalyst 2.5% (w/w), mole ratio of
methanol : FAME conversion of methyl ester obtained in the 80 minute, is 69.58%
Key words: biodiesel, FAME, fluidized bed reactor, heterogen catalyst, zeolit
20
Aplikasi Katalis Heterogen (H-Zeolit) Pada Prototype Fluidized... ( F Andani, dkk)
21
Jurnal Teknologi, Vol. 16, No. 1, April 2016 : 20-26
T
Termometer C-1
V-3
V-2
TC
V-4
V-5
E-1
V-1
M-1
P-1
V-6
22
Aplikasi Katalis Heterogen (H-Zeolit) Pada Prototype Fluidized... ( F Andani, dkk)
Pada rancangan tersebut terdapat beberapa alat Katalis adalah suatu zat yang
utama lainnya seperti T-1 dan T-3. T-1 mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
merupakan tangki umpan untuk menampung tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
FAME dan metanol yang akan dialirkan ke R-2, terpakai oleh reaksi itu sendiri. Katalis dapat
sedangkan T-3 yaitu tangki atau tempat untuk dibedakan ke dalam dua golongan utama yaitu
penampungan produk yang dihasilkan. katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
Bahan baku yang berasal dari T-1 heterogen adalah katalis yang fasanya berbeda
dialirkan ke R-2 menggunakan pompa (P-1) dengan pereaksi dalam reaksi yang
dengan membuka V-1 yang merupakan katup dikatalisinya, sedangkan katalis homogen
aliran dari tangki umpan menuju R-2. Pada berada dalam fasa yang sama.
kecepatan tersebut telah mengakibatkan Reaksi yang berlangsung lambat dapat
terjadinya fluidisasi terhadap katalis heterogen dipercepat dengan menambahkan katalis yang
(h-zeolit). Pada reaktor fluidisasi campuran sesuai untuk reaksi tersebut. Satu yang harus
yang homogen antara reaktan dan katalis dapat diketahui tentang prinsip kerja katalis adalah
diperoleh dengan memanfaatkan aliran sirkulasi bahwa katalis tersebut tetap ikut dalam jalannya
sepanjang proses/reaksi transesterifikasi. Aliran reaksi, tetapi pada kondisi akhir, katalis akan
sirkulasi dijalankan dengan membuka V-2 keluar lagi dalam bentuk yang sama. Sifat-sifat
sedangkan V-3, V-4, V-5 dan V-6 dalam kimia katalis akan sama sebelum dan sesudah
keadaan tertutup. V-2 merupakan katup mengkatalis suatu reaksi.
pembuka aliran sirkulasi dengan memompakan Pada penelitian ini digunakan katalis
FAME dan metanol kembali ke R-2. Reaksi heterogen (h-zeolit) sebagai pengganti katalis
transesterifikasi dijalankan dengan variasi homogen pada reaksi transesterifikasi. Katalis
waktu pengambilan produk atau hasil akhir dari zeolit yang digunakan merupakan katalis
reaksi transesterifikasi yaitu metil ester dengan heterogen yang telah dimpregnasi dengan KI
produk samping gliserol. Metil ester yang sebesar 5% dan tanpa diimpregnasi dengan KI.
menjadi produk utama dan gliserol sebagai Pada grafik tersebut terlihat bahwa kinerja
produk samping dapat dialirkan ke T-3 dengan katalis zeolit yang diimpregnasi dengan KI
membuka V-3. lebih mampu menghasilkan kandungan metil
Setelah reaksi berakhir metil ester yang lebih tinggi, reaksi berlangsung
ester/biodiesel yang merupakan produk utama selama dua jam akan tetapi konversi tertinggi
dan gliserol sebagai produk samping dapat didapatkan pada menit ke-80, dioperasikan pada
diperoleh dengan membuka V-5 untuk dicuci temperatur 45 0C, rasio katalis zeolit yang
dan dipisahkan dengan gliserol sehingga digunakan 2,5%. Terdapat penelitian
diperoleh produk biodiesel yang murni. sebelumnya yang juga menggunakan katalis
Kemudian katalis heterogen (h-zeolit) setelah yang sama yaitu katalis zeolit. Pada penelitian
reaksi berakhir dapat diambil kembali dengan yang telah dilakukan oleh L.H, Firdaus (2015)
membuka V-4 yang merupakan katup untuk didapatkan konversi terbesar dengan
pengambilan katalis zeolit dari R-1. Tangki menggunakan katalis zeolit yang diimpregnasi
umpan (T-1) dapat dibersihkan atau KI/KIO3 5% sebesar 87,91%, dioperasikan pada
dikosongkan dengan membuka V-6 yang temperatur 70-80 0C, reaksi transesterifikasi
terletak dibagian bawah T-1. berlangsung selama 3 jam.
23
Jurnal Teknologi, Vol. 16, No. 1, April 2016 : 20-26
dikarenakan semakin besar kandungan asam partikel padat dengan mengalirkan fluida dari
lemak bebas yang dikandung maka semakin bawah ke atas.
besar kinerja katalis yang dibutuhkan dan Parameter yang sangat penting dalam
semakin lama juga diperlukan waktu untuk mempelajari fluidisasi adalah kecepatan
memutuskan rantai trigliserida menjadi metil fluidisasi minimum (Vmf), karena dengan
ester. mengetahui Vmf maka kita bisa menentukan
Berikut ini dapat dilihat pengaruh waktu titik awal terjadinya fluidisasi. Penelitian ini
terhadap konversi metil ester yang dihasilkan. selain untuk mengetahui kinerja katalis zeolit
terhadap konversi biodiesel yang dihasilkan
juga bertujuan untuk mengetahui fenomena
yang terjadi dan menghitung kecepatan
fluidisasi minimum (Vmf) terhadap partikel
padatan katalis heterogen (h-zeolit) pada
reaktor fluidisasi/ transesterifikasi.
Fenomena yang terjadi manakala laju alir
Gambar 4. Pengaruh waktu terhadap masih cukup rendah adalah butiran padat dalam
kandungan metil ester kolom tetap diam karena fluida hanya mengalir
melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
Dari grafik diatas terlihat bahwa konversi perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan
metil ester tertinggi diperoleh pada waktu ke-80 ini disebut unggun diam atau fixed bed. Pada
menit. Namun pada menit ke-100 dan 120 saat kecepatan aliran fluida diperbesar sehingga
konversi metil ester yang dihasilkan semakin mencapai kecepatan minimum, yaitu kecepatan
rendah dikarenakan trigliserida belum saat gaya seret fluida terhadap partikel-partikel
sepenuhnya terkonversi menjadi metil ester, padatan lebih atau sama dengan gaya berat
sebagian besar trigliserida membentuk partikel-partikel padatan tersebut, partikel yang
digliserida dan monogliserida. Pada menit ke- semula diam akan mulai terekspansi. Keadaan
80 katalis zeolit mulai jenuh dikarenakan katalis ini disebut incipient fluidization atau fluidisasi
zeolit yang digunakan pada saat memproduksi minimum. Pada saat laju alir dinaikkan lagi,
metil ester dengan reaksi transesterifikasi maka akan sampai pada suatu keadaan di mana
kurang (telah jenuh) sehingga pada menit ke unggun padatan akan tersuspensi di dalam
100 dan seterusnya dibutuhkan lagi katalis aliran fluida yang melaluinya. Pada keadaan ini
zeolit untuk mempercepat reaksinya dengan masing-masing butiran akan terpisahkan satu
semakin bertambahnya waktu. Hal ini juga sama lain sehingga dapat bergerak dengan lebih
berdasarkan pada teori dengan bertambahnya mudah. Pada kondisi butiran yang dapat
waktu kontak maka metil ester yang akan bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai
dihasilkan juga akan semakin tinggi. Jika suatu cairan dengan viskositas tinggi, keadaan
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan yang demikian biasa disebut unggun
L.H. Firdaus, dkk (2015) yang menghasilkan terfluidakan atau fluidized bed.
metil ester sebesar 87,93 % selama 3 jam. Pada penelitian fenomena fluidisasi
Biodiesel dibuat menggunakan minyak kelapa terjadi pada kondisi smooth or homogenously
sawit, rasio katalis zeolit yang digunakan fluidization, dimana ketika kecepatan dan
sebesar 5% dan dioperasikan pada temperatur distribusi aliran fluida merata, densitas dan
70-80 0C. distribusi partikel dalam unggun sama atau
Dengan demikian jika dilakukan homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel
peningkatan rasio katalis zeolit, temperatur dan padatan seragam. Apabila kecepatan fluida
waktu reaksi maka dapat memberikan dinaikkan maka akan terjadi fenomena disperse
kemungkinan bahwa konversi metil ester yang fluidization, dimana fenomena ini terjadi pada
dihasilkan akan semakin tinggi. saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan
maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini
Penentuan Kecepatan Fluidisasi Minimum sebagian partikel akan terbawa aliran fluida.
(Vmf) Sehingga pada kondisi tersebut didapatkan
Fluidisasi adalah metoda pengkontakan kecepatan fluidisasi minimum (V mf) sebesar
antara padatan dengan fluida, baik cair maupun 1,24 cm/s, pada kecepatan laju alir reaktan
gas dalam suatu kolom yang berisi sejumlah sebesar 5 liter/menit.
24
Aplikasi Katalis Heterogen (H-Zeolit) Pada Prototype Fluidized... ( F Andani, dkk)
25
Jurnal Teknologi, Vol. 16, No. 1, April 2016 : 20-26
26