You are on page 1of 11

OPINI PUBLIK

EMY YUNARSIH
emyunarsih16@gmail.com
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Humaniora
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

ABSTRACK

The term public opinion is often used to refer to the collective opinions of a large number of
people. This collective opinion does not mean that opinion is the sum of personal opinions. because
according to Sastroputro collective in the sense of public opinion, because of the ambiguity in the
use of public terms in general. Opinion is the opinion of someone about something that attracts
attention or interest. The public in this case is a collection of people or people who have an interest
in a certain thing. The thing or subject matter in this sense can be concrete and can also be abstract,
depending on someone's interest.
The purpose of this study is to describe "Public Opinion". This research uses qualitative
research and descriptive approach. Sources of data used in this study are primary and secondary
data sources. The data collection technique used is by observation. The results of this study are as
follows: (1) Public opinion is a collection of individual views on the same issue. Public opinion is
found among the public or a group of communicating people who have common interests. (2) The
characteristics of public opinion are that it involves many people/individuals, is expressed in verbal
form, there are pros and cons, and there is an element of opposition in an effort to achieve common
goals. Public opinion certainly has a function for both political communicators and political
institutions. (3) The mass media as the shaper of public opinion plays a very important role, because
without the existence of media public opinion will be difficult to spread widely.
Keywords: Public Opinion, Characteristics, Mass Media.

ABSTRAK

Istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat


kolektif dari sejumlah besar orang. Pendapat kolektif ini bukan berarti pendapat itu sebagai
jumlahan pendapat pribadi. sebab menurut Sastroputro kolektif dalam pengertian opini publik,
karena kekaburan dalam penggunaan istilah publik pada umumnya. Opini adalah pendapat dari
seseorang mengenai sesuatu yang menarik perhatian atau minatnya. Publik dalam hal ini adalah
kumpulan manusia atau orang, yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu hal tertentu. Hal
atau pokok permasalahan dalam pengertian tersebut itu bisa konkrit dan bisa juga abstrak,
bergantung kepada tertariknya seseorang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan “Opini Publik”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan
pada penelitian ini ialah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang
digunakan ialah secara observasi. Adapun hasil dari penelitian ini ialah sebagai berikut: (1) Opini

1
public adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama. Opini publik dijumpai di
antara publik atau sekelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang
sama. (2) Ciri-ciri opini publik ialah melibatkan banyak orang/individu, dinyatakan dalam bentuk
verbal, adanya pro kontra, adanya unsur penentangan dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Opini publik tentu memiliki fungsi baik bagi komunikator politik maupun institusi politik. (3)
Media massa sebagai pembentuk opini publik memegang peran sangat penting, karena tanpa
adanya media opini publik akan sulit untuk tersebar luas.
Kata Kunci: Opini Publik, Ciri-Ciri, Media Massa.

PENDAHULUAN
Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang
yang ingin menyampaikan suatu pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang
hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung atau melalui media/perantara, hal ini
dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media
cetak, media massa bahkan media sosial.
Opini publik adalah hal yang selalu dan pasti akan terus terjadi selama ada hal yang dapat
dikomentari atau menjadi bahan publik. Opini publik diumpamakan seperti satu sisi uang logam
dengan sisi lainnya adalah peristiwa. berarti opini publik terjadi juga dalam segala hal/peristiwa.
misalnya, dalam hal perdagangan, harga naik, orang mengeluh dan bisa tidak jadi membeli,
sebaliknya harga turun, orang bergembira dan bisa membeli lagi bahkan dalam jumlah yang
banyak. Hal tersebut membuktikan bahwa opini publik mempunyai dampak tersendiri yang
mempengaruhi person (seseorang) dalam menilai suatu hal.
Dampak dari opini publik tidak hanya mempengaruhi tindakan seseorang dalam jual beli
tapi juga dapat membentuk cerita/ideologi/nilai yang tertanam pada masyarakat hingga turun
temurun, seperti mitos dan ideologi. Pengaruh besar yang ditimbulkan oleh opini publik dapat
dikontrol jika tidak ingin terjadi hal di luar keinginan. Atas dasar itulah seorang Public Relations
(PR) yang bekerja membentuk citra harus mempunyai pengetahuan tentang opini publik.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
penelitian kualitatif dengan metode pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Bentuk penelitian
kualitatif digunakan karena penelitian ini berlatar ilmiah dan fenomena bahasa
2
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber
subjek tempat data diperoleh. Sumber data dapat berupa orang, buku, dokumen, dan
sebagainya. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan bahasa yang didapatkan dari
buku, jurnal dan dokumen yang relevan dengan penelitian ini.
Pendekatan deskriptif ialah pendekatan yang dilakukan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta
hubungan antar fonemena yang diteliti.1 Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan
masalah dengan cara mengungkapkan subjek atau objek sesuai fakta. Peneliti memilih
menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif pada tema “Opini Publik”.
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.2 Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk
analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti. 3
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data tidak langsung yang memberikan data
kepada pengumpul data atau dengan dokumen. Sumber data sekunder juga berarti
keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti
buku, laporan, jurnal dan skripsi yang sifatnya dokumentasi. 4
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam meneliti opini publik.
Observasi adalah cara yang dilakukan dengan menghimpun bahan-bahan keterangan melalui
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan
objek pengamatan.5 Observasi terdiri dari dua macam, yaitu observasi partisipan dan non
partisipan. Berdasarkan keunggulan dari obsevasi non partisipan maka peneliti memutuskan
untuk menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti hanya melihat tanpa ikut aktif
dalamnya. Observasi penelitian ini menjadi metode utama selain dengan sumber data yang
tidak langsung dalam mencari tau bagaimana opini publik.
1
Zulfikar, Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statistika, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 215.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 225.
3
Uma Sekaran, Reasearch methotds for busines, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 242.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,…
5
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, Jilid 4, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 151.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Opini Publik
Opini publik berasal dari terjemahan bahasa Inggris public opinion. Sesuai dengan asal
katanya opini dan publik. Opini adalah pendapat dari seseorang mengenai sesuatu yang
menarik perhatian atau minatnya. Publik dalam hal ini adalah kumpulan manusia atau orang,
yang mempunyai perhatian terhadap sesuatu hal tertentu. Hal atau pokok permasalahan
dalam pengertian tersebut itu bisa konkrit dan bisa juga abstrak, bergantung kepada
tertariknya seseorang. Yang menarik seseorang untuk tertarik kepada sesuatu hal itu
bermacam-macam, misalnya:6
1. Pokok permasalahan yang sedang hangat dibicarakan. Karena aktual atau hangat,
persoalan atau hal yang dibicarakan itu bisa bermacam-macam bidang seperti: sosial,
hukum, politik, ekonomi, atau apa saja yang menarik perhatian orang saat itu, sekalipun
apa yang hari ini dibicarakan orang, besok atau lusanya, mungkin tidak menarik lagi,
apalagi setelah satu, dua atau tiga minggu kemudian. Persoalan atau masalah yang
dibicarakan orang bisa beralih dari satu permasalahan ke permasalahan lain yang lebih
aktual lagi.
2. Produk sesuatu pabrik atau sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar, sehingga
mungkin dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Jadi produk atau sesuatu hasil
yang diperhatikan orang, diminta, dipakai atau dikonsumsi orang dapat mempengaruhi
orang untuk membicarakannya. Apalagi kalau produk itu membawa akibat yang
merugikan masyarakat pada umumnya, maka akan mengundang pendapat yang
bermacam-macam.
3. Orang atau pribadi-pribadi tertentu dengan segala permasalahannya dapat mengundang
opini tentang orang tersebut. Orang yang dengan cepat dan berhasil mendapat suatu
prestasi, akan ramai dibicarakan. Artis tertentu karena keberhasilannya membawa nama
profesinya terkenal ke tingkat nasional, sebut saja Titik Puspa maka akan segera menarik
perhatian orang. Sosok pribadi "Mandra" dapat menyebabkan budaya Betawi terangkat
dan nama Mandra menjadi banyak penggemarnya.
4. Atau hal-hal lain di luar nomor satu sampai tiga yang telah diutarakan, dapat saja
membuat menarik perhatian sekumpulan orang untuk membicarakannya, apalagi jika hal
atau objek yang dimaksud dapat dipertentangkan satu sama lain.
6
Betty RFS Soemirat, Opini Publik, dalam Modul 1, hlm. 3-4.
4
Sebuah opini yang ada bisa saja merupakan hasil dari perbincangan sekelompok
orang. Kumpulan orang yang dimaksud dalam opini publik ini adalah kelompok-kelompok
orang yang minatnya sama, perhatiannya sama terhadap sesuatu hal. Setelah kelompok
orang itu tertarik, menaruh kepentingan kepada objek tadi, barulah ada opini di antara
mereka. Opini yang tadinya merupakan opini pribadi jika digabungkan jadilah opini
kelompok. Opini kelompok inilah yang kemudian menjadi opini publik, karena opini tadi
merupakan gabungan opini yang menaruh minat atau kepentingan terhadap sesuatu
objek tertentu. Cutlip & Center dalam Santoso, menyatakan bahwa opini publik itu
merupakan suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang masalah
umum.7 Sementara itu William Albig dalam Santoso, menyatakan opini publik merupakan
hasil interaksi antar individu dalam suatu publik. 8 Pernyataan kedua pakar itu, yang
pertama menyatakan bahwa opini publik merupakan hasil penyatuan opini, seolah-olah
merupakan jumlah opini-opini, dan yang kedua menyatakan hasil interaksi individu
melalui proses pembicaraan, mungkin debat atau tukar pikiran. Maka dapatlah dikatakan
bahwa opini publik itu sebenarnya mengandung kesamaan yaitu terbentuk melalui suatu
proses interaksi berupa pembicaraan atau pertukaran pikiran di antara individuindividu
yang terlibat dalam kelompok.
Selain itu ada beberapa definisi lain tentang opini publik menurut beberapa ahli,
antara lain:
a. Dan Nimmo menyatakan bahwa opini publik adalah penggabungan pikiran, perasaan,
dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang bertanggung jawab atas ketertiban sosial
dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan pendapat
tentang apa yang akan dilakukan serta bagaimana melakukannya. 9
b. Emory S. Bogardus, dalam Umaimah, mengatakan bahwa opini publik adalah hasil
pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi dalam masyarakat demokratis. 10

7
Santoso Sastrosaputro, Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial,
(Bandung: Remaja Karya, 1987), hlm. 52.
8
Ibid.
9
Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 3.
10
Umaimah Wahid, Komunikasi Politik; Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru, Cet I, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2016), hlm. 133.
5
c. Herbert Blumer dalam Cutlip, ia menyatakan opini publik merupakan sekumpulan
pandangan individu terhadap isu yang sama, berhubungan dengan arah opini,
pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial. 11
d. Leonard W. Doob dalam Umaimah, menyatakan bahwa opini publik menyangkut sikap
orang-orang mengenai suatu masalah, dimana mereka merupakan anggota dari
sebuah masyarakat yang sama. Doob juga menyebutkan yang membentuk opini publik
adalah sikap pribadi seseorang atau kelompok yang berasal dari kelompoknya. 12

Dari pendapat para pakar mengenai opini publik, dapat dikatakan bahwa opini
publik merupakan opini yang ditimbulkan oleh adanya empat unsur sebagai berikut:
1) Adanya suatu masalah yang bersifat kontroversial (dipertentangkan).
2) Adanya publik atau kumpulan orang yang menaruh perhatian kepada masalah itu.
3) Adanya situasi dan interaksi yang berupa diskusi dan tukar pikiran mengenai
masalah yang dipertentangkan.
4) Adanya pendapat yang terintegrasi atau hasil penilaian kelompok (publik)
mengenai suatu masalah.
Berdasarkan ke empat unsur itu, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa opini
publik adalah pengintegrasian pendapat dari sekumpulan orang yang menaruh
perhatian terhadap sesuatu isu atau pokok permasalahan yang sifatnya
kontroversial.

B. Karakteristik Opini Publik


Opini publik merupakan refleksi dari perilaku manusia, baik sebagai aktor politik
maupun khalayak politik. Pesan politik yang dikemas sebagai berita/informasi yang
dipublikasikan melalui media massa, media baru (new media), dan media sosial (social
media) mewakili rencana, tujuan, dan kepentingan aktor politik, sekaligus
mempertimbangkan secara serius, keinginan, harapan, dan tujuan khalayak. Aktor atau
pelaku politik tidak akan berhasil membentuk opini publik jika tidak memikirkan
kepentingan khalayak atau publik target politik.
Pada era teknologi komunikasi yang melahirkan media baru dan media sosial,
pertimbangan agenda khalayak menjadi sangat diperlukan karena khalayak dapat bebas
11
Scott M Cutlip, Allen H Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, Edisi Ke-IX, Terjemahan.
(Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2007), hlm. 239.
12
Umaimah Wahid, Komunikasi Politik; Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru,…
6
mengakses informasi dari be ragam media secara bebas. Fenomena the power of new media
dan social media menuntut aktor politik untuk mengelola khalayak sebaik mungkin dengan
semua jenis media yang ada, sesuai dengan perkembangan zaman. Pada era internet saat ini,
proses komunikasi politik tidak mungkin mengabaikan keberadaan dan kekuatan media baru
dan media sosial. Pembicaraan politik dalam pembentukan opini publik dilakukan umumnya
secara verbal. Kata-kata sebagai alat konstruksi realitas politik harus dikemas secara tepat
dan sesuai karena bahasa memiliki kekuatan dalam mengons truksi kekuasaan. Tanpa
bahasa, realitas tidak akan mudah disampaikan kepada publik. Individu-individu adalah
publik yang terlibat secara sadar sekaligus menjadi target pemasaran politik. Khalayak
membutuhkan informasi yang jelas dan objektif sehingga mengenal serta mengetahui secara
jelas kebijakan, program, dan aktor politik. Publik pun mempunyai hak untuk diinformasikan
berbagai rencana dalam proses komunikasi politik. Floyd Allport dalam Umaimah,
mengumpulkan ada beberapa karakteristik opini publik, yaitu: 13
1. Merupakan perilaku manusia individu-individu.
2. Dinyatakan secara verbal.
3. Melibatkan banyak individu.
4. Pendukungnya bersedia untuk terlibat dan pendukungnya tidak harus berada pada
tempat yang sama.
5. Disadari, kesadaran bahwa setiap situasi berbeda reaksinya.
6. Diekspresikan, sikap atau pendapat melibatkan ekspresi.
7. Bersifat menentang atau mendukung sesuatu, adanya pro kontra.
8. Mengandung unsur pertentangan sebagai upaya menuju tujuan bersama.
9. Efektif untuk mencapai objektivitas dalam mencapai tujuan bersama.
Seperti spanduk yang dipasang Tim Relawan Jokowi-JK sebagai upaya membentuk opini
publik, sekaligus cenderung bermuatan propaganda.

13
Umaimah Wahid, Komunikasi Politik; Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru,… hlm. 135
7
Sumber: warta-online.mywapblog.com/m.xhtml
Opini publik juga mempunyai sifat-sifat yang mencirikan proses pembentukan opini
publik. Menurut Sunarjo dalam Umaimah, ciri-ciri ataupun sifat-sifat tersebut, yakni: 14
a. Sederhana
Pesan politik pada pembentukan opini publik disampaikan dalam pernyataan
atau bahasa yang sederhana agar khalayak atau publik dapat memahami pesan
tersebut dengan mudah. Sifat ini yang terkadang menyebabkan opini publik pada
dasarnya belum menjelaskan mengenai sebuah isu dengan baik. Contoh: pernyataan
Calon Presiden Jokowi dalam Debat Presiden 2014 mengenai membangun tol laut
merupakan pernyataan dan rencana yang fenomenal. Dengan alasan Indonesia adalah
negara maritim, keberadaaan tol laut akan sangat mendukung pem bangun an daerah-
daerah, karena mampu menghubungkan wilayah-wilayah di Indonesia yang
perairannya lebih luas daripada daratan.
b. Labil
Opini publik sangat mudah berubah jika terdapat pesan politik baru yang
memudahkan diterima oleh publik. Artinya, pesan opini publik bukan sesuatu yang
menetap, melainkan terbuka untuk dipengaruhi oleh sumber komunikasi politik
lainnya guna membentuk opini publik baru. Contoh: opini positif seorang kandidat
dapat saja berubah karena pesan politik yang baru memberikan informasi yang
berbeda dengan informasi sebelumnya. Pesan politik yang lontarkan oleh Tim Sukses
Jokowi-JK dan tim relawan Jokowi-JK mengenai Prabowo Subianto yang dalam Pilpres
2014 dikonstruksi sebagai pihak yang ber tanggung jawab atas peristiwa 20 Mei 1998.
Pemberitaan atau pesan politik berbeda pada 2004 ketika Prabowo Subianto
berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan wakil
presiden.
c. Afinitas
Bahasa adalah alat yang paling kuat dan mudah dalam mengonstruksi sebuah
realitas. Penggunaan struktur bahasa, gaya menulis, serta huruf abjad yang dipakai
dan cara menyajikan suatu berita menentukan efek yang muncul.

C. Media Massa sebagai Pembentuk Opini Publik

14
Umaimah Wahid, Komunikasi Politik; Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru,… hlm. 135-136.
8
Salah satu proses komunikasi yang berkaitan dengan terbentuknya opini publik dalam
proses politik adalah komunikasi massa. Dalam hal ini, media massa mentranformasikan
pesan-pesan presiden, KPU, partai politik, dan komunikator politik mengenai kebijakan
proses politik. Walter Lippmann dalam bukunya yang berjudul Public Opinion mengatakan
bahwa media memiliki peran dalam mendefinisikan dunia. Media memegang peranan sebagai
mediator yang akan mempertemukan realitas dengan gambaran yang ada dalam pikiran atau
dalam bahasa Lippmann “The World Outside and the Pictures in Our Head”.15
Menurut Mc Comb dalam Effendy istilah agenda-setting ialah sinonim dari peran
media massa dalam membentuk opini dan persepsi publik tentang isu-isu ialah penting.16
Graber menyatakan bahwa opini publik menganggap orang aktif secara mental dan terlibat
dalam membentuk dan mendukung pendapat mereka sendiri. Dalam upaya membangun citra
dan opini publik yang positif, sebagai komunikator politik, para politikus selalu memandang
bahwa pesan politik apa pun yang disampaikan kepada khalayak melalui media massa pasti
akan menimbulkan efek yang positif. Hal tersebut membuat kegiatan kampanye politik atau
sosialisasi politik dilakukan melalui pidato pada rapat umum atau media massa.
Banyak komunikator atau politikus yang menganggap bahwa efek dari opini publik
dapat diramalkan, diciptakan, atau direkayasa melalui perencanaan awal. Inilah pola lama
yang sesungguhnya menempatkan khalayak pada posisi pasif, tidak berdaya, dan seperti
botol kosong. Pada konteks sekarang ini, masyarakat cenderung mempunyai informasi dan
pengetahuan mengenai aktor politik serta tindakan politik yang diperoleh dari media.
Namun, banyak nya informasi, khalayak selalu mempunyai kemungkinan untuk dipengaruhi
oleh aktor politik, walau tidak semudah pada era di mana media belum semudah ini diakses
oleh khalayak. Komunikasi massa menjadi bagian penting pembentukan opini publik dalam
aktivitas dan proses politik. Hampir tidak ada opini masyarakat yang mampu tersebar luas
tanpa pemanfataan media massa, termasuk media baru (new media). Media baru semakin
banyak digunakan dalam politik untuk membentuk opini publik. Contoh: Obama berhasil
memanfaatkan Facebook pada kampanye Pemilu 2008 di Amerika Serikat. Melalui Facebook,
Obama menyebarkan slogan “We Can Change” yang sangat terkenal hingga akhirnya ia
memenangi pemilu dan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.

15
Walter Lippmann, Public Opinion, (India: New York Academic Publishers, 1997), hlm. 13.
16
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 287.
9
Bernard Hennessy dalam bukunya Pendapat Umum, mengemukakan lima faktor
pembentuk opini publik:17
1. Adanya isu (presence of an issue)
Isu dapat didefenisikan sebagai suatu kontemporer yang di dalamnya mungkin
tidak terdapat kesepakatan atau kontroversi juga konflik kontemporer.
2. Adanya kelompok yang dikenal dan berkepentingan terhadap suatu isu.
3. Adanya pilihan yang sulit mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat tentang
suatu isu.
4. Adanya suatu pernyataan/opini
Berbagai per nyataan bertumpuk sekitar isu. Pernyataan biasanya melalui kata-
kata yang diucapkan atau ditulis. Opini publik internal mengacu pada sikap
ketidakberkenaan publik terhadap isu tertentu yang tidak diungkap kan. Sementara opini
publik tersembunyi mengacu pada sikap publik mengenai suatu isu, namun tidak
menggugah atau memengaruhi perilakunya.
5. Adanya sejumlah orang yang terlibat
Publik adalah besarnya masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu. Dengan
maksud mengesamping kan isu-isu kecil dengan pernyataan-pernyataan yang tidak begitu
penting dari individu yang sifatnya sangat pribadi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyimpulkan bahwa opini publik adalah
pengintegrasian pendapat dari sekumpulan orang yang menaruh perhatian terhadap pokok
permasalahan. Opini publik juga merupakan bagian dari kajian komunikasi, yaitu sebagai hasil
suatu proses komunikasi yang merupakan tanggapan/opini terhadap suatu masalah yang
sifatnya kontroversial.
Opini publik memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu: pertama, ada isi, arah, dan intensitas
tentang opini publik, ciri ini berkaitan opini publik terhadap tokoh politik partai dan pemimpin-
pemimpin yang menduduki jabatan publik. Kedua, adanya kontroversi menandai sebuah opini
publik; artinya sesuatu yang tidak disetujui semua rakyat. Dan ketiga, opini publik memiliki
volume berdasarkan kenyataaan bahwa kontroversi ini menyentuh semua orang yang
merasakan konsekuensi langsung dan tidak langsung.
17
Bernard Hennessy, Pendapat Umum, Alih Bahasa Amiruddin Nasution, Cet. II, (Jakarta: Erlangga, 1990),
hlm. 34.
10
Media massa dan media sosial sangat mudah diakses pada zaman sekarang ini, oleh
khalayak dimanapun dan kapan pun mereka khalayak mau utnuk mengaksesnya. Dalam
penyampaian pesan pun media sosial akan sangat cepat untuk mendapatkan feedback dari
khalayak dan menimbulkan opini publik.

DAFTAR PUSTAKA

Cutlip, Scott M., Allen H Center dan Glen M. Broom. Effective Public Relations. Edisi Ke-IX.
Terjemahan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. 2007.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2000.

Hadi, Sutrisno. Metodelogi Research. Jilid 4. Yogyakarta: Andi. 2004.

Hennessy, Bernard. Pendapat Umum, Alih Bahasa Amiruddin Nasution. Cet. II. Jakarta: Erlangga.
1990.

Lippmann, Walter. Public Opinion. India: New York Academic Publishers. 1997.

Nimmo, Dan. Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2005.

Sastrosaputro, Santoso. Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam
Komunikasi Sosial. Bandung: Remaja Karya. 1987.

Sekaran, Uma. Reasearch methotds for busines. Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Soemirat, Betty RFS. Opini Publik. dalam Modul 1.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2013.

Wahid, Umaimah. Komunikasi Politik; Teori, Konsep, dan Aplikasi pada Era Media Baru. Cet I.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2016.

Zulfikar. Pengantar Pasar Modal dengan Pendekatan Statistika. Yogyakarta: Deepublish. 2016.

11

You might also like